The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by riskaeca2508, 2021-04-04 23:33:52

Tugas Kelompok 2 MPK Bahasa Indonesia

Tugas Kelompok 2 MPK Bahasa Indonesia

Oleh:

Kelompok 2

1. Maha Riska Eca Pratiwi (2011031070)
2. I Wayan Agastya Nusa Bakti (2011031229)
3. Ni Made Meyra Reditya Devi(2012021219)
4. Ni Made Ayu Vidi Devantari (2011031147)
5. Ni Nengah Ari Widnyani (2011031177)

DIKSI 1

Pengertian Diksi

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata yang digunakan pengarang dalam
karya sastranya. Diksi tidak hanya sekedar pilih atau memilih kata saja, melainkan
digunakan juga untuk menyatakan suatu gagasan atau menceritakan suatu peristiwa
yang didalamnya juga meliputi persoalan ungkapan-ungkapan, persoalan gaya bahasa,
dan sebagainya. Tujuan diksi sendiri yaitu untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas, sehingga pembaca dapat merasakan suasana yang hendak
digambarkan oleh penulis dalam karya satranya. Diksi yang baik mampu menghasilkan
cerita yang menarik sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, maka untuk menciptakan
diksi yang baik, perlu dipenuhinya ketentuan-ketentuan berikut ini:

1. Ketepatan pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
2. Penulis haruslah memiliki keahlian dalam membedakan nuansa-nuansa makna

secara tepat agar sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan dalam menemukan bentuk yang tepat dengan situasi serta nilai rasa
bagi pembaca.
3. Penulis juga harus menguasai berbagai macam kosakata yang ada dan mampu
memanfaatkan kata-kata tersebut dengan baik menjadi sebuah kalimat yang
efektif, jelas, serta mudah dipahami.

Contoh :

Kalimat 1: Kemarin aku pergi ke rumah nenekku bersama dengan keluargaku. Udara di
desa tempat nenekku tinggal sangat sejuk. Kami bermain dan berkumpul bersama
sampai tak terasa hari sudah sore. Tak lama kemudian, kamipun pulang ke kota.

Kalimat 2: Liburan kemarin aku dan keluargaku berencana untuk pergi mengunjungi
nenekku di desa. Dalam perjalanan, kami sangat bersemangat. Begitu sampai di sana
kami disambut oleh senyuman hangat dari nenek. Pohon kelapa yang melambai-lambai
juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kami. Kami menghabiskan waktu dengan
bermain dan berkumpul bersama. Kamipun pulang saat matahari mulai tenggelam.

Jika diperhatikan, kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama. Akan
tetapi pada kalimat kedua, pemilihan diksi oleh penulis lebih baik dibandingkan kalimat
pertama, sehingga kalimat kedua lebih nyaman dibaca dan tidak membosankan bagi
pembaca.

Ciri-ciri Diksi

Diksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dapat digunakan untuk membedakan secara tepat nuansa makna serta bentuk
yang sesuai dengan gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca.

2. Tepat dalam memilih kata untuk mengungkapkan gagasan.

1

3. Menggunakan pembendaharaan kata yang dikenali dan dimiliki oleh masyarakat
dan mampu menggerakkan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi
rangkaian atau jaringan kata yang jelas.

Jenis-jenis Diksi

Secara umum, terdapat dua jenis diksi yaitu diksi bedasarkan maknanya dan
diksi bedasarkan leksikal. Berikut ini penjelasan dari dua jenis diksi:

 Diksi Bedasarkan Maknanya
 Makna denotatif, merupakan makna yang sebenarnya dari suatu kata atau
kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran lain. Contohnya, ayah
sedang makan
 Makna konotatif, merupakan makna kias atau memiliki arti bukan
sebenarnya. Contohnya, Andi dimusuhi karena besar kepala, Fendy
merupakan seorang kutu buku

 Diksi Bedasarkan Leksikal
 Antonim, merupakan kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata
lain. Contohnya kata berat dengan kata ringan yang memiliki arti
berlawanan
 Sinonim, merupakan kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata
lain. Contohnya kata rajin dengan tekun, lezat dengan enak yang
memiliki arti yang sama
 Polisemi merupakan kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contohnya
kalimat “Andi dan Dede memiliki hubungan darah” dengan kalimat
“Darah ayah bercucuran di lantai”. Kata “Darah” pada kedua kalimat
tersebut memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang
sama
 Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun
artinya berbeda satu sama lain. Contohnya pada penggunaan kata bisa
pada kalimat “Saya harus bisa menyelesaikannya” dengan kalimat “Bisa
ular cobra dapat membunuh manusia”
 Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda,
namun lafal sama. Contohnya kalimat “Adik menggunakan rok pendek
ke pesta” dengan kalimat “Siska adalah pecinta musik rock”. Kata “Rok”
dengan “Rock” memiliki pelafalan yang sama, tetapi ejaan dan
maknanya berbeda
 Hipernim dan Hiponim, hipernim merupakan kata yang dapat mewakili
banyak kata lainnya, sedangkan hiponim merupakan kata yang dapat
terwakili oleh kata hipernim. Contohnya ayah memiliki kebun buah
seperti pisang, mangga, dan jambu. Pada kalimat tersebut kata “Buah”
merupakan hipernim, sedangkan mangga, pisang, dan jambu merupakan
hiponim.

2

 Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun
ejaannya sama. Contohnya kalimat “Ayah membeli apel kemarin
malam” dengan kalimat “Paman melaksanakan kegiatan apel pagi untuk
pengarahan tugas”. Kata “Apel” pada kalimat tersebut ejaan yang sama,
namun memiliki pelafalan dan arti yang berbeda

Fungsi Diksi
Dalam pembuatan karya sastra, diksi memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi

diksi yaitu:
1) Mencegah terjadinya salah pemahaman.
2) Membuat dan menciptakan komunikasi yang lebih efektif.
3) Mencegah terjadinya perbedaan penafsiran.
4) Membangun komunikasi yang baik dan benar.
5) Membangun suasana yang tepat.
6) Menciptakan gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi), sehingga pembaca lebih tertarik dan tidak cepat bosan dalam membaca
karya satra.
7) Menciptakan ekspresi yang tepat sehingga pembaca ikut merasakan apa yang
tersampaikan.
8) Membuat pembaca menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan
oleh penulis.

3

ABREVIASI 2

Pengertian Abreviasi

Berdasarkan teori yang tidak mengikuti kesepakatan umum, kata abreviasi yang
berarti pendek. Abreviasi adalah sebuah ilmu dalam bahasa Indonesia untuk membentuk
kata, yaitu berupa pemotongan satu kata atau beberapa bagian maupun kombinasi kata
yang dimana menjadi sebuah bentuk kata baru yang lebih pendek. Sebuah kata yang
dibentuk tersebut lebih singkat sehingga abreviasi dikatakan menarik karena
mempunyai bentuk dan pola khusus dalam penyusun sebuah komponen kata, baik pada
susunan penulisan dan pengucapan.

Menurut Kridalaksana (2007: 159), menuliskan bahwa abreviasi merupakan
suatu bentuk pemendekan satu kata atau beberapa kata dimana menjadi sebuah bentuk
susunan kata baru yang pendek. Hasil yang ditunjukan dari bentuk pemendekan kata
pada abreviasi disebut dengan penyingkatan. Dari penjelasan itu dapat ditemukan dua
atau lebih kata yang terbentuk pada susunan sebelumnya disatukan kemudian sebagian
leksemnya ditanggalkan menjadi sebuah bentuk kata yang baru yang lebih singkat.
Bentuk pemendekan kata dalam ilmu bahasa Indonesia muncul karena untuk memenuhi
keperluan berbahasa secara singkat dan tepat. Proses yang produktif dalam semua
bahasa adalah pada pemendekan katanya. Proses yang produktif ini dilakukan
berdasarkan keinginan untuk menyingkat kata atau memperpendek kata tempat dan
ucapan dalam berbicara sehingga mudah dipahami dan dimengerti.

Menurut Chaer (2007: 191), pemendekan adalah bentuk proses pemotongan
pada bagian kata atau gabungan 9 kata menjadi sebuah bentuk kata yang singkat, tetapi
memiliki makna yang sama maupun arti yang sama dengan bentuk utuhnya. Jadi, dapat
ditarik kesimpulan bahwa abreviasi merupakan bentuk proses pemotongan sebagian
atau beberapa bagian kata yang membentuk kata baru tanpa mengganti arti atau makna
kata tersebut. Pada pembentukan ini, kata atau gabungan kata membentuk kata yang
tersusun baik dengan berbagai macam abreviasi, yaitu seperti singkatan, pemenggalan,
kontraksi, akronimi, dan lambang huruf. Dari pendapat yang dikemukakan di atas
abreviasi dijelaskan sebagai proses pemendekkan kata, dan menggantinya menjadi hasil
yang lebih singkat, dari hasil pemendekkan tersebut terciptalah sebuah kata baru yang
maknanya sama. Contohnya “PD” abreviasi dari bentuk “percaya diri”,“OMG”
abreviasi dari bentuk “oh my god” dan “carmuk” abreviasi dari bentuk “cari muka”.
Contoh-contoh tersebut merupakan penanggalan leksem dan digantikan dengan kata
yang baru, dan dapat dilafalkan. Selanjutnya,abreviasi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Akronim ialah proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata
atau bagian lain ditulis dan dilafalakan sebagi sebuah kata yang sedikit banyak
memenuhi kaidah fonetik bahasa Indonesia, seperti ABRI /abri/, FIB /fib/, dan
FKIP /efkip/.

2. Singkatan ialah salah satu proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan
huruf. Singkatan dibagi menjadi dua; yang dieja huruf demi huruf, seperti FKG

4

(Fakultas Kedokteran Gigi), DKI (Daerah Khusus Ibukota), dan KKN (Kuliah
Kerja Nyata). Maupun yang tidak dieja huruf demi huruf, seperti mls (males),
dst (dan seterusnya), dan dng (dengan).
3. Penggelan ialah proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian
leksem, seperti Bu (Ibu), Prof (Professor), dan Pak (Bapak).
4. Kontraks ialah proses pemendekan yang meringkas leksem dasar atau gabungan
leksem, seperti tak dari kata tidak dan takkan dari kata tidak akan.
5. Lambang huruf ialah proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau
lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti g
(gram), cm (centimeter), dan N (nitrogen).

Bentuk Abreviasi

Penggunaan bahasa Indonesia menyimpan banyak bentuk abreviasi dalam
struktur bentuk kata tanpa melihat hubungan antara pemendekan dan kepanjangannya
atau tanpa memperhatikan sistematik pembentukannya. Abreviasi dapat dibentuk tanpa
adanya hubungan yang baku, sebab tidak ada kaidah-kaidah yang mengatur tentang
pembentukan abreviasi.

Kridalaksana (2007: 162-163), membedakan abreviasi ke dalam lima bentuk. Kelima
bentuk tersebut adalah:

1. Singkatan
Singkatan merupakan salah satu hasil proses pemendekan baik berupa huruf atau
gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi hurufnya maupun yang tidak.
a. RS (Rumah Sakit)
b. STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
c. KTP (Kartu Tanda Penduduk)

Bentuk abreviasi singkatan dapat saja terjadi dengan cara menghilangkan kata
tugas atau konjungsi di antara kata-kata yang dibentuknya, seperti:

a. LP2KHA (Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan dan
Hubungan Alumni)

b. TIK (Teknologi Informasi dan komunikasi)
c. PDSS (Pangkalan Data Siswa dan Sekolah)

2. Penggalan
Penggalan merupakan kata atau frasa yang mengalami proses pemendekan
berupa pengekalan salah satu bagian dari leksem. Penggalan bisa disebut sebagai
suatu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem.
Leksem merupakan satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai
bentuk infleksi suatu kata. Dengan kata lain, leksem dapat berupa kata atau frasa
yang merupakan satuan bahasa bermakna, satuan terkecil dari leksikon.
a. Prof (professor)

5

b. Bu (Ibu)
c. Pak (Bapak)

3. Akronim
Akronim merupakan bentuk kata dari proses abreviasi melalui cara
penggabungan suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai
sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik. Kaidah fonotatik
merupakan aturan yang mengatur urutan fonem dalam suatu bahasa. Bentuk
abreviasi yang tergolong akronim menunjukkan bahwa urutan fonem
pembentuknya dapat dilafalkan sebagai suatu kata.
a. SIM (Surat izin mengemudi)
b. PON (Pekan olahraga nasional)
c. HAM (Hak asasi manusia)

4. Kontraksi
Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau
gabungan leksem. Leksem merupakan satuan leksikal dasar yang abstrak yang
mendasari berbagai bentuk infleksi suatu kata. Dengan kata lain, leksem dapat
berupa kata atau frasa yang merupakan satuan bahasa bermakna, satuan terkecil
dari leksikon.
a. Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)
b. Pemkot (Pemerintahan kota)
c. Pemda (Pemerintahan daerah)

5. Lambang Huruf
Bentuk pemendekan kata yang dapat menghasilkan satu kata atau lebih sehingga
lebih pendek pengucapannya yang mencerminkan sebuah konsep dasar
kuantitas, satuan atau unsur seperti:
a. hg (hectogram)
b. dm (desimeter)
c. rp (Rupiah)

Proses Abreviasi

Menurut Kridalaksana (1992: 175) pola abreviasi berkaitan dengan keserasian
kombinasi vokal dalam pembentukan abreviasi sehingga dapat membentuk kata yang
baik dan membagi proses abreviasi, sebagai berikut:

1. Singkatan
Terdapat ada enam belas macam proses abreviasi dalam singkatan, yakni:
a) Pemenggalan pada kata pertama tiap komponen. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan, antara lain seperti: 1) AA = Asisten Apoteker, 2) UGD =
Unit Gawat Darurat,

6

b) Pemenggalan pada kata pertama yang disertai dengan pelesapan konjungsi,
preposisi, reduplikasi, dan artikulasi kata. Dengan contoh seperti: 1) GTKI =
Gabungan Taman Kanak-Kanak Indonesia, 2) BAU = Badan Administrasi
Keuangan.

c) Pemenggalan pada kata pertama dengan bilangan berulang. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan seperti dengan contoh: 1) 4K = Kecerdasan,
kerajinan, kesetiaan, dan kesehatan, 2) P3K = Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan.

d) Pemenggalan pada dua kata pada kalimat pertama dari kata. Berdasarkan
bentuk yang menyesuiakan, seperti: 1) Tn = Tuan, dan 2) Nn = Nona.

e) Pemenggalan pada tiga kata pada kalimat pertama dari kata. Dengan contoh
seperti: 1) Des = Desember dan 2) Obl = Obligasi.

f) Pemenggalan pada empat kata pada kalimat pertama dari kata. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan, seperti: 1) Purn = purnawirawan dan 2) Sept =
September.

g) Pemenggalan pada kata awal dan kata terakhir dari kata. Dengan contoh,
seperti: 1) Ir = Insinyur dan 2) BA = Bintara.

h) Pemenggalan pada kata pertama dan ketiga pada satu kalimat. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan, seperti: 1) Mlg = Malang.

i) Pemenggalan pada kata awal dan terakhir dari suku kata awal dari Suku Kata
Kedua. Dengan contoh antara lain, seperti: 1) Top = Topografi, dan 3) Gub
=Gubernur.

2. Akronim dan Kontraksi
Terdapat enam belas bentuk penulisan dalam pemendekan kata pada akronim
dan kontraksi antara lain, sebagai berikut:
a) Pemenggalan pada suku kata pertama dari tiap kata. Berdasarkan contoh
yang sesuai, seperti: 2) Orla = orde lama dan 3) Penjas = pendidikan
jasmani.
b) Pemenggalan pada suku kata terakhir dari tiap kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Gatrik = tenaga listrik, 2)
Lisin = ahli mesin dan 3) Girlan = pinggir jalan.
c) Pemenggalan pada suku kata pertama dari kalimat pertama dan kedua serta
kata pertama dari kalimat selanjutnya. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Gapani= Gabungan pengusaha
apotek nasional Indonesia dan 2) Himpa = Himpunan peternak ayam.
d) Pemenggalan pada suku kata pertama tiap kalimat disertai dengan pelepasan
konjungsi. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai
berikut: 1) Anpuda = Andalan pusat dan daerah.
e) Pemenggalan pada kata pertama dari tiap kata. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) KONI = Komite olahraga
nasioanal Indoneisa, 2) LEN = Lembaga elektronika nasioanal.

7

f) Pemenggalan pada kata pertama dari tiap frase dan pemenggalan dua kata
pertama kalimat terakhir. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara
lain, sebagai berikut: 1) Aika = Arsitek insinyur karya dan 2) Aipda = ajun
inspektur polisi dua.

g) Pemenggalan pada dua kata pertama dari tiap kata. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut:1) Bapefi = Badan penyalur film.

h) Pemenggalan pada tiga kata pertama dari tiap kata. Berdasarkan bentuk yang
menyesuiakan antara lain, sebagai berikut: 1) Puslat=Pusat latihan, 2)
Komrad = Komunikasi radio.

i) Pemenggalan pada Dua kata Pertama kalimat Pertama dan Tiga kata Pertama
kalimat Kedua Disertai dengan Pelesapan Konjungsi. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Abnon = abang dan none.

j) Pemenggalan pada tiga kata pertama dari kalimat pertama dan ketiga serta
pemenggalan kata pertama dari kalimat kedua. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Nasakom = Nasional, agama,
komunis dan 2) Nasasos = Nasionalisme, agama, sosialisme.

k) Pemenggalan pada dua kata pertama dari kalimat pertama dan tiga kata
pertama dari kalimat kedua. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara
lain, sebagai berikut: 1) Jabar = Jawa barat dan 2) Jatim = Jawa timur.

l) Pemenggalan pada beberapa kata dan suku kata yang tidak dirumuskan.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1)
Akaba = Akademi Perbankan.

3. Penggalan
Terdapat enam bentuk penggalan dalam sebuah pemendekan kata, antara lain:
a) Pemenggalan pada suku kata pertama dari sebuah kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Dok = Dokter dan 2) Sus
= Suster.
b) Pemenggalan pada suku terakhir sebuah kata. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Bu = Ibu dan 2) Pir = supir.
c) Pemenggalan pada tiga kata pertama dari sebuah kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Dep = Departemen dan
2) Des = Desember.
d) Pemenggalan pada empat kata pertama dari sebuah kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Prof = Profesor, dan 2)
Kapt = Kapten.
e) Pemenggalan pada kata terakhir dari sebuah frasa. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Ekspres = Kereta api ekspres.
f) Sebagian kata dilepas. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain,
sebagai berikut: 1) bahwa sesungguhnya = bahwasanya dan 2) tidak akan =
takkan.

8

4. Lambang huruf
Terdapat enam bentuk pemendekan kata pada lambang huruf yaitu antara lain
adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan bentuk pemendekan kata dalam lambang huruf yang
menunjukkan bahan kimia atau bahan lain, diantaranya adalah:
o Pemenggalan pada kata pertama dari kata. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) N = Nitrogen, 2) O =
Oksigen.
o Pemenggalan pada dua kata pertama dari kata. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Na = Natrium, 2)
Ra = Radium.
o Pemenggalan pada kata dan bilangan yang dinyatakan dalam rumus
bahan kimia. Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain,
sebagai berikut: 1) H2O = hydrogen dioksida, 2) H2SO4 = asam
sulfat.
o Pemenggalan pada kata pertama dan ketiga. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Mg = magnesium,
2) Cl = klorida dan 3) Br = barium.
o Pemenggalan pada gabungan lambang huruf. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) Na Cl = Natrium
Klorida, 2) KOH = kalium hodroksida.
b) Lambang Huruf yang Menandai Ukuran. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain:
o Pemenggalan pada kata pertama. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) g = gram, 2) l = liter, 2)
w = watt.
o Pemenggalan pada kata pertama dari kalimat gabungan. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) km =
kilometer, 2) hm = hectometer.
o Pemenggalan pada kata pertama dan terakhir dari kalimat pertama
dan kata pertama kalimat kedua. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) dam= decameter dan 2)
dag =dekagram.
o Pemenggalan pada kata pertama, ketiga, dan keempat. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) yrd= yard.
c) Lambang huruf yang dinyatakan dalam bilangan. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) I = 1, 2) V =5 dan 3) X = 10.
d) Lambang huruf yang menyatakan kota/ negara/ alat angkutan. Berdasarkan
bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut:
o Pemenggalan pada dua kata pertama ditambah satu kata pembeda.
Berdasarkan bentuk yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut:
1) SIN = Singapura, 2) AMQ = Ambon.

9

o Pemenggalan pada tiga kata konsonan. Berdasarkan bentuk yang
menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) DIY = Daerah
Istimewa Yogyakarta, 2) PDG = Padang.

o Lambang huruf dinyatakan dalam nomor mobil. Berdasarkan bentuk
yang menyesuaikan antara lain, sebagai berikut: 1) B = Jakarta, 2) N
= Malang dan 3) AB = Yogyakarta.

Lambang huruf dinyatakan dalam bentuk uang. Berdasarkan bentuk yang digunakan
untuk ditandai dalam uang, antara lain: 1) Rp = rupiah, 2) $= Dolar.
Fungsi Abreviasi

Fungsi abreviasi sangatlah penting dalam kegiatan tulis-menulis. Abreviasi
merupakan proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi
leksem, sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi
adalah pemendekan, sedangkan hasil prosesnya disebut kependekan. Dalam proses ini,
leksem atau gabungan leksem menjadi kata kompleks atau akronim atau singkatan
dengan pelbagai abreviasi, yaitu dengan pemenggalan, kontraksi, akronimi, dan
penyingkatan (Soedjito, 1995:78). Di dalam peristiwa komunikasi, kehematan
menggunakan kata-kata menjadi hal yang sangat penting. Penulis harus cermat di dalam
memahami satuan yang paling kecil sampai dengan yang kompleks. Bentuk abreviasi
sebagaimana dideskripsikan sebelumnya berfungsi (1) untuk menghemat penggunaan
kata-kata yang panjang dengan cara mempertahankan huruf atau suku kata dari frasa
yang dibentuknya, (2) memunculkan variasi penggunaan unsur-unsur bahasa dalam
dunia tulis-menulis, dan (3) agar sebuah tulisan tidak membosankan.

10

DAFTAR PUSTAKA
Andre, Kurniawan. "Diksi Adalah Pilihan Kata, Ketahui Tujuan dan Ciri-cirinya".

merdeka.com. 3 Desember 2020. 2 April 2021
<URL: https://www.merdeka.com/jabar/diksi-adalah-pilihan-kata-ketahui-
tujuan-fungsi-dan-ciri-cirinya-kln.html?page=4>
Sudjalil, Sudjalil. "TIPOLOGI ABREVIASI DALAM SURAT KABAR BERBAHASA
INDONESIA." KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya (e-Journal) 4.1 (2018).
Setiawan, Samhis. "Diksi (Pilihan Kata) Adalah : Pengertian, Fungsi, Syarat, Contoh".
gurupendidikan.co.id. 2 Februari 2021. 2 April 2021.
<URL:https://www.gurupendidikan.co.id/diksi/>
Yingxuan, Lu. “KAJIAN ABREVIASI BAHASA INDONESIA DAN
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR ABREVIASI BAHASA
INDONESIA BAGI PENUTUR ASING”. Diss. Universitas Pendidikan
Indonesia, 2018.

11

1


Click to View FlipBook Version