The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by offering.e.um18, 2021-08-25 06:56:40

KETENAGAKERJAAN (MODUL)

MODUL KETENAGAKERJAAN

Modul

KETENAGAKERJAAN

Untuk SMA/MA Kelas XI

DIVIA EKA W.

K ata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul untuk
kelas 11 SMA/SMK IPS, dengan materi yang berjudul
“Ketenagakerjaan”. Modul ini dilengkapi penjelasan materi serta
latihan soal untuk menguji pemahaman siswa terkait materi yang
disajikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan modul ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran yang membangun demi kesempurnaan modul ini dan
modul-modul selanjutnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam proses penyusunan modul ini baik secara
moril maupun materil, terutama dosen pengampu mata kuliah
pengembangan bahan dan media pembelajaran Bapak Syahrul
Munir, S.Pd.,M.Pd. yang telah membimbing dalam penyusunan
modul. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semuanya
terutama para peserta didik.

Penulis
Divia Eka Wardhani

i

Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Pendahuluan ....................................................................................................... ii

BAB KETENAGAKERJAAN..............................................................................1
A. Ketenagakerjaan........................................................................................4
B. Tenaga Kerja..............................................................................................5
C. Kesempatan Kerja......................................................................................6
D. Angkatan Kerja...........................................................................................7
E. Hubungan Penduduk, Tenaga Kerja, dan Angkatan Kerja..........................7
F. Pengangguran.............................................................................................9
G. Sistem Upah..............................................................................................18
H. Masalah Ketenagakerjaan.........................................................................21
I. Cara Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja................................................23

Latihan Soal........................................................................................................25
Kunci Jawaban..............................................................................................29
Daftar Pustaka..............................................................................................31

ii

Pendahuluan

Deskripsi

Dalam modul ini, anda akan mempelajari mengenai Konsep
Ketenagakerjaan, Sistem Upah, Pengangguran dan Masalah
Ketenagakerjaan.

Prasyarat

Agar dapat mempelajari modul ini secara efektif, anda harus
memahami tentang dasar-dasar akuntansi sebagai sistem informasi.

Panduan Penggunaan Modul

• Pahami setiap materi dasar yang menunjang penguasaan anda
dengan membaca secara teliti.

• Bacalah referensi yang lain yang berhubungan dengan materi
modul agar Anda mendapatkan pengetahuan tambahan.

• Apabila terdapat tugas individu maupun kelompok, maka
kerjakan tugas-tugas tersebut sebagai sarana latihan.

• Jawablah setiap penilaian pembelajaran dengan jawaban yang
benar serta kerjakan sesuai dengan kemampuan anda.

• Setelah mempelajari modul ini, bila terdapat kesulitan catatlah
kesulitan yang anda dapatkan untuk ditanyakan pada guru saat
kegiatan tatap muka.

Tujuan Akhir

1. Dapat menjelaskan Pengertian Ketenagakerjaan, Kesempatan
Kerja, Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja

2. Dapat menjelaskan Cara Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja
3. Dapat menjelaskan Sistem Pengupahan
4. Dapat menjelaskan Konsep Pengangguran

iii

5. Dapat menjelaskan Penyebab Pengangguran
6. Dapat menjelaskan Dampak Pengangguran
7. Dapat menjelaskan Cara Mengatasi Pengangguran
8. Dapat menjelaskan Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia

Kompetensi
3.3 Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan dalam
pembangunan ekonomi
4.3 Menyajikan hasil analisis masalah ketenagakerjaan dalam
pembangunan ekonomi dan cara mengatasinya

Cek Kemampuan
- Soal teori
Soal-soal teori atau aspek pengetahuan dibuat untuk
mengukur sejauh mana materi Akuntansi sebagai Sistem
Informasi ini sudah anda kuasai dengan baik. Oleh karena
itu pahamilah tujuan pembelajaran yang ada dalam setiap
modul ini.
- Soal Praktik
Dalam penilaian hasil belajar selain soal-soal untuk
menguku raspek pengetahuan, juga dimunculkan soal-soal
untuk mengukur aspek keterampilan.

BAB
1

Tujuan Pembelajaran MATERI
KETENAGAKERJAAN
Dengan mempelajari bab ini,
anda diharapkan mampu:
✓ Menjelaskan Pengertian

Ketenagakerjaan,
Kesempatan Kerja, Tenaga
Kerja dan Angkatan Kerja
✓ Menjelaskan Cara
Meningkatkan Kualitas
Tenaga Kerja
✓ Menjelaskan Sistem
Pengupahan
✓ Menjelaskan Pengertian
Pengangguran
✓ Menjelaskan Penyebab,
Dampak, dan Cara
Mengatasi Pengangguran
✓ Dapat menjelaskan
Masalah Ketenagakerjaan
di Indonesia

PETA KONSEP

Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan Konsep Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan
Kesempatan Kerja
Pengangguran
Angkatan Kerja
Sistem Upah
Masalah Hubungan
Penduduk dan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
Cara Meningkatkan
Jenis
Kualitas Tenaga
Kerja Dampak, Penyebab
dan Cara Mengatasi

Macam-Macam
Upah

sumber : Jawa.Pos

2020 menjadi tahun yang berat bagi seluruh warga dunia, tak
terkecuali Indonesia. Pandemi Covid-19 bukan hanya menyerang sektor
kesehatan, tetapi juga mengganggu aktivitas masyarakat, hingga roda
ekonomi menjadi berjalan lamban. Berbagai kebijakan pembatasan
dilakukan pemerintah dalam menekan angka penularan, namun berbuntut
pahit bagi dunia usaha dan para pekerja. Wabah menciptakan badai
pengangguran yang dahsyat. Tak sedikit pegawai yang terpaksa menerima
kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan.

Ketenagakerjaan memang salah satu masalah pelik yang harus
dihadapi sebagai akibat berkembangnya dunia industri di negara-negara
berkembang. Tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah
merupakan salah satu penyebab kurangnya daya serap lapangan kerja di
samping tingkat pembentukan modal nasional yang rendah. Akibatnya,
jumlah pengangguran terus meningkat.

Pengertian ketenagakerjaan, jenis tenaga kerja, upaya
meningkatkan kualitas tenaga kerja, sistem upah, pengangguran dan
masalah ketenagakerjaan akan dibahas dalam bab ini.

3

KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah “Ketenagakerjaan
adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.”

Definisi ketenagakerjaan menurut para ahli:

a. Menurut Dr. A. Hamzah SH menyatakan
bahwa ketenagakerjaan adalah tenaga kerja yang bekerja di
dalam maupun di luar suatu hubungan kerja dengan alat
produksi utama sebagai proses produksi tenaga kerja itu sendiri,
baik tenaga fisik maupun pikiran.

b. ALAM. S menyatakan ketenagakerjaan ialah penduduk yang
berusia sekitar 15 tahun keatas dari Negara berkembang seperti
Indonesia. Yang mampu mengolah berbagai aspek dunia kerja
menjadi buruan kompetitor. Sedangkan di negara maju, tenaga
kerja yang diperbolehkan untuk bekerja berumur antara 15
hingga 64 tahun.

Adapun tujuan Undang Undang Ketenagakerjaan UU No. 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan:

• Memberdayakan dan Mendayagunakan Tenaga Kerja Secara
Optimal dan Manusiawi

• Mewujudkan Pemerataan Kesempatan Kerja dan Penyediaan
Tenaga Kerja yang Sesuai dengan Kebutuhan Pembangunan
Nasional dan Daerah

• Memberikan Perlindungan Kepada Tenaga Kerja Dalam
Mewujudkan Kesejahteraan dan Meningkatkan Kesejahteraan
Tenaga Kerja dan Keluarganya

4

TENAGA KERJA

Dalam undang undang ketenagakerjaan Pasal 1 angka 2 UU

No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa
“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.”

Jenis-jenis Tenaga Kerja

a. Menurut sifatnya:

1. Tenaga Kerja Jasmaniah

Tenaga kerja jasmaniah merupakan tenaga

kerja yang melakukan pekerjaanya

menggunakan tenaga fisik. Contoh: supir,

montir, dll.

2. Tenaga Kerja Rohaniah

Tenaga kerja rohaniah merupakan tenaga

kerja yang dalam pekerjaannya lebih

banyak menggunakan proses pemikiran, Jenis jenis Tenaga Kerja
gagasan, ide, dsb. Contoh: direktur, -Menurut Sifat
konsultan dan manajer -Menurut Kualitas
b. Menurut kualitasnya -Menurut Fungsi
1. Tenaga Kerja Terdidik -Menurut Hubungan
dengan produk

Tenaga kerja yang mempunyai pendidikan

yang tinggi sehingga ahli dibidangnya.

Contoh: guru, dosen, dokter, dll

2. Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam

bidang tertentu karena pengalaman kerja.

Contoh: montir, sopir, dll

3. Tenaga kerja tidak terlatih dan tidak terdidik

Tenaga kerja yang tidak memerlukan

pendidikan / pelatihan tertentu untuk

melakukan perkerjaannya. Contoh: tukang

sapu, buruh, dll

5

c. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan
1. Tenaga kerja bagian produksi
Tenaga kerja yang bekerja pada bagian produksi.
2. Tenaga kerja bagian pemasaran
Tenaga kerja bagian pemasaran atau penjualan, yang
tugasnya mendistribusikan barang.
3. Tenaga kerja umum dan administrasi
4. Tenaga kerja yang berhubungan denga personalian, umum,
dan administirasi.

d. Menurut Hubungan dengan produk
1. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja yang langsung terlibat pada proses produksi
dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang
yang dihasilkan.
2. Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung pada proses
produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya operasional
pabrik.

KESEMPATAN KERJA

Kesempatan kerja merupakan tersedianya lapangan kerja
bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan. Sejalan dengan
pertumbuhan penduduk, jumlah angkatan kerja dan tenaga kerja juga
meningkat, namun tidak dibarengi dengan kesempatan kerja yang
sama. Oleh karena itu, dari sekian banyak angkatan kerja ada
penduduk yang tidak bekerja atau disebut sebagai pengangguran.

Nah, karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin banyak
lapangan kerja yang tersedia dalam suatu negara, semakin besar pula
kesempatan kerja bagi tenaga kerja, sehingga semakin kecil tingkat
pengangguran, dan berlaku sebaliknya.

6

ANGKATAN KERJA

Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke
atas), baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Untuk
mengetahui perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia
kerja (tingkatan partisipasi angkatan kerja) digunakan rumus
berikut:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = ×100%


Adapun untuk mengetahui ketergantungan atau Dependency
Rasio (DR) digunakan rumus berikut:

DR = ( ) × 100 %
(

Semakin tinggi dependency rasio, semakin besar tanggungan
penduduk produktif.

HUBUNGAN PENDUDUK, TENAGA KERJA, ANGKATAN
KERJA

Berikut ini adalah bagan yang akan memudahkan kalian dalam
membedakan penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja, dan
pengangguran

Bagan 1 Hubungan Penduduk, Tenaga Kerja, dan Aangkatan Kerja

7

Bagan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
1) Tenaga kerja, yakni penduduk yang dianggap sanggup
bekerja bila ada permintaan kerja. Mereka adalah
penduduk yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64
tahun (UU No. 20 Tahun 1999).
2) Bukan tenaga kerja, yakni penduduk yang dianggap tidak
mampu bekerja. Mereka adalah penduduk yang berusia di
bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun, anak-anak dan lansia
(lanjut usia) termasuk dalam kelompok ini.

b. Tenaga kerja dibagi lagi menjadi dua kelompok
1) Angkatan kerja yakni kelompok tenaga kerja (usia 15
sampai dengan 64 tahun) yang ingin bekerja. Mereka
selalu berusaha mencari pekerjaan.
2) Bukan angkatan kerja, yakni kelompok tenaga kerja yang
tidak bersedia bekerja walaupun ada kesempatan kerja.
Contoh: pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga.

c. Angkatan kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Pekerja (employment), yakni kelompok angkatan kerja
yang sudah mendapat pekerjaan.
2) Pengangguran (unemployment), yakni kelompok
angkatan kerja yang belum mendapat pekerjaan.

d. Pekerja (employment) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Pekerja penuh (full employment), yakni pekerja yang
bekerja dengan memenuhi kriteria berikut:
o Lama kerja minimal 40 jam per minggu.
o Besar pendapatan minimal sama dengan UMR
(Upah Minimum Regional).
o Jenis pekerjaan sesuai dengan pendidikan atau
keahliannya.
2) Setengah menganggur, yakni pekerja yang bekerja tapi
tidak memenuhi kriteria pekerja penuh, kelompok.
setengah menganggur dibagi menjadi tiga kelompok,
yakni:

8

o Setengah menganggur menurut jam kerja, yaitu
pekerja yang bekerja kurang dari 40 jam per
minggu.

o Setengah menganggur berdasar pendapatan, yaitu
pekerja yang menerima pendapatan lebih kecil dari
UMR tempat dia bekerja.

o Setengah menganggur menurut produktivitas,
yaitu pekerja yang produktivitasnya di bawah
standar perusahaan. Pada umumnya, pekerja yang
baru masuk dan pekerja dengan cacat tertentu
termasuk kelompok ini.

PENGANGGURAN
sesuai prosedur serta memenuhi prinsip akuntansi. Akuntansi

A. Definisi Pengangguran
Salah satu permasalahan yang di hadapi oleh negara-

negara berkembang termasuk Indonesia adalah masalah
pengangguran. Masalah pengangguran merupakan salah satu
masalah makro ekonomi yang menjadi penghambat
pembangunan daerah karena akan menimbulkan masalah-
masalah sosial lainya (Yehosua,dkk, 2019). Menurut Yanuar
(2009) pengangguran adalah keadaan di mana angkatan kerja
yang ingin memperoleh pekerjaan tapi belum
mendapatkannya.
B. Macam-Macam Pengangguran
Menurut Sukirno (2000,) pengangguran dapat dibedakan
menjadi tiga macam sebagai berikut.
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment), yaitu

tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai
pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena
belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal dan ada juga yang karena malas mencari
pekerjaan atau malas bekerja.
2. Pengangguran terselubung (Disguised Unemployment),
yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu

9

banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan
padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai
jumlah tertentu, tetap tidak mengurangi jumlah produksi.
Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena
seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
3. Setengah Menganggur (Under Unemployment), yaitu
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang
mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur
ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
dalam seminggu atau kurang dari tujuuh jam sehari.
Misalnya seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk
sementara menganggur sambil menunggu proyek
berikutnya.

Adapun jenis pengangguran menurut sebab-sebabnya dapat
dibedakan sebagai berikut:

a. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang biasa

terjadi pada sektor pertanian, misalnya di musim paceklik. Di
mana banyak petani yang menganggur, karena telah usai masa
panen dan menunggu musim tanam selanjutnya.
b. Pengangguran Friksional (Peralihan)

Pengangguran yang terjadi karena penawaran tenaga kerja
lebih banyak daripada permintaan tenaga kerja atau tenaga kerja
yang sudah bekerja tetapi menginginkan pindah pekerjaan lain,
sehingga belum mendapatkan tempat pekerjaan yang baru.
Kelebihan tersebut menimbulkan adanya pengangguran.
c. Pengangguran karena Upah Terlalu Tinggi, artinya
pengangguran yang terjadi karena para pekerja atau pencari
kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi,
sehingga para pengusaha tidak mampu untuk memenuhi
keinginan tersebut. Akan tetapi di Indonesia saat ini sudah

10

terdapat ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang
disesuaikan biaya hidup daerah masing-masing, sehingga antara
pekerja dengan pengusaha sudah terdapat konsensus dalam
penentuan upahnya.
d. Pengangguran Struktural yakni pengangguran yang terjadi
karena terdapat perubahan struktur kehidupan masyarakat,
misalnya dari agraris menjadi industri. Oleh sebab itu, banyak
tenaga kerja yang tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan
perusahaan.
e. Pengangguran Voluntary yaitu pengangguran yang terjadi
karena seseorang yang sebenarnya masih mampu bekerja tetapi
secara sukarela tidak mau bekerja dengan alasan merasa sudah
mempunyai kekayaan yang cukup.
f. Pengangguran Teknologi yaitu pengangguran karena adanya
pergantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
g. Pengangguran Potensial (potential underemployment), adalah
pengangguran yang terjadi apabila para pekerja dalam suatu
sektor dapat ditarik ke sektor lain tanpa mengurangi output,
hanya harus diikuti perubahan-perubahan fundamental dalam
metode produksi, misalnya perubahan dari tenaga manusia
menjadi tenaga mesin (mekanisasi).
h. Pengangguran konjungtur/siklis (cyclical unemployment)
adalah pengangguran yang berkaitan dengan turunnya kegiatan
perekonomian suatu negara. Pada masa resesi, tingkat
pengangguran siklis akan semakin meningkat karena dua faktor
berikut.

- Jumlah orang yang kehilangan pekerjaan terus
meningkat

- Dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk
mendapatkan pekerjaan.

11

C. Penyebab Terjadinya Pengangguran
Penyebab terjadinya pengangguran di suatu negara,

di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Tekanan demografis dengan jumlah dan komposisi

angkatan kerja yang besar.
2) Pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih kecil daripada

pertumbuhan angkatan kerja.
3) Jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari

jumlah pencari kerja.
4) Kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar

kerja.
5) Terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

disebabkan, antara lain perusahaan yang menutup atau
mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang
menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor-
impor, dan sebagainya.
6) Kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para
pencari kerja.
7) Berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang
kondusif bagi pengembangan usaha.
8) Masih sulitnya arus masuk modal asing.
9) Iklim investasi yang belum kondusif.
10) Tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang
masih lesu.
11) Kemiskinan.
12) Ketimpangan pendapatan.
13) Urbanisasi.
14) Stabilitas politik yang tidak stabil.
15) Perilaku proteksionis sejumlah negara maju dalam
menerima ekspor dari negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia.
16) Keberadaan pasar global

12

D. Dampak Pengangguran
Pengangguran mempunyai dampak negatif tidak

hanya pada masalah ekonomi, tetapi juga bisa menjadi
pemicu kerawanan sosial. Atas dasar itu permasalahan ini
harus bisa diatasi oleh setiap negara. Umumnya, penyebab
pengangguran dikarenakan laju pertumbuhan penduduk yang
tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang
luas.

Dampak yang ditimbulkannya akan berpengaruh
terhadap pelaksanaan pembangunan nasional baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan nasional menurun
Salah satu komponen pendapatan nasional adalah

upah. Orang yang bekerja tentu akan mendapatkan balas
jasa atau upah. Jadi, semakin banyak jumlah penganggur
di suatu negara, semakin banyak orang yang tidak
mendapat upah maka pendapatan nasional pun akan
menurun. Padahal pendapatan nasional ini digunakan
untuk membiayai pembangunan nasional.
2. Pendapatan per kapita masyarakat rendah

Semakin banyak orang yang tidak bekerja dan tidak
menghasilkan, semakin berat beban orang yang bekerja.
Akibatnya pendapatan per kapita masyarakat menjadi
rendah sehinga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembangunan.
3. Produktivitas tenaga kerja rendah

Jumlah kesempatan kerja yang terbatas menyebabkan
orang bersedia bekerja apa saja walaupun tidak sesuai
dengan bidangnya. Hal ini akan mengakibatkan
produktivitas tenaga kerja menjadi rendah sehingga
output yang dihasilkan sebagai sumber pendapatan
nasional ikut menurun dan memengaruhi pelaksanaan
pembangunan nasional.

13

4. Upah yang rendah
Akibat produktivitas tenaga kerja yang rendah maka

upah yang didapatkan juga rendah.
5. Investasi dan pembentukan modal rendah

Permintaan masyarakat yang rendah ataupun
rendahnya tabungan masyarakat sama-sama akan
berdampak pada rendahnya investasi yang dilakukan.
Kurangnya permintaan masyarakat akan membuat
pengusaha enggan untuk berinvestasi dan rendahnya
tabungan masyarakat menyebabkan minimnya dana
untuk investasi. Hal ini akan menghambat pelaksanaan
pembangunan.
6. Sumber utama kemiskinan

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu
negara adalah semakin berkurangnya jumlah penduduk
yang hidup miskin. Orang yang menganggur berarti
tidak memiliki pendapatan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga mereka hidup
di bawah garis kemiskinan, seperti perumahan yang
kurang layak, kesehatan dan gizi yang buruk, pendidikan
yang minim atau tidak berpendidikan sama sekali, angka
kematian bayi yang tinggi, dan harapan hidup yang
relatif singkat. Kondisi yang demikian tentunya akan
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan di
suatu negara.
7. Pemborosan sumber daya dan potensi yang ada

Jumlah pengangguran dan setengah penganggur yang
tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi
yang ada sebab kemampuan yang dimiliki oleh mereka
seharusnya dapat menjadi sumbangsih yang besar bagi
pelaksanaan pembangunan. Namun yang terjadi justru
sebaliknya, dengan menganggur berarti mereka tidak
menghasilkan apa pun

14

Dampak sosial lainnya yang ditimbulkan oleh
pengangguran sehingga akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan pembangunan nasional, antara lain:
o menjadi beban keluarga dan masyarakat;
o penghargaan diri yang rendah;
o kebebasan yang terbatas;
o mendorong peningkatan keresahan sosial dan

kriminal.
E. Cara Mengatasi Pengangguran

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan
pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk mengatasi masalah
pengangguran:
1. Membuka Lapangan Kerja
2. Meningkatkan Peredaran Modal Usaha
3. Menempatkan Pencari Kerja di Tempat yang Tepat
4. Melatih Para Pencari Kerja untuk Membuat Usaha

Sendiri
5. Memberikan Penyuluhan ke Masyarakat
6. Memberikan Pelatihan Sertifikasi ke Pencari Kerja

Secara spesifik cara mengatasi beberapa jenis
pengangguran dapat Anda pelajari di bawah ini:

a. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural terjadi karena

perubahan struktur ekonomi, misalnya dari agraris ke
industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural
bisa dilakukan cara-cara berikut:
o Memindahkan para pengangguran ke tempat

yang lebih membutuhkan.
o Membuka pendidikan dan pelatihan bagi para

pengangguran agar dapat mengisi lowongan
pekerjaan yang sedang membutuhkan.
o Mendirikan industri dan proyek-proyek padat
karya untuk menampung para penganggur.

15

o Meningkatkan mobilitas (perputaran) modal dan
tenaga kerja agar mampu menyerap para
penganggur.

o Menyadarkan masyarakat akan pentingnya
menguasai teknologi modern dalam rangka
menyesuaikan diri dengan perubahan struktur
perekonomian.

b. Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural
(Siklikal)
Pengangguran konjungtural terjadi karena
naik turunnya kegiatan perekonomian yang suatu saat
mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat yang
diikuti oleh turunnya permintaan terhadap barang dan
jasa. Untuk mengatasi pengangguran konjungtural,
bisa dilakukan caracara berikut:
o Meningkatkan daya beli masyarakat dengan
membuka berbagai proyek-proyek pemerintah.
o Mengarahkan masyarakat agar menggunakan
pendapatannya untuk membeli barang dan jasa
sehingga permintaan terhadap barang dan jasa
meningkat.
o Menciptakan teknik-teknik pemasaran dan
promosi yang menarik agar masyarakat tertarik
membeli barang dan jasa.

c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional terjadi karena

adanya pekerja yang ingin pindah mencari pekerjaan
yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk
mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan dengan
cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja
yang cepat, mudah dan murah kepada pencari kerja.
Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan
lowongan kerja di tempat-tempat umum secara rutin.

16

d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman terjadi karena

perubahan musim atau karena perubahan permintaan
tenaga kerja secara berkala. Cara yang dilakukan,
untuk mengatasi pengangguran musiman, antara lain:
o Memberikan latihan keterampilan yang lain

seperti menjahit, mengelas, menyablon dan
membordir. Dengan demikian, mereka dapat
bekerja sambil menunggu datangnya musim
tertentu.
o Segera memberikan informasi bila ada lowongan
kerja di sektor lain

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker)
Anwar Sanusi mengatakan, penanggulangan pengangguran sangat penting di
tengah terpuruknya kondisi perekonomian akibat pandemi Covid-19,
terutama guna mencegah munculnya problem sosial baru dalam masyarakat.
Anwar pun mengajak Forum Komunikasi Pimpinan Lembaga Penempatan
Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) dan Lembaga Penyalur Pekerja Rumah Tangga
(LPPRT) turut serta mencari terobosan dalam menanggulangi persoalan
pengangguran.

"Tangani Pengangguran, Kemnaker Ajak Forum Komunikasi Pimpinan LPTKS
dan LPPRT Beri Terobosan", Klik untuk
baca: https://money.kompas.com/read/2021/08/20/091000326/tangani-
pengangguran-kemnaker-ajak-forum-komunikasi-pimpinan-lptks-dan-lpprt.
Penulis : Inang Jalaludin Shofihara
Editor : Mikhael Gewati

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

17

SISTEM UPAH

Gaji, atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha/pemberi kerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-
undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Singkatnya, Upah adalah hak yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan terhadap jasa pekerjaan
yang telah dilakukan.

Dengan adanya upah yang layak dan sesuai, orang-orang
yang melakukan pekerjaan akan termotivasi untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Dalam perusahaan
biasanya selain untuk memotivasi, upah juga memiliki 2 tujuan lain
yaitu:
- Menarik pekerja berbakat agar mau bekerja di perusahaan tersebut;
- Mempertahankan pekerja terbaik/teladan untuk tetap bekerja dan
tidak pindah ke perusahaan lain.

Menurut Alam dan Rudianto dalam bukunya, sistem pembayaran
upah terbagi menjadi 3 hal:

a. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Dari sisi permintaan, upah yang rendah mengakibatkan

permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa juga
rendah. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan mengurangi
atau bahkan menghentikan produksinya sehingga terjadi
pengurangan pekerja yang akan memunculkan
pengangguran. Hal ini tentu saja akan berdampak pada
pembangunan nasional.

Dari sisi penawaran, upah yang rendah mengakibatkan
jumlah pendapatan yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat
juga rendah atau bahkan tidak menabung sama sekali.
Padahal tabungan masyarakat merupakan salah satu sumber
modal pembangunan nasional.

18

b. Kesepakatan Pemberi dan Penerima Kerja
Pemberian upah baru dapat dilakukan ketika telah

disetujui baik dari pihak penerima, yaitu pekerja, dan juga
pihak yang memberi, yaitu perusahaan. Dimana upah
biasanya telah disepakati di awal.
c. Upah Minimum

Pada tahap ini, setiap gaji/upah telah diatur oleh
pemerintah, terutama pada bagian nilai minimal yang bisa
didapat oleh seorang pekerja. Biasanya, pemerintah telah
mengatur berapa jumlah minimal gaji yang bisa diterima oleh
seorang pekerja, dan di setiap daerah memiliki nilai upah
minimum regional.

19

Ada beberapa sistem upah yang bisa digunakan untuk menghitung
upah pekerja yaitu:
a. Sistem upah menurut waktu, yakni pemberian upah berdasarkan

waktu (lama) bekerja dari pekerja. Misalnya tukang bangunan
dibayar per hari Rp150.000,00 bila dia bekerja 10 hari maka
akan dibayar Rp1.500.000,00.
b. Sistem upah menurut prestasi, yakni pemberian upah
berdasarkan prestasi (jumlah barang yang dihasilkan) pekerja.
Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan, semakin besar
upah yang diterima pekerja.
c. Sistem upah borongan, yakni pemberian upah berdasarkan
kesepakatan pemberian kerja dan pekerja. Misalnya, untuk
membuat rumah ukuran 30 m x 10 m disepakati diborongkan
dengan upah Rp100.000.000,00 sampai rumah tersebut selesai.
d. Pembuatan rumah selain diborongkan bisa juga dibayar dengan
sistem upah menurut waktu, misalnya harian, dengan tujuan
agar pekerja bekerja lebih bagus dan hati-hati dalam membuat
rumah. Dengan demikian, umumnya jumlah upah harian yang
dibayarkan lebih mahal dibanding upah borongan.
e. Sistem upah premi, yakni pemberian upah dengan
mengombinasikan sistem upah prestasi yang ditambah dengan
premi tertentu. Misalnya bila pekerja mampu menyelesaikan 50
boneka dalam 1 jam akan dibayar Rp250.000,00 dan kelebihan
dari 50 boneka akan diberi premi misal Rp30.000,00 per
boneka. Apabila seorang pekerja mampu membuat 70 boneka
dia akan menerima Rp250.000,00+(Rp30.000,00x20)=
Rp850.000,00.
f. Sistem upah partisipasi, yakni pemberian upah khusus berupa
sebagian keuntungan perusahaan pada akhir tahun buku. Upah
ini merupakan bonus/hadiah. Jadi, selain menerima upah seperti
biasa, pada sistem upah ini, pekerja akan menerima sejumlah
upah lagi setiap akhir tahun buku. Sistem upah partisipasi
disebut juga sistem upah bonus.
g. Sistem upah mitra usaha (co partnership), yakni pemberian
upah seperti sistem upah bonus, bedanya upah tidak diberikan

20

dalam bentuk uang tunai tapi dalam bentuk saham atau obligasi.
Dengan memberikan, saham diharapkan pekerja lebih giat dan
hati-hati dalam bekerja, karena mereka juga merupakan pemilik
perusahaan.
h. Sistem upah indeks biaya hidup, yakni pemberian upah yang
didasarkan pada besarnya biaya hidup. Semakin naik biaya
hidup, semakin naik pula besarnya upah yang diberikan.
i. Sistem upah skala berubah (sliding scale), yakni pemberian
upah berdasarkan skala hasil penjualan yang berubah-ubah.
Apabila hasil penjualan bertambah, jumlah upah yang diberikan
juga bertambah, demikian pula sebaliknya.
j. Sistem upah produksi (production sharing), yakni pemberian
upah berdasarkan naik turunnya jumlah produksi secara
keseluruhan. Bila jumlah produksi naik 5%, upah juga naik 5%,
demikian pula sebaliknya.
k. Sistem upah bagi hasil, yakni pemberian upah dengan
memberikan bagian tertentu kepada pekerja dari hasil
(keuntungan) yang diperoleh. Sistem ini biasa dipakai di sektor
pertanian. Misalnya petani penggarap mengerjakan sawah milik
orang lain dengan bagi hasil separohan. Artinya, bila sawah
menghasilkan 2 ton beras, petani penggarap mendapat 1ton dan
pemilik sawah juga mendapat 1 ton.

MASALAH KETENAGAKERJAAN

Pembangunan dalam berbagai sektor yang dilakukan
Indonesia sangat membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai
keahlian dengan kualifikasi tertentu. Berbagai lapangan pekerjaan
terbuka setiap waktu di seluruh Indonesia, tapi pencari pekerjaan
jauh lebih banyak dibandingkan kuota yang tersedia.

21

Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
a. Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan
dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian
besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih
rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya
produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh
terhada rendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
b. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan
kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi
oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban tersendiri
bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung
dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran.
Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah
angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan
ekonomi.
c. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa,
dikarenakan bekerja di pulau jawa dianggap strategis dalam
mencari penghasilan yang layak. Sementara di daerah lain
masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk
sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Dengan
demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran,
sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang
belum dikelola secara maksimal dan peningkatan lapangan
kerja.
d. Pengangguran dan Pemutusan hubungan kerja (PHK)
Pengangguran merupakan masalah yang dihadapi tenaga
kerja. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak
mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar.
Akibatnya, banyak tenaga kerja yang berhenti bekerja atau di-
PHK. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar

22

mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada.
Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan
demikian pengangguran akan semakin banyak. Hal tersebut
dapat bertambah seiiring dengan ketidakpastian ekonomi,
sosial, dan politik yang terjadi
e. Gaji yang rendah
Tenaga kerja diwajibkan dibayar dengan gaji atau upah, tetapi
gaji atau upah yang didapatkan tidak sebanding dikarenakan
kualitas dari tenaga kerja itu sendiri, seperti pada tenaga kerja
tidak terdidik dan tidak terampil.

CARA MENINGKATKAN KUALITAS
TENAGA KERJA

Tidak bisa dipungkiri bahwa kecenderungan dunia usaha saat
ini adalah menerima tenaga kerja yang siap pakai. lni berarti sebelum
memasuki dunia kerja, seorang tenaga kerja harus sudah memiliki
sejumlah "nilai lebih” berupa tingkat pendidikan dan keterampilan
tertentu. Sementara iłu, masih banyak tenaga kerja di pasaran yang
berpendidikan rendah. lni berarti tenaga kerja tersebut belum siap
pakai. Untuk iłu, perlu ada usaha meningkatkan mułu tenaga kerja
dari pihak pemerintah, swasta (perusahaan), dan individu.
1. Pemerintah

Upaya pemerintah untuk meningkatkan mułu tenaga kerja
antara lain dengan mendirikan berbagai pusat latihan kerja.
Upaya ini bertujuan untuk melatih orang menjadi manusia
terampil, berinisiatif, dan kreatif. Usaha ini disertai pula dengan
usaha peningkatan mułu sekolah kejuruan, penciptaan kondisi
yang kondusif bagi penanaman modal, transmigrasi, dan
keluarga berencana.
2. Pihak Swasta (Perusahaan)
Langkah yang dapat diambil oleh pihak swasta untuk ikut serta
dalam upaya meningkatkan mułu tenaga kerja adalah bekerja
sama dengan sekolah atau kampus. Kerja sama yang bisa

23

dilakukan oleh pihak swasta dengan sekolah atau kampus adalah
menyediakan kesempatan bagi para siswa dan mahasiswa untuk
kerja praktik atau magang di perusahaan yang bersangkutan.
Program magang ini akan memberi pemahaman secara lebih
baik kepada całon tenaga kerja mengenai dunia kerja yang
sesungguhnya Dengan demikian, para całon tenaga kerja
tersebut dapat mempersiapkan dirinya dengan berbagai
kemampuan dan keterampilan yang memang dibutuhkan oleh
dunia usaha.
3. Individu
Beberapa langkah yang harus diambil oleh setiap individu
dalam meningkatkan mułu dirinya adalah sebagai berikut.
a. Membekali diri dengan berbagai hal yang dikehendaki oleh

perusahaan
b. Menanamkan jiwa wirausaha

Aktivitas

Kelompok

Buatlah kelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Tuliskan hasil pegamatan apa saja yang
menjadi penyebab masalah ketenagakerjaan. Kemudian temukan solusi yang sesuai
dengan permasalahan tersebut!

24

LATIHAN SOAL

A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Seseorang dikatakan mulai bekerja pada usia..
a. 13 tahun
b. 14 tahun
c. 17 tahun
d. 15 tahun
e. 18 tahun
2. Manakah merupakan undang-undang yang mengatur tentang
ketenagakerjaan..
a. UU No 13 Tahun 2003
b. UU No 12 Tahun 2011
c. UU No 15 Tahun 2019
d. UU No 10 Tahun 2004
e. UU No 03 Tahun 2002
3. Pusat latihan kerja merupakan mutu tenaga kerja yang dilakukan
oleh..
a. Wiraswasta
b. Pemerintah
c. Individu
d. Sekolah
e. Pengusaha
4. Pada umumnya penentuan upah didasarkan atas..
a. Upah Minimum
b. Tidak ada aturan
c. Ketetapan wakil gubernur
d. Ketetapan DPR
e. Ketetapan mentri tenaga kerja
5. Program praktik magang dilakukan agar calon tenaga kerja..
a. Mendapatkan penghasilan
b. Mengenal bakatnya
c. Membagikan pengalamannya
d. Mendapatkan teman baru
e. Mengenal dunia kerja

25

6. Jika diketahui jumlah Angkatan kerja 150 juta orang, dan Jumlah
Penduduk Indonesia adalah 355 juta orang. Tingkat partisipasi
angkatan kerja bernilai..
a. 50,4 persen
b. 42,2 persen
c. 56 persen
d. 30,5 persen
e. 43,2 persen

7. Penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas), baik yang bekerja
maupun yang tidak bekerja disebut..
a. Pekerja
b. Kesempatan kerja
c. Angkatan kerja
d. Tenaga kerja
e. Pengangguran

8. Berikut ini yang bukan merupakan masalah ketenagakerjaan
adalah..
a. Pengangguran tinggi
b. Kesempatan kerja rendah
c. Penyebaran angkatan kerja tidak merata
d. Tingkat pendidikan dan keterampilan tinggi
e. Kesejahteraan pekerja berkurang

9. Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan....
a. Pekerja
b. Kesempatan kerja
c. Angkatan kerja
d. Tenaga kerja
e. Pengangguran

26

10. Berikut ini yang bukan termasuk jenis-jenis upah adalah..
a. Upah menurut waktu
b. Upah menurut prestasi
c. Upah premi
d. Upah lancar
e. Upah skala

B. Soal Uraian
1. Jelaskan pengertian kesempatan kerja!
2. Apa yang dimaksud pengangguran terselubung?
3. Diketahui jumlah pengangguran di kota A sebesar 400 jiwa dan

jumlah angkatan kerja sebesar 5400 jiwa. Hitunglah angka
pengangguran terbuka!
4. Sebutkan 3 penyebab terjadinya pengangguran!
5. Sebutkan 3 cara mengatasi pengangguran!

SELAMAT MENGERJAKAN

27

LEMBAR JAWABAN

28

PEDOMAN PENSKORAN
Pilihan Ganda
Jawaban benar × 5 (contoh 10 × 5 = 50)
Soal Uraian
Point per soal = 10 Contoh ( Total point = 45)
Akumulasi nilai pilihan ganda dan uraian
Total nilai pilihan ganda + total nilai soal uraian

30

Daftar Pustaka
Agus Mahfudz dkk. 2009. Ekonomi untuk kelas XI SMA/MA.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Alam S. 2017. Ekonomi kelas XI untuk SMA/MA. Jakarta: Esis
Chumidatus Sa’dyah &Kustan Santana. 2009. Ekonomi Untuk kelas

XII SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Ismawanto. 2009. Ekonomi Untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Nasional
Ketenagakerjaan Adalah? Berikut Pengertian Dan Hukum Yang
Mengaturnya – Gaji.id. (2021). Retrieved 24 August 2021,
from https://gaji.id/ketenagakerjaan-adalah-berikut-
pengertian-dan-hukum-yang-mengaturnya/
Mimin Nur Asiah. 2009. Ekonomi kelas XI untuk SMA dan MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional
UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan
Penjelasannya. (2021). Retrieved 24 August 2021, from
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/memahami-uu-
no-13-tahun-2003-tentang-ketenagakerjaan-dan-
penjelasannya/
Yanuar. 2009. Ekonomi Makro Suatu Analisis Untuk Konteks
Indonesia. Jakarta : Yayasan Mpu Ajar Artha.

31


Click to View FlipBook Version