Oleh : Hesti Nurhayati Calon Guru Penggerak Angatan 10 kab. Bondowoso - Jatim Tugas 1.2.a.3 - Mulai Dari Diri - Nilai dan Peran Guru Penggerak
Trapesium Usia Usia 6 th lulus TK Usia 22 Tahun Lulus Kuliah S1 Usia 15 th lulus SMP Usia 12 th lulus SD Usia 18 th lulus SMA Saat ini usia 40Tahun Usia pensiun 60 Tahun Usia 23 Tahun mulai bekerja Usia 15 th Peristiwa bernuansa Positif Usia 12 th Peristiwa bernuansa Negatif Selisih Usia Peristiwa bernuansa Positif : 40 – 15 = 25 th Selisih Usia Peristiwa bernuansa Negatif : 40 – 12 = 28 th
Peristiwa bernuansa Negatif Suatu ketika saat saya berusia 12 tahun/kelas 6 SD, saya melihat kelas 1 dan 2 sedang tidak ada guru yang mengajar ataupun mendampngi, sehingga kelas menjadi gaduh bahkan ada banyak siswanya yang keluar kelas. Karena kelas saya waktu itu juga sedang jam kosong, maka secara spontan saya masuk ke kelas 2 dan mengumpulkan siswa kelas 1 dan 2 di sana. Kemudian saya mulai “ mengajar” mereka seolah olah saya sebagai guru, bahkan saya naik ke atas bangku untuk menulis di papan tulis karena saya tidak sampai meraih papan. Sekitar 30 menit kemudian, datanglah seorang guru dan melihat saya mengajar di kelas tersebut. Guru tersebut lalu membentak saya, sambil melotot, dan bertanya dengan nada tinggi “ kamu itu murid apa guru?!, kok sok menggantikan guru!”. Saya hanya bisa menunduk tidak berani menjawab dan menjelaskan kenapa saya melakukan itu.
Pada Usia 15 tahun saat saya kelas 3 SMP, saya mengenal guru IPA bernama pak Yuli, beliau guru yang sangat bersemangat dan gamblang dalam menjelasan materi pelajaran. Selan itu belau juga sangat objetif menila hasil kerja muridnya. Suatu ketika saya mengikuti ulangan harian mapel beliau, saya sangat bersemangat dan berusaha keras untuk mengiutinya. Saat pembagian nilai , nama saya dipanggil paling akhir, beiau menyampakan bahwa nama terakhir ini adalah nama yang mendapat nila tertinggi dan suatu ketika akan menggantikan beliau, dan beliau memanggil nama saya. Saya kaget dan bersyukur, dan sejak saat itu selalu termotivasi mengikuti pelajaran beliau. Peristwa Bernuansa Positif
Guru, Teman Sebaya, Adik Kelas Peristiwa Negatif Guru, Teman Sekelas Peristiwa Positif Yang terlibat dalam peristiwa Positif dan Negatif
Dampak Emosi yang Dirasakan Perstiwa Negatif Sedih, Marah, kecewa, Malu, Takut. Peristwa postif Senang, bahagia, bangga
Menurut saya, momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang karena peristiwa tersebut terjadi disaat usia saya masih belum biisa menyeleksi kebenaran dari perstiwa tersebut. saya menganggap bahwa semua informasi baik perkataan maupun sikap dari orang lain itu adalah kebenaran sehingga tertanam dan melekat dalam diri saya. Hal tersebut tanpa disadari menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan atau bertinda atas sesuatu di masa sekarang. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya? Berdasarkan trapesium usia dan roda emosi yang saya pelajari, saya dapat mengambil pelajaran hidup tentang : Pemahaman Perkembangan Anak: bahwa setiap anak mengalami perkembangan secara unik dan berbeda-beda. Anak-anak berada pada tahap-tahap perkembangan yang berbeda, dan sebagai guru, penting untuk memahami karakteristik dan kebutuhan perkembangan setiap tahap tersebut. Empati dan Pengenalan Emosi: Melalui roda emosi, baik guru maupun siswa dapat belajar mengenali dan memahami berbagai macam emosi yang dialami, serta memahami bahwa emosi merupakan bagian alami dari kehidupan. Guru dapat menggunakan pengetahuan ini untuk membantu siswa dalam mengelola emosi mereka dengan baik. Pentingnya Keterlibatan Aktif: Kegiatan trapesium usia dan roda emosi mendorong keterlibatan aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai guru, Anda dapat melihat bahwa siswa akan lebih terlibat dan berpartisipasi secara aktif ketika mereka merasa didengar dan dihargai dalam proses pembelajaran. Pentingnya Komunikasi Terbuka: Melalui kegiatan ini, guru dapat menyadari pentingnya komunikasi terbuka dan transparan antara guru dan siswa. Siswa perlu merasa nyaman untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka, dan sebagai guru, Anda memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung hal tersebut. Mengelola Konflik dengan Baik: Kegiatan roda emosi juga dapat membantu guru dalam mengelola konflik di kelas dengan lebih baik. Dengan memahami emosi yang mendasari konflik, guru dapat menciptakan strategi yang efektif untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif dan membangun hubungan yang positif antara siswa. Membangun Keterhubungan yang Kuat: Kegiatan ini dapat membantu membangun keterhubungan yang kuat antara guru dan siswa. Ketika siswa merasa didengar, dihargai, dan dipahami oleh guru, hubungan antara guru dan siswa akan menjadi lebih erat dan saling mendukung.
Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya? 01 02 03 04 05 Disiplin Semangat belajar Rasa ingn tau Reflektif kolaboratf
Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya? Mentor: memberikan bimbingan, dukungan, dan inspirasi dalam mencapai tujuan akademik dan pribadi mereka. Inovator: mendorong perubahan positif dalam metode pengajaran dan pembelajaran, serta memperkenalkan ide-ide baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah Anda. Pemimpin: mengarahkan, menginspirasi, dan memotivasi murid, rekan guru, dan anggota komunitas sekolah untuk mencapai tujuan bersama dan menghadapi tantangan dengan keyakinan. Advokat: memperjuangkan kepentingan murid, rekan guru, dan sekolah Anda, serta berperan dalam memperkuat dukungan dari pihak luar, seperti orang tua, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kolaborator: bekerja sama dengan rekan guru dan anggota komunitas sekolah dalam proyek-proyek kolaboratif, pengembangan kurikulum, dan inisiatif sekolah lainnya untuk meningkatkan pengalaman belajar murid. Model Perilaku: memberikan contoh yang positif dalam sikap, nilai, dan prilaku, serta menginspirasi murid, rekan guru, dan anggota komunitas sekolah untuk meniru dan mengembangkan kualitas yang sama.
Thank You