The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Mei 2019

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 111201206551, 2021-05-10 22:47:34

Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Mei 2019

Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Mei 2019

LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH

MEI 2019



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-
Nya ”Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Mei 2019” dapat dipublikasikan. Buku
ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator
perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan
keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank
Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami,
hubungan kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada
masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih
meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih
besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta
kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam
pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada
umumnya.

Semarang, Mei 2019
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH

Ttd

Soekowardojo
Direktur Eksekutif

iii

Daftar Isi

Kata Pengantar iii BAB I
Daftar Isi iv
Daftar Grak vii PERKEMBANGAN
Daftar Tabel xii EKONOMI MAKRO
Tabel Indikator xiv REGIONAL
Ringkasan Eksekutif 01
1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 09

Triwulan I 2019

1.1.1 Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran 11

1.1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha 27

1.2 Tracking Perkembangan Ekonomi Makro 37

SUPLEMEN Regional Triwulan II 2019

SUPLEMEN I 98 1.2.1 Tracking Perkembangan Ekonomi Triwulan II 37
Elektronikasi Transaksi Pemda di Wilayah Jawa
Tengah 2019 Sisi Pengeluaran

1.2.2 Tracking Perkembangan Ekonomi Triwulan II 40

2019 Sisi Lapangan Usaha

SUPLEMEN II 122
Pengembangan Industri Alas Kaki Sebagai Bagian
dari Global Value Chain BAB II

KEUANGAN PEMERINTAH 47
47
2.1. Gambaran Umum APBD 2019 48
2.2. Realisasi APBD Triwulan I 2019 49
2.2.1. Realisasi Pendapatan Triwulan I 2019 50
2.2.2. Realisasi Belanja Triwulan I 2019 51
2.3. Struktur APBN Provinsi Jawa Tengah 2019
2.4. Potensi Optimalisasi Kinerja Fiskal di Jawa
Tengah

iv

LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH

MEI 2019

BAB III BAB IV

PERKEMBANGAN STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
INFLASI DAERAH PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN
DAN UMKM

3.1. Inasi Secara Umum 55 4.1. Perkembangan Stabilitas Sistem Keuangan Jawa Tengah 71
3.2. Inasi Berdasarkan Kelompok 57
3.2.1. Kelompok Bahan Makanan 58 4.1.1. Ketahanan Lapangan Usaha Jawa Tengah Triwulan I 71
3.2.2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, 58
dan Tembakau 2019
3.2.3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan 59
Bahan Bakar 4.1.2. Ketahanan Sektor Korporasi Jawa Tengah Pada 73
3.2.4. Kelompok Sandang 59
3.2.5. Kelompok Kesehatan 60 Triwulan I 2019
3.2.6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan 60
Olahraga 4.1.3. Kerentanan Sektor Rumah Tangga Pada Triwulan I 74
3.2.7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan 61
Jasa Keuangan 2019
3.3. Inasi Kota-kota di Provinsi Jawa Tengah 62
3.3.1. Disagregasi Inasi Kota Semarang 63 4.2. Kondisi Umum Perbankan Jawa Tengah 78
3.3.2. Disagregasi Inasi Kota Surakarta 64
3.3.3. Disagregasi Inasi Kota Kudus 65 4.2.1. Perkembangan Bank Umum 80
3.4. Tracking dan Proyeksi Inasi 65
3.4.1. Inasi April 2019 65 4.3. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 84
3.4.2.i Proyeksi Inasi Provinsi Jawa Tengah 66
Triwulan II 2019 Provinsi Jawa Tengah
3.5. Program Pengendalian Inasi Daerah 67
4.4. Perkembangan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Menengah 86

(UMKM)

BAB V

PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.1. Perkembangan Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank 91

Indonesia (SKNBI)

5.2. Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah 93

5.3. Perkembangan Transaksi Penukaran Valuta Asing 95

5.4. Perkembangan Elektronikasi dan Keuangan Inklusif 96

v

LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH

MEI 2019

BAB VI 103
107
KETENAGAKERJAAN 108
DAN KESEJAHTERAAN 110
112
6.1. Ketenagakerjaan 113
6.2. Pengangguran
6.3. Nilai Tukar Petani
6.4. Tingkat Kemiskinan
6.5. Pembangunan Manusia
6.6. Pemerataan Penduduk

BAB VII

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2019 117

7.1.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 117

7.1.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha 118

7.2. Prospek Inasi Keseluruhan Tahun 2019 120

vi

Grafik

Grak 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah 09 Grak 1.18 Perkembangan SBT Realisasi Investasi (SKDU) 17
dan Pertumbuhan PDRB Investasi
Grak 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, 09 Grak 1.19 Perkembangan SBT Realisasi Investasi 17
Berdasarkan Sektor Usaha (hasil SKDU)
dan Nasional Grak 1.20 Perkembangan Investasi Pelaku Usaha (Hasil 18
Liaison)
Grak 1.3 Struktur Perekonomian Kawasan Jawa 09 Grak 1.21 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison) 18
Grak 1.22 Realisasi Penanaman Modal Asing dan Dalam 18
berdasarkan Provinsi Negeri
Grak 1.23 Pertumbuhan PDRB Ekspor Luar Negeri 19
Grak 1.4 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan dan 10 Grak 1.24 Komposisi Ekspor Luar Negeri Nonmigas 19
Berdasarkan Komoditas
Pertumbuhan Ekonomi Grak 1.25 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT 20
Grak 1.26 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT 20
Grak 1.5 Pertumbuhan Tahunan Outow Uang Kartal, 10 Grak 1.27 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kayu 21
Grak 1.28 Pertumbuhan Volume Ekspor Kayu 21
Rata-Rata Perputaran Kliring Harian, dan Pertumbuhan Grak 1.29 Struktur Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara 22
Tujuan
Ekonomi Grak 1.30 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Berdasarkan 22
Negara Tujuan
Grak 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga 12 Grak 1.31 Pertumbuhan PDRB Impor Luar Negeri 22
Grak 1.32 Perkembangan Impor Jawa Tengah 23
Grak 1.7 Indeks Tendensi Konsumen 13 Grak 1.33 Pertumbuhan Impor Migas dan Nonmigas Jawa 23
Tengah
Grak 1.8 Perkembangan Inasi dan Pertumbuhan 13 Grak 1.34 Struktur Impor Nonmigas Jawa Tengah 24
Berdasarkan Jenis Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga Grak 1.35 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah 24
Berdasarkan Jenis Pengeluaran
Grak 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi, DPK 13 Grak 1.36 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Jenis 25
Penggunaan
Perorangan, dan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Grak 1.10 Perkembangan Kredit Konsumsi berdasarkan 13

Jenis Konsumsi

Grak 1.11 Pertumbuhan Konsumsi LNPRT 14

Grak 1.12 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah 14

Grak 1.13 Persentase Realisasi Pendapatan dan Belanja 15

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Grak 1.14 Pertumbuhan Giro Pemerintah dan PDRB 15

Konsumsi Pemerintah

Grak 1.15 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap 16

Bruto

Grak 1.16 Pertumbuhan PDRB Investasi, PDRB 17

Konstruksi, dan Konsumsi Semen

Grak 1.17 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Suku Bunga 17

Kredit Investasi

vii

Grafik

Grak 1.37 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan 25 Grak 1.53 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur 33

Komoditas Mikro dan Kecil berdasarkan Sektor (%, YOY)

Grak 1.38 Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah 25 Grak 1.54 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Besar- 34

Grak 1.39 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa 25 Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor

Tengah Berdasarkan Negara Asal Grak 1.55 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale 34

Grak 1.40 Pertumbuhan Impor Provinsi Jawa Tengah 25 Penjualan Domestik, Pertumbuhan PDRB Perdagangan

Berdasarkan Negara Asal Grak 1.56 Indeks Penjualan Riil (Hasil SPE) dan 35

Grak 1.41 Pertumbuhan PDRB Net Ekspor 26 Pertumbuhan PDRB Perdagangan

Antardaerah Grak 1.57 IPR Perrdagangan Eceran berdasarkan 35

Grak 1.42 Pertumbuhan PDRB Pertanian, Kehutanan, 29 Kelompok Komoditas

dan Perikanan Grak 1.58 Pertumbuhan PDRB Informasi dan 36

Grak 1.43 Perkembangan Luas Tanam dan Panen 29 Komunikasi

Padi di Jawa Tengah Grak 1.59 Pertumbuhan PDRB Jasa Perusahaan 36

Grak 1.44 Pertumbuhan Luas Tanam dan Luas Panen 29 Grak 1.60 Pertumbuhan PDRB Konstruksi48 36

Padi di Jawa Tengah Grak 1.61 SBT Kegiatan Usaha, SBT Kegiatan 36

Grak 1.45 Perkembangan Hasil Produksi Padi di Jawa 29 Investasi Bangunan dan Pertumbuhan Konsumsi

Tengah Semen

Grak 1.46 Perkembangan SBT Realisasi Kegiatan 30 Grak 2.1 APBD Provinsi Jawa Tengah T.A. 2018 dan 47

Usaha (SKDU) dan Pertumbuhan PDRB Pertanian T.A. 2019

Grak 1.47 Pertumbuhan dan NPL Kredit Pertanian 30 Grak 2.2 Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah 47

Grak 1.48 Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan 31 Triwulan I 2018 & 2019

Grak 1.49 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale 32 Grak 2.3 Realisasi Pendapatan Daerah 48

Penjualan Domestik, dan Pertumbuhan PDRB Industri Grak 2.4 Realisasi Belanja Daerah 48

Pengolahan Grak 2.5 Pertumbuhan Tahunan Pajak Daerah dan 49

Grak 1.50 Pertumbuhan dan NPL Kredit Industri 32 Pendapatan Jawa Tengah

Pengolahan Grak 2.6 Kontribusi Pos Pendapatan Daerah Triwulan 49

Grak 1.51 Perkembangan Kapasitas Produksi 32 I 2019

Terpakai Subsektor Industri Pengolahan (Hasil SKDU) Grak 2.7 Kontribusi Pos Belanja Daerah Triwulan I 49

Grak 1.52 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur 33 2019

Besar dan Sedang berdasarkan Sektor (%, YOY)

viii

LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH

MEI 2019

Grak 3.1 Perkembangan Inasi Jawa Tengah dan Nasional 55 Grak 3.17 Perkembangan Inasi Kota Surakarta 64

Grak 3.2 Perkembangan Inasi Tahunan Provinsi di 55 Berdasarkan Kelompok

Kawasan Jawa Grak 3.18 Perkembangan Inasi Kota Kudus Berdasarkan 62

Grak 3.3 Inasi Tahunan Provinsi di Jawa 55 Kelompok

Grak 3.4 Inasi Bulanan Provinsi di Jawa 55 Grak 4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, 72

Grak 3.5 Perbandingan Inasi Triwulanan Berdasarkan 56 dan Risiko Sektor Pertanian

Kelompok Grak 4.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, 72

Grak 3.6 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 58 dan Risiko Sektor Konstruksi

Bahan Makanan Grak 4.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, 73

Grak 3.7 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 58 dan Risiko Sektor Industri Pengolahan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Grak 4.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, 73

Grak 3.8 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – 59 serta Risiko Sektor Perdagangan Besar dan Eceran

Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Grak 4.5 Perkembangan ROA, ROE Korporasi Jawa Tengah 74

Grak 3.9 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 60 Grak 4.6 Perkembangan Debt to Equity Ratio Korporasi 74

Sandang Jawa Tengah

Grak 3.10 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 60 Grak 4.7 Perkembangan TA/TL Korporasi Jawa Tengah 74

Kesehatan Grak 4.8 Perkembangan Current Ratio Korporasi Jawa 74

Grak 3.11 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 61 Tengah

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Grak 4.9 Perkembangan Pertumbuhan DPK, Perseorangan, 75

Grak 3.12 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – 61 dan Bukan Perseorangan Jawa Tengah

Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Grak 4.10 Perkembangan Pangsa DPK, Perseorangan, dan 75

Grak 3.13 Inasi Tahunan Triwulan I 2019 pada Seluruh 62 Bukan Perseorangan Jawa Tengah

Kota Pantauan di Jawa Tengah Grak 4.11 Perkembangan Ekspektasi Masyarakat terhadap 75

Grak 3.14 Perkembangan Inasi Tahunan Kota Pantauan di 62 Peningkatan Tabungan Berdasarkan Survei Konsumen

Jawa Tengah Grak 4.12 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Rumah 76

Grak 3.15 Inasi Kota di Provinsi Jawa Tengah per 63 Tangga Jawa Tengah

Kelompok pada Tw I 2019 Grak 4.13 Perkembangan Pangsa Kredit Rumah Tangga 76

Grak 3.16 Perkembangan Inasi Kota Semarang 63 Jawa Tengah

Berdasarkan Kelompok Grak 4.14 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Pemilikan 77

Rumah di Jawa Tengah

ix

Grafik

Grak 4.15 Pangsa Kredit Pemilikan Rumah di Jawa 77 Grak 4.30 Perkembangan Pertumbuhan Deposito 81

Tengah Perbankan di Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai

Grak 4.16 Perkembangan NPL Kredit Pemilikan Rumah 77 Grak 4.31 Perkembangan Pangsa Deposito Perbankan 81

di Jawa Tengah di Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai

Grak 4.17 Perkembangan Pertumbuhan Kredit 77 Grak 4.32 Perkembangan Pertumbuhan DPK 82

Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Perbankan Jawa Tengah

Grak 4.18 Perkembangan NPL Kredit Kendaraan 78 Grak 4.33 Perkembangan Nominal Kredit Perbankan 83

Bermotor di Jawa Tengah Jawa Tengah Berdasarkan Sektor

Grak 4.19 Pangsa Kredit Kendaraan Bermotor di Jawa 78 Grak 4.34 Perkembangan Pertumbuhan Kredit 83

Tengah Perbankan Jawa Tengah Berdasarkan Sektor

Grak 4.20 Perkembangan Pertumbuhan Aset 78 Grak 4.35 Perkembangan Suku Bunga Simpanan 83

Perbankan di Pulau Jawa Perbankan Jawa Tengah

Grak 4.21 Perkembangan Pertumbuhan Kredit 79 Grak 4.36 Perkembangan Suku Bunga Kredit 84

Perbankan di Pulau Jawa Perbankan Jawa Tengah

Grak 4.22 Perkembangan Pertumbuhan DPK 79 Grak 4.37 Perkembangan Suku Bunga Sektor Ekonomi 84

Perbankan di Jawa Tengah Utama di Jawa Tengah

Grak 4.23 Perkembangan Rasio Non-Performing Loan 79 Grak 4.38 Perkembangan Pertumbuhan Aset BPR di 84

(NPL) Kredit Perbankan Jawa Tengah Jawa Tengah

Grak 4.24 Perkembangan Rasio Loan to Deposit Ratio 79 Grak 4.39 Perkembangan Pertumbuhan DPK BPR di 85

(LDR) Perbankan Jawa Tengah Jawa Tengah

Grak 4.25 Perkembangan Indikator Perbankan Jawa 80 Grak 4.40 Pangsa Dana Pihak Ketiga BPR di Jawa 85

Tengah Tengah

Grak 4.26 Perkembangan Pertumbuhan Indikator 80 Grak 4.41 Perkembangan Pertumbuhan Kredit BPR di 85

Perbankan Jawa Tengah Jawa Tengah

Grak 4.27 Perkembangan DPK Perbankan Umum 81 Grak 4.42 Pangsa Kredit BPR di Jawa Tengah 85

Jawa Tengah Grak 4.43 Pangsa Penyaluran Kredit BPR di Jawa 85

Grak 4.28 Perkembangan Pertumbuhan Tabungan 81 Tengah

Perbankan di Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai Grak 4.44 Perkembangan Pertumbuhan Kredit BPR di 85

Grak 4.29 Perkembangan Pangsa Tabungan 81 Jawa Tengah

Perbankan di Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai Grak 4.45 Perkembangan NPL BPR di Jawa Tengah 86

x

LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH

MEI 2019

Grak 4.46 Perkembangan Rasio FDR BPR Jawa Tengah 86 Grak 5.12 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Sumber 95

Grak 4.47 Perkembangan Pertumbuhan Kredit UMKM 86 Temuan

berdasarkan Tujuan Grak 5.13 Transaksi Penukaran Valuta Asing dan Kunjungan 95

Grak 4.48 Perkembangan Pertumbuhan Kredit UMKM di 87 Wisatawan Asing di Jawa Tengah

Jawa Tengah Grak 5.14 Pangsa Valuta Asing yang ditukarkan melalui 95

Grak 4.49 Perkembangan Rasio NPL Kredit UMKM di Jawa 87 KUPVA Bukan Bank di Jawa Tengah

Tengah Grak 5.15 Rasio Ketersediaan Layanan Keuangan di Jawa 96

Grak 4.50 Perkembangan Pertumbuhan Kredit UMKM Jawa 87 Tengah dibandingkan 100.000 Penduduk Dewasa

Tengah Grak 5.16 Rasio Ketersediaan Layanan Keuangan di Jawa 96

Grak 4.51 Perkembangan Rasio NPL Kredit UMKM Jawa 87 Tengah dibandingkan 1.000 km2 Luas Wilayah

Tengah Grak 6.1 Perkembangan NTP Subsektor Hortikultura, 104

Grak 5.1 Perkembangan Rata-Rata Perputaran Kliring 91 Peternakan, dan Perikanan dalam 5 Tahun Terakhir

Harian di Jawa Tengah Grak 6.2 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan dan Penghasilan 108

Grak 5.2 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran 91 Saat Ini

Kliring dan IPR SPE Grak 6.3 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan, Penghasilan, dan 108

Grak 5.3 Pangsa Volume Transaksi SKNBI Berdasarkan 92 Kegiatan Usaha yang Akan Datang

Daerah Pengiriman Grak 6.4 NTP dan PDRB Lapangan Usaha Pertanian 108

Grak 5.4 Pangsa Nominal Transaksi SKNBI Berdasarkan 92 Grak 6.5 NTP Jawa Tengah dan Komponen Penyusunnya 109

Daerah Pengiriman Grak 6.6 NTP Berdasarkan Subsektor di Jawa Tengah 109

Grak 5.5 Perkembangan Rata-Rata Penarikan Cek dan 92 Grak 6.7 Indeks yang Diterima berdasarkan Subsektor 110

Bilyet Giro Kosong Harian di Jawa Tengah Grak 6.8 Indeks yang Dibayar berdasarkan Subsektor 110

Grak 5.6 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran Uang 93 Grak 6.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa 111

Kartal melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah Tengah Tahun 2014-2018 (ribuan orang)

Grak 5.7 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran Uang 93 Grak 6.10 Perkembangan IPM Jawa Tengah dan Nasional 112

Kartal Berdasarkan Wilayah Grak 6.11 Perkembangan Koesien Gini Jawa Tengah dan 114

Grak 5.8 Frekuensi dan Nominal Kas Keliling 94 Nasional

Grak 5.9 Perkembangan Penarikan dan Pemusnahan Uang 94 Grak 6.12 Perkembangan Koesien Gini Berdasarkan 114

Tidak Layak Edar Wilayah

Grak 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Wilayah 94 Grak 7.1 Proyeksi Inasi Tahun 2019 121

Grak 5.11 Persentase Temuan Uang Palsu Berdasarkan 95

Pecahan

xi

Tabel

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di 09 Tabel 3.1 Tabel Komoditas Utama Penyumbang 56

Kawasan Jawa (%, yoy) Deasi Bulanan

Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 11 Tabel 3.2 Tabel Inasi Tahunan Kota Jawa Tengah 56

menurut Pengeluaran (Rp Miliar) Tabel 3.3 Perkembangan Inasi Tahunan 56

Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 11 Berdasarkan Kelompok

2010 menurut Pengeluaran (Rp Miliar) Tabel 3.4 Perkembangan Andil Inasi Tahunan 57

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB 12 Berdasarkan Kelompok

Provinsi Jawa Tengah berdasarkan ADHK Tabel 3.5 Perkembangan Inasi Triwulanan 57

menurut Pengeluaran (%, YOY) Berdasarkan Kelompok

Tabel 1.5 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 27 Tabel 4.1 Pengelompokan Tabungan Perseorangan 75

2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar) Berdasarkan Nilainya

Tabel 1.6 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 28 Tabel 4.2 Perkembangan Rasio Non-Performing 76

2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar) Loan Kredit Rumah Tangga Jawa Tengah

Tabel 1.7 Pertumbuhan Tahunan PDRB 28 Tabel 4.3 Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan 80

Provinsi Jawa Tengah berdasarkan ADHK di Jawa Tengah

menurut Lapangan Usaha (%, YOY) Tabel 4.4 Pengelompokkan DPK Berdasarkan Nilai 82

Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi APBD Jawa 47 Tabel 4.5 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilai 83

Tengah 2019 (Rp Miliar) Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut 103

Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan Triwulan I 48 Jenis Kegiatan Utama (juta orang)

Tahun 2018 dan 2019 Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas 104

Tabel 2.3 Realisasi Belanja Triwulan I 2018 50 Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,

dan 2019 (juta orang)

Tabel 2.4 Alokasi Anggaran APBN berdasarkan 50 Tabel 6.3. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas 105

Fungsi Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, (juta orang)

Tabel 2.5 Alokasi Anggaran APBN berdasarkan 50 Tabel 6.4. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas 106

Jenis Belanja Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja (juta

Tabel 2.6 Realisasi APBN berdasarkan Fungsi 51 orang)

pada Triwulan I 2018 dan 2019 Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas 106

Tabel 2.7 Realisasi APBN berdasarkan Jenis 51 Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang

Belanja pada Triwulan I 2018 dan 2019 Ditamatkan (juta orang)

xii

LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH

MEI 2019

Tabel 6.6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian 110

(NTUP)

Tabel 6.7 Garis Kemiskinan Menurut Daerah, 2011-2018 112

(Rupiah)

Tabel 6.8 Perbandingan IPM Provinsi Peers 112

Tabel 6.9 IPM Jawa Tengah Menurut Komponen 113

Tabel 6.10 Perbandingan Koesien Gini Provinsi Peers 114

Tabel 7.1 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi 118

Penggunaan

Tabel 7.2 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan 119

Usaha

xiii

xiv TABEL INDIKATOR
PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH A. PDRB & Inflasi

INDIKATOR 2017 2017 2018 2018 2019

EKONOMI MAKRO REGIONAL *) I II III IV I II III IV I
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)
PERTUMBUHAN BERDASARKAN SEKTOR 5,31 5,17 5,15 5,40 5,26 5,37 5,43 5,21 5,28 5,32 5,14
- PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
- PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 10,28 -2,86 -0,65 0,84 1,66 0,69 4,30 3,26 2,13 2,63 1,96
- INDUSTRI PENGOLAHAN 6,70 7,77 2,06 4,56 5,19 1,85 5,69 2,17 0,24 2,45 4,19
- PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 3,74 5,04 4,23 4,29 4,33 4,77 4,35 3,98 4,31 4,35 3,61
- PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 4,05 5,52 7,61 3,81 5,22 4,11 5,16 5,85 6,25 5,36 6,21
- KONSTRUKSI 7,19 6,10 6,91 5,88 6,51 7,11 5,76 4,05 2,74 4,88 2,58
- PERDAGANGAN BESAR-ECERAN DAN REPARASI MOBIL-SEPEDA MOTOR 5,55 7,08 7,44 8,33 7,13 6,56 5,34 7,57 4,85 6,07 5,28
- TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 5,16 7,74 7,62 3,62 6,01 5,16 5,34 5,81 6,47 5,70 6,39
- PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 6,24 8,44 6,18 4,46 6,30 4,90 8,62 6,50 10,07 7,55 9,92
- INFORMASI DAN KOMUNIKASI 6,09 5,40 6,15 8,12 6,45 10,24 8,29 7,32 6,95 8,17 12,55
- JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 7,08 13,15 13,80 18,81 13,27 17,19 11,83 11,56 9,53 12,39 12,12
- REAL ESTATE 4,36 6,84 5,78 3,75 5,17 6,37 3,61 1,75 2,73 3,58 2,63
- JASA PERUSAHAAN 7,16 6,77 6,27 5,76 6,48 6,72 5,69 5,26 4,69 5,58 4,24
- ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB 8,08 10,03 5,51 11,23 8,72 11,14 11,04 9,48 6,47 9,48 8,73
- JASA PENDIDIKAN -0,83 -0,10 3,65 7,57 2,57 4,08 4,27 2,62 6,62 4,43 2,10
- JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 1,85 7,42 9,69 8,92 6,97 7,08 6,26 7,87 9,75 7,76 7,32
- JASA LAINNYA 4,68 9,84 9,83 9,99 8,60 8,82 5,99 8,84 11,49 8,80 8,98
PERTUMBUHAN BERDASARKAN PERMINTAAN 6,18 9,92 9,88 9,85 8,98 9,22 9,93 8,92 9,71 9,45 9,65
- KONSUMSI RUMAH TANGGA
- KONSUMSI LNPRT 4,65 4,88 4,31 4,64 4,62 4,67 5,13 4,29 4,71 4,69 4,79
- KONSUMSI PEMERINTAH 3,24 6,19 3,94 4,33 4,43 4,62 6,71 9,20 9,87 7,62 12,41
- PMTB 2,08 -5,40 6,92 6,33 3,07 5,11 2,44 1,77 3,17 2,98
- EKSPOR LUAR NEGERI 5,61 7,41 9,39 7,48 7,50 6,60 8,48 9,69 5,95 7,68 6,04
- IMPOR LUAR NEGERI 6,76 -1,88 39,12 15,17 13,54 13,69 15,31 12,53 7,12 12,02 6,57
- NET EKSPOR ANTARDAERAH 13,46 -11,37 12,92 25,22 9,58 18,51 45,75 47,81 21,73 32,61 3,45
- PERUBAHAN INVENTORI 19,28 -8,37 -13,13 26,71 0,60 18,92 53,02 46,07 137,59 48,66 6,12
EKSPOR 21,88 -11,15 -58,34 -59,42 4,97 0,26 1,84 181,17 153,84 5,92 5,74
- NILAI EKSPOR NON MIGAS (USD JUTA) 1,22
- VOLUME EKSPOR NON MIGAS (RIBUOTN)
IMPOR 1.717 1.673 1.889 1.908 7.186 1.975 1.903 2.153 2.036 8.068 2.109
- NILAI IMPOR NON MIGAS (USD JUTA) 685 699 773 748 2.906 714 710 793 805 3.022 767
- VOLUME IMPOR NON MIGAS (RIBU OT N)
INDEKS HARGA KONSUMEN 1.500 1.572 1.659 2.158 6.889 2.022 2.311 2.585 2.733 9.652 2.421
PROVINSI JAWA TENGAH 1.153 1.310 1.169 1.371 5.003 1.179 1.242 1.443 1.577 5.441 1.357
KOTA PURWOKERTO
KOTA SURAKARTA 126,65 128,35 128,12 129,34 129,34 130,94 131,85 131,69 132,98 132,98 133,32
KOTA SEMARANG 125,22 127,23 126,71 128,05 128,05 129,19 130,53 130,30 131,87 131,87 131,99
KOTA TEGAL 124,24 125,88 124,64 126,21 126,21 127,76 128,86 127,98 129,30 129,30 130,05
KOTA KUDUS 126,35 127,85 128,07 129,13 129,13 130,71 131,45 131,57 132,70 132,70 132,95
KOTA CILACAP 123,94 126,23 126,19 127,43 127,43 128,62 130,17 129,95 131,35 131,35 131,44
LAJU INFLASI TAHUNAN (%, YOY) 134,15 136,05 135,51 136,67 136,67 138,90 139,55 139,44 140,92 140,92 141,29
PROVINSI JAWA TENGAH 130,59 132,67 132,12 133,45 133,45 135,58 136,35 136,12 137,73 137,73 138,27
KOTA PURWOKERTO
KOTA SURAKARTA 3,30 4,61 3,58 3,71 3,71 3,39 2,72 2,79 2,82 2,82 1,82
KOTA SEMARANG 3,22 4,84 4,02 3,91 3,91 3,17 2,59 2,83 2,98 2,98 2,17
KOTA TEGAL 2,83 4,11 2,64 3,10 3,10 2,83 2,37 2,68 2,45 2,45 1,79
KOTA KUDUS 3,27 4,44 3,62 3,64 3,64 3,45 2,82 2,74 2,77 2,77 1,71
KOTA CILACAP 3,17 4,71 3,51 4,03 4,03 3,78 3,12 2,98 3,08 3,08 2,19
3,86 5,56 4,48 4,17 4,17 3,54 2,57 2,90 3,11 3,11 1,72
*Mulai tahun 2014 perhitungan IHK menggunakan SBH 2012 4,21 5,47 4,06 4,41 4,41 3,82 2,77 3,03 3,21 3,21 1,98
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

TABEL INDIKATOR xv
PROVINSI JAWA TENGAH

B. Perbankan dan Sistem Pembayaran LAPORAN
PEREKONOMIAN
2017 2018 2019 PROVINSI JAWA TENGAH
I II III II III I
INDIKATOR IV 2017 I 2018
IV 288,89
262,97 38,28
PERBANKAN **) 245,78 252,59 257,35 32,77 262,97 270,39 279,53 282,04 285,67 285,67
DANA PIHAK KETIGA (RP TRILIUN) 35,81 35,91 35,65 32,77 39,99 40,68 39,06 35,10 35,10 148,23
- GIRO 138,37 102,37
- TABUNGAN 119,59 125,19 128,37 91,83 138,37 135,66 142,07 144,28 152,72 152,72 282,12
- DEPOSITO 90,38 91,49 93,33 91,83 94,74 96,78 98,70 97,84 97,84 151,16
KREDIT (RP TRILIUN) 258,42
- MODAL KERJA 237,77 247,13 250,76 138,34 258,42 260,10 268,37 272,37 279,82 279,82 47,05
- KONSUMSI 125,47 132,20 134,51 138,34 138,00 145,53 149,63 153,09 153,09 83,91
- INVESTASI 41,83 97,66
LOAN TO DEPOSIT RATIO (%) 40,23 40,71 40,93 78,26 41,83 42,50 43,31 41,60 43,45 43,45
NPL GROSS (%) 72,08 74,21 75,33 98,27 78,26 79,59 79,53 81,14 83,28 83,28 2,48
96,74 97,82 97,44 98,27 96,19 96,01 96,57 97,95 97,95
2,22 2019
3,06 3,23 3,00 2,22 2,43 2,43 2,59 2,45 2,45 I

**Data Perbankan merupakan data bank umum yang ada di Jawa Tengah (Lokasi Bank Pelapor) 574
14.214
C. Sistem Pembayaran
21,90
INDIKATOR 2017 2017 2018 2018 11,04

SISTEM PEMBAYARAN I II III IV I II III IV
TRANSAKSI KLIRING
- RATA-RATA HARIAN NOMINAL TRANSAKSI (RP MILIAR) 770 707 681 679 709 653 714 702 645 2.715
- RATA-RATA HARIAN VOLUME TRANSAKSI (LEMBAR) 18.555 18.814 17.340 17.732 18.110 17.035 18.382 17.601 16.074 69.092
TRANSAKSI KAS (RP TRILIUN)
-INFLOW 18,38 13,91 29,38 14,71 76,39 20,97 24,38 24,77 17,73 87,85
-OUTFLOW 10,12 24,32 9,92 15,98 60,34 11,34 29,85 11,41 16,81 69,40



RINGKASAN
UMUM

02 RINGKASAN
UMUM

LAPORAN Perkembangan Ekonomi Makro Daerah
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH Pada triwulan I 2019, Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB) Jawa Tengah tercatat sebesar Rp328 triliun. Perekonomian
Jawa Tengah pada triwulan laporan terpantau tumbuh melambat
menjadi 5,14% (yoy), dari triwulan IV 2018 yang tercatat 5,28%
(yoy). Angka pertumbuhan ini berada di atas pertumbuhan
ekonomi nasional pada triwulan laporan (5,07%; yoy), namun
masih berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Kawasan
Jawa (5,66%; yoy).

Ditinjau dari sisi pengeluaran, melambatnya pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I 2019 terutama bersumber
dari ekspor luar negeri seiring dengan permintaan luar negeri
yang melemah. Selanjutnya, perlambatan impor luar negeri
khususnya berupa migas berdampak pada terbatasnya bahan
baku kegiatan industri yang memberikan nilai tambah lebih besar,
sehingga hal ini berdampak pada tertahannya kinerja ekspor
antardaerah Jawa Tengah. Perlambatan net ekspor antardaerah
menyebabkan kontribusi komponen ini turun relatif signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Di sisi lain,
permintaan domestik terpantau masih cukup kuat. Hal tersebut
tercermin dari pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga,
konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga
(LNPRT), dan konsumsi pemerintah yang mencatatkan perbaikan
pada triwulan laporan. Lebih lanjut, investasi juga tercatat
tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018.

Ditinjau dari sisi lapangan usaha, melemahnya kinerja tiga
lapangan usaha utama Jawa Tengah yaitu industri pengolahan;
pertanian, kehutanan, dan perikanan; serta perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; menjadi sumber
perlambatan laju perekonomian Jawa Tengah di triwulan I 2019.
Meskipun demikian, membaiknya kinerja lapangan usaha
penyediaan akomodasi dan makan minum; informasi dan
komunikasi; serta konstruksi dapat menjadi penahan
perlambatan ekonomi lebih dalam di triwulan ini.

RINGKASAN 03
UMUM

Keuangan Pemerintah tekanan inflasi tahunan pada kelompok bahan LAPORAN
makanan serta kelompok transportasi, komunikasi, dan PEREKONOMIAN
Postur APBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 jasa keuangan. Meredanya tekanan inflasi tahunan PROVINSI JAWA TENGAH
mengalami peningkatan, ditopang oleh penerimaan pada kelompok bahan makanan, terutama ditunjang
komponen pajak daerah (menyumbang ±45% dari perbaikan dari sisi penawaran, seiring dengan
pendapatan daerah pada triwulan laporan). Hal ini meningkatnya produksi komoditas utama pangan dan
sejalan dengan berbagai upaya untuk mengggenjot hortikultura pada masa panen yang berlangsung
Pendapatan Asli Daerah (PAD), seperti digitalisasi sistem menjelang akhir triwulan I 2019. Sementara itu dari sisi
pembayaran pajak, pemetaan sumber PAD baru, dan permintaan, konsumsi masyarakat mengalami
perluasan koordinasi dengan berbagai instansi. Ditinjau normalisasi secara gradual setelah berakhirnya periode
dari serapan terhadap anggaran, persentase realisasi perayaan dan hari libur nasional yang berlangsung
pendapatan dan belanja pada triwulan laporan belum pada akhir triwulan IV 2018 lalu. Kelompok
terlalu optimal, lebih rendah dari rerata 5 tahun transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga
terakhir, yaitu masing-masing 19,62% dan 10,63% mengalami perbaikan tekanan harga, setelah
dari APBD 2019. Realisasi pendapatan berasal dari implementasi kebijakan subsidi energi Pemerintah yang
komponen PAD antara lain penerimaan pajak daerah berdampak langsung pada pembentukan harga bahan
dan komponen Dana Perimbangan. Peningkatan bakar bensin.
realisasi belanja utamanya berasal dari meningkatnya
belanja tidak langsung pada komponen belanja Pada triwulan II 2019, tekanan inflasi tahunan bahan
pegawai dan belanja hibah, sesuai pola historisnya. makanan diperkirakan akan meningkat seiring dengan
penurunan produksi komoditas pangan dan
Alokasi pagu APBN Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 di hortikultura serta lonjakan konsumsi masyarakat pasca
berbagai fungsi utama telah sejalan dengan prioritas periode hari raya yang berlangsung pada akhir triwulan
capaian Jawa Tengah, seperti pengentasan kemiskinan II 2019. Realisasi inflasi tahunan Jawa Tengah
dan akses terhadap pendidikan. Ke depan, kinerja fiskal diperkirakan masih akan terjaga di rentang bawah
di Jawa Tengah dapat dioptimalkan antara lain melalui target sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1%.
optimalisasi penerimaan pajak, sinkronisasi belanja
antara pemerintah pusat dan daerah, pemanfaatan Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan
hasil reviu pengelolaan anggaran dari Badan Akses Keuangan, dan UMKM
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Jawa
Tengah, perbaikan pola penyerapan, dan alokasi Meski kinerja perekonomian relatif melambat pada
anggaran di sektor-sektor strategis. triwulan laporan, stabilitas keuangan Jawa Tengah
masih terjaga. Hal ini ditopang oleh berbagai indikator
Perkembangan Inflasi Daerah kinerja dan ketahanan sektor keuangan yang baik.
Kinerja penyaluran kredit tumbuh lebih tinggi di sektor
Pada triwulan I 2019, capaian inflasi tahunan Provinsi utama Jawa Tengah dan rumah tangga dengan Non
Jawa Tengah lebih rendah dibandingkan dengan Performing Loan (NPL) yang rendah. Di sektor
triwulan IV 2018. Berdasarkan disagregasi korporasi, pertumbuhan ekonomi mitra dagang yang
kelompoknya, penurunan inflasi tahunan pada
triwulan I 2019 terutama disebabkan oleh meredanya

04 RINGKASAN
UMUM

LAPORAN tidak setinggi prakiraan dan daya saing korporasi yang Penetrasi elektronifikasi pembayaran jalan tol tetap
PEREKONOMIAN relatif lebih rendah menarik turun kinerja penjualan terjaga sebesar 99%. Penyaluran bansos secara non
PROVINSI JAWA TENGAH dan profitabilitas korporasi. Namun, ketergantungan tunai telah diserap oleh 1,4 juta KPM PKH dan 1,8 juta
korporasi akan pembiayaan eksternal terpantau lebih KPM BPNT sesuai prinsip 6T (tepat waktu, tepat sasaran,
rendah, dengan likuiditas yang masih tinggi. tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat
administrasi).
Perbankan di Jawa Tengah secara umum masih
mencatatkan pertumbuhan kredit dan DPK. Ke depan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
peningkatan kinerja akan ditopang oleh program
pemerintah, pemanfaatan teknologi, dan kepastian Kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah pada triwulan I
perekonomian domestik. Dari total kredit perbankan 2019 relatif membaik, tercermin dari berkurangnya
Jawa Tengah, lebih dari 40%-nya disalurkan untuk persentase kemiskinan, peningkatan ketersediaan
UMKM, dengan kualitas kredit yang relatif terjaga. tenaga kerja, serta peningkatan IPM walaupun Nilai
Capaian penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah Tukar Petani (NTP) sedikit mengalami penurunan
konsisten tertinggi di nasional. dibandingkan triwulan IV 2018. Jumlah penduduk usia
kerja di Jawa Tengah pada periode Februari 2019
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan meningkat dibandingkan periode yang sama pada
Pengelolaan Uang Rupiah tahun lalu yang mencerminkan potensi ketersediaan
tenaga kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Perkembangan indikator sistem pembayaran di Jawa pada periode laporan juga mengalami peningkatan
Tengah pada triwulan I 2019 menunjukkan dibandingkan dengan tahun lalu. TPAK yang
perlambatan kinerja perekonomian daerah secara mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia
triwulanan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kerja yang aktif secara ekonomi, pada triwulan laporan
Jawa Tengah. Nilai transaksi melalui SKNBI masih tercatat sebesar 70,21%.
melanjutkan tren kontraksi. Baik secara triwulanan
maupun tahunan. Pertumbuhan triwulanan Angka pengangguran secara absolut bertambah sekitar
mengalami kontraksi 13,90% (qtq) dibandingkan 10 ribu orang tetapi kenaikan pengangguran jauh lebih
triwulan sebelumnya, sejalan dengan pertumbuhan rendah dibandingkan kenaikan jumlah penduduk yang
tahunan yang mengalami kontraksi sebesar 13,54% bekerja. Disisi lain, Indikator Tingkat Pengangguran
(yoy). Terbuka (TPT) Jawa Tengah mengalami sedikit
penurunan. TPT Jawa Tengah terpantau menurun dari
Aliran uang di Jawa Tengah mencatatkan posisi net 4,23% pada Februari 2018 menjadi 4,22% pada
inflow sebesar Rp10,85 triliun seiring dengan kembali Februari 2019.
masuknya aliran uang ke perbankan setelah Natal dan
Tahun Baru. Transaksi menggunakan Uang Kertas Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan I 2019
Asing (UKA) di KUPVA BB mengalami peningkatan menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan IV
secara triwulanan maupun tahunan, seiring dengan 2018 namun lebih baik dibandingkan triwulan yang
meningkatnya jumlah wisatawan asing yang sama tahun sebelumnya. Penurunan NTP ini sejalan
berkunjung ke Jawa Tengah. dengan perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian,

RINGKASAN 05
UMUM

kehutanan, dan perikanan pada triwulan laporan. Inflasi tahunan Jawa Tengah pada keseluruhan tahun LAPORAN
Penurunan NTP Jawa Tengah pada triwulan I 2019 2019 diperkirakan mengalami peningkatan PEREKONOMIAN
didorong oleh meningkatnya pengeluaran petani, dibandingkan tahun lalu. Faktor utama yang PROVINSI JAWA TENGAH
sementara penerimaannya cenderung mengalami diperkirakan mendorong peningkatan laju inflasi
penurunan. tahunan tersebut terutama berasal dari eksternal.
Peningkatan inflasi tahunan tersebut khususnya akan
Angka kemiskinan Jawa Tengah pada September 2018 tercermin pada kelompok bahan makanan serta
mengalami penurunan dibandingkan dengan periode kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa
yang sama tahun lalu. Tingkat kemiskinan Jawa Tengah keuangan.
mengalami penurunan secara persentase menjadi
11,19% dari total penduduk Jawa Tengah, atau Faktor eksternal tersebut di antaranya berupa
menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu ketidakpastian kondisi ekonomi dan geopolitik di
yaitu 12,23% dari jumlah penduduk. Sedangkan Indeks tingkat global, yang selanjutnya berisiko mendorong
Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Tengah pelemahan nilai tukar rupiah serta peningkatan harga
mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada minyak dunia. Selanjutnya, rencana kebijakan fiskal
tahun 2018, IPM Jawa Tengah tercatat sebesar 71,12 Pemerintah pada komponen energi akan menambah
meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar tekanan inflasi pada kelompok transportasi,
70,52. komunikasi, dan jasa keuangan. Bank Indonesia
bersama dengan Pemerintah senantiasa berkoordinasi
Prospek Perekonomian Daerah dalam menyusun rekomendasi kebijakan fiskal yang
mendukung kestabilan perekonomian nasional.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada 2019
diperkirakan mengalami perbaikan dibandingkan 2018,
meski relatif terbatas. Ditinjau dari sisi pengeluaran,
akselerasi pertumbuhan diperkirakan berasal dari
konsumsi RT, konsumsi LNPRT dan konsumsi
pemerintah. Sementara itu, ekspor luar negeri
diperkirakan tumbuh relatif terbatas seiring dengan
perkiraan melambatnya volume perdagangan dunia
akibat pertumbuhan ekonomi global yang melandai dan
risiko ketegangan hubungan dagang antarnegara yang
memicu ketidakpastian di pasar keuangan global.
Pertumbuhan investasi juga diperkirakan sedikit
melambat seiring dengan telah selesainya beberapa
proyek strategis pemerintah pada akhir 2018. Ditinjau
dari sisi lapangan usaha, peningkatan pertumbuhan
berasal dari ketiga lapangan usaha utama Jawa Tengah,
yaitu industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan.



BAB

I

PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Provinsi Jawa Tengah triwulan I 2019 tumbuh lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan terutama bersumber dari
melemahnya ekspor luar negeri dan net ekspor antardaerah. Sementara itu, permintaan
domestik terpantau masih cukup kuat, tercermin dari menguatnya pertumbuhan
komponen konsumsi rumah tangga, lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga
(LNPRT), dan konsumsi pemerintah. Lebih lanjut, investasi juga tercatat tumbuh lebih
tinggi dibandingkan triwulan IV 2018.
Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan Jawa Tengah di triwulan I
2019 berasal dari tiga lapangan usaha utama Jawa Tengah yaitu industri pengolahan;
pertanian, kehutanan, dan perikanan; serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor.



PERKEMBANGAN 09
EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO menjadi 7,50% (yoy). Sementara provinsi lain tercatat LAPORAN
REGIONAL TRIWULAN I 2019 tumbuh melambat pada periode laporan, yaitu DKI PEREKONOMIAN
Jakarta (6,23%), Jawa Timur (5,51%), Jawa Barat PROVINSI JAWA TENGAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah (5,43%), dan Banten (5,42%).
pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 5,14% (yoy).
Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan Pada triwulan I 2019, perekonomian Provinsi Jawa
pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2018 sebesar Tengah menyumbang 8,67% terhadap perekonomian
5,28% (yoy). Kinerja perekonomian Jawa Tengah Nasional, atau 14,42% terhadap perekonomian
tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional kawasan Jawa. Nilai ini tidak banyak berubah
yang tercatat pada level 5,07% (yoy). Di sisi lain, dibandingkan periode sebelumnya. Dengan besar
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah lebih rendah sumbangan tersebut, Jawa Tengah menjadi provinsi
dibandingkan laju perekonomian Kawasan Jawa penyumbang keempat terbesar dalam perekonomian
sebesar 5,66% (yoy). nasional maupun kawasan Jawa, setelah DKI Jakarta,
Jawa Timur, dan Jawa Barat. Perekonomian kawasan
Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Jawa secara dominan masih disumbang oleh Provinsi
Jawa Tengah sejalan dengan perekonomian kawasan DKI Jakarta dan Jawa Timur dengan pangsa dari kedua
Jawa yang juga mencatatkan pelemahan. Pada daerah ini mencapai lebih dari 50%.
triwulan I 2019, hampir seluruh provinsi di kawasan
Jawa mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
rendah dibanding triwulan sebelumnya, kecuali DI
Yogyakarta yang masih tumbuh terakselerasi

8% 7 %, YOY
6
4 6
2
0 5
-2
-4 4

I II III IV I II III IV I II III IV I 3 II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2019 I 2016 2017 NASIONAL 2018 2019

PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) JATENG JAWA

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, dan Nasional

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Jawa (%, yoy)

IV 30,08 24,73 22,31 14,26 7,12 1,50 PROVINSI TW IV 2018 TW I 2019
2018
% % % % % % DKI JAKARTA 6,41 6,23
BANTEN 5,98 5,42
I 29,94 24,69 22,42 14,42 7,03 1,51 JABAR 5,50 5,43
2019 JATENG 5,28 5,14
% % % % % % DIY 7,39 7,50
JATIM 5,65 5,51
DKI JATIM JABAR JATENG BANTEN DIY JAWA 5,82 5,66
Sumber: BPS, diolah
Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Kawasan Jawa berdasarkan Provinsi

1. Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah diambil dari Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan I 2019 dengan menggunakan tahun dasar 2010
berbasis SNA 2008 yang dikeluarkan BPS Provinsi Jawa Tengah. Apabila terdapat perbedaan angka pertumbuhan tahunan yang tertera pada BRS periode saat ini dengan
perhitungan ADHK rilis periode ini dengan periode sebelumnya, yang menjadi acuan dalam penulisan KEKR adalah angka PDRB ADHK berdasarkan BRS pada saat periode
laporan. Hal ini dimungkinkan mengingat besaran PDRB tahun 2019, 2018, dan 2017 masih bersifat sementara.

10 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN Kegiatan ekonomi dapat tercermin dari beberapa disalurkan di Jawa Tengah tercatat 13,38% (yoy)3,
PEREKONOMIAN sarana pendukungnya, seperti aktivitas pengelolaan meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang
PROVINSI JAWA TENGAH uang rupiah dan sistem pembayaran. Seiring dengan sebesar 10,04% (yoy) .
melemahnya pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah,
kebutuhan uang kartal untuk kegiatan ekonomi di Ditinjau dari sisi pengeluaran, melambatnya
Jawa Tengah turut mengalami perlambatan. Hal pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I
tersebut tercermin dari aliran keluar (outflow) uang 2019 terutama bersumber dari ekspor luar negeri
kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seiring dengan permintaan luar negeri yang melemah.
Jawa Tengah yang tercatat kontraksi 2,62% (yoy), Selain itu, perlambatan net ekspor antardaerah juga
setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 5,17% menjadi penyebab melemahnya perekonomian Jawa
(yoy). Hal ini mengindikasikan permintaan uang Tengah triwulan laporan. Di sisi lain, permintaan
masyarakat dari sistem perbankan dalam rangka domestik terpantau masih cukup kuat. Hal tersebut
pemenuhan kebutuhan transaksi lebih sedikit, seiring tercermin dari pertumbuhan komponen konsumsi
dengan melemahnya kegiatan perekonomian rumah tangga, konsumsi lembaga nonprofit yang
khususnya transaksi barang produksi pertanian dan melayani rumah tangga (LNPRT), dan konsumsi
barang industri dari Jawa Tengah pada triwulan pemerintah yang mencatatkan perbaikan pada
laporan. Lebih lanjut, aktivitas sistem pembayaran triwulan laporan. Lebih lanjut, investasi juga tercatat
nontunai juga menunjukkan penurunan pada periode tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018.
laporan. Nilai rata-rata perputaran kliring harian2
mencatatkan kontraksi lebih dalam yaitu menjadi Ditinjau dari sisi lapangan usaha, melemahnya kinerja
tumbuh -13,54% (yoy), dari -4,90% (yoy) di triwulan IV tiga lapangan usaha utama Jawa Tengah yaitu industri
2018. pengolahan; pertanian, kehutanan, dan perikanan;
serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
Meskipun aktivitas ekonomi Jawa Tengah pada dan sepeda motor; menjadi sumber perlambatan laju
triwulan I 2019 mengalami perlambatan, kebutuhan perekonomian Jawa Tengah di triwulan I 2019.
akan pembiayaan masih terpantau meningkat. Hal Meskipun demikian, membaiknya kinerja lapangan
tersebut tercermin dari penyaluran kredit perbankan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum;
yang tumbuh lebih tinggi pada periode tersebut. Pada informasi dan komunikasi; serta konstruksi dapat
triwulan laporan, pertumbuhan kredit perbankan yang menjadi penahan perlambatan ekonomi lebih dalam di
triwulan ini.

22 %, YOY %, YOY 7 100 %, YOY %, YOY 7

80

18 6 60 6

14 40
5
20 5
10
0
4
6 -20 4

-40

23 -60 3
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

KREDIT PERBANKAN PDRB - SKALA KANAN OUTFLOW UANG KARTAL PDRB - SKALA KANAN NILAI RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.4 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan dan Grafik 1.5 Pertumbuhan Tahunan Outflow Uang Kartal, Rata-Rata
Pertumbuhan Ekonomi Perputaran Kliring Harian, dan Pertumbuhan Ekonomi

2. Rata-rata nilai transaksi per hari dari kliring debit penyerahan dan kliring kredit setelah 3. Pertumbuhan kredit pada Bab I menggunakan lokasi proyek Jawa Tengah, yang berarti
dikurangi kliring pengembalian di Jawa Tengah selama periode laporan kredit yang disalurkan oleh bank se-Indonesia ke debitur atau proyek di Jawa Tengah.

PERKEMBANGAN 11
EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1.1. Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran yang menjadi komponen pengurang PDRB juga LAPORAN
Berdasarkan sisi pengeluaran, perekonomian tumbuh melambat sehingga memberikan pengaruh PEREKONOMIAN
Jawa Tengah pada triwulan I 2019 masih ditopang positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi Jawa PROVINSI JAWA TENGAH
oleh konsumsi rumah tangga dengan pangsa Tengah. Namun demikian, perlambatan impor luar
60,86%. Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau negeri khususnya berupa migas selanjutnya berdampak
investasi juga memberikan kontribusi signifikan, yaitu pada terbatasnya bahan baku kegiatan industri yang
sebesar 31,94%. Lebih lanjut, pangsa ekspor luar memberikan nilai tambah lebih besar yaitu industri
negeri sebesar 9,64%, pengeluaran konsumsi pengilangan migas di Jawa Tengah, sehingga hal ini
pemerintah sebesar 5,04%, dan net ekspor berdampak pada tertahannya kinerja ekspor
antardaerah sebesar 4,58%. Pangsa impor luar negeri, antardaerah Jawa Tengah. Perlambatan ekspor
sebagai elemen pengurang dalam perekonomian Jawa antardaerah menyebabkan kontribusi komponen ini
Tengah, juga berkontribusi cukup besar, yaitu 15,68%. turun relatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Komposisi ini tidak banyak berubah dibandingkan Jawa Tengah dibandingkan dengan sumbangannya di
tahun sebelumnya. triwulan lalu.

Laju pertumbuhan ekonomi yang melambat pada Di sisi lain, permintaan domestik terpantau masih
periode laporan terutama bersumber dari ekspor luar cukup kuat, tercermin dari pertumbuhan komponen
negeri seiring dengan pelemahan permintaan global. konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT, dan
Dengan perlambatan ini, kontribusi ekspor luar negeri konsumsi pemerintah yang tumbuh lebih tinggi
terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dibanding triwulan IV 2018. Kinerja investasi yang
mengalami penurunan. Selanjutnya, impor luar negeri

Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

KOMPONEN PENGELUARAN 2017* 2017* 2018** 2018** 2019**
I
KONSUMSI RUMAH TANGGA I II III IV 714.363 I II III IV 768.534
KONSUMSI LNPRT 13.168 14.492 199.632
KONSUMSI PEMERINTAH 172.713 177.431 181.152 183.066 94.262 185.982 190.990 194.437 197.126 98.712 3.940
INVESTASI 3.176 3.329 3.284 3.378 3.418 3.793
EKSPOR LUAR NEGERI 366.766 3.630 3.651 413.749 16.518
IMPOR LUAR NEGERI 14.006 20.361 23.064 36.830 106.463 15.384 38.437 124.316 104.770
NET EKSPOR ANTARDAERAH 84.796 98.594 160.855 93.577 21.384 23.508 110.438 234.958
PERUBAHAN INVENTORI 25.306 28.720 29.350 31.613
PDRB 38.439 89.288 94.089 48.188 28.605 47.989 101.074 108.660 32.326 68.156 51.434
*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara 12.314 24.646 27.790 9.628 18.034 64.701 15.699 15.038
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 35.241 38.988 1.238 29.350 33.290 1.268.701
7.356 (6.416) 1.172.400 7.433 8.361 7.926
281.229 297.224 305.190 56.169 66.100 (5.337) 328.003
320.442
5.572 9.482 19.272 22.490
6.229 2.458
291.616 302.332 6.472 7.131

316.003 327.066

Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

KOMPONEN PENGELUARAN 2017* 2017* 2018** 2018** 2019**
I
KONSUMSI RUMAH TANGGA I II III IV 531.584 I II III IV 556.541
KONSUMSI LNPRT 8.875 9.551 142.435
KONSUMSI PEMERINTAH 129.872 132.218 134.651 134.843 135.931 138.997 140.425 141.189 2.560
INVESTASI 2.177 2.257 59.554 2.278 2.479 61.329
EKSPOR LUAR NEGERI 9.270 2.242 2.200 264.716 9.743 2.392 2.402 285.045 10.332
IMPOR LUAR NEGERI 12.733 14.249 23.303 24.043 70.211
NET EKSPOR ANTARDAERAH 61.805 64.784 67.888 70.240 75.671 65.883 13.043 14.501 74.418 84.767 21.347
PERUBAHAN INVENTORI 18.149 17.626 19.795 20.100 104.677 20.635 21.532 138.817 31.821
PDRB 25.302 30.743 29.986 70.280 74.464 37.424 20.703
16.464 50.075 19.580 12.523 74.443
5.271 7.953 20.325 22.276 (2.743) 8.423 4.580
4.513 (1.080) 4.525 236.018 240.348
216.948 23.121 25.511 224.190 893.750 228.588 33.699 37.707 941.283
13.591 14.749
20.796 21.544
3.383 1.136
223.455 229.157 3.446 3.195

235.578 241.099

12 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah berdasarkan ADHK menurut Pengeluaran (%, YOY)
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH KOMPONEN PENGELUARAN 2017* 2017* 2018** 2018** 2019**
I
KONSUMSI RUMAH TANGGA I II III IV 4,62 I II III IV 4,69
KONSUMSI LNPRT 4,43 7,62 4,79
KONSUMSI PEMERINTAH 4,65 4,88 4,31 4,64 3,07 4,67 5,13 4,29 4,71 2,98 12,41
INVESTASI 3,24 4,33 7,50 4,62 9,87 7,68
EKSPOR LUAR NEGERI 2,08 6,19 3,94 6,33 13,54 5,11 6,71 9,20 3,17 12,02 6,04
IMPOR LUAR NEGERI 5,61 7,48 9,58 6,60 5,95 32,61 6,57
NET EKSPOR ANTARDAERAH 6,76 (5,40) 6,92 15,17 0,60 13,69 2,44 1,77 7,12 48,66 3,45
PERUBAHAN INVENTORI 13,46 25,22 4,97 18,51 21,73 5,92 6,12
PDRB 19,28 7,41 9,39 26,71 5,26 18,92 8,48 9,69 137,59 5,32 5,74
*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara 21,88 (59,42) 0,26
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 5,31 (1,88) 39,12 5,40 5,37 15,31 12,53 5,28 5,14

(11,37) 12,92 45,75 47,81

(8,37) (13,13) 53,02 46,07

(11,15) (58,34) 1,84 181,17

5,17 5,15 5,43 5,21

merupakan komponen pengeluaran dengan pangsa Hasil Focus Group Discussion (FGD) menunjukkan
terbesar kedua juga mencatatkan perbaikan bahwa perbaikan konsumsi rumah tangga terutama
pertumbuhan pada periode laporan. terjadi pada pengeluaran untuk pakaian, perabot
rumah tangga, serta rekreasi budaya dan barang
1.1.1.1. Pengeluaran Konsumsi pribadi. Pangsa konsumsi rumah tangga yang
Secara keseluruhan, permintaan domestik tetap mencapai 60% dari total PDRB menyebabkan
kuat pada triwulan I 2019. Pengeluaran konsumsi penguatan kinerja konsumsi rumah tangga dapat
mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada menahan perlambatan ekonomi Jawa Tengah lebih
triwulan laporan. Akselerasi pertumbuhan pada dalam di triwulan laporan. Sementara itu, spill over
triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya belanja pemilu terhadap konsumsi rumah tangga di
didorong oleh konsumsi swasta dan konsumsi triwulan I 2019 tidak setinggi perkiraan semula.
pemerintah. Konsumsi swasta mencatatkan perbaikan
karena konsumsi rumah tangga dan konsumsi LNPRT Faktor kestabilan harga mendukung peningkatan
mengalami peningkatan pertumbuhan. kinerja konsumsi masyarakat. Pada triwulan I 2019,
Jawa Tengah mencatatkan inflasi sebesar 1,82% (yoy)
Konsumsi rumah tangga sebagai komponen atau lebih rendah dibanding inflasi triwulan IV 2018
pengeluaran dengan pangsa terbesar tumbuh sebesar 2,82% (yoy). Capaian inflasi triwulan laporan
4,79% (yoy) pada triwulan I 2019, meningkat juga lebih rendah dibanding historis rata-rata inflasi
dibandingkan triwulan IV 2018 yang sebesar 4,71% triwulan I pada tiga tahun terakhir (2016-2018) sebesar
(yoy). Peningkatan ini seiring dengan terkendalinya 3,63% dan masih berada di bawah rentang sasaran
inflasi sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. inflasi tahun 2019 sebesar 3,5%±1%.

6% II III IV I II III IV I II III IV I Penguatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini
5 2019 juga ditunjukkan oleh hasil Survei Tendensi Konsumen
4 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
3 Berdasarkan survei tersebut, kondisi ekonomi rumah
2 tangga di Jawa Tengah mengalami peningkatan
1 dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun tidak
- seoptimis triwulan IV 2018. Perkembangan tersebut
(1) ditunjukkan oleh nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
triwulan I 2019 yang di atas 100, yakni sebesar 104,59.
I

2016 2017 2018

PERTUMBUHAN TRIWULANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

PERKEMBANGAN 13
EKONOMI MAKRO REGIONAL

140 10 %, YOY %, YOY 6 LAPORAN
PEREKONOMIAN
130 8 PROVINSI JAWA TENGAH

120 5
6

110 4
4
100
2

90 -3
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

ITK VOLUME KONSUMSI BARANG/JASA INFLASI PDRB KONSUMSI - SKALA KANAN
PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT KONSUMSI

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.7 Indeks Tendensi Konsumen Grafik 1.8 Perkembangan Inflasi dan Pertumbuhan Konsumsi
Rumah Tangga

Meningkatnya kondisi ekonomi rumah tangga mengurangi simpanannya di bank. Hal tersebut
terutama didorong oleh naiknya volume konsumsi tercermin dari dana pihak ketiga (DPK) rumah tangga di
barang dan jasa dengan indeks sebesar 109,50. perbankan Jawa Tengah pada triwulan laporan yang
Peningkatan volume konsumsi barang dan jasa dari tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
triwulan sebelumnya didorong oleh naiknya konsumsi Pertumbuhan DPK oleh golongan nasabah perorangan
makanan dan non-makanan. Konsumsi non-makanan menunjukkan perlambatan dari 10,27% (yoy) menjadi
yang meningkat di antaranya adalah pakaian, 8,22% (yoy) pada periode laporan. Di sisi lain, penyaluran
pembelian pulsa HP, pendidikan, transportasi, serta kredit konsumsi di Jawa Tengah oleh perbankan tumbuh
perawatan kesehatan dan kecantikan. Namun 6,01% (yoy); melambat dibanding pertumbuhan pada
demikian, hasil survei menunjukkan rumah tangga triwulan IV 2018 sebesar 7,36% (yoy), sehingga hal ini
pesimis terhadap pendapatannya, tercermin dari indeks mengindikasikan bahwa pembiayaan pengeluaran
pendapatan saat ini yang di bawah 100 yaitu sebesar konsumsi masyarakat tidak bersumber dari kredit
99,97. Hal tersebut disebabkan karena pada triwulan perbankan. Berdasarkan jenisnya, melemahnya
ini tidak terdapat penerimaan bonus akhir tahun dan penyaluran kredit konsumsi terutama didorong oleh
jasa produksi seperti halnya triwulan IV 2018 sehingga kredit multiguna lainnya dan Kredit Kepemilikan
masyarakat merasakan penurunan pendapatan. Kendaraan Bermotor (KKB). Kinerja penyaluran KKB
melambat menjadi tumbuh 11,33% (yoy), sedangkan
Kinerja konsumsi yang meningkat juga terindikasi dari penyaluran kredit multiguna lainnya melemah menjadi
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) milik 3,38% (yoy). Sementara itu, kinerja penyaluran Kredit
perseorangan. Masyarakat ditengarai meningkatkan Kepemilikan Rumah (KPR) juga mencatatkan
pengeluaran konsumsinya pada periode laporan dan perlambatan menjadi tumbuh 10,09% (yoy).

16 %, YOY %, YOY 6 25 %, YOY %, YOY 140

14 20 120
100
12 5
15
10 80

10 60

84 5 40

6 20
0

0
-5 -20

43 -10 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

KREDIT KONSUMSI PDRB KONSUMSI - SKALA KANAN DPK PERORANGAN KKB KPR PERALATAN RUMAH TANGGA LAINNYA - SKALA KANAN

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Konsumsi berdasarkan Jenis Konsumsi

Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi, DPK Perorangan, dan
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

14 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN Konsumsi lembaga nonprofit yang melayani Kinerja konsumsi LNPRT diperkirakan akan terus
PEREKONOMIAN rumah tangga (LNPRT) pada triwulan I 2019 berlanjut hingga masa kampanye berakhir pada 13
PROVINSI JAWA TENGAH tumbuh 12,41% (yoy), meningkat dibandingkan April 2019, dan akan mencapai puncaknya pada
pertumbuhan triwulan IV 2018 yang tercatat 9,87% triwulan II 2019. Di samping karena didorong oleh
(yoy). Capaian ini jauh lebih tinggi dibanding historis aktivitas terkait pemilu, peningkatan konsumsi LNPRT
rata-rata pertumbuhan konsumsi LNPRT triwulan I pada di triwulan II 2019 juga didorong didorong oleh
lima tahun terakhir (2014-2018) sebesar 5,88%. meningkatnya belanja lembaga keagamaan pada
Peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan momen hari raya keagamaan.
terutama dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas
lembaga nonprofit, khususnya partai politik dan Meskipun terakselerasi cukup signifikan, komponen ini
organisasi masyarakat dalam rangka pelaksanaan hanya menyumbang 1,20% dari total perekonomian
Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden Jawa Tengah pada triwulan I 2019, sehingga
(Pilpres) tahun 2019. penguatan pertumbuhan komponen ini tidak
memberikan dampak signifikan secara langsung.
Dinamika kegiatan ormas dan partai politik meningkat Namun demikian, perbaikan kinerja komponen ini
pada triwulan I 2019 salah satunya yaitu aktivitas dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap
penyebaran bahan dan alat peraga kampanye, seiring perekonomian.
dengan berlangsungnya masa kampanye calon angota
DPR, DPD, DPRD, serta pasangan calon presiden dan Sama halnya dengan sisi swasta, pengeluaran
wakil presiden. Pada pelaksanaan Pemilu 2019, konsumsi pemerintah juga mengalami penguatan
terdapat peningkatan jumlah calon legislatif (caleg) pada triwulan I 2019. Konsumsi pemerintah tumbuh
dibandingkan dalam Pemilu 2014 di Jawa Tengah, baik 6,04% (yoy), meningkat dibanding triwulan IV 2018
di tingkat DPR dan DPD RI, DPRD Provinsi, hingga DPRD yang tumbuh 3,17% (yoy). Jika dibandingkan rata-rata
Kabupaten/Kota. Jumlah caleg DPR RI bertambah dari pertumbuhan konsumsi pemerintah triwulan I selama
908 orang menjadi 1.046 orang; calon anggota DPD RI tahun 2014-2018 (2,68%), pertumbuhan konsumsi
bertambah dari 32 orang menjadi 40 orang; dan caleg pemerintah pada triwulan I 2019 merupakan capaian
di tingkat DPRD Provinsi bertambah dari 1.033 orang tertinggi di pola musiman triwulan I.
menjadi 1.374 orang.

30 %, YOY 15 % % 80

20 10 60
40
10
5 20

00

- -5 -20
-40
(10)
-10 -60

(20) -15 -80
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) - SKALA KANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.11 Pertumbuhan Konsumsi LNPRT Grafik 1.12 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah

PERKEMBANGAN 15
EKONOMI MAKRO REGIONAL

120 % 50 %, YOY %, YOY 15 LAPORAN
PEREKONOMIAN
100 40 10 PROVINSI JAWA TENGAH
30
80 20 5

60 10 0

40 0 -5
-10
20 -20 -10

0 II III IV I II III IV I II III IV I -30 -15
I 2016 2017 2018 2019 I II III IV I II III IV I II III IV I

REALISASI PENDAPATAN 2016 2017 2018 2019

REALISASI BELANJA GIRO SEKTOR PEMERINTAH PDRB KONSUMSI PEMERINTAH - SKALA KANAN

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.13 Persentase Realisasi Pendapatan dan Belanja Grafik 1.14 Pertumbuhan Giro Pemerintah dan PDRB Konsumsi

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Pemerintah

Meningkatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
pemerintah pada triwulan laporan terutama ditopang 15,40%, seiring dengan realisasi pendapatan daerah
oleh realisasi penyerapan Anggaran Pendapatan dan yang tidak sebaik tahun lalu. Penurunan realisasi
Belanja Negara (APBN) di provinsi Jawa Tengah. belanja APBD tersebut disebabkan oleh belum
Peningkatan tersebut terutama berupa peningkatan optimalnya realisasi belanja pegawai serta belanja
realisasi belanja barang dan jasa seiring dengan barang dan jasa. Selain itu, realisasi belanja hibah juga
pelaksanaan kegiatan pemilu. Lebih lanjut, faktor menurun dibanding periode yang sama tahun lalu.
lainnya yang mendorong kenaikan konsumsi
pemerintah adalah realisasi belanja bantuan sosial Seperti halnya konsumsi LNPRT, sumbangan konsumsi
seiring dengan penyaluran bansos Program Keluarga pemerintah tidak terlalu besar terhadap pertumbuhan
Harapan (PKH) dan penyaluran Bantuan Pangan ekonomi, namun komponen pengeluaran ini
Nontunai (BPNT). Tercatat, jumlah keluarga penerima memberikan dampak secara tidak langsung yang dapat
dan cakupan wilayah juga bertambah di tahun ini, memicu pertumbuhan konsumsi rumah tangga
seiring peningkatan alokasi APBN untuk belanja menjadi lebih tinggi. Sebagai contoh adalah
bansos. pembayaran gaji, hibah, dan bantuan sosial pada
konsumsi pemerintah. Kegiatan tersebut dapat
Bertambahnya realisasi belanja pada triwulan laporan memberikan pendapatan tambahan bagi rumah
tercermin dari penurunan simpanan giro pemerintah tangga dan membantu daya beli masyarakat yang
yang terdapat di perbankan yang berada di Jawa terlibat sehingga berpotensi mendorong pengeluaran
Tengah. Pada triwulan I 2019, simpanan giro konsumsi rumah tangga. Selain itu, belanja konsumsi
pemerintah di perbankan Jawa Tengah tercatat tumbuh barang pemerintah juga berpotensi mendorong kinerja
negatif sebesar -12,38% (yoy), lebih dalam dibanding - UMKM dan korporasi setempat.
4,17% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Penurunan
jumlah dana pemerintah yang berada di perbankan 1.1.1.2. Pengeluaran Investasi
menandakan peningkatan kinerja belanja pemerintah Pada triwulan I 2019, investasi yang tercermin dari
pada periode laporan. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh
sebesar 6,57% (yoy), menguat dibanding triwulan
Pada triwulan I 2019, realisasi belanja Pemerintah lalu yang tumbuh 5,95% (yoy). Kinerja investasi pada
Provinsi Jawa Tengah tercatat 10,63% dari total triwulan laporan tergolong tinggi karena
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pertumbuhannya lebih tinggi dibanding rata-rata
Provinsi Jawa Tengah, lebih rendah dibanding realisasi

16 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN 12 % pembangunan pembangkit listrik Cilacap telah selesai
PEREKONOMIAN dan diresmikan pada Februari 2019.
PROVINSI JAWA TENGAH 10
Seiring dengan perbaikan kinerja investasi, kebutuhan
8 pembiayaan untuk kegiatan investasi masih tergolong
tinggi pada triwulan I 2019. Pertumbuhan kredit yang
6 disalurkan bank umum untuk kegiatan investasi di Jawa
Tengah mengalami kenaikan menjadi 20,21% (yoy),
4 lebih tinggi dari tumbuh 19,23% (yoy) pada triwulan IV
2018. Lebih lanjut, rata-rata tertimbang suku bunga
2 kredit investasi cenderung turun dari 10,28% menjadi
9,99% pada periode laporan.
-
Sementara itu, berdasarkan hasil FGD pertumbuhan
(2) investasi bangunan tidak setinggi triwulan sebelumnya
seiring dengan telah diselesaikannya beberapa proyek
(4) infrastruktur strategis pemerintah di Jawa Tengah.
Beberapa proyek infrastruktur pemerintah telah selesai
(6) pada akhir tahun 2018 atau memasuki tahap finalisasi
pada triwulan laporan seperti Tol Trans Jawa,
(8) pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang,
I II III IV I II III IV I II III IV I pembangkit listrik Cilacap, serta Bendungan Gondang
dan Logung. Hal ini terkonfirmasi dengan
2016 2017 2018 2019 melambatnya realisasi belanja modal dalam APBD
maupun APBN di provinsi Jawa Tengah pada triwulan I
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) 2019. Realisasi belanja modal di Jawa Tengah yang
bersumber dari APBN mencapai 8,62%, sedangkan
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah realisasi belanja pemerintah provinsi Jawa Tengah yang
bersumber dari APBD Provinsi masih relatif rendah pada
Grafik 1.15 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto triwulan laporan yaitu sebesar 0,47% dari total
anggaran. Sementara itu realisasi Dana Alokasi Khusus
pertumbuhan investasi triwulan I selama lima tahun Fisik di Jawa Tengah mencapai 17,06% pada triwulan I
terakhir (2014-2018) yang sebesar 5,51%. Penguatan 2019.
ini diindikasikan bersumber dari perbaikan kinerja
investasi nonbangunan. Pertumbuhan investasi bangunan yang belum terlalu
kuat pada awal tahun juga tercermin dari data
Percepatan pertumbuhan investasi pada triwulan penjualan semen di Jawa Tengah pada triwulan I 2019
laporan terutama dipengaruhi oleh investasi yang mengalami kontraksi -11,11% (yoy), berbalik arah
nonbangunan berupa pembelian barang modal. Hal ini dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh
tercermin dari menguatnya pertumbuhan impor positif sebesar 4,40% (yoy). Meskipun investasi
barang modal. Pada triwulan laporan, impor barang
modal tercatat tumbuh 84,53% (yoy), lebih tinggi
dibanding pertumbuhannya di triwulan IV 2018
sebesar 67,59% (yoy). Impor barang modal khususnya
berupa mesin dan peralatan mekanik masih
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada
triwulan laporan.

Pembelian mesin-mesin tersebut terutama digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
pembangkit listrik. Salah satu proyek pembangkit listrik
di Jawa Tengah yaitu Central Java Power Plant
(CJPP)/PLTU Batang termasuk sebagai salah satu proyek
investasi prioritas (PIP) nasional, dengan nilai investasi
mencapai Rp56,70 triliun. Adapun proyek tersebut saat
ini sedang dalam tahap kontruksi, dengan target
penyelesaian pada tahun 2020. Sampai dengan akhir
triwulan I 2019, progress pembangunan PLTU Batang
diperkirakan mencapai 72% dan rencananya akan
dilakukan uji coba pada April 2019 untuk Unit I dan
September 2019 untuk Unit II. Sementara

PERKEMBANGAN 17
EKONOMI MAKRO REGIONAL

35 %, YOY 40 %, YOY % 14 LAPORAN
30 PEREKONOMIAN
25 30 13 PROVINSI JAWA TENGAH
20
15 20 12
10
10 11
5
0 - 10
-5
-10 (10) 9
-15
II III IV I II III IV I II III IV I (20) 8
I 2016 2017 2018 2019 I II III IV I II III IV I II III IV I

PDRB KONSTRUKSI 2016 2017 2018 2019

PDRB INVESTASI KONSUMSI SEMEN RRT SUKU BUNGA KREDIT INVESTASI - SKALA KANAN KREDIT INVESTASI

Sumber: Kemenperin, Kemendag, BPS Provinsi Jawa Tengah Grafik 1.17 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Suku Bunga Kredit
Investasi
Grafik 1.16 Pertumbuhan PDRB Investasi, PDRB Konstruksi,
dan Konsumsi Semen

bangunan belum terlalu kuat, pemerintah tetap menunjukkan bahwa kegiatan investasi di awal tahun
berkomitmen tinggi dalam pembangunan infrastruktur belum terlalu tinggi. Berdasarkan hasil SKDU, Saldo
strategis, khususnya yang terkait dengan peningkatan Bersih Tertimbang (SBT) realisasi investasi pada triwulan
konektivitas seperti pembangunan double track rel laporan tercatat 1,53%; lebih rendah dibandingkan
kereta api Jawa selatan, kereta api akses Bandara Adi triwulan sebelumnya yang sebesar 13,94%. Hasil survei
Sumarmo, jalan tol Semarang-Demak, Bandara menunjukkan bahwa perlambatan terjadi pada hampir
Jenderal Soedirman, serta jalan tol Yogyakarta-Solo dan seluruh sektor, kecuali sektor keuangan, persewaan
Yogyakarta-Bawen (dalam tahap penyiapan lelang). Di dan jasa perusahaan. Adapun perlambatan investasi
Jawa Tengah, terdapat 26 proyek strategis nasional yang paling dalam terjadi di sektor pertanian,
(PSN) dan proyek investasi prioritas, dengan 8 proyek di bangunan, serta pengangkutan dan komunikasi.
antaranya telah selesai dibangun pada akhir tahun
2018 hingga triwulan I 2019. Adapun progress Hasil tersebut juga tercermin dari hasil kegiatan liaison
pembangunan proyek lainnya bervariasi, mulai dari pada triwulan laporan. Nilai likert scale (LS) realisasi
tahap penyiapan lelang, dalam proses/transaksi lelang, investasi triwulan I 2019 sebesar 0,57 lebih rendah
hingga tahap konstruksi. Penyelesaian proyek dibanding LS triwulan sebelumnya sebesar 0,77. Dari
infrastruktur diyakini dapat semakin meningkatkan hasil kegiatan liaison, pelaku usaha yang menyatakan
konektivitas Jawa Tengah sehingga berdampak positif terdapat peningkatan kegiatan investasi berkurang
dalam menarik minat investasi swasta di Jawa Tengah. menjadi sejumlah 36,51%, sedangkan responden yang
mengkonfirmasi kegiatan investasi pada triwulan
Sementara itu dari sisi swasta, hasil Survei Kegiatan berjalan relatif tetap bertambah jumlahnya menjadi
Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia sebanyak 61,90%, dan terdapat 1,59% responden

20 %, SBT %, YOY 12 %, SBT TRIWULAN IV 2018
6 TRIWULAN I 2019
4
18 2
16 10 0
-2
14 8 -4
12 -6

10 6

8 PERTANIAN
64 PERTAMBANGAN

42 INDUSTRI
2 PENGOLAHAN
LISTRIK,GAS DAN
- II III IV I II III IV I II III 0
I 2016 2017 2018 IV I AIR BERSIH
BANGUNAN
2019 PERDAGANGAN,
HOTEL DAN

RESTORAN
PENGANGKUTAN
DAN KOMUNIKASI

KEUANGAN,
PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN

JASA-JASA

SBT REALISASI INVESTASI (SKDU) PMTB - SKALA KANAN

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Grafik 1.19 Perkembangan SBT Realisasi Investasi Berdasarkan
Sektor Usaha (SKDU)
Grafik 1.18 Perkembangan SBT Realisasi Investasi (SKDU)
dan Pertumbuhan PDRB Investasi

18 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN IV I 1,60
PEREKONOMIAN 2019 1,40
PROVINSI JAWA TENGAH 1,20
NAIK TETAP TURUN 1,00
0,80 II III IV I II III IV I II III IV I
Grafik 1.20 Perkembangan Investasi Pelaku Usaha (Hasil Liaison) 0,60 2016 2017 2018 2019
0,40
0,20
0,00

I

Grafik 1.21 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison)

yang mengurangi investasi pada triwulan laporan. Asing (PMA) di Jawa Tengah terpantau sebesar
Sebagian pelaku usaha menyatakan bahwa iklim USD754,78 juta; tumbuh signifikan 72,62% (yoy),
investasi swasta berpotensi wait and see sampai berbalik arah setelah triwulan IV 2018 tercatat
dengan pelaksanaan pemilihan presiden 2019 berakhir. kontraksi -14,69% (yoy). Peningkatan PMA yang
Pelaku usaha masih melakukan kegiatan investasi, terbesar terutama berasal dari Korea Selatan, yang
namun lebih banyak bersifat investasi rutin meliputi merupakan salah satu negara dengan pangsa PMA
pemeliharaan dan peremajaan mesin rutin, peremajaan terbesar di Jawa Tengah. Selain itu, PMA dari negara
sarana prasarana, serta penggantian ataupun ASEAN seperti Singapura dan Malaysia juga meningkat.
perbaikan peralatan operasional. Akan tetapi, terdapat Sementara itu, nilai penanaman modal dalam negeri
beberapa pelaku usaha di subsektor industri obat pada triwulan laporan sebesar Rp7,84 triliun. Pada
tradisional serta pengolahan tembakau yang tetap triwulan ini, penanaman modal dalam negeri
melakukan kegiatan investasi bernilai relatif besar sejak menunjukkan perbaikan meskipun masih tercatat
awal tahun seperti pembelian mesin dan kontraksi -23,54% (yoy), atau tidak sedalam triwulan
pembangunan gedung untuk fasilitas produksi. sebelumnya yang tumbuh negatif -38,65% (yoy).

Ditinjau berdasarkan asal penanaman modal, 1.1.1.3 Ekspor dan Impor Luar Negeri
peningkatan kinerja investasi triwulan laporan 1.1.1.3.1 Ekspor Luar Negeri
diindikasikan terjadi pada investasi yang berasal dari Pada triwulan I 2019, kinerja ekspor luar negeri
pihak asing. Pertumbuhan investasi dalam negeri juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,45% (yoy).
menunjukkan perbaikan meskipun masih tercatat Pertumbuhan ekspor luar negeri menunjukkan
kontraksi. Pada triwulan I 2019, Penanaman Modal perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 7,12% (yoy) dan berada dalam tren menurun
800 %, YOY sejak paruh akhir 2017. Kinerja ekspor triwulan laporan
juga relatif terbatas jika dibandingkan dengan triwulan
700 yang sama tahun lalu yang mencapai 13,69% (yoy),
serta lebih rendah dari historis rata-rata pertumbuhan
600 triwulan I selama tahun 2014-2018 (8,10%).
Melambatnya ekspor luar negeri menjadi salah satu
500 penyebab deselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa
Tengah di triwulan laporan. Dengan perlambatan ini,
400

300

200

100

0

-100

-200
I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

PMA PMDN

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, diolah

Grafik 1.22 Realisasi Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri

PERKEMBANGAN 19
EKONOMI MAKRO REGIONAL

50 % IV 45,85 20,97 7,08 3,07 4,91 18,13 LAPORAN
40 2018 PEREKONOMIAN
30 % % % % % % PROVINSI JAWA TENGAH
20
10 I 48,76 19,42 5,35 4,20 5,22 17,04
2019
- % % % % % %
(10)
(20) II III IV I II III IV I II III IV I
(30) 2019

I

2016 2017 2018

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) TPT (SITC 26,65,84) MEBEL DAN KAYU OLAHAN (SITC 24,63,82) BAHAN MAKANAN (SITC 0)
KIMIA (SITC 5) PERMESINAN DAN ALAT TRANSPORTASI (SITC 7) LAINNYA

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.23 Pertumbuhan PDRB Ekspor Luar Negeri Grafik 1.24 Komposisi Ekspor Luar Negeri Nonmigas Berdasarkan
Komoditas

kontribusi ekspor luar negeri terhadap pertumbuhan tahun terakhir. Berdasarkan jenis komoditasnya,
ekonomi Jawa Tengah mengalami penurunan. komoditas kayu dan barang dari kayu termasuk
furnitur, komoditas permesinan dan alat transportasi,
Pertumbuhan ekonomi global yang cenderung serta komoditas lain-lain (pangsa 17,04%)
melandai, termasuk negara tujuan ekspor utama Jawa mencatatkan pertumbuhan yang melambat pada
Tengah seperti Amerika Serikat, serta risiko ketegangan triwulan I 2019. Sementara ekspor komoditas TPT,
hubungan dagang antarnegara khususnya Amerika bahan makanan, serta barang kimia masih
Serikat dan Tiongkok, diperkirakan berpengaruh mencatatkan perbaikan pertumbuhan.
terhadap volume perdagangan dunia, yang selanjutnya
menahan kinerja ekspor Jawa Tengah. Sebagai negara Sebagai komoditas ekspor dengan nilai pangsa terbesar
tujuan ekspor utama Jawa Tengah, perekonomian di Jawa Tengah, pertumbuhan ekspor TPT kembali
Amerika Serikat (AS) yang memegang pangsa ekspor menunjukkan perbaikan setelah berada dalam tren
±33% diprakirakan menurun dipicu stimulus fiskal pertumbuhan yang melandai dalam enam triwulan
yang terbatas, pendapatan dan keyakinan pelaku terakhir. Pada triwulan I 2019, ekspor TPT tercatat
ekonomi yang belum kuat, serta permasalahan tumbuh 5,53% (yoy), sedikit meningkat dibanding
struktural pasar tenaga kerja. Lebih lanjut, triwulan sebelumnya (3,31%; yoy). Peningkatan
pertumbuhan negara mitra dagang utama Jawa tersebut terutama berasal dari perbaikan ekspor produk
Tengah lainnya yaitu Eropa dan Tiongkok juga tekstil berupa serat, benang dan kain. Ekspor produk
mengalami perlambatan, sehingga berpotensi tekstil mencatat perbaikan yaitu menjadi tumbuh -
menahan pertumbuhan volume ekspor. 8,04% (yoy), atau tidak sedalam kontraksi pada
triwulan sebelumnya sebesar -17,33% (yoy).
Ekspor luar negeri Jawa Tengah didominasi oleh ekspor Sementara itu, ekspor garmen atau pakaian jadi masih
komoditas tekstil dan produk tekstil atau TPT dengan mencatatkan pertumbuhan positif, namun sedikit
pangsa pada triwulan laporan mencapai 48,76%, serta melandai yaitu dari 12,29% (yoy) pada triwulan IV 2018
kayu dan barang dari kayu dengan pangsa 19,42%. menjadi 11,16% (yoy) pada periode laporan. Ekspor
Selain kedua komoditas tersebut, ekspor bahan komoditas pakaian jadi secara konsisten masih
makanan, ekspor permesinan dan alat transportasi, mencatatkan pertumbuhan positif selama hampir lima
serta ekspor kimia juga turut berperan walaupun tahun terakhir, walaupun terjadi perlambatan di
dengan pangsa masing-masing yang berada di bawah beberapa periode.
10%. Komposisi ini relatif persisten selama beberapa

20 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN 1.200 USD JUTA %, YOY 45 200 JUTA TON % YOY 40
PEREKONOMIAN 40
PROVINSI JAWA TENGAH 1.000 35 30
30
800 25 100 20
20
600 15 10
10
400 II III IV I II III IV I II III 5 - II III IV I II III IV I II III 0
I 2016 0 I 2016 2017 2018
-5 -10
2017 2018 -10
-20
IV I
2019 -30
IV I

2019

NILAI EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN VOLUME EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.25 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT Grafik 1.26 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT

Perbaikan ekspor produk tekstil mampu mendorong karena memberikan kesempatan bagi kontak untuk
kinerja ekspor TPT secara keseluruhan di periode memperdalam pasarnya di AS. Namun demikian,
laporan, meskipun pangsa ekspor produk tekstil tidak ekspor komoditas ini masih menghadapi tantangan
sebesar nilai ekspor pakaian jadi. Ekspor produk tekstil berupa semakin ketatnya persaingan di pasar tekstil,
mengalami peningkatan pada pasar ekspor utama terutama dengan Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan
Jawa Tengah, dengan peningkatan tertinggi terjadi Malaysia. Di sisi hulu, daya saing industri tekstil hulu
untuk ekspor ke Tiongkok, India, dan Jepang, (serat, benang, dan kain) sangat tergantung pada
sementara ekspor produk tekstil ke Korea Selatan yang teknologi permesinan yang digunakan atau lebih
memiliki pangsa cukup besar tercatat mengalami bersifat padat modal, sehingga restrukturisasi/
perlambatan di triwulan laporan. Sementara itu, modernisasi teknologi mesin menjadi faktor utama
perlambatan ekspor komoditas pakaian jadi terutama penentu daya saing ekspor. Sementara di sisi hilir,
disebabkan oleh melambatnya ekspor ke negara industri garmen/pakaian jadi merupakan industri yang
Amerika Serikat, mengingat lebih dari 50% produk bersifat padat karya sehingga biaya produksi dan harga
pakaian jadi dari Jawa Tengah ditujukan ke negara jual lebih bergantung pada upah tenaga kerja.
tersebut. Selain AS, perlambatan ekspor komoditas ini
terjadi untuk negara tujuan Korea Selatan dan kawasan Komoditas kayu dan barang dari kayu, termasuk
ASEAN, sedangkan ekspor garmen untuk Jepang yang furnitur, yang merupakan komoditas ekspor dengan
merupakan negara tujuan dengan pangsa terbesar pangsa terbesar kedua dari Jawa Tengah menunjukkan
kedua, serta Tiongkok masih tercatat meningkat. pertumbuhan yang melambat pada triwulan I 2019.
Secara nilai, ekspor komoditas tersebut mencatatkan
Hasil liaison Bank Indonesia menunjukkan bahwa kontraksi sebesar -3,69% (yoy), lebih rendah dibanding
secara umum ekspor komoditas TPT oleh pelaku pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,71%
industri di Jawa Tengah cukup kuat. Salah satu strategi (yoy). Perlambatan pertumbuhan terjadi pada seluruh
yang dilakukan adalah dengan melakukan perluasan subkomoditas, mulai dari ekspor kayu dan olahan kayu,
pabrik ke daerah yang memiliki Upah Minimum serta ekspor furnitur/mebel. Secara nilai, ekspor
Kabupaten/Kota relatif rendah. Dengan efisiensi biaya komoditas kayu dan olahan kayu mencatatkan
tenaga kerja tersebut, pelaku industri dapat kontraksi lebih dalam pada triwulan laporan menjadi
meningkatkan daya saing industri dari sisi biaya. Pelaku -9,39% (yoy), kontraksi lebih besar dibanding triwulan
usaha di Jawa Tengah juga mampu memanfaatkan sebelumnya yang sebesar -0,19% (yoy). Sementara
peluang dari perang dagang antara AS dan Tiongkok, ekspor komoditas mebel masih tercatat tumbuh positif

PERKEMBANGAN 21
EKONOMI MAKRO REGIONAL

500 USD JUTA %,YOY 20 360 JUTA TON %,YOY 40 LAPORAN
PEREKONOMIAN
10 330 30 PROVINSI JAWA TENGAH
400
300 20
0 270

300 10
-10 240

0
210

180 -10

200 -20 150 -20
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

NILAI EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN VOLUME EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.28 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kayu Grafik 1.29 Pertumbuhan Volume Ekspor Kayu

meskipun melambat, yaitu menjadi tumbuh 4,77% terampil dan pemenuhan bahan baku, serta aspek
(yoy) pada triwulan I 2019, lebih rendah dari triwulan IV regulasi terkait sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas
2018 (10,39%; yoy). Kinerja ekspor mebel tetap Kayu (SVLK).
mencatatkan pertumbuhan positif secara berturut-
turut dalam tujuh triwulan terakhir. Meskipun Secara keseluruhan, mitra dagang utama Jawa Tengah
pertumbuhannya melambat, hal ini mengindikasikan untuk ekspor nonmigas masih belum mengalami
adanya perbaikan setelah hampir selalu tercatat perubahan signifikan dibandingkan periode
tumbuh negatif sejak pertengahan tahun 2015. sebelumnya, yaitu Amerika Serikat dan Eropa, dengan
pangsa masing-masing 32,97% dan 16,89%. Setelah
Ditinjau lebih jauh, ekspor komoditas kayu, olahan kedua mitra tersebut, ekspor dengan negara-negara
kayu, serta mebel terutama ditujukan untuk negara- tujuan ke Asia juga memegang peran cukup besar, yaitu
negara di kawasan Eropa (26,15%); Amerika Serikat Jepang (12,23%), Tiongkok (8,06%), dan ASEAN
(23,68%); Jepang (9,55%); Tiongkok (9,17%); serta (5,83%). Pada triwulan laporan, perlambatan kinerja
ASEAN (6,41%). Pada triwulan I 2019, perlambatan ekspor terjadi pada negara mitra dagang utama Jawa
ekspor komoditas ini yang terbesar terjadi untuk negara Tengah yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan ASEAN.
tujuan Amerika Serikat, ASEAN, serta kawasan Eropa; Sementara, ekspor ke negara Tiongkok dan Eropa
sedangkan ekspor ke Tiongkok dan Korea Selatan mengalami penguatan pada triwulan I 2019.
masih menunjukkan perbaikan.
Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat yang merupakan
Berdasarkan hasil liaison, beberapa tantangan dalam negara tujuan dengan pangsa terbesar masih tercatat
ekspor komoditas kayu dan barang dari kayu di tumbuh dua digit pada triwulan laporan meskipun
antaranya yaitu persaingan yang semakin ketat dengan melambat menjadi sebesar 12,73% (yoy), dari
negara pesaing yang memiliki kapasitas produksi masal pertumbuhan triwulan IV 2018 (15,63%; yoy).
seperti Vietnam dan Tiongkok. Kedua negara tersebut Pertumbuhan ekspor nonmigas ke Jepang juga tumbuh
mampu menawarkan produk dengan harga yang lebih melambat menjadi sebesar 5,09% (yoy), dari triwulan
murah, karena memperoleh dukungan pemerintah di IV 2018 sebesar 6,90% (yoy). Sementara itu, ekspor
negaranya, seperti dalam aspek UMK, energi, regulasi, nonmigas ke negara-negara di kawasan ASEAN
bahan baku, maupun pembiayaan. Di samping itu, mencatatkan kontraksi yang lebih dalam sebesar
industri ini juga menghadapi tantangan terkait faktor -10,91% (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar
input produksi seperti ketersediaan tenaga kerja -10,36% (yoy). Namun demikian, ekspor nonmigas

22 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN 50 %, YOY
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH 40

IV 31,04 6,51 12,33 7,87 15,87 26,39 30
2018
% % % % % % 20

10

0

-10

-20

I 32,97 5,83 12,23 8,06 16,89 24,02 -30
2019
% % % % % % -40
I
II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2019

AS ASEAN JEPANG TIONGKOK EROPA LAINNYA AS TIONGKOK EROPA JEPANG ASEAN

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.29 Struktur Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Grafik 1.30 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan

Jawa Tengah ke T iongkok dan Eropa masih berpengaruh positif terhadap laju pertumbuhan
menunjukkan perbaikan menjadi tumbuh masing- ekonomi Jawa Tengah. Namun demikian, penurunan
masing sebesar 16,42% (yoy) dan 8,95% (yoy), lebih impor khususnya komoditas migas berdampak pada
tinggi dari triwulan IV 2018 sebesar -12,98% (yoy) dan terbatasnya bahan baku industri yang memberikan nilai
6,69% (yoy). tambah lebih besar bagi perekonomian Jawa Tengah.
Dengan demikian, penurunan impor luar negeri turut
Pengaruh ketidakpastian perekonomian dan keuangan berperan terhadap melambatnya perekonomian Jawa
global, termasuk eskalasi perang dagang AS dan Tengah secara keseluruhan pada triwulan I 2019.
Tiongkok, berpotensi mendorong perlambatan volume
perdagangan dunia dan harga komoditas, yang Pada triwulan laporan, melambatnya pertumbuhan
selanjutnya memberikan tantangan terhadap kinerja impor luar negeri terutama didorong oleh kontraksi
ekspor Jawa Tengah. Sementara dari sisi jasa, pada impor migas, sedangkan impor komoditas
perlambatan ekspor jasa salah satunya ditengarai nonmigas masih tercatat tumbuh positif meski
terpengaruh oleh penutupan rute penerbangan melambat. Impor migas Jawa Tengah pada triwulan
internasional dari/ke Kuala Lumpur di Bandar Udara Adi laporan mencatatkan pangsa sebesar 28,42% dari total
Sumarmo sejak Februari 2018. Di samping itu, faktor impor Jawa Tengah, sedangkan pangsa impor
melemahnya perekonomian global juga berpengaruh komoditas nonmigas yaitu 71,58%.
terhadap turunnya permintaan dari negara-negara lain
untuk kebutuhan rekreasi di Jawa Tengah. Impor luar negeri Jawa Tengah untuk komoditas migas
mengalami penurunan yang signifikan secara nominal
1.1.1.3.2. Impor Luar Negeri pada triwulan I 2019. Pada periode laporan, impor
K i n e r j a i m p o r l u a r n e g e r i J a w a Te n g a h
menunjukkan perlambatan yang signifikan pada 60 %
triwulan I 2019. Pada periode laporan, impor luar 50
negeri Jawa Tengah tercatat tumbuh sebesar 6,12%
(yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya 40
yang masih tercatat double digit sebesar 21,73% (yoy).
Perlambatan impor ini utamanya disebabkan oleh 30
kontraksi pada impor migas. Sebagai komponen
pengurang PDRB, perlambatan impor luar negeri 20

10

-

(10)

(20)

(30)
I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.31 Pertumbuhan PDRB Impor Luar Negeri

PERKEMBANGAN 23
EKONOMI MAKRO REGIONAL

migas tercatat kontraksi -32,48% (yoy), kembali turun penurunan harga minyak dunia yang masih berlanjut LAPORAN
setelah di triwulan IV 2018 mencatatkan perlambatan hingga awal triwulan I 2019. Harga minyak dunia PEREKONOMIAN
meski masih tumbuh positif sebesar 2,06% (yoy). bergerak naik sejak triwulan akhir 2017 dan mencapai PROVINSI JAWA TENGAH
Penurunan impor migas ini diprakirakan dipengaruhi puncak di triwulan III 2018 sampai dengan awal
oleh kebijakan pengendalian impor migas dalam Oktober 2018. Namun, harga minyak dunia mulai
rangka upaya perbaikan current account deficit. menurun sejak minggu IV Oktober 2018 akibat
Kebijakan pembatasan impor tersebut dimulai sejak pelonggaran sanksi AS terhadap Iran. Penurunan harga
akhir tahun 2018 dengan mengimplementasikan minyak tersebut berlanjut hingga minggu I Februari
penggunaan campuran biodiesel 20% (B20). Impor 2019. Rata-rata harga minyak WTI dan Minas masing-
komoditas migas memiliki peran signifikan terhadap masing turun menjadi USD54,87 dan USD58,58 per
total impor Jawa Tengah dan kinerja industri barel, dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
pengilangan migas sebagai subsektor industri terbesar USD59,32 dan USD69,36 per barel.
ketiga di Jawa Tengah. Hal tersebut dikarenakan
industri pengilangan minyak di Cilacap merupakan Meskipun tidak sampai mencatatkan kontraksi, impor
salah satu kilang minyak terbesar di Indonesia dengan komoditas nonmigas juga mencatatkan perlambatan
kapasitas produksi 348.000 barel/hari, sehingga pertumbuhan pada triwulan laporan, sehingga
memiliki peran sentral dalam pemenuhan kebutuhan menahan laju pertumbuhan impor luar negeri secara
bahan baku nasional. Unit pengolahan ini bernilai keseluruhan. Pada triwulan I 2019, impor nonmigas
strategis karena memasok 33,3% kebutuhan BBM Jawa Tengah tercatat tumbuh 19,42% (yoy), lebih
nasional, atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh
Pembatasan impor migas berdampak terhadap 26,29% (yoy). Impor komoditas nonmigas Jawa Tengah
berkurangnya bahan baku industri pengilangan migas dapat dikatakan cukup produktif. Impor tersebut
di Jawa Tengah, sehingga ekspor migas Jateng ke utamanya ditujukan untuk kegiatan produktif, yaitu
daerah lain diperkirakan menurun. Hal tersebut bahan baku dengan pangsa mencapai 53,71% dari
selanjutnya berperan terhadap perlambatan total impor nonmigas Jawa Tengah, dan impor barang
p e r t u m b u h a n e k o n o m i J a w a Te n g a h s e c a r a modal dengan pangsa 37,25%. Sementara itu, impor
keseluruhan. barang konsumsi memiliki pangsa 9,04%. Komposisi
ini tidak banyak berubah dari periode sebelumnya,
Dari sisi nilai, pelemahan pertumbuhan impor migas meskipun terdapat peningkatan pangsa impor barang
secara nominal juga dapat dipengaruhi oleh tren modal sehingga lebih tinggi dibanding rata-rata pangsa

4,500 USD JUTA 100 %, YOY
4,000
3,500 I II III 80
3,000 2016
2,500 60
2,000
1,500 40
1,000
20
500
0 0

-20

-40

IV I II III IV I II III IV I -60 II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 I 2016 2017 2018 2019

MIGAS NONMIGAS NONMIGAS MIGAS TOTAL

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.32 Perkembangan Impor Jawa Tengah Grafik 1.33 Pertumbuhan Impor Migas dan Nonmigas Jawa Tengah

24 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN 3.000 USD JUTA
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH IV 57,61 33,25 9,14 2.500
2018
% % % 2.000

1.500

1.000

I 53,71 37,25 9,04 500
2019
% % % -
I
II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2019

BAHAN BAKU BARANG MODAL BARANG KONSUMSI BAHAN BAKU BARANG MODAL BARANG KONSUMSI

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.34 Struktur Impor Nonmigas Jawa Tengah Grafik 1.35 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan Jenis Pengeluaran Berdasarkan Jenis Pengeluaran

historis tahun 2016-2018 (21,95%), seiring dengan Selanjutnya, impor barang konsumsi yang memiliki
meningkatnya kegiatan investasi nonbangunan berupa pangsa terkecil terhadap total impor Jawa Tengah,
pembelian barang modal. tercatat mengalami kontraksi lebih dalam. Pada
triwulan laporan, impor barang konsumsi tercatat
Secara nilai, melambatnya pertumbuhan impor kontraksi -27,31% (yoy), lebih dalam dari triwulan IV
nonmigas triwulan laporan terutama didorong oleh yang tumbuh negatif -21,40% (yoy). Pertumbuhan
pelemahan impor bahan baku dan kontraksi impor negatif tersebut cukup dalam dibanding rata-rata
barang konsumsi, sedangkan impor barang modal pertumbuhan triwulan I selama lima tahun terakhir
tercatat tumbuh lebih tinggi. Impor bahan baku yang (2014-2018) yang sebesar 26,72%. Penurunan impor
memiliki pangsa terbesar dari total impor luar negeri barang konsumsi dipengaruhi oleh turunnya impor baik
menunjukkan pertumbuhan yang melandai. Impor berupa produk tidak tahan lama, semi-tahan lama,
bahan baku tumbuh melambat secara signifikan maupun tahan lama seperti komoditas alas kaki,
menjadi 5,55% (yoy) pada triwulan laporan, dari pakaian jadi, dan mebel; serta impor bahan makanan-
21,32% (yoy) pada triwulan IV 2018. Kinerja lapangan minuman untuk konsumsi rumah tangga. Penurunan
usaha industri pengolahan serta kinerja ekspor yang impor barang konsumsi triwulan laporan diperkirakan
melambat di Jawa Tengah menyebabkan permintaan dipengaruhi oleh implementasi kebijakan
akan impor bahan baku melemah. Impor bahan baku pengendalian impor melalui kenaikan tarif pajak
terutama mencatatkan pelemahan untuk komoditas penghasilan (PPh) 22 impor atas 1.147 barang
bahan makanan-minuman setengah jadi untuk konsumsi. Adapun 1.147 komoditas barang konsumsi
keperluan industri. Jika ditelusuri lebih lanjut, impor yang tarifnya naik terbagi dalam tiga kelompok, yaitu
bahan makanan yang mengalami perlambatan, di bahan jadi sebanyak 719 komoditas, barang konsumsi
antaranya hewan ternak hidup; ikan; gula dan gula sebanyak 218 komoditas, dan barang mewah sebanyak
rafinasi; kopi, teh, kokoa, dan rempah-rempah; 210 komoditas.
sedangkan pertumbuhan impor produk olahan susu
dan telur, serta gandum dan olahannya masih tercatat Sementara itu, impor barang modal yang memiliki
meningkat. Sementara itu, komoditas barang mentah pangsa terbesar kedua masih mencatatkan
dan setengah jadi untuk industri juga menunjukkan peningkatan dan tergolong tumbuh signifikan sebesar
perlambatan pertumbuhan, seperti produk tekstil; 84,53% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya
kimia dan plastik; serta logam. yang tumbuh 67,59% (yoy). Peningkatan impor
tersebut terutama dalam bentuk perlengkapan

PERKEMBANGAN 25
EKONOMI MAKRO REGIONAL

150 %, YOY 190 %, YOY LAPORAN
PEREKONOMIAN
100 140 PROVINSI JAWA TENGAH

50 90

0 40

-50 -10

-100 -60
I
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

BARANG MODAL BAHAN BAKU BARANG KONSUMSI TPT (SITC 26,65,84) BAHAN MAKANAN (SITC 0) MESIN DAN ALAT TRANSPORTASI (SITC 7)

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.36 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan Grafik 1.37 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Komoditas

3,000 USD JUTA

IV 6,47 10,40 44,66 5,40 7,29 25,78 2,500
2018
% % % % % %

2,000

1,500

1,000

I 5,39 9,31 42,33 4,06 8,56 30,35 500
2019
% % % % % %

- II III IV I II III IV I II III IV I
I 2016 ASEAN 2017 2018 2019

AS ASEAN TIONGKOK EROPA JEPANG LAINNYA AMERIKA SERIKAT TIONGKOK EROPA JEPANG

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.38 Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah Grafik 1.39 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan Negara Asal

pengangkutan untuk keperluan industri dan kendaraan, Secara keseluruhan, impor nonmigas Jawa Tengah
serta barang modal selain perlengkapan transportasi. terutama berasal dari Tiongkok dengan pangsa
Hal tersebut juga tercermin dari menguatnya impor 42,33%. Selain Tiongkok, negara asal impor utama
komoditas mesin dan alat transportasi yang tumbuh lainnya yaitu ASEAN (9,31%), Jepang (8,56%),
72,52% (yoy) pada periode laporan, lebih tinggi Amerika Serikat (5,39%), dan Eropa (4,06%). Mitra
dibanding triwulan IV 2018 (52,68%; yoy). Berdasarkan dagang utama ini tidak banyak berubah sepanjang
komoditasnya, impor permesinan yang meningkat waktu. Pada periode laporan, melambatnya
terutama berupa mesin industri khusus. Penguatan pertumbuhan impor luar negeri terutama bersumber
impor barang modal ini sejalan dengan perbaikan dari Tiongkok, ASEAN, dan kawasan Eropa. Sementara
kinerja investasi pada triwulan laporan, khususnya itu, impor dari Jepang dan Amerika Serikat mengalami
berupa investasi nonbangunan. peningkatan pada triwulan laporan.

300 %, YOY 1.1.1.4. Net Ekspor Antardaerah
Pada triwulan laporan net ekspor antardaerah
250 tumbuh 5,74% (yoy), melambat dari triwulan IV
2018 yang mengalami pertumbuhan tinggi
200 sebesar 137,59% (yoy). Perlambatan net ekspor
antardaerah menyebabkan kontribusi komponen ini
150 turun relatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Jawa Tengah dibandingkan dengan sumbangan
100 pertumbuhan di triwulan lalu. Perlambatan tersebut

50

-

(50)

(100) IV I
I II III IV I II III IV I II III 2019

2016 2017 2018

AMERIKA SERIKAT ASEAN TIONGKOK EROPA JEPANG

Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.40 Pertumbuhan Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan
Negara Asal

26 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN diindikasikan berasal dari melemahnya ekspor Tengah merupakan salah satu lumbung pangan
PEREKONOMIAN antardaerah yang lebih tajam dibanding perlambatan nasional sehingga pengaruh komoditas bahan
PROVINSI JAWA TENGAH impor antardaerah. makanan dalam ekspor antardaerah cukup signifikan.
Kinerja lapangan usaha pertanian yang tumbuh di
Pelemahan ekspor antardaerah terindikasi dari bawah ekspektasi akibat pergeseran musim panen,
penurunan arus muat barang komoditas migas dan berdampak terhadap ekspor komoditas bahan
nonmigas dari pelabuhan Jawa Tengah yang ditujukan makanan ke luar provinsi cenderung melambat.
untuk perdagangan dalam negeri dibandingkan
triwulan sebelumnya. Ekspor migas antardaerah yang Sementara itu, impor antardaerah Jawa Tengah juga
tercermin dari data arus muat komoditas migas terpantau tumbuh melambat, meskipun tidak sedalam
menunjukkan kontraksi lebih dalam menjadi -39,64% penurunan ekspor antar daerah. Perlambatan tersebut
(yoy) pada triwulan I 2019, dari triwulan sebelumnya terutama disebabkan oleh turunnya impor migas
sebesar -26,33% (yoy). Kebijakan pengendalian impor antardaerah yang tercermin dari pertumbuhan jumlah
migas berdampak terhadap berkurangnya bahan baku bongkar komoditas migas di pelabuhan Jawa Tengah
industri pengilangan migas, yang merupakan subsektor yang cenderung lebih rendah dari triwulan lalu.
industri dengan pangsa terbesar ketiga di Jawa Tengah. Perlambatan tersebut ditengarai disebabkan oleh
Industri pengilangan minyak di Cilacap, Jawa Tengah industri pengilangan migas yang berhenti beroperasi
merupakan salah satu kilang minyak terbesar di sementara karena terbatasnya bahan baku impor. Di sisi
Indonesia yang memiliki peran sentral dalam lain, impor antarderah untuk komoditas nonmigas
pemenuhan kebutuhan bahan baku minyak (BBM) justru menunjukkan peningkatan. Hal tersebut
nasional. Dengan demikian, berkurangnya aktivitas tercermin dari naiknya jumlah bongkar barang
produksi di industri tersebut berdampak pada turunnya komoditas nonmigas di pelabuhan Jawa Tengah yang
output industri yang selanjutnya diekspor ke daerah berasal dari perdagangan antarpulau (72,89%; yoy),
lain, sehingga ekspor migas antardaerah yang berasal lebih tinggi dibanding jumlah bongkar triwulan
dari Jawa Tengah tercatat menurun. sebelumnya yang tumbuh 3,67% (yoy). Peningkatan
impor antardaerah untuk komoditas nonmigas
Selanjutnya, ekspor nonmigas antardaerah yang didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat
tercermin dari data arus muat barang komoditas seiring dengan terakselerasinya kinerja konsumsi
nonmigas dari pelabuhan Jawa Tengah juga tercatat rumah tangga. Permintaan dari dalam provinsi sendiri
mengalami kontraksi lebih dalam. Data muat ditengarai cukup kuat, yang diindikasikan oleh
komoditas nonmigas dari pelabuhan Jawa Tengah
tercatat tumbuh -28,71% (yoy), atau lebih dalam 750 %
dibanding kontraksi triwulan IV 2018 (-26,63%; yoy). 650 I
Kinerja ekspor komoditas nonmigas Jawa Tengah ke 550
daerah lain diindikasikan menurun, sejalan dengan 450
kinerja lapangan usaha pertanian dan industri 350
pengolahan yang tumbuh lebih lambat sehingga 250
berpengaruh terhadap ekspor produk pertanian dan 150
barang hasil produksi ke luar provinsi. Provinsi Jawa
50
-50
-150

II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.41 Pertumbuhan PDRB Net Ekspor Antardaerah

PERKEMBANGAN 27
EKONOMI MAKRO REGIONAL

peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga Pada triwulan I 2019, kinerja lapangan usaha dengan LAPORAN
Jawa Tengah dari 4,71% (yoy) menjadi 4,79% (yoy) pangsa terbesar di Jawa Tengah yaitu industri PEREKONOMIAN
pada periode laporan. Namun di sisi lain, permintaan pengolahan mengalami perlambatan pertumbuhan, PROVINSI JAWA TENGAH
tersebut tidak mampu dipenuhi dari Jawa Tengah sehingga menyebabkan melambatnya laju
sendiri, seiring dengan perlambatan kinerja dan p e r t u m b u h a n e k o n o m i J a w a Te n g a h s e c a r a
kapasitas industri pengolahan pada triwulan laporan, keseluruhan. Lebih lanjut, lapangan usaha pertanian,
sehingga impor dari daerah lain meningkat. kehutanan, dan perikanan; serta perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, juga
1.1.2. Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah
Perekonomian Jawa Tengah masih bersumber dari dibanding triwulan IV 2018. Sementara itu, terdapat
tiga lapangan usaha utama, yaitu industri beberapa lapangan usaha yang mencatatkan
pengolahan (34,20%); pertanian, kehutanan dan perbaikan pertumbuhan di triwulan laporan seperti
perikanan (14,12%); serta perdagangan besar-eceran lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan
dan reparasi mobil-sepeda motor (13,52%). Komposisi minum; informasi dan komunikasi; serta konstruksi,
ini tidak banyak mengalami perubahan dari periode sehingga dapat menahan perlambatan ekonomi lebih
sebelumnya. dalam.

Tabel 1.5 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar)

LAPANGAN USAHA 2017* 2018** 2018** 2019**
I
A PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN 168.535 I II III IV 178.076
B PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 30.062 32.903 46.299
C INDUSTRI PENGOLAHAN 44.335 44.779 50.842 38.120 8.291
D PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 406.034 7.801 8.487 437.715
E PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 1.128 8.311 8.304 1.225 112.165
F KONSTRUKSI 707 105.405 112.406 744 312
G PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 298 109.560 110.345 321 194
H TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 122.937 185 187 136.154
I PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 158.582 298 307 171.377 34.930
J INFORMASI DAN KOMUNIKASI 31.759 36.001 44.334
K JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 36.449 41.049 186 186 43.991 39.593 10.418
L REAL ESTATE 36.205 10.414 39.507 11.050
M,N JASA PERUSAHAAN 39.126 9.301 33.028 35.365 10.132 43.964 11.993
O ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB 34.965 9.739 11.564 37.488
P JASA PENDIDIKAN 19.837 10.498 42.817 43.521 21.450 9.635
Q JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 9.179 9.599 5.580
R,S,T,U JASA LAINNYA 4.465 5.272 9.903 9.976 5.474 5.022 1.354
33.086 1.209 1.289 34.940 8.516
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 51.741 8.336 9.775 9.861 9.292 57.041 14.668
*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara 10.259 13.366 14.927 11.301 2.947
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 18.283 2.674 10.816 11.085 3.002 20.201 5.316
1.172.400 4.785 5.237 1.268.701 328.003
305.190 9.326 9.384 320.442

5.312 5.393

1.280 1.243

8.758 8.554

14.037 14.712

2.766 2.860

5.052 5.127

316.003 327.066

28 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN Tabel 1.6 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar)
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH LAPANGAN USAHA 2017* 2018** 2018** 2019**
I
118.265 I II III IV 121.370
20.373 20.873 31.014
A PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN 30.418 31.012 34.265 25.675 5.234
B PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 308.770 5.023 5.335 322.204
C INDUSTRI PENGOLAHAN 977 5.296 5.219 1.029 81.365
D PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 628 78.528 81.874 659 262
E PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 246 81.004 80.798 270 168
F KONSTRUKSI 92.762 164 166 98.394
G PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 129.302 253 259 136.673 24.587
H TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 23.353 25.521 34.978
I PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 29.867 32.876 165 165 34.916 32.121
J INFORMASI DAN KOMUNIKASI 28.350 30.667 8.371
K JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 40.486 7.615 24.069 25.451 8.378 45.501 8.536
L REAL ESTATE 24.750 7.584 7.840 25.636 12.320
M,N JASA PERUSAHAAN 16.857 10.989 34.235 34.646 11.874 17.798 6.510
O ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB 6.343 6.497 4.583
P JASA PENDIDIKAN 3.297 4.396 8.049 8.079 4.522 3.609
Q JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 23.305 24.338 959
R,S,T,U JASA LAINNYA 33.675 882 7.598 7.646 918 36.286 5.974
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.851 6.545 9.201
7.526 8.573 11.210 11.429 9.406 8.188 2.121
14.562 1.946 2.163 15.937 4.167
893.750 3.800 6.410 6.385 4.118 941.283 240.348
228.588 236.018
4.416 4.463

920 890

5.976 5.966

8.973 9.335

2.009 2.070

3.985 4.035

235.578 241.099

Tabel 1.7 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah berdasarkan ADHK menurut Lapangan Usaha (%, YOY)

LAPANGAN USAHA 2017* 2018** 2018** 2019**
I
A PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN 1,66 I II III IV 2,63
B PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5,19 2,45 1,96
C INDUSTRI PENGOLAHAN 4,33 0,69 4,30 3,26 2,13 4,35 4,19
D PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 5,22 1,85 0,24 5,36 3,61
E PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 6,51 4,77 5,69 2,17 4,31 4,88 6,21
F KONSTRUKSI 7,13 4,11 6,25 6,07 2,58
G PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 6,01 7,11 4,35 3,98 2,74 5,70 5,28
H TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 6,30 6,56 4,85 7,55 6,39
I PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 6,45 5,16 5,16 5,85 6,47 8,17 9,92
J INFORMASI DAN KOMUNIKASI 13,27 4,90 10,07 12,39 12,55
K JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 5,17 10,24 5,76 4,05 6,95 3,58 12,12
L REAL ESTATE 6,48 17,19 9,53 5,58 2,63
M,N JASA PERUSAHAAN 8,72 6,37 5,34 7,57 2,73 9,48 4,24
O ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB 2,57 6,72 4,69 4,43 8,73
P JASA PENDIDIKAN 6,97 11,14 5,34 5,81 6,47 7,76 2,10
Q JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 8,60 4,08 6,62 8,80 7,32
R,S,T,U JASA LAINNYA 8,98 7,08 8,62 6,50 9,75 9,45 8,98
5,26 8,82 11,49 5,32 9,65
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 9,22 8,29 7,32 9,71 5,14
*Angka Sementara **Angka Sangat Sementara 5,37 5,28
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 11,83 11,56

3,61 1,75

5,69 5,26

11,04 9,48

4,27 2,62

6,26 7,87

5,99 8,84

9,93 8,92

5,43 5,21

1.1.2.1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Maret 2019, namun pada periode ini bergeser hingga
Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan awal triwulan II (April 2019). Lebih lanjut, curah hujan
perikanan tumbuh 1,96% (yoy), melambat dari tinggi yang terjadi pada pertengahan Maret-April 2019
triwulan IV 2018 yang tercatat tumbuh 2,13% juga ditengarai berpengaruh terhadap kualitas produk
(yoy). Kinerja lapangan usaha pertanian yang tumbuh pertanian karena jatuh pada saat periode panen.
melambat pada triwulan laporan terutama dipengaruhi Namun demikian, panen yang terjadi pada komoditas
oleh subsektor tanaman pangan. Berdasarkan hasil semusim seperti sayuran dan bawang dapat menahan
FGD, perlambatan pertumbuhan di triwulan I 2019 perlambatan lapangan usaha ini lebih dalam. Adanya
disebabkan oleh pergeseran masa panen komoditas panen raya komoditas hortikultura di beberapa daerah
tanaman pangan dari yang seharusnya selesai pada

PERKEMBANGAN 29
EKONOMI MAKRO REGIONAL

40 % 900.000 HEKTAR LAPORAN
30 PEREKONOMIAN
20 800.000 PROVINSI JAWA TENGAH
10
700.000
-
(10) 600.000
(20)
(30) 500.000
(40)
400.000
I
300.000

200.000

100.000

II III IV I II III IV I II III IV I 0 II III IV I II III IV I II III IV I*
2019 I 2016 2017 2018 2019
2016 2017 2018

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ)

LUAS TANAM LUAS PANEN

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Sumber: Dinas Pertanian TPH Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.42 Pertumbuhan PDRB Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Grafik 1.43 Perkembangan Luas Tanam dan Panen Padi di Jawa Tengah

sentra seperti cabai di Banjarnegara, Cilacap, Klaten. Namun demikian, tingginya curah hujan yang
Banyumas; serta bawang merah di Brebes pada Januari- masih berlangsung hingga bulan April berisiko
Februari 2019; mampu menahan perlambatan kinerja menyebabkan kualitas produksi beras menurun,
pertanian di triwulan I 2019. sehingga menahan kinerja lapangan usaha pertanian.

Berdasarkan monitoring BMKG, mundurnya awal Pada triwulan laporan, hasil panen komoditas padi
musim hujan sebagai pengaruh fenomena El Nino yang merupakan komoditas pertanian utama Jawa
tingkat Lemah – Moderat pada Oktober 2018 hingga Tengah mengalami penurunan. Luas panen padi pada
Februari 2019, menyebabkan mundurnya awal musim triwulan I 2019 diperkirakan tumbuh -11,21% (yoy)
tanam padi periode akhir tahun (MT III 2018). atau sekitar 631,7 ribu hektar, turun dibandingkan
Fenomena musim kemarau yang berlangsung lebih pertumbuhan luas panen triwulan sebelumnya yang
panjang pada akhir tahun lalu berpengaruh terhadap diperkirakan 0,49% (yoy). Berkurangnya luas panen
mundurnya musim tanam, sehingga musim panen padi berdampak terhadap angka produksi padi yang
juga mundur menjadi berlangsung di akhir triwulan I diperkirakan juga menurun menjadi tumbuh -9,40%
2019 hingga awal triwulan II 2019. Pergeseran masa (yoy) atau mencapai ± 3,8 juta ton GKG, turun lebih
panen padi menjadi berlangsung hingga triwulan II tajam dibanding pada triwulan IV 2018 sebesar -6,41%
(April 2019) menyebabkan kinerja lapangan usaha (yoy). Tekanan harga beras mulai menunjukkan
pertanian tumbuh melambat pada triwulan laporan. penurunan seiring dengan masuknya masa panen,
Kegiatan panen berlangsung di beberapa daerah sentra meskipun relatif mundur dari pola musimannya.
sejak Februari s.d. April 2019, antara lain Blora, Namun demikian, belum banyaknya realisasi produksi
Purworejo, Grobogan, Pati, Brebes, Kebumen, dan beras pada bulan Maret 2019 sebagai dampak

60 %, YOY 5,000 RIBU TON %, YOY 50

50 40
30
40 4,000

30

20 3,000 20
2,000 10
10 0

-

(10) -10
-20
(20) 1,000

(30) - -30
I II III IV I II III IV I II III IV I* I II III IV I II III IV I II III IV I*

2016 2017 2018 2019

2016 2017 2018 2019

PRODUKSI PADI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI - SKALA KANAN

Grafik 1.44 Pertumbuhan Luas Tanam dan Luas Panen Padi di Jawa Tengah Sumber: Dinas Pertanian TPH Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.45 Perkembangan Hasil Panen Padi di Jawa Tengah

30 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN 12 %,YOY % 12 40 %, YOY % 14
PEREKONOMIAN 12
PROVINSI JAWA TENGAH 10 10 35 I 10
2019 8
8 8 30 6
4
6 25 2
0
4 6

2 4 20

0 2 15

-2 10

-4 0 5

-6 -2 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) SBT KEGIATAN USAHA - SKALA KANAN PERTUMBUHAN KREDIT PERTANIAN NPL PERTANIAN - SKALA KANAN
LS PENJUALAN DOMESTIK PERTANIAN - SKALA KANAN

Sumber: Bank Indonesia, BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Grafik 1.47 Pertumbuhan dan NPL Kredit Pertanian

Grafik 1.46 Perkembangan SBT Realisasi Kegiatan Usaha (SKDU),
Likert Scale Penjualan Domestik, dan Pertumbuhan
PDRB Pertanian

mundurnya musim tanam dan panen di Jawa Tengah, unggas lebih berisiko terpapar penyebaran virus
penyakit saat curah hujan tinggi. Hal tersebut
menyebabkan laju inflasi bahan makanan masih cukup berdampak pada tingginya tingkat kematian ayam,
sehingga ayam terpaksa dipanen sebelum mencapai
tinggi pada periode laporan. berat optimalnya. Selain itu, curah hujan tinggi dapat
menimbulkan risiko banjir di beberapa daerah a.l.
Perkembangan di lapangan usaha ini juga terkonfirmasi Kudus, Demak, dan Banjarnegara, serta berpotensi
dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank mengganggu produktivitas tanaman hortikultura
Indonesia, yang menunjukkan adanya penurunan seperti cabai rawit, cabai keriting, dan cabai merah.
kegiatan usaha di sektor pertanian. Dari hasil SKDU,
kegiatan usaha di sektor pertanian tercatat turun dari Sejalan dengan perlambatan kinerja sektor pertanian,
4,53% pada triwulan IV 2018 menjadi 2,39% pada penyaluran kredit perbankan ke sektor pertanian juga
periode laporan. Lebih lanjut, hasil SKDU menunjukkan tercatat tumbuh lebih rendah. Pada triwulan laporan,
kapasitas produksi di subsektor tanaman bahan penyaluran kredit ke sektor pertanian Jawa Tengah
makanan, tanaman perkebunan, dan perikanan tumbuh 9,43% (yoy), lebih rendah dari triwulan
mengalami penurunan. Tingkat kapasitas terendah sebelumnya (10,37%; yoy); yang didorong oleh
terpantau pada subsektor tanaman bahan makanan melambatnya penyaluran kredit modal kerja.
(67,76%), diikuti perikanan (71,85%) dan tanaman
perkebunan (74,30%).

Hasil liaison Bank Indonesia triwulan I 2019 juga 1.1.2.2. Industri Pengolahan
menunjukkan bahwa kinerja produksi dan penjualan Sebagai lapangan usaha yang memiliki pangsa terbesar
lapangan usaha pertanian pada triwulan I 2019 dalam perekonomian Jawa Tengah, perlambatan
cenderung terbatas, tercermin dari likert scale (LS) 0,30 kinerja lapangan usaha industri pengolahan
atau lebih rendah dari triwulan IV 2018 (LS 1,18). menjadi salah satu penyebab melemahnya
Mundurnya awal musim hujan pada akhir 2018 pertumbuhan ekonomi triwulan laporan. Pada
menyebabkan awal proses tanam tidak dapat dilakukan triwulan I 2019, kinerja industri pengolahan tercatat
secara serentak, sehingga menyebabkan peningkatan mengalami deselerasi dari 4,31% (yoy) pada triwulan IV
serangan hama tikus dan gangguan gulma yang 2018 menjadi 3,61% (yoy) pada triwulan I 2019.
selanjutnya berdampak pada penurunan produktivitas Pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan
lahan. Lebih lanjut, penurunan kinerja terjadi pada triwulan laporan juga lebih rendah jika dibandingkan
pelaku usaha di subsektor peternakan unggas karena triwulan yang sama tahun lalu sebesar 4,77% (yoy),

PERKEMBANGAN 31
EKONOMI MAKRO REGIONAL

9 % YOY biasanya dilakukan mulai satu triwulan sebelum LAPORAN
periode perayaan masih belum setinggi perkiraan. PEREKONOMIAN
8 Kinerja industri pengolahan dinilai belum optimal pada PROVINSI JAWA TENGAH
triwulan I 2019, yang ditengarai dipengaruhi oleh
7 kecenderungan pelaku usaha untuk bersikap wait and
see sampai dengan pelaksanaan pemilu selesai.
6
Indikator Prompt Manufacturing Index (PMI) dari hasil
5 SKDU Bank Indonesia juga mengindikasikan kapasitas
usaha sektor industri pengolahan pada triwulan I 2019
4 mengalami perlambatan menjadi sebesar 49,93%; dari
realisasi PMI triwulan IV 2018 sebesar 52,74%.
3 Perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh
turunnya volume produksi, volume total pesanan, dan
2 volume persediaan barang jadi. Hasil SKDU Bank
Indonesia triwulan I 2019 menunjukkan bahwa
1 penurunan kapasitas produksi terpakai yang paling
besar terjadi pada subsektor industri kayu dan barang
- dari kayu; logam dasar, besi, dan baja; semen dan
barang galian nonlogam; serta industri tekstil, barang
(1) kulit, dan alas kaki. Hasil ini menunjukkan bahwa
penurunan kapasitas terpakai dikonfirmasi oleh industri
(2) II III IV I II III IV I II III IV I pengolahan yang cenderung berorientasi ekspor (kayu,
I 2019 TPT, dan alas kaki).

2016 2017 2018 Perkembangan tersebut juga sejalan dengan hasil
kegiatan liaison yang dilakukan Bank Indonesia, yang
PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) juga menunjukkan perlambatan penjualan domestik
dan ekspor pada pelaku usaha di sektor industri
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah pengolahan periode laporan. Hasil liaison
menunjukkan bahwa likert scale penjualan domestik
Grafik 1.48 Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan industri pengolahan tercatat terbatas yaitu sebesar 0,47
pada triwulan laporan, lebih rendah dibanding LS 1,15
serta jauh lebih rendah dari historis rata-rata pada triwulan IV 2018. Pelaku usaha mengkonfirmasi
pertumbuhan triwulan I selama tahun 2014-2018 bahwa penurunan penjualan domestik dipengaruhi
(5,21%). Berdasarkan hasil FGD, perlambatan ini oleh persaingan yang semakin ketat, khususnya
dipengaruhi oleh melemahnya permintaan ekspor luar dengan kompetitor yang memiliki teknologi lebih
negeri seiring dengan pertumbuhan ekonomi global inovatif dan high speed.
yang relatif terbatas. Lebih lanjut, adanya kebijakan
pembatasan impor migas berpengaruh terhadap
melambatnya pertumbuhan industri pengilangan
migas di Jawa Tengah.

Permintaan ekspor luar negeri pada triwulan I 2019
memiliki tendensi tumbuh melambat, dipengaruhi oleh
melandainya pertumbuhan ekonomi global dan
ketidakpastian perekonomian dan keuangan global
akibat eskalasi perang dagang AS dan Tiongkok. Lebih
lanjut, penurunan impor migas berdampak terhadap
berkurangnya bahan baku industri pengilangan migas,
yang merupakan subsektor industri dengan historis
pangsa terbesar ketiga di lapangan usaha industri
pengolahan Jawa Tengah. Penurunan aktivitas produksi
tersebut selanjutnya turut berperan terhadap
melambatnya kinerja industri pengolahan yang cukup
dalam di triwulan I 2019.

Kegiatan persiapan pemilu tahun 2019, khususnya
aktivitas persiapan logistik, mendorong peningkatan
permintaan terhadap produk kertas, barang dari kertas,
percetakan dan reproduksi media rekaman, serta
pakaian jadi. Namun demikian, aktivitas building stock
dalam rangka persiapan Ramadan dan Lebaran yang

32 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN 50 % 2,0 30 %, YOY %8
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH 40 20 6
1,5

30

20 1,0

10 4

10 0,5 02

0
0,0

-10

-20 -0,5 -10 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

NILAI IMPOR BAHAN BAKU (YOY) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) LIKERT SCALE PENJUALAN DOMESTIK - SKALA KANAN PERTUMBUHAN KREDIT INDUSTRI PENGOLAHAN NPL KREDIT INDUSTRI PENGOLAHAN - SKALA KANAN

Grafik 1.49 Likert Scale Penjualan Domestik, Nilai Impor Bahan Baku, Grafik 1.50 Pertumbuhan dan NPL Kredit Industri Pengolahan
dan Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan
Sementara itu, meskipun pertumbuhan industri
Penjualan ekspor juga menunjukkan perlambatan, pengolahan menunjukkan perlambatan, pembiayaan
tercermin dari LS -0,35, lebih rendah dari triwulan IV perbankan kepada lapangan usaha ini tercatat cukup
2018 (LS 0,75). Di sisi ekspor, penurunan penjualan kuat. Penyaluran kredit kepada sektor industri
dikonfirmasi oleh pelaku usaha di subsektor industri pengolahan di Jawa Tengah mengalami peningkatan,
tekstil, jamu, dan pengepakan. Selain karena faktor dari sebelumnya tercatat tumbuh negatif. Penyaluran
persaingan yang semakin ketat, pelaku usaha menilai kredit perbankan ke lapangan usaha ini tercatat
bahwa perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok membaik menjadi tumbuh 6,29% (yoy); berbalik arah
turut berpengaruh terhadap melemahnya penjualan setelah pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh -3,15%
ekspor. Potensi ekspor untuk penjualan produk mebel (yoy). Perbaikan tersebut didorong oleh meningkatnya
masih cukup besar. Namun, pelaku usaha dihadapkan pertumbuhan penyaluran kredit investasi maupun
pada beberapa tantangan, antara lain: (i) sulitnya modal kerja. Kualitas kredit juga mencerminkan
mencari tenaga kerja khususnya tenaga kerja muda perbaikan kinerja tersebut. Pada triwulan I 2019,
yang memiliki skill di bidang industri kayu; (ii) biaya penyaluran kredit di industri pengolahan mencatatkan
produksi terus mengalami peningkatan sehingga rasio Non Performing Loan (NPL) 2,59%; membaik dari
berdampak pada daya saing produk; serta (iii) faktor rasio NPL triwulan sebelumnya sebesar 2,72%.
teknologi dan regulasi.

Melambatnya kinerja industri pengolahan juga MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU
terkonfirmasi dari beberapa indikator, salah satunya TEKSTIL, BRG KULIT & ALAS KAKI
penjualan listrik untuk segmen industri. Pada triwulan I
2019, penjualan listrik segmen industri tumbuh 4,53% BARANG KAYU & HASIL HUTAN LAINNYA
(yoy) pada triwulan I 2019, lebih rendah dibanding KERTAS DAN BARANG CETAKAN
triwulan IV 2018 (4,98%; yoy). Impor bahan baku juga
menunjukkan perlambatan pertumbuhan yang PUPUK, KIMIA & BARANG DARI KARET
signifikan dari 21,32% (yoy) pada triwulan IV 2018 SEMEN & BARANG GALIAN NON LOGAM
menjadi 5,55% (yoy) pada triwulan laporan.
Melemahnya permintaan impor bahan baku tersebut LOGAM DASAR, BESI DAN BAJA
dapat mengindikasikan berkurangnya aktivitas ALAT ANGKUT, MESIN & PERALATANNYA
produksi di lapangan usaha industri pengolahan pada
triwulan laporan. BARANG LAINNYA
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

TRIWULAN IV 2018 TRIWULAN I 2019

Grafik 1.51 Perkembangan Kapasitas Produksi Terpakai Subsektor
Industri Pengolahan (SKDU)

PERKEMBANGAN 33
EKONOMI MAKRO REGIONAL

INDUSTRI MAKANAN INDUSTRI MAKANAN LAPORAN
INDUSTRI MINUMAN PEREKONOMIAN
INDUSTRI MINUMAN PROVINSI JAWA TENGAH
INDUSTRI TEKSTIL
INDUSTRI PENGOLAHAN TEMBAKAU INDUSTRI PAKAIAN JADI
INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT & ALAS KAKI
INDUSTRI TEKSTIL
INDUSTRI KAYU
INDUSTRI PAKAIAN JADI INDUSTRI BAHAN KIMIA
INDUSTRI FARMASI DAN OBAT TRADISIONAL
INDUSTRI KAYU, BARANG DARI KAYU
INDUSTRI KARET
INDUSTRI KARET, BARANG DARI KARET DAN PLASTIK INDUSTRI PERALATAN LISTRIK

INDUSTRI KIMIA INDUSTRI FURNITUR

INDUSTRI FURNITUR

-40 -20 0 20 40 60 80 -40 -20 0 20 40
TRIWULAN IV 2018 TRIWULAN I 2019
TRIWULAN IV 2018 TRIWULAN I 2019

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Grafik 1.52 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Grafik 1.53 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan
dan Sedang berdasarkan Sektor (%, YOY) Kecil berdasarkan Sektor (%, YOY)

Sementara itu, Survei Industri Manufaktur Besar dan subsektor industri manufaktur skala mikro dan kecil
Sedang serta Survei Industri Mikro dan Kecil yang lainnya mengalami perlambatan, di antaranya yaitu
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa industri karet; industri peralatan listrik; industri kulit,
Tengah menunjukkan bahwa berdasarkan skalanya, barang dari kulit dan alas kaki; industri tekstil; industri
baik industri besar dan sedang maupun industri mikro bahan kimia; serta industri farmasi dan obat tradisional.
dan kecil secara umum menunjukkan peningkatan
pertumbuhan produksi. Hasil survei tersebut 1.1.2.3. Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi
menunjukkan bahwa produksi industri manufaktur Mobil-Sepeda Motor
besar dan sedang maupun mikro dan kecil mengalami
peningkatan masing-masing menjadi tumbuh 0,56% Pada triwulan laporan, lapangan usaha
(yoy) dan 5,62% (yoy), lebih tinggi dibanding perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-
pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar -0,18% sepeda motor tercatat tumbuh 6,39% (yoy), sedikit
(yoy) dan 4,34% (yoy). melambat dibandingkan triwulan IV 2018 yang
tumbuh 6,47% (yoy).

Pada industri manufaktur skala besar dan sedang, Sejalan dengan pertumbuhan industri pengolahan
perbaikan utamanya terjadi pada industri pakaian jadi; yang melambat di triwulan I 2019, kinerja lapangan
industri minuman; industri furnitur; industri usaha perdagangan besar dan eceran juga
pengolahan tembakau; industri logam dasar; serta mencatatkan perlambatan pertumbuhan di triwulan
industri pencetakan dan reproduksi media rekaman. laporan. Perdagangan hasil produksi pertanian juga
Sementara industri besar dan sedang yang mengalami terindikasi menurun seiring dengan melambatnya
perlambatan yaitu industri kayu dan barang dari kayu; pertumbuhan lapangan usaha pertanian, akibat
industri kimia; industri makanan; industri tekstil; serta pengaruh pergeseran masa panen. Lebih lanjut,
industri karet, barang dari karet dan plastik. Lebih perlambatan tersebut dipengaruhi oleh pola musiman
lanjut, pada industri manufaktur skala mikro dan kecil, berupa normalisasi perdagangan pasca perayaan Natal,
peningkatan kinerja terutama terjadi pada industri Tahun Baru, serta libur sekolah pada triwulan IV 2018.
makanan; industri minuman; serta industri furnitur. Di
sisi lain, pertumbuhan produksi di sebagian besar

34 PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO REGIONAL

LAPORAN 10 % 12 %, YOY 2,5
PEREKONOMIAN 8
PROVINSI JAWA TENGAH 6 10 2,0
4
2 8 1,5
-
6 1,0
(2)
(4) 4 0,5
(6)
(8) 2 0,0

I - -0,5

II III IV I II III IV I II III IV I (2) -1,0
I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) SBT KEGIATAN USAHA PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) LIKERT SCALE PENJUALAN DOMESTIK - SKALA KANAN

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.54 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Besar-Eceran Grafik 1.55 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale Penjualan Domestik,

dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor Pertumbuhan PDRB Perdagangan

Di samping menggunakan pendekatan commodity peredarannya melalui beberapa pelaku ekonomi
flow dimana kinerja perdagangan dipengaruhi oleh sebelum akhirnya digunakan oleh konsumen akhir.
kinerja lapangan usaha pertanian, pertambangan, dan Transaksi tersebut lebih banyak menciptakan margin
industri pengolahan; kinerja perdagangan juga dapat perdagangan karena terdapat beberapa pelaku
diestimasi menggunakan pendekatan margin ekonomi yang dilalui atau memiliki multiplier economy
perdagangan, yang terdiri dari margin perdagangan lebih tinggi. Lebih lanjut, pada triwulan laporan, impor
untuk komoditas pertanian, industri pengolahan, barang konsumsi tercatat kontraksi -27,31% (yoy),
pertambangan, maupun margin perdagangan untuk lebih dalam dari triwulan IV yang tumbuh negatif
barang impor. Dengan demikian, penjumlahan margin -21,40% (yoy). Penurunan impor barang konsumsi
perdagangan dari komoditas-komoditas tersebut akan triwulan laporan diperkirakan dipengaruhi oleh
berpengaruh terhadap kinerja lapangan usaha implementasi kebijakan pengendalian impor melalui
perdagangan secara keseluruhan pada triwulan kenaikan tarif pajak penghasilan (PPh) 22 impor atas
laporan. 1.147 barang konsumsi.

Pada triwulan I 2019, margin perdagangan yang Hasil survei dan liaison yang dilakukan Bank Indonesia
berasal dari barang impor relatif kecil karena barang mengindikasikan pelemahan kinerja perdagangan
impor yang masuk sebagian besar berupa barang pada periode laporan. Berdasarkan hasil Survei
modal yang langsung digunakan konsumen akhir Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Saldo Bersih Tertimbang
untuk kegiatan investasi, atau berupa bahan baku yang (SBT) kegiatan usaha sektor perdagangan melambat
langsung digunakan untuk kegiatan produksi. Sebagai dari 6,15% pada triwulan IV 2018 menjadi 2,75% pada
contoh, impor barang modal berupa mesin kelistrikan triwulan I 2019. Melambatnya kinerja perdagangan
yang digunakan untuk pembangunan pembangkit juga dikonfirmasi oleh pedagang eceran. Hal tersebut
listrik tidak memberikan banyak margin perdagangan, tercermin dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank
meskipun dari sisi nilai barang relatif besar. Hal tersebut Indonesia, di mana indeks penjualan riil mengalami
dikarenakan barang modal tersebut diimpor langsung penurunan dari rerata triwulan IV 2018 sebesar 186,8;
oleh konsumen akhir dan langsung digunakan untuk menjadi rata-rata triwulan I 2019 sebesar 178,3.
kegiatan investasi, sehingga margin perdagangan yang Hampir seluruh kelompok mencatatkan penurunan
diciptakan dari transaksi tersebut relatif kecil. Hal ini penjualan, kecuali kelompok barang budaya dan
berbeda dengan impor barang konsumsi yang rekreasi. Penurunan penjualan yang paling tajam
tercatat pada kelompok perlengkapan rumah tangga


Click to View FlipBook Version