The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by iqbaljibranmulyawan56, 2021-09-24 04:31:30

Sejarah Pramuka di Indonesia dan satuan karya kepramukaan

Kelompok 1 XII MIPA 4 SMAN 46 Jakarta

Keywords: Pramuka

Sejarah Pramuka di Indonesia dan Satuan Karya
Kepramukaan

Oleh Kelompok 1 :
1. Alvino Satria Wardana (4)
2. Azizah Azzahra (6)
3. Cassano Aswangga Fajri (9)
4. Iqbal Jibran Mulyawan (13)
5. Jabbaar Putro Handayani (15)
6. Moechamad Devara Akbari (21)
7. Muhammad Hussein (22)
8. Syafiq Zahran (31)
9. Yusuf Maulana Indrawan (34)

XII MIPA 4
SMAN 46 Jakarta

SEJARAH PRAMUKA INDONESIA

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai
sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale
Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Pada tanggal 26 Oktober
2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan Undang
Undang ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang
boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi
juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan
menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu
mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.Dari
ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah
perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah
itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden
dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga,
keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11
April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota
Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono,
Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun
1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

1. Masa Hindia Belanda

Gagasan Kepanduan dibawa ke Indonesia oleh orang-orang
Belandayang pada masa itu, Indonesia merupakan daerah jajahan
Hindia Belanda (Nederlands OOst Indie), dengan diawali pendirian
Nederland Indischie Padvinders Vereeningin (NIPV) atau Persatuan
Pandu-pandu Hindia Belanda.

Para pemimpin pergerakan nasional kemudian mengambil
gagasan Baden Powell dengan membentuk beberapa organisasi
Kepanduan untuk membentuk kader pergerakan nasional.Sumpah
Pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 pada Kongres
Pemuda, telah menjiwai gerakan Kepanduan nasional Indonesia untuk
bergerak lebih maju.Dengan meningkatnya kesadaran nasional
Indonesia tersebut, maka timbul niat untuk menyatukan
organisasi-organisasi Kepanduan. Pada tahun 1930, muncullah
Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI).

Pada tahun 1931, terbentuk federasi Kepanduan dengan nama
Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia (PAPI), yang selanjutnya
berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia
(BPPKI) pada tahun 1938.

2. Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang (Perang Dunia II), para penguasa

Jepang melarang keberadaan organisasi Kepanduan di Indonesia.
Akibatnya, banyak tokoh-tokoh Kepanduan yang kemudian masuk
dalam organisasi Jepang, seperti Seinendan, Keibodan, dan Pembela
Tanah Air (PETA).

3. Masa Perang Kemerdekaan
Seiring dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia 17 Agustus 1945, maka pada tanggal 28 Desember 1945, di
Surakarta berdiri Pandu Rakyat Indonesia (PARI) sebagai satu-satunya
organisasi Kepanduan di Indonesia pada waktu itu.

4. Masa Pasca Perang Kemerdekaan Hingga Tahun 1961

Setelah pengakuan kedaulatan NKRI, Indonesia selanjutnya
memasuki masa pemerintahan liberal.Sesuai situasi pemerintahan saat
itu, maka bermunculan kembali organisasi Kepanduan di Indonesia.

Menjelang tahun 1961, Kepanduan Indonesia telah terpecah
menjadi lebih dari 100 organisasi Kepanduan, yang justru
membahayakan nilai persatuan dan gerakan Kepanduan Indonesia.
Lemahnya kondisi Kepanduan di Indonesia ini, dimanfaatkan oleh pihak
komunis. Pihak komunis (PKI) memaksa gerakan Kepanduan Indonesia
menjadi Gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat pada
negara-negara komunis.

Keinginan pihak Komunis tersebut, akhirnya berhasil ditentang
oleh kekuatan Pancasila dalam tubuh PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia) yang didirikan untuk menyatukan beberapa
organisasi Kepanduan yang terpecah belah.

Dengan bantuan dari Perdana Menteri Djuanda, maka tercapailah
perjuangan menyatukan organisasi Kepanduan ke dalam satu wadah
Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun
1961 tentang Gerakan pramuka, pada tanggal 20 Mei 1961, yang
ditandatangani oleh Ir. Djuanda selaku Pejabat Presiden Republik
Indonesia.

5. Masa Tahun 1961 – 1999

Pada masa ini, Gerakan Kepanduan Indonesia memasuki
keadaan baru, yang diberi nama Gerakan Praja Muda Karana atau
Gerakan Pramuka melalui Keppres Nomor 238 Tahun 1961.

Semua organisasi Kepanduan selanjutnya melebur ke dalam
Gerakan Pramuka dan ditetapkan Pancasila sebagai dasar Gerakan
Pramuka. Gerakan Pramuka bertujuan untuk mendidik anak dan
pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik pendidikan
Kepramukaan sebagaimana yang dirumuskan oleh Baden Powell.

Perluasan kegiatan Gerakan Pramuka kemudian berkembang
pesat hingga ke desa-desa, khususnya di bidang pembangunan
pertanian dan masyarakat desa, serta dengan adanya pembentukan
Saka Tarunabumi.

Kegiatan Saka Tarunabumi ternyata telah membawa
pembaharuan dan semangat untuk melakukan inovasi-inovasi baru pada
pemuda desa di bidang pertanian dan pembangunan desa.

6. Masa Tahun 1999 – Sekarang

Masa ini ditandai dengan adanya Reformasi, dimana terjadi
perubahan dalam bidang politik dan pemerintahan. Keadaan tersebut
ikut memengaruhi perkembangan masyarakat secara menyeluruh,
termasuk kegiatan Gerakan Pramuka.

Untuk pertama kalinya, pada Musyawarah Nasional (Munas) tahun
2003 di Samarinda, dilaksanakan pemilihan Ketua Kwartir nasional
dengan sistem Pemilihan Langsung oleh Kwartir Daerah. Pada masa ini
juga dilakukan perancangan Revitalisasi Gerakan Pramuka oleh
Presiden Republik Indonesia selaku Kamabinas. Selain itu juga ada
pembentukan Saka Wirakartika, dan penyusunan Rancangan
Undang-Undang Kepramukaan.

Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang
saling berkaitan yaitu:

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan
pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di
Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

2. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang
dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka,
dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN
PRAMUKA.

3. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara,
serta penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka pada tanggal 14
Agustus 1961.

4. Selain pelantikan pengurus Gerakan Pramuka, pada tanggal 14
Agustus 1961 pula dilangsungkan defile Pramuka yang bertujuan untuk
memperkenalkan secara resmi Gerakan Pramuka Indonesia kepada
khalayak. Sejak itu, tanggal 14 Agustus kemudian dikenal sebagai HARI
PRAMUKA

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan
agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka
telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI
No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan
anggotanya.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh
rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibu kota
Jakarta, tetapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta
sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang
diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik
anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan
menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa
Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun
1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian
dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh
seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

Satuan Karya Pramuka

Satuan Karya Pramuka (Saka) yaitu wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, memperkembangkan bakat dan pengalaman para
pramuka dalam bermacam anggota ilmu ilmu dan teknologi. Satuan

Karya diperuntukkan untuk para Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega[1] atau para pemuda usia sela 16-25 tahun dengan syarat
khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang
masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap
Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus sbg memperoleh Tanda
Kecakapan Khusus Kelompokan Kesatuan Karyaan yang dapat
diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka
tersebut.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki pokok isi kerangan khusus
yang disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat
Pertisaka yang dilakukan oleh tiap-tiap saka, sedangkan pokok isi
kerangan yang dilakukan secara bersama-sama semakin dari satu saka
yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat
Peransaka. Pokok isi kerangan Peransaka ditengahnya memperagakan
transfer anggota keilmuan masing-masing Satuan Karya.

Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata hadir Satuan Karya
yang dihasilkan berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Kawasan yang
bersangkutan.

Macam macam SAKA:

1. Saka Dirgantara

Krida-krida dalam Saka Dirgantara, sbg berikut:
● Krida Olahraga Dirgantara
● Krida Ilmu Dirgantara
● Krida Perbuatan yang bermanfaat Kedirgantaraan

2. Saka Bhayangkara

Krida-krida dalam Saka Bhayangkara, sbg berikut :
● Krida Ketertiban Warga (Tibmas)
● Krida Lalu Lintas (Lantas)
● Krida Pengenalan Tempat d.Peristiwa Cara (PTKP)
● Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)
● Subkrida Pasukan Berkuda (Paskud)
● Subkrida Pasukan Anjing g.Pelacak (Paskan)
● Subkrida Pemadam Kebakaran (Damkar)
● Subkrida Search And Rescue (SAR)

3.Saka Bahari

Krida-krida dalam Saka Bahari, sbg berikut:
● Krida Sumberdaya Bahari
● Krida Perbuatan Bahari
● Krida Wisata Bahari
● Krida Reksa Bahari

4.Saka Bakti Husada

Krida-krida dalam Saka Bakti Husada, sbg berikut:

● Krida Bina Sekeliling yang terkait Sehat
● Krida Bina Keluarga Sehat
● Krida Penanggulangan Penyakit
● Krida Bina Gizi
● Krida Bina Obat
● Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

5.Saka Keluarga Berencana (Kencana)

● Krida-krida Saka Keluarga Berencana, sbg berikut:
● Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB

dan KR)
● Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS

dan PK)
● Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan

KIE)
● Krida Bina Peran Serta Warga (PSM).

6.Saka Pandu Wisata

Krida-krida dalam Saka Panduwisata, sbg berikut:
a.Krida Bina Obyek Wisata
b.Krida Bina Pramuwisata
c.Krida Bina Sarana prasarana Wisata
d.Krida Bina Seni Kebiasaan

7.Saka Pustaka

Krida-krida dalam Saka Pustaka sbg berikut:
a.Krida Layanan Perpustakaan (Yanpus)
b.Krida Pengembangan Bahan c.Pustaka (Baka)
d.Krida Pengembangan e.Perpustakaan (Peta)
f.Krida Deposit dan Penerbitan (Debit)
8.Saka Taruna Bumi

Krida-krida dalam Saka Taruna Bumi, sbg berikut:
a.Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
b.Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
c.Krida Perikanan
d.Krida Peternakan
e Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.
9.Saka Telematika

Saka Telematika terdiri dari 4 krida yakni:
a.Krida Telekomunikasi
b.Krida Informatika
c.Krida Media
d.Krida Edutainment

10.Saka Wanabakti

Krida-krida dalam Saka Wanabakti, sbg berikut:
a.Krida Atur Wana
b.Krida Reksa Wana
c.Krida Bina Wana
d.Krida Guna Wana.
11.Saka Wira Kartika

Krida-krida dalam Saka Wira Kartika, sbg berikut:
a.Krida Survival
b.Krida Pionering (Perintis)
c.Krida Mountainering
d.Krida Navigasi Darat
e.Krida penanggulangan bencana lingkungan kehidupan
12.Saka Kalpataru

Satuan Karya Pramuka Kalpartaru sbg tahap awal mencakup tiga Krida
yaitu :
a.Krida 3R (Reduce, Reuse, Recycle),

b.Krida Perubahan Iklim, dan
c.Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati.
13.Saka Bina Sosial

14.Saka Widya Bakti

15.Saka Kerohanian

16.Saka Teknologi

17.Saka Pekerjaan Umum (PU)


Click to View FlipBook Version