40 / TAHUN XII
OKTOBER 2019
UNTUK KALANGAN SENDIRI
BUNDA MENDENGAR
OKTOBER 2019 1
2 OKTOBER 2019
OKTOBER 2019 3
DAPUR Pembaca Salus yang budiman, di bulan Oktober yang adalah bulan
REDAKSI Maria, kita disuguhkan pengalaman Iman pembaca Salus dalam
pengalaman imannya bersama Bunda Maria. Pada bagian lain,
Salus juga mengangkat hasil survey team Litbang Paroki tentang
persepsi umat akan sosok Ketua Lingkungan dan tugasnya.
Yang menarik, banyak dari umat paroki ternyata tidak bersedia
jadi Ketua Lingkungan. Berbagai asosiasi terhadap tugas ketua
lingkungan tersaji pada tulisan Salus kali ini. Menanggapi hasil
survey ini, Romo Hadi mengajak kita semua meneladan Bunda
Maria, pelayan sejati yang dipanggil oleh Allah untuk terlibat
dalam sejarah keselamatan.
Salus juga mengangkat tulisan tentang peristiwa bersejarah dan
sekaligus membanggakan bagi Gereja Katolik Indonesia atas
terpilihnya Bapak Uskup Ignatius Suharyo menjadi Kardinal oleh
Paus Fransiskus baru-baru ini. Latar belakang Bapak Kardinal
dan apa tugas dan peran seorang Kardinal juga dapat kita simak
bersama. Ada juga liputan pelayanan kesehatan paroki kita dan
kesaksian iman dan panggilan yang kita bisa dibaca di edisi ini.
Beberapa peristiwa dalam gambar juga bisa kita simak seperti
Family Week ME, piknik karyawan gereja hingga foto-foto pesta
ulang tahun Imamat para pastor di paroki kita.
Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.
Redaksi Salus
Desain Cover
Carla
Foto
Bobby
4 OKTOBER 2019
DAFTAR ISI
06 MARIA,
TELADAN PELAYAN PASTORAL ABAD MODERN
09 PERGILAH DAN BERITAHU IBU
12
14 MENDULANG ASA DI RUMAH ‘KASIH’
18
MERAWAT KEBHINEKATUNGGALIKAAN
BERSAMA ORANG MISKIN BISA MENSYUKURI
DAN MENGEMBANGKAN DIRI
Penanggung Jawab: 23 TUHAN, GEREJA, DAN DUNIA MEMBUTUHKAN
DPH Paroki Alam Sutera, Serpong Utara
Pemimpin Umum: PERHATIAN KITA LEBIH DARI YANG KITA
RD Hieronymus Sridanto A. Nataantaka
Pemimpin Redaksi: BAYANGKAN
Jodi Barnas
Redaksi: 26 BERITA GAMBAR
Andre Budi Wiryawan, Erwin Susilo, Imelda
Njo, Elisabeth Wong, Orchieyadi, Regina 28 MENGAPA BAPAK USKUP SUHARYO MENJADI
Anastasia, Tan Yusuph
Desain & Artistik: KARDINAL?
Carla Safira, Erdiyanta, Libertus Anwar
Redaksi Foto: 32 BERKARYA BAGI YANG LEMAH, SAKIT, DAN
Dasa Didjaja, Salus Photography Club
Usaha/Keuangan: MENDERITA
Lina Soedjoto, Eleonora Brigita Paurina
Sirkulasi: 34 AWALILAH DENGAN BERMIMPI
Ignasius Bambang Bekti Sugiyo W.
Alamat Redaksi: 38 RETRET YANG MEMULIHKAN & MEMPERKAYA
Gereja Santo Laurensius
Jl. Sutera Utama 2, Alam Sutera, KEHIDUPAN PERKAWINAN & KELUARGA
Serpong Utara, Tangerang Selatan
Email: [email protected] 40 PELAYANAN SKK PAROKI ALAM SUTERA
43
REDAKSI SALUS JADI KETUA LINGKUNGAN?
mengharapkan partisipasi Anda. WAH … JANGAN SAYA LAH …
Kirimkan artikel dan berita seksi-seksi,
wilayah,lingkungan atau kegiatan 44 PEDULI UMAT BERKEBUTUHAN KHUSUS
ketegorial ke email 46 POJOKUIS
[email protected]
www.santolaurensius.org twitter @santolauresius instagram @santolauresius Gereja Santo Laurensius
OKTOBER 2019 5
SURAT GEMBALA
MARIA,
Teladan Pelayan Pastoral
Abad Modern
Menjadi ketua lingkungan adalah “mimpi
buruk”. Semua tugas paroki untuk
lingkungan dibebankan pada ketua
lingkungan. Demikian sepenggal kalimat
yang disampaikan dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh seksi Litbang Paroki,
dalam rapat Dewan Paroki Inti beberapa waktu
yang lalu yang terdiri dari dari anggota DPH
dan seksi seksi serta kepala bagian . Sontak
saja semua peserta rapat terdiam . Benarkah
“mimpi buruk” menjadi ketua lingkungan ?
Tidak adakah “mimpi indah” menjadi ketua
lingkungan ?
Setelah itu dalam refleksi pribadi, saya
mencoba untuk merenungkan hasil penelitian
Litbang paroki ini. Pertama, tentu saya ingin
mengajak kita semua umat paroki St Laurensius,
berterima kasih untuk para pelayan pelayan
pastoral di paroki ini, termasuk di dalamnya
para ketua lingkungan yang berjumlah 95
orang. Terima kasih untuk segenap pelayanan,
6 OKTOBER 2019
SURAT GEMBALA
waktu dan pengorbanan yang telah dan sedang yang cepat ini kadang tidak sejalan dengan
dijalani oleh para pelayan pastoral paroki demi pertumbuhan kualitas manusia. Kita sering
berjalannya semua kegiatan. Semoga segala terjebak dalam dunia yang tidak pernah
pelayanan yang telah diberikan, memberi berhenti bergerak dan terus berlari : perubahan
berkat untuk keluarga, dan kedua, saya ingin gaya hidup, kecepatan inovasi dalam
mencoba memberi makna sebagai buah berbagai bidang, pergantian produk produk
permenungan bersama dalam setiap pelayanan dan pola hidup dan sebagainya sehingga
sambil meneladan Bunda Maria, pelayan sejati kita tidak pernah beristirahat sejenak untuk
yang dipanggil oleh Allah untuk terlibat dalam merenung dan berefleksi. Bahkan kita harus
sejarah keselamatan. menyesuaikan diri dengan arus kecepatan
dunia , sehingga kita menjadi seperti robot
Dalam Injil Lukas 2 :26-38, dikisahkan dunia, dan tidak lagi punya waktu untuk
perjumpaan Maria dengan Malaikat Gabriel. “menyadari“ kehadiran Allah dalam hidup
Allah menyuruh Malaikat Gabriel pergi ke kita.
sebuah kota yang bernama Nazareth di sebuah
daerah Galilea, pada seorang perawan yang Kemampuan mendengarkan yang diteladankan
bernama Maria. Dan tunangannya bernama Bunda Maria, pada hemat saya bisa menjadi
Yusuf. Malaikat Gabriel menyampaikan pesan tantangan yang menarik yang sangat relevan
Allah : Engkau akan mengandung seorang anak untuk setiap umat beriman, terlebih mereka
laki laki dan melahirkannya serta menamainya yang dipercaya untuk menjadi pelayan pelayan
Yesus. pastoral di dunia modern sekarang ini.
Terhadap kabar itu ada “keheningan” sejenak Facebook, Line, Whatshapp, Tweeter, IG dan
dalam diri Maria untuk mendengarkan sebelum lain sebagainya adalah media komunikasi
ia memberi jawaban. Maria hening, untuk digital yang mengurung kita semua saat ini.
merenungkan sebuah tugas perutusan yang Tanpa mengetahui ini semua, rasanya kita
baru dan yang sama sekali dia tidak mengerti. sering ditertawai banyak orang dan dianggap
Namun akhirnya ia memberi jawaban : ketinggalan jaman . HP harus selalu ada dalam
Fiat Voluntas Tua, jadilah padaku menurut genggaman manusia abad modern… Sebagai
perkataanMu. Jawaban Maria ini merupakan contoh saja, banyak orang menjadi panik dan
buah dari tindakan Maria, mendengarkan uring-uringan ketika berangkat ke gereja, tetapi
kehendak Allah yang dibawa oleh Malaikat HP nya ketinggalan di rumah. Bisa saja lalu
Gabriel. putar balik mobil dan ambil dulu di rumah HP
nya. Tetapi sebaliknya, sangat menarik, orang
Para pembaca yang terkasih, akan tenang tenang saja ketika di bulan Rosario
Kita hidup di era digital, di dunia modern yang akan ke gereja dan sudah dalam perjalanan
berlari cepat, kencang karena arus perubahan tetapi Rosarionya ketinggalan di rumah, orang
yang luar biasa. Namun perkembangan tidak merasa panik dan santai.
OKTOBER 2019 7
SURAT GEMBALA
Para pelayan pastoral (ketua lingkungan) di tengah tengah dunia yang terus berlari
adalah pribadi pribadi yang dipercaya oleh dengan segala kemajuannya, sehingga segala
umat setempat untuk menjadi pemimpin pelayanan kita, tidak hanya sebagai ketua
dalam lingkungan. Tindakan untuk lingkungan, tetapi sebagai kepala keluarga,
menyediakan diri mendengarkan suara Allah sebagai ibu rumah tagga, sebagai pimpinan
dan kehendakanNya, pada hemat saya bisa di medan karya, di tengah masyarakat, agar
menjadi kekuatan kembali untuk menjalani sungguh menjadi sebuah kerinduan untuk
panggilan pelayanan yang menggembirakan melayani dengan penuh syukur karena akan
di tengah dunia yang selalu berlari. Maria telah banyak orang yang merasakan keselamatan
memberi teladan kepada kita semua yaitu dari Allah karena kerelaan kita membuka diri
mendengarkan perkataan malaikat Gabriel untuk seperti Bunda Maria. Fiat Voluntas Tua,
dan memberi ruang kepada karya Roh Kudus itulah teladan Bunda Maria untuk kita semua,
untuk terlibat dalam sejarah hidupnya sehingga juga para pelayan pastoral. Tuhan memberkati.
menjadi sejarah penyelamatan Allah. Amin.
Saya mengajak seluruh pelayan pastoral untuk Salam dan doa.
membiarkan diri dibentuk dan dibimbing oleh
Roh Kudus sehingga segala pelayanannya Yohanes Hadi Suryono PR
yang terkadang berat dan membebani menjadi Hadi Suryono Pr
sebuah persembahan diri seperti Maria,
sehingga semakin banyak orang yang kita jalani
merasakan keselamatan Allah.
Memang seorang pelayan pastoral seringkali
dihadapkan pada situasi yang tidak
menyenangkan . Maria juga mengalami
hal yang sama. Bahkan menggelisahkan.
Tetapi Maria selalu memberi ruang “hening”
dalam hidupnya untuk memberi makna
tugas perutusannya dan Maria juga selalu
memberi ruang bagi karya Roh kudus untuk
teribat dalam hidupnya sehingga hidupnya
mempunyai makna bagi keselamatan bagi
banyak orang.
Para pembaca yang terkasih, bulan Oktober
adalah bulan penuh rahmat bagi kita semua.
Bersama Maria mari kita mengambil waktu
hening dan mendengarkan suara Tuhan,
8 OKTOBER 2019
LIPUTAN UTAMA
PERGILAH DAN BERITAHU IBU
Paus Fransiskus pernah menggarisbawahi kemudian, dia akan kembali kepada kita dan
pengalaman yang pasti banyak kita miliki dalam berkata kepada kita, ‘Apapun yang dia katakan
hidup. kepadamu, lakukanlah’.”
“Saat kita berada dalam situasi yang sulit, saat Jawaban atas Novena Tiga Salam Maria
terjadi masalah yang kita tidak tahu bagaimana Seperti rutinitas yang saya lakukan setiap
menyelesaikannya, saat kita sering merasa bulannya, mengikuti misa Jumat pertama
cemas dan sedih, saat kita kurang bersuka di Gua Maria Sriningsih, Yogyakarta, sambil
cita, pergilah ke Bunda Maria dan berkata: berdevosi novena tiga kali Salam Maria yang
‘Kami tidak memiliki anggur. Anggur telah sudah saya lakukan selama 2 tahun terakhir
habis: lihatlah bagaimana aku; lihat hatiku, lihat ini. Dua tahun sudah saya galau memilih hidup
jiwaku’. Beri tahu ibu.” membiara atau hidup berkeluarga. Mungkin
terlihat mudah bagi beberapa orang untuk
“Dia akan pergi kepada Yesus dan berkata: mendapatkan restu dari keluarga, terutama
‘Lihat ini, lihat ini: dia tidak punya anggur’. Dan orang tua, namun tidak untuk saya. Saya
OKTOBER 2019 9
LIPUTAN UTAMA
terlahir dari keluarga perkawinan campur menerima komuni pertama adalah sudah
agama. Ibu saya beragama Katolik dan ayah dibaptis. Dibesarkan di keluarga yang memilik
saya beragama Hindu. background agama yg berbeda membuat
kami ber-3 harus berjuang ekstra agar dapat
Hari itu entah kenapa, dalam perjalanan menuju dibaptis, terutama adik saya yang kebetulan
gua Maria sempat terpikir apakah ini menjadi menjadi anak lelaki satu-satunya dan bungsu
Jumat pertama terakhir saya untuk melalukan dalam keluarga kami. Keinginan ayah saya
devosi ini, mungkin karena saya sedang dalam adalah agar salah satu anaknya menganut
titik jenuh akan penantian jawaban. Kalimat agama yang sama dengan beliau.
demi kalimat yg terucap di hari itu terasa
sangat berat dan dalam. Setelah menutup doa Sampai pada hari itu, sepulang gereja adikku
novena tiga Salam Maria, pandangan saya menangis tersedu-sedu karena semua teman-
berhenti pada seorang lelaki yang sudah sering teman sekelasnya ikut camping putra altar,
saya lihat di tempat itu, namun kami tidak kecuali dirinya yang tidak bisa ikut. Kepolosan
saling mengenal. Hari itu, kami berkenalan. dia saat bercerita ke saya dan ibu membuat
Sungguh kejadian yang lucu adalah ketika kami saya sangat pilu mendengarnya. Ingin rasanya
saling sharing di sore itu, kami mempunyai saya marah ke ayah saat itu karena sebegitu
tujuan yang sama ke tempat tersebut untuk kerasnya terhadap adik saya, namun saya
bernovena, dia terpanggil untuk menjadi tahu itu tidak bermanfaat karena adik dan
seorang pastor dan saya terpanggil menjadi Ibu saya sudah pernah menyodorkan formulir
seorang biarawati dan kami sama-sama tidak persetujuan untuk baptis, dan ayah saya
mendapat restu dari orang tua kami. Berawal menolak dengan tegasnya. Saat itu ibu saya
dari kesamaan tersebut, kami merasa cocok hanya mengatakan “sabar ya dek, nyuwun
satu sama lain dan kami merasa beginilah cara pitulangan kalih Gusti Yesus lan Bunda Maria
Bunda Maria menjawab pertanyaan kami tanpa ya” (Sabar dik, minta pertolongan ke Tuhan
melukai perasaan kami. Bunda yang menjawab Yesus dan Bunda Maria). Sejak saat itu saya
kegelisahan dan keinginan kami pada saat itu melakukan devosi novena 3 x Salam Maria agar
dengan menumbuhkan rasa cinta di antara rahmat dicurahkan ke Ayah saya.
kami, sehingga kami tidak merasa terluka atau
kecewa saat keinginan kami tidak terpenuhi. Hari demi hari terlewati, sampai pada hari
(Ni Made) itu ayah saya tiba-tiba memberikan formulir
pendaftaran Baptis yang sudah dia tanda
Nyuwun Pitulangan Kalih Gusti Yesus lan tangani dan dia juga menuliskan Paulus sebagai
Bunda Maria nama baptis adik saya. Saat itu ayah saya hanya
Keinginan yang besar adikku untuk menjadi berkata “Gek daftar kono dek selak ditutup
putra altar di gereja terhalang karena salah mengko ben iso baptis lan komuni pertama pas
satu syaratnya adalah harus sudah menerima hari Tubuh Kristus” (segera daftar dik, sebelum
komuni pertama, dan syarat utama untuk ditutup, supaya bisa dibaptis dan menerima
10 OKTOBER 2019
LIPUTAN UTAMA
komuni pertama saat perayaan Tubuh Kristus). berkenan saya boleh berangkat, pasti Bunda
Kata-kata yang singkat dan sederhana, namun akan penuhi semua kekurangan itu”.
begitu menyegarkan, apalagi saat melihat Dua hari kemudian, kantor menelpon
ekspresi adik saya yang begitu gembiranya menyampaikan bahwa poin saya melebihi
saat mendengar berita tersebut. Ia bahkan target. Sungguh luar biasa, Bunda Maria
menyimpan formulir tersebut di bawah Penolong yg tak pernah gagal.
bantalnya saat tidur malam itu, dengan alasan
takut formulir hilang. Entah apa yang terjadi, (Rita Tjendra)
mengapa Ayah saya mendadak merubah
pemikirannya, namun saya percaya Tuhan Yesus
dan Bunda Maria lah yang bekerja atas semua
itu.
(Agatha W)
Bunda Maria Sungguh Luar Biasa
Saya bekerja menjadi agen asuransi di suatu
perusahaan besar. Target kami sangat jelas
disampaikan dan untuk suatu perusahaan
asuransi, semua hal didata secara tepat dan
benar lewat system.
Sekitar 6 tahun yang lalu, saya diberikan target
untuk ke Eropa, yang saya terima dengan
agak pesimis. Saya berpikir, apa mungkin
saya meraih ini, namun seperti biasanya, saya
tetap bekerja keras. Ketika bulan Desember
tiba, setelah menghitung hasil kerja, ternyata
saya bisa melampaui target untuk berangkat
ke Eropa. Namun tidak lama kemudian,
perusahaan menyampaikan bahwa poin saya
kurang, dan itu sangat kecil, bila di’rupiah’kan,
tidak sampai Rp.100 ribu. Itu sangat tidak
masuk akal saya. Berhubung perusahaan saya
adalah perusahaan besar yang didukung oleh
system yang udah teruji, saya hanya pasrah dan
sedih. Tanpa berpikir panjang lagi, saya berdoa
minta bantuan ke Bunda Maria. Saya hanya
mengatakan, “Bunda, kalau memang Engkau
OKTOBER 2019 11
LIPUTAN UTAMA
MENDULANG ASA di RUMAH ‘KASIH’
Apa yang ada di benak kita biasanya saat riang. Setelah nyanyi gembira berlalu kami
kita berbicara tentang ulang tahun atau mulai dengan Doa Rosario bersama dan luar
anniversary? mungkin pesta? atau mungkin biasa sekali saat doa Rosario selesai, bus
ucapan syukur dalam wujud misa atau boleh pun sudah memasuk daerah Pasar minggu.
jadi intensi misa. Nah, bagi lingkungan Bus dengan kapasitas 40 lebih tempat duduk
St. Hieronimus juga sama, umat biasa ini membuat manuver bus agak sedikit
mengadakan ucapan syukur dengan wujud kesulitan khususnya ketika ingin berbelok
misa dalam rangka merayakan pesta nama masuk ke jalan di samping gelanggang
Santo Pelindung bagi lingkungan setelah Olah Raga Pasar Minggu. Rasa cemas timbul
itu tentu dilanjutkan dengan makan makan/ ketika melihat jalan yang tidak terlalu lebar.
pesta bersama. Ini telah berlangsung sekian Tapi rupanya semua bisa dilewati, bus kami
tahun. Namun tahun ini ada yang berbeda, akhirnya bisa parkir di Pusat Pemadam
sesuai dengan ajakan “ berbela rasa” ketua kebakaran Pasar Minggu. Di sana beberapa
Lingkungan St. Hieronimus, ibu Nani Fiati dan anak remaja panti rupanya sudah menunggu
ketua Wilayah XIX Bapak Frans Azali, setelah kami dan membawa kami berjalan kaki
musyawarah dengan umat Lingkungan St. melewati lorong-lorong beberapa gang kecil
Hieronimus pada akhirnya memutuskan sampai akhirnya kami tiba di panti Yayasan
kunjungan ke panti asuhan. Setelah melalui Kasih Mandiri Bersinar. Barang barang bawaan
telaah yang cukup selektif, pada akhirnya kami diangkut dengan mobil operasional panti
pilihan jatuh pada panti “ Yayasan Kasih melewati gang yang lebih besar.
Mandiri Bersinar” di daerah Pasar Minggu.
Hari Minggu tanggal 29 Sepember 2019 Suster Clemen dan Christine menyambut
pagi, bus dengan kapasitas di atas 40 tempat kami di depan pintu. Kebetulan rekan rekan
duduk perlahan meninggalkan cluster Harmoni dari Gereja St. Thomas Rasul – Bojong sudah
– Alam Sutera. Sinar matahari yang cerah tiba lebih dahulu dan acara mereka dengan
menembus kaca bus mengiringi doa syukur anak anak sudah hampir selesai. Kami
pembuka sebelum kami mulai bernyanyi menunggu kurang lebih 10 menit di luar
12 OKTOBER 2019
LIPUTAN UTAMA
sebelum kami bisa bergantian masuk ke tahun 90 -an sampai akhirnya mampu
dalam ruang panti di mana acara kami akan membawa anak-anak ini pada tempat yang
berlangsung. Dengan kedatangan kami, lebih manusiawi. Saat itu memang tidak
ruang serba guna panti ini nampak sesak. gampang karena anak-anak dari berbagai latar
Menjelang pukul 10:30 misa di mulai suku dan agama. Jadi jangan heran ya Ibu/
dipimpin Rm. Yohanes Krisostomus Djawa, Bapak kalau di panti ini ada cukup banyak
CMF . betapa gembiranya melihat anak anak anak-anak yang non Kristen/Katolik. Anak-
panti yang kecil kecil sudah pandai menyanyi anak ini hanya akan bergabung saat makan
dalam misa, Mazmur pun dibawakan oleh bersama dan saat hiburan.
salah satu anak panti.
Saat ini ada 95 total penghuni panti, dari bayi,
Yang ingin kami tuliskan di sini bukan hanya balita, anak-anak, remaja bahkan ada beberapa
cerita kunjungan kami, tapi asal muasal anak yang sudah mulai kuliah. Ketika melihat
anak panti ini. Saat misa sudah selesai anak-anak ini menari riang dengan lagu
dan anak anak lagi bersantap dengan nasi “Maumere”, sungguh hati ikut bergembira.
kotak dengan menu sederhana yang kami Belum lagi ketika saat makan kami melihat
bawa, saya sempat berbincang dengan anak- anak panti yang besar menyuapi anak-
Suster M. Alexa Yonsion, OP sekilas tentang anak yang balita, juga menggendong mereka.
Panti Yayasan Kasih Mandiri Bersinar. Beliau Ini sungguh suatu pemandangan yang bisa
adalah Suster kepala panti. Sungguh tepat dipastikan berbeda atau bertolak belakang
nama panti ini bagaimana tidak ternyata bila kita bayangkan kerasnya kehidupan di
kebanyakan anak-anak penghuni panti bawah jembatan/ bawah jalan layang. Tak
ini dulunya adalah anak-anak dari bawah ada kemewahan sama sekali, rumah panti
jalan tol, bawah jalan layang Pramuka/ Pluit/ dengan bangunan sederhana, bahkan ada
Jembatan Tiga. Suster Alexa benar benar kesan sedikit berdesakan, dan di sisi sayap
live-in di kolong jembatan/ jalan layang untuk depan panti nampak ada perluasan di mana
membantu anak-anak ini di pertengahan konstruksinya juga belum selesai, tapi kami
mengerti dan merasakan sendiri bahwa
anak-anak ini mendulang asa mereka di
rumah kasih. Setidaknya mereka tak perlu
beratap kolong jembatan atau beratap langit,
setidaknya ada dekapan kasih para Suster dan
para pembimbing, setidaknya ada pendidikan
yang lebih manusiawi. Inilah wujud cinta kasih
yang sebenarnya yang mampu kita lihat dan
kita rasakan. Inilah wujud nyata kasih Allah
sendiri lewat tangan-tangan yang peduli.
(Imelda Njo)
OKTOBER 2019 13
LIPUTAN UTAMA
MERAWAT KEBHINEKATUNGGALIKAAN
Dari Majenang, Cilacap, viral berita peristiwa Penyerahan tumpeng ini merupakan ungkapan
yang unik. Ketika Paroki Santa Theresia kegembiraan dan harapan agar persaudaraan
merayakan ulang tahun ke-9, Selasa 1 Oktober antara umat Muslim dan Katolik terjaga dengan
2019, datanglah puluhan anggota Banser NU, baik.
Lesbumi, dan organisasi lain di bawah NU
serta Gusdurian dengan membawa sembilan Hadirnya sekelompok Muslim di gereja
tumpeng yang diserahkan kepada Mgr. Tri pada saat umat Katolik merayakan ibadat
Harsono, uskup Keuskupan Purwokerto, merupakan peristiwa tidak lazim. Tindakan
yang memimpin ibadat pada malam itu. mereka tergolong sangat berani dan tidak
14 OKTOBER 2019
LIPUTAN UTAMA
biasa mengingat ada orang-orang yang bisa umumnya, dalam rangka perayaan hari
jadi berpandangan bahwa sepatutnya Muslim kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17
tidak masuk ke dalam gereja. Tindakan mereka Agustus, pelbagai instansi dan masyarakat
itu memang tak luput dari adanya reaksi negatif membuat ucapan “Dirgahayu Republik
dan komentar yang bernada mencela, namun Indonesia”, tetapi Sekolah Binus Internasional
mereka melakukannya dengan sadar dan siap di kawasan Simprug melakukan hal lain, yakni
menanggung aneka macam konsekuensinya. membuat gapura di pintu gerbang dengan
Mereka melakukan tindakan yang tidak biasa ucapan “Bhinneka Tunggal Ika”.
itu dengan maksud dan tujuan yang sangat Ungkapan yang dibuat oleh Binus itu
mulia yakni untuk membina relasi persaudaraan menyampaikan pesan yang sangat mendasar
sejati meskipun berbeda iman dan agama. dan penting untuk diperhatikan oleh segenap
Peristiwa unik lain terjadi di Jakarta. Pada lapisan masyarakat Indonesia. Betapa
tidak, Indonesia yang diproklamasikan
kemerdekaanya oleh Soekarno dan Hatta
tidak lain ialah Indonesia yang masyarakatnya
bersifat majemuk, terdiri dari macam-masam
suku bangsa, bahasa, dan agama namun
mereka bertekad-bulat untuk menjadi satu
bangsa, satu bahasa, dan bertanah-air yang
sama yaitu Indonesia. Oleh karenanya,
kedaulatan Indonesia yang diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak lepas
dari realita bangsa Indonesia itu. Maka, pesan
itu menjadi terasa sangat penting apalagi di
saat bangsa Indonesia sedang hingar bingar
merayakan hari kemerdekaannya, di sana-sini
terdapat ulah kelompok-kelompok masyarakat
yang tega menggerogoti sendi-sendi
kerukunan dengan perilaku sosial dan politik
identitas antara lain berdasarkan keyakinan
agama.
Perbedaan itu Anugerah
Adanya aneka macam perbedaan dalam
masyarakat Indonesia itu adalah fakta yang
tidak dapat diingkari. Perbedaan itu ada yang
bersifat hakiki seperti karena faktor keturunan
dan juga ada perbedaan akibat karya cipta
OKTOBER 2019 15
LIPUTAN UTAMA
manusia antara lain kebiasaan dan budaya. biasa. Pesan dasarnya benar dan bahkan juga
Perbedaan yang timbul dari faktor keturunan sangat tepat untuk kepentingan membangun
seharusnya diterima dengan sukacita karena itu kesatuan bangsa Indonesia yang demikian
merupakan kehendak Allah. Setiap karya cipta besar dan masyarakatnya sangat plural
Allah tentu ada maksud dan tujuan baiknya dalam pelbagai aspek. Di lain sisi, perubahan
untuk kehidupan. Karya cipta Allah itu sekaligus zaman yang disertai pergeseran nilai-nilai
memancarkan keagungan dan keluhuran terus menerus bergulir. Dalam pergeseran
Allah. Meskipun demikian, bisa saja ada orang nilai-nilai itu, terdapat juga kecenderungan
yang cenderung merasa kurang senang ketika kelompok-kelompok untuk mengutamakan
berjumpa dengan orang yang berasal dari kepentingan-kepentingan yang sempit. Dan
suku yang sama. Rekasi tidak senang itu timbul dalam memperjuangkan kepentingan yang
karena persepsi-persepsi yang terbentuk dari sempit itu mereka mengusik sendi-sendi
lingkungan, pendidikan, atau pengalaman. kehidupan bersama. Jika kita tidak peduli
Perbedaan yang timbul akbibat karya cipta atau tidak menyadarinya maka ibarat kita
manusia sangat patut disyukuri karena hasil sedang membiarkan berkembangnya ilalang
karya yang beraneka rupa itu menggambarkan di antara tanaman padi. Ketika akar ilalang
talenta yang dianugerahkan Tuhan berkembang terus menyerbar-luas maka tanah yang
dalam realita kehidupan. Apalagi, aneka subur pun menjadi tandus sehingga padi
macam perbedaan itu dapat saling melengkapi sanggup menghasilkan buah limpah. Bisa jadi
dan mendorong tumbuhnya kreativitas. ketidakpedulian kita akan keadaan sekitar
Aneka perbedaan justru mengundang orang karena tidak mau repot, atau mungkin karena
lain untuk melihat, memahami, dan dalam kita memandang gejala yang ada sebagai
hal tertentu juga menikmati. Ambil contoh kenyataan yang remeh; namun pada saatnya
tentang kuliner: masing-masing suku bangsa bisa jadi tiba-tiba kita merasa tersentak ketika
mengembangkan macam-macam makanan menjadi terasing atau tersingkir dari lingkungan
khas dengan cita-rasa yang berbeda-beda, masyarakat sendiri.
tetapi justru karena berbeda itu maka wisata
kuliner mengundang orang lain untuk datang Kita tentu tahu kalau kewajiban merawat
dan menikmatinya. Dan, masih banyak sekali kebhinekatunggalikaan itu ialah tanggung
contoh perbedaan yang menjadi berkah jawab kita semua, dari pemerintah hingga
karena sejatinya perbedaan itu merupakan masyarakat. Namun, bagaimana caranya
anugerah yang harus disyukuri, dirawat, dan dan siapa yang akan menggerakkannya bisa
dikembangkan. menjadi persoalan tersendiri.
Masalah Gerakan Merawat Kebhinekatunggalikaan
Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang diambil Sejak Konsili Vatikan II, Gereja Katolik menjadi
dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular Gereja yang terbuka. Dialog antarumat
merupakan salah satu hikmat yang nilainya luar beragama dan inkulturasi dikembangkan untuk
16 OKTOBER 2019
LIPUTAN UTAMA
membangun relasi persaudaraan sejati dengan di tengah masyarakat yang plural ini dapat
sesama peziarah kehidupan dalam Tuhan memperkaya gerakan-gerakan yang tepat dan
seraya menghayati hadirnya Tuhan dalam bijkasana sehingga Gereja Paroki makin hadir
budaya bangsa. menjadi pewarta Injili dengan aneka macam
“bahasa”.
Menyadari akan pentingnya menghadirkan
Roh Allah dalam kehidupan masyarakat dan Kesempatan kaum muda untuk berkiprah
merangkul masyarakat yang sama-sama sangat besar. Mereka ialah orang-orang yang
berziarah menuju kebahagiaan surgawi namun dinamis, kreatif, dan mempunyai banyak ide.
berbeda iman dan ungkapannya maka Gereja Mereka “hanya” perlu pemantik dan dukungan
melakukan upaya-upaya secara sistematik dan agar bergerak dengan suka cita. Pintu masuk
konsisten antara lain melalui doa, menyanyikan untuk melakukan gerakan mengangkat
mars, menjalin relasi antarumat beragama, kesadaran di kalangan muda tentang
pendalaman iman, pendampingan kategorial, kebhinekatunggalikaan antara lain dapat
dan aneka kegiatan lain yang sangat relevan melalui karya-karya fotografi, video, musik,
untuk kemajuan bangsa Indonesia. dan sejenisnya. Kaum muda tak pernah mati
gaya kalau didukung dan disemangati untuk
Dalam lingkup paroki, kita juga melakukan berkarya, bahkan kalau mereka dibimbing
aneka macam kegiatan yang berdasar untuk berkolaborasi dengan kaum muda
kesadaran akan hidup dalam kebhinekaan pemeluk agama non-Katolik.
namun sesaudara dalam peziarahan hidup.
Gerakan yang teranyar ialah menyelanggarakan Merawat kebhinekatunggalikaan kiranya akan
suasana misa dengan pakaian NTT, pada bulan makin mengakar dalam kesadaran dan makin
November 2019 akan diselenggarakan suasana kuat termasuk dampak positif yang diharapkan
Jawa, dan bulan-bulan berikutnya dengan jika dikelola dengan gerakan-gerakan, bukan
suasana suku lainnya. Gerakan ini sangat sekadar dengan program. Biasanya, kegiatan
menarik dan perlu. Menarik, karena umat akan berhenti seiring dengan selesainya
merasakan suasana baru yang mendorong program yang dibuat, tetapi kalau berupa
tumbunya persaudaraan yang akrab. Gerakan gerakan maka secara bertahap kegiatan justru
ini perlu, karena membuat umat terlibat aktif makin bergulir sehingga makin besar dan
untuk mengangkat budaya yang dimiliki mengakar kuat.
ke dalam kesadaran bersama. Dampaknya
ialah, tumbuhnya rasa saling menghargai Kita sudah mulai melakukan membangun
dan menyadari bahwa budaya itu merupakan semangat menghargai kebhinekatunggalikaan
kekayaan bersama, bangsa Indonesia. dan semoga makin bersemangat
Litbang Dewan Paroki Santo Laurensius mengembangkannya. [abw]
kiranya perlu mengkaji kondisi dan kebutuhan
masyarakat agar Gereja Paroki yang ada
OKTOBER 2019 17
PANGGILAN
BERSAMA ORANG MISKIN BISA MENSYUKURI
DAN MENGEMBANGKAN DIRI
Follow Up aksi Nyata (FUN), sebuah kegiatan kami mendapatkan banyak pengalaman yang
tahunan Antiokhia paroki Alam Sutera gereja berharga yang tidak dapat dialami oleh semua
St. Laurensius. Aksi Sosial atau Bakti Sosial, orang. Pada hari itu, kami para Antiokhers
seperti itulah orang-orang mengenalnya. Para serta papi mami pendamping Antiokhia
Antiokhers yang telah mengikuti Weekend paroki Alam Sutera, memiliki kesempatan
Antiokhia (WEA) sebelumnya akan berkumpul untuk mengunjungi sebuah Rumah Lansia
dan melakukan kunjungan kasih bersama Atmabrata di daerah Cilincing – Jakarta Utara
mengunjungi tempat-tempat orang yang yang dikelola oleh Bruder Petrus Partono,
membutuhkan pertolongan untuk menghibur PSS. Rumah Lansia Atmabrata adalah tempat
mereka. menampung lansia yang tidak memiliki
keluarga, hidup sangat berkekurangan dan
Tepat pada tahun ini, kami yang masih duduk tinggal di tempat yang tidak layak seperti
di bangku SMA kelas 10 s.d. 12 baru saja sekitar gardu listrik, ada yang ditemukan di
mengikuti Weekend Antiokhia ke-7 dan jalanan atau di mal, bahkan pernah ada yang
menjadi Antiokher. FUN adalah salah satu ditemukan di kandang ayam. Selain itu rumah
kegiatan yang kami nanti-nantikan, karena bagi Atmabrata juga membantu lansia kurang
kami FUN adalah sebuah kegiatan yang sangat mampu serta Anak Berkebutuhan Khusus
menyenangkan dan dapat mewujudkan cinta (ABK) yang tinggal di sekitar Cilincing. Tanpa
kasih Tuhan kepada sesama. Pada kesempatan memandang mereka berasal dari suku apa dan
ini, kami akan membagikan pengalaman beragama apa.
kepada teman-teman pembaca semua.
Minggu, 29 September 2019 adalah salah satu Untuk mewujud-nyatakan FUN ini, kami
hari yang sangat berkesan bagi kami, karena melakukan beberapa kegiatan, mulai dari
18 OKTOBER 2019
PANGGILAN
pembentukan panitia untuk bagi-bagi tugas, angkutan umum. Panas matahari yang terik
membuat poster, mencari dan mengumpulkan pada hari itu, membuat kami kepanasan,
sembako serta sumbangan dana. Tepat ditambah dengan kami harus duduk
dua minggu berturut-turut sebelum acara berdempetan selama perjalanan. Walaupun
FUN dilaksanakan, kami para Antiokhers jendela dibuka, tetap saja kami masih merasa
mengadakan pencarian sumbangan dengan panas dan membuat kami harus menahan
ngamen di depan GKP gereja St.Laurensius. sabar.
Panas? Pasti. Namun satu yang kami yakini
dan selalu kami ingat, bahwa semua itu harus Sesampainya di Sekolah Empang dan Sekolah
kami lakukan dengan sukacita untuk membantu Bambu, masing-masing kami dibagi lagi
sesama yang membutuhkan. Kami berusaha menjadi 2 kelompok kecil untuk pembagian
mempersiapkannya sebaik mungkin, agar acara tugas memberikan sembako. Kami memulai
ini dapat memberikan pengalaman yang indah perjalanan kami untuk mengunjungi rumah-
dan berkesan bagi semua orang. rumah dengan berjalan kaki. Panas? Pasti...
Lelah? Pasti... Kami harus berjalan dibawah
Hari FUN pun tiba, tepat jam 7.30 kami sinar matahari yang sangat terik pagi itu sambil
pergi dengan sebuah Bus dari Flavor Bliss – membawa kantong berisi sembako untuk
Alam Sutera. Perjalanan kurang lebih hanya dibagikan kepada orang-orang yang kami
1 jam saja. Sesampainya di lokasi, kami kunjungi.
bertemu dengan Bruder Petrus dan sebelum
mendapatkan briefing dari beliau, kami terlebih Banyak sekali rumah yang kami kunjungi. Mulai
dahulu menyanyikan lagu Indonesia Raya. dari rumah seorang nenek yang buta, seorang
Bruder Petrus menjelaskan dengan sekilas nenek yang tidak bisa jalan, mengunjungi
kegiatan yang akan kami jalankan pada hari itu. rumah nenek yang harus merawat cucu-cucunya
Setelah itu, kami dibagi menjadi 3 kelompok yang masih kecil karena ditinggal orangtuanya
untuk mengunjungi rumah orang-orang yang kerja sebagai TKI, bahkan ada yang ditinggal
akan diberikan sembako. Kelompok pertama karena orangtuanya meninggal. Selain itu,
mengunjungi rumah di sekitar Sekolah kami juga harus melewati semak-semak, yang
Empang, kelompok kedua mengunjungi rumah ternyata jika musim hujan tiba lahan itu bisa
di sekitar Sekolah Bambu, sedangkan kelompok menjadi sebuah rawa kecil, untuk menuju ke
ketiga mengunjungi rumah-rumah di sekitar sebuah rumah.
Rumah Atmabrata. Lalu kami segera berangkat
menuju lokasi yang telah ditentukan masing- Walaupun lelah dan sembako yang dibawa
masing dengan sebuah mobil. sangat berat, kami harus tetap bersemangat
untuk membantu mereka yang membutuhkan
Pasti teman-teman mengira, kami pergi dengan pertolongan. Jarak rumah yang jauh membuat
mobil ber-AC bukan?... Tentu saja tidak, kami kami saling mendukung dan membantu
pergi ke tempat lokasi dengan sebuah mobil satu sama lainnya dan tidak menghancurkan
OKTOBER 2019 19
PANGGILAN
semangat kami. Ternyata tanpa kami sadari, tangan untuk maju bersama tanpa memandang
kami telah mengitari satu kampung kecil, perbedaan kita. Aku juga belajar untuk tidak
berjalan dari satu ujung jalan ke ujung jalan sombong saat berada di atas dan tidak minder
yang lain. saat berada di bawah. Jangan selalu melihat
ke atas, karena di atas langit masih ada langit.
Berikut adalah beberapa pengalaman kami Tapi cobalah sesekali melihat ke bawah. Masih
ketika mengunjungi para lansia : banyak sekali pelajaran yang kami dapatkan
Sherine Kiatandi : “Aku mendapat kelompok dan tidak bisa kami sebutkan satu per satu.”
Rumah Empang 1. Aku sangat tersentuh,
bahkan sampai menangis ketika melihat wajah Michael Kyrieko : “Aku tergabung di
bahagia mereka saat menerima sembako kelompok Rumah Empang 2. Selama perjalanan
dari kami. Yang paling menyentuh ketika menuju lokasi dengan angkot, aku merasakan
kami mengunjungi seorang nenek buta yang dan melihat dunia yang berbeda sekali dari
sakit-sakitan. Ia terus-menerus menggenggam lingkungan tempat tinggal kita saat ini. Seperti
tanganku dan memijatku sebagai ucapan Alam Sutera yang asri dan bersih, serta Gading
terima kasih. Sungguh mengharukan. Aku Serpong yang banyak makanan enak. Menuju
memang sangat lelah. Tapi sangat banyak Rumah Empang ini, miris rasanya melihat
pelajaran yang dapat kupetik. Aku belajar daerah tersebut seperti tidak diperhatikan
untuk lebih bersyukur, telah diberi fisik dengan baik oleh pemerintah setempat.
lengkap, dapat menikmati fasilitas cukup, Mungkin teman-teman bisa bayangkan, ada
memiliki orang yang menyayangi kita dan sungai yang lebarnya kurang lebih selebar
kita sayangi. Sedangkan di luar sana banyak sungai Cisadane tapi warnanya hitam, berbau
sekali yang tidak dapat merasakan itu. Aku tidak sedap karena tumpukan sampah di sekitar
mencoba membayangkan dan memposisikan pinggiran sungai itu. Kira-kira itulah udara yang
diri di posisi mereka. Aku tidak mungkin bisa mereka hirup dan pemandangan yang harus
setegar mereka. Seharusnya bisa mensyukuri mereka jumpai setiap harinya. Aku merasa
apa yang kumiliki, terutama berbakti kepada bahagia dan terharu karena bisa memberikan
orang tua. Jangan menyia-nyiakan mereka, cinta dan berkat kepada penduduk di daerah
karena tidak selamanya mereka berada tersebut dalam bentuk sembako. Terlebih...
bersama kita. Aku juga belajar dari mereka ketika ada satu rumah yang kami kunjungi,
untuk selalu bersemangat dan selalu tersenyum di situ tinggal sepasang kakek-nenek yang
dikala menghadapi masalah. Mereka saja membuka warung di rumahnya. Ketika
bisa, aku pasti bisa juga!... Memberikan mengetahui maksud dan tujuan kami datang,
perhatian kecil, sangat berarti besar bagi yang kakek dan nenek itu menyambut kami dengan
membutuhkan. Kebersamaan menjadi kunci kebahagiaan dan keterbukaan walaupun kami
eratnya persaudaraan. Kita adalah makhluk berbeda agama dengan mereka. Terlebih
sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Tentu kita yang membuat aku tersentuh adalah ketika
harus saling membantu. Saling bergandengan aku melihat bahwa sang nenek menyambut
20 OKTOBER 2019
PANGGILAN
kami dengan tangis dan memeluk tangan hari bapak mengandalkan bantuan dari rumah
kami satu-persatu dan menempelkan di Atmabrata dan anak-anaknya. Anak-anaknya
pipinya untuk mengungkapkan rasa terima tinggal di kampung yang sama namun sedikit
kasih dan bahagianya kepada kami. Tentu jauh, hanya sesekali saja datang menjenguk.
ada alasan dibalik tindakannya itu, nenek itu Bapak selalu meminta dalam doa dan berserah
sudah tidak bisa melihat dengan sempurna. kepada Tuhan untuk apa yang akan terjadi esok
Kondisi matanya yang buruk sudah tidak dan setiap harinya ada saja berkat untuknya.
memungkinkan lagi baginya untuk melihat Dari bapak tersebut aku belajar bahwa aku
wajah kami satu persatu. Namun yang aku harus lebih berserah karena terkadang aku
rasakan ketika nenek memeluk tanganku, beliau sudah berdoa dan meminta namun masih
tidak sepenuhnya buta, beliau dapat melihat. sering ragu dan tidak berserah 100% kepada
Beliau melihat dengan mata hatinya. Rasa Tuhan.”
cinta dan tulus yang kami berikan, diterima
oleh nenek dan dibalasnya dengan doa dan Bently Edyson : “Aku membagikan sembako
harapan yang ia berikan ketika memeluk tangan kepada para lansia dan ABK yang tinggal
kami satu persatu dan aku melihat bahwa di daerah Cilincing. Aku melihat betapa
apa yang pada waktu itu kami lakukan, telah mulianya hati Bruder Petrus dan orang orang
membuktikan bahwa itulah kekuatan dari Cinta yang dengan ikhlas tanpa melihat perbedaan
Kasih yang sebenarnya Yesus telah ajarkan melayani mereka dengan tulus hati. Ini
kepada kita.” pengalaman pertamaku, pergi dan mengujungi
tempat yang ditinggali orang-orang miskin
Regina Rompies : “Aku membagikan sembako yang sudah cukup tua. Ada yang tidak bisa
di sekitar rumah Atmabrata. Kelompok melihat, ada yang susah mendengar dan
kami dibagi menjadi 2 dan masing-masing ada yang umurnya sudah di atas 80 tahun.
kelompok mengunjungi 5 rumah. Disinilah aku Ada perasaan sedih dihatiku saat beberapa
mendapatkan banyak pelajaran hidup yang dari mereka tinggal sendiri ketika anak-
berharga. Salah satunya adalah ketika kami anaknya sedang sekolah atau kerja dan jarang
mengunjungi seorang bapak yang tinggal mengunjungi orang tuanya. Yang saya pelajari
disebuah tempat yang tidak layak disebut dari FUN ini, saya belajar untuk lebih bersyukur
rumah. Ia hidup hanya di sebuah tanah dengan lagi dengan apa yang saya punya sekarang dan
kursi bambu dan lemari yang ditutup oleh seng lebih menghargai satu sama lain serta harus
sebagai atap dan sebuah terpal. Walaupun, mempunyai keikhlasan dalam membantu orang
terkadang bapak berteduh di salah satu rumah miskin atau yang membutuhkan bantuan.”
di sekitarnya namun dalam keseharian bapak
menghabiskan waktu di tempat tersebut. Gabriela Serafim Kyrieko : “Bagiku,
Dulunya bapak berkerja sebagai kuli namun mengunjungi seorang nenek buta adalah
karena usia yang sudah tidak lagi muda bapak sebuah hal yang sangat mengesankan.
jadi tidak berkerja lagi. Untuk hidup sehar- Mengapa? Ketika pertama kali kami
OKTOBER 2019 21
PANGGILAN
menghampirinya, nenek itu terlihat menangis. Di sana, kami bermain bersama seperti : tebak
Menangis terharu dan pastinya merasa sangat gambar berhadiah dan sulap dengan para
bersyukur, karena masih ada orang-orang yang Lansia dan ABK. Kami juga mempersembahkan
perhatian kepadanya. Saat kami bersalaman beberapa lagu untuk menghibur mereka.
dengannya, ia langsung memegangi tangan Senang rasanya, ketika melihat mereka bisa
kami sangat lama, walaupun ia buta dan tersenyum dan tertawa. Ditinggal oleh orang-
sudah sangat susah untuk berbicara, kami orang yang mereka sayangi, pasti merupakan
yakin bahwa ia sedang mendoakan semua sebuah kejadian yang sangat langka untuk
yang terbaik untuk kami. Rumahnya yang kecil mereka dapat tertawa bahagia.
dan gelap, bahkan bagiku tak pantas disebut Setelah acara selesai, kami makan siang
sebagai rumah, membuatku merasa harus lebih bersama bruder Petrus dan mendengarkan
bersyukur kepada Tuhan. Aku menyadari bahwa cerita mengenai rumah Lansia Atmabrata
hidupku berbeda dengannya, aku tinggal di darinya. Banyak sekali hal yang kami dapatkan
sebuah rumah yang bagus dan layak. Terlihat dari apa yang bruder Petrus sampaikan,
raut wajahnya yang sedih, ketika kami harus salah satunya adalah : “BERSAMA ORANG
meninggalkannya untuk mengunjungi rumah MISKIN ANDA BISA MENGENDALIKAN DIRI
yang lain.” ANDA MENJADI MENSYUKURI DIRI ANDA,
MENGEMBANGKAN DIRI ANDA DAN PALING
Setelah kami mengunjungi rumah-rumah itu, UTAMA JUGA BERBAKTI KEPADA ORANG
kami segera kembali ke tempat awal kami TUA YANG TELAH MENGADAKAN ANDA.”
berkumpul, yaitu di Rumah Lansia Atmabrata.
22 OKTOBER 2019
PANGGILAN
Berkenalan dengan Frater Aldo Damara
TUHAN, GEREJA, DAN DUNIA
MEMBUTUHKAN PERHATIAN KITA
LEBIH DARI YANG KITA BAYANGKAN
Nama saya Maximilianus Kolbe Aldo Damara. sebagai bayi prematur pada tanggal 2 Agustus
Di rumah, saya biasanya dipanggil Aldo, tetapi 1999. Masa sekolah dasar saya berada di tiga
di Seminari maupun pada kesempatan pastoral SD: SD Margie Surabaya (kelas 1-2), SDK St.
saya lebih dikenal sebagai Fr. Damar. Saya Aloysius Surabaya (kelas 3-4), dan SDK St.
tinggal di lingkungan St. Clement, wilayah Antonius Padua Mataram (kelas 5-6). Saya
1 - Cluster Cemara. Saya anak dari pasangan pernah tinggal di Mataram, Lombok, dari kelas
Johanes Widodo dan Yohana Yulia (alm). 5 SD sampai tamat SMP. Sekolah menengah
Namun kelak Papa saya memiliki teman hidup pertama saya tempuh di SMPN 8 Mataram,
yang sangat baik kepada saya, beliau adalah kemudian melanjutkan di SMAK Seminari
Catharina Irawani. Saya lahir di Surabaya Garum, Blitar.
OKTOBER 2019 23
PANGGILAN
Pelajaran Iman dari Keluarga saya untuk masuk seminari. Anehnya saya
Ketika di kelas 2 seminari menengah inilah, selalu menjawab ‘IYA’. Papa dan mama saat
saya menjadi wajah baru di Paroki St. itu juga mendukung. Bahkan sebelum mama
Laurensius Alam Sutera. Saya menghabiskan saya meninggal (sekitar dua tahun sebelum
masa kecil di Surabaya bersama kedua orang saya masuk seminari menengah) ia mendukung
tua saya. Masa kecil saya lebih banyak dengan apapun pilihan saya, termasuk menjadi sorang
(alm.) mama. Hampir segala sesuatu mama imam. Setelah lulus dari Seminari Menengah
yang mengajarkan. Mama memberikan kasih St. Vinsensius a Paulo, Garum, Blitar, saya
sayang seorang ibu yang luar biasa. Ke- melanjutkan pembinaan ke Seminari tinggi
cerewet-an dan masakannya menjadi hal yang CM (Kongregasi Misi) di Malang, jadi saya
membuat saya selalu rindu. Sedangkan papa adalah seorang calon imam Lazaris. Panggilan
saya adalah orang yang kuat sekaligus sabar. saya tidak bisa saya pisahkan dari apa yang
Ia merupakan sosok ayah, mentor, sekaligus di sebut “bersyukur”. Pintu rahmat panggilan
sahabat bagi saya. Dulu kami sering bermain terbuka ketika saya bersyukur dan menyadari
gulat bersama, tentu bukan pertandingan bahwa Allah mencintai saya (Lukas 15:
sungguhan. Peraturannya adalah siapa yang 1-32). Lalu apa yang saya syukuri? Panggilan
berhasil mencium perut lawannya, dialah menjadi menyenangkan jika beramai-ramai.
pemenangnya. Papa saya biasanya suka Saya memiliki banyak teman yang tersebar
mengalah dan membiarkan saya menang, dari seluruh Indonesia. Saya bersyukur atas
supaya saya senang. Ibu Catharina atau lebih pendekatan manusiawi yang saya alami,
akrab saya panggil mami, menikah dengan yaitu pengalaman dan inspirasi saat bersama
papa saya dan kehadirannya juga ikut mewarnai konfrater dan umat. Saya juga bersyukur bisa
hidup saya. Beliau banyak mengajarkan saya belajar filsafat, minat bacaan saya selama
tentang belajar hidup dan ia juga sering ini. Salah satu hal yang membuat saya
menguatkan panggilan saya. Di keluarga inilah tertarik bergabung dengan CM adalah saya
saya diajarkan tentang iman, mulai dari berdoa, suka jalan-jalan. CM pada dasarnya bermisi
rajin ke gereja, rajin ikut doa lingkungan, (pembinaan calon imam, pembinaan awam,
berbagi dengan sesama, bahkan meditasi. dan pelayanan terhadap orang miskin), ada
sekitar 92 negara yang tergabung dalam karya
Suka Jalan-jalan misi ini. Contohnya adalah Papua New Guinea,
Berbicara soal panggilan, saya pertama Salomon Island, Taiwan, Bolivia, Suriname, dan
kali terpanggil bukan pertama-tama karena masih banyak lagi. Maka bermisi menjadi salah
mimpi, atau melalui mukjizat yang luar biasa. satu motivasi saya dalam menjalani panggilan.
Panggilan saya berawal dari seorang romo Kesan orang lain yang paling umum adalah
projo Keuskupan Denpasar. Namanya adalah pertanyaan berikut ini, “ganteng-ganteng kok
RD Laurensius Maryono. Ketika di Lombok, mau jadi romo sih?” (Ini bukan saya loh ya yang
beliau sungguh menyayangi saya dan selalu ngomong, nanti dikira GR). Atau pesan singkat
(saya tekankan di sini ya, SELALU) menawari yang terdiri dari tiga kata, “jadi romo ya”. Bagi
24 OKTOBER 2019
PANGGILAN
saya, pertanyaan yang menguji maupun tiga muda. Orang tua juga loh ya, jangan takut
kata dukungan di atas merupakan hal yang untuk mempersembahkan putra-putrinya
saya syukuri juga. Bahwa Tuhan memanggil kepada Tuhan. Saya kira itulah persembahan
dan menguatkan saya lewat orang-orang di yang seutuhnya kepada Tuhan (Kejadian
sekitar saya. Teman sekomunitas dan juga 22:1-19). Kedua terbukalah. Terbukalah pada
pembimbing rohani berperan besar dalam mimpimu, pada persahabatanmu, pada
perkembangan saya. Tentu orang tua dan keluargamu, lihatlah bahwa pintu dan jendela
keluarga memiliki peran yang besar pula. dunia luar tidak hanya dari komputer dan
gadgetmu. Tetapi berjalanlah pada hidup
Katakan Ya Terhadap Panggilan yang berarti. Paus Fransiskus mengingatkan
Berkali-kali panggilan saya luntur, berkali-kali kita, isilah hidupmu dengan hubungan yang
juga kembali kuat karena dukungan banyak berarti, orang-orang yang nyata, berbagilah
orang. Bagi seluruh anak muda yang membaca bersama mereka dalam keseharian dan
ini, terlebih kaum muda paroki St Laurensius pengalaman yang nyata. Terlebih bagi orang
Alam Sutera, pesan saya hanya dua saja. yang membutuhkan, misalnya orang-orang
Pertama janganlah takut. Janganlah takut lansia, orang-orang difabel, atau anak-anak
untuk mengatakan “Iya” pada panggilanmu, putus sekolah. Tuhan, Gereja, dan Dunia
terlebih panggilan Tuhan. Kaum muda adalah membutuhkan perhatian kita lebih dari
masa depan Gereja, ingatlah itu. Siapa lagi yang kita bayangkan. Perhatian apa? Yaitu
yang dapat berperan menjadi gembala jawabanmu atas panggilan unik ini.
umatNya dimasa depan, jika bukan kita kaum
(Frater Aldo Damara)
OKTOBER 2019 25
BERITA GAMBAR
Family Weekend ME
26 OKTOBER 2019
BERITA GAMBAR
Festival of Family
OKTOBER 2019 27
KATEKESE
MENGAPA
BAPAK USKUP SUHARYO
MENJADI KARDINAL?
Berdialog dengan diri sendiri adalah sebuah Indonesia sebagai negara Islam terbesar
kemampuan istimewa. Judul di atas adalah di dunia sangat relevan menjadi cermin
pertanyaan yang lahir dari dirinya sendiri. kehidupan toleransi beragama. Selama ini yang
Jawaban pastinya ada di tangan Paus menjadi gambaran utama kehidupan dunia
Fransiskus. Tetapi hasil kajian Bapak Uskup Islam adalah negara-negara di Timur Tengah.
Ignatius Suharyo mengatakan paling tidak Paus Fransiskus mencoba membuat gebrakan
ada tiga hal yang mendesak untuk mendapat untuk memberikan gambaran komprehensif
perhatian Gereja universal saat ini. Pertama, tentang dunia Islam.
persaudaraan antara umat beragama dan Masalah lingkungan hidup pun sudah sangat
sikap toleransi. Kedua, pentingnya menjada perlu mendapat perhatian demi keseimbangan
kelestarian lingkungan hidup (Laudato Si). dan kelestarian jagat raya tempat manusia
Dan ketiga, keadilan sosial terutama di bidang hidup dan berkembang. Kerusakan alam
ekonomi dan kemiskinan. semakin gencar disuarakan di panggung
dunia dewasa ini. Sebagai negara penghasil
28 OKTOBER 2019
KATEKESE
komoditas alam, Indonesia menjadi salah satu Biografi Singkat Bapak Uskup Ignatius
yang bisa menjadi representasi mengenai Suharyo
keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Bapak Uskup Ignatius Suharyo lahir di Sedayu
Kehidupan sosial ekonomi dunia ini juga Yogyakarta, pada tahun 1950. Beliau sudah
semakin menunjukkan ketimpangan antara memasuki seminari sejak SMP di Mertoyudan,
negara kaya dan miskin, dan antara orang Magelang, lalu melanjutkan ke Seminari Tinggi
kaya dan orang miskin. Paus Fransiskus telah St. Paulus di Kentungan, Yogyakarta. Pada
mengagendakan pertemuan para ekonom tahun 1981, beliau memperoleh gelar Doktor
muda dari seluruh dunia untuk melihat situasi Teologi Biblicum dari Universitas Urbania di
ini dan mencoba mencari dan memberikan Roma, Italia.
jalan keluar.
Pada 26 Januari 1976, beliau ditahbiskan
Dengan ketiga permasalahan ini, Bapak sebagai Imam. Setelah itu perjalanan hidup
Uskup Suharyo merasa perlu diangkat beliau masuk ke dalam dunia akademis.
seorang kardinal sebagai pemberi informasi Pernah menjadi Dekan Fakultas Teologi
dan sekaligus nasehat untuk menghadirkan hingga menjadi Direktur Program Pascasarjana
Gereja universal secara nyata di tengah di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
dunia. Mengenai mengapa beliau yang Hingga pada tanggal 21 April 1997, beliau
terpilih semata-mata karena penghargaan diangkat sebagai Uskup Agung Semarang,
kepada negara dan bangsa Indonesia. Jadi menggantikan Julius Kardinal Darmaatmadja
siapa saja sebenarnya bisa dihunjuk oleh yang pindah ke Keuskupan Agung Jakarta.
Paus mewakili Indonesia dan Asia Tenggara. Tahbisan Uskup dilaksanakan pada tanggal
“Karena saya dipilih saya tidak bisa menolak 22 Agustus 1997, dengan moto tahbisan:
demi keberadaan Gereja Katolik di tengah
dunia. Meski demikan saya tetap masih
sedikit ragu. Terutama atas kehormatan dan
jabatan ini. Karena di setiap jabatan ada
pertanggungjawaban moral. Kalau untuk
menyelesaikan tugas-tugas pastilah awam lebih
berperan. Kedua apakah saya benar-benar siap
memakai jubah serba merah yang merupakan
pakaian kardinal. Karena merah berarti saya
harus siap jadi martir demi kebenaran dan
Gereja,” tandas Bapak Uskup Suharyo.
(Sonar W. Sihombing)
OKTOBER 2019 29
KATEKESE
“Serviens Domino Cum Omni Humilitate” (Aku kebutuhan Paus. Paus Yohanes Paulus II dalam
melayani Tuhan dengan segala kerendahan Konstitusi Apostolik Universi Dominici Gregis
hati, Kis 20:19). menentukan jumlah maksimum kardinal elektor
(yang berhak memilih Paus) dalam konklaf
Bapak Uskup Suharyo menjadi Uskup sebanyak 120. Kolegium para Kardinal ini juga
Keuskupan Agung Jakarta pada tahun 2010, merupakan badan hukum dalam Gereja.
sekaligus menjadi Uskup Agung Ordinariat
Militer Indonesia sejak tahun 2006. Beliau juga Seorang Kardinal dipilih dan diangkat
menjabat sebagai Ketua Konferensi Waligereja dengan sebuah tugas dan fungsi untuk
Indonesia dari tahun 2012 sampai sekarang. menyambungkan Sri Paus dengan Gereja lokal.
Wewenang khas dari Kolegium para Kardinal
Para Kardinal dalam Gereja Katolik adalah pemilihan Paus (dapat memilih dan
dipilih) yang menjadi hak prerogatif mereka
Kardinal adalah sebuah gelar rohani yang sejak abad IX. Dengan m.p. Ingravescentem
sangat tua dalam Gereja Katolik. Paus Silvester aetatem (21.11.1970), Paus Paulus VI
I menjadi pengagas dan pembentuk gelar ini. mengecualikan dari konklaf para Kardinal
Kata ‘Kardinal’ diambil dari bahasa Latin yaitu yang telah berusia 80 tahun (non-elektor). Hal
‘cardo’ yang berarti engsel (pintu atau jendela). ini dipertegas lagi dalam Konst. Ap. Romano
Para Kardinal membentuk sebuah Kolegium. Pontifici eligendo (1.10.1975) dan Universi
Kolegium (dewan/senat) para Kardinal adalah Dominici Gregis Paus Yohanes Paulus II
sebuah organ pelayanan dalam Gereja katolik. (22.2.1996).
Para Kardinal ini dibagi dalam tiga kelompok: Para Kardinal membantu Paus secara:
Kardinal Uskup, Kardinal Imam dan Kardinal - Kolegial, bila mereka dipanggil berkumpul
Diakon yang sejak millenium pertama
membantu Paus dalam mengurus dan untuk membahas masalah-masalah yang
melaksanakan karya pastoral dalam Gereja di sangat penting.
Roma. Pembagian ini berkaitan dengan sistem - Sendiri-sendiri, dengan aneka jabatan yang
administratif Tahta Suci Vatikan yang terdiri mereka emban, yang dengan itu membantu
dari gereja-gereja utama seputar Roma (untuk Paus terutama dalam reksa harian seluruh
Kardinal Uskup), gereja-gereja titular di Roma Gereja.
(Kardinal Imam) dan institusi-institusi gereja di
bagian diakonia dan sosial-karitatif di Roma Tugas para Kardinal bermacam-macam, ada
dan sekitarnya (Kardinal Diakon). yang memimpin perkantoran-perkantoran
(dikasteri) Kuria di Vatikan hingga memimpin
Awalnya, jumlah para Kardinal sekitar 30 orang, Gereja lokal di negaranya masing-masing.
lalu Paus Sixtus V menambahkan menjadi 70. Mereka yang tidak ditentukan oleh Paus
Kini jumlah para Kardinal disesuaikan dengan untuk memimpin dikasteri Kuria di Vatikan
tetap tinggal dan melayani di negara mereka
30 OKTOBER 2019
KATEKESE
masing-masing. Mereka selalu siap sedia untuk Paus ia mengenakan pallium pada para Uskup
memenuhi panggilan Paus, manakala kehadiran Metropolit atau menyerahkannya kepada para
mereka di Vatikan dibutuhkan untuk sebuah wakil mereka.
tujuan penting tertentu.
Konsistori adalah perjumpaan/rapat para
Para Kardinal dipilih secara bebas oleh Paus, Kardinal, dimana Paus yang memanggil dan
sekurang-kurangnya sudah ditahbiskan mengepalainya. Lewat konsistori ini para
presbiterat, unggul dalam ajaran, moral, Kardinal memberi bantuan dan kerjasama
kesalehan dan juga arif dalam bertindak: kepada Paus. Ada dua jenis konsistori yaitu:
mereka yang belum Uskup harus menerima - Konsistori biasa: semua Kardinal, sekurang-
konsekrasi episkopal. Para Kardinal ini diangkat
oleh Paus dengan dekret yang diumumkan di kurangnya yang berada di Roma, dipanggil
hadapan Kolegium Kardinal. untuk konsultasi tentang perkara-perkara
penting yang lebih sering terjadi, atau untuk
Kolegium Kardinal dikepalai oleh Dekan mengadakan beberapa kegiatan yang sangat
yang dibantu oleh seorang Subdekan yang meriah
mewakilinya ketika berhalangan. Dekan, - Konsistori luar biasa: semua Kardinal
atau Subdekan, tidak mempunyai kuasa dipanggil ke Konsistori luar biasa yang
pemerintahan apapun atas para Kardinal dirayakan apabila ada kebutuhan-kebutuhan
lainnya, melainkan dianggap sebagai yang khusus Gereja atau perkara-perkara yang lebih
pertama diantara rekan-rekan sederajat (primus berat yang harus ditangani.
inter pares). Biasanya, di masa lampau, yang
dipilih menjadi Dekan adalah dia yang lebih Jumlah Kardinal lebih terbatas dibandingkan
lama menerima tahbisan Uskup. Namun dengan jumlah Uskup. Para Kardinal memiliki
kebiasaan ini tidak berlaku lagi sejak Paus hak-hak yang istimewa, namun Kardinal bukan
Paulus VI. atasan Uskup. Kolegium Kardinal dan Sinode
Para Uskup memiliki peran sendiri-sendiri
Kardinal Dekan berwenang menahbiskan dalam Gereja Katolik dan tidak bisa dibilang
Paus terpilih menjadi Uskup, bila yang terpilih bahwa yang satu lebih penting daripada yang
itu membutuhkan tahbisan; bila Dekan lain. Fungsi-fungsi itu ada dalam Gereja demi
berhalangan, hak itu beralih kepada Subdekan, pelayanan. Para Kardinal di Indonesia adalah
dan bila ia juga berhalangan, yang berwenang Mgr. Justinus Darmojuwono (1967), Mgr.
ialah Kardinal terlama dari tingkat episkopal. Julius Darmaatmadja (1994) dan Mgr. Ignatius
Sementara Kardinal Protodiakon (Kardinal Suharyo (2019).
diakon tertua) memaklumkan nama Paus yang
baru terpilih kepada umat dengan rumusan (dari bahan Press Release tanggal 5 September
yang terkenal, “habemus papam” (“kita 2019)
memiliki Paus”); demikian pula sebagai wakil
OKTOBER 2019 31
KATEGORIAL
BERKARYA BAGI YANG
LEMAH, SAKIT, DAN MENDERITA
PELAYANAN POLIKLINIK GEREJA
Para uskup pada akhir Sidang Tahunan KWI kesehatan pada hari Minggu, 15 September
2009 membicarakan tentang Karya Evangelisasi 2019 yang saat itu dilayani beberapa ibu
Gereja Katolik Indonesia melihat bahwa karya WKRI ranting Santa Angela. Bertugas pada
pelayanan kesehatan menjadi bagian misi kesempatan itu Dr. Edward yang melayani
Gereja Katolik di Indonesia sebagai bagian pengobatan umum dan Drg. Evvi untuk poli
yang tak terpisahkan dari panggilan dan gigi. “Rata-rata 15 pasien dokter umum dan 5
perutusan Gereja untuk mewartakan Kerajaan - 8 pasien dokter gigi dilayani di hari Minggu”,
Allah. Karya pelayanan kesehatan Gereja demikian penjelasan petugas. Poliklinik gereja
mencontoh Yesus Kristus yang menyembuhkan buka setiap hari Minggu jam 9.30 - 13.00
demi pewartaan Kerajaan Allah. Oleh karena tergantung jumlah pasien yang datang. Pasien
itu, pelayanan kesehatan harus dilakukan juga mendapat obat-obatan selain konsultasi
dengan sebaik-baiknya, penuh keramah- dokter.
tamahan, kasih sayang, dan menyeluruh.
Banyak pasien merupakan masyarakat di sekitar
Mengamini pesan tersebut, Komisi Gereja St. Laurensius datang untuk melakukan
Pengembangan Sosial Ekonomi (KOM- pengobatan maupun pemeriksaan rutin di
PSE) paroki Alam Sutera telah sejak lama poliklinik ini. Kita bersyukur atas karya nyata
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di mereka yang berguna bagi sesama di seputar
poliklinik gereja yang berlokasi di depan GKP. gereja.
Salus sempat melongok kegiatan pelayanan (antonio)
32 OKTOBER 2019
ANTARKITA
IKLAN
SEGERA DAFTAR,
TEMPAT TERBATAS
OKTOBER 2019 33
TUNAS
Awalilah dengan Bermimpi
(catatan perjalanan karyawisata ke Jawa Tengah)
Kututup pintu sekretariat, dan segera bergegas sampai Cikarang karena lalu lintas yang sangat
menuju halaman plasa Gereja Santo Laurensius. padat. Selewat itu lalu lintas lancar dan pukul
Di sana kulihat temanku Indarto, selaku Ketua 10.00 bus sudah keluar dari gerbang tol dan
Panitia Karyawisata, sedang mengabsen satu memasuki kota Solo. Pendaratan pertama
persatu peserta yang hadir. Tak jauh dari sana, adalah Cakra Homestay yang berada di dalam
Busono mengatur penempatan tas peserta kota Solo, sebuah homestay bangunan tua
ke dalam bagasi bus. Setelah melapor ke yang cukup nyaman untuk menampung kita
Indarto, segera saya masuk ke dalam bus yang semua selama satu malam.
sedang bersiap-siap berangkat. Dari jendela
bus, tampak Romo Hadi berbincang dengan Setelah sedikit melepas penat dan
beberapa DPH yang akan menyertai perjalanan menempatkan tas di kamar, kami kembali
malam ini, Pak Tommy dan Bu Elis, Pak berkumpul untuk menuju Gua Maria
Vinsensius Rante dan Pak Soetrisno. Mereka Mojosongo di pinggiran kota Solo.
masih menunggu 2 karyawan yang belum Menggunakan 2 bus ukuran sedang kita semua
terlihat. tiba di gua tersebut, langsung berdoa masing-
masing dan menikmati area gua tersebut, tak
Tepat hari Senin 9 September 2019 pukul lupa diabadikan dengan kamera salah seorang
00.10 satu bus dengan 28 peserta, berangkat teman selain kamera HP kami.
meninggalkan Alam Sutera menuju ke tujuan
pertama: kota Solo. Ini adalah bagian dari Dari kawasan Gua Maria Mojosongo, kami
karyawisata bagi seluruh karyawan gereja meluncur ke tepi kota Solo lainnya, yakni rumah
(tanpa keluarga) dan kali ini adalah jarak Bapak Joseph Soedijono (ayahanda Romo Hadi
terjauh yang pernah kita lalui. Perjalanan lancar Suryono). Tiba di lokasi kami sangat merasa
namun cukup tersendat menjelang Bekasi terhormat karena sambutan yang sangat ramah,
dilengkapi dengan sajian kue tradisional dan
es buah yang sangat menyejukkan tubuh yang
diterpa suasana teriknya siang itu.
Misa kecil kami hadirkan di rumah tersebut,
dengan persiapan yang mantap dari koster
Kardi dan koster Marno. Misa dipimpin oleh
Romo Hadi berlangsung dengan lancer &
hikmat. Usai misa dan berbincang santai, kami
34 OKTOBER 2019
KELUARGA
berjalan kaki menuju lokasi peristirahatan Maria Pada beberapa titik lokasi di Malioboro tampak
Immaculata Sawiyem Nuraini (almarhum ibunda ‘pertunjukan’ musik & tarian adat Jawa nan
Romo Hadi Suryono) yang tak jauh dari rumah, lemah gemulai sesuai dengan alunan musik
sekitar 10 menit berjalan kaki santai. Kami tradisional yang sungguh membuat suasana
berdoa sebentar di lokasi tersebut, lalu kembali lebih santai. Hingga tiba-tiba Indarto, Marno
ke rumah untuk selanjutnya bersama-sama ke dan beberapa teman lainnya turut menari
homestay dan beristirahat untuk pemulihan bersama penari tersebut. Akhirnya akupun
stamina. terhanyut dan menari bersama mereka sambil
sedikit membagikan rejeki ke penari tersebut,
Is ‘nyawer’ dancing on the street? yang biasa disebut ‘nyawer’. Cukup lama
Selasa pagi usai sarapan nasi liwet, kami kami menikmati sensasi bergoyang di tepi
langsung meninggalkan Solo menuju jalan tersebut, sampai lupa bahwa kami harus
Yogyakarta. Dalam perjalanan kami melihat beristirahat kembali. Sepertinya acara ‘nyawer’
candi Prambanan dari kejauhan. Sayang kami ini menjadi acara puncak bagi kami di malam
tidak sempat mampir karena keterbatasan itu.
waktu. Pendaratan pertama pagi itu adalah
Tebing Breksi, yakni lokasi bekas galian Black Madonna
batu kapur, yang sedang dalam proses Rabu pagi kita kembali bersiap berjalan
pembangunan menjadi tempat wisata. Kami kembali setelah seporsi nasi gudeg Mbok
menyewa 7 mobil jeep yang membawa kami Lindu masuk ke dalam lambung peserta. Tujuan
berputar melintasi 6 titik lokasi seputar area berikutnya adalah air terjun Sri Gethuk, air
Tebing Breksi. Titik-titik ini berupa candi kecil, terjun alami yang eksotis dan danau hijau yang
tebing yang telah dibuat untuk lokasi yang sebenarnya merupakan bagian dari sungai
instagramable. yang tidak terlalu deras aliran airnya. Satu hal
yang menarik di sana adalah kami semua boleh
Dari Tebing Breksi kami langsung menuju pusat berenang (wajib dilengkapi alat pelampung)
Yogyakarta dan lokasi kami menginap adalah dan terjun bebas dari bebatuan yang tinggi
Panti Semedi Wisma PTPM (sekitar Malioboro) ke dalam danau tersebut. Ini sensasi yang luar
yang dulunya milik para romo SJ dan sekarang biasa bagi kami, meskipun saya tidak ikut terjun
sudah ditetapkan menjadi salah satu situs bebas, karena saya sadar tidak mempunyai
bersejarah (cagar budaya) oleh pemerintah. kemampuan untuk berenang.
Pembagian kamar dan selanjutnya diisi oleh
acara bebas untuk malam itu. Saya dan Sebagian teman tenggelam dalam keceriaan
beberapa teman menelusuri jalan Malioboro terjun bebas, berenang dan becanda dalam
yang ramai dan ramah pejalan kaki tersebut, danau hijau (bening) tersebut. Sebagian lagi
sambil mencari makan malam, beberapa bermain di bawah air terjun dan mengabadikan
rekan juga berusaha membeli oleh-oleh buat foto dengan smartphone masing-masing. Romo
keluarga di rumah.
OKTOBER 2019 35
KELUARGA
Hadi juga tidak kalah beraksi terjun bebas pasti inilah yang disebut dengan Bunda Maria
dari batu yang tinggi. Katanya sih sekedar Perantara Wahyu.
mengenang masa lalu.
Setelah berdoa Rosario bersama, kita berfoto
Sri Gethuk berakhir ketika perjalanan menuju dan shooting bareng di dalam gua tersebut.
area Tritis dimulai. Satu jam kemudian kita Kardi mewakili seluruh karyawan mengucapkan
tiba, bus parkir di tepi jalan, dan kami berjalan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kaki menuju gua yang berjarak kurang lebih gereja yang telah membantu perjalanan ini
2 kilometer. Jarak tersebut sebenarnya tidak menjadi nyata.
terlalu jauh, hanya yang membuat berat
adalah tantangan teriknya matahari dan area Saya membuka Google Map, dan secara
kawasan sepanjang jalan yang gersang karena iseng mencari kampung halamanku, ternyata
pepohonan sedang musin gugur. dari Tritis jaraknya tidak terlalu jauh, hanya 20
kilometer saja, jadi kangen kampung halaman
Yang tidak terbayangkan adalah guanya (mode mellow).
yang sungguh asli dan sangat besar, kita bisa
melakukan misa di dalam gua yang besar dan Usai Tritis, kita semua lanjut menuju pantai di
dipenuhi ornament alami stalaktit dan stalaknit kawasan selatan pulau Jawa, salah satu pantai
tersebut. Suasana di dalam gua sangat sejuk tersebut bernama pantai Pulang Sawal. Pantai
(sungguh jauh berbeda dari suasana di luar) ini dulunya dikenal sebagai pantai Indrayanti,
terlindung dari terik matahari, dan sayup-sayup yang diambil dari nama restaurant yang ada di
terdengar bunyi air mengalir dalam aliran pantai tersebut. Tepian laut ini memiliki pasir
sungai kecil. Yang lebih mempesona adalah halus di pantainya, sebelum akhirnya batu
patung Bunda Maria yang berwarna hitam karang terlihat saat menuju ke laut, dan yang
yang belum pernah saya lihat, mungkin ini luar biasa adalah ombak laut yang cukup besar.
barangkali seperti yang di Spanyol di sebut Mungkin bila tidak ada batu karang di tepian
Black Madonna ya? Ah entahlah… tetapi yang pantai maka ombak tersebut akan menarik
untuk surfing. Sebagian teman asik bermain
air di sekitaran pantai pasir dan karang, dan
tentunya tidak lupa buat bikin foto selfie. Pantai
ini adalah kunjungan terakhir di hari Rabu
tersebut.
Borobudur, kala impian jadi nyata
Hari Kamis adalah hari terakhir kami di Jawa
Tengah, kunjungan pertama menuju candi
terbesar di dunia dan menjadi salah satu dari
tujuh keajaiban dunia: Candi Borobudur. Tiba
36 OKTOBER 2019
KELUARGA
di sana cukup awal sehingga belum terlalu Magelang ke Ambarawa, kamipun bersabar
ramai. Pendakian tangga menuju stupa puncak dengan sukacita. Tiba di terminal Ambarawa,
merupakan satu tantangan tersendiri, dan kami berpindah angkutan menuju jalan
akan kujawab tantangan tersebut hingga menanjak ke Kerep. Kerep sungguh indah
tuntas. Setibanya di tingkat atas, beberapa bagiku, tempat doa yang luas, asri dan teduh,
teman berusaha menyentuh figur yang ada di serta suasana yang cukup sepi dan tenang yang
dalam stupa, ada yang tidak berhasil dan ada memudahkan kita fokus berdoa. Usai berdoa,
pula yang kurang beruntung, salah satunya sebagian dari kami berjalan memutari taman
ya saya ini. Sambil istirahat di puncak candi, yang indah sebelum akhirnya berkumpul guna
saya merenung, ketika kecil pernah terpikir, ke area patung Bunda Maria yang sangat tinggi
kapan saya bisa menginjak stupa di atas sana, dan megah.
ternyata hari ini impian tersebut terjawab.
Jadi kesimpulan lugu saya berkata untuk tidak Puji Tuhan akhirnya kami bisa mengakhiri
pernah takut dalam bermimpi, siapa tahu kelak kunjungan ini di depan patung tersebut. Kami
menjadi kenyataan. masing-masing berfoto di depan patung
tersebut meskipun sebenarnya tekniknya cukup
Dari Borodudur kami berpacu dengan waktu sulit karena matahari ada di posisi belakang
untuk sebisa mungkin mampir ke Gua Maria patung (backlight). Usainya, kami kembali
Kerep Ambarawa, karena memang sebagian ke terminal bus dan melewati warung pecel
besar dari peserta belum pernah hadir kesana. di ujung jalan yang katanya sangat enak.
Di tengah jalanan yang cukup padat antara Sayangnya karena berpacu dengan waktu, kami
tidak jadi mampir ke warung pecel tersebut,
yah setidak-tidaknya saya bisa bermimpi lagi
kalau suatu saat kembali lagi ke Kerep, akan
merasakan kenikmatan nasi pecel tersebut.
Jam 15.00 akhirnya bus meninggalkan
Ambarawa, menuju Serpong. Sepanjang
perjalanan mayoritas peserta tertidur lelah,
tidak banyak canda tawa yang muncul, semua
sudah merindukan keluarga dan rumah masing-
masing. Perjalanan cukup lancar dan mulai
tersendat ketika memasuki Cikarang Barat.
Sekitar pukul 24.00 kita dapat melihat gereja
Santo Laurensius kembali. Kegembiraan telah
usai, tetapi sukacita tetap bersama kami untuk
berkarya kembali, dan besok saya kembali siap
melayani tugas di sekretariat Paroki.
(wong kam fung)
OKTOBER 2019 37
KELUARGA
MER (MARRIAGE ENRICHMENT RETREAT)
Retret yang memulihkan & memperkaya
kehidupan perkawinan & keluarga
Pada tanggal 3-4 Agustus 2019 telah terlaksana retret keluarga MER (Marriage Enrichment Retreat)
di hotel & resort Grand Pesona, Caringin, Bogor, yang merupakan hasil kerjasama komunitas
kategorial Couples For Christ (CFC) Chapter Laurensius bersama dengan Seksi Kerasulan Keluarga
Paroki Alam Sutera. Disebut sebagai retret keluarga, karena para pasutri peserta MER dapat
membawa anak-anak dan remaja mereka ke lokasi retret untuk mengikuti acara dengan sesi terpisah.
Adapun tujuan dari retret ini bukan hanya MER 1 ini, peserta mendapatkan pengajaran
untuk memperkuat relasi antara suami & istri & sharing mengenai cara komunikasi yang
tetapi juga untuk memulihkan & memperkaya efektif, peranan seorang suami / istri kristiani,
kehidupan perkawinan keluarga secara pemulihan perkawinan, dan bagaimana sebagai
keseluruhan. keluarga dapat tumbuh bersama dalam iman
dan kasih untuk menjadi tim pastoral yang baik
Retret keluarga ini terbagi menjadi 4 bagian bagi anak-anaknya, serta tentang membangun
yang berjalan secara pararel, yaitu: keluarga untuk Allah (dibawakan oleh Romo
Yohanes Chrisostomus Djawa, CMF) yang
MER 1: adalah bagian yang harus diikuti diakhiri dengan membuat action plan ( rencana
pasangan suami istri yang baru pertama kali aksi ) bersama oleh setiap pasangan.
mengikuti retret keluarga ini, dimana dalam
38 OKTOBER 2019
KELUARGA
MER 2: diikuti oleh pasangan suami istri CFC Kids For Christ (KFC), yang mengajak
yang telah mengikuti MER 1 pada saat retret anak-anak untuk menyadari dan mensyukuri
sebelumnya. Dalam MER 2 ini, peserta kasih yang telah Tuhan berikan pada mereka,
mendapatkan pengajaran lebih lanjut & sharing melalui orang tua, keluarga, teman-teman, dan
tentang: komunikasi efektif (lanjutan MER semua orang di sekeliling mereka. Pada Love
1), tips-tips perkawinan sukses, bagaimana Project ini, ada 2 sesi terpisah dengan tema
menjadi orangtua Kristiani, dan materi tentang “I am Brave” untuk anak laki-laki, dan “I am
seks dalam perkawinan. Beautiful” untuk anak-anak perempuan. Mereka
belajar tentang bagaimana mereka dapat
Aktivitas remaja / youth (12 – 21 thn) dengan mengasihi orang-orang di sekeliling mereka
tema “Speak Out” dengan meneladani Yesus dan Bunda Maria.
Dalam aktivitas ini, para youth diajak untuk Acara ini juga diwarnai dengan Kids Praise,
mengenal keluarganya lebih dalam dan yaitu anak-anak memuji Tuhan dengan gerak
mengajarkan betapa pentingnya mengambil dan lagu, outdoor games yang super seru, dan
bagian di dalam keluarga. Kakak-kakak dari persembahan kasih dari anak-anak untuk orang
tim CFC Youth For Christ (YFC) memberikan tua mereka lewat Flash Mob “This Little Light
3 sesi pengajaran, yaitu: sesi pertama “I’m of Mine” pada acara api unggun menjelang
Alive” yang mengajarkan betapa pentingnya waktu tidur.
orang tua dalam kehidupan anak, kemudian
sesi kedua “Appreciating My Blessing Family” Seluruh rangkaian retret dua hari ini ditutup
yang mengajarkan pentingnya bagian-bagian dengan misa bersama yang dipersembahkan
dalam suatu keluarga dan bagaimana berusaha oleh Romo Chris CMF.
menjadi keluarga yang ideal, kemudian
yang terakhir sesi ketiga “Speak Out” yang Semoga keluarga-keluarga yang telah
mengajarkan bagaimana mengambil bagian mengalami pemulihan setelah mengikuti MER
di dalam keluarga dan menjadi lebih terbuka ini dapat semakin memperkuat pondasi Gereja
di dalam keluarga. Selain pengajaran, juga Katolik yang kita cintai, dan semakin banyak
ada beberapa games kecil yang tidak kalah keluarga yang dapat mengikuti retret keluarga
serunya. Dengan begitu selama kegiatan MER MER ini di tahun mendatang.
ini, para remaja mendapatkan pengalaman
berharga yang dapat mereka bawa pulang dan (Antonio Julius, Chapter Head & Koordinator
terapkan di dalam keluarga masing-masing. CFC Paroki Alam Sutera)
Aktivitas anak / Kids (4 – 12 thn) dengan
tema “Love Project”.
Selama orang tua mengikuti sesi mereka,
anak-anak yang berusia 4-12 thn pun mengikuti
acara Love Project yang dipandu oleh tim
OKTOBER 2019 39
KELUARGA
PELAYANAN SKK PAROKI ALAM SUTERA
Pelayanan Seksi Kerasulan Keluarga Paroki 11. Seminar dan Rekoleksi serta Family
Alam Sutera (SKK ParAS) berkaitan dengan Gathering
Dunia Keluarga, baik persiapan menuju
perwujudan keluarga secara Katolik maupun 12. Magang / Kursus / ToT sebagai Pemerhati
perjuangan sebagai keluarga Katolik, bahkan Keluarga
sampai dengan pengelolaan permasalahan
di dalam keluarga secara Katolik. Ada banyak 13. Kerja sama dengan Seksi, Bagian,
program pelayanan yang direncanakan serta Komunitas, Kategorial, Komisi, dll
dilaksanakan oleh SKK ParAS, diantaranya
adalah Pelayanan SKK ParAS yang Discovery dan MRT
01. Discovery serta Konseling Pra Perkawinan merupakan
02. Membangun Rumah Tangga / MRT (dahulu: kegiatan yang terkait dengan Pelayanan
dalam mempersiapkan Umat Katolik pada
Kursus Persiapan Perkawinan / KPP) pra pernikahan yang juga sesuai dengan
03. Konseling Pra Perkawinan Sasaran Prioritas pada Program Karya Prioritas,
04. Misa Hari Ulang Tahun Perkawinan sehingga diharapkan dengan adanya beberapa
05. Kunjungan Keluarga kegiatan tersebut maka akan dapat membantu
06. Konseling Pasca Perkawinan target KAJ dalam menekan angka perceraian
07. Sosialisasi Materi Buku dan pada pasangan Katolik.
Penyelenggaraan Bulan Keluarga di Paroki Pada kesempatan ini Pelayanan Discovery, MRT
08. Program Lokakarya Menjadi Orangtua dan Misa HUP yang kami beritakan, pelayanan
lainnya akan menyusul pada edisi berikutnya.
Katolik DISCOVERY
09. Masa Tua Hidup Makin Berarti (MATAHATI) Program Pelayanan ini ditujukan kepada orang
10. Remaja Katolik yang Bermartabat (REKAB)
40 OKTOBER 2019
KELUARGA
yang sedang BERPACARAN secara SERIUS. Membangun Rumah Tangga (MRT)
Disarankan untuk pasangan muda yang belum
merencanakan PERNIKAHAN, namun juga Berbeda dengan Discovery, untuk Membangun
sudah berpacaran secara serius. Kegiatan Rumah Tangga ini memang peserta adalah para
ini dibawakan dalam bentuk LOKAKARYA pasangan yang sudah akan menikah. Setelah
dan bukan SEMINAR atau PENGAJARAN mengeikuti MRT ini mereka akan menjalani
sehingga peserta diajak untuk DIALOG dengan pemeriksaan Kanon (KANONIK). Sebagai
pasangannya dengan panduan yang sudah salah satu kegiatan wajib sebelum KANONIK
ada dan dibawakan oleh PASUTRI (Pemerhati adalah harus sudah mengikuti MRT. MRT sudah
Keluarga) yang sudah diberikan pelatihan oleh dilaksanakan oleh banyak Paroki, sehingga para
Komisi Kerasulan Keluarga – Keuskupan Agung calon nikah dapat memilih jadwal mengikuti
Jakarta. MRT di paroki mana saja yang sesuai dengan
jadwal Kanoniknya. Pola kegiatannya hampir
Kegiatan ini lebih banyak dialog antar sama dengan Discovery, yaitu LOKAKARYA
pasangan dengan panduan oleh Fasilitator dari dan bukan SEMINAR atau PENGAJARAN
Pemerhati Keluarga dan juga ada beberapa sehingga peserta diajak untuk DIALOG dengan
kuesioner yang harus dijawab oleh masing2 pasangannya dengan panduan yang sudah
peserta. Animo para peserta sangat tinggi ada dan dibawakan oleh PASUTRI (Pemerhati
karena peserta DISCOVERY ini berkisar antara Keluarga) yang sudah diberikan pelatihan oleh
35 sd 40 pasangan pada pelaksanaan di paroki Komisi Kerasulan Keluarga – Keuskupan Agung
Alam Sutera yang sudah diadakan sebanyak Jakarta.
4 (empat) kali dalam setahun. DISCOVERY di
Paroki Alam Sutera sudah mulai dilaksanakan Peserta masing2 akan diberikan Buku MRT
sejak beberapa tahun lalu. yang harus mereka isi bersamaan dengan saat
mengikuti MRT, sehingga hasil tulisan mereka
Pelaksanaanya selalu kami berikan pada hari dapat dilihat kembali setiap saat sebagai bahan
SABTU mulai jam 08.00 s/d sore hari. Awalnya evaluasi saat mereka sudfah menikah nantinya.
(sampai dengan tahun 2018 lalu) pelaksanaanya Did alam MRT terdapat 12 (dua belas) sesi /
selalu didampingi oleh Pastor sebagai penyaji materi yang bias dipergunakan sebagai bekal
dan pendamping selama acara berlangsung, dalam memulai kehidupan perkawinan mereka.
namun sejak tahun 2019 sudah dilaksanakan
sepenuhnya oleh Pemerhati Keluarga dari SKK Misa Hari Ulang Tahun Perkawinan (Misa HUP)
Paroki Alam Sutera. Dalam Misa HUP ini, gereja melalui SKK Paroki
bukan hanya sekedar mengajak umat untuk
Ada 5 sesi yang diberikan di dalam mengingat masa Pemberkatan Perkawinan
pelaksanaan Discovery yang diselenggerakan para Pasutri saja, namun lebih dari itu; roh
selama 1 hari ini. yang diinginkan adalah bahwa para Pasutri
dapat MENGULANG/ MEMPERBAHARUI/
OKTOBER 2019 41
MENYEGARKAN “Janji Perkawinan” mereka di adalah BOLEH. Pertanyaan lainnya adalah
dalam perayaan Ekaristi. “BOLEHKAH KAMI MENGIKUTI MISA HUP
Masih banyak umat yang salah kaprah dalam lebih dari 1 (satu) kali dalam SETAHUN?”
menyikapi Misa HUP ini, karena terjebak dalam Jawabnnya juga BOLEH.
istilah Hari Ulang Tahun Perkawinan sehingga
yang dalam pikirannya adalah MERAYAKAN Tentunya dalam mengikuti Misa HUP “HARUS”
Hari Ulang Tahun Perkawinan mereka, sehingga bersama pasangannya masing2, karena ada
menjadi tidak nyaman bila misalnya HUPnya “PENYEGARAN JANJI PERKAWINAN”,
tanggal 03 Maret namun dirayakan tgl 28 Maret sehingga bila salah satu pasangan tidak
(hanya sebagai contoh). Padahal dalam Misa hadir maka tidak akan terjadi Pengulangan/
HUP ini yang diutamakan adalah EKARISTI dan Penyegaran Janji Perkawinan.
Penyegaran Janji Perkawinan mereka.
Oleh karena itu, agar intisari Misa HUP tetap Bolehkan Keluarga (Anak, Orangtua,) ikut serta
ada (Penyegaran Janji Perkawinan) dan juga dalam Misa HUP, jawabanya adalah bahkan
perayaan HUPnya juga terkait, maka SKK disarankan untuk melibatkan keluarga inti
berkomitmen mengadakan Misa HUP pada utk bersama sama dalam perayaan ekaristi
setiap bulannya mulai bulan Januari sampai menjadi saksi atas kesadaran Pasutri dalam
dengan bulan Desember setiap tahunnya dan menyegarkan janji perkawinan mereka.
tidak mengenal masa liburan, masa orang Khusus untuk Anak2 dari Pasutri yang
bepergian, dll. mengikuti Misa HUP ada kewajiban untuk
mengucapkan juga janji ANAK kepada
Pertanyaan yang ekstrim adalah “BOLEHKAH orangtua mereka.
KAMI MENGIKUTI MISA HUP PADA BULAN By TS
MEI PADAHAL DULU PERKAWINAN KAMI
(Pemberkatan Perkawinan) DILAKSANAKAN
PADA BULAN SEPTEMBER?” jawabannya
42 OKTOBER 2019
ANTAR KITA
Survey “Asosiasi Ketua Lingkungan”:
JADI KETUA LINGKUNGAN?
WAH … JANGAN SAYA LAH …
Tahun 2020 paroki kita mengadakan pergantian pun dilakukan untuk menarik kesimpulan diatas.
ketua lingkungan. Bagi sebagian lingkungan
mencari ketua lingkungan bukan perkara Umat paroki mengasosiasikan kata “ketua
mudah. Pernah dengar jawaban ini? : “Jadi lingkungan” dengan unsur-unsur seperti,
ketua lingkungan? Jangan saya lah…, saya aktifitas, kepemimpinan, perasaan (negatif)
belum siap, masih sibuk kerja, nanti warga dan karakter ideal. Ketua lingkungan itu sibuk,
lingkungan malah ga keurus…”, “wah saya tugasnya banyak, sebagai ujung tombak gereja,
belum siap jadi ketua lingkungan, masih belum koordinator dan motivator. Juga banyak pula
pantas jadi panutan, yang lain saja…”. yang mengkaitkan ketua lingkungan itu adalah
repot, stress, ‘makan hati’, menyita waktu,
Nah terkait hal ini, Seksi Penelitian dan melelahkan, menakutkan dan sejenisnya. Tapi
Pengembangan (Litbang) paroki baru-baru ini juga, seimbang dengan kesan negatif, banyak
mengadakan survey menggali persepsi umat yang juga melihat peran ketua lingkungan yang
tentang peran dan sosok ketua lingkungan. menjadi panutan umat, mesti punya mental
Bapak Innocentius Bernarto selaku ketua baja, sabar, rendah hati, bersemangat tinggi,
seksi Litbang memaparkan survey ini yang suka menolong, punya empati, mengayomi,
diharapkan dapat memberi masukan bagi mempersatu dan peduli.
Dewan Paroki untuk persiapan pergantian ketua
lingkungan di masa datang. Menanggapi hal ini, Romo Hadi Suryono
melihat bahwa para ketua lingkungan adalah
“Berdasarkan observasi dan wawancara pribadi-pribadi yang dipercaya oleh umat
dengan umat, diperoleh kesimpulan bahwa setempat untuk menjadi pemimpin dalam
kebanyakan umat tidak bersedia menjadi ketua lingkungan. “Tindakan untuk menyediakan
lingkungan”, ungkapnya. Kesan apa yang diri mendengarkan suara Allah dan
ada di benak umat ketika umat mendengar, kehendakanNya, pada hemat saya bisa menjadi
membaca, berbicara kata “Ketua Lingkungan” kekuatan kembali untuk menjalani panggilan
itu yang mereka gali. Kesimpulan ini ditarik atas pelayanan yang menggembirakan di tengah
31 item pernyataan survey yang melibatkan dunia yang selalu berlari”, demikian pesan
267 responden umat yang belum pernah gembala gereja kita. Jadi jangan ditolak
menjabat sebagai ketua lingkungan, artinya ya Bapak Ibu kalau ada tawaran jadi ketua
betul-betul ini pendapat umat lingkungan. lingkungan. Selamat melayani sebagai Ketua
Statistik sederhana dengan level significance Lingkungan.
5% dengan metode exploratory factor analysis (ajb)
OKTOBER 2019 43
ANTAR KITA
PELATIHAN VOLUNTEER UBK/ABK BERSAMA KOMPAK
PEDULI UMAT BERKEBUTUHAN KHUSUS
KOMPAK mengajak umat agar peduli terhadap (keterbelakangan mental). Para sukarelawan
umat berkebutuhan khusus. Komunitas yang juga dikenalkan apa itu volunteer UBK/ABK dan
dirintis oleh Klemensia Sheny dari Paroki apa saja yang mereka lakukan.
Hati Kudus Kramat pada tahun 2010 silam ini
mengadakan pelatihan bagi para sukarelawan
untuk mendampingi umat berkebutuhan
khusus, termasuk anak-anak berkebutuhan
khusus. Pelatihan yang diadakan bekerjasama
dengan komunitas UBK Paroki Alam Sutera
(Gereja Santo Laurensius) ini diadakan
selama 2 hari; 7-8 September 2019. Hari
pertama fokus pada pengenalan UBK/ABK
dan berbagai macam disabilitas mereka. Di
antaranya terdapat tunarungu (tuli), tunanetra
(buta), tunadaksa (lumpuh), dan tunagrahita
44 OKTOBER 2019
ANTAR KITA
Hari kedua: Minggu, 8 September 2019 dimulai tulis. Pada akhir sesi, disampaikan tiga poin
pukul 11.00, namun setengah jam sebelumnya utama yang menjadi kunci pendampingan
peserta telah berdatangan di Ruang Kasih bagi UBK/ABK, yaitu diagnosis (kenali
GKP yang menjadi lokasi pelatihan. Peserta kebutuhannya), relasi (bangun kedekatan
datang dari tiga paroki, yaitu Paroki Alam dengan UBK/ABK), dan inklusif (mengajak
Sutera, Paroki St. Agustinus Karawaci, dan berpartisipasi serta). Dalam pendampingan
Paroki St. Monika BSD. Acara dimulai dengan juga, metode seperti ceramah, tanya jawab,
doa pembuka. Sesuai dengan tujuan acara diskusi, demontrasi, role play, hingga karya
pelatihan ini, para sukarelawan dan panitia wisata bisa menjadi pilihan untuk membantu
berdoa Bapa Kami menggunakan bahasa UBK/ABK mengenal iman Katolik lebih dalam
isyarat. lagi.
Sesi pertama dibawakan oleh Christina Eri, Sesi kedua dibawakan oleh Yuliana Uly, seorang
salah satu sukarelawan dari KOMPAK yang guru les privat yang bergabung dengan
berprofesi sebagai guru homeschooling dan KOMPAK sejak 2014. Dijelaskan perlunya
telah bergabung bersama dengan KOMPAK persiapan sebelum melakukan bina iman bagi
sejak 2017. Pendampingan disesuaikan UBK/ABK. Ruang kelas yang nyaman, persiapan
dengan disabilitas yang disandang masing- alat bahan sesuai materi, persiapan materi
masing UBK, dalam hal ini di dalam kegiatan oleh katekis dan pendamping, serta daftar
bina iman. Misalkan, medium audio (suara) hadir menjadi beberapa contoh persiapan
dapat dipakai untuk UBK/ABK tunanetra yang harus dilakukan. Disarankan agar kursi
dan tunadaksa, tetapi tidak untuk UBK/ABK diatur berbentuk U atau ½ lingkaran agar
tunarungu. Lain halnya dengan medium video, pembelajaran menjadi lebih komunikatif dan
yang bisa dipakai untuk UBK/ABK tunarungu menjangkau semua. Sebelum acara diakhiri
dan tunadaksa, tetapi tidak untuk UBK/ dengan sesi tanya jawab dan foto bersama,
ABK tunanetra. Untuk UBK/ABK tunadaksa, diadakan simulasi pendampingan dan
disarankan menggunakan alat belajar yang bina iman ABK oleh para sukarelawan dan
dapat memudahkan pergerakan, seperti meja pendamping dari KOMPAK.
(Michael Jason)
OKTOBER 2019 45
POJOKUIS
Jawaban dikirimkan melalui surel ke alamat: [email protected] beserta data diri
(nama, alamat, nomor HP, lingkungan, paroki) sebelum tanggal 15 November 2019.
Pemenang Pojokuis 39:
Nama : Hendra Parlindungan Barasa Manik
Lingkungan Mikael Paroki Alam Sutera
46 OKTOBER 2019
IKLAN
OKTOBER 2019 47
IKLAN
48 OKTOBER 2019