BAHAN AJAR
EKOSISTEM
Disusun Oleh:
Amin Suyitno, S.Pd.
SMA Muhammadiyah Tambak
KD IPK
3.10 Menganalisis komponen-komponen 3.10.1 Menjelaskan konsep ekosistem
3.10.2 Mengidentifikasi komponen penyusun
ekosistem dan interaksi
antarkomponen tersebut. ekosistem.
3.10.3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk
4.10 Menyajikan karya yang
menunjukkan interaksi interaksi antar komponen dalam suatu
antarkomponen ekosistem (jaring- ekosistem.
jaring makanan, siklus 3.10.4 Menganalisis komponen dan interaksi
Biogeokimia). yang terjadi pada ekosistem.
4.10.1 Menyajikan hasil analisis
penyelesaian masalah yang terjadi
dalam ekosistem.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mencermati video ekosistem dan membaca materi ajar tentang ekosistem
(C,TPACK), peserta didik (A) dapat menjelaskan (B/C2) konsep ekosistem (D)
dengan percaya diri.
Setelah melakukan observasi sawah yang ada di lingkungan sekolah, membaca materi
ajar, dan studi literatur tentang ekosistem secara berkelompok (C, PCK), peserta didik
(A) dapat:
2. Mengidentifikasi (B/C4) 5 komponen abiotik penyusun ekosistem (D) dengan teliti.
3. Mengidentifikasi (B/C4) 5 komponen biotik penyusun ekosistem (D) dengan teliti.
4. Mengidentifikasi (B/C4) 3 bentuk interaksi antara komponen biotik dengan komponen
biotik lainnya pada ekosistem (D) dengan teliti.
5. Menganalisis (B/C4) 3 bentuk interaksi antara komponen biotik dengan komponen
abiotik pada ekosistem (D) dengan kritis.
6. Menyajikan (B/P5) hasil analisis penyelesaian masalah yang terjadi di ekosistem
sawah melalui presentasi (D) dengan kreatif.
EKOSISTEM
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari gubungan atau interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungan tak hidup yang terjadi pada suatu ekosistem. Ekosistem merupakan
suatu sistem dimana terjadi hubungan (asosiasi) antara komponen-komponen yang ada di
dalamnya, baik berupa makhluk hidup maupun makhluk tak hidup.
A. KOMPONEN EKOSISTEM
1. KOMPONEN ABIOTIK
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang
merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan
tempat hidup. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik,
dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:
a. Cahaya, merupakan komponen abiotik yang sangat penting dan berperan sebagai
sumber energi utama di bumi. Cahaya merupakan sumber energi untuk terjadinya
fotosintesis yang membuat tumbuhan mampu menghasilkan makanan sendiri
(organisme autotrof). Hewan tidak dapat hidup tanpa tumbuhan, dan tumbuhan
tidak dapat bertahan tanpa cahaya matahari.
b. Suhu. Suhu diperlukan makhluk hidup karena suhu berkaitan dengan reaksi
kimia dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi kimia dalam tubuh memerlukan
bantuan enzim dan cara kerja dari enzim dipengaruhi oleh suhu. Hewan dan
tumbuhan memiliki batas toleransi tertentu terhadap perubahan suhu yang dapat
diterimanya.
c. Air, adalah molekul pelarut dan penyusun tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup
yang kekurangan air dapat dehidrasi dan akhirnya mati. Air juga menjadi habitat
temat tinggal banyak organisme seperti ikan, udang, berudu, dan lain-lain.
d. Udara yang dihirup makhluk hidup menjadi sumber kehidupan bagi makhluk
hidup tersebut. oksigen di dalam udara berperan dalam proses menghasilkan
energi. Karbon dioksida digunakan tumbuhan sebagai bahan baku fotosintesis
untuk menghasilkan karbohidrat.
e. Topografi atau tinggi dan rendahnya suatu wilayah tertentu juga memengaruhi
makhluk hidup. Tempat yang tinggi akan memiliki kadar oksigen yang lebih
rendah dan suhu yang lebih dingin. Suhu dan kadar oksigen sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup organisme.
f. Tanah, adalah tempat hidup tumbuhan dan beberapa hewan tanah. Tanah
menjadi tempat mengikat air dan mineral yang akan diserap tumbuhan untuk
dapat hidup dan melakukan proses fotosintesis dan proses-proses lainnya.
g. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area.
Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim
dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
h. Garam mineral. Tumbuhan menyerap garam mineral (ion nitrogen, fosfat,
sulfur, kalsium, natrium, dan lain-lain) dari dalam tanah untuk pertumbuhan.
Hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga keseimbangan
asam an basa, mengatur kerja alat-alat tubuh, dan untuk proses metabolisme.
i. Derajat keasaman (pH). Keadaan pH tanah berpengaruh terhadap kehidupan
tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada pH optimum, yaitu berkisar
5,8 – 7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan pupuk,
aktivitas akar tanaman dan penguraian mineral tanah.
j. Kelembapan. Kelembapan di suatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar
matahari, angin, dan curah hujan. Kelembapan sangat memengaruhi pertumbuhan
tumbuhan. Daerah dengan tingkat kelembapan berbeda akan menghasilkan
ekosistem dengan komposisi tumbuhan yang berbeda.
2. KOMPONEN BIOTIK
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang
hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu
ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
a. Autotrof
Organisme autotrof merupakan organisme yang mampu membuat
makanan sendiri, sehingga bahan makanan didapat berasal dari senyawa
anorganik. Organisme ini mampu mengubah zat anorganik menjadi senyawa
organik. Proses ini hanya bisa dilakukan oleh organisme yang mempunyai
klorofil. Contoh: fitoplankton, alga, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan
tumbuhan berbiji. Organisme autotrof merupakan produsen utama dalam
ekosistem.
b. Heterotrof
Organisme heterotrof merupakan organisme yang tidak mampu
membuat makanan sendiri, sehingga selalu memanfaatkan bahan organik yang
disediakan oleh organisme lain sebagai bahan makanannya. Organisme heterotrof
terdiri atas herbivora sebagai konsumen primer (I), karnivora pemakan
herbivora sebagai konsumen sekunder (II), karnivora pemakan karnivora
sebagai konsumen tersier (III), dekomposer, dan detritivor.
Dekomposer adalah mikroorganisme yang menguraikan zat organik
menjadi zat anorganik. Contoh dekomposer yaitu bakteri dan fungi.
Organisme heterotrof juga dikelompokkan menjadi parasit dan detritivor.
Parasit hidup di luar atau di dalam tubuh inang yang masih hidup, misalnya kutu
yang hidup di kepala manusia. Detritivor hidup dengan cara memakan serpihan
tumbuhan atau hewan yang sudah mati yaitu dengan menguraikan zat organik
kompleks menjadi zat organik yang lebih sederhana, misalnya rayap, cacing
tanah, hewan kaki seribu (keluwing), semut, dan bintang laut.
B. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
a. Netralisme
Netralisme adalah suatu interaksi yang terjadi antara dua spesies atau
lebih yang masing-masing tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi. Di interaksi
ini, tidak ada yang diuntungkan maupun dirugikan. Netralisme ini terjadi pada
spesies yang memilliki kebutuhan berbeda. Contoh: ayam dengan kucing.
Gambar 1. Interaksi netralisme antara ayam dengan kucing
b. Kompetisi
Kompetisi adalah suatu interaksi yang terjadi antara dua spesies atau
lebih yang saling menghalangi. Kompetisi ini terjadi pada spesies yang memiliki
kebutuhan yang sama, misalnya ruang (tempat), makanan, sinar matahari, udara,
air, dan pasangan kawin.
Kompetisi ini berakibat pada spesies yang kalah itu akan tersingkir,
berpindah ke tempat lain, atau bahkan mati.
Kompetisi dibagi menjadi 2 macam:
- Kompetisi intraspesifik, kompetisi yang terjadi antara organisme yang
mempunyai spesies sama. Contoh: ayam jago dengan ayam jago yang lain
saling berkelahi.
Gambar 2. Interaksi kompetisi intraspesifik antara dua ayam jago yang berkelahi
- Kompetisi interspesifik, kompetisi yang terjadi antara organisme yang
berbeda spesies. Contoh: singa betina dengan burung elang yang
memperebutkan seekor zebra yang sama.
Gambar 3. Interaksi kompetisi interspesifik antara singa betina dan burung elang yang
memperebutkan seekor zebra yang sama
c. Komensalisme
Komensalisme adalah suatu interaksi yang terjadi antara dua spesies atau
lebih yang salah satu pihak untung, sedangkan pihak lain tidak terpengaruh oleh
adanya asosiasi atau tidak dirugikan. Contoh: tumbuhan anggrek yang hidup
menempel di ponon inangnya.
Gambar 4. Interaksi komensalisme antara tumbuhan anggrek dan inangnya
d. Amensalisme
Amensalisme adalah suatu interaksi yang terjadi antara dua spesies atau
lebih yang berakibat salah satu pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lainnya
tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi atau tidak berkibat apa-apa (tidak rugi dan
tidak untung). Interaksi ini disebabkan oleh fenomena alelopati, dimana suatu
organisme menghasilkan zat kimia (zat alelokimia) yang mempengaruhi
pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan reproduksi organisme lain di sekitarnya.
Contoh: tumbuhan alang-alang dengan tumbuhan di sekitarnya.
Gambar 5. Interaksi amensalisme antara tumbuhan alang-alang dengan tumbuhan di
sekitarnya
e. Parasitisme
Parasitisme adalah suatu interaksi yang terjadi antara dua spesies atau
lebih yang hanya menguntungkan salah satu pihak sedangkan pihak yang lain
merasa dirugikan. Berdasarkan letaknya, parasit dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
- Parasit internal (endoparasit), misalnya Trichomonas vaginalis yang hidupnya
di saluran kelamin wanita.
- Parasit eksternal (ektoparasit), misalnya tumbuhan tali putri (Custuta sp) yang
hidupnya menumpang pada tumbuhan inang.
Gambar 6. Interaksi parasit eksternal antara tumbuhan tali putri (Cuscuta sp) dengan inangnya
f. Predasi
Predasi adalah suatu interaksi yang terjadi antara mangsa dengan
pemangsanya (predator). Contoh: singa betina dengan zebra.
Gambar 7. Interaksi predasi antara singa betina dengan zebra
g. Protokooperasi
Protokooperasi adalah suatu interaksi yang terjadi antara dua spesies
atau lebih yang masing-masing pihak memperoleh keuntungan, tetapi asosiasi
yang terjadi tidak merupakan suatu keharusan. Contoh: kerbau dengan burung
jalak.
Gambar 8. Interaksi protookoperasi antara kerbau dengan burung jalak
h. Mutualisme
Mutualisme adalah suatu interaksi yang terjadi antara dua spesies atau
lebih yang masing-masing pihak memperoleh keuntungan dan saling
membutuhkan sehingga asosiasi tersabut merupakan keharusan. Contoh: bunga
dengan kupu-kupu.
Gambar 9. Interaksi mutualisme antara bunga dengan kupu-kupu
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga. h: 404-412
Wahyuningsih, R. (2018). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan
Ilmu-Ilmu Alam. Media Prestasi : Sidoarjo. h : 156-166