The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Majalah Salus - Edisi 57 / Tahun XV
November 2023

Media Komunikasi Paroki Alam Sutera
Gereja St. Laurensius, Tangerang, Banten, Indonesia

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Salus - Gereja St. Laurensius, 2023-11-02 10:43:37

Majalah Salus 57

Majalah Salus - Edisi 57 / Tahun XV
November 2023

Media Komunikasi Paroki Alam Sutera
Gereja St. Laurensius, Tangerang, Banten, Indonesia

EDISI CETAK 57| TAHUN XV NOVEMBER 2023 UNTUK KALANGAN SENDIRI


PENANGGUNG JAWAB DPH Paroki Alam Sutera PEMIMPIN UMUM RD Bonifasius Lumintang PEMIMPIN REDAKSI Fidensius Gunawan REDAKSI Elisabeth Wong, Imelda, Michael Jason, Leo Hans Adrianus EDITOR Orchiyadi, Patricia Bing Yuwono KONTRIBUTOR Belicia, Natalia Adinda, Lupita, Hera Selas, dan Gracia Carolina DESIGN & ARTISTIK Brigita Maria, Evan Zasli, Nadine Ong, dan Benita Averina REDAKTUR FOTO Dasa Didiaja, Samuel Daven Farrel, Damien Dammy Pratama, dan Mozart Rayner Tanamas USAHA Lina Soedjoto, Eleonora Brigita Paurina SIRKULASI Ignatius Bambang Bekti Sugiyo W, Indrawan ALAMAT REDAKSI Gereja Santo Laurensius Jl.Sutera Utama 2, Alam Sutera, Serpong Utara, Tangerang Selatan EMAIL [email protected] DAFTAR Isi 06 12 18 22 24 27 32 38 40 Manusia Sebagai Makhluk Spiritual Peresmian Gereja SPMBG Persiapan Memasuki 2024 Mengenal Romo Boni Aneka Kegiatan Paroki Legioner Almh. Mak Lin Selamat Jalan Bro Teddy Cerpen: Emak Kudus Elisabeth dari Hungaria www.santo-laurensius.org @santolaurensius www.santo-laurensius.org @santolaurensius Misa Harian Senin - Sabtu pk 05.45 Jumat Pertama pk 12.00 pk 19.00 Misa Minggu Sabtu pk 17.00 pk 19.30 Minggu pk 06.00 pk 08.30 pk 17.00 pk 19.30 English Mass Sabtu setiap Minggu ke-3 pk 19.30 Misa di Gereja SPMBG Minggu pk 07.30 SEKRETARIAT PAROKI: Jam operasional sekretariat: Selasa - Minggu pk 08.00 - 16.00 Kecuali hari libur nasional JADWAL MISA NOVEMBER 2023 | 1


Pengantar Redaksi Pembaca Salus terkasih, Bulan November selalu istimewa. Karena secara khusus pada tanggal 2 November, kita diajak dan memperoleh kesempatan Mengenang Arwah Semua Orang Beriman. Mereka yang sudah mendahului kita berpulang, entah orang tua, entah kerabat, entah sahabat, inilah saat bersama Gereja semesta, kita mengenang dan mendoakan keselamatan jiwa mereka. Maka Salus edisi ini menyajikan beberapa tulisan terkait tema ini dari beberapa Romo. Juga dua cerpen yang ditulis berdasarkan kisah pribadi. Sementara Oktober kemarin sebagai Bulan Rosario, maka Salus menampilkan sosok seorang legioner muda yang sungguh mencintai Bunda Maria serta artikel untuk mengenang sosok legioner senior yang terus aktif hingga akhir hayatnya. Juga satu artikel dari penulis OMK tentang makna Doa Rosario bagi dirinya. Semoga kita makin mencintai Bunda Maria dan makin rajin berdoa Rosario. Sebuah kabar gembira bagi Paroki kita, khususnya bagi warga yang tinggal di Gading Serpong telah bersama kita dengar. Namun Salus tetap mewartakan kabar gembira ini untuk kita semua. Kabar tentang diresmikannya Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading secara bersama oleh Bupati Tangerang dan Uskup Agung Jakarta. Salus edisi ini pun dibagikan saat selesai Misa Mingguan di Aula Gereja SPMBG. Selamat membaca dan menikmati Salus kita ini. 2 | NOVEMBER 2023


KEMBALI KE BULAN November Seluruh umat Paroki Alam Sutera yang dikasihi Tuhan, salam sejahtera untuk kita semua. Bulan Rosario telah kita jalani selama bulan Oktober. Saatnya kita kembali memasuki bulan November. Kita awali bulan ini, tepat tanggal 1 November, dengan memuliakan Hari Raya Semua Orang Kudus dan berdoa memohon agar kita pun kelak bisa berbahagia bersama mereka di dalam surga sambil memandang wajah Allah Bapa kita. Sedangkan tanggal 2 November kita mengenang saudara-saudara kita yang telah meninggal namun masih berada di Api Penyucian. Bahkan seluruh bulan November ini kita khususkan untuk berdoa dan berkorban, memohon kerahiman Allah atas mereka. Hal ini kita lakukan karena di dalam Yesus Kristus, Penyelamat semua orang yang, merindukan keselamatan dari Allah dengan tulus hati, kita tetap bersatu padu dengan mereka. Dalam iman akan Kristus itu, kita percaya bahwa apa yang kita namakan Persekutuan para Kudus meliputi baik kita yang masih hidup di dunia ini, maupun semua Orang Kudus di surga, dan semua orang yang telah meninggal. Bersama-sama kita membentuk dan terhimpun di dalam satu Gereja, yaitu Tubuh Mistik Kristus. Bagi kita orang Katolik, saat kematian sesungguhnya merupakan peristiwa puncak kehidupan. Hidup kita tidak lenyap, hanya diubah. Kita percaya bahwa sesudah pengembaraan kita di dunia ini selesai, PESAN GEMBALA tersedialah bagi kita kediaman abadi di surga. Kematian bagi kita merupakan saat kita mempercayakan diri secara total kepada Kristus. Inilah saat perjumpaan abadi dengan Dia, pokok pengharapan kita, yang mengantar kita pulang ke rumah Bapa. Atas dasar iman itu, kita memohon agar saudara-saudara kita yang telah meninggal, disucikan dari segala dosanya dan boleh menikmati kebahagiaan kekal di sisi kanan Allah. Serta boleh bersamasama para kudus di surga memandang wajah Allah yang dirindukannya. Hari kenangan dan peringatan ini pun sekaligus memberi penghiburan rohani bagi kita, bahwa kelak kita akan berjumpa kembali dengan saudara-saudara yang telah mendahului kita, untuk bersama Maria memuji dan memuliakan Allah dalam persekutuan semua orang kudus. Kita pun pada suatu ketika akan meninggalkan dunia ini dan pulang kepada Bapa di surga. Tetapi kita percaya bahwa hidup atau mati, kita tetap milik Kristus. Selamat memasuki bulan November. Tuhan memberkati, Bunda Maria menyertai. Amin. Salam dan doa Rm Yohanes Hadi Suryono Pr NOVEMBER 2023 | 3


TOPIK UTAMA “TIDAKLAH SIA-SIA MENOLONG JIWA-JIWA YANG TELAH MENINGGAL…” Judul di atas adalah pernyataan dari Santo Yohanes Krisostomus. Ia menyatakan tidak ada salahnya kita menolong jiwajiwa yang telah meninggal dunia. Bahkan itu menjadi usaha kita menolong jiwajiwa melalui doa-doa arwah yang kita lakukan sebagai Gereja. Tiap tahun, Gereja Katolik memperingati hari arwah orang beriman pada tanggal 2 November. Jika kita melihat kalender, sebelumnya tepat tanggal 1 November, dirayakan oleh Gereja, orang-orang yang telah menang dalam hidup di dunia ini, yaitu para santo-santa. Orangorang kudus, yang telah mengalahkan dunia ini dengan teladan kesucian dan kesalehannya yang luar biasa. Setelah merayakan sukacita orang-orang kudus, Gereja tak lupa mendoakan jiwajiwa yang masih belum mencapai titik kekudusan, yaitu arwah-arwah orang beriman. Harapannya jelas agar semua orang beriman yang percaya kepada Allah memperoleh belas kasihan dan kerahiman Allah yang tiada batasnya, dan berkumpul bersama para kudus Santo dan Santo untuk memuji dan memuliakan Allah selama-lamanya. Ini adalah cita-cita Persekutuan sejati bahwa Gereja berkehendak mengumpulkan semua orang beriman dalam Kerajaan Allah, memperoleh kehidupan kekal dan berbahagia di Surga. Sebuah cita-cita Gereja yang mulia, Communio Sanctorum [Persekutuan Para Kudus}. Tiga Status Gereja: Gereja Juang, Gereja Jaya, Gereja Menderita Kuasa kasih Kristus mengikat kita semua dalam satu Tubuh-Nya. Rasul Paulus menyatakan, ”Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintahpemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasakuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu mahluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rm 8:38-39) Kuasa kasih Kristus inilah yang merefleksikan kepada kita tiga status Gereja: Gereja yang masih mengembara di dunia, disebut Gereja Juang. Kita yang masih hidup di dunia ini selalu berjuang untuk mewartakan kasih Allah kepada sesama ciptaan Allah. Gereja yang sudah jaya di surga yang disebut Gereja Jaya adalah umat beriman yang sudah bersama dengan para malaikat dan para kudus di surga. Gereja Menderita adalah Gereja yang masih dimurnikan di Purgatorium. 4 | NOVEMBER 2023


TOPIK UTAMA Proses pemurnian inilah yang masih membutuhkan doa-doa kita. Dalam masa pemurnian ini para arwah terbantu dengan doa-doa kita. Doa kita menjadi jalan terang, menerangi jiwa arwah dalam perjalanannya menuju keabadian yaitu kehidupan kekal. Inilah kepentingan doadoa arwah orang beriman. Indahnya menjadi warga Gereja Katolik, baik hidup maupun mati, kita selalu bersatu dengan doa-doa. Alasan Gereja Berdoa Arwah: Mengenang, Mencintai, dan Mendoakan. Rasul Paulus pernah mendoakan Onesiforus yang sudah meninggal, ”Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya.” (2Tim1:18a). Tradisi Gereja juga mencatat dalam tulisan Para Bapa Gereja, seperti St Cyril dari Yerusalem dalam pengajarannya tentang Ekaristi, memasukkan doa-doa untuk jiwa orang-orang yang sudah meninggal. St Yohanes Krisostomus dan St Agustinus mengajarkan bahwa orang beriman dapat mendoakan jiwa orang-orang meninggal dengan mengadakan derma atau silih. Katekismus Gereja Katolik, 1032 juga merumuskan praktik doa untuk orang yang meninggal dalam catatan atas Kitab Deuterokanonika, pada 2 Makabe 12:45, ”Karena itu, Yudas Makabe mengadakan kurban penyilihan untuk orang-orang mati supaya mereka dibebaskan dari dosa-dosanya.” Sejak dahulu Gereja sudah menghargai orang-orang mati dengan cara memperingati (mengenang), mencintai dan mendoakan. Hal ini terutama dilakukan dalam Ekaristi dengan intensi untuk mereka (jiwa-jiwa) supaya mereka disucikan dan dapat memandang Allah dalam kebahagiaan. Gereja pun menganjurkan amal, indulgensi, dan karya penitensi demi jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal (lihat: KGK 1371; juga Konsili Trente: DS 1743). Tujuannya amat jelas agar mereka dapat masuk ke dalam Kerajaan Kristus. Bahkan Santa Monika, sebelum wafatnya, mengatakan kepada St Agustinus dan saudaranya, ”Kuburkanlah badan ini di mana saja ia berada: kamu tidak perlu perduli dengannya. Hanya satu yang saya minta kepada kamu: di manapun kamu berada, kenangkan saya pada altar Tuhan.” Epilog: Sebuah Perbuatan KASIH Berdoa kepada jiwa-jiwa yang sudah meninggal menjadi sebuah keuntungan yang besar, jika didoakan dalam kurban kudus agung Ekaristi-Nya. Itulah doa Anaforal dalam Doa Syukur Agung. Juga ditegaskan Gereja dalam KGK 1414: sebagai kurban, Ekaristi itu dipersembahkan juga rahmat pengampunan dosa orang-orang yang hidup dan yang mati, dan karenanya memperoleh karunia rohani dan jasmani dari Tuhan. Dengan demikian menjadi jelas bagi kita orang-orang Katolik bahwa mendoakan arwah jiwa orang-orang yang meninggal merupakan salah satu perbuatan kasih yang bisa kita lakukan, terutama kepada orang-orang yang kita kasihi. Pasti tak ketinggalan juga jiwa orang-orang yang mungkin dilupakan oleh keluarganya, kita wajib mendoakan. Jika mereka kelak sudah di surga, merekalah juga yang mendoakan kita agar juga bisa sampai menuju surga-Nya. Salam sehat penuh Kerahiman Tuhan, MODY. NOVEMBER 2023 | 5


TOPIK UTAMA Sebenarnya kematian merupakan hal yang biasa saja. Kita semua sudah mengetahui bahwa semua yang hidup akan berakhir dengan kematian. Namun pikiran tentang kematianlah yang menakutkan. Ada macam-macam hal yang kita pikirkan; Kapan saya mati? Bagaimana saya akan mati; diserang penyakit, kecelakaan, usia lanjut dan lain sebagainya? Apakah saya mati meninggalkan legasi yang baik (memberi kehidupan bagi orang lain, beramal, tidak korupsi dan lain sebagainya)? Bagaimana dengan keluarga yang ditinggalkan: orangtua, anak, istri, suami, kakek, nenek, cucu, cicit dan juga sahabat terdekat? Bahkan sampai pada pikiran apakah saya masuk surga? Kehidupan dan kematian itu berjalan berdampingan untuk memberi makna pada tubuh dan waktu yang sangat terbatas ini. Tubuh akan rusak dan waktu memusnahkannya. Pertanyaannya, apakah kita mau berakhir dengan cara ini; cara melihat segala sesuatu dari sisi fisika dan biologi, di mana kita menyembah dan mengagungkannya begitu rupa sampai jatuh pada egoisme yang akut dan merusak. Ataukah kita mau melihat secara spiritual. Bagi orang beriman sisi pertama dari kehidupan adalah spiritual; karena paham creatio ex nihilo (penciptaan dari ketiadaan). Perbedaan pandangan ini membentuk karakter dunia. Jika membaca novel Noah Harari tentang Homo Deus, kita disuguhkan ide atau proyek yang sedang digalang oleh para konglomerat untuk menjadikan manusia sebagai Tuhan. Mereka menggelontorkan triliunan uang untuk misi ini. Bos PayPal, misalnya mengatakan saya tidak ingin dikenang dalam bentuk patung di museum tetapi saya mau hidup di dalam museum itu. Fakta Pertama Manusia adalah Makluk Spiritual (Rm. Krisantus Emanuel Nurak, CMF) “Akan tiba saatnya organ jantung kita berhenti berdetak dan organ hati kita berhenti berfungsi. Tetapi itu bukan akhir dari kehidupan kita. Itu hanyalah akhir dari tubuh dan waktu kita di dunia ini. Sebagai orang beriman kita diciptakan untuk keabadian; menjadi penyembah-penyembah Allah yang hidup (bdk, Mat 22:32).” 6 | NOVEMBER 2023


TOPIK UTAMA Pikiran yang luar biasa ini mengubah suhu dunia dalam memandang kehidupan. Perkembangan teknologi di bidang biologi menjadi gila-gilaan. Semua ini sesungguhnya berawal dari keyakinan bahwa fakta pertama manusia adalah fakta biologis dan fisika yang melihat kehidupan ini akan berakhir sia-sia. Sisi baiknya, keyakinan ini telah melahirkan banyak perkembangan di bidang biologi tetapi di sisi yang lain menciptakan individualisme yang super tinggi dan akut. Bukan soal orang tidak akan bersosialisasi atau lebih banyak waktu di kamar tetapi lebih dari itu adalah akan ada manusia super di antara kita yang bahkan tidak peduli apakah kita pantas hidup bersama mereka. Disclaimer; ini sebuah novel ilmiah yang sifatnya ramalan. Namun hal yang menarik, di buku terbaru Noah Harari, The 21st Century, dia mengakhiri buku itu dengan sebuah bab berjudul “Meditasi”. Sementara itu, pengajaran tentang meditasi telah diajarkan oleh Yesus bahkan telah dipraktekan oleh tokohtokoh spiritual sebelum Yesus. Yesus sering menyendiri untuk berdoa kepada Bapa di surga untuk nasib kehidupan dunia ini. Sampai Yesus mengajarkan bahwa Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh 14:6), Akulah kebangkitan dan kehidupan, barang siapa percaya kepadaKu ia akan hidup sekalipun telah mati (Yoh 11:25), Tidak ada seorang pun yang melihat bapa selain Anak (Yoh 1:18) dan lain sebagainya. Teks kitab suci menyediakan bagi kita begitu banyak informasi yang jelas-jelas mengatakan kepada kita bahwa hidup kita tidak sia-sia dengan kematian di dunia ini tetapi justru sejak awal kita diciptakan untuk keabadian (eternal life) yakni kembali menyatu dengan Bapa pencipta. Informasi ini sudah ada jauh sebelum manusia melek huruf. Bila dihitung mundur maka tidaklah mungkin teks kitab suci ini dihasilkan oleh manusia; ciptaan yang terbatas. Informasi ini pasti diilhami oleh pikiran Ilahi, yang melampaui fakta manusia sebagai makluk biologis semata. Berkeyakinan pada fakta pertama manusia sebagai makluk spiritual, harusnya membawa kita pada pemahaman bahwa hidup kita transhistoris, melompati ruang dan waktu yang mengungkung dan mengakhiri tubuh. Bahwa kenyataan yang biologis seketika tak bermakna ketika kematian itu datang; seakan hilang total segala keindahan dan kemewahannya kecuali meninggalkan kesayuan dan ketakberdayaan. Ini mengerikan dan menakutkan. Namun, sebagai makluk roh kita tidak berakhir dalam kesayuan karena tubuh kita adalah fakta yang kesekian dari hidup kita. Maka sebaiknya kita tidak berlebihan takut pada kehilangan identitas biologis tetapi takut pada kemusnahan roh. St. Antonius Maria Claret misalnya, sejak kecil dia sudah merenungkan kata “selamanya, selamanya, selamalamanya”. Dia meyakini bahwa orangorang yang tidak berjuang untuk memberi makanan dan minuman pada rohnya akan mati untuk selama-lamanya tidak hanya sekadar kematian tubuh biologis yang fisik. Kutipan teks Kitab Suci yang sering diucapkan oleh St. Antonius Maria Claret dan mengubah pilihan hidupnya menjadi imam adalah “apa artinya seseorang memiliki seluruh dunia tetapi kehilangan keselamatan jiwanya” (Mat; 16;26). Dalam permenungan akan fakta ini, kita meyakini bahwa keselamatan jiwa kita adalah satu-satunya urusan yang paling penting untuk diusahakan. Kita ingin mengakhiri anugerah waktu dan NOVEMBER 2023 | 7


TOPIK UTAMA biologis ini dengan tenang, damai, dan penuh sukacita. Kita ingin menciptakan legasi yang baik di dunia ini yang juga turut meyakinkan kita bahwa kita telah mengusahakan yang terbaik untuk urusan keselamatan jiwa kita. Memang kita meyakini bahwa keselamatan kita semua semata karena kerahiman Tuhan. Jika mau ditimbang, memang tidak ada hal yang bisa kita banggakan untuk menjamin bahwa kita akan selamat karena usaha kita. Kita orang berdosa bahkan cenderung untuk berbuat dosa. Yang patut bagi kita adalah melaksanakan perintah sang guru sebisa mungkin, karena Ia mengatakan ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku adalah dia yang mendengarkan Sabda Allah melaksanakannya (Luk 8:21). Menjadi keluarga Sang Guru bisa memberikan jaminan kepada kita, karena Dia adalah Gembala domba yang tidak akan membiarkan seekor pun tersesat dan malahan Ia bersukacita atas hidup kita. Menjadi keluarga sang guru menjamin hidup kita karena Dia diberi kuasa oleh Bapa untuk menghakimi (Yoh 5:27), untuk menentukan siapa yang bangkit untuk dihukum dan bangkit untuk hidup kekal. Menjadi keluarga sang guru memastikan kepada kita bahwa kita tidak akan tersesat, salah pemahaman dan mati karena Dia sendiri adalah “Jalan, Kebenaran dan Hidup”. Maka bersama Sang Guru, kita mendapatkan penghiburan bahwa kita akan hidup kekal dan para kekasih hati kita yang telah mendahului kita tidak musnah. Selama bertugas di Komunitas Claretian House, Catalina, Gading Serpong, saya dan romo-romo yang lain ikut melayani umat di Paroki St. Laurensius dan beberapa paroki lain seperti St. Monika, St. Ambrosius, St. Helena, St. Odilia dan lainnya dalam perayaan ekaristi bagi saudara-saudari kita yang meninggal. Kita melihat air mata dan merasakan kesedihan yang berhamburan di sekitar peti jenazah. Memang kehilangan orangorang yang kita cintai bukan hal yang mudah. Mengiklaskan itu tidak mudah kecuali ada penggantinya. Sementara itu kita tahu bahwa mereka yang meninggal adalah spesial, terbatas dan hanya ada hanya ilustrasi (pexels.com) 8 | NOVEMBER 2023


untuk keselamatan mereka juga untuk keselamatan kita sendiri. Singkatnya, sejauh doa, kita tetap saling terhubung. Teruslah berkanjang dalam doa bagi para kekasih hati kita karena tidak ada satu orang pun yang pergi tanpa dosa. Akhirnya, refleksi sederhana ini saya tutup dengan mengajak kita untuk bermeditasi tentang kebaikan dan kerahiman Tuhan. Kita diciptakan oleh Tuhan hanya satu, terbedakan, sebelum dan setelahnya tidak akan ada lagi. Maka Tuhan tidak mungkin keliru dalam mengenal kita di tengah keramaian kecuali kita memilih untuk tidak menjadi keluarga sang Guru. Maka, jangan takut dengan kematian yang hanya membunuh tubuh. Percayalah pada kebaikan dan kerahiman Tuhan, cepat atau lambat kita pasti akan bersatu kembali dengan para kekasih hati kita yang telah mendahului kita untuk menjalani kepenuhan tujuan penciptaan kita yakni kehidupan kekal bersama Bapa, sang pencipta. TOPIK UTAMA untuk sekali waktu. Lalu apa yang harus kita lakukan? Saya selalu menganjurkan satu hal ini untuk dilakukan yaitu berdoa. Pertama, kita belajar iklas lewat doa karena di dalam doa kita menyembah dan memohon kepada Allah agar para kekasih hati kita ini beristirahat bersama Allah dan mendapatkan hal-hal yang jauh lebih baik dari apa yang pernah kita berikan kepada mereka. Kedua, lewat doa sesungguhnya kita mengabadikan hidup mereka di dalam hidup kita karena ketika kita berdoa untuk mereka segala kenangan kita dihadirkan kembali. Maka sejauh doa, waktu dan ruang tak memisahkan kita. Inilah juga bukti bahwa memang fakta pertama tentang hidup kita adalah makluk roh atau spiritual. Dalam Gereja Katolik, kita diajarkan tentang tiga jenis Gereja yakni, pertama, Gereja yang masih berziarah di dunia; kita yang masih hidup di dunia. Kedua, Gereja yang sedang dalam proses pemurnian; para kekasih hati kita yang sedang dalam pemurnian di api penyucian dan ketiga, Gereja yang mulia jaya, yakni para kekasih hati kita yang telah bersatu dengan Allah di surga. Ketiganya memiliki keterkaitan yang begitu erat. Bahwa tugas Gereja yang masih berziarah di dunia adalah berdoa bagi para kekasih hati kita yang sedang dalam pemurnian agar segera dibersihkan dari segala dosa dan boleh menikmati kebahagiaan abadi di surga. Sementara itu, para kekasih hati kita yang telah berbahagia bersama Allah, kita yakini bahwa mereka juga akan terus berdoa bagi kebaikan dan keselamatan kita di dunia. Maka inilah kenapa kita mesti mendoakan para kekasih hati kita yang telah mendahului kita yakni NOVEMBER 2023 | 9


PERJALANAN PROYEK


PEMBANGUNAN GEREJA SPMBG


Salus edisi 50 yang terbit awal September 2022 menampilkan berita, bahwa Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading sudah mulai dibangun. Ini menjadi kabar sukacita bagi warga Paroki Alam Sutera, terutama yang tinggal di perumahan Gading Serpong dan sekitarnya. Setahun kemudian, tepatnya pada Senin, 4 September 2024, Gereja ini diresmikan oleh Bapak Ahmed Zaki Iskandar selaku Bupati Tangerang dan Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta. Sungguh Tuhan penuh murah hati karena mengijinkan terselenggaranya peristiwa ini. Anugerah luar biasa untuk Paroki kita. Progres pembangunan Gereja SPMBG memang belum selesai. Yang belum selesai adalah keseluruhan interior gereja, yang berada di lantai paling atas. Sedangkan area parkir dan ruang aula sudah selesai, sehingga bisa dipergunakan untuk kegiatan menggereja. Area parkir yang terletak paling bawah sudah rapi lengkap dengan lampu-lampu penerang. Di atas area parkir, kita jumpai ruang aula yang sangat besar berukuran 45m x 40m, juga sudah rapi. Lampu penerang dan AC ceiling sudah berfungsi baik. Termasuk fasilitas penunjang seperti toilet, sudah siap. Saat peresmian, Salus mendapat informasi bahwa aula Gereja SPMBG akan dipakai untuk Misa Minggu menggantikan aula Sekolah Tarakanita, pada bulan Oktober. Kabar ini menjadi kenyataan, karena Romo Hadi Suryono sendiri yang mengumumkan bahwa Aula ini mulai digunakan untuk Misa Minggu pada 22 Oktober 2023. Artinya ketika Salus ini Anda baca, Aula Gereja SPMBG sudah dipakai untuk kegiatan Misa Minggu. Pada momen peresmian siang itu, selain anggota Panitia Pembangunan Gereja (PPG) dan semua pastor paroki, telah berkumpul para tamu undangan dari berbagai kalangan. Ada dari pemerintahan daerah, seperti Camat dan Lurah. Para tokoh masyarakat, Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading Diresmikan oleh Bupati Tangerang dan Uskup Agung Jakarta ANTAR KITA Bapak Kardinal, para Romo dan DPH berfoto bersama saat menunggu mulai acara peresmian 12 | NOVEMBER 2023


tokoh agama, dan Ketua FKUB, KH Maski dan jajarannya. Juga banyak pastor, ada yang dari paroki tetangga, seperti Romo Hardijantan, Pr dari Paroki Bintaro Jaya dan Romo Adipramono, OSC dari Paroki Serpong. Ada yang dari Kongregasi CMF komunitas Catalina - Gading Serpong. Bahkan Romo Barnabas Nono Juarno, OSC dari Katedral Bandung ikut hadir, karena beliau termasuk pastor perintis yang mendampingi PPG saat awal terbentuk. Tentu juga hadir tamu dari Paroki Alam Sutera sendiri, seperti anggota DPH, para ketua seksi dan kategorial, serta para ketua wilayah dan ketua lingkungan. Suasana siang itu sungguh hidup berkat Ibu Unik Setyawati yang seorang diri berperan sebagai pemandu acara. Saat menunggu kehadiran Bapak Bupati Tangerang, bu Unik terus berkeliling dari meja ke meja, dari kursi ke kursi, untuk mengajak para tamu ikut bernyanyi. Sungguh sangat energik. Sekitar pukul 14.20 Bapak Ahmed Zaki Iskandar, Bupati Tangerang tiba dan acara pun segera dimulai. Diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan doa pembuka oleh Romo Vinsensius Rosihan Arifin, Pr. Kemudian semua anggota PPG yang berjumlah sekitar 35 orang naik panggung berusaha menghibur para tamu undangan dengan bernyanyi lagu Surya Bersinar. Acara terus bergulir dengan sambutan pertama dari Bapak Lukas Agung sebagai wakil PPG. Beliau menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Setelah sekian lama, berkat dukungan semua pihak, bangunan gereja walau baru mencapai progres 70%, telah dapat diresmikan. Lalu sambutan dari Romo Hadi yang berharap bukan hanya bangunan gerejanya yang indah dan agung, umatnya pun agar dapat menjadi komunitas yang hidup, yang mencintai gereja ini, dan semoga kelak umat katolik Gading Serpong mampu menghadirkan wajah Gereja Katolik di tengah masyarakat dengan kasih dan empati yang besar. Selanjutnya KH Maski sebagai ketua FKUB Kabupaten Tangerang dalam sambutannya, menghargai kesabaran dan ketekunan PPG dalam membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. Contoh yang baik bagi siapapun yang hendak membangun rumah ibadah. Tibalah acara puncak yakni gunting pita merah. Dengan penuh senyum Bapak Bupati dan Bapak Uskup secara bersama memotong pita diiringi tepuk tangan meriah semua yang hadir. Lalu keduanya menanda-tangani prasasti yang telah disiapkan. Dalam sambutannya, Bapak Bupati, yang mengakhiri masa 10 tahun tugasnya pada 21 September lalu, mengharapkan agar gereja ini dapat menjadi tempat yang sejuk bagi umat untuk beribadah dan berpesan agar apa yang sudah dibangun ini dapat terus dirawat dengan baik. Tak mau kalah dengan yang lain, di akhir sambutan, beliau menutup dengan pantun. Jalan-jalan ke Balaraja.. cakeppp. Jangan lupa membeli ketupat... cakeeppp. Selamat atas diresmikannya gereja....cakeeppp. Semoga bapak ibu ibadahnya semakin meningkat... cakeepp. Kemudian Bapak Bupati didaulat untuk pukul gong, didampingi Bapak Uskup dan para Romo. Gaung gong sebanyak lima kali menandai resminya Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading. (FG) ANTAR KITA NOVEMBER 2023 | 13


Damien Dammy Pratama Samuel Daven Farrel PERESMIAN Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading (SPMBG) Gading Sepong telah diresmikan pada Jumat, 4 Agustus 2023. Santa Perawan MariaBenteng Gading ANTAR KITA Senin, 4 September 2023.


ANTAR KITA


ANTAR KITA Misa Konvalidasi Perkawinan Diikuti 13 Pasutri Apa itu konvalidasi perkawinan? Mengutip penjelasan dari katolisitas. org, arti konvalidasi perkawinan adalah menjadikan suatu perkawinan yang sudah ada, diakui atau diberkati oleh Gereja Katolik. Tentu ini hanya berlaku bagi pasangan Katolik (minimal salah satu Katolik) namun mereka menikah di luar Gereja Katolik. Sudah menjadi ketentuan Gereja Katolik, agar sebuah perkawinan diakui oleh Gereja Katolik dan sah secara kanonik, perkawinan itu harus dilakukan di Gereja (kecuali telah diberikan dispensasi). Romo Hadi, tahun lalu memberi masukan kepada SKK Paroki untuk memperhatikan warga Paroki yang status perkawinannya perlu dibereskan (konvalidasi). Setelah pandemi covid mereda, sekitar akhir Februari 2023, bergeraklah SKK Paroki mempersiapkan segala sesuatunya lalu membuka link pendaftaran melalui GForm dan bersama SKK Lingkungan untuk melakukan pendekatan kepada suami istri warga lingkungan dengan status perkawinan yang masih perlu dibereskan. Setelah melalui tahap penyaringan, peserta yang lolos diminta melengkapi data-data yang diperlukan termasuk pembaharuan surat baptis. Peserta yang lolos validasi data, selanjutnya ikut program persiapan perkawinan Katolik, Membangun Rumah Tangga (MRT). Setelah itu dilakukan penyelidikan kanonik oleh Romo Paroki. Bagi pasangan beda agama atau beda gereja, mereka membutuhkan dispensasi dari pejabat Keuskupan Agung Jakarta. Setelah semua tahapan ini selesai, diumumkanlah nama-nama peserta konvalidasi dalam Misa Mingguan selama tiga minggu berturut-turut. Ada 13 pasutri yang dinyatakan layak mengikuti Misa Konvalidasi Perkawinan perdana di Paroki ini, mereka adalah Hendra - Yeni, Maradona - Elis, Yoris - Edit, Bambang - Putri, Wenny - Totie, Helmus - Elis, Hari - Teni, Dion - Ferina, Hendra - Vivi, Ano - Imelda, Adrian - Claudia, Feri - Valen, dan Vinsen -Melan. Pada Misa Konvalidasi Perkawinan yang dilangsungkan Jumat, 8 September pukul 17.00 itu, ketigabelas pasangan berbahagia itu tampil dengan pakaian yang beraneka ragam. Ada pasangan yang menggunakan pakaian adat, ada pasangan dengan menggunakan batik seragam, ada yang tampil dengan pakaian gaya barat. Usia mereka pun beragam, ada pengantin pria berusia 82 tahun, ada pula yang masih berusia 30 tahunan. Namun ada satu hal yang sama, mereka semua nampak penuh suka cita, wajah sumringah dan senyum. Momen Janji Perkawinan 16 | NOVEMBER 2023


ANTAR KITA Romo Hadi yang memimpin Misa, ikut terbawa suasana sukacita ini. Dalam kesempatan homili, Romo mengajak bincangbincang pasutri paling senior Yohanes Wenny Tjondro Negoro (82 tahun) dan Maria Margareta Totie (64 tahun). Pertanyaan dan celetukan Romo ditimpali jawaban kedua pasutri yang lucu dan spontan, membangkitkan gelak tawa dan sungguh menghibur semua undangan yang hadir, baik dari keluarga para pengantin maupun umat. Rupanya pasutri ini telah menikah selama 23 tahun. Saat menikah, mereka berdua belum Katolik. Dalam perjalanan waktu, oma Totie menjadi Katolik. Kemudian menyusul opa Wenny. Mereka menyambut baik dan antusias tawaran konvalidasi perkawinan ini. Tercermin dari wajah sukacita keduanya, saat diminta Romo Hadi untuk maju ke ambo untuk menceritakan kisah cinta mereka. Misa berlangsung, layaknya Misa Perberkatan Perkawinan biasa, bedanya kali ini untuk sekaligus 13 pasang pengantin. Romo Hadi dengan sabar memberkati cincin satu per satu dan menyaksikan setiap pasangan secara bergilir saling mengenakan cincin. Setiap pasang pengantin juga mendapat kenangan benda rohani dari paroki. Selesai Misa, semua pengantin dan para tamu diundang ke ruang aula untuk pesta pernikahan. Bagian depan aula, telah disiapkan pelaminan dengan 13 pasang kursi dan kue pengantin mini untuk setiap pasang pengantin. Saat turun dari gereja dan hendak masuk aula, prosesi para pengantin diawali barisan keluarga dan tamu. Mereka masuk aula diiringi lagu dan tarian daerah Bajawa, Mangarai NTT, berjudul Ja’i. Sungguh seru dan gembira. Pasutri Hendra (Buddha) dan Vivi (Katolik) menyampaikan kesan di depan para tamu. Mereka senang, terharu, juga bersyukur, karena setelah menikah 19 tahun, kini dapat disahkan Gereja Katolik. Vivi kini lega karena bisa kembali menyambut Tubuh Kristus. Sedangkan pasutri Feri (Protestan) dan Valen (Katolik), yang sudah menikah selama 23 tahun berbagi kisah, bagaimana mereka mengikuti MRT selama dua hari dengan sukacita. Feri diingatkan akan perasaan cinta mula-mula pada Valen. Merasa munculnya gairah cinta yang baru dalam rumah tangga mereka. Sedangkan Valen, selain mengucapkan terima kasih kepaada SKK Paroki, karena merasa konvalidasi ini telah membantu status perkawinan mereka. Ia juga berharap program ini dapat berlanjut untuk membantu pasangan suami istri lainnya yang membutuhkan. Momen Potong Kue Pengantin NOVEMBER 2023 | 17


ANTAR KITA Dalam upaya untuk mewujudkan manajemen yang baik, Paroki Alam Sutera pada Minggu, 10 September lalu telah mengadakan acara Pra Raka (Rapat Kerja) pertama. Selang dua minggu kemudian diadakan Pra Raka kedua. Akan dilanjut Pra Raka ketiga, sebelumnya puncaknya Raka pada tanggal 28-29 Oktober 2023. Empat acara yang dirancang sebagai satu rangkaian utuh ini diselenggarakan dengan maksud sebagai perencanaan Prokaritas (Program Karya Prioritas) dan Prokarum (Program Karya Umum) yang matang untuk tahun 2024. Mereka yang diundang adalah seluruh anggota Dewan Paroki Pleno, yang meliputi anggota Dewan Paroki Harian, Ketua Seksi, Ketua Bagian, Koordinator Wilayah, Ketua Lingkungan, Koordinator Kategorial, Ketua Panitia Pembangunan Gereja St Perawan Maria Benteng Gading, TSBP (Tim Sinergi Bidang Prioritas), serta Ketua Satgas PPADR (Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan). Pada acara Pra Raka pertama, di mana Salus sempat meliput, hadir lebih dari 100 peserta. Pra Raka pertama dirancang sebagai pengantar untuk masuk pada rangkaian acara berikutnya. Acara utama Pra Raka pertama adalah pemaparan Ajaran Sosial Gereja sekaligus tema Ardas 2024: Solidaritas dan Subsidiaritas oleh narasumber Romo Carolus Putranto Tri Hidayat, Pr akrab dipanggil Romo Uut Pra Raka Guna Mewujudkan Solidaritas dan Subsidiaritas sebagai Ketua Komisi Kataketik Keuskupan Agung Jakarta. Saat itu beliau dibantu Pak Andrianto. Setelah pemaparan ini, dilanjut acara penjelasan penyusunan Prokaritas dan Prokarum tahun 2024. Ardas KAJ periode 2022-2026 berupaya mewujudkan lima Ajaran Sosial Gereja. Seperti kita ketahui dan sudah menjalaninya, pada tahun 2022 adalah tahun Penghormatan Martabat Manusia, ini adalah dasar dari semua. Lalu pada tahun ini, kita Mengusahakan Kesejahteraan Bersama dan dapat dikatakan sebagai tujuan bersama. Sedangkan tahun depan kita menerapkan Solidaritas-Subsidiaritias, sebagai cara bertindak. Solidaritas menyatukan umat manusia sebagai satu keluarga, sedangkan subsidiaritas menguatkan persatuan itu dari dalam. Romo Uut mengutip Quadragesimo Anno no 79 untuk menjelaskan apa itu Subsidiaritas. Sebagaimana merupakan kesalahan mengambil dari seseorang apa yang dapat dilakukannya sendiri dan menyerahkannya kepada komunitas demikianlah juga suatu kesalahan menyerahkan kepada himpunan yang lebih tinggi dan besar, apa yang dapat dilakukan oleh himpunan yang lebih 18 | NOVEMBER 2023


ANTAR KITA kecil dan rendah. Ada tiga butir penting terkait Subsidiaritas. Pertama keadilan - kepercayaan jangan merampas hak orangorang untuk bertindak / berpartisipasi. Kedua metode cara kerja suatu organisasi yang terarah pada unit terkecil yang hidup. Ketiga prioritas pilihan dari nilai dan metode bertindak. Tentu saja Sodidaritas dan Subsidiaritas bukan hal baru bagi Gereja, tapi untuk tahun depan, KAJ sungguh mengupayakan agar hal ini dapat diterapkan. Seperti tahun 2022-2023, program kerja akan dikelola oleh TSBP 1-5 dalam bidang masing-masing. Untuk tahun 2024, misal TSBP 1 yang merupakan gabungan Seksi Kerasulan Keluarga dan Seksi Kesehatan, memiliki tujuan, mengupayakan perilaku keluarga Katolik dan umat lingkungan untuk menghormati sesama dalam tatanan kehidupan sosial bermasyarakat sekaligus mengusahakan kesetan jasmani dan rohani. Sebagai indikator adalah tiap lingkungan dalam paroki, dapat menginisiasi kegiatan bersama warga setempat (bersama RT atau RW), kegiatan ini diberi nama Rumah Ramah Seroja (RRS). Dengan target minimum dua kali dalam setahun. TSBP 1 memberi contoh kegiatan RRS yang dapat diinisiasi di lingkungan. Misal senam bersama, kegiatan donor darah, dan bazaar murah menjelang lebaran dengan melibatkan UMKM setempat. Jadi tiap lingkungan diharapkan membuat Prokaritas dengan menentukan program RRS apa saja yang akan dibuat dan tentukan jadualnya. Keberhasilan program akan dinilai dari berapa prosentase warga lingkungan yang terlibat dalam setiap program. TSBP 2 yang membawahi bidang Pendampingan Orang Muda, melibatkan seksi Kepemudaan, Pendidikan, dan Panggilan. Prokaritas TSBP 2 di tahun 2024 adalah Kampanye GBU (Gerakan Beli dari Umat) yang tentunya bertujuan memperkuat UMKM. Sedangkan TSBP 3 memiliki program HDMI (Harmoni Dalam Matra Inklusif) bertujuan meningkatkan perkembangan dan kesejahteraan iman umat difabel. Ada kegiatan menarik pada Januari 2024, yakni Rekoleksi Orang Tua Umat Difabel KAJ, mengambil tempat di Wisma Samadi - Klender, Jakarta Timur. TSBP 4 yang melibatkan Seksi HAAK, KKP, PSE, dan Puspas akan melakukan gerakan sociopreneurship atau social entrepreneurship guna mengubah dunia menjadi lebih baik. Lalu TSBP 5 yang bergerak dalam bidang Pelayanan Digital, dinakhodai oleh Komsos, LitBang, dan IT-Kreatif. Program bersama KAJ mewujudkan e-sabuk (esabuk.kaj.or.id) guna mendukung pengembangan UMKM. Dalam Pra Raka pertama ini juga diberikan informasi bagaimana mengisi SAPA, baik untuk Prokaritas yang ada biaya maupun yang tidak perlu biaya. Juga ditekankan agar disiplin melaporkan LPJ segera setelah program dijalankan. Di akhir acara, diumumkan Romo pendamping untuk setiap wilayah dan Seksi yang mulai berlaku pada 10 September. Dengan tambahan dua Romo (Romo Yudhi dan Romo Boni) dapat dipastikan pendampingan akan lebih ideal. (FG) NOVEMBER 2023 | 19


ANTAR KITA Pada Sabtu pagi, tanggal 7 Oktober 2023, terdengar gonggongan bahagia bersahutan dari Plaza Gereja St. Laurensius Alam Sutera. Terlihat banyak sekali umat yang berlalu-lalang bersama dengan hewan peliharaannya, baik itu anjing, kucing, kelinci, dan sugar glider. Semua sangat bersemangat dan siap mengikuti Ibadat Pemberkatan Hewan Peliharaan dalam rangka memperingati St. Fransiskus Asisi yang dikenal sebagai pelindung ekologi dan makhluk hidup. Tak kurang dari 200 umat telah mendaftarkan diri untuk mengikuti ibadat yang unik ini. Mereka membawa hewan peliharaan dalam berbagai cara: digendong dengan penuh kasih sayang, duduk nyaman di stroller plastik, dan ada juga yang di dalam kandang portabel. Ibadat dimulai tepat pukul 07.00 WIB dan dibuka dengan nyanyian “Hai Makhluk Semua”. Kali ini, ibadat dipimpin oleh Romo Rudy, yang menyapa seluruh umat beserta hewan peliharaan mereka dengan ramah, “Anjingnya sudah dimandikan belum? Hari kita akan berkati lho.” Romo Rudy mengaku ingin dapat berkomunikasi dengan hewan seperti St. Fransiskus Asisi, yang dikenal karena cintanya kepada hewan dan tumbuhan, dan pandangannya bahwa semua makhluk hidup adalah saudara dengan asal yang sama, yaitu Allah. Romo juga mengajak umat untuk merenungkan dosadosa terutama yang berkaitan dengan perlakuan tidak baik terhadap hewan dan kerusakan habitat alam. Romo membagikan kisah yang mengharukan mengenai anjing yang dimiliki sahabatnya, Romo FX Suherman. Saat pandemi Covid-19, Romo FX Suherman tetap aktif melayani umat dan akhirnya meninggal. Anjingnya terus menunggunya selama lebih dari satu tahun, sampai kurus Suatu saat, Romo Rudy bertemu dengan anjing tersebut dan berkata, “Hai anjing sahabatku, sahabatmu sudah pergi, kamu harus MEMPERINGATI ST. FRANSISKUS ASISI, PELINDUNG LINGKUNGAN HIDUP Umat Semangat Ikut Ibadat Pemberkatan Hewan Peliharaan photographed by Mikaela Alicia 20 | NOVEMBER 2023


ANTAR KITA mandiri.” Akhirnya, anjing itu mulai makan lagi. Romo Rudy ingin mengingatkan kita bahwa jika kita mencintai hewan, maka hewan itu juga akan mencintai kita dengan setia. Setelah sesi homili, tibalah saat pemberkatan. Setelah doa pemberkatan dan Salam Maria, hewan-hewan peliharaan itu diperciki dengan air suci. Ibadat pun diakhiri dengan nyanyian “Burung Pipit yang Kecil”, menciptakan atmosfer yang hangat dan ceria. Kesan Pesan Umat Beberapa umat mengutarakan pengalaman mereka mengikuti ibadat pemberkatan hewan kepada Tim Salus. Ada Valentina yang membawa anjing besar lucu berwarna cokelat. Rupanya, anjing ini bernama Jesslyn dan merupakan Giant Poodle, baru berusia 4 bulan. Valentina mengaku mengetahui tentang ibadat ini dari Instagram paroki. Verena datang bersama Champion, Pitbull berusia 10 tahun. Ia mengetahui tentang acara ini dari kakaknya yang merupakan anggota Salus. Ia merasa terkejut melihat bahwa anjing-anjing cukup tenang sehingga acara ini berjalan dengan lancar. Elsa dan adik-adiknya datang membawa empat ekor anjing Toy Poodle berwarna cokelat bernama Pupu, Hoshi, Boone, dan Benne. Elsa mengaku senang bisa mengikuti ibadat, “Tahun lalu, saya kelewatan, baru tahu setelah melihat postingan di media sosial. Tahun ini saya sangat gembira bisa bergabung.” Vivi membawa anjing Shitzu-nya, Shaggy. Ia telah mengikuti ibadat pemberkatan hewan peliharaan di gereja lain sebelumnya, tetapi tahun ini adalah pertama kalinya ia merayakan di Gereja St. Laurensius. Vivi merasa senang melihat ada kegiatan untuk hewan di gereja. Sheila membawa anjing Corgi-nya, Trixie. Sheila mengetahui informasi tentang ibadat ini dari Ibunya yang merupakan panitia. “Senang, biasanya kan dia ditinggal di rumah, tapi kali ini dia bisa datang bersama kami ke gereja.” Selanjutnya, ada Chatarina yang membawa kucingnya, Luffy. Baginya, ini adalah pengalaman seru, dan ia terkesan melihat banyaknya umat yang mengikuti ibadat ini. Tak hanya anjing dan kucing, ada juga hewan kecil nan lucu Sugar Glider, bernama Soya yang dibawa oleh Nadine. Ia mengetahui informasi tentang acara ini dari OMK. Ini adalah pertama kalinya ia mengikuti ibadat pemberkatan hewan, “Excited... kuota pendaftaran ibadat ini habis begitu cepat.” Acara Ibadat Pemberkatan Hewan Peliharaan ini adalah salah satu momen istimewa di Gereja St. Laurensius Alam Sutera, yang merayakan pentingnya mencintai dan merawat makhlukmakhluk lain yang berbagi planet ini dengan kita. Sejalan dengan semangat St. Fransiskus Asisi, kita diingatkan bahwa semua ciptaan adalah saudara dan saudari yang diberkati oleh Allah. Oleh karena itu, kita harus selalu berbuat baik kepada hewan dan melindungi alam. (Gracia) NOVEMBER 2023 | 21


ANTAR KITA Mengenal Lebih Jauh ROMO BONIFASIUS LUMINTANG, PR. Paroki kita kembali bersyukur dengan ditugaskannya Rm. Boni, asal Paroki Tanjung Priok, dalam pelayanan di paroki kita. Lima tahun lalu di Paroki Alam Sutera inilah Rm. Boni ditahbiskan bersama tiga rekan lainnya yakni Rm. Nemesius Pradipta, Rm. Ambrosius Lolong, dan Rm. Purboyo Diaz. Mengalami Cinta Tuhan dalam Keluarga Dilahirkan di Jakarta tanggal 16 November 1988, romo baru yang berperawakan tinggitegap ini adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya bernama Yovanny Maria Lumintang dan kakak kedua Ignatius Donny Lumintang. Ayahnya Yohanes Nicholas Lumintang, kini sudah berbahagia bersama Bapa di surga. Ibunya Kristina Kaswini, kini senantiasa menyertai perjalanan panggilan imamat Rm. Boni dalam doadoanya. “Sejak kecil kami semua dilatih untuk bertanggung jawab atas apa yang kami lakukan dan kami pilih. Kedua orang tuaku memberikan kebebasan yang begitu luas kepada anak-anaknya. Mereka tidak pernah memaksaku untuk mengikuti berbagai macam hal atau kegiatan”, kenang Rm. Boni. Ada banyak kenangan dan pengalaman di masa kecilnya yang amat membahagiakan. Pengalaman-pengalaman tersebut membawanya pada ungkapan syukur karena boleh mengalami cinta Tuhan di dalam keluarganya. Tolong Bantu Rm. Hadi Setelah berkarya di Gereja Kalvari – Paroki Lubang Buaya, Rm. Boni dipercayakan oleh Bapak Uskup untuk membantu tugas pelayanan di paroki ini. “Pada awalnya Rm. Samuel Pangestu (Vikjen) menjumpai saya secara personal dan menyampaikan mengenai tugas perutusan di Paroki Alam Sutera. Jujur saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan di paroki ini. Kemudian, dalam perjumpaan dengan Bapa Uskup, beliau menyampaikan pesan 22 | NOVEMBER 2023


ANTAR KITA yang padat singkat dan jelas kepada saya yakni ‘Rm. Boni, bersama dengan rekanrekan imam lainnya tolong bantu Rm. Hadi melayani umat Alam Sutera’. Sepintas, nampaknya apa yang disampaikan Bapak Uskup begitu umum dan biasa, tidak ada spesifikasi khusus di dalamnya. Namun, ketika saya melihat secara langsung dinamika umat di paroki ini, saya menjadi mengerti bahwa pendampingan iman dan pelayanan-pelayanan sakramen menjadi sangat dibutuhkan”, ungkapnya. Rm. Boni merasa bersyukur, dipercayakan Bapak Uskup untuk ambil bagian dalam pelayanan di paroki ini. Terlebih karena ia telah mengenal cukup baik para Romo lain dalam paroki ini. “Situasi ini membuat saya bahagia dan dengan disposisi batin yang merdeka dan rendah hati, saya ingin terus belajar dan memberikan yang terbaik untuk Tuhan”, beliau menambahkan. Tunas Panggilan Imam Kalau menoleh perjalanan panggilannya ke belakang, beliau menyadari betul bahwa tunas panggilan menjadi imam semakin tumbuh karena perjumpaan yang sering dengan imam, maupun frater dalam aktivitas menggereja. “Orang tua dan kedua kakak saya menjadi sarana yang dipakai oleh Tuhan untuk membuat saya ‘betah’ mengikuti kegiatan-kegiatan gereja mulai dari Sekolah Minggu terus berkelanjutan dalam misdinar dan THS-THM. Jaman itu kegiatan-kegiatan menggereja masih menjadi primadona. Setiap akhir pekan rasanya ada yang kurang kalau belum berkegiatan di gereja”, kenangnya. Namun jaman sekarang berbeda. Kegiatan gereja harus berkompetisi dengan ketertarikan yang ditawarkan dunia digital. Kendati demikian, beliau selalu percaya bahwa Tuhan tidak pernah kehabisan cara untuk menanamkan benih panggilan-Nya dalam hati manusia. Paroki Luar Biasa Rasa-rasanya terlalu dini baginya diminta memberikan kesan terhadap paroki ini. “Namun, seandainya tetap harus menjawab, kesan pertama saya tiada lain dan tiada bukan terangkum dalam dua kata ini: Luar Biasa. Antusiasme umat untuk menimba kekuatan rohani sangatlah hebat. Gereja menjadi tempat yang sungguh hidup. Aktivitas pelayanan secara internal maupun eksternal sungguhsungguh menunjukkan Gereja yang terus bergerak. Saya sangat kagum untuk hal ini”, demikian kesannya. Pesan Kepada Orang Muda Katolik Pesannya untuk Kaum Muda? “Untuk OMK Laurensius saya punya tiga pesan, pertama bacalah pesan Paus Fransiskus pada Hari Orang Muda Sedunia ke-37. Hayati dan lakukanlah di parokimu. Kedua, bagi saya OMK adalah “Gudang Kreatvitas Gereja”. Kreativitas hanya tinggal kreativitas jika anda memilih diam dan enggan untuk bangkit dan bergerak. Ketiga, bekerjasamalah dengan siapapun yang berkehendak baik”, demikian Rm. Boni mengakhiri bincangnya dengan Majalah Salus. Selamat berkarya Rm. Boni di Paroki Alam Sutera. (AJ Barnas) NOVEMBER 2023 | 23


GALERI FOTO 24 | NOVEMBER 2023


ANTAR KITA Delapan tahun lalu, tepatnya Sabtu, 5 September 2015, atas kebaikan hati Yayasan Tarakanita, Paroki Alam Sutera diijinkan menggunakan Aula SD Tarakanita Gading Serpong sebagai tempat ibadah sementara untuk melaksanakan perayaan Ekaristi. Misa perdana dilaksanakan setelah mendapat ijin dari RT/RW, tokoh masyarakat, agama, pemerintahan, TNI, Polri, FKUB, dan Kemenag. Mereka turut hadir dalam Misa perdana tersebut dipersembahkan oleh Romo Samuel Pangestu, Vikjen Keuskupan Agung Jakarta. Tempat ibadah sementara ini diadakan sebagai wujud semangat, harapan, dan perjuangan akan terbangunnya gedung Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading di Gading Serpong. Umat, ketua lingkungan, koordinator wilayah, DPH, para Romo, dan PPG berjuang bersama dalam menggalang dana, terus menjalin komunikasi, silaturahmi dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda, ormas, RT/RW, Lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Polsek, Koramil, FKUB, Kemenag dan Pemda Kabupaten Tangerang guna mendapatkan IMB. Daya, usaha, perjuangan, kesabaran, dan doa yang tak pernah putus oleh seluruh umat itu berbuah manis. Atas ijin dan anugrah Tuhan sendiri, pada Senin, 31 Agustus 2020, Bapak Zaki Iskandar menyerahkan IMB Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading, Gading Serpong kepada Romo Hadi di Kantor Bupati Tangerang di Tigaraksa. Sehari kemudian, Selasa, 1 September 2020, IMB dilaporkan dan diserahkan kepada Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, oleh Romo Hadi, DPH, dan PPG SPMBG. Panitia terus bergerak setelah cut and fill selesai, pada Kamis, 18 November 2021 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja SPMBG oleh Bapak Bupati Zaki Iskandar dan Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo. Pembangunan terus berjalan, hingga tepat pada hari ulang tahun ke 10 Paroki Alam Sutera, Sabtu, 15 Januari 2022, dilakukan upacara pemancangan tiang pancang pertama. Lalu progres berlanjut hingga setahun kemudian pada Senin, 30 Januari 2023 dilakukan upacara topping off berupa pemasangan potongan bagian puncak dari rangka baja atap. Kendati progres pembangunan belum 100%, Puji Tuhan area parkir dan aula sudah selesai dan Bapak Zaki Iskandar di akhir karya sebagai Bupati, berkenan meresmikan gedung Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading, pada Senin, 4 September 2023 bersama Bapak Uskup Igantius Kardinal Suharyo. Kita bersyukur dan penuh sukacita karena perayaan Ekaristi perdana boleh terselenggara di Aula Gereja SPMBG mulai Minggu, 22 Oktober 2023. Tuhan menyertai karya-karya kita dan biarlah Tuhan sendiri yang akan menyempurnakannya. Tuhan Yesus memberkati, Bunda Maria menyertai dan mendoakan. (AHS) Karya Tuhan Ajaib dan Indah pada Waktu-Nya NOVEMBER 2023 | 25


ANTAR KITA SEJAK REMAJA TELAH MELAYANI Pemuda gagah ini akrab dipanggil Niko. Nama lengkapnya Nikolas Hananjaya. Ia adalah alumnus Teknik Kimia, Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Kini ia bekerja di sebuah perusahaan kimia terkemuka di Jakarta. Yang istimewa, ia juga bekerja sebagai tentara Bunda Maria. Iya benar, ia seorang legioner dari Presidium Regina Cordium, Paroki Alam Sutera. Bukan sekedar legioner, ia bahkan telah dipercaya menjadi perwira, tepatnya ketua. Ia memimpin rekan-rekannya yang semua adalah orang muda. Bersama teman-temannya, ia melayani Gereja dengan mengunjungi warga lanjut usia, orang sakit, dan juga panti asuhan. Serta sejumlah tugas lain yang diberikan oleh pastor paroki. Ketika ditanya, sudah berlama menjadi legioner, ia berkisah bahwa sejak usia 12 tahun ia mulai menjadi legioner aktif. Waktu itu ia diajak oleh Tante Liani. Awalnya sekedar ikutan. Namun lama kelamaan merasa tertarik, karena tugastugas yang diberikan sangat mengesankan. Waktu itu Presdium Regina Cordium masih berupa presidium yunior. Kini karena para anggotanya sudah bertumbuh dewasa, maka status yunior sudah berubah. Niko bersama sekitar lima orang rekan berkembang bersama melayani dalam presidium sejak masih sama-sama yunior. Tentu saja sudah ada anak-anak muda lain ikut bergabung dalam presidium ini. Niko sangat mengagumi Bunda Maria. Ia menilai Bunda adalah sosok rendah hati dan selalu berserah kepada Tuhan. Niko menyakini Bunda Maria banyak mempengaruhi karakternya. Bunda Maria telah menjadi teladan rohani bagi Niko. Saat kuliah di Bandung, Niko sempat menjauh dari Gereja, namun Bunda Maria berhasil merangkul kembali. Kini Niko bertekad untuk setia menjadi legioner, tentara Bunda Maria. Di akhir bincang-bincang, Niko menyampaikan pesan kepada rekan muda khususnya mereka yang rindu melayani orang-orang sekitar secara rutin, silakan bergabung dengan Legio Maria. 26 | NOVEMBER 2023


ANTAR KITA Mengenang Mak Lin LEGIONER SETIA HINGGA TUHAN MEMANGGIL Orang mengenalnya sebagai Tante Marlina Rusli namun biasa kami memanggilnya dengan panggilan Mak Lin. Sejak Paroki Alam Sutera masih berstatus stasi, tepatnya 10 Juni 2008 beliau sudah aktif pelayanan melalui Legio Maria Presidium Ratu Rosari. Mak Lin sangat setia sebagai Legioner, tidak pernah sekali pun berniat mengundurkan diri dari Legio Maria. Pribadi Mak Lin yang sederhana, rendah hati, dan selalu ceria itu, telah menjadi panutan buat saya. Kadang saya curhat dan mengeluh, “Saya sedih mak.. kesel mak.. cape mak..” Dengan suaranya yang lembut, Mak Lin menasihati saya, “Ayo bilang.. saya bisa.. saya bisa..”. Maka semuanya ternyata dimudahkan dan menjadi bisa. Mak Lin memang tergolong sepuh, ia sudah 82 tahun, namun selama ini ia sehat. Sampai beberapa bulan lalu, seperti mimpi beliau tiba-tiba sakit, sampai harus dirawat di rumah sakit dan tak lama kemudian, pada 27 Agustus 2023 beliau berpulang ke rumah Bapa di surga. Semua terjadi begitu cepat. Yang luar biasa, pernah dalam keadaan sakit, Mak Lin menyempatkan diri hadir ke pertemuan Legio Maria. Inilah pertemuan terakhir kami dengan Mak Lin di Gereja Laurensius. Kami bersyukur sempat bertemu kembali saat mengunjungi Mak Lin di rumah sakit. Kami sungguh sangat kehilangan orang tua seperti Mak Lin, yang sangat setia berdevosi kepada Bunda Maria. Kami benar-benar melihat pribadi yang Bunda Maria harapkan dari prajuritnya dalam diri Mak Lin. Pribadi yang sederhana, rendah hati, dan menyimpan semua perkara dalam hati. Semoga keteladanan dan kesetiaan Mak Lin kepada Bunda Maria menjadikan motivasi dan contoh nyata dalam hidup kami sebagai Legioner maupun sebagai warga Gereja dan pengikut Yesus. Semoga teladannya membawa kami selalu setia berdevosi kepada Bunda Maria dengan sukacita dan kerendahan hati, amin. Ave Maria, Juliana Surjadi (Legio Maria Presidium Ratu Rosari) NOVEMBER 2023 | 27


ANTAR KITA PROGRAM BEDAH RUMAH Wujud Bela Rasa Persoalan papan menjadi sasaran wujud konkret bela rasa dan keberpihakan Gereja pada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (option for the poor). Lingkungan St. Barbara - Villa Mutiara Serpong, Wilayah 14, Paroki Alam Sutera menanggapinya dengan program bedah rumah. Program ini dimaksudkan untuk menghadirkan wajah sosial Gereja di tengah masyarakat. Gereja ingin menghadirkan Kerajaan Allah yang semakin signifikan dan relevan bagi umat dan masyarakat. “Program bedah rumah ini bukan berarti kita mengambil alih tugas negara, tetapi agar kehadiran Gereja semakin dirasakan oleh umat dan masyarakat,” kata Felix Jonathan Supriyanto, ketua Lingkungan St. Barbara. Dasar dari kegiatan ini adalah sabda Yesus sendiri yang disampaikan dalam Injil Matius 25:34-36. “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” Robertus Juni Purnomo Tejosaputro, Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Lingkungan St. Barbara mengatakan, program ini merupakan salah satu karya Gereja yang tak terpisahkan dengan karya-karya gereja lainnya yang secara BEFORE AFTER 28 | NOVEMBER 2023


ANTAR KITA khusus diemban oleh tim PSE. Tujuan bedah rumah ini pertama-tama untuk memberi sapaan serta perhatian dan untuk membantu meringankan beban penderitaan kaum prasejahtera yang rumahnya tidak layak huni. Harapannya, setelah rumahnya diperbaiki, rumah umat tersebut menjadi layak huni, sehat, dan nyaman. Selain itu, tujuannya juga untuk menumbuhkan serta memperkuat kembali rasa solidaritas dan kemurahan hati umat dan masyarakat sekitar. “Dalam bedah rumah ini, nilai-nilai kearifan budaya lokal, seperti gotong royong, yang nyaris luntur karena modernisasi, sekarang tampak mulai tumbuh kembali. Umat dan masyarakat juga belajar berbagi. Ada yang menyumbang tenaga, dana, material, konsumsi, dan sebagainya. Mereka bahu-membahu saling mendukung dan menyumbangkan apa yang bisa diberikan untuk membantu mereka yang membutuhkan,” ungkap Robertus. Program ini disambut bahagia oleh umat, terlebih yang menerima bantuan tersebut yakni Ibu Theresia Kristiani, atau biasa dipanggil Ibu Kristin (55 tahun). Ibu Kristin sudah bergabung dengan Lingkungan St. Barbara sejak 2011. Ia hidup sendiri di rumah tersebut karena ketiga anaknya sudah menikah dan tinggal di luar Serpong. Sebelumnya, kondisi rumah Ibu Kristin sangat memprihatinkan karena atap rumah yang sudah mulai keropos, pintu rumah yang lapuk, plafon yang bocor di mana-mana, tembok yang rapuh, sehingga memang tidak layak huni. Setelah diperbaiki Gereja, rumah Ibu Kristin yang berukuran 5x12 meter itu kini menjadi lebih baik. Atap dan plafon rumah yang selalu bocor saat hujan tiba, sekarang tidak bocor lagi karena telah diganti dengan rangka dan atap yang lebih kuat. Pintu dan jendela yang sudah lapuk juga sudah diganti. Dinding rumah yang dulunya rapuh dan hancur, kini telah ditembok lebih kuat. Singkat kata, sekarang kondisi rumah Ibu Kristin menjadi lebih layak, lebih sehat, dan lebih nyaman untuk ditinggali. Program bedah rumah ini bersumber dari dana Paroki Alam Sutera. Ibu Kristin mengaku senang dan berterima kasih kepada Gereja dan kepedulian Lingkungan St. Barbara dan Paroki Alam Sutera yang telah mau memperbaiki rumahnya. “Saya senang berterima kasih banyak karena sudah membantu memperbaiki rumah saya. Semoga Tuhan membalas kebaikan saudara semua” katanya. (Febry Silaban) NOVEMBER 2023 | 29


OPINI Bulan Oktober merupakan bulan yang spesial bagi umat Katolik. Biasanya, tiap lingkungan mengadakan doa Rosario di rumah-rumah umat secara bergantian, tidak terkecuali juga lingkungan saya yaitu St Filemon - Alam Sutera. Dulu, ketika saya masih sekolah, beberapa kali saya mengikuti Doa Rosario di rumah-rumah tetangga. Pernah juga di rumah keluarga saya, namun sejak saya bekerja dan pulang malam, hanya Ibu saya yang rajin mengikuti Doa Rosario lingkungan. Ingatan akan Doa Rosario yang pertama kali saya ikuti sangat buram. Saya tidak bisa mengingatnya jelas walau berusaha. Namun, memori saya yang paling lampau mengenai Doa Rosario adalah ketika saya mengikuti salah satu acara doa di rumah tetangga. Kami semua berkumpul menggelar karpet: MENGANTUK SAAT DOA ROSARIO Kisah Penghayatan Seorang OMK melingkar, bernyanyi, berdoa, dan diakhiri ramah-tamah. Selama beberapa minggu, saya dan Ibu saya menghadiri beberapa rumah yang berbeda untuk mengikuti doa ini. Awalnya, saya merasa semangat mengikuti Doa Rosario. Walau saat itu saya tidak memahami betul apa tujuan doa ini, saya merasa damai dan hangat berkumpul bersama umat lingkungan kami, memuji Yesus dan Ibu-Nya, Bunda Maria. Lagulagu yang kami nyanyikan dan doa-doa yang kami haturkan membuat suasana hati begitu sakral dan dekat dengan-Nya. Ditambah lagi, kegiatan ramah-tamah setelah doa membuat umat bisa lebih saling mengenal lewat obrolan dan canda tawa yang begitu ceria. Namun, setelah beberapa kali mengikuti Doa Rosario, saya 30 | NOVEMBER 2023


OPINI mulai merasa jenuh. Saya mulai bertanyatanya, untuk apa kami semua mengulangulang doa yang sama berulang kali? Pernah suatu kali, saya mengikuti Doa Rosario dengan keadaan mengantuk. Saat itu, Ibu saya mengajak kami sekeluarga untuk berdoa Rosario di malam hari. Sepertinya saat itu jam dinding sudah menunjuk ke arah pukul 23.00 WIB. Ketika giliran saya untuk berdoa Salam Maria, saya melakukan kesalahan saat saya mengucapkan, “Salam Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini ...” Apakah ada yang terasa aneh? Ya, mendadak doa “Salam Maria” yang suci menjadi sangat pendek. Menyadari kesalahan, saya langsung mengulangi doa tersebut. Belajar dari kesalahan tersebut, saya pun termenung. Mengapa saya tidak lagi begitu semangat mengikuti Doa Rosario? Bahkan, rasa kantuk dapat mengalahkan niat saya, membuat saya tidak fokus dan ingin segera menyelesaikan doa. Mungkin, saya perlu memahami dan mendalami makna Doa Rosario. Setelah menjelajahi internet dan bertanya kepada Ibu saya tercinta, saya semakin memahami bahwa Doa Rosario adalah sebuah bentuk devosi yang mendalam kepada Santa Perawan Maria. Sebagai Ibu Yesus, Santa Perawan Maria adalah sosok yang begitu setia mendampingi Yesus dan dihormati dalam Gereja Katolik. Melalui Doa Rosario, saya terus diingatkan akan berbagai peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, dan ini membantu saya untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya. Selain itu, doa ini juga memiliki dimensi permohonan melalui Bunda Maria, yang dikenal sebagai pelindung dan perantara. Umat Katolik yakin bahwa doa yang dipanjatkan melalui Bunda Maria memiliki kekuatan khusus, sehingga kita memohon agar kita didoakan dan dibimbing dalam iman dan kehidupan. Saya masih ingat homili salah satu romo di Gereja Santo Laurensius bertahun-tahun yang lalu. Saat itu, romo membahas bagaimana kita menghormati Bunda Maria yang merupakan Ibu Yesus dan memiliki kekuatan doa yang mengagumkan. Kekuatan doa atau permohonan Bunda Maria tertuang pada kisah “Perkawinan di Kana” yang bisa kita baca melalui Injil Yohanes 2:1-11. Saat itu, Bunda Maria, Yesus, dan murid-muridNya diundang ke sebuah perkawinan meriah. Singkat cerita, terjadi insiden yang tidak mengenakkan: anggur habis. Perlu diketahui, berdasarkan norma dan budaya di sana, kehabisan anggur merupakan hal yang memalukan bagi pemilik acara. Awalnya, Yesus berkata kepada Bunda Maria: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Walau begitu, Yesus tetap mendengarkan permohonan Ibu-nya dan melakukan mukjizat pertama-Nya yang sangat luar biasa, mengubah air pada enam tempayan menjadi anggur berkualitas baik. Luar biasa ajaib! Mungkin setiap dari kita memiliki tujuan masing-masing ketika berdoa Rosario. Baik untuk merefleksikan kembali kehidupan Yesus Kristus, maupun memohon doa melalui perantara Santa Perawan Maria, atau mencari penghiburan dan kedamaian. Apapun tujuan kita berdoa dengan Rosario, berdoalah dengan sepenuh hati dan iman. Tuhan memberkati kita semua. (Gracia) NOVEMBER 2023 | 31


ANTAR KITA Jumat, 13 Oktober pukul 07.06 muncul pesan di WAG Guyub Prodiakon. RIP Brother Teddy. Berita duka cita, apalagi akibat kecelakaan, selalu mengejutkan dan segera mengharu-biru suasana hati. Terlebih bagi mereka yang kenal dekat. Segera bermunculan doa dan bela sungkawa, serta cerita-cerita kenangan. Sosoknya gagah berkumis, rambut masih hitam tebal, tak dinyana sudah berusia 70 tahun. Bernama lengkap Tadeus Paulus Teddy Kurniawan Widjaja, akrab dipanggil Teddy. Ada yang mengimbuhi sapaan bro, om, bahkan opa. Maklum Bro Teddy memang ramah dan suka becanda, ia mudah bergaul dengan banyak orang. “Belom lama dia negor aku di sakristi. Orang yang ramah. RIP Pak Teddy” demikian chat rekan Adrianus Budiman. Sementara rekan Ariawan berkisah bahwa Pak Teddy baru saja pulih dari kecelakaan ditabrak angkot saat naik sepeda. “Sekarang dengar ini lagi, sedih banget. Beliau itu konsisten dan tegas orangnya”, chat Ariawan. Sedangkan rekan Djoko mengirim pesan: “RIP bro Teddy, kita selalu bersenda gurau dengan kacamata hitamnya. Selamat jalan menuju surga yang damai bro Teddy. Kita akan mengenang dan mendoakan selalu.” Tak ketinggalan beberapa rekan berbagi foto-foto saat tugas terakhir bersama almarhum pada Misa 8.30. Bro Teddy meninggal pukul 01.30 dalam perjalanan pulang naik motor dari Oasis setelah melayat sesama warga lingkungan Albertus Agung Wilayah 10, Gading Serpong sektor 1D di Ruang Mawar. Di Ruang Mawar ini juga, Bro Teddy disemayamkan. Bro Teddy pernah menjadi ketua lingkungan dan masih aktif melayani hingga sekarang walau sudah tidak menjabat sebagai ketua lingkungan. Ia juga alumni KEP angkatan awal. Ia telah memberi teladan yang baik bagi umat lingkungannya dan juga bagi kami rekan sesama prodiakon. Selamat jalan Bro Teddy. Allah Bapa menantimu di surga nan bahagia. (FG) SELAMAT JALAN BRO TEDDY 32 | NOVEMBER 2023


KITAB SUCI Jumat, 13 April 2023, pukul 19:00, bertempat di Cluster Aristoteles, Gading Serpong, di Kediaman Bapak Anton selaku Koordinator Wilayah 26, diadakan “Temu DPH – Wilayah”. Wilayah 26 terdiri dari lima Lingkungan (St. Matius Rasul, St. Monika, St. Felisitas, St. Sirillius, St. Elizabeth Ann Seton). Pertemuan kemarin dihadiri oleh Romo Vinsensius Rosihan Arifin, 3 anggota DPH, 3 ketua lingkungan, pengurus dan umat dari kelima lingkungan. Acara dibuka dengan berdoa Rosario bersama dan berlanjut dengan pemaparan tujuan diselenggarakannya acara tersebut. Di mana diharapkan dapat saling mengenal dan menjalin komunikasi yang baik, antara Romo, DPH, Korwil, Ketua lingkungan, pengurus, dan juga umat di dalam payung wilayah 26. Dalam kesempatan diskusi terbuka muncul pertanyaan-pertanyaan yang cukup dominan terkait transparansi tata kelola keuangan gereja. Animo tersebut tentunya didasari kecintaan umat akan Gerejanya. Romo Vinsen menjelaskan bagaimana tata kelola keuangan dijalankan dengan disiplin. Ada pelaporan oleh Bendahara gereja secara periodik ke Keuskupan Agung Jakarta dan ada audit oleh KAJ sebanyak dua kali dalam setahun. Sedangkan untuk transparansi keuangan Pembangunan Gereja SPMBG, umat diarahkan untuk melakukan kunjungan langsung ke lokasi gereja dan akan dijelaskan secara detail oleh pihak Panitia Pembangunan Gereja. Dalam pertemuan ini, juga muncul suara umat dan pengurus salah sau lingkungan, terkait tata laksana organisasi lingkungan yang belum berjalan dengan semestinya, baik dari sisi kegiatan rutin maupun dari sisi keuangan yang dirasakan belum transparan. Sedangkan Lingkungan Elizabeth Ann Seton yang adalah hasil pemekaran dari Lingkungan St. Syrilius, telah berkembang dengan pesat dan saat ini sudah memiliki lebih dari 100 KK. Ada permintaan Ketua Lingkungan agar pemekaran bisa segera dilaksanakan dan sudah ada umat yang bersedia menjadi ketua lingkungannya. Melalui pertemuan malam tersebut, data/ informasi yang ada akan segera ditindaklanjuti untuk menunjang efektivitas kegiatan menggereja di Paroki Alam Sutera. (Fudi) Temu DPH Wilayah 26 NOVEMBER 2023 | 33


KABAR LINGKUNGAN Bakti Sosial LINGKUNGAN MALAIKAT AGUNG RAFAEL DAN MALAIKAT AGUNG URIEL Membantu sesama ciptaan Tuhan meskipun berbeda agama, itulah tujuan utama Bakti Sosial (Baksos) Lingkungan Malaikat Agung Rafael dan Malaikat Agung Uriel dalam merayakan Pesta Namanya. Baksos ini menyasar balita yang kekurangan gizi di desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Jawa Barat, pada tanggal 19 Agustus 2023. Paket bantuan berupa 5 kg beras, 1 dus susu balita, 1 liter minyak goreng dan 1 kg gula tersebut kami tawarkan kepada umat di Lingkungan Rafael dan Uriel. Puji Tuhan kami dapat mengumpulkan sebanyak 184 paket, melebihi target kami, yaitu 100 paket. Karena paket yang kami kumpulkan berlebih, maka kami bagikan 150 paket untuk masyarakat Kecamatan Tenjo dan sisanya, 34 paket untuk petugas kebersihan dan keamanan di lingkungan kami tinggal yaitu sektor 1 B, Gading Serpong. Panitia sudah merencanakan acara ini tiga bulan sebelumnya, dengan menghubungi tim Komunitas Relawan Peduli, yang diketuai oleh Ibu Uun. Tim relawan berkoordinasi dengan pengurus desa setempat untuk memilih para warga yang memang membutuhkan bantuan. Daftar penerima bantuan kami terima satu minggu sebelum acara. Kemudian kami melakukan survei ke lapangan (Kecamatan Tenjo) bersama Ibu Uun yangi sangat mengenal keadaan desa tersebut. Ada dua pilihan tempat untuk membagikan paket bantuan. Pertama, masuk ke dalam jalan desa yang berbatu batu dan bertanah liat. Kedua, di sebuah sekolah yaitu SDN 04 Babakan, Tenjo. Akhirnya kami memilih tempat di SDN 04 karena mudah dicapai dan memiliki halaman sekolah yang cukup luas untuk membagikan paket bantuan. Pada hari H, pukul 7.00 pagi, kami berangkat dengan empat mobil pribadi ke SDN 04 Babakan, Tenjo. Setelah satu jam perjalanan, kami tiba di tempat tujuan. Para penerima bantuan sudah hadir di lapangan SDN 04. Acara dilaksanakan dengan meriah dan kegembiraan masyarakat kami rasakan. Kami pun merasa suka cita. Kami bersama penerima bantuan juga menyanyikan lagu-lagu Kemerdekaan dalam rangka hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78. (Patricia BY - berdasarkan informasi Pingardi - kaling Uriel) 34 | NOVEMBER 2023


KABAR LINGKUNGAN Belum Genap Satu Tahun, Semangat Membara Lingkungan Santa Elizabeth Ann Seton Rayakan Pesta Nama Lebih dari seratus umat hadir di Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading pada Minggu, 17 September 2023. Rupanya, umat dari Lingkungan Santa Elizabeth Ann Seton merayakan “Misa Syukur Pesta Nama Lingkungan Santa Elizabeth Ann Seton” sambil melakukan kunjungan lingkungan ke lokasi pembangunan Gereja SPMBG. Acara dimulai pada pukul 14:00 WIB dan berlangsung hingga pukul 17:00 WIB. Misa syukur yang penuh makna diadakan di basement Gereja SPMBG dan dipimpin oleh Romo Rudi Hartono. Dalam homili yang disampaikan Romo, umat diajak untuk memberi pengampunan kepada sesama dan menghindari dendam kesumat. Pesan ini menjadi bagian integral dari ajaran Katolik yang mengajarkan cinta, pengampunan, dan kebaikan hati. Setelah Misa, umat berkumpul dalam suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan. Terdapat hidangan lezat yang disiapkan oleh pengurus dan umat lainnya, termasuk puding, kue pepe, lemper, rujak, bolu sifon, combro, pempek, kue soes, martabak kentang, kue pisang, dan minuman seperti kopi botolan. Tak hanya itu, acara juga dimeriahkan dengan berbagai games yang menghibur dan menyenangkan. Bagi anak-anak, tersedia pembagian hampers yang menambah keceriaan perayaan. Lingkungan Santa Elizabeth Ann Seton yang terbentuk awal tahun ini memang terbilang baru, tetapi semangat dan aktivitas mereka sungguh mengesankan. Dalam waktu yang singkat, mereka sanggup merayakan pesta nama dengan semarak. Dengan keaktifan dan komitmen seperti ini, komunitas ini menjanjikan masa depan yang cerah dan penuh berkat. Diharapkan keberhasilan dan dedikasi komunitas ini dapat menjadi inspirasi bagi umat Katolik lainnya untuk aktif dalam memperkuat iman dan persaudaraan dalam Kristus. (Gracia - informasi dari Elizabeth Fransisca Anggraini - kaling) NOVEMBER 2023 | 35


KELUARGA Kasus : Nama saya Cantik (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswi. Saya kenal seorang laki-laki sejak semester 3. Setelah beberapa kali jalan bersama, saya pun suka dengan dirinya. Saat jalan bareng kami saling bergandengan tangan dan berpelukan. Saya pun menunggu kapan dirinya menyatakan suka kepada saya. Saya ingin memastikan status hubungan kami ini. Saya sudah mencoba dengan cara tidak langsung namun dirinya memberikan jawaban yang tidak jelas. Ketika saya mempunyai kesempatan menanyakan status hubungan kami, dia bahkan balik bertanya, kenapa saya meragukan dirinya. Bukankah perbuatan lebih penting dibandingkan dengan kata-kata, tanya balik dirinya. Namun rasa ingin tahu saya tetap ada karena saya merasa teman saya mengharapkan hubungan yang lebih intim dalam hal fisik. Dirinya mencoba “menciptakan situasi romantis” yang akhirnya berujung pada kontak fisik seperti peluk dan cium. Ketika saya menolak, dirinya mulai marah dan menuduh saya tidak sayang kepadanya. Saya katakan kepadanya agar status hubungannya diperjelas terlebih dahulu. Saya ingin bertanya, apakah pertanyaan tentang status hubungan dengan dia adalah hal yang wajar? Jawaban : Cantik, permintaan kamu tentang status hubungan, sangat tepat. Karena itu penting, apakah kalian itu resmi pacaran atau hanya sekedar teman. Status hubungan itu adalah bentuk komitmen sebuah relasi, biasanya ditandai dengan tanggal jadian. Kalau tidak ada tanggal jadian namun perilakunya tetap mesra itu disebut Teman Tapi Mesra (TTM) dan itu bukan pacaran alias Hubungan Tanpa Status (HTS). Coba beri waktu pada dirinya untuk mengungkapkan rasa suka kepada kamu dan tentukan tanggal jadian. Ada faktor yang melatarbelakangi sikap teman kamu. Tapi tentu saja kamu punya hak untuk bertanya agar kamu merasa nyaman dalam menjalankan hubungan karena ada tanda komitmen. Sebetulnya, terlepas dari status hubungan, ada hal terpenting yang kamu perlu perhatikan yaitu perilaku yang cenderung “menciptakan suasana romantis” yang berpotensi untuk terjadinya kontak fisik. Terlebih dia akan menjadi marah dan menganggap kamu tidak sayang jika kamu menolak permintaannya. Kamu perlu mengasah intuisi, apakah situasi ini akan menjadi kecenderungan pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual. Jika ada kecenderungan itu, maka kamu harus menghindari situasi seperti itu dan bersikap tegas jika dia mulai memaksa. Karena jika diam saja, kamu akan berpotensi sebagai korban kekerasan seksual dalam berpacaran. Berhati-hatilah. F. X. Albino Prasodjo Psikolog Klinis Dewasa – Tim Konselor SKK Paroki Laurensius Alam Sutera 36 | NOVEMBER 2023


KELUARGA Kasus : Saya Juli, mempunyai anak, bernama Theo, usia 8 tahun. Ia periang dan suka berteman dengan siapa saja. Namun, sekitar dua minggu belakangan ini, saya melihat ada suatu perubahan pada diri Theo. Theo terlihat murung ketika pulang sekolah. Biasanya Theo selalu bercerita tentang pengalamannya ketika sampai rumah. Namun saat itu, Theo langsung mandi dan masuk ke kamar. Biasanya setelah mandi, ia mencari makanan, namun saat itu dirinya langsung tidur, sampai waktunya makan malam. Saya berpikir anak saya sakit. Saya periksa tidak ada tanda-tanda deman ataupun luka pada badannya. Saat ini kondisinya berangsur membaik. Theo sudah mau bicara dan mengungkapkan ekspresi emosinya, meski tidak seperti biasanya (semoga ini hanya perasaan saya saja). Saya berharap kondisinya semakin baik. Namun saya masih khawatir dan ingin tahu apa yang menyebabkan perubahan seperti itu. Bagaimana sebaiknya, apa yang perlu saya lakukan? Jawaban : Ibu Juli, saya paham kekhawatiran ibu terhadap kondisi Theo yang mendadak mengalami perubahan dalam kurun waktu sekitar dua minggu. Banyak faktor yang dapat menyebabkan perubahan sikap dan emosi seseorang. Yang bisa ibu lakukan adalah coba ajak bicara Theo tanpa membuat dirinya curiga kalau ibu sedang berusaha mencari tahu apa yang dialaminya. Biasanya, anak akan sadar bahwa orang lain juga merasakan ada yang berubah pada dirinya dan ia akan berusaha menutupi peristiwa tersebut. Ia berpandangan, jika ia bercerita, akan membuat dirinya menjadi semakin terluka karena mengingat peristiwa yang dialami, atau menjadi malu, atau dirinya takut dimarahi oleh ibu atau bapak. Faktor tersebut biasanya merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan/memalukan yang membuat terguncang emosinya (traumatis). Kejadian itu bisa terjadi di rumah, sekolah, atau di tempat aktivitas Theo lainnya. Kesiapan ibu (dan keluarga) juga diperlukan, terutama jika peristiwa tersebut mengguncang emosinya, yang pasti akhirnya mengguncang emosi ibu dan juga anggota keluarga lainnya. Tetaplah berusaha tenang. Jika ibu belum, atau sudah mendapatkan informasi tentang apa yang dialami oleh Theo, ibu bisa berkonsultasi dengan Psikolog Klinis untuk mendapatkan masukan atau langkah-langkah yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh Theo (dan juga keluarga). Demikian jawaban saya. Semoga kondisi Theo berangsur-angsur menjadi lebih baik. F. X. Albino Prasodjo Psikolog Klinis Dewasa – Tim Konselor SKK Paroki Alam Sutera


CERPEN OMK Semua berawal ketika aku berumur 4 tahun. Papaku seorang anak rantau yang sudah sukses, akhirnya menjemput emakku yang sudah berumur 71 tahun yang tinggal di desa dekat kota Kudus, Jawa Tengah. Emakku dipindahkan ke kota tempat lahirku di Banten karena emak sudah berlanjut usia. Papaku khawatir akan kesehatannya. Rumah sakit di desa ketika itu masih kurang maju sehingga emak dipindahkan agar dekat rumah sakit yang lebih modern di Tangerang untuk rutin cek kesehatan. Awalnya emak tinggal di rumah yang sama bersama keluargaku. Di rumah, emak suka menonton TV dan seringkali rebutan remot TV dengan ciciku karena cici suka nonton Dora. Namun, ketika aku lahir, emak dipindahkan ke rumah lain dan tinggal bersama saudari dari gereja yang membantu merawat emak. Tiap hari ia mendorong kursi roda emak ke taman untuk menghirup udara segar. Aku jarang sekali menjenguk emak meski kita berada di komplek perumahan yang sama. Sedangkan engkong (sebutan kakek), sudah meninggal sejak papaku baru lulus SD karena serangan jantung ketika mendengar kabar bahwa putri satu-satunya (kakak kandung ayahku) meninggal ketika melahirkan anak pertamanya. Emak yang sudah tua pasti merasa kesepian karena telah kehilangan suami dan anak perempuannya yang ia cintai. Hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun, dan kubiarkan diriku melupakan keberadaan emak. Suatu hari, emak tibatiba pulang kembali lagi ke Kudus. Aku mengira emak kembali ke desa karena keadaannya yang sudah sehat dan aman. Tapi ternyata, tidak lama setelah kembali ke Kudus, emakku tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 75 tahun, tanggal 20 Maret 2014 dan dimakamkan di desa, tempat ia dilahirkan. Saat itu, diriku yang masih berumur 9 tahun belum mengerti benar apa itu arti kematian. Aku bahkan tidak ikut mama dan papa ke Kudus untuk mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya. Setelah beranjak dewasa aku mulai memahami seperti apa rasa kehilangan, kesepian, bahkan kerinduan. Bahkan teman-teman sebayaku juga banyak yang sudah kehilangan orangtua, adik, kakak, dan kakek neneknya. Orang terdekat denganku yang telah meninggal yaitu emak. Dengan rasa penasaran, akhirnya Emak Kudus “Setelah beranjak dewasa aku mulai memahami seperti apa rasa kehilangan, kesepian, bahkan kerinduan.” 38 | NOVEMBER 2023


aku bertanya pada mama mengenai emak. Mama bercerita, emak pernah berkata bahwa ia ingin menghembuskan nafas terakhirnya di tempat ia lahir. Maka, karena umur emak yang semakin bertambah, emak dengan keras hati ingin kembali ke desa kelahirannya. Di sana, emak meninggal tanpa rasa sakit, kondisi emak saat itu sehat dan baru selesai mandi. Tak lama, emak ditemukan wafat oleh teman-teman gerejanya yang ketika itu menghampiri emak di desa untuk mendoakan emak yang sudah tua. Emak meninggal karena Tuhan yang telah memanggilnya pulang. Tuhan begitu mencintai emak, Ia tidak ingin emak merasa kesepian lagi. Emak akhirnya kembali ke sisi-Nya dan berjumpa lagi dengan suami serta putrinya yang telah ia rindukan selama bertahun-tahun lamanya. CERPEN OMK Kuharap aku yang sekarang, bisa bertemu dengan dirimu, emak. Aku ingin duduk bersamamu, lebih mengenalmu, mendengarmu bercerita tentang semua momen yang telah kau lewatkan, pencapaian, suka, dan duka. Aku berharap suatu saat aku akan mengunjungi tempat di mana engkau beristirahat. Ketahuilah bahwa hatiku memikul beban penyesalan yang berat karena tidak datang lebih awal. Tapi itu juga membawa cinta untukmu yang tidak akan pudar, meski aku tidak berada di sisimu di saat-saat terakhirmu… (Verin) hanya ilustrasi (pexels.com) NOVEMBER 2023 | 39


SANTO-SANTA Elizabeth dari Hongaria Elizabeth lahir pada tahun 1207 di kastil Sarospatak, Hungaria. Sejak usia 4 tahun ia dikirim oleh orang tuanya, Raja Andras II dari Hongaria, ke Istana Pangeran Herman I dari Thurigia sebagai ikatan politik antara kedua kerajaan. Elizabeth menikah dengan Pangeran Ludwig IV di usia muda. Pada usia 20 tahun ia sudah memiliki 3 orang anak. Walaupun masih muda, namun keluarga mereka harmonis. Ia menjadi ratu tetapi semangat kekudusannya bertumbuh di sana. Yes 55:8… “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Suatu hari Elizabeth menyambut biarawan Fransiskan, yang kemudian menjadi inspirasi spiritualitasnya, hingga ia berlaku penuh kasih dan bermati raga. Pada tahun 1221, Elizabeth mendirikan sebuah biara kecil untuk beberapa imam Saudara Dina (OFM). Dari pergaulannya dengan Fransiskan ini, Elizabeth mengenal Ordo III Fransiskan, yang beranggotakan para awam. Elizabeth mendapat izin dari Ludwig untuk menjadi anggota pertama Ordo III Fransiskan di tanah Jerman. Tetapi hal ini membuat anggota kerajaan lainnya yang biasa hidup mewah, bebas dan penuh kuasa menjadi tidak senang dan memusuhinya. Pada tahun 1226 terjadi bencana banjir. Muncul wabah penyakit dan juga kelaparan. Hati Elizabeth tergerak untuk secara aktif membantu mendistribusikan makanan dan juga bantuan lainnya. Di luar kastil di bawah bukit, ia mendirikan rumah sakit berkapasitas 28 orang. Tiap hari ia datang ke rumah sakit itu dan membantu merawat pasien di sana. Ludwig mendukung penuh peran aktif sosial Elizabeth. Ia berpendapat bahwa sumbangsih mereka tidak akan membuat mereka menjadi miskin, melainkan membawa berkat. Keajaiban sempat terjadi dalam masa perkawinan mereka. Suatu ketika Elizabeth secara diamdiam keluar membawa sebakul roti dan banyak pakaian. Tiba-tiba ia terlihat dan bertemu secara tidak sengaja dengan Ludwig. Ketika suaminya menanyakan apa yang sedang dibawanya, Elizabeth bingung dan harus menjawab apa. Namun seperti bukan kemauannya sendiri, Elizabeth menjawab, “Bunga Mawar, suamiku.” Suaminya pun tidak percaya dan membuka bakul tersebut. Sebuah keajaiban terjadi, ternyata isinya berubah menjadi bunga mawar yang segar. Allah Yang Mahabaik 40 | NOVEMBER 2023


SANTO-SANTA melindungi Elizabeth. Raja Ludwig pun semakin menyayanginya. Ketika Elizabeth hamil anak ketiganya, Gertrudis, Ludwig suaminya meninggal karena sakit di dalam persiapan Perang Salib di Otranto. Dalam kesedihan yang mendalam, janda berumur 20 tahun ini berseru nyaring, “Dunia dengan segala suka citanya sekarang mati bagi diriku.” Jalanmu bukan jalan-Ku, demikian firman Tuhan. Sejak suaminya meninggal, saudara suaminya menjadi wali atas anak lakilakinya. Menurut kisah pelayan, Elizabeth diusir dari istana. Dipisahkan dari anakanaknya dan dibiarkan hidup di udara dingin bersama para papa. Namun ada juga yang mengisahkan bahwa Elizabeth secara suka rela meninggalkan istana karena pertentangan moral dengan anggota istana lainnya. Tapi dia tidak boleh membawa anak-anaknya! Benarlah, jalanmu bukan jalan-Ku. Elizabeth berjanji tidak akan menikah lagi dan mengabdikan dirinya dalam memelihara serta merawat orang-orang sakit. Elizabeth dengan sadar menolak hidup mewah, dan memilih menjadi miskin bersama orang-orang miskin. Namun sekali lagi, benarlah, jalan Tuhan bukan jalan manusia. Kondisi kesehatan Elizabeth terus menurun. Pada tanggal 17 November 1231, Elizabeth dipanggil Allah Bapa dalam usia 24 tahun dan menerima mahkota. Bukan mahkota kerajaan yang ia pernah tinggalkan, tapi mahkota kehidupan kekal dari Allah Bapa. Setelah dimakamkan, ia masih tetap berkarya bagi banyak orang yang berdoa mohon perantaraannya. Banyak mukjizat terjadi. Atas kesaksian banyak orang inilah, proses kanonisasi dijalankan. Dalam waktu relatif singkat, Paus Gregorius IX pada tahun 1235 menganugerahkan gelar Santa kepadanya. Sebuah gereja didirikan lalu diberi nama Elizabethkirche. Relikui Elizabeth pun dipindahkan ke gereja ini. Ternyata Elizabeth bukanlah seorang biarawati seperti yang disangkakan oleh banyak orang. Ia adalah seorang awam yang menjadi anggota OFS (Ordo Fransiskan Sekuler), namun ia dinobatkan menjadi Santa, karena keutamaan-keutamaannya yang mengikuti Yesus Kristus. Kita para awam jangan berkecil hati. Kita pun bisa menjadi Santa/Santo dengan keutamaan-keutamaan seperti Kristus dan para Santa/Santo nonmartir. Sudahkah Anda mempunyai keutamaan? Elizabeth adalah seorang ibu yang memberi teladan hidup yang luar biasa kepada para ibu rumah tangga. Ia diangkat menjadi Pelindung Kudus karya-karya sosial, dan Pelindung Ordo Fransiskan Sekuler (OFS). Gereja menetapkan tanggal 17 November sebagai hari Perayaan Wajib Santa Elizabeth dari Hungaria. Santa Elizabeth dari Hungaria, doakan kami. ~~~di sadur dari berbagai sumber, LeoHansAdrianus~~~ NOVEMBER 2023 | 41


CERPEN Sandra menatap nama-nama yang baru saja ditulisnya, memastikan benar dan lengkap. Tante Rene, Kak Peter, Kak Rini. Sebenarnya ada banyak nama yang muncul di benaknya, yang sering disebutnya dalam doa di Doa Syukur Agung, di bagian mendoakan mereka yang telah wafat. Kadang teringat, kadang terlewat. Namun, tiga nama itu jarang absen dalam doanya. Setiap bulan November, ketika Gereja memperingati Hari Raya Arwah Orang Beriman, umat dipersilakan menulis nama anggota keluarga atau kerabatnya yang telah wafat, di sebuah buku besar yang selalu dalam keadaan terbuka, diletakkan di atas sebuah ambo dekat tangga menuju ke altar gereja, untuk didoakan di setiap Misa di sepanjang bulan. “Benar-benar hanya tinggal nama,” pikir Sandra sendu. “Tuhan, aku ingin mendengar mereka berbicara atau sedikit saja bercakap untuk tahu bagaimana keadaan mereka kini,” Sandra membatin, setengah mengkhayal. Masih terngiang kata-kata Kak Rini sepupunya, semasa dia masih hidup. “Sandra, aku ingin bisa mendengar suara Papa. Sejak ia wafat, tak ada apa pun yang bisa kulihat dan kudengar lagi tentang Papa. Semuanya hening,.., silent.., nothing. Kucari lewat mimpiku pun, Papa tidak ada lagi”, Kak Rini setengah terisak, menahan rindu kepada ayahnya yang wafat ketika ia masih duduk di bangku kuliah. Sandra hanya terdiam, merasa pilu karena tak mampu merespon keluhan sepupunya itu. Dua tahun lalu, Kak Rini juga berpulang, menyusul papanya, pulang ke Rumah Bapa. Sandra masih ingat perasaan kosong di hatinya, saat berita wafatnya Kak Rini sampai di telinga. Kak Rini telah berjuang melawan kanker selama bulan-bulan terakhir hidupnya. Dalam doanya, Sandra berangan-angan, apakah kini Kak Rini telah bersama-sama lagi dengan papa yang amat dikasihi dan dirindukannya. Hidup terus berjalan. Sandra tenggelam dalam kesibukan pekerjaan dan mengurus rumah tangganya bersama Doni. Tetapi ia tak pernah lupa, indahnya masa-masa, ketika mereka yang wafat itu mengisi hari-harinya. Adalah rasa penyesalan, yang membuat Sandra mengenang dan mendoakan ketiga orang itu secara khusus. Tante Rene adalah kakak sulung ayah Sandra, yang tinggal di kota lain. Suatu hari, tante Rene mengutarakan keinginannya untuk menginap di rumah Sandra dan Doni. Sebelum keinginan itu terlaksana, tahu-tahu Sandra dan Doni harus pindah ke luar negeri karena pekerjaan Doni. TETAP BERSAMA DALAM Dimensi Berbeda 42 | NOVEMBER 2023


CERPEN Tante Rene wafat ketika Sandra masih di luar negeri. Keinginan Tante Rene untuk menghabiskan waktu khusus bersama Sandra hanya tinggal angan. Sedangkan Kak Peter adalah sepupu Sandra yang pernah tinggal bersama Sandra sekeluarga saat kuliah. Ketika itu Sandra masih duduk di bangku SD. Suatu hari, karena suatu pertengkaran keluarga, Kak Peter meninggalkan rumah dalam keadaan marah. Ia tidak pernah lagi berkunjung. Bertahun-tahun kemudian, ketika Sandra menikah, Kak Peter muncul. Ia telah melupakan kepahitan masa lalunya dan hadir khusus untuk ikut berbahagia bersama Sandra dan Doni. Saat itu Sandra begitu sibuk dengan tetek bengek urusan pernikahan. Ia tidak sempat memberikan perhatian lebih buat Kak Peter. Ternyata selang dua tahun kemudian, Kak Peter wafat karena penyakit diabetes yang diidapnya. Kalau saja Sandra tahu, itulah kesempatan terakhir ia berjumpa dengan Kak Peter, yang kehadirannya ikut mewarnai tahun-tahun masa kecilnya, pasti ia akan meluangkan waktu lebih banyak dan khusus. “Iman Katolik melarang keras kita memanggil arwah untuk berkomunikasi dengan mereka, San”, tukas Doni, ketika suatu hari Sandra melontarkan kerinduannya kepada mereka yang telah wafat. “Tentu aku sama sekali tidak bermaksud demikian, Don,” sergah Sandra, terkejut mendengar respon suaminya “Ya kalau begitu, mari belajar menerima dan merelakan. Termasuk menerima dan memaafkan dirimu karena tidak sempat mengakomodasi keinginan orang-orang tersayang sebelum mereka wafat. Belajar menerima bahwa waktu Tuhan sudah tiba buat mereka. Mereka sudah berada di tempat yang jauh lebih baik, tidak ingat lagi untuk berkunjung atau bertemu denganmu lagi, San. Kalau masih kau sesali, ketenangan istirahat mereka mungkin malahan terusik” Sandra terdiam. Menyadari ada kebenaran dalam kata-kata suaminya. Tuhan Yesus Maha Pengampun. Dia pasti sudah mengampuni kekurangannya dalam melayani orang-orang yang ia sayangi selama mereka masih di dunia. Sandra sadar ia harus yakin penuh akan kerahiman Allah. “Ingat San, kita tidak berpisah dengan mereka,” lanjut Doni, “Sebab Yesus mengatakan, Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama– lamanya. Dalam Kristus, kita semua hidup, dan tetap bersama-sama. Meskipun dalam dimensi yang berbeda. Percayalah”, tutur Doni lembut. Sandra tersenyum. Ia menghapus air mata yang menitik di sudut matanya, bukan karena sedih, namun karena bahagia merenungkan kebenaran kata-kata suaminya *** Caecilia Triastuti NOVEMBER 2023 | 43


OMK “Saat kita mencemooh Iblis dan mengatakan pada diri sendiri bahwa dia tidak ada, saat itulah dia paling berbahagia.” Itulah kutipan paling berkesan dari film “The Pope’s Exorcist”. Film ini diputar dalam acara OMK bertajuk Nonton Bersama pada Minggu, 29 September mulai pukul 19.00 di Ruang Kasih GKP. Film bergenre horor ini berhasil menarik perhatian sekitar 50 OMK untuk hadir menonton. Ada yang memang suka film horor dan ada juga yang datang dengan perasaan takut namun ingin mempelajari seberapa besarnya kuasa Tuhan yang selalu bisa mengalahkan kuasa jahat. Film “The Pope’s Exorcist” menceritakan tentang Pastor Amorth yang diutus untuk mengusir setan yang merasuki tubuh seorang anak lelaki bernama Henry. Pada awalnya, Pastor Amorth menganggap bahwa itu bukan masalah besar. Ternyata, setan itu lebih kuat dari yang ia kira. Bersama Pastor Thomas, ia berusaha untuk mencari tahu lebih dalam tentang setan itu dan mengusirnya dari tubuh Henry. Melalui film ini, kita belajar bahwa tiada hal yang lebih besar dari kuasa Tuhan. Apabila kita sungguh-sungguh menghadirkan Tuhan dalam hati, kita dapat mengalahkan kuasa jahat. Ada pula pelajaran lain yang kita bisa tangkap yaitu tentang pengakuan dosa. Seberapa pun seringnya kita mengaku dosa, dosa kita belum sepenuhnya ditebus bila masih ada dosa yang kita sembunyikan dari Tuhan. Dosa yang belum ditebus itu mengundang iblis kembali menggoda kita. Oleh sebab itu, alangkah baiknya bila kita mau membuka diri kita pada Tuhan dan bertobat kepada-Nya. Setelah film berakhir, panitia mengundang Romo Boni membawakan sesi tanya-jawab seputar film tersebut. Pertanyaan trivial yang diajukan sederhana, seperti: Apa ciriciri orang kerasukan? Mengapa orang bisa kerasukan? Apa saja alat yang digunakan dalam ritual pengusiran setan? Akan tetapi, dari semua pertanyaan tersebut, Romo Boni menekankan bahwa kita harus membuka diri pada Tuhan dan membiarkan Tuhan menebus setiap dosa kita. (Lupi) Nonton Bersama OMK T he Pope’s Exorcist 44 | NOVEMBER 2023


PUISI HP : 0812 1972 7808 WA : 0816 107 420 ONLINE ORDER Lokasi Samping IL DORMITORIO – Gading Serpong Jl. Desa Medang No.53. Medang Tangerang- Banten 15344 D U IB N E T RKATI MEM UK BERKATI *MENYEDIAKAN MATERIAL BANGUNAN *MELAYANI RENOVASI RUMAH *DESIGN & BUILT INTERIOR *PEMBUATAN KANOPI , TERALIS & PAGAR RUMAH SURYA MAKMUR BERSAMA TOKO BAHAN BANGUNAN


___ ___ ___ ___ N P ___ ___ ___ ___ ___ A ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ K ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ S ___ ___ ___ ___ ___ U ___ ___ ___ R ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ O ___ ___ ___ ___ ___ ___ I ___ ___ ___ ___ ___ O ___ ___ ___ T ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ M ___ ___ ___ ___ ___ A ___ 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Teman Salus, kita rapihkan nama-nama murid Yesus di bawah ini yuk! 12 Nama Murid Yesus 1. M I S O N E T U R P S 2. E A A S N D R 3. A K O B Y S U 4. H N E Y O S A 9. U Y K A O S B 10. A D T E U S 11. M N O I S 12. S A U Y D 5. I L F L U P S 6. T L O M U O B R A U E S 7. M O T S A 8. T M I S U A LEMBAR ANAK Akan ada pemenangnya loh! Boleh dikirim ke email [email protected] Jangan lupa lampirkan dengan alamat dan nomor telepon ya! (untuk hadiah) 46 | NOVEMBER 2023


LEMBAR ANAK NOVEMBER 2023 | 47


SUDOKU ASAH OTAK JAWABAN EDISI 56 EASY EASY** HARD HARD**** 48 | NOVEMBER 2023


Click to View FlipBook Version