The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nzrhulfa14, 2022-12-11 04:35:11

Jurnal Pendidikan Nazirah Ulfa

Jurnal Pendidikan Nazirah Ulfa

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 4 (1):1-8
Februari 2019

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
MELALUI KEGIATAN USAP ABUR DI TK POTEUMEUREUHOM

BANDA ACEH

Nazirah Ulfa1, Fakhriah2, Yuhasriati3
1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

e-mail1:[email protected], email2:
email3: [email protected]

Ulfa, Nazirah. 2018. Developing Fine Motor Skills Through Usap Abur Activities for Children
at TK Poteumeureuhom Banda Aceh. Essay. Department of Early Childhood Teacher
Education. Faculty of Teacher Training and Education. Syiah Kuala University.

Supervisor: (2) Dra. Yuhasriati, M.Pd
(1) Dra. Fakhriah, M.Pd

Keywords: Fine Motor Skills, Usap abur.

Fine motor skills are the ability to copy shapes and control hand movements in carrying out
activities. Fine motor development is the organization of the use of small muscles such as
fingers and hands that often require careful coordination between the eyes and hands.
Children's fine motor development can develop through activities related to body movements.
From the movements of the hands and fingers the child can develop fine motor skills through
aburation. Wipe abur is one way to practice the fine motor skills of children who in their
activities do repetitive hand exercises. The ability developed through aburation is the ability of
children to copy the shape and ability of children to control hand movements. Formulation of
the problem of whether the child's fine motor skills can develop through abdominal swab
activities at the Poteumeureuhom Kindergarten in Banda Aceh. The purpose of this research is
to find out the development of children's fine motor skills through aburation. The research
approach used is a qualitative approach with a type of quasi-experimental research. The
subjects in this study were 4 boys and 2 girls. The technique used to collect data is observation.
Observation was carried out after being given treatment (treatment) using abur swab activities.
The results showed that 4 subjects from 6 research subjects experienced an increase in fine
motor skills in tracing the shape and controlling hand movements using fine motor skills. Thus
the fine motor skills of children aged 4-5 years in TK Poteumeureuhom can develop through
aburation.

Abstrak : Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan menjiplak bentuk dan
mengotrol gerakan tangan dalam melakukan kegiatan. Perkembangan motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan koordinasi antara mata dan tangan. Perkembangan motorik halus
anak dapat berkembang melalui kegiatan yang berhubungan dengan gerakan tubuh. Dari
gerakan tangan dan jari-jemari anak dapat mengembangkan motorik halusnya melalui kegiatan
usap abur. Usap abur adalah salah satu cara untuk melatih kemampuan motorik halus anak
yang dalam kegiatannya anak melakukan olah tangan yang berulang-ulang. Kemampuan yang
dikembangkan melalui kegiatan usap abur adalah kemampuan anak dalam menjiplak bentuk
dan kemampuan anak dalam mengontrol gerakan tangan. Rumusan masalah apakah

1

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 4 (1):1-8
Februari 2019

kemampuan motorik halus anak dapat berkembang melalui kegiatan usap abur di TK
Poteumeureuhom Banda Aceh. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui
perkembangan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan usap abur. Pendekatan
penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian quasi
eksperimen. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang anak laki-laki dan 2 orang anak
perempuan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi. Observasi
dilakukan setelah diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan kegiatan usap abur.
Hasil penelitian menunjukkan 4 subjek dari 6 subjek penelitian mengalami peningkatan dalam
kemampuan motorik halus dalam menjiplak bentuk dan mengontrol gerakan tangan dengan
menggunakan motorik halus. Dengan demikian kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun
di TK Poteumeureuhom dapat berkembang melalui kegiatan usap abur.

Kata Kunci: Kemampuan Motorik Halus, Usap Abur

PENDAHULUAN anak mengembangkan berbagai potensi
Proses perkembangan manusia yang ada meliputi agama dan moral, sosial-
emosional, kognitif, bahasa, seni dan
secara utuh dimulai sejak janin dalam fisik/motorik. Perkembangan motorik
kandungan ibunya dan memasuki emas adalah perkembangan dari unsur
yang merupakan masa peka bagi anak kematangan pengendalian otot tubuh dan
sehingga sering disebut The Golden Age otak sebagai pusat gerak. Menurut Sukanti
karena perkembangan kecerdasannya (Yuningtias, 2012:6) “perkembangan
mengalami peningkatan yang signifikan. motorik adalah suatu proses kemasakan
Pada usia ini adalah kesempatan untuk atau gerak yang langsung melibatkan otot-
pembelajaran anak karena rasa ingin tahu otot untuk bergerak dan proses pensyarafan
anak usia ini berada di posisi puncak. Routh yang menjadikan seseorang mampu
(Ahmad, 2012:1) mengatakan “usia dini menggerakkan tubuhnya”. Perkembangan
(usia pra-sekolah 2-6 tahun) adalah masa- motorik terbagi menjadi dua yaitu
masa takjub, karena dalam sekejap terjadi perkembangan motorik kasar yang berarti
perubahan-perubahan yang mengagumkan keterampilan yang menggunakan otot-otot
pada diri seorang anak”. Perkembangan besar seperti melompat, melempar, berjalan
berbagai fungsi fisik dan psikis yang paling dan lainnya.
pesat dalam rentang kehidupan manusia
terjadi pada usia dini sehingga memerlukan Sedangkan motorik halus adalah
stimulasi yang tepat agar anak tumbuh dan untuk melatih anak agar terampil dan
kembang dengan maksimal. cermat menggunakan jari-jemarinya seperti
menggambar, menjiplak, menulis,
Pendidikan Taman Kanak-kanak menggunting dan lain-lain. Departemen
(TK) merupakan pendidikan untuk anak Pendidikan Nasional (Depdiknas)
pada jalur formal yang bertujuan membantu

2

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 4 (1):1-8
Februari 2019

(2004:15) menyatakan “fungsi gerakan Berdasarkan pengamatan peneliti

halus adalah untuk mngembangkan motorik pada anak usia 4-5 tahun di TK

halus, alat untuk meningkatkan Poteumeureuhom Ulee Kareng Banda

keterampilan jari, alat untuk koordinasi Aceh, anak belum mampu menggerakkan

kecepatan tangan dengan gerakan mata dan dan terlihat kaku jari-jemarinya saat
alat untuk penguasa emosi”.
memegang alat tulis sehingga anak tidak

Faktor yang menyebabkan kurang daapt menjiplak bentuk dengan benar dan

berkembangnya motorik halus adalah melakukan kegiatan lainnya yang

penggunaan media dalam proses berhubungan dengan motorik halus.

pembelajaran yang monoton. Pemberian Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan

kegiatan yang diberikan berupa kegiatan Budaya (Permendikbud) no. 137 tahun

menulis. Berdasarkan permasalahan 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian

tersebut perlu adanya inovasi dalam Perkembangan Anak (STPPA)

pembelajran untuk mengembangkan perkembangan anak usia 4-5 tahun “anak

kemampuan motorik halus anak. salah sudah dapat menjiplak bentuk dan dapat

satunya dengn kegiatan usap abur. mengontrol gerakan tangan yang

Usap abur adalah yang dalam menggunakan otot halus (menjumput,

pelaksanaannya mengembangkan mengelus, mencolek, mengepal,
memelintir, memilin, memeras)”.
kemampuan berolah tangan terutama jari-

jemari. Susrianti (2012:7) dalam Berdasarkan latar belakang di atas,
penelitiannya, “melalui kegiatan usap abur
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dapat memberi pengaruh yang cukup nyata yang menggunakan teknik usap abur dalam

untuk meningkatkan motorik halus anak kegiatan menggambar untuk

dengan adanya peningkatan presentase dari mengembangkan perkembangan motorik
siklus I ke siklus 2”. Terjadi peningkatan
halus pada anak dengan judul
motorik halus anak melalui usap abur “Mengembangkan Kemampuan Motorik

dengan adanya presentase siklus I adalah Halus Anak Melalui Kegiatan Usap Abur di
TK Poteumeureuhom”.
33% dan 40% meningkatkan menjadi 80%

pada siklus II. Dari hasil presentase yang

didapatkan maka kegiatan usap abur dapat METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
digunakan untuk mengembangkan gerak
pendekatan kualitatif dengan jenis
motorik halus anak-anak, karena dalam penelitian eksperimen. Lokasi penelitian ini
di TK Poteumeureuhom Banda Aceh
teknik ini anak menggunakan otot jari-

jemari secara keseluruhan.

3

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 4 (1):1-8
Februari 2019

terletak di Jln. T.Iskandar Km.3 Desa bentuk untuk dapat melihat
Lamteh Kecamatan Ulee Kareng posisi gambar
Kabupaten Banda Aceh. Subjek penelitian  Menjiplak bentuk sesuai
anak usia 4-5 tahun yang berjumlah 6 orang dengan pola gambar
anak di TK Poteumeureuhom.  Menyelesaikan kegiatan
sampai dengan selesai
Adapun teknik pengumpulan  Anak melakukan kegiatan
datayang digunakan peneliti dalam tanpa bantuan orang lain.
penelitian ini adalah observasi. Pengamatan  Menekan kertas dengan jari-
dilakukan setelah pemberian perlakuan jemari pada saat menjiplak
(treatment) oleh peneliti. Data yang bentuk untuk dapat melihat
diperoleh peneliti dalam penelitian ini posisi gambar yang akurat
dianalisis dengan beberapa langkah sesuai 4  Menjiplak bentuk sesuai
dengan model alur Miles dan Huberman dengan pola gambar
(Sugiyono, 2012:337) yaitu reduksi data  Melakukan kegiatan dengan
(data reduction), penyajian data (data rapi ( warna searah, warna
display) dan penarikan kesimpulan tidak masuk ke dalam pola)
(verification).  Menyelesaikan kegiatan
Tabel 3.1 Penilaian kemampuan anak sampai dengan selesai
dalam menjiplak bentuk
Tabel 3.2 Penilaian kemampuan anak
Skor Indikator yang diamati dalam mengontrol gerakan tangan
Anak belum mampu melakukan
Skor Indikator
1  Anak belum mampu
kegiatan menjiplak bentuk.
 Tidak menekan kertas 1
dengan jari-jemari pada saat melakukan kegiatan.

2 menjiplak bentuk  Anak melakukan kegiatan
 Anak melakukan kegiatan dengan bantuan
dengan bantuan
 Anak melakukan kegiatan 2
dengan bantuan orang lain.  Hanya menggunakan 2 jari
pada saat kegiatan
3  Menekan kertas dengan  Anak melakukan kegiatan
menggunakan beberapa jari-
jemari pada saat menjiplak 3 dengan bantuan orang lain.
 Pergerakan tangan lentur

4

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 4 (1):1-8
Februari 2019

 Pada saat melakukan Hasil dari pertemuan pertama dalam

kegiatan gerakan tangan pemberian perlakuan (treatment) belum

searah menunjukkan kemajuan. bila

 Tidak menggunakan dikategorikan, skor yang didapatkan

keseluruhan jari-jemari pada tergolong rendah. Subjek RFS, MH, AHN,

saat kegiatan AHN mendapatkan skor 2 dan MFR, SA

 Anak melakukan kegiatan mendapatkan skor 1 dalam kemampuan

tanpa bantuan orang lain. anak dalam menjiplak bentuk rumah.

 Pergerakan tangan lentur Selanjutnya RFS, MH, AHN, MFR, SA

 Pada saat melakukan mendapatkan skor 1 dan ZA mendapatkan

kegiatan gerakan tangan skor 2 untuk kemampuan anak dalam

4 searah mengotrol gerakan tangan. Pada treatment

 Menggunakan seluruh jari- kedua peningkatan kemampuan motorik

jemari pada saat kegiatan halus subjek mengalami peningkatan

 Menekan kertas pola agar dibandingkan dengan pemberian treatment

tidak bergeser saat pertama. SA mendapatkan skor 1, MH,

melakukan kegiatan. AHN, dan MFR mendapatkan skor 2

sedangkan RFS dan ZA mendapatkan skor

HASIL PENELITIAN 3 dalam kemampuan menjiplak bentuk
Berdasarkan hasil dari pemberian
bibir. Kemudian kemampuan anak dalam
perlakuan (treatment) dan pemberian
observasi akhir (post-test) menunjukkan mengontrol gerakan tangan RFS, MH,
bahwa anak mengalami peningkatan dalam
kemampuan motorik halusnya setelah MFR dan SA mendapatkan skor 2, AHN
diberikan perlakuan (treatment) berupa
usap abur dengan gambar rumah, bibir dan dan ZA mendapatkan skor 3.
pakaian. Anak mampu menjiplak bentuk
rumah dan dapat mengontrol gerakan Hasil dari pemberian perlakuan
tangan dalam melakukan kegiatan yang
diberikan peneliti atau guru maupun (treatment) ketiga seluruh subjek
kegiatan sehari-hari yang menggunakan
otot halus. menunjukkan perubahan, diamati dari skor

yang diperoleh. kemampuan anak dalam

menjiplak bentuk pakaian subjek RFS

mengalami penurunan dengan skor menjadi

2, MFR dan SA tetap dengan skor 2, MH,

AHN dan ZA mendapatkan skor 3.

Kemampuan anak dalam mengontrol

gerakan tangan RFS, MH, AHN dan MFR

mendapatkan skor 3 sedangkan SA

5

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 4 (1):1-8
Februari 2019

mendapatkan skor 2 selanjutnya ZA Perolehan skor penilaian kemampuan
mendapatkan skor 4. motorik halus pada observasi akhir yang
mengalami peningkatan dipengaruhi oleh
Hasil pemberian post-test terakhir treatment yang diberikan dengan kegiatan
berupa kegiatan menjiplak bentuk usap abur. Kegiatan usap abur sebagai
mengasilkan peroleham data adalah MH, media untuk mengembangkan kemampuan
MFR dan SA mendapatkan skor 2, RFS dan motorik halus anak memberikan pengaruh
AHN mendapatkan skor 3 selanjutnya ZA berbeda-beda pada setiap subjek.
mendapatkan skor 4 dalam kemampuan
menjiplak bentuk. Perolehan skor pada Tujuan dari penelitian ini untuk
kemampuan anak dalam mengotrol gerakan mengetahui perkembangan kemampuan
tangan RFS, MH, AHN dan ZA motorik halus anak melalui kegiatan usap
menghasilkan skor 3 sedangkan MFR dan abur. Dengan mengkaji hasil analisis dan
SA mendapatkan skor 2. pengolahan data, secara keseluruhan
kegiatan usap abur memberikan pengaruh
PEMBAHASAN signifikan terhadap kemampuan motorik
Hasil penelitian menunjukkan halus anak pada aspek menjiplak bentuk
dan mengotrol gerakan tangan
bahwa setelah diberikan perlakuan menggunakan motorik halus. Dapat
(treatment), 4 subjek dari 6 subjek disimpulkan bahwa 4 subjek dari 6 subjek
mengalami peningkatan kemampuan penelitian mengalami peningkatan dalam
motorik halus. Hal ini menyimpulkan kemampuan motorik halus.
bahwa kegiatan usap abur dapat
mengembangkan kemampuan motorik Berdasarkan hasil penelitian bahwa
halus anak usia 4-5 tahun di TK melalui kegiatan usap abur dapat
Poteumeureuhom. Hasil penelitian di mengembangkan kemampuan motorik
dapatkan dari skor penilaian pada observasi halus anak usia 4-5 tahun di TK
akhir sehingga dapat disimpulkan Poteumeureuhom Banda Aceh. Oleh karena
pemberian perlakuan (treatment) berupa itu, penelitian ini dapat dijasikan referensi
kegiatan usap abur berpengaruh dalam untuk melakukan penelitian sejenis dalam
mengembangkan kemampuan motorik mengembangkan kemampuan motorik
halus anak karena terdapat perubahan halus anak dan dapat dijadikan bahan
sesudah pemberian perlakuan (treatment) pertimbangan untuk melakukan penelitian
kegiatan usap abur yang diberikan. sejenis khususnya kemampuan motorik
halus anak.
Pendapat tersebut telah dibuktikan
dalam perolehan hasil pada penelitian ini.

6

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 4 (1):1-8
Februari 2019

KESIMPULAN demikian motorik halus anak usia 4-5
Kemampuan motorik halus anak tahun di TK Poteumeureuhom dapat
berkembang melalui kegiatan usap
usia 4-5 tahun di TK Potemeureuhom abur.
memiliki tingkat kemampuan yang
berbeda-beda. Hal ini dapat kita lihat dari SARAN
kegiatan sehari-hari yang dilakukan anak
dengan kemampuan motorik halusnya Saran yang dapat diberikan oleh
terutama dalam menjiplak bentuk dan
mengontorol gerakan tangan. Berdasarkan peneliti berdasarkan hasil penelitian yang
hasil penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa: telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan usap abur bagus untuk
1. Bagi sekolah diharapkan dapat
diterapkan di pembelajaran di sekolah
karena dalam kegiatan ini dapat menfasilitasi kegiatan usap abur karena
mengembangkan motorik halus anak
dalam menjiplak bentuk dan mengotrol kegiatan ini merupakan salah satu
gerakan tangan. Usap abur tidak hanya
melatih motorik halusnya tetapi dalam kegiatan yang dapat mengembangkan
kegiatan ini anak dapat melatih
kreativitas. motorik halus anak. sekolah juga dapat
2. Pemberian perlakuan (treatment)
dilaksanakan sebanyak 3 kali melalui mendukung guru dalam menerapkan
kegiatan usap abur dengan gambar
rumah, bibir dan pakaian. Setelah kegiatan usap abur.
diberikan perlakuan (treatment) akan
dilakukan observasi akhir untuk 2. Bagi guru disarankan penelitian ini
mendapatkan hasil dari perkembangan
motorik halus anak. dapat dijadikan sebagai sarana untuk
3. Hasil penelitian menunjukkan 4 subjek
dari 6 subjek penelitian mengalami mengembangkan media pembelajaran
peningkatan dalam kemampuan
motorik halus dalam menjiplak bentuk yang ada dan dapat menggunakan
dan mengontrol gerakan tangan dengan
menggunakan motorik halus. Dengan kegiatan usap abur sebagai variasi

media pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan motorik

halus anak.

3. Bagi peneliti dapat menambahkan

wawasan untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus anak

melalui kegiatan usap abur dan

memperoleh pengalaman belajar

selama melakukan penelitian.

7

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 4 (1):1-8
Februari 2019

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Anizar dan Johari Efendi. 2012.

Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Banda Aceh : Universitas
Syiah Kuala.
Depdiknas. 2004. Pengembangan Motorik
Anak Usia Pra Sekolah. Bandung:
Pusat Pengembangan Penataran
Guru Tertulis.
Permendikbud No.137. 2014. Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Susrianti, Elmi. 2012. Peningkatan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Usap Abur
di Taman Kanak-Kanak Pertiwi III
Muarokalaban, (Online), Vol 1. No.
1,
(http://ejournal.unp.ac.id/.,diakses
pada 24 Maret2017).
Yuningtias, A. Wijil. 2012. Penerapan
Metode Demonstrasi Melalui
KegiatanMelipat Kertas (Origami)
untuk Meningkatkan Perkembangan
Motorik Halus, (Online),
(http://eprints.uny.ac.id/., diakses
pada 16 April 2017).

8


Click to View FlipBook Version