PEMERIKSAAN
RETIKULOSIT
OLEH
Yusmi Amanda
DOSEN PEMBIMBING
Zulfikar Ali Hasan S.ST.,M.Kes
Pemeriksaan Retikulosit
“Sel eritrosit muda yang baru dilepaskan ke peredaran darah tepi dari sumsum tulang. Sel
ini mempunyai karakteristik masih memiliki sisa RNA ribosom.”
Deskripsi Retikulosit
Dalam proses pematangan eritrosit, sisa RNA ini akan hilang. Sisa RNA pada sel retikulosit
dapat terwarnai dengan zat warna supravital, yaitu brilliant cresyl blue (BCB) atau new
methylene blue(NMB).Pada proses pewarnaan, RNA akan mengendap dan terwarnai pada
sediaan yang tidak terfiksasi, dan tampak sebagai benang retikulum Semakin immature
retikulosit, benang retikulum akan semakin banyak. Sebaliknya semakin matang usia
retikulosit, sisa RNA akan berubah menjadi beberapa titik.
Hitung jumlah retikulosit adalah pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan jumlah
retikulosit dalam darah melalui apusan darah, satuan yang digunakan adalah persen
(%)Tujuan pemeriksaan retikulosit adalah untuk membantu mendiagnosis anemia dan
sebagai indikator aktivitas sumsum tulang (eritropoiesis)
Prinsip Pemeriksaan Retikulosit
Sel darah yang masih hidup diwarnai dengan pewarnaan supravital, sisa RNA dalam
retikulosit akan terwarnai dengan adanya zat warna BCB atau NMB, sehingga RNA tampak
seperti filamen berwarna dalam sel. Sel retikulosit dihitung dalam 1000 eritrosit pada
sediaan basah atau kering dan dinyatakan dalam persen (%)
Prosedur Pemeriksaan Retikulosit
sediaan basah
Alat dan Bahan
Tabung Reaksi, Mikroskop, Objek Glass, BCB atau NMB, Pipet Tetes, Deck Glass, Darah
EDTA
Cara kerja sediaan basah
1. Campurkan 2 atau 3 tetes larutan BCB/NMB dengan darah sama banyaknya dan
dihomogenisasi
2. Inkubasi selama 15 menit. Sdietelah homogenisasi inkubasi,kembalicampuran dandibuat
sediaan basah
3. Ambil 1 tetes campuran diatas dan diletakkan diatas kaca objek, lalu tutup dengan deck
glass
4. Amati sediaan di mikroskop menggunakan perbesaran 1000x dengan oil imersion
Prosedur Pemeriksaan Retikulosit
Sediaan Kering
Alat dan bahan
Tabung Reaksi, Mikroskop Objek Glass, BCB 1% atau NMB 1%, Pipet Tetes, Spreader
Darah EDTA
Cara Kerja Sediaan Kering
1. Campurkan 2 atau 3 tetes larutan BCB/NMB dengan darah sama banyaknya dan
dihomogenisasi
2. Inkubasi selama 15 menit.Setelah homogenisasi inkubasi, kembali campurandan
dibuat sediaan basah
3. Buat apusan dengan campuran di atas pada kaca objek seperti pada pembuatan
apus darah tepi,lalu keringkan
4..Amati sediaan di mikroskop menggunakan perbesaran1000x dengan oil imersion
Penghitungan Pemeriksaan Retikulosit
% Retikulosit = Jumlah Retikulosit /Jumlah Eritrosit x 100%
Penghitungan retikulosit harus dilakukan pada area sediaan dengan pewarnaan dan
kondisi sel yang baik. Pada lapang pandang mikroskop dengan pembesaran lensa
1000x, dapat dilihat area eritrosit yang cukup banyak sehingga kemungkinan terjadi
kesalahan atau variasi yang besar dalam penghitungan retikulosit dan eritrosit
dapat dihindari.
PenghitunganRetikulosit
Retikulosit dan eritrosit dihitung tiap lapang pandang hingga jumlah eritrosit
mencapai 1000 sel.
% Retikulosit= Jumlah Retikulosit/ Jumlah Eritrosit x 100%
Contoh:Pada lapang pandangditemukan 7 retikulosit dan 1002 eritrosit maka
persentase retikulosit adalah:
% Retikulosit = 7/ 1002x100%
% Retikulosit = 7/ 1002 x 100%
% Retikulosit = 0,69%
Nilai Normal:
Retikulosit: 0,5-1,5%
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
Retikulosit Production Index &
Retikulosit Absolut
Index Produksi Retikulosit Waktu pematangan retikulosit dapat diketahui dari nilai
hematokrit (PCV). Pada nilai hematokrit dikisaran normal (45%), retikulosit
bersirkulasi di darah tepi selama 1 hari. Semakin rendah nilai PCV, seperti pada
kondisi anemia, retikulosit akan banyak di produksi sehingga bersirkulasi lebih lama di
darah tepi. Hitung retikulosit pada kondisi ini tidak akurat yang menggambarkan
produksi retikulosit sesungguhnya. Oleh sebab itu, pada kasus ini perlu dilakukan
koreksi hitung retikulosit yang dihitung dalam indeks produksi retikulosit (RPI)
Retikulosi angka yang mencerminkan indeks sebenarnya dari produksi eritrosit di
sumsum tulang. Pada pasien anemia dengan jumlah eritrosit menurun, diperlukan
nilai hematokrit untuk mengoreksi. Perhitungan menggunakan rumus sbb:
Retikulosit Terkoreksi =
HCT Pasien/ HCT Normal x Nilai Retikulosit
<2 RPI -Hipoproliferatif atau kegagalan sumsum tulang dalam produksi eritrosit,
ataupun berkurangnya produksi eritropoietin, vitamin. B12 atau asam folat
2-3Normoploriferatif atau sesuai dengan respon
>3Hiperproliferatif (adanya peningkatan destruksi eritrosit, seperti pada anemia
hemolitik)
Retikulosit Absolute
Untuk akurasi metode, nilai retikulosit pada pasien anemia dinyatakan dalam nilai
retikulosit absolute dengan rumus sebagai berikut: Retikulosit Absolute
Contoh :
Pada pasien anemia dengan nilai hematokrit 24% (normal 45%) dan jumlah
retikulosit 8% serta jumlah eritrosit 2.500.000 sel/pl, berapa nilai retikulosit
terkoreksi, retikulosit absolut dan RPI ?
- Nilai Retikulosit (%) x Eritrosit per uL
Jawab :
Nilai Normal Retikulosit Absolute
Retikulosit Terkoreksi =
25.000-75.000/µl darah
HCT Pasien /HCT Normal x Nilai Retikulosit
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
Retikulosit Production Index &
Retikulosit Absolut
Retikulosit Terkoreksi =
24/45x 8= 4%
1. Hematokrit %
36-45
Maturation Correction
1,0
2. Hematokrit %
26-35
Maturation Correction
1,4
3. Hematokrit %
16-25
Maturation Correction
2,0
4. Hematokrit %
15 and below
Maturation Correction
2,5
Retikulosit Absolute =
- Nilai Retikulosit (%) x Eritrosit per uL
=8% x 2.500.000 sel/μL =200.000 sel/μL
RPI=Retikulosit Terkoreksi/Maturation Correction
RPI = 4/2
RPI = 2%
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
Faktor Yang Memengaru hasil
Pemeriksan
A. Jenis Kelamin
1. Kondisi Hipoksia
Kondisi lain yang memicu eritropoiesis adalah jaringan tubuh
yang mengalami (kekurangan oksigen)
2. Usia
Pada usia lanjut, umumnya jumlah retikulosit cenderung lebih
rendah karena aktivitas eritropoiesis mulai berkurang
3. Penanganan Sampel pengumpulan,
pengiriman, dan penyimpanan sampel berkaitan dengan
stabilitas sampel
B. Teknik pembuatan sediaan
1. PH Zat Warna Perubahan pH larutan zat warna. ke arah asam
menyebabkan retikulum berbentuk granula halus, sedangkan
larutan zat wama yang bersifat alkalis menyebabkan retikulum
berbentuk noktah-noktah
2. Kondisi Eritrosit
Eritrosit yang mengerut dapat menghambat masuknya zat
warna ke dalam sel sehingga sisa RNA tidak dapat terwarnai
3. Skill Petugas petugas
Dalam mengidentifikasi dan menghitung jumlah retikulosit, jumlah
sel yang dhitung, kualitas sediaan dan penggunaan mikroskop
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
Thank You