PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
P E N D I D I K A N B I O L O G I 2021
PENYUSUN :
1. Nadiyah Khoiroh Ummah ( 06091282126024 )
2. Putri Aprilia ( 06091382126058 )
3. Rizki Fatimah ( 06091282126052 )
4. Hizkia Romauli Situmorang ( 06091382126077 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tiada hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan anugerahnya sehingga buku Laporan Praktikum Fisika
Dasar ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
terlihat dalam proses pembuatan Buku Laporan Praktikum Fisika Dasar ini, terkhusus Ibu
Saparini, S.Pd , M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Fisika Dasar.
Demikianlah Buku Laporan Praktikum Fisika Dasar kami buat dengan sepenuh hati.
Tidak lupa kritik dan saran kami harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus kepada penulis. Terima
Kasih.
Indralaya, 16 November 2021
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
PENGUKURAN DASAR & KETIDAKPASTIAN ..................................................
GAYA DAN GERAK................................................................................................
GERAK PARABOLA................................................................................................
TUMBUKAN.............................................................................................................
HUKUM HOOKE......................................................................................................
CATATAN.................................................................................................................
3
PENGUKURAN DASAR &
KETIDAKPASTIAN
4
PRAKTIKUM I
I. Judul Praktikum : Pengukuran Dasar dan Ketidakpastian Hasil
Pengukuran
II. Tanggal Praktikum : 6 September 2021
III. Tujuan Praktikum :
1. Mengidentifikasi nilai skala terkecil (NST) beberapa alat ukur dasar
2. Mampu mengetahui cara menggunakan mistar,jangka sorong,dan
mikrometer sekrup
3. Menentukan ketidakpastian hasil pengukuran besaran pada pengukuran
tunggal
4. Menentukan ketidakpastian hasil pengukuran besaran pada pengukuran
berulang
IV. Alat dan Bahan :
A. Alat
• Mistar
• Jangka sorong
• Micrometer sekrup
B. Bahan
• Penghapus
• Koin 100
V. Dasar Teori
Dalam melakukan pengukuran selalu dimungkinkan terjadi kesalahan. Oleh karena
itu, kita harus menyertakan angka-angka kesalahan agar kita dapat memberi penilaian wajar
dari hasil pengukuran. Dengan menyertakan kesalahan atau batas toleransi terhadap suatu
5
nilai yang kita anggap benar, kita dapat mempertanggungjawabkan hasil pengukuran.
Pengukuran akurat saat ini merupakan suatu bagian terpenting dalam fisika. Tetapi tidak
ada pengukuran yang tepat secara mutlak, ada suatu ketidakpastian yang terkait dengan
setiap pengukuran, ketidakpastian timbul sari berbagai sumber yang berbeda. Pengukuran
adalah bagian dari keterampilan proses sains yang merupakan pengumpulan informasi baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Suatu pengukuran selalu disertai oleh
ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala
Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta tingkat
keterampilan pengamat yang berbeda-beda. Dengan demikian amat sulit untuk
mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Pengukuran merupakan
kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur menggunakan alat ukur dengan satuan yang
telah di jadikan acuan.Pengukuran besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan
tertentu. Dikatakan relatif di sini, maksudnya adalah setiap alat ukur memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda-beda, sehingga hasil pengukuran yang diperoleh berbeda pula.
Ketelitian dapat didefinisikan sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu
pengukuran, dan ini sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat ukur yang dipergunakan
untuk melakukan pengukuran. Penggaris atau mistar adalah alatukur yang digunakan untuk
mengetahuijarak antara dua titik atau dua garis. Proses membandingkan jarak dengan
alatukur yang standar disebut denganpengukuran.
Penggaris adalah sebuah alat pengukur atau alat bantu untuk menggambar garis
lurus. Alat ukur ini sendiri memiliki skala terkecil sekitar 1mm atau 0,1cm. Penggaris
memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecil yang dimilikinya yakni
0.5mm.Penggaris yang standar terbuat dari logam baja yang dikeraskan dan
dipanaskansampai kondisi tertentu, agar bahan tersebut tidak terjad pemuaian yang bisa
menyebabkanskala jarak yang ada di lembaran penggaris berubah dari pengaruh temperatur.
Penggaris juga mempunya kelenturan (elastis).
Jangka sorong itu alat untuk mengukur panjang, diameter luar maupun diameter
dalam suatu benda. Selain itu, bisa juga untuk mengukur kedalaman lubang atau bangun
ruang, misalnya tabung. Nah, jangka sorong lebih dipakai untuk mengukur benda yang
ukurannya kecil dan nggak bisa diukur pakai penggaris. Jadi bisa dibilang tingkat ketelitian
jangka sorong lebih tinggi dari penggaris. Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah nilai
skala terkecil yang bisa diukur ya! Kalo gitu, berapa sih nilai skala terkecil jangka sorong?
6
Jadi, nilai skala terkecil untuk jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm, berbeda sama
penggaris 0,1 cm atau 1 mm. Hal itulah yang menjadi kelebihan jangka sorong.
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda-benda
berukuran tipis. Alat ukur ini bisa juga digunakan untuk mengukur benda berbentuk pelat.
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Skala utama pada rahangnya memiliki
skala terkecil 0,5 mm.
Dalam pengukuran, kesalahan atau ketidakpastian dapat terjadi karena berbagai
sebab, namun pada umumnya dikelompokan atas ketidakpastian umum (gross errors),
ketidakpastian sistematik (systematic errors), ketidakpastian acak (random errors) dan
ketidakpastian akibat keterbatasan kemampuan dan keterampilan pengamat.
1. Ketidakpastian umum (gross error), kebanyakan disebabkan oleh kesalahan
manusia, misalnya kesalahan membaca alat ukur, penyetelan yang tidak tepat, pemakaian
alat ukur secara tidak sesuai. Ketidakpastian seperti ini tidak dapat dinyatakan secara
matematis dan tidak mungkin dihindari selama manusia terlibat, namun dapat ditekan
sekecil mungkin misalnya dengan :
- menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk seperti sikap dan posisi membaca yang salah
- tidak melakukan sesuatu yang belum dipikirkan akibatnya terhadap alat dan objek ukur
- memperhatikan dan mengikuti dengan seksama manual pemakaian alat ukur
- jangan cepat percaya dan bergantung hanya pada satu kali pengukuran dan satu orang
pengukur saja.
2. Ketidakpastian sistematik (systematic error), disebabkan oleh
kekurangankekurangan alat itu sendiri misalnya kerusakan atau adanya bagian-bagian yang
aus (disebut kesalahan-kesalahan instrumental), serta keadaan lingkungan yang
berpengaruh terhadap pengukuran, alat ukur dan atau pemakainya. Modul 1 Pengukuran II
Teori ketidakpastian Sutrisno 8 Kesalahan-kesalahan ini misalnya : - kesalahan kalibrasi
- kesalahan titik nol
- waktu dan umur pakai alat ukur
– paralaks.
3. Ketidakpastian acak (random errors), merupakan kesalahan yang tidak
disengaja diakibatkan oleh sebab-sebab yang tidak dapat segera dan tidak dapat secara
langsung diketahui karena perubahan-perubahan sistem pengukuran terjadi secara acak,
misalnya: - fluktuasi beda potensial listrik dan atau kuat arus listrik - bising elektronik -
radiasi latar belakang - getaran-getaran disekitar atau ditempat pengukuran - gerak brown.
7
4. Ketidakpastian akibat keterbatasan kemampuan dan keterampilan
pengamat
Ketidakpastian akibat keterbatasankemampuan dan keterampilan pengamat ini dapat
disebabkan oleh : - Keterbatasan kemampuan dan keterampilan pengamat dalam mengamati
atau bereksperimen. - Katerbatanan kemampuan dan keterampilan dalam menguasai
teknologi alat ukur. Alat ukur yang canggih dan mutakhir sering dianggap sebagai alat ukur
yang rumit dan sulit digunakan, padahal anggapan itu belum tentu benar, bahkan mungkin
salah. n. Ketidakpastian pengukuran adalah ketidakpastian atau kesalahan proses
pengukurannya sedangkan ketidakpastian hasil pengukuran adalah ketidakpastian atau
kesalahan yang terdapat di dalam suatu pernyataan hasil pengukuran.
Ketidakpastian Hasil Pengukuran Dalam membicarakan ketidakpastian hasil ukur
atau hasil pengukuran ini, kita akan membedakan antara ketidakpastian hasil pengukuran
tunggal, ketidakpastian hasil pengukuran berulang, dan ketidakpastian fungsi variable.
• Ketidakpastian hasil pengukuran tunggal Pengukuran tunggal adalah
pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja, apapun alasannya. Hasil
pembacaan skala yang dapat diketahui dengan pasti adalah hanya sampai
kepada skala terkecilnya saja, sedangkan selebihnya adalah hanya terkaan
atau taksiran saja, dan ini bersifat sangat subjektif sehingga pantas
diragukan.
• Ketidakpastian hasil pengukuran berulang Bila pengukuran dilakukan
berulang (lebih dari satu kali), maka hasil pengukuran dan ketidakpastiannya
haruslah ditentukan berdasarkan semua hasil ukur yang telah diperoleh,
sedangkan semua hasil pengukuran itu hendaknya mencerminkan sample
data dari objek ukur. Untuk mengolah data hasil pengukuran seperti itu dapat
digunakan analisa statistik. terhadap nilai rata-rata, simpangan rata-rata
(average deviation), dan deviasi standar
8
VI. Langkah Percobaan
A. Menentukan Nilai Skala Terkecil Alat Ukur
1. Ambil mistar, kemudian tentukan nilai skala terkecil (NST) mistar tersebut. Catat
hasilnya pada tabel hasil percobaan 1!
2. Pada Jangka Sorong,buka aplikasi vernier calliper,lalu pilih alat,kemudian tentukan skala
terkecil pada jangkan sorong dan catat hasil pada tabel percobaan 1 !
3. Pada mikrometer sekrup,buka aplikasi vernier calliper,lalu pilih alat,kemudian tentukan
skala terkcil pada mikrometer sekrup dan catat hasil pada tabel percobaan 1 !
B. Pengukuran Tunggal
1. Ambil mistar, kemudian ukur panjang, lebar, dan tinggi penghapus dan catat hasilnya
pada tabel hasil percobaan 2!
2. Buka aplikasi vernier calliper,pilih jangka sorong,lalu ukur panjang,lebar penghapus dan
catat hasilnya pada tabel hasil percobaan 2 !
9
3. Buka aplikasi vernier calliper,pilih mikrometer sekrup,lalu ukur panjang lebar penghapus
dan catat hasilnya pada tabel hasil percobaan 2 !
4. Buka aplikasi vernier calliper,pilih jangka sorong,letakkan koin 100 di rahang bawah
jangka sorong,lalu ukur diameternya dan catat hasilnya pada tabel hasil percobaan 2 !
5. Buka aplikasi vernier calliper,pilih mikrometer sekrup,letakkan koin 100 di rahang
tetap,lalu ukur diameternya dan catat hasilnya pada tabel hasil percobaan 2 !
C. Pengukuran Berulang
1. Buka aplikasi vernier calliper,pilih jangka sorong,letakkan koin 100 di rahang bawah
jangka sorong,lalu ukur diameternya dan catat hasilnya pada tabel hasil percobaan 3 !
2. Ulangi langkah 1, tetapi saling bergantian dengan seluruh anggota kelompok.
3. Buka aplikasi vernier calliper,pilih mikrometer sekrup,letakkan koin 100 di rahang
tetap,lalu ukur diameternya dan catat hasilnya pada tabel hasil percobaan 3 !
4. Ulangi langkah 3,tetapi saling bergantian dengan seluruh anggota kelompok.
VII. Hasil Percobaan NST (mm)
1
Tabel Percobaan I 0,1
0,01
NO NAMA ALAT
1. Mistar
2. Jangka Sorong
3. Mikrometer Sekrup
Tabel Percobaan 2 BAHAN BESARAN
NO NAMA ALAT
PANJANG Diameter
1. Mistar Penghapus 3,1 cm -
10
2. Jangka Sorong Koin 100 31,8 mm 36,5 mm
3. Mikrometer Koin 100 23,96 mm 5,64 mm
Sekrup
Tabel Percobaan 3
JANGKA SORONG
NO Pengamat Diameter
Koin 100
1. Nadiyah 36,5 mm
2. Rizki 37,3 mm
3. Putri 38,2 mm
4. Hiskia 36,9 mm
MIKROMETER SEKRUP
No Pengamat Diameter
Koin 100
1. Nadiyah 5,64 mm
2. Rizki 8,72 mm
3. Putri 7,87 mm
4. Hiskia 8,06 mm
VIII . Analisis Data
A. Pengukuran Tunggal
1. Tentukan ketidakpastian masing-masing hasil percobaan dengan menggunakan
persamaan ketidakpastian pengukuran tunggal.
2. Laporkan seluruh hasil pengukuran masing-masing mengikuti format berikut (× ±∆ )
3. Hitung kesalahan relatif masing-masing hasil pengukuran tunggal.
4. Jelaskan makna fisis dari masing-masing hasil pengukuran tunggal tersebut.
B. Pengukuran Berulang
11
1. Tentukan ketidakpastian masing-masing hasil percobaan dengan menggunakan
persamaan ketidakpastian pengukuran berulang
2. Laporkan seluruh hasil pengukuran masing-masing mengikuti format berikut (× ±∆ )
3. Hitung kesalahan relatif masing-masing hasil pengukuran berulang.
4. Jelaskan makna fisis dari masing-masing hasil pengukuran berulang tersebut.
Pengukuran tunggal
Mistar :
Diameter penghapus (d) = 3,1 cm = 31 mm
Ketidakpastian (∆ = 1 )
2
= 1
2
= 1 . 1
2
= 0,5 mm
Hp = (X ± ∆X)
= (31 mm ± 0,5 mm)
KR = (∆ ) . 100%
= 0,5 mm / 31 mm . 100%
= 1,61 %
Jangka sorong :
Diameter koin (d) = 31,8 mm
Ketidakpastian (∆ = 1 )
2
= 1
2
= 1 . 0,1
2
12
= 0,05 mm
Hp = (X ± ∆X)
= (31,8 mm ± 0,05 mm)
KR = (∆ ) . 100%
= 0,05 mm/31,8 mm x 100%
= 0,00157 x 100%
= 0,157 %
Mikrometer sekrup :
Diameter koin(d) = 23,96 mm
Ketidakpastian (∆ = 1 )
2
= 1
2
= 1 . 0,01
2
= 0,005 mm
Hp = (X ± ∆X)
= (23,96 mm ± 0,005 mm)
KR = (∆ ) . 100%
= (0,005 mm/23,96 mm) x 100%
= 0,000208 x 100%
= 0,0208 %
Pengukuran Berulang
JANGKA SORONG
NO PENGAMAT d (mm) d2 (mm2)
1. Nadiyah 36,5 1.332,25
13
2. Rizki 37,3 1.391,29
3. Pitri 38,2 1.459,24
4. Hiskia 36,9 1.361,61
JUMLAH Σ = 148,9 Σ 2=5.544,39
MIKROMETER SEKRUP d (mm) d2 (mm2)
5,64 mm 31,80
NO PENGAMAT 8,72 mm 76,03
1. Nadiyah 7,87 mm 61,93
2. Rizki 8,06 mm 64,96
3. Pitri
4. Hiskia Σ = 30,29 Σ 2= 234,72
JUMLAH
Perhitungan Jangka Sorong
∆ = 1 [ Σ 2-(Σ )2/ N-1 ]½
= 1 [ 4 (5.544,39 ) − (148,9)2 / 4-1 ] ½
4
= 1 [ 22.177,56 – 22.171,21 /3] ½
4
= 148,9
4
d = 148,9
4
= 37,225 mm
HP ( 37,225±0,23)
KR = ∆ 100%
= 0,23 100%
37,225
= 0,617 %
14
Perhitungan Mikrometer Sekrup
∆ = 1 [ Σ 2-(Σ )2/ N-1 ]½
= 1 [ 4.234,72 − (30.29)2 / 4-1 ] ½
4
=1 [ 938.88 – 917,484 /3 ] ½
4
= 1.121 mm
d = 30,29
4
= 7.5725 mm
HP ( 7.5725 ±1.121)
KR = ∆ 100%
= 1.121 100%
7.5725
= 14,803 %
Analisis Data
1.Mistar
a.Panjang penghapus ∆ = 1 . 1 = 0,5 mm
2
(31± 0,5)mm
2.Jangka Sorong
a. Diameter koin Pengamat 1
• Skala utama : 36 mm
• Skala nonius : 0,5 mm
• Hasil Akhir : (36,5±0,05) mm
b. Diameter Pengamat 2
• Skala Utama : 37 mm
• Skala nonius : 0,3 mm
• Hasil Akhir : (37,3±0,05)
15
c. Diameter Pengamat 3
• Skala Utama :38 mm
• Skala nonius : 0,2 mm
• Hasil Akhir : (38,2±0,05)
d. Diameter Pengamat 4
• Skala Utama :36 mm
• Skala nonius :0,9 mm
• Hasil Akhir : (36,9±0,05)
3. Mikrometer Sekrup
a. Diameter Koin Pengamat 1
• Skala Utama : 5,5
• Skala nonius : 14x0,01 = 0,14
• Hasil Akhir : (5,64 ±0,005)mm
b. Diameter Koin pengamat 2
• Skala utama : 8,7
• Skala nonius : 2x 0,01= 0,02
• Hasil Akhir : (8,72 ±0,005)mm
c. Diameter Koin Pengamat 3
• Skala utama : 7,8
• Skala nonius : 7x0,01= 0,07
• Hasil Akhir : (7,87±0,005)mm
d. Diameter Koin Pengamat 4
• Skala Utama : 8,0
• Skala nonius : 6x0,01 = 0,06
• Hasil Akhir : (8,06 ±0,005)mm
16
IX. Pembahasan
Mistar adalah sebuah alat pengukur atau alat bantu untuk menggambar garis lurus.
Alat ukur ini sendiri memiliki skala terkecil sekitar 1mm atau 0,1cm. Mistar memiliki
ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecil yang dimilikinya yakni 0.5mm.Mistar
yang standar terbuat dari logam baja yang dikeraskan dan dipanaskan sampai kondisi
tertentu, agar bahan tersebut tidak terjadi pemuaian yang bisa menyebabkan skala jarak yang
ada di lembaran penggaris berubah dari pengaruh temperatur. Mistar juga mempunyai
kelenturan (elastis).
Jangka sorong itu alat untuk mengukur panjang, diameter luar maupun diameter
dalam suatu benda.Jangka sorong lebih dipakai untuk mengukur benda yang ukurannya
kecil dan nggak bisa diukur pakai penggaris. Jadi bisa dibilang tingkat ketelitian jangka
sorong lebih tinggi dari penggaris. Tingkat ketelitian yang dimaksud adalah nilai skala
terkecil yang bisa diukur ya Jadi, nilai skala terkecil untuk jangka sorong adalah 0,01 cm
atau 0,1 mm. Hal itulah yang menjadi kelebihan jangka sorong.
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda-benda
berukuran tipis. Alat ukur ini bisa juga digunakan untuk mengukur benda berbentuk pelat.
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Skala utama pada rahangnya memiliki
skala terkecil 0,5 mm.
Pengukuran dapat menjadi gangguan baik kepada objek ukur maupun kepada alat
ukur, maka hampir dapat dipastikan tidak ada hasil ukur yang nilainya tepat sama dengan
nilai sebenarnya dari besaran yang diukur (kecuali karena kebetulan). Dengan kata lain,
sebuah hasil ukur selalu mengandung ketidakpastian, dan oleh sebab itu nilai hasil ukur
tidak berupa sebuah nilai tunggal melainkan berupa sebuah rentang. seberapa besar
ketidakpastian yang terdapat dalam suatu hasil ukur, adalah penting agar kita dapat
menghindari sebanyak mungkin penyebab ketidakpastian itu dan menekannya sekecil
mungkin, sesuai dengan yang dapat dan dibenarkan kita lakukan.Pengukuran tunggal
merupakan pengukuran yang hanya dilakukan satu kali, maka ketidakpastian pada
pengukuran tersebut diperkirakan berdasarkan skala terkecil. Bila besaran yang diukur
adalah dan ketidakpastiannya
17
1
∆ = 2
Misalnya,hasil pengukuran penghapus (31± 0,5)mm,berarti nilai I terletak antara 3,1
-3,2 dan pasti tidak di luar angka tersebut.Dalam hal ini,skala terkecil berjarak 0,1 Ma dan
sebagai ketidakpastian diambil.
X. Kesimpulan
Dengan berlandaskan teori pengukuran dan dengan menggunakan metode
pengukuran yang tepat dan akurat serta memperhatikan pengertian dan rumus pengukuran
, untuk mengetahui ketidak pastian pengukuran yang sudah kami lakukan di pengukuran
tunggal dan di lakukan kembali pengukuran ulang . Dilanjut dengan menghitung kesalahan
relatif pengukuran yang kami lakukan sebelumnya . Melalui adanya praktikum pengukuran
ini kami mampu untuk menggunakan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup. Kami juga mampu untuk menghitung ketidak pastian pengukuran
maupun kesalahan relatif pengukuran . Maka tujuan dari praktikum pengukuran ini benar
benar terealisasikan.
18
XI. Daftar Pustaka
https://docplayer.info/30185853-Teori-ketidakpastian-pada-pengukuran.html
https://www.thinksphysics.com/2020/03/laporan-praktikum-dan-ketidakpastian-fisika-
dasar-1.ht
19
GAYA DAN GERAK
20
PRAKTIKUM II
I. Judul Praktikum : Gaya dan Gerak
II. Tanggal Praktikum : 20 September 2021
III. Tujuan Praktikum :
1. Menentukan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak
benda
2. Dapat memprediksi gerak suatu benda
IV. Alat dan Bahan :
• Alat
- Leoptop
• Bahan
- Simulation pratikum gaya dan gerak yang dikembangkan phet colorado
https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-
and-motion-basics_in.html
V. Dasar Teori :
21
Pengertian Gerak Benda adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu
benda dari tempat awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah
kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang
mendekati. Benda dapat bergerak dengan berbagai cara, di antaranya menggelinding,
memutar, mengalir, dan memantul. Benda dapat bergerak cepat atau lambat.
Keseimbangan adalah keadaan ketika dua gaya sama besar, segaris, berlawanan arah
kerja pada suatu benda atau keseimbangan adalah keadaan ketika resultan gaya yang bekerja
pada sebuah benda sama dengan nol. maka benda tidak mengalami perubahan gerak
sehingga benda yang dalam keadaan diam akan tetap diam
a. Benda yang dalam keadaan seimbang tidak mengalami perubahan gerak.
b. Pengertian tidak mengalami perubahan gerak adalah jika mula-mula benda diam, benda
akan tetap diam setelah gaya-gaya seimbang bekerja. Benda akan terus bergerak dengan
kecepatan tetap (GLB) setelah gaya-gaya seimbang tersebut bekerja.
c. Keseimbangan bergantung pada titik tumpu
d. Contoh gaya seimbang: Gaya-gaya seimbang antara gaya berat resultan dengan gaya
normalnya, gaya mesin pesawat dengan gaya gesekan udaranya menyebabkan pesawat
dapat mengudara dengan kecepatan tetap.
Benda yang tidak seimbang adalah ketika gaya yang diterapkan pada objek tidak
sama ukurannya, maka gaya tersebut dikenal sebagai gaya tidak seimbang, besarnya tidak
sama, bergerak ke arah yang memberikan kekuatan lebih besar, objek bergerak mengubah
kecepatan dan arahnya, kekuatan total bukan nol
VI. Langkah Kerja :
Langkah Percobaan 1
A. Membuka simulasi pratikum gaya dan gerak phet colorado di
leptophttps://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-
and-motion-basics_in.html
B. Tempatkan 2 orang yang berukuran sama dengan jarak yang sama dari gerobak.
C. Aktifkan jumlah,nilai,kecepatan di pet polorado
D. Tekan tombol mulai
22
E. Lihat pergerakan pada gerobak
F. Setelah mengamati gerakan pada gerobak,tekan tombol berhenti
G. Catat hasilnya di tabel tugas 1
Langkah percobaan 2
A. Membuka simulasi pratikum gaya dan gerak phet colorado di leptop
https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-
motion-basics_in.html
B. Tempatkan 2 orang yang berukuran sama dengan jarak yang berbeda dari
gerobak.
C. Aktifkan jumlah,nilai,kecepatan di pet polorado
D. Tekan tombol mulai
E. Lihat pergerakan pada gerobak
F. Setelah mengamati gerakan pada gerobak,tekan tombol berhenti
G. Catat hasilnya di tabel tugas 2
Langkah Percobaan 3
A. Membuka simulasi pratikum gaya dan gerak phet colorado di leptop
https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-
motion-basics_in.html
B. Tempatkan 2 orang yang berbeda ukuran dengan jarak yang sama dari gerobak.
C. Aktifkan jumlah,nilai,kecepatan di pet polorado
D. Tekan tombol mulai
E. Lihat pergerakan pada gerobak
F. Setelah mengamati gerakan pada gerobak,tekan tombol berhenti
G. Catat hasilnya di tabel tugas 3
Langkah percobaan 4
A. Membuka simulasi pratikum gaya dan gerak phet colorado di leptop
23
https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-
motion-basics_in.html
B. Tempatkan 2 orang yang berbeda ukuran dengan jarak yang berbeda dari
gerobak.
C. Aktifkan jumlah,nilai,kecepatan di pet polorado
D. Tekan tombol mulai
E. Lihat pergerakan pada gerobak
F. Setelah mengamati gerakan pada gerobak,tekan tombol berhenti
G. Catat hasilnya di tabel tugas 4
VII. Hasil Praktikum :
TABEL 1
Gerakan yang
Diprediksi Gerakan Jumlah
Sebenarnya Angkatan
(tidak ada, kiri, (0, x-kiri, x-
kanan) kanan)
24
Ukuran yang sama, Gerobak tidak Tidak ada 0
penempatan yang sama pada bergerak (diam)
tali.
TABEL 2
Ukuran yang sama, penempatan Gerakan yang Gerakan Jumlah
yang berbeda pada tali. Diprediksi Sebenarnya Angkatan
(tidak ada, (0, x-kiri, x-
Gerobak tidak kiri, kanan) kanan)
bergerak (diam) Tidak ada 0
TABEL 3
Gerakan yang Gerakan Jumlah
Angkatan
Diprediksi Sebenarnya
25
(tidak ada, (0, x-kiri, x-
kiri, kanan) kanan)
Ukuran yang berbeda, penempatan Terjadi Kearah Kiri 50 N ke kiri
yang sama pada tali. pergerakan
pada gaya yang
besar (gerobak
bergerak cepat)
TABEL 4
Ukuran berbeda, penempatan Gerakan yang Gerakan Jumlah
berbeda pada tali Diprediksi Sebenarnya Angkatan
(tidak ada, (0, x-kiri, x-
Terjadi kiri, kanan kanan)
pergerakan Kearah Kanan 100 N ke
pada gaya yang kanan
lebih besar
(gerobak
bergerak cepat)
.
VIII. Analisis Data dan Pembahasan
26
Hal yang menyebabkan benda bergerak atau diam adalah jika benda bergerak,maka
benda itu mendapat gaya dari suatu komponen atau kejadian benda tersebut yang berpindah
dari tempat yang semula. gaya yang berkerja pada benda tersebut tidak sama dengan nol
atau besar gaya-nya tidak sama. Jika, benda diam maka benda itu tidak mendapatkan gaya
dari apa pun kedudukan benda tersebut yang tidak mempengaruhi tidak berpindah dari titik
semula. keadaan ketika dua gaya sama besar, segaris, berlawanan arah kerja pada suatu
benda adalah keadaan ketika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan
nol,maka benda tidak mengalami perubahan gerak sehingga benda yang dalam keadaan
diam akan tetap diam.
Contoh gaya seimbang , pada percobaan satu yaitu dua orang yang berukuran sama
dengan jarak yang sama dari gerobak sehingga menghasilkan resultan gaya sama dengan
nol yaitu benda tidak bergerak. Pada percobaan dua yaitu dua orang yang berukuran sama
dengan jarak yang berbeda dari gerobak menghasilkan resultan gaya sama dengan
nol.walaupun, jaraknya berbeda namun gaya yang diberikan tetap sama atau orangnya yang
berukuran sama. Oleh karna itu, dua contoh percobaan tersebut dikatakan memiliki gaya
yang seimbang yang artinya benda tidak bergerak atau diam.
Contoh gaya yang tidak seimbang, pada percobaan ketiga dan keempat, pada
percobaan ketiga yaitu ukuran dua orang yang berbeda dengan jarak yang sama dari gerobak
dan menyebabkan gerobak tersebut bergerak kearah gaya yang lebih besar dari percobaan
ini diperoleh selisih dari kedua gaya yaitu kiri sebesar 200N dan kanan sebesar 150N
sehingga menghasilkan gaya sebesar 50N dan bergerak ke arah kiri yang lebih besar. Begitu
pula pada percobaan keempat yaitu dua orang yang berbeda dengan jarak yang berbeda pula
akan menyebabkan gerobak tersebut bergerak kearah gaya yang lebih besar dan peluang
bergeraknya benda akan semakin besar. Dari percobaan keempat ini diperoleh selisih dari
kedua gaya yaitu kiri sebesar 150 N dan kanan 250 N sehingga menghasilkan gaya sebesar
100 N dan bergerak ke arah kanan yang lebih besar.
Gaya yang seimbang menyebabkan perubahan gerak itu salah, karena suatu benda
dikatakan seimbang apabila resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan
nol. keadaan ketika dua gaya sama besar, segaris, berlawanan arah kerja pada suatu benda.
Benda yang dalam keadaan seimbang tidak mengalami perubahan gerak. Pengertian tidak
mengalami perubahan gerak adalah jika mula-mula benda diam, benda akan tetap diam
setelah gaya-gaya seimbang bekerja. Benda akan terus bergerak dengan kecepatan tetap
(GLB) setelah gaya-gaya seimbang tersebut bekerja. Contohnya, pada percobaan satu yaitu
27
dua orang yang berukuran sama dengan jarak yang sama dari gerobak sehingga
menghasilkan resultan gaya sama dengan nol yaitu benda tidak bergerak.
Gaya yang tidak seimbang menyebabkan perubahan gerak itu benar, karena gaya
yang tidak seimbang berarti gaya yang berkerja pada benda tersebut tidak sama dengan nol
atau besar gaya-nya tidak sama, bergerak ke arah yang memberikan kekuatan lebih besar
,jadi benda tersebut mengalami perubahan gerak. Pada percobaan ketiga yaitu ukuran dua
orang yang berbeda dengan jarak yang sama dari gerobak dan menyebabkan gerobak
tersebut bergerak kearah gaya yang lebih besar artinya benda tersebut mengalami perubahan
gerak.
Untuk membagi pertandingan tarik tambang, tim menempatkan orang-orang yang
bertubuh besar sehingga massa juga besar. di mana tubuh besar ditempatkan di belakang.
Pemain menggunakan tumit untuk menahan tarikan tim lawan, ini sesuai dengan
penggunaan kekuatan otot-otot kaki pemain sesuai dengan perubahan postur penarik, dan
mempertimbangkan
Saat pembagian tim tarik tambang dua orang terbesar harus berada di satu sisi,
sedangkan tiga orang yang lebih kecil harus berada di sisi lain. Apakah cara ini adil untuk
membagi tim? Bisa adil dan bisa tidak adil. Jika adil, Maka cara terbaik untuk
melakukannya adalah memiliki 2 orang yang lebih kuat di satu sisi dan 3 orang yang lebih
lemah di sisi lain karena dua orang terbesar akan memiliki kekuatan yang sama dengan tiga
orang yang lebih kecil. Tidak adil, karena gaya antara kedua bela pihak tidak sebanding,
bisa jadi lebih kuat 2 orang yang badannya lebih besar, bisa jdi jg lebih kuat 3 orang dgn
badan yg kecil, maka dari itu supaya seimbang, keduanya harus ditempatkan dgn jumlah
orang yang sama dan ukuran tubuh yang sama
28
IX. Lampiran
29
X. Kesimpulan
• Gerak Benda adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda
dari tempat awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah
kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang
menjauhi maupun yang mendekati
• Benda yang mendapat gaya dari suatu komponen atau kejadian benda
tersebut yang berpindah dari tempat yang semula. gaya yang berkerja pada
benda tersebut tidak sama dengan nol atau besar gaya-nya tidak sama.
Disebut gaya tidak seimbang
• Keadaan ketika dua gaya sama besar, segaris, berlawanan arah kerja pada
suatu benda maka benda tidak mengalami perubahan gerak sehingga benda
yang dalam keadaan diam akan tetap diam. Disebut dengan gaya seimbang
• Maka dengan mengikuti metode praktikum serta dengan berpedoman
kepada rumus dan landasan teori , tujuan praktikum benar benar
terealisasikan.
30
XI. Daftar Pustaka
talentaschool.sch.id:8250/talentapedia/storage/blog_file/GAYA%20DAN%20HUKUM%
20NEWTON.pdf’
id.gadget-info.com/difference-between-balanced
https://www.google.com/search?q=benda+bergerak+dan+benda+diam
31
GERAK PARABOLA
32
PRAKTIKUM III
I. Judul Praktikum : Gerak Parabola
II. Tanggal Praktikum : 6 Oktober 2021
III. Tujuan Percobaan :
• Mengamati gerak parabola dan mendeskripsikan hubungan antara
kecepatan awal, sudut elevasi dengan titik tertinggi
IV. Alat Dan Bahan
• Alat :
1. Laptop
2. smartphone
• Bahan :
1. Link simulasi praktikum gerak parabola di phetcolorado
http://phet.colorado.edu/simulations/sims.php?sim=Projectile_M
otion
V. Dasar Teori
Gerak Parabola (Gerak Peluru) merupakan gabungan antara Gerak
LurusBeraturan (GLB) dengan arah horizontal serta Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) dengan arah vertikal. Kedua komponen ini tidak saling mempengaruhi. Gerak
Peluru adalah gerak dimana suatu benda diberi kecepatan awal dan berjalan sejauh
lintasan yang dipengaruhi gaya gravitasi bumi (lintasannya berbentuk parabola).
Gerak Parabola selalu mempunyai sumbu x dan y, dimana besar sumbu x selalu
sama sedangkan besar di sumbu y berubah-ubah. Besar sumbu y saat berada di titik
33
tertinggi besarnya adalah 0. Pada gerak parabola, selalu ada x terjauh(jarak terjauh) dan
y max (tinggi maksimum). Gerak parabola merupakan perpaduan antara gerak arah
horizontal (sumbu X) dan gerak arah vertical (sumbu Y). Saat gerak parabola terjadi,
diamsumsikan tidak ada hambatan dari udara, sehingga semua benda jatuh dengan
percepatan yang sama.
34
Jenis-Jenis Gerak Parabola :
1. Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dengan sudut
teta terhadap garis horisontal. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak gerakan
benda yang berbentuk demikian.diantaranya gerak bola basket yang dilemparkan secara
vertikal, gerakan bola tenis, gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan gerakan peluru
yang ditembakan dari permukaan bumi menuju titik tertentu.
2. Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal pada ketinggian
tertentu dengan arah sejajar horizontal. Beberapa contoh gerakan jenis ini yang kita temui
dalam kehidupan sehari-hari, meliputi gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau
benda yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.
3. Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari ketinggian
tertentu dengan sudut elevasi terhadap garis horizontal. Contohnya ialah penembakkan
rudal atau mortir.
VI. Langkah Kerja
1. Buka aplikasi phET
http://phet.colorado.edu/simulations/sims.php?sim=Projectile_Motion
2. Tekan mulai pada menu intro
3. Pada halaman intro,terdapat sebuah meriam dengan ketinggian dan sudut elevasi yang
bisa diubah. Terdapat menu untuk mengatur kecepatan awal peluru saat akan
ditembakkan,pengaturan massa dan jenis peluru dan pengaturan hambatan udara.
35
A. Langkah kerja percobaan ke-1.
Pada simulasi percobaan pertama, menentukan variasi dari kecepatan tembakan terhadap
ketinggian dan jarak yang ditempuh benda. Kecepatan awal (10,15,20,25,30) m/s
1. Atur ketinggian mariam menjadi 0 m
2. Atur kecepatan awal peluru 10 m/s dengan elevasi meriam sebesar 25°
3. Klik tombol merah untuk melepaskan peluru dari meriam dan amati gerak lintasan
peluru. Dengan menggunakan tombol menu time,range,height, klik dan geser menu
tersebut lalu letakkan pada titik tertinggi dan jarak terjauh lintasan sehingga akan muncul
datanya .
4. Ulangi langkah 1-3 dengan mengubah kecepatan benda yaitu (15,20,25,30 )m/s
5. Tuliskan data ketinggian dan jarak terjauh lintasan parabola pada tabel percobaan 1
B. Langkah kerja percobaan ke 2
Pada simulasi percobaan kedua,menentukan variasi dari sudut tembakan terhadap
ketinggian dan jarak yang ditempuh benda. Sudut elevasi (15,25,30,45,60)°
1. Atur ketinggian meriam menjadi 0 m
2. Atur kecepatan peluru 15 m/s dengan sudut elevasi meriam sebesar 1
3. Klik tombol merah untuk melepaskan peluru dari meriam dan amati gerak lintasan
peluru. Dengan menggunakan tombol menu time,range,height, klik dan geser menu
tersebut lalu letakkan pada titik tertinggi dan jarak terjauh lintasan sehingga akan
36
muncul datanya .
37
4. Ulangi langkah 1-3 dengan mengubah sudut elevasi meriam (25,30,45,60)°
5. Tuliskan data ketinggian dan jarak terjauh lintasan parabola pada tabel percobaan 2
C. Langkah percobaan ke 3
Pada simulasi percobaan ketiga, menentukan variasi jenis benda terhadap ketinggian dan
jarak yang ditempuh benda. ( cannonball,tank shell,golf ball,human,baseball)
1. Atur ketinggian meriam menjadi 0 m
2. Atur kecepatan awal 10 m/s dengan sudut elevasi meriam sebesar 25 °
3. Atur jenis benda pada percobaan sebagai cannonball pada menu pilihan di pojok kanan
atas dan klik tombol merah untuk melepaskan peluru dari meriam dan amati gerak lintas
peluru. Dengan menggunakan tombol menu time,range,height, klik dan geser menu
tersebut lalu letakkan pada titik tertinggi dan jarak terjauh lintasan sehingga akan
muncul datanya .
4. Ulangi langkah 1-3 dengan mengubah jenis benda (tank shell,golf ball,human,baseball)
5. Tuliskan data ketinggian dan jarak terjauh lintasan parabola pada tabel percobaan 3
38
VI. Hasil Praktikum
A. Hasil data saat menentukan variasi dari kecepatan tembakan terhadap ketinggian dan
jarak yang ditempuh benda. Kecepatan awal (10,15,20,25,30) m/s dengan ketinggian
mariam menjadi 0 m dan elevasi meriam sebesar 25°
NO Kecepatan awal (m/s) Sudut Waktu Jarak Ketinggian
titik maksimum maksimum
puncak (s) (m) (m)
1. 10 25° 0.43 7.81 0.91
2. 15 0.65 17.57 2.05
3. 20 0.86 30.81 3.64
4. 25 1.1 47.58 5.69
5. 30 1.3 67.97 8.19
B. Hasil data saat menentukan variasi dari sudut tembakan terhadap ketinggian dan jarak
yang ditempuh benda.Sudut elevasi (15,25,30,45,60)° dengan ketinggian meriam menjadi
0 m dan kecepatan awal 10 m/s
NO Sudut (°) Kecepatan Waktu Jarak Ketinggian
awal (m/s) titik maksimum maksimum
puncak (s) (m) (m)
1. 15 10 m/s 0.4 7.6 1.25
2. 25 0.43 7.81 0.91
3. 30 0.51 8.83 1.27
4. 45 0.72 10.19 2.55
5. 60 0.88 8.83 3.82
C. Hasil data menentukan variasi jenis benda terhadap ketinggian dan jarak yang
ditempuh benda. Jenis benda ( cannonball,tank shell,golf ball,human,baseball) dengan
ketinggian meriam menjadi 5 m, kecepatan awal 10 m/s dan sudut elevasi meriam sebesar
25 °
39
NO Jenis Benda Massa Diameter Waktu Jarak Ketinggian
(kg) (m) titik maksimum maksimum
puncak (m) (m)
(s)
1. Cannonball 17.6 kg 0.18 m 0.86 7.81 0
2. Tank shell 18kg 0.18 m 0.86 7.81 0
3. Golf ball 0.05 kg 0.04 m 0.86 7.81 0
4. Human 70 kg 0.5 m 0.86 7.81 0
5. Baseball 0.15 kg 0.07 m 0.86 7.81 0
VII. Analisis data dan pembahasan
Proyektil ialah suatu benda yang di tembakkan ke udara dengan penerapan Sebagian gaya.
Dalam pandangan umum,Sepak bola atau baseball bisa di anggap sebagai proyektil, namun
dalam tingkah laku yang dibuat praktik kebanyakan proyektil di desain sebagai senjata.
Faktor yang mempengaruhi gerak proyektil adalah Benda bergerak karena ada gaya yang
dikenakan padanya seperti dilempar,Gaya gravitasi yang mengarah ke pusat bumi, Adanya
hambatan atau gesekan udara Seperti pada gerak jatuh bebas,benda-benda yang melakukan
gerak parabola di pengaruhi oleh gravitasi yang berarah kebawah menuju pusat bumi
dengan besar g= 9,8 m/s2, Sumbu x (horizontal) merupakan GLB dan sumbu y (vertikal)
merupakan GLBB. Kedua gerak ini tidak saling memengaruhi, hanya saja membentuk suatu
gerak parabola, sumbu horizontal mempengaruhi jarak maksimum dan sumbu vertikal
mempengaruhi tinggi maksimum. Gerak parabola ini berpengaruh dengan kecepatan awal
dan sudut elevasi yang akan menentukan waktu titik puncak,jarak maksimum serta
ketinggian maksimum.
Pada percobaan pertama, faktor gerak parabola ini berpengaruh dengan kecepatan awal
dan sudut elevasi yang akan menentukan waktu titik puncak,jarak maksimum serta
ketinggian maksimum.Kecepatan awal benda mempengaruhi gerak parabola.
Bertambahnya kecepatan awal benda dapat mempengaruhi jarak maksimum benda.
Contohnya, pada percobaan awal memiliki kecepatan 10 m/s dan memiliki jarak 7.81 m
sehingga untuk percobaan berikutnya kecepatan diperbesar. Untuk kecepatan 15 m/s
memiliki jarak 17.57 m karena kecepatan juga mempengaruhi kelajuan benda dan jarak hasil
40
jatuhnya peluru tersebut. Variabel yang digunakan adalah meriam dan peluru yang harus
dijaga agar tetap konstan adalah sudut elevasi. Dengan demikian, Semakin besar
kecepatannya, semakin jauh pula jarak yang dihasilkan.
Pada percobaan kedua, faktor yang mempengaruhi adalah sumber vertikal
mempengaruhi tinggi maksikmum.Sudut elevasi mempengaruhi kelengkungan kecepatan
sumbu y konstan. Bertambahnya sudut elevasi dapat mempengaruhi ketinggian
maksimum. Contohnya,pada sudut percobaan pertama 15° memiliki ketinggian 1.25 m
kemudian untuk selanjutnya sudut ini diperbesar menjadi 25 sehingga memiliki ketinggian
0.91 m, sudut 30° memiliki ketinggian 1.27 m ,sudut 45° memiliki ketinggian 2.55 m dan
sudut 60° memiliki ketinggian 3.82 m. Variabel yang digunakan adalah meriam dan peluru
dan variabel yang harus dijaga agar tetap konstan adalah kecepatan awal. Maka,untuk
percobaan ini,jika sudut elevasi diperbesar maka ketinggian peluru bertambah karena
perubahan sudut elevasi mempengaruhi nilai waktu saat mencapai titik puncak. Pengaruh
sudut elevasi berbanding lurus terhadap waktu saat mencapai titik puncak. Semakin besar
sudut elevasi, semakin tinggi lintasan yang ditempuh.
Pada percobaan ketiga, faktor gerak parabola ini berpengaruh dengan kecepatan awal dan
sudut elevasi yang akan menentukan waktu titik puncak,jarak maksimum serta ketinggian
maksimum. Sehingga di percobaan ketiga yang bervariasi jenis benda ini memiliki hasil
waktu titik puncak,jarak maksimum serta ketinggian maksimum yang sama walaupun
memiliki massa dan diamter yang berbeda karena massa tidak mempengaruhi lintasan
benda,jarak terjauh,titik tertinggi dan waktu jatuh benda. Contohnya,pada jenis benda
Cannonball dan Tank shell memiliki hasil waktu,jarak dan ketinggian yang sama yaitu
0.86 s dan 7.81 m. Variabel yang digunakan adalah meriam dan peluru dan variabel yang
harus dijaga agar tetap konstan adalah kecepatan awal dan sudut elevasi. Dengan demikian,
benar bahwa gerak parabola ini berpengaruh dengan kecepatan awal dan sudut elevasi yang
akan menentukan waktu titik puncak,jarak maksimum serta ketinggian maksimum dan
tidak berpengaruh pada massa.
Gaya gravitasi yang mengarah ke pusat bumi dan kecepatan awal benda yang melakukan
gerak parabola dipengaruhi oleh gravitasi yang berarah ke bawah menuju pusat bumi
dengan besar g = 9,8 m/s². oleh karna itu pergerakan benda yang dilempar keudara akan
bergerak lambat, berbeda dengan benda yang jatuh bebas setelah dilempar keudara. Benda
tersebut akan cenderung bergerak cepat kebawah. Dan kejadian itu merupakan pengaruh
gaya gravitasi bumi yang menarik benda benda menuju kepusat bumi. Kemudian selain
41
gaya gravitasi, ada pula factor yang penting yaitu kecepatan awal sebuah peluru atau benda
yang ingin dilemparkan. Kecepatan juga mempengaruhi kelajuan benda dan jarak hasil
jatuhnya peluru tersebut. Semakin besar kecepatannya, semakin jauh pula jarak yang
dihasilkan.
42
VIII. Lampiran
PRAKTIKUM 1
43
PRAKTIKUM 2
44
45
PRAKTIKUM 3
46
47
IX. Kesimpulan
Jadi, pada percobaan ini gerak parabola adalah gerak yang membentuk sudut tertentu
terhadap bidang horizontal. Gerak parabola ini berpengaruh dengan kecepatan awal dan
sudut elevasi yang akan menentukan waktu titik puncak,jarak maksimum serta ketinggian
maksimum. Maka, Semakin besar kecepatannya, semakin jauh pula jarak yang dihasilkan.
Semakin besar sudut elevasi, semakin tinggi lintasan yang ditempuh dan massa tidak
mempengaruhi lintasan benda,jarak terjauh,titik tertinggi dan waktu jatuh benda.Pada gerak
parabola yang gesekannya diabaikan, dan gaya yang bekerja hanya gaya berat atau
percepatan gravitasinya saja .Benda tersebut bergerak karena ada gaya yang diberikan.
Mengenai gaya dilemparkan dan sebagainya.Kita hanya memandang gerakan benda
tersebut setelah dilemparkan dan bergerak bebas di udara,itu semua terjadi hanya dengan
pengaruh gravitasi. Benda tersebut diberikan kecepatan awal hingga bergerak, maka
gerakannya akan bergantung pada gaya gravitasi ,maka dalam menganalisis gerak parabola
yang berpengaruh terhadap benda adalah gaya gravitasi.
48
49
X. Daftar Pustaka
Bawana, Gista. (2013). Faktor yang mempengaruhi gerak. Dapat diakses
melalui http://gistabawana.Wordpress.com/2013/03/01.faktor-yang-mempengaruhi-
gerak-benda/bawana.html
Hanindya,putri.(2013) pengertian gerak. Dapat diakses melalui
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-gerak-
. Serafica, Gischa.(2020). Gerak benda dan factor yang mempengruhinya
https://www.kompas.com/skola
50