BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Editorial atau tajuk rencana merupakan bagian tradisional dari surat kabar.
Dalam radio atau televisi, editorial atau tajuk rencana tidak begitu menonjol. Bahkan
dalam surat kabar, tajuk rencana baru muncul seabad lalu yang dimulai di Amerika.
Pada saat itulah penulisan tajuk rencana ditemukan menjadi terkenal ketika konsep
penulisan berita secara objektif mulai menjadi keharusan.
Dalam surat kabar, tajuk rencana biasanya diletakkan di halaman opini dan
biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar ang bersangkutan. Ia menempati
sebuah kota dua kolom yang memanjang ke bawah dan diletakkan di sebelah pojok kiri
atas halaman. Karena kekuatan atau kelemahan opini-opini dan semangat yang
dinyatakan dalam tajuk rencana tentang suatu isu merupakan pernyataan pribadi, tajuk
rencana mencerminkan kepribadian-kepribadian mereka yang menulisnya.
Modul ini ditujukan bagi peserta didik kelas XII SMA/MA/SMK yang
menerapkan Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya KD. 3.5 dan
4.5 mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi dan simpulan terhadap suatu
isu) dalam teks editorial, dan menyeleksi ragam informasi sebagai bahan teks editorial
baik secara lisan maupun tulis.
Setelah membaca modul ini sesuai dengan petunjuk yang diberikan, pembelajar
diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik dalam mencapai tujuan dalam
pembelajaran.
B. Kompetensi Dasar
Modul ini dikhususkan untuk kelas XII SMA/MA/SMK yang menerapkan
Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya KD. 3.5 dan 4.5
mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi dan simpulan terhadap suatu isu)
dalam teks editorial, dan menyeleksi ragam informasi sebagai bahan teks editorial baik
secara lisan maupun tulis. Indikator pencapaian kompetensinya sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi isi dalam teks editorial.
2. Mengidentifikasi struktur teks editorial.
3. Membedakan fakta dan opini dalam teks editorial.
4. Menyimpulkan informasi dalam teks editorial.
5. Menemukan ragam informasi dari berbagai sumber sebagai bahan teks editorial.
6. Mempresentasikan informasi berupa pendapat, alternatif solusi, dan simpulan,
informasi-informasi penting, serta ragam informasi sebagai bahan teks editorial.
7. Menanggapi, dan merevisi informasi berupa pendapat, alternatif solusi, dan
simpulan, informasi-informasi penting, serta ragam informasi sebagai bahan teks
editorial.
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada modul ini dikhususkan untuk pembelajaran
SMA/MA/SMK kelas XII yang menerapkan Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa
Indonesia khususnya KD. 3.5 dan 4.5 mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif
solusi dan simpulan terhadap suatu isu) dalam teks editorial, dan menyeleksi ragam
informasi sebagai bahan teks editorial baik secara lisan maupun tulis. Berikut perincian
tujuan pada modul ini.
1. Setelah mengamati teks editorial yang dicontohkan oleh guru, siswa dapat
mengidentifikasi isi teks editorial.
2. Setelah mengamati teks editorial, siswa dapat mengidentifikasi struktur teks
editorial secara teliti.
3. Setelah mengidentifikasi isi teks editorial, siswa dapat membedakan fakta dan opini
dalam teks editorial.
4. Setelah memahami teks editorial, siswa dapat menyimpulkan informasi teks
editorial
5. Setelah menemukan ragam informasi yang dilihat dari berbagai sumber (media
cetak, elektronik), siswa dapat menemukan pendapat, alternatif solusi, dan
simpulan, informasi-informasi penting, serta ragam informasi sebagai materi teks
editorial.
6. Setelah menemukan pendapat, alternatif solusi, dan simpulan, informasi-informasi
penting, serta ragam informasi, siswa dapat mempresentasikannya.
7. Setelah melakukan presentasi, siswa dapat saling menanggapi, dan merevisi
informasi bersama guru secara benar.
D. Petunjuk Penggunaan Modul
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan modul ini.
Sebelum Pembelajaran
1. Sebelum masuk pada materi, disajikan pengantar menuju materi utama.
2. Disajikan kompetensi dasar dan alokasi waktu sebagai pedoman bagi pengguna
modul untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selama Pembelajaran
1. Mempelajari dan memahami materi pada modul.
2. Mempelajari dan mencatat contoh teks dan analisis.
3. Mengerjakan latihan soal yang telah tersedia.
BAB II
MATERI TEKS EDITORIAL
A. Pengertian Teks Editorial
Teks editorial merupakan salah satu media atau wadah mengemukakan
pendapat atau mengeluarkan pikiran tersebut. Ketika mengungkapkan pendapat atau
pikiran tentunya harus dilengkapi dengan fakta penunjang dan alasan yang masuk akal
agar teks opini yang dibangun bisa diterima oleh pembaca atau pendengar.
B. Struktur Teks Editorial
Struktur teks merupakan gambaran cara teks itu dibangun. Kalian dapat
mengamati bahwa teks editorial disusun dengan struktur pernyataan pendapat, diikuti
oleh argumentasi, dan ditutup oleh pernyataan ulang pendapat.
1. Pernyataan pendapat (thesis statement). Pernyataan pendapat berisikan topik
tentang sebuah permasalahan yang akan dibahas.
2. Argumentasi merupakan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak
disampaikan. Pendukung dapat berupa fakta-fakta tentang topic yang diangkat,
sehingga memberi nilai objektivitas pada tulisan daripada opini belaka.
3. Pernyataan ulang pendapat (reiteration) merupakan bagian akhir teks editorial yang
berisi penegasan kembali pendapat yang telah dikemukakan agar pembaca atau
pendengar semakin yakin dengan pandangan tersebut.
Teks editorial pada umumnya bersifat aktual yang berisi analisis subjektif
berdasarkan fakta dan data. Dengan argumentasi yang disajikan, penulis berusaha
mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Teks editorial ini juga sering
mengungkapkan penilaian atau saran terhadap sesuatu, atau kebijakan subjek dalam
memutuskan sesuatu.
C. Mengidentifikasi Teks Editorial
1. Video Pembelajaran Teks Editorial
https://youtu.be/Ra1yNt9Xj-Q
2. Penjabaran Struktur Teks Editorial Pernyataan
a. Pendapat
Apakah Sistem Zonasi Argumentasi
Penerimaan Murid Baru Sudah Bijak?
Sejak tahun 2018 lalu, sistem zonasi dalam penerimaan murid baru
sudah diterapkan di sekolah-sekolah. Tujuan diberlakukannya sistem ini
yaitu untuk mempercepat pemerataan pendidikan, agar yang pintar tidak
hanya berkumpul dengan yang pintar dan yang tertinggal berkumpul
bersama yang tertinggal. Namun, apakah sistem ini sudah tepat? Nyatanya,
sistem ini justru menurunkan harapan-harapan bagi siswa-siswa yang
bersungguh-sungguh dan bermimpi besar.
Kalau dilihat bagaimana kondisi sekolah-sekolah di sekitar kita,
sekolah favorit menawarkan fasilitas yang lebih baik daripada sekolah yang
kurang favorit, baik dari segi sarana dan prasarana sampai guru-gurunya.
Selain karena namanya, banyak siswa yang ingin masuk ke sekolah favorit
karena berharap bisa memaksimalkan kemampuannya di sekolah tersebut.
Namun, dengan adanya sistem zonasi, banyak siswa yang kecewa karena
jarak rumahnya tidak cukup dekat untuk dapat mendaftar di sekolah
impiannya. Dan lagi, kalau dipikirkan kembali, harapan siswa bukan
sebatas masuk di sekolah favorit, melainkan berharap bisa masuk ke
perguruan tinggi yang favorit juga. Dari keadaan di lapangan, siswa-siswa
dari sekolah favorit memiliki peluang besar untuk masuk ke perguruan
tinggi favorit. Padahal, di perguruan tinggi tidak ada sistem zonasi. Masuk Pernyataan
atau tidak masuknya berdasarkan kemampuan siswa. Nah inilah yang Ulang
terkadang menjadi kebingungan.
Pendapat
Maka dari itu, daripada membuat sistem yang belum matang, lebih
baik pemerintah berusaha memaksimalkan fasilitas dan guru-guru yang ada Pernyataan
di sekolah. Apabila kualitas sekolah sudah baik, maka seiring berjalannya Pendapat
waktu siswa pasti akan senang hati memilih sekolah yang dekat dengan
kualitas yang baik. Argumentasi
b. Pernyataan
Perlunya Membatasi Konsumsi Gula pada Anak Ulang
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak cenderung suka jajanan Pendapat
yang manis-manis, baik itu makanan ringan maupun minuman. Banyak
orang tua yang kurang menyadari bahwa makanan dan minuman yang dijual
di pasaran memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Alhasil, saat ini
banyak orang terkena diabetes di usia muda. Baru umur 30-an sudah terkena
diabates. Oleh karena itu, orang tua perlu memerhatikan konsumsi gula
pada anak sejak dini.
Berdasarkan rekomendasi dari American Heart Association, batasan
konsumsi gula untuk anak-anak maksimal adalah 25 gram per hari. Gula ini
sudah mencakup gula alami maupun tambahan. Gula alami adalah gula
yang kita dapat dari buah-buahan, nasi, dan makanan non-olahan lainnya.
Sedangkan gula tambahan adalah gula yang biasa ditambahkan saat proses
produksi. Yang perlu diperhatikan di sini adalah gula pada jajanan yang
dijual di toko-toko, terutama minuman-minumannya. Mayoritas minuman
mengandung gula tambahan yang tinggi. Ambil contoh minuman-minuman
yang banyak dikonsumsi anak-anak, misalnya yoghurt yang mengandung
27 gram gula, teh kemasan mengandung 25 gram gula, dan kopi-kopi
kemasan mengandung 18 gram gula.
Fakta di atas sedikit menggambarkan tingginya kadar gula pada satu
jenis jajanan. Padahal, tentu saja anak-anak masih mengkonsumsi jenis
makanan lainnya. Oleh karena itu, di sini penting sekali bagi orang tua
memerhatikan makanan yang dikonsumsi anak-anak per harinya.
D. Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
Berikut adalah kaidah kebahasaan teks editorial :
1. Adverbia : ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan menegaskan
menggunakan kata keterangan (adverbial frekuetatif). Kata yang biasa digunakan yaitu:
selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang, dan lainnya.
2. Konjungsi : kata penghubung pada teks, contohnya : bahkan.
3. Verba Material : verba yang menunjukkan perbuatan fisik/peristiwa.
4. Verba Relasional : verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah
B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
5. Verba Mental : verba yang menerangkan persepsi (misalnya ; melihat, merasa), afeksi
(misalnya ; suka, khawatir), dan kognisi (misalnya ; berpikir, mengerti). Pada verba
mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.
E. Langkah-Langkah Menyusun Teks Editorial
Langkah-langkah menyusun teks editorial adalah sebagai berikut.
1. Memilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca. Topik yang menarik akan
diminati para pembaca karena pembaca selalu ingin topik yang terbaru.
2. Mengumpulkan data untuk mendukung pendapat. Data berupa fakta-fakta yang
berhubungan dengan topik akan sangat mendukung pendapat yang sudah dibuat.
3. Menyesuaikan topik dengan pembaca. Penulis teks editorial harus memperhatikan
bahasa, fakta-fakta dan pendapat yang dikemukakan apakah sudah tepat atau belum bagi
pembaca.
4. Menyunting teks editorial. Periksa kembali teks yang sudah dibuat agar kaidah
kebahasaan, tanda baca, dan kalimatnya sudah padu dan siap untuk dibaca para
pembaca.
F. Mengidentifikasi Informasi Penting dalam Teks Editorial
Teks editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan
pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial. Teks
editorial disebut juga tajuk rencana.
1. Mengidentifikasi Isi Teks Editorial
Editorial dalam suatu media massa cetak biasanya berada dalam rubric yang
sama, yakni opini. Di dalam rubrik ini terdapat editorial, artikel, dan surat pembaca.
Ketiga ragam opini ini biasanya berada di bagian tengah surat kabar atau majalah. Jika
dicermati satu demi satu setiap rubrik, halaman awal biasanya berisi headline news
(berita utama). Pada bagian ini, tulisan hanya bersifat memberi tahu pembaca. Pada
halaman-halaman berikutnya biasanya berisi berita yang lebih spesifik, misalnya berita
yang terkait dengan kejadian berdasarkan tempat, diikuti berita luar negeri, baru
kemudian opini. Penempatan ini dimaksudkan agar pembaca tidak serta-merta
dihadapkan pada bacaan yang serius. Setelah memiliki wawasan yang cukup mengenai
berita hari tersebut, pembaca akan lebih mampu memahaminya jika dilanjutkan dengan
membaca opini.
Fakta peristiwa yang dipastikan akan dijadikan sebagai bahan berita dalam
editorial dianalisis untuk menghasilkan sebuah persepsi redaksi. Biasanya persepsi
didasari oleh berbagai dimensi masalah. Agar persepsi ini memiliki nilai opini yang
bermutu tinggi, redaksi akan menunjukkan berbagai argumentasi. Bersandar pada
argumentasi inilah sebuah editorial diuji mutunya. Gaya penulisan editorial hampir
sama dengan ragam artikel atau karya ilmiah lainnya, yakni eksposisi.
Strategi pengembangannya mengikuti beragam pola, seperti contoh, proses,
sebab akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi, dan kontras. Dilihat dari isinya,
editorial yang bersifat ekspositoris berisi tesis (pernyataan umum), diikuti oleh
argumentasi-argumentasi secukupnya, dan diakhiri dengan penegasan ulang atas
argumentasi-argumentasi tersebut. Ketiga unsur tersebut dalam editorial wajib hadir.
Untuk dapat mengetahui permasalahan dalam teks editorial, mari kita berlatih membaca
teks editorial berikut ini.
Berpulangnya Pahlawan Kemanusiaan
Jumlah tenaga medis yang meninggal selama menangani Covid-19 terus
bertambah. Mereka bekerja keras melawan pandemi, mengesampingkan kepentingan
pribadi demi kemanusiaan. Kematian tenaga medis tersebut berkaitan dengan kebijakan
pemerintah dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Terhitung per Kamis
15 Oktober 2020, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat ada total 136 dokter meninggal
akibat Covid-19. Terdiri dari 71 dokter umum, 63 dokter spesialis, dan dua dokter residen.
Tersebar dari 18 wilayah provinsi dan 66 wilayah kota/kabupaten. Padahal tenaga
medis yang menangani tidak hanya dokter saja. Ada perawat dan bagian-bagian lain yang
menjadi satu kesatuan tim medis. Hingga 10 November 2020, tercatat 323 tenaga medis
meninggal. Tenaga medis merupakan aset negara. Bila nyawa tenaga medis terus
berkurang, maka penanganan pandemi akan semakin sulit.
Terlepas dari angka-angka, setiap nyawa yang hilang tidak dapat tergantikan oleh
keluarga yang ditinggalkan. Jumlah kematian tenaga medis yang terus meningkat, indikasi
bahwa pemerintah dan masyarakat kurang berempati pada perjuangan mereka. Bila
kebijakan tidak dibenahi, serta kepatuhan masyarakat terus menurun, berapa banyak lagi
tenaga medis yang harus gugur.
Membaca teks editorial sebagai jenis eksposisi memerlukan proses yang analitis. Tahapan-
tahapannya jelas harus dimulai dari awal sebuah teks.
Berdasarkan teks di atas, cobalah kamu kerjakan latihan berikut ini :
1. Apa yang kamu pahami dari judl tersebut? Rumuskan dalam kalimat baru pemahaman
tersebut!
2. Analisislah struktur teks di atas!
3. Analisislah kaidah kebahasaan teks di atas! Sertakan pula bukti-buktinya!
2. Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial
Membedakan fakta dan opini dibutuhkan pemahaman dan ketelitian dalam menyerap
informasi yang telah dibaca maupun didengar. Setiap orang tentu sudah mengetahui perbedaan
antara fakta dan opini. Namun, kebanyakan orang masih kesulitan dalam membedakannya.
Fakta merupakan sesuatu yang telah teruji kebenarannya, sedangkan opini merupakan suatu
pendapat atau gagasan yang muncul dari pemikiran seseorang. Pada umumnya persamaan fakta
dan opini dilihat dari informasi yang berdasarkan pada sebuah peristiwa yang sedang populer
atau hits dikalangan masyarakat. Hal tersebut akan menyulitkan seseorang dalam membedakan
fakta dan opini dari informasi yang didapat. Dalam sebuah tajuk rencana atau biasa disebut
dengan teks editorial, untuk membedakan fakta dan opini dalam teks editorial dibutuhkan suatu
ketelitian.
Opini-opini yang terdapat dalam teks editorial menyoroti hal-hal seperti:
Penilaian positif dan negatif dari sebuah masalah yangs edang dikupas
Berisi tentang harapan redaktur ataupun harapan masyarakat secara luas
Berisi tentang pendapat redaksi yang menyoroti pendapat atau kebijakan dari tokoh penting
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik itu setuju maupun tidak setuju.
Fakta dan opini dalam sebuah teks editorial dapat dilakukan dengan cara membaca
secara intensif. Kegiatan membaca intensif merupakan suatu kegiatan yang menelaah suatu
bacaan. Supaya tidak terkecoh antara fakta dan opini, maka dalam membaca dibutuhkan
hal-hal seperti:
Kemampuan dalam menangkap informasi dalam bacaan
Kemampuan dalam memahami kosakata dan mampu mengembangkannya dalam bahasa
yang baik secara tertulis maupun lisan
Kemampuan dalam membuat simpulan dari apa yang telah dibaca
Kemampuan dalam memberikan tanggapan atas informasi yang diperoleh
Kemampuan dalam mengungkapkan kembali atau menceritakan kepada orang mengenai
informasi yang diperoleh dengan gaya bahasa sendiri.
Contoh fakta dan opini :
Kalimat fakta
1. Gunung Fuji berada di Jepang.
2. BPUPKI dibubarkan Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945.
Kalimat opini
1. Tinggal di daerah pegunungan sangat aman.
2. Bekerja sebagai tukang batu itu tidak mudah.
3. Menyeleksi Ragam Informasi sebagai Bahan Teks Editorial
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), berikut beberapa
cara menyeleksi ragam informasi dalam teks editorial:
Menyiapkan teks editorial yang akan dibaca dan digunakan.
Baca isi teks secara berulang atau minimal dua kali. Usahakan untuk memahami inti
pesan yang disampaikan dalam tiap paragraf.
Agar lebih mudah, tentukan bagian dalam teks yang sesuai dengan struktur. Contohnya
mana yang bagian penyampaian pendapat, argumentasi dan penegasan ulang.
Tandai bagian yang dianggap penting, misalnya inti pesan di setiap paragraf.
Pastikan opini penulis disertai dengan data atau fakta yang berkaitan. Tentukan sudut
pandang dan keberpihakan penulis dalam teks tersebut.
Tentukan pula kesimpulan yang bisa diambil dari isi teks.
Latihan Soal
1. Bacalah teks editorial berikut!
Banjir yang selalu melanda Ibu Kota Jakarta sudah tidak bisa ditoleransi dan di maklumi.
Harus ada solusi yang cepat dan tepat untuk mengatasinya sebelum Jakarta benar-benar
tenggelam. Salah satu solusi yang diusung Pemkot DKI Jakarta adalah program
normalisasi sungai. Program tersebut berupa pengosongan lahan di sekitar sungai-sungai
yang ada di Jakarta
Teks di atas termasuk struktur bagian….
a. Pernyataan umum
b. Argumentasi
c. Penegasan ulang
d. Penutupan
e. Koda
2. Artikel yang mewakili opini atau sikap media terhadap sebuah isu disebut….
a. Novel
b. Eksposisi
c. Editorial
d. Eksplanasi
e. Deskripsi
3. Cermatilah penggalan teks berikut!
Banjir yang selalu melanda Ibu Kota Jakarta sudah tidak bisa ditoleransi dan dimaklumi.
Begitu pun pihak-pihak yang mendatangkan orang-orang yang menyebabkan kebanjiran
tersebut harus ditindak tegas oleh seluruh apparat.
Teks di atas termasuk struktur bagian….
a. Orientasi
b. Pernyataan pendapat
c. Argumentasi
d. Tesis
e. Penegasan ulang
4. Bentuk alasan/bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan disebut….
a. Tesis
b. Argumentasi
c. Penegasan ulang
d. Kesimpulan
e. Koda
5. Bacalah kutipan teks editorial berikut!
…….perencanaan gerakan hemat air dan sekaligus berarti berdisiplin dalam penggunaan
air di Surabaya menjadi amat relevan. Disiplin dalam penggunaan air bersih harus dilihat
sebagai semacam kesetiakawanan sosial. Sebab dengan kita berdisiplin menggunakan air
bersih berarti memberikan peluang kepada anggota masyarakat lainnya yang selama ini
kesulitan air untuk berkesempatan menikmati air bersih.
Pernyataan yang berupa pendapat penulis dalam tajuk rencana tersebut adalah….
a. Sejumlah anggota masyarakat dengan semena-mena menggunakan air.
b. Kesulitan air yang menimpa sebagian besar penduduk hendaknya dapat ditarik
maknanya.
c. PDAM harus terus berjuang keras untuk meningkatkan suplai air bersihnya.
d. Sebaiknya penduduk menggunakan air sumur dengan memperhatikan peruntukannya.
e. Masyarakat harus berdisiplin dalam penggunaan air bersih karena hal ini dapat
mencerminkan kesetiakawanan sosial.
6. Apa yang dimaksud teks editorial?
7. Sebutkan langkah-langkah menyeleksi ragam informasi dalam teks editorial!
8. Uraikan struktur teks editorial!
9. Mengapa teks editorial sering muncul di koran?
10. Bagaimana cara mengungkapkan isi teks editorial?
Daftar Pustaka
Rahman, Taufiqur. 2017. Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan. Semarang : CV. Pilar
Nusantara.
Pohan. Albert Efendi. 2019. Gerakan Literasi Nasional, Literacy Goes To School. Jawa
Timur : CV. Penerbit Qiara Media.
https://nusacaraka.com/2019/04/30/