BAHANAJARFISIKAKELASX WARMING GLOBAL Nur Oktavia, S.Pd.
PEMANASAN GLOBAL Peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi dikenal dengan istilah pemanasan global (global warming). Fenomena ini terjadi karena konsentrasi gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) makin meningkat. Gas-gas rumah kaca tersebut menyelimuti atmosfer bumi dan mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect). Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca (greenhouse effect) adalah istilah yang menggambarkan bumi memiliki efek seperti rumah kaca. Efek tersebut dihasilkan dari panas matahari yang terperangkap di atmosfer bumi. Efek rumah kaca berguna untuk menjaga suhu bumi tetapi efek rumah kaca dapat berdampak buruk bagi kehidupan di bumi jika konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer terus meningkat.
AKTIVITAS MANUSIA PENGHASIL GAS-GAS RUMAH KACA Gas-gas rumah kaca dihasilkan oleh berbagai aktivitas makhluk hidup di bumi, diantaranya adalah: Transportasi Sebagian besar alat transportasi masih menggunakan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil akan menghasilkan gas-gas buang, seperti karbon monoksida(CO), karbon dioksida(CO2), nitrogenoksida (NOX), belerang oksida (SOX), hidrokarbon (HC), dan partikel lainnya. Industri Pemakaian bahan bakar fosil pada aktivitas industri akan menaikkan konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer sehingga menambah emisi gas rumah kaca. Contoh aktivitas industri tersebut adalah penggunaan freezer, pendingin ruangan, cat semprot, dan hair spray yang banyak menggunakan senyawa CFC (chloro fluoro carbon). CFC merupakan gas rumah kaca yang mampu merusak ozon. Rusaknya lapisan ozon akan mengakibatkan intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi semakin tinggi.
Pembuangan Sampah Sampah terbagi menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Penumpukan sampah organik dan anorganik akan menghasilkan gas metana (CH4) dan etilena. Hutan bermanfaat sebagai tempat hidup hewan, menyerap air hujan, dan menyerap karbon dioksida. Apabila hutan mengalami penebangan dan pembakaran maka semakin sedikit karbon dioksida yang diserap sehingga gas rumah kaca meningkat. Penebangan dan Pembakaran Hutan Pertanian dan Peternakan Pada sektor peternakan, ternak ruminansia berperan besar menghasilkan emisi gas metana. Gas metana merupakan salah satu gas rumah kaca. Selain metana, kegiatan peternakan dan pertanian juga menghasilkan gas-gas rumah kaca yang lain. Deforestasi Deforestasi merupakan pengubahan area hutan menjadi lahan tidak berhutan secara permanen, untuk aktivitas manusia.
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL Dampak pemanasan global merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam karena perubahan iklim global, seperti: Perubahan iklim Pemanasan global mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan cuaca di berbagai penjuru dunia. Hal ini dikarenakan kondisi atmosfir yang berubah di berbagai lokasi akibat pemanasan global tersebut. Perubahan iklim membuat terjadinya perubahan musim juga siklus musim di berbagai wilayah bumi akan mengalami perubahan atau menjadi tak menentu. Penurunan produktivitas pertanian Pemanasan global juga dapat menurunkan produksi pertanian. Ketidakstabilan iklim akan membuat musim menjadi tidak menentu dan sulit dipresiksi. Musim tanam dan musim panen yang tidak jelas akan mengakibatkan hasil pertanian menjadi menurun. Selain itu, kekeringan juga mengakibatkan banyak tanah yang tidak produktif lagi.
Es yang mencari dari kutub utara dan selatan akan mengalir menuju laut. Pada akhirnya permukaan air laut akan semakin tinggi secara perlahanlahan. Menurut beberapa ilmuwan, sepanjang abad 20 permukaan air laut telah naik hingga 25 cm. Dan diperkirakan permukaan air laut akan terus naik hingga mencapai 88 cm. Hal ini tentu saja akan membuat area daratan di permukaan bumi semakin berkurang. Es di kutub mencair Sebagian besar area kutub utara dan selatan tertutup oleh es yang dapat memantulkan cahaya matahari. Pemanasan global akan membuat es di kutub utara dan selatan mencair. Jika es di kutub utara dan selatan terus mencair maka panas matahari akan semakin banyak terserap dan menimbulkan panas. Selain itu, percepatan mencairnya es akan membuat berbagai binatang di kutub utara dan selatan kehilangan habitatnya. Kenaikan permukaan air laut Peningkatan suhu permukaan laut Pemanasan global dapat mengakibatkan suhu air laut meningkat. Suhu saat ini lebih hangat dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Kondisi tersebut akan mengganggu kehidupan organisme yang hidup didalamnya. Hal ini karena tidak semua makhluk hidup di laut tahan terhadap suhu air laut yang menghangat. Akibatnya, beberapa makhluk hidup yang tidak bertahan akan mati.
Pemanasan global menyebabkan kenaikan suhu udara karena adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca dalam atmosfer. Gas rumah kaca seperti CO2, metana, dan NO2 membantu mempertahankan panas di atmosfer dan mencegah panas matahari untuk memantul keluar. Akibatnya, suhu udara rata-rata di bumi meningkat dan menimbulkan dampak besar pada lingkungan dan kehidupan. Banyaknya daratan yang tengggelam Mencairnya es di kutub yang akan menambah volume air laut dan menyebabkan permukaan air laut naik. Kondisi ini akan menggeser garis pantai dan menciutkan wilayah daratan yang bebas dari air. Akibatnya banyak pulau-pulau kecil akan tenggelam. Suhu udara meningkat Berkurangnya spesies flora dan fauna Pemanasan global menyebabkan suhu udara meningkat serta perubahan cuaca yang cukup ekstrem. Pemanasan global dapat mengurangi spesies flora dan fauna karena mempengaruhi lingkungan hidup mereka. Flora dan fauna yang tidak mampu hidup akibat perubahan cuaca akan cepat punah. Selain itu, pemanasan global juga mengakibatkan hewan kehilangan habitatnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemanasan global mengurangi spesies flora dan fauna.
Asap hasil pembakaran batubara dan minyak akan menghasilkan emisi sulfur oksida dan nitrogen oksida. Ketika kedua gas tersebut bereaksi di udara maka akan menghasilkan asam nitrat, asam sulfat. Inilah yang kemudian mengakibatkan terjadinya hujan asam. Hujan asam ini dapat mengakibatkan kerusakan pada benda-benda logam, merusak tanaman, mengakibatkan kesulitan bernafas, dan lain sebagainya. Menimbulkan banyak penyakit Pemanasan global dapat menimbulkan banyak penyakit karena mempengaruhi lingkungan dan ekosistem yang menjadi rumah bagi berbagai patogen dan vektor penyakit. Suhu rata-rata bumi yang meningkat akan mendorong perkembangan virus, bakteri, dan nyamuk yang menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit di masyarakat. Beberapa penyakit yang diakibatkan pemanasan global dalam jangka waktu tertentu seperti penyakit kulit, diare, demam berdarah, flu burung, kolera dan stroke. Hujan asam Ekologis Terganggu Pemanasan global berdampak besar bagi semua mahluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan. Aktivitas manusia yang mengakibatkan pemanasan global akan membuat banyak hewan melakukan migrasi ke tempat lain. Tumbuhan-tumbuhan di suatu daerah bisa hilang atau mati karena iklimnya sudah tidak sesuai dengan habitat aslinya.
Pemanasan global menyebabkan kenaikan suhu udara dan air laut, yang mempengaruhi es dan gletser. Kenaikan suhu membuat es dan gletser mencair dan mengurangi jumlah es dan gletser. Semakin tahun berlalu didapatkan bahwa pengurangan luas area dan ketebalan es dan gletser terjadi dengan sangat masif. Contohnya salju abadi puncak Jayawijaya terus mencair dan diperkirakan akan hilang tahun 2025 mendatang. Secara keseluruhan, pemanasan global mempercepat proses mencairnya es dan gletser dan membuat salju abadi menghilang. Lapisan ozon menipis Lapisan ozon merupakan lapisan yang menyelimuti bumi sehingga tidak terkena radiasi langsung dari sinar matahari. Pemanasan global mengakibatkan lapisan ozon ini semakin menipis bahkan rusak. Dampak dari kerusakan lapisan ozon ini adalah sinar matahari yang langsung mengenai kulit manusia. Sinar ultraviolet yang langsung mengenai kulit dapat mengakibatkan penyakit kulit hingga kanker kulit. Menghilangnya salju abadi El-Nino dan La-Nina El Niño merupakan fenomena pemanasan suhu permukaan laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah. Pengaruh peristiwa El Niño di wilayah Indonesia adalah curah hujan cenderung berkurang. El Niño akan memicu terjadinya kondisi kekeringan di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan La Niña merupakan fenomena penurunan suhu permukaan laut di bawah kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah. Sehingga suhunya menjadi lebih dingin dari biasanya. Pengaruh peristiwa La Niña di wilayah Indonesia adalah curah hujan cenderung meningkat.
Teknologi kendaraan hybrid yang menggunakan bahan bakar listrik, dan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar listrik. Riset nanomaterial untuk produksi skala besar sel surya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat dan sektor industri sebagai sumber energi listrik. Pengembangan mesin untuk bahan bakar biogas, biodiesel, dan bahan bakar sejenisnya. Penggunaan energi-energi terbarukan merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Indonesia, karena ketersediaannya yang berlimpah. Tidak hanya itu, alasan pentingnya penggunaan energi terbarukan adalah lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sumber energi tak terbarukan; bahan bakar fosil, karena penghasil CO2 terbesar saat ini adalah dari sektor penyediaan energi. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengembangan teknologi yang ramah lingkungan dan menggunakan sumber energi terbarukan. Beberapa contoh pengembangan teknologi yang masih dalam tahap pengembangan atau riset saat ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. SOLUSI PEMANASAN GLOBAL Penggunaan Energi Terbarukan sebagai Sumber Energi yang Ramah Lingkungan
Bersepeda atau jalan kaki jika bepergian dalam jarak dekat, serta menggunakan transportasi umum jika bepergian dalam jarak jauh untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, Memilih untuk membeli alat-alat elektronik yang hemat daya, Meluangkan waktu senggang untuk berkebun di rumah; dengan banyaknya tanaman di rumah kalian, akan mengurangi kadar CO2 di lingkungan rumah kalian, sehingga lingkungan rumah akan lebih asri dan segar. Mengelola sampah Penghematan energi Pencegahan kerusakan hutan Meminimalisasi penggunaan CFC Melakukan uji emisi gas buang Melakukan penghematan energi menjadi sangat penting untuk dilakukan. Kalian dapat mulai dengan melakukan banyak hal kecil yang sederhana, seperti meminimalisir penggunaan lampu pada siang hari, mematikan peralatan elektronik jika sudah tidak digunakan, mematikan lampu dan AC jika meninggalkan ruangan, mematikan lampu kamar atau menggunakan lampu tidur dengan daya rendah pada malam hari, dan lain-lain. Selain itu, CFC dan aerosol kaleng penyemprot (contohnya hair spray, dan lain-lain) juga turut andil dalam terjadinya efek rumah kaca. Oleh karena itu, Kalian harus memilih produkproduk elektronik yang tidak menggunakan CFC. Produk-produk elektronik tersebut misalnya adalah AC dan Kulkas tidak menggunakan CFC atau Freon sebagai refrigeran (cairan yang digunakan dalam proses pendinginan pada AC dan kulkas). Kalian juga perlu membiasakan diri dengan beberapa kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan, seperti: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Gaya hidup yang Berkelanjutan
Perjanjian internasional yang pertama yaitu Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon. Traktat ini terbuka untuk ditandatangani pada 16 September 1987 dan berlaku sejak 1 Januari 1989. Protokol Montreal merupakan perjanjian antarbangsa yang dibentuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan bertanggung jawab untuk menghentikan penggunaan zat berbahaya yang mengikis ozon, seperti klorofluorokarbon (CFC) dan hidrofluorokarbon (HCFC). PERJANJIAN INTERNASIONAL PEMANASAN GLOBAL Protokol Montreal Kerja sama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Ada dua perjanjian internasional terkait untuk menghadapi masalah gas rumah kaca yaitu Protokol Montreal dan Protokol Kyoto. Protokol Kyoto Perjanjian internasional yang kedua yaitu Protokol Kyoto adalah sebuah amendemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan internasional tentang pemanasan global yang disepakati pada tahun 1997 di Jepang yang disepakatii 160 negara. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.
GLOSARIUM Atmosfer : Suatu lapisan udara yang berguna untuk melindungi bumi dan penghuninya dari radiasi sinar UV matahari dan benda-benda asing di luar angkasa yang jatuh. Efek rumah kaca : Suatu prosespemanasan permukaan planetatau benda langit yang disebabkan oleh komposisi serta keadaan atmosfernya. Emisi karbon : Gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, solar, LPJ, dan bahan bakar lainnya. El Niño : Sekelompok air laut hangat yang berkembang di pusat dan timur-tengah Pasifik khatulistiwa, termasuk daerah di lepas pantai Pasifik Amerika Selatan Freon : Salah satu dari beberapa senyawa alifatik sederhana yang digunakan dalam perdagangan dan industri. Freon mengandung senyawa hidrogen, klorin, atau bromin. Gas rumah kaca : Beberapa gas yang dapatmenyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Gletser : Sebuah bongkahan atau endapan es yang besar dan tebal yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akibat akumulasi endapan salju atau es yang mengeras dan membatu selama kurun waktu tertentu yang sangat lama. La Niña : Fase dingin dari El Niño–Osilasi Selatan dan merupakan kebalikan dari fenomena El Niño. Pemanasan Global : Peningkatan suhu rata-rata bumi akibat bertambahnya konsentrasi gas rumah kaca.
DAFTAR PUSTAKA Kanginan, Marthen. 2014. FISIKA 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Puspitaningsih, Ayu Ratna, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Supriyati, Yuni. 2022. Media Pembelajaran dan Latihan Aspirasi Fisika untuk SMA/MA Semester 2. Sukoharjo: Graha Printama Selaras. Abadi, R, Sururi, A.M. & Prihamita, E. 2020. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2. Yogyakarta: Intan Pariwara. Chasanah, R. 2022. PR Interaktrif IPA Fisika untuk SMA/MA Kelas 10B. Yogyakarta: Intan Pariwara.
Thank You [email protected]