The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by srkristoforaosu, 2024-01-10 21:29:53

Kisah Hidup Santa Angela Merici

Kisah Hidup Santa Angela Merici

0


1 PENGANTAR Mengenal dan bersahabat dengan Angela Merici adalah pengalaman yang sangat berharga bagi Antonio Romano dan Agustino Gallo. Angela sangat dekat dengan kedua tokoh tersebut, sehingga Angela banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya terutama dalam proses perkembangan sebagai seorang pribadi, mulai dari kehidupannya bersama kedua orangtua, kakak dan adiknya ketika di Le Grezze, di Salo bersama Pamannya, kembali ke Dezensano, perutusannya ke Brescia sehingga akhirnya bertemu dan berteman dengan mereka. Dengan demikian, kisah Santa Angela ini merupakan kisah yang diceritakan oleh kedua tokoh tersebut sebagai bukti bahwa kisah itu benarbenar dialami oleh Santa Angela Merici. Angela dikenal sebagai seorang perempuan yang berani membuat terobosan baru di tengah-tengah remaja dan kaum perempuan adab 21. Ia membuat suatu pilihan yang tidak lazim di zaman itu dengan membentuk Kompani Santa Ursula pada tanggal 25 November 1535 yang beranggotakan 28 gadis. Puteri-Puteri Santa Angela telah tersebar ke seluruh dunia untuk menyebarkan benih yang telah ditanamkan oleh Angela Merici yang dirayakan setiap tanggal 27 Januari. Santa Angela juga mewariskan kepada para pengikutnya tidak hanya cerita pengalaman hidupnya tapi juga lewat katakata St. Angela berupa Regula, Warisan dan Nasihat yang menjadi warisan berharga kita yang hidup di zaman ini. Katakata Santa Angela terus hidup dan relevan untuk generasi manapun, terutama menjadi inspirasi dalam pembentukan dan pengembangan karakter seseorang.


2 DAFTAR ISI Pengantar ………………………………………………………… 1 Daftar Isi ………………………………………………………… 2 BAB 1: MASA KECIL ANGELA MERICI 1.1. Keluarga Angela Merici-Desenzano …………….. 3 1.2. Pindah ke Le Grezze ……………………………………. 4 1.3. Peristiwa di Macheto ……………………………….. 5 1.4. Angela kehilangan orang-orang tercinta …….. 7 BAB II. MASA REMAJA ANGELA MERICI 2.1. Awal Mula Hidup di Salo ………………………. 9 2.2. Memilih Cara Hidup Yang Berbeda ………….. 10 2.3. Anggota Masuk Ordo Ketiga Fransiskan ….. 12 BAB III. MASA DEWASA ANGELA MERICI 3.1. Kembali ke Dezensano ……………………………. 14 3.2. Perutusan ke Brescia …………………………….. 17 3.3. Distrik St. Agata-Antonio Romano …………… 19 3.4. Angela Berziarah …………………………………… 22 BAB IV. MISI ANGELA MERICI 4.1. Cremona – Agustino Gallo ………………………… 30 4.2. Kembali ke Brescia …………………………………. 31 4.3. Mendirikan Kompani Santa Ursula …………. 34 4.4. Santa Ursula Pelindung Kompani …………… 36 4.5. Akhir Hidup Angela Merici dan Misi Lanjutan .. 36 PENUTUP ………………………………………………………………… 41


3 BAB I. MASA KECIL ANGELA MERICI 1.1. Keluarga Angela Merici - Desenzano Angela lahir pada tanggal 21 Maret 1474 di sebuah kota kecil Desenzano Italia. Desenzano, sebuah kota kecil di tepi danau Garda, termasuk negara Italia bagian Utara. Di sebelah utara terdapat pegunungan Alpen yang curam dan pada bagian selatan, danau ini melengkung bagaikan sebuah busur. Alam yang indah, tenang, dan bentuknya yang unik, menjadikan Desenzano salah satu kota pelabuhan alam yang penting di danau itu. Rumah tempat di mana Angela lahir berada di dekat sebuah puri. Ayahnya Giovani Merici adalah seorang peternak dan petani sedangkan ibunya Caterina de Bianci adalah dari Salo, Italia. kota. Angela anak ke 4 dari 5 bersaudara. Kakak perempuan tertua Giana Maria (1471), kakak kedua laki-laki Giovani Maria (1472), lalu kakak laki-laki Ludovico (1473) dan adik laki-laki bernama Merico (1491). Bersama saudara-saudaranya, Angela mengalami masa kecil yang menyenangkan, suasana keluarga yang akrab dan penuh persaudaraan. Sebagai anak petani, Angela dibentuk sebagai pribadi yang sederhana, ramah, dan pekerja keras. Sejak kecil, Angela sudah dibiasakan untuk melakukan tindakan baik melalui pelayanannya. Bersama saudarasaudaranya, Angela dibiasakan melakukan pekerjaan rumah, memasak, mencuci, membersihkan rumah bahkan membantu orangtuanya bekerja di ladang anggur dan beternak.


4 1.2. Pindah Ke Le Grezze Anak-anak tumbuh, dan rumah di jalan menuju puri itu menjadi terlalu sempit. Selain itu mereka harus membangun pertanian untuk mencukupi penghasilan keluarga. Mereka berpikir untuk pindah dan tinggal di Le Grezze. Tanah mereka di area pedesaan sedikit di luar kota. Giovani Merici, ayah Angela akan di tempatkan di sana untuk mengawasi para pekerja tanpa harus sering jauh dari rumah. Angela dan saudara-saudaranya mendapat warisan hidup iman dan pendidikan moral yang baik. Selalu ada kesempatan untuk berkumpul bersama, saling berbagi, dan tercipta suasana akrab, nyaman dan persatuan sebagai keluarga. Angela Merici hidup di zaman di mana kaum wanita tidak diperkenankan untuk mendapatkan pendidikan, sehingga di malam hari Giovanni Merici ayahnya, setelah sepanjang hari bekerja, meluangkan waktu untuk anak-anaknya. Itulah quality time yang diciptakan ayahnya untuk duduk bersama di sekitar perapian sambil menceritakan kisah orang kudus, sedang ibunya Caterina akan mendengar dengan diam-diam dari pinggir. Jika ceritanya menjadi meragukan atau menjadi kasar, ia akan mendehem dan Giovani akan memotong ceritanya. Rasa ingin tahu yang besar dari Angela, membentuk dirinya menjadi pribadi yang memiliki daya juang untuk menyimak cerita ayahnya, punya relasi yang akrab dengan Tuhan (mau meneladani hidup santo dan santa yang hidup mereka dekat dengan Tuhan terutama saat mereka


5 mengalami kesulitan). Angela mengenal pahlawan martir dan orang kudus, sahabat Allah. Ia ingin sekali meniru mereka dan bahkan memberikan hidupnya, seperti mereka, demi cinta kepada Yesus. Angela tumbuh dalam kebahagiaan, bersama kakak perempuannya Giana Maria dan kedua kakak laki-lakinya Giovano dan Ludovico. Sebagai anak perempuan, Angela dan kakaknya Giana Maria selain membantu pekerjaan rumah ibunya, mereka juga diajak untuk membantu bekerja di ladang. Mereka beraktivitas sebagaimana layaknya seorang anak pada umumnya, berlari saling mengejar di kebun anggur, ada saat-saat di mana bisa bermain. Diceritakan anak-anak bermain kotbah-kotbahan, misa dan iring-iringan. Dan ketika tiba giliran Angela untuk berkotbah, anak-anak senang mendengarkan dia mengulang kisah para orang kudus yang pernah didengar dari ayahnya. 1.3. Peristiwa Di Machetto Kesalahan, kenakalan, dan ketidakpatuhan sebagai anak, juga dilakukan Angela dan saudaranya. Pada tanggal 5 Agustus 1484, di Machetto, ayah Angela dipanggil oleh pejabat setempat, dan harus membayar denda karena dalam 2 hari berturut-turut, Angela dan kakak-kakaknya melakukan pelanggaran. Pertama putra puteri kecilnya mencuri buah anggur dari Tomasino da Lodi, anak lelakinya menyembunyikan di balik bajunya dan anak perempuan kecilnya membungkus buah itu dengan kain penutup bajunya. Dan yang kedua, putri kecilnya yang membawa


6 kerbau dan sapi melewati ladang yang baru ditaburi benih. Tahun 1491 kakak tertua bersama kedua kakak laki-lakinya melakukan kesalahan yang sama yakni mencuri buah ara milik Tomasina da Lodi. Angela merasa sangat menyesal atas perbuatannya, tetapi kakak perempuannya belum menyadari bahwa perbuatannya itu salah dan tentu memalukan keluarga dan harus membayar denda. Kakak perempuan dianggap berandalan karena sering melakukan pelanggaran dan masih menganggap remeh perbuatan yang kurang baik di hadapan sesama dan Tuhan. sehingga tidak mengherankan bila Angela sangat mengkhawatirkan kakak perempuannya! Disini sudah nampak bahwa Angela memiliki hati yang peduli pada keselamatan orang lain, mau belajar dari kesalahan untuk tidak mengulanginya lagi. Angela tidak mengikuti kakak perempuannya membantu bekerja di ladang. Setelah Merico kecil lahir, kesehatan Caterina ibu Angela mulai menurun sehingga Angela-lah yang merawat bayi dan bertanggungjawab untuk pekerjaan rumah tangga. Kakak perempuan dan saudara lelakinya yang bergiliran menggembala ternak di ladang dan mencari kayu bakar. Pada saat seperti itulah kakak perempuannya menunjukkan keteledorannya seperti seorang pemberontak yang melawan setiap larangan dan mampu melakukan kenakalan yang nyaris jahat. Pengalaman pelanggaran yang sengaja diceritakan Angela dengan pesan bahwa melakukan kesalahan itu hal yang manusiawi tetapi perlu adanya saat untuk mengakui kesalahan, dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Machetto selalu diingat Angela karena merupakan tempat-


7 tempat pelanggaran yang dituduhkan kepada keluarga Merici (bdk. Against the tide hal. 10) 1.4. Angela Kehilangan Orang-Orang Tercinta Angela meningkatkan kehidupan doa dan penebusannya, ia berjalan cepat sejauh tiga kilometer ke arah kota dan melarikan diri dalam kegelapan sebuah gereja. Ia berbicara dengan Tuhan, untuk kesembuhan ibunya, Merico adiknya masih kecil, ayahnya juga kelelahan dan kakak perempuannya membuatnya khawatir dengan segala prilakunya. Karena penyakit, kakak perempuannya meninggal pada tahun 1491. Setelah misa ia tinggal beberapa lama untuk berdoa di makam kakaknya yang masih baru. Angela khawatir karena kakak perempuannya belum sempat memperbaiki diri. Di rumah, Caterina, ibunya merasa sangat terpukul, tidak bisa mengatasi kesedihan perpisahan. Semangat Angela sendiri sangat terganggu. Pelanggaran, kenakalan kakaknya, telah mengusik hatinya, bertanyatanya apakah kakaknya masih ada kesempatan bertobat sebelum ajalnya? Angela khawatir kalau akibat perbuatan dan kenakalan kakaknya, dikutuk selamanya. Belum selesai kesedihan dan kegalauannya, di tahun 1492, Angela harus menghadapi peristiwa sedih lagi, paling menyedihkan karena kondisi fisik yang lemah, ibunya meninggal menyusul kakaknya. Sungguh peristiwa yang sangat memilukan, kehilangan seorang ibu, bukanlah hal


8 yang mudah. Meski sudah terbiasa membantu ibunya mengurus Merico adik lelakinya, tetapi kehilangan figur dan kasih sayang seorang ibu bukanlah hal yang mudah untuk seorang remaja perempuan. Masih dalam suasana duka, ayah Giovani Mericinya pun meninggal. Tiga orang yang sangat dicintai, meninggal dalam waktu setahun karena adanya penyakit pes. Rumah keluarga Merici menjadi kosong. Kesedihan dan penderitaan yang mendalam dalam usia yang masih belia (16 tahun), tetapi Angela harus tetap survive, agar bisa mengurus semuanya termasuk bertanggungjawab penuh pada adiknya Merico yang masih kecil. Apa yang harus dilakukan Angela untuk hidupnya selanjutnya? Penderitaan yang dialami Angela, membuat Angela dapat memaknai Yesus yang menderita. Dalam usainya yang masih belia, Ia sudah mengambil sedikit penderitaan Yesus dalam hidupnya. Suasana batin Angela yang sangat kacau, tidak mematahkan semangatnya untuk berdoa memohon bimbingan dan arahan Tuhan. Pengalaman yang tidak mudah namun Angela bisa melewatinya bersama Tuhan. Itulah sebabnya dalam warisannya yang terakhir artikel Angela mengatakan “Langkah anda yang pertama senantiasa kembali ke Yesus Kristus”. Dalam situasi apapun, terutama dalam penderitaan dan sakit, datanglah menimba kekuatan dari Yesus Tuhan kita.


9 BAB II. MASA REMAJA ANGELA MERICI 2.1. Awal Mula Hidup Di Salo Di hari pemakaman ayahnya, paman Biancoso juga datang dari Salo untuk menghadiri pemakaman. Angela yang masih remaja dan adiknya Merico diajak pamannya untuk tinggal di Salo di seberang danau. Sedangkan Giovani Maria dan Ludovico, memutuskan untuk tetap tinggal di Le Grezze karena dianggap sudah cukup dewasa dan siap membangun rumah tangga sendiri. Angela sangat sedih meninggalkan rumah yang penuh kenangan, melangkahkan kaki keluar dari rumah, melewati jalan yang sering mereka lalui untuk ke ladang, menyusuri tepi danau Garda. Saat tiba di rumah pamannya di Salo dalam suasana hati yang hampa, galau, Angela dikejutkan oleh teriakan adik sepupunya Bartolomeo (anak paman Biancoso) yang amat girang menyambut kedatangan mereka. Angela berusaha tersenyum pada Bartolomeo dan semua yang menyambut kedatangan mereka, dan berusaha tegar, tangannya yang lembut merangkul adiknya Merico. Bibinya telah berdiri di ambang pintu dengan lengan terentang lebar. Angela menjatuhkan diri dalam pelukan bibinya, mencoba mencari kekuatan untuk menghadapi masa depan yang belum jelas. Naluri seorang anak yang membutuhkan kelembutan seorang ibu, namun segera Angela sadar bahwa sekarang dia harus lebih dewasa. Angela menegakkan tubuh dan sekilas memandang ke sekitarnya. Ia melihat sebuah gereja di dekat rumah, dan


10 mendapatkan semangat baru karena disanalah Angela akan bisa berdoa dan menimba kekuatan dari Tuhan. Angela sudah kenal baik kota Salo, karena kadangkadang datang berlibur atau pesta keluarga. Pamannya seorang bangsawan yang kaya raya sehingga Angela mengalami cara hidup yang sangat berbeda dengan keluarganya, ia berhadapan dengan kehidupan yang serba mewah. Perubahan ini tidaklah mudah bagi Angela dan Merico. Sejak awal tinggal di rumah pamannya di Salo, Angela memilikil irama hidup yang berbeda. Merico tidak lagi menjadi tanggungjawab dia sepenuhnya. Paman dan bibinya memperlakukan dia sebagai puteranya sendiri; ia belajar bersama Bartolomeo dan bermain dengannya. Demikian juga pada Angela, mereka mengasuhnya dengan sikap yang penuh cinta dan spontan, mereka memberinya perasaan dicintai, perasaan memiliki. Angela tidak merasa sebagai tamu utama melainkan sebagai anggota keluarga yang juga ikut melakukan pekerjaan rumah tangga bersama bibinya. 2.2.Memilih Cara Hidup Yang Berbeda Ada sesuatu yang khusus dari Angela, naluriah dan tidak mencolok, sangat hidup dan peka, ia memiliki pengertian atas orang lain. Sedikit demi sedikit Biancoso dan istrinya menemukan gabungan kualitas dan kepandaian dari keluarga Bianchi dan Merici di dalam diri Angela. Di tengah kegiatan sehari-hari seperti menyaring tepung, menguli roti yang berbeda dengan roti yang biasa mereka makan di Le


11 Greeze. Dengan situasi yang saat ini, semua serba mudah, Angela berpikir , bagaimana jika ia terpengaruh oleh standar kehidupan yang tinggi dari rumah ini? Bagaimana jika ia lupa melakukan pengorbanan-pengorbanan kecil selama siang hari, seperti yang diajarkan oleh ayah ibunya? Pikiran-pikiran itu segera disadari dan Angela segera bisa meneguhkan diri, karena yang terjadi sebaliknya; Bartolomeo-lah yang tertular untuk belajar patuh, suka membantu dan tidak mudah merengek. Angela tetap menunjukkan adanya kehidupan, tidak terus tenggelam dalam kesedihan tetapi menatap ke masa depan, ada harapan dan harus berjuang untuk bisa berbuat sesuatu yang baik bagi orang lain. Bibinya mengagumi Angela yang bekerja dengan semangat dan sukacita, namun menganggap Angela agak keras kepala dengan cara hidupnya yang saleh. Angela sering membatasi makanannya untuk berpuasa, menolak untuk menghangatkan kakinya di puncak musim dingin. Sementara bibinya khawatir bila Angela jatuh sakit. Sebagai remaja, Angela teguh dalam pendirian dalam keluarga, keteguhan prinsip ini dikatakan oleh paman dan bibinya, bahwa Angela keras kepala. Angela tidak suka ikut dalam pesta dansa dan tidak terpengaruh oleh gaya orang muda umumnya. Yang membuat Angela lebih menonjol adalah rambutnya yang luar biasa, coklat muda, indah dan menarik. Paman dan bibinya ingin mencarikan pasangan yang cocok, karena bagi mereka Angela adalah calon nyonya rumah yang sempurna. Angela yang agak pendiam, kecil dan anggun, membuat para pria tidak berani untuk mendekatinya, karena Sebagai seorang


12 remaja, kadang-kadang ada suara yang terdengar dalam hatinya “dengan rambut yang indah itu, ia akan dengan mudah mendapatkan suami! Angela mengabaikan suara itu. Komentar dan kekhawatiran paman dan bibinya ia tanggapi dengan mengecat rambutnya yang pirang dan indah, dengan abu. Keesokan harinya orangorang terkejut pada rambutnya yang sudah berubah warna, Angela tersenyum melihat respon mereka, ia telah mengambil keputusan bahwa ia akan selamanya menyembunyikan keindahan rambutnya dari rasa ingin tahu para lelaki. Keputusan yang disadari dan tidak bisa diubah lagi: menjadi mempelai Kristus, seperti para perawan dalam buku besar ayahnya yang sering diceritakan pada malam hari. 2.3. Anggota Ordo Ketiga Fransiskan Di Salo, Angela lebih mudah mengunjungi gereja, ia telah menemukan seorang pembimbing rohani yang bijaksana dan ia telah bertemu dengan para anggota Ordo Ketiga Fransiskan. Melalui merekalah ia mengenal semangat St. Fransiskus Asisi. Ia merasa terpikat. Cara menghidupi ajaran gereja di dalam kegembiraan dan kesederahanaan sejalan dengan gema hatinya. Kemiskinan tidak menakutkannya; begitu pula hidup saleh. Ia sudah terbiasa berpuasa, dengan hanya makan sekali dalam sehari yaitu pada siang hari dengan menu yang sederhana (bawang perai, bawang bombay, sayuran dan buah dan kadang


13 sedikit roti gandum). Ia juga sering ke gereja, tetapi yang bisa menerima komuni suci setiap hari hanya mereka yang masuk sebagai anggota Ordo Ketiga Fransiskan. Pada usia 18 tahun, diinspirasikan oleh Roh Kudus, Angela memutuskan untuk menjadi anggota Ordo Ketiga Fransiskan. Angela membuat sendiri jubah dan mantelnya, merajut selendang dan menutup kepalanya dengan kerudung putih. Dengan pakaian sederhana berwarna gelap dan kerudung putih, Angela memancarkan kegembiraan dan sangat menarik. Soeur Angela kini namanya dipanggil. Meneladan hidup St. Fransiskus dari Asisi, Angela belajar untuk hidup sederhana, berpuasa, berdoa pagi dan sore di gereja Paroki, serta menghadiri Misa Kudus setiap hari sehingga bisa menerima komuni kudus. Kehadirannya memberi rasa damai pada teman-teman dan warga di lingkungannya. Para gadis muda tertarik pada Angela dan para pelayan di rumah tangga Biancoso adalah orang-orang pertama yang membicarakan kesuciannya.


14 BAB III. MASA DEWASA ANGELA 3.1.Kembali Ke Desenzano Setelah melewati beberapa tahun di Salo, di usia 20 tahun, dalam terang rahmat Tuhan, Angela merasa bahwa harus kembali ke Le Grezze-Desenzano. Meski saudara lakilakinya Giovanni Maria dan Ludovico sudah menikah, tetapi masih ada tanah milik keluarga yang perlu dirawat. Angela kembali ke Le Grezze pada suatu hari di musim panas yang indah, dengan sebuah mobil yang dipinjamkan oleh Bianchi. Seorang pelayan menemaninya, ia membantunya membersihkan rumah. Giovanni Maria datang menolong, ia sangat senang akan kepulangan saudarinya. Pembersihan dan perpindahan selesai, mereka makan bersama di halaman. Angela memulai rutinitas saat masih tinggal bersama orangtuanya, yakni bekerja di ladang. Suasana berbeda dengan saat dimana Angela meninggalkan Le Grezze, Orang-orang menyambut Angela dengan ramah dan hormat memanggilnya Soeur Angela. Dengan pakaian tenunan dan kerudung putih, Angela menjalani hidup yang sederhana sebagai seorang Fransiskan. Cara hidup baru yang dikagumi dan diteladani oleh orang-orang Desenzano. Angela telah mempertahankan sebidang tanah yang diwariskan orangtuanya atau diberi oleh kakak-kakaknya. Ia memelihara sendiri apa yang dibutuhkannya untuk hidup; sisanya adalah untuk orang miskin. Kemurnian dan kebeningan hati Angela yang bersinar, menggerakkan orang-orang Desenzano untuk mencurahkan kepedihan hati dan mendapatkan ketenangan


15 berkat nasihat Angela. Ia adalah teladan untuk kepatuhannya pada hukum dan aturan. Yang paling menarik adalah caranya untuk tidak segera menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya; ia akan memejamkan mata sebentar seakan-akan untuk mengumpulkan pikirannya; dan mendengarkan terlebih dahulu apa yang Roh Kudus bisikkan padanya dalam keheningan. Orang–orang datang kepadanya, untuk menyelesaikan suatu pertengkaran atau mendamaikan dua orang yang bermusuhan. Kedamaian dan ketenangan hati Angela, yang menunjukkan bahwa Angela adalah seorang juru damai. Angela juga menjadi teladan dalam karya sosialnya, yang dengan murah hati dan pengabdian memberikan sumbangan dalam berbagai bentuk, mengunjungi orang sakit, menemani orang sekarat, dan menemani orang yang meninggal sampai ke tempat peristirahatannnya terakhirnya. Semuanya diiringi kata-kata penghiburan, dukungan dan dorongan. Tetapi jika diperlukan, Angela tidak ragu menegur dengan tegas dan keras sekaligus penuh kasih dan pengertian. Relasi intim Angela dengan Allah yang diwujudkan dalam kesederhanaan, mengenakan kemeja kasar yang terbuat dari bulu kuda, tidur beralaskan tikar dan kayu sebagai bantalnya, puasa, doa, renungan malam. Bekerja di ladang, pekerjaan rumah tangga, membantu tetangga adalah rutinitas yang dikerjakannya dan orang melihat ketersediaan yang spontan dan tulus di dalam dirinya, sehingga ia bisa diandalkan pada saat-saat yang dibutuhkan. Kadang-kadang Angela kembali ke Salo untuk mengunjungi keluarga Bianchi, untuk menemui Merico, Bartolomeo dan adik kecilnya Girardo. Paman Biancoso dan


16 bibinya Bianchi melihat perubahan Angela, yang dulu dianggap sebagai anak yang keras kepala, mungkin karena selalu melawan arus, sekarang menunjukkan dirinya sebagai orang saleh yang patuh pada rahmat Allah. Di Salo, Angela juga menemui pembimbing rohaninya untuk membicarakan perkembangan rohaninya, relasinya dengan Tuhan, menceritakan pengalamannya yang lajang dalam menjalani hidup bakti seorang diri, tanpa komunitas yang bisa berbagi, secara psikis ada kesepian karena tinggal sendiri dan mengurus segalanya sendiri. Ia telah mengalami betapa sulitnya melakukan perbedaan roh tanpa memiliki titik acuan yang tepat, tanpa dukungan dan tanpa arahan. Telah menjadi sangat penting baginya untuk memelihara sikap mendengarkan Roh Kudus, satu-satunya cara yang dibutuhkan kemurnian diri untuk tidak mencampuradukkan kemaunnya sendiri dengan Roh Kudus. Angela diarahkan oleh Roh Kudus untuk lebih banyak mengalami keheningan. Selama periode kedua di Desenzano, Allah menyiapkan Angela untuk melakukan hal penting dan berguna bagi banyak orang. Tuhan memberikan tanda pada Angela. Angela sedang berada di ladang Brudazzo selama musim panen. Sebuah pekerjaan yang melelahkan dan melibatkan semua orang. Mereka harus membungkuk, memegangi batang-batang jerami, memotongnya dengan sabit, kemudian mengikatnya dalam gulungan-gulungan besar. Mereka mulai dari pagi hingga siang hari, berhenti sebentar untuk makan dan minum. Lalu dilanjutkan hingga sore hari. Di sela istirahat yang singkat itu, Angela tidak istirahat dan menarik diri untuk berdoa. Dan Tuhan mengejutkannya, Angela melihat sebuah tangga yang


17 terentang antara bumi dan langit, suatu iringan panjang dan para malaikat dan perawan, sebuah harmoni suara para malaikat yang tidak pernah terdengar sebelumnya dan mengisi keheningan alam. Angela terpesona dengan penampakan itu dan betapa gembiranya dia, ketika ia mengenali kakak perempuannya ada di antara mereka. “Aku sudah di surga!”katanya dengan sukacita dan berseri-seri. Tak ragu lagi, Giana Maria sudah diselamatkan. Tidak hanya itu! Kakaknya tersenyum dan berkata: “Angela, suatu hari, kamu akan mengumpulkan sekelompok perempuan muda dengan mendirikan suatu kompani.” Angela, terkejut, bertanya-tanya apa arti kata-kata itu. 3.2.Perutusan Di Brescia Angela tidak mengubah cara hidupnya, doanya semakin tekun untuk terus mendengarkan apa yang diinginkan Tuhan padanya. Pada akhir Februari 1512, terdengar kabar bahwa Perancis telah menghancurkan kota Brescia. Penjarahan, pemerkosaan, dan pembunuhan berlangsung selama 7 hari 7 malam. Tidak ada yang tersisa, rumahrumah hangus, gereja yang hancur, tubuhtubuh tergeletak di jalanan. Suatu hari di tahun 1516, Angela dipanggil ke pastoran, dan disana sudah ada pembimbing rohaninya yang datang dari Salo khusus untuk menemuinya dan meminta Angela untuk pindah sementara ke Brescia.


18 Angela menitipkan kebun anggurnya kepada seorang petani, dan pergi meninggalkan Le Grezze menuju ke Brescia. Ada tugas mulia yang menanti Angela, yakni menghibur seorang janda yang bernama Caterina Patengola. Ia seorang janda yang terhormat dan kaya, yang sedang berduka, karena kehilangan suaminya dan 3 orang anak dalam waktu yang berdekatan. Caterina sangat terpukul dan kehilangan kemauan untuk hidup. Kehadiran Angela memberikan kekuatan dan memulihkan kembali hidup Caterina. Angela berbicara dengannya sambil menenun dan memintal; ia menjelaskan kenangan akan Desenzano dan Salo, mengomentari tradisi-tradisi kecil di dunia desanya. Sedangkan Caterina menceritakan ketiga anaknya, merekalah kegembiraan hidupnya. Untuk sementara waktu Angela melepaskan jubahnya sebagai anggota Ordo Ketiga, karena mempertimbangkan kondisi Nyonya Patengola. Angela tahu cara menyentuh hati manusia ketika penderitaan harus dihibur atau seseorang perlu dikembalikan ke dalam terang Tuhan. Caterina Patengola mempunyai seorang ipar yang anaknya bernama Girolamo. Girolamo memiliki relasi yang dekat dengan bibinya Caterina, sehingga sering ke rumah Caterina untuk menemani bibinya. Dan di rumah Caterina ada seorang pemuda yang baru memulai karirnya bernama Antonio Romano. Girolamo dan Antonio Romano, takjub dengan kepribadian Angela yang keibuan, penuh keyakinan dan jujur pada diri sendiri. Angela berusia 40 tahun sehingga kedua pemuda ini merasa bahwa Angela seperti ibu bagi mereka terutama Romano yang merasa kesepian di kota besar Brescia karena ia berasal dari desa kecil Ghedi. Kehadiran Angela di rumah Caterina Patengola memberikan


19 kekuatan dan kehidupan baru. Caterina mulai terbuka dengan keluarganya yang lain dan relasi kembali membaik. 3.3. Distrik St. Agata- Antonio Romano Angela berpikir Caterina sudah tidak membutuhkan Angela, dan ingin untuk kembali ke Desenzano. Angela ingat akan seorang gadis yang kadang-kadang bertemu dengannya di jalan, ia pendiam, pemalu seakan tidak memiliki harapan karena kehilangan orang tercinta bahkan rumahnya. Angela tergerak untuk melakukan sesuatu, tapi bagaimana caranya? Antonio Romano melihat kegelisahan Angela, dan menawarkan untuk tinggal di rumahnya di distrik St. Agata. Berkat ketekunan dan citarasa dalam bisnis, Antonio Romano berkembang dalam pekerjaannya sehingga ia memiliki rumah dan toko. Angela sendiri juga melihat cinta persaudaraan yang sungguh dan kebutuhan yang tidak disadari untuk dibimbing, maka Angela menerima tawaran Antonio untuk tinggal di rumahnya. Angela pun memutuskan untuk menunda kepulangannya ke Desenzano. Di rumah Antonio, Angela mengenakan kembali jubah masa lalunya sebagai Ordo Ketiga, mengganti tempat tidurnya dengan sebuah tikar dan bantalnya dengan sepotong kayu, tidak makan daging atau vegetarian. Romano mengatakan bahwa Angela kuat dalam berpuasa, di antara hari Kenaikan Yesus ke surga dan Pentekosta (10 hari) Angela hanya satu kali makan di tengahtengah novena Roh Kudus. Romano tidak bermaksud bahwa Angela akan bekerja padanya, tetapi Angela sudah terbiasa bekerja sehingga Angela membantu Antonio mengawasi para pelayan, dan dengan hati-hati menumbuhkan tugas dan


20 tanggungjawab mereka. Angela tetap menenun dan memintal, bahkan menasihati Romano agar tidak hanya mengejar keuntungan dalam bisnisnya tetapi juga perlu memikirkan dan membantu meringankan penderitaan orangorang miskin. Angela tinggal hampir 12 tahun di rumah Antonio Romano. Dalam masa itu, kesaksian yang diceritakan dalam proses Nazari (Proses untuk membuktikan bahwa Angela layak menjadi seorang Santa), Antonio mengatakan bahwa, di kediamannya, Angela sering dikunjungi orangorang miskin yang melalui Angela mereka mendapatkan kemurahan hati Antonio Romano dalam hal keuangan. Juga mereka yang kehilangan kedamaian dan ketenangan, mereka datang pada Angela untuk memohon kata-kata penghiburan dan menerima nasihat serta peneguhan. Ada juga yang datang dari keluarga bangsawan, relasinya ketika bersama Caterina Patengola, yang juga memiliki kebutuhan untuk mendengarkan nasihat bahkan pujian yang mengkritik. Meskipun mereka mempunyai latar belakang berbeda, tetapi kedatangan mereka dengan alasan yang sama yakni akibat perang, serangan dan penghinaan musuh, yang menyebabkan adanya keinginan untuk balas dendam, karena perpisahan yang lama dan kekerasan perang yang menyebabkan kehilangan anggota keluarga. Dan Angela menyambut dan menghibur setiap orang yang datang. Romano mengatakan juga bahwa semua nasihat dan tindakan yang dilakukan Angela adalah berasal dari Yesus Kristus; yang mencintai semua orang tanpa membedakan asal usulnya (pilih kasih), membawa damai, pengarah kesetiaan dalam pernikahan, dan pengampunan untuk membangun kembali relasi dengan cinta. Yang terus


21 dikenang adalah ketika Angela mencegah pertengkaran antara dua orang Brescia, Filippo Sala dan Francesco Martinengo. Yang menarik, istri-istri merekalah yang ingin mereka berdamai. Awalnya istri-istri ini meminta bantuan Duke dari Urbino, seorang pejabat sipil dan warga yang terpengaruh, dan mencoba membantu mendamaikan suami mereka, tetapi tidak berhasil. Mereka sudah melakukan semuanya, tetapi tidak berhasil. Akhirnya Modesta dan Joanna (istri-istri mereka) menemui Angela dan Angela menerimanya untuk membantu. Angela menghadapi kedua musuh besar ini secara terpisah; ia bicara perlahan dengan kata-kata yang tegas seakan-akan memberi waktu bagi seseorang untuk masuk ke dalam dirinya sendiri, apa saja yang mereka alami/rasakan, diajak kembali melihat diri mereka sendiri. Mereka mendengarkan dan tidak memutus pembicaraan seperti yang dilakukan sebelumnya, tetapi berkat pendampingan dan nasihat Angela, akhirnya kedua musuh besar ini saling memaafkan dan berteman kembali dan kedua keluarga menemukan kedamaian dan ketenangan kembali. Angela bisa melakukan semua ini karena kekuatan doa dan bermatiraga sebelum bertemu dengan orang-orang yang datang menemuinya khususnya dalam menyelesaikan hal-hal yang berat.


22 3.4. Angela Berziarah 3.4.1. Ziarah Ke Yerusalem Peziarahan yang sejati tidak dimulai dari selera petualangan tetapi buah dari devosi dan hasrat mati raga, untuk melakukan perjalanan merenungkan cinta Kristus. Begitu pula dengan Angela, selama di Brescia, Angela melakukan peziarahan pada usia lanjut. Pada peziarahan pertamanya bersama Antonio Romano, mereka pergi ke Mantua di mana Angela ingin berdoa di makam Osanna Andreasi Yang Terberkati, seorang perempuan suci yang telah menerima stigmata. Perjalanan ke tempat ini, mudah, karena singkat, melalui tanah rata, dan jalanannya ramai. Sekitar tahun 1520, ada pengalaman memilih rute perjalanan pulang, Angela memutuskan melewati Solferino, ada seorang yang pria bernama Luigi Alessandor Gonzaga yang bangga diri, seorang partisan, yang mampu melakukan kekerasan sekaligus kemurahan hati. Dan pejabat itu telah terpuruk, ia diusir dan tanah miliknya dirampas. Angela mengenal pria ini, ia tahu bahwa ia layak untuk diperjuangkan kembali. Angela menghadapi pejabat ini. Ia mengajukan kasusnya dengan sopan, dan dengan argumentasi yang tegas, cerdik, teliti dan rasional, dan ia mampu mengatasi semua perlawanannya. Kesuciannya, nada suaranya, harga dirinya yang kadangkadang membuat matanya bercahaya, di tengah-tengah doanya yang rendah hati, semuanya membuat dirinya


23 dimenangkan hari itu. Antonio mengawal perjalanan pulang Angela dengan penuh kebanggaan, bahkan orang penting di dunia ini patuh pada permintaan Angela. Pengalaman ini menumbuhkan semangat Antonio untuk berziarah ke Tanah Suci Yerusalem. Antonio menyampaikan keinginannya pada Angela, dan Angela memohon pada Antoino untuk ikut namun ada kesulitan yang mereka hadapi adalah keuangan tetapi Angela yakin jika Allah menginginkannya, ia pasti akan menerima lebih banyak. Antonio berjanji untuk tidak berangkat tanpa Angela. Bartolomeo di Salo, mendengar rencana ini dan tanpa ragu menawarkan diri untuk menemani sepupunya dan Antonio serta bersedia membantu Angela dalam hal keuangan bahkan lebih dari yang diharapkan Angela. Ketika Antonio mendengar berita bahwa ada kapal-kapal sedang bersiap menyeberangi laut Adriatik untuk pergi ke Timur Tengah dan ada bendera putih dengan salib merah, ia segera mengirim pesan ke Angela di Brescia. Angela pun segera memberitahu sepupunya Bartolomeo. Dengan berkuda Bartolomeo menemui Angela di Desenzano dan berangkat menuju ke Venesia. Di Montebello Vincentino, mereka berhenti, dihadang oleh banjir yang disebabkan oleh hujan yang baru terjadi. Di antara kedua tepian sungai hanya ada satu jembatan kayu untuk pejalan kaki dan kestabilannya agak meragukan. Bartolomeo menunggangi kudanya melewati air. Ia mempertimbangkan situasinya dengan cermat. Apa yang


24 harus dilakukan dengan perempuan yang ada di belakangnya. Kudalah yang mengambil keputusan baginya. Seakan-akan dibimbing oleh tangan yang tidak kasat mata, ia melompat ke depan ke arah jembatan, menyeberanginya dengan aman dan melanjutkan perjalanan. Itu adalah mujizat yang dialami Bartolomeo diawal perjalanan ziarah mereka menuju pelabuhan di Venesia. Mereka melanjutkan perjalanan ke Padua dengan kereta berkuda sampai ke Venezia. Antonio telah menanti mereka dengan gelisah. Ia menemukan mereka menginap di sebuah keluarga yang murah hati. Pada tgl 26 Mei, pesta Tubuh Kristus, diadakan misa di gereja St. Mark yang dipimpin oleh Duta Besar, untuk para peziarah, agar dilindungi dari badai dan serangan bajak laut. Para bangsawan Venesia menghormati mereka dengan cara menemani mereka ke pelabuhan dengan mengenakan pakaian yang berwarna warni, perhiasan, beludru. Mereka berparade, di dahului oleh lambang-lambang mereka dilanjutkan oleh para petugas gereja dengan jubah-jubahnya yang indah. Sepanjang hari, kapal memutar lagu-lagu kudus dan doa. Tetapi para penumpang harus bersabar karena bau yang tak sedap dari kerumunan orang, makanan yang keras, sehingga ada keluhan. Saat seperti itu Angela berdoa mengingatkan arti dan tujuan peziarahan, dan mengembalikan keberanian bahkan pada orang-orang di sekitarnya. Dalam perjalanan, di pelabuhan Canea, pantai barat laut dari kepulauan Creta, sesuatu yang tidak terduga terjadi: infeksi menyerang mata Angela, sehingga tidak bisa melihat. Banyak orang meminta Angela untuk kembali ke Venesia, tetapi Angela tetap menguatkan niatnya untuk


25 melanjutkan peziarahan, ia akan berusaha untuk tidak merepotkan orang lain. Tetapi Antonio dan Bartolomeo telah siap untuk menemaninya terlepas dari apapun yang terjadi. Merekapun melanjutkan perjalanan dan tiba di Tanah Suci. Angela diterima di biara Ordo Ketiga Gunung Sion; sedang Antonio dan Bartolomeo diterima oleh bruder dari ordo yang sama, tidak jauh dari tempat Angela menginap. Angela mengunjungi tempat-tempat suci dan berusaha untuk mengikuti semua acara. Setiap tempat yang dikunjunginya mengandung arti baginya dan terus melayangkan pikirannya pada Tuhan. Meski mata fisiknya tidak bisa melihat, tetapi mata batin Angela bisa mengkontemplasikan misteri penderitaan Yesus, jalan-jalan yang dilalui hingga tempat penyaliban dan kematian Yesus. Dengan hormat dan cintanya yang besar, di Golgota, Angela tunduk, berlutut dan mencium tanah tempat Yesus disalibkan. Begitu besar kasih Angela pada Tuhan yang ia imani, Yesus Kristus Sang Juruselamat. Dalam perjalanan pulang, saat kapal yang mereka tumpangi menuju Siprus kemudian menuju ke Creta, setelah selesai berdoa di depan sebuah salib yang ada di kapal itu, suatu keajaiban terjadi, Angela dapat melihat kembali. Tentu Angela sangat senang karena bisa melihat kembali, begitupun dengan Antonio dan Bartolomeo serta orang-orang yang ada di kapal itu. Dari pulau Creta merekapun melanjutkan perjalanan menuju Venesia. Perjalanan yang mengerikan, karena tiba-tiba kapal mereka terombang-ambing oleh badai


26 yang besar selama 9 hari. Angela hanya berdoa dan berdoa, meminta pertolongan Tuhan agar mereka selamat dari amukan badai itu. Kapal itu terdorong nyaris ke arah Tunisia Afrika Utara, dan secara ajaib mendarat di pantai Tunisia dengan selamat. Para peziarah berterimakasih pada Angela untuk doa-doanya dan bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk mereka hidup. Luar biasa, kekuatan doa dari Angela dan semua yang ada di kapal itu. Namun, petualangan mereka belum berakhir, kapal tiba-tiba bertemu kapal armada bajak laut dari Turki, beberapa mortir ditembakkan oleh kedua belah pihak, para perampok akhirnya pergi, tidak ada para peziarah yang diambil sebagai tahanan para bajak laut tersebut. Tentu semua para peziarah bersyukur pada Tuhan dan berterimakasih pada Angela atas doa-doanya. Akhirnya mereka mendarat di Venesia pada awal bulan November. Angela menginap di sebuah biara Fransiskan, awalnya karena kekacauan besar, biara ini ditutup bagi para peziarah, tapi bagi Angela, mereka menerimanya. Bahkan mereka meminta agar Angela tinggal di Venesia, Angela mengatakan bahwa Venesia bukanlah tempat baginya dan dengan sopan ia menolak permintaan mereka. Angela bersama Antonio dan Bartolomeo melanjutkan perjalanan dengan sebuah kereta yang disewa oleh Antonio. Di Desenzano mereka berpisah, Bartolomeo ke Salo sedangkan Antonio dan Angela melanjutkan perjalanan ke Brescia. 3.4.2. Ziarah Ke Roma Pada tahun 1525 pada saat Paus Clement ke VII memproklamirkan sebagai tahun suci, Roma diserang


27 wabah dan perang. Walaupun situasi sangat berbahaya, Angela tetap berziarah ke Roma untuk menerima berkat khusus tahun Jubileum bagi mereka yang mengunjungi dan berdoa di empat basilika utama di Roma: St. Petrus, St. Paulus di luar kota Roma, St. Johanes Lateran, St. Maria Majore. Angela sangat bahagia bertemu dengan Bapa Paus Clement VII secara pribadi, dan ketika Bapa Paus meminta Angela untuk tinggal di Roma, Angela menolaknya dengan rendah hati, ia mengatakan bahwa Ia segera kembali ke Brescia bahwa Tuhan sudah menunggunya di sana. 3.4.3. Ziarah Ke Varalo Pada tahun 1528 Angela melakukan perjalanan lagi ke Sacro Monte Varalo. Perjalanan yang panjang, cuacanya bagus, di bagian akhir perjalanan, di pegunungan, cukup terjal dan berbatu. Mereka mengunjungi kapel-kapel yang dibangun di sepanjang jalan. Dan patung-patung yang ada di kapel itu lebih besar dari manusia hidup, yang menunjukkan tahap-tahap dari kehidupan dan kematian Yesus. Dan tokohtokohnya dengan ekspresi wajahnya yang khas. Mereka seakan-akan bergerak, bertindak, bicara. Semua gambar dibangun dengan realisme yang luar biasa, yang membuat kagum para peziarah. Ketika itu Angela berkenalan dengan Francesco Il Sforza, yang menjadi Duke di Milan pada tahun 1522, namun karena perang antara Spanyol dan Perancis, membuat Francesco tersingkir dan orang-orang Venesia dan


28 sekutunya menawarkan kota Cremona dan Francesco membangun istananya di sana. Francesco yang kelelahan, menjadi tua sebelum usianya, dan merindukan kedamaian di tengah penderitaan yang dideritanya. Ia mendengar orang-orang berbicara tentang Brescia yang sedang bangun kembali setelah penderitaan dan perusakan akibat perang. Bahkan orang-orang tersebut juga bercerita tentang Angela seorang perempuan yang terkenal dan dipuji karena kemampuannya untuk menghibur mereka yang menderita. Duke mengirim orang untuk menjemput Angela yang saat itu masih tinggal di rumah Romano, dan Angela pun memenuhi undangannya karena Angela sudah pernah berkenalan dengannya saat berziarah ke Varalo. Angela memberi nasihat kepada Francesco bahwa di bumi ini kita selalu berada dalam pengasingan, jauh dari tanah air kita yang sesungguhnya dan penderitaan adalah teman yang setia dan mengajak Francesco untuk menjadi teman Dia (Yesus) yang menderita, mempercayakan kepadanya semua pengkhianatan yang dialaminya dan penghinaan yang diterimanya. Penderitaan di dunia ini tidak ada artinya dibandingkan kemuliaan surga, dan Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka yang dengan penuh percaya menyerahkan diri kepadaNya; Ia yang dengan penuh percaya menyerahkan diri kepadaNya; Ia akan menghibur mereka di dunia ini dan kelak akan menghadiahi mereka di surga untuk semua penderitaan yang telah ditimpakan pada mereka. Nasihat yang diberikan berdasarkan pengalaman hidup Angela dalam menghadapi penderitaan ketika ditinggal


29 orang-orang yang dicintainya. Diakhir percakapan mereka, Francesco meminta Angela untuk mendoakannya dan mempercayakan seluruh usaha untuk menerima penderitaanya dalam doa-doa Angela. Karena devosi Angela yang kuat pada penderitaan Yesus, maka seorang pelukis, menambahkan lukisan Angela yang menyaksikan pemakaman Yesus dari pinggir makam Yesus di salah satu kapel di Sacro Monte Varalo.


30 BAB IV. MISI ANGELA MERICI 4.1. Cremona-Agustino Gallo Tahun 1529 terjadi perang lagi di Brescia, sehingga banyak yang mengungsi termasuk Angela. Agustinus Gallo menawarkan Angela untuk mengungsi di rumahnya di Cremona di distrik St. Victor, ia mengajak istrinya Cecilia dan saudarinya Ipolita. Gallo bersikeras mengajak Angela untuk harus meninggalkan Brescia dan tinggal bersama mereka di Cremona. Di Cremona pun Angela masih dikunjungi para tamu, sama seperti di Brescia. Reputasi kesuciannya sudah menyebar, dan orang-orang tidak ingin kehilangan kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan nasihatnya. Agustino Gallo adalah saksi lain yang hidup bersama Angela ketika di Cremona dan di Brescia. Gallo memberikan kesaksian bahwa Angela seorang Kristiani yang tidak memiliki latar belakang tertentu, tetapi Gallo melihat para teolog dan pengkotbah memasuki rumahnya untuk mendiskusikan tentang Kitab Suci dan mereka keluar dari rumah dengan takjub dan terinspirasi setelah berbicara dengan Angela. Dikatakan juga bahkan pria-pria terhormat dari istana Francesco Sfora, yang sedang dikucilkan di Cremona, datang berbicara dengan Angela, dan mereka tergugah, meninggalkan kehidupan duniawi mereka untuk hidup sebagai Kristiani yang saleh. Gallo juga mengatakan bahwa Angela sering dikunjungi orang-orang dari berbagai jenis orang/kelas sosial: kesedihan untuk dihibur, frustrasi untuk diatasi, mencari putri untuk dinikahkan, dan bahkan


31 membangun kembali rumah tangga, perdamaian yang sulit di antara kakak-adik, orangtua dan anak. Mereka datang meminta doa Angela, dan setiap orang pergi dengan damai. Beberapa kembali ke Angela hanya untuk membagikan rahmat dan mengucapkan terima kasih. Yang ditekankan lagi adalah Angela tetap memelihara kerendahan hatinya, ia sama sekali tidak terpengaruh oleh orang-orang dari berbagai kalangan yang berelasi dengannya. Ia tetap memelihara hidup doa dan matiraganya dan sadar bahwa apa yang dia lakukan untuk orang lain, hanyalah sebagai alat Tuhan untuk membantu orang yang membutuhkan. Sebagai tuan rumah, Gallo kagum akan cara hidup Angela yang hanya tidur sebentar dan waktunya digunakan pada malam hari untuk kontemplasi sehingga menemukan terang, kekuatan dan cinta untuk keesokan harinya. 4.2. Kembali Ke Brescia Setelah perang berakhir, Angela harus kembali ke Brescia, tetapi tidak tinggal di rumah Romano, ia tinggal bersama keluarga Agustinus Gallo. Gallo menyiapkan 2 ruangan untuk Angela di rumahnya di distrik San Clemente. Beberapa bulan tinggal di rumah Gallo, Angela pergi dan tinggal di distrik Barnabas. Selama di Brescia, kadang-kadang Angela ke Salo, selain untuk bertemu dengan Bartolomeo saudara sepupunya juga bertemu dengan pembimbing rohaninya. Tidak ada waktu dan tempat yang sia-sia bagi Angela, di waktunya yang singkat saat berkunjung ke Salo, dikisahkan ada seorang bernama Stefano Bertazzoli yang masih belia,


32 sering gelisah dan lemah, punya ide muluk tapi memiliki sikap yang labil, Angela menasihatinya, mengarahkan, dan pada akhirnya dia berubah dan menemukan hidupnya dengan menata kembali hidupnya belajar hukum kanon di Padua dan menjadi seorang Pastor. Zaman Angela hidup, banyak terjadi kebobrokan moral, tidak hanya kaum sipil juga para Pastor. Angela juga membantu seorang pastor yang mempunyai seorang kekasih. Pertemuannya dengan Angela membuka sebuah jalan harapan baginya, memberikan kesempatan untuk bisa memutuskan ikatan yang telah menjadikannya budak dosa. Ia bahkan menangis saat bercerita dengan Angela, tetapi begitu ia pulang ke rumahnya, ia kembali jatuh dengan perempuan tersebut. Tragedi imamat yang mungkin lebih berasal dari pertimbangan materi, dan bukan buah panggilan yang dijalani dengan bebas. Ia meninggal tidak lama sesudahnya, tanpa berhasil melepaskan rantainya. Ketika mengetahuinya, Angela menangis. Tahun 1532, Angela lalu akhirnya menetap di St. Afra, seakan-akan Angela didesak oleh kebutuhan akan kebebasan dan kemandirian. Gereja St. Bernabas tidak jauh dari gereja St. Afra, hanya beberapa menit jalan kaki. Pada tahun 1534, suatu pagi, Angela mengikuti perayaan Ekaristi tambahan di gereja St. Barnabas. Beberapa orang beriman sedang menghadiri misa, masing-masing tenggelam dalam devosi pribadinya, begitu pula Angela. Ada seorang anak laki-laki tukang kayu berusia 16 tahun, bernama Bertolino Boscoli, yang baru datang dari Gottolengo, (dalam proses nazari dia memberikan kesaksiannya) Ia menceritakan sebuah peristiwa yang sangat berarti dan tidak pernah dilupakan yakni dengan


33 mata kepalanya sendiri, saat Pastor sedang membacakan Injil, ia melihat Angela berdiri tegak di sana, tubuhnya terangkat dari lantai selebar sekitar satu telapak tangan, wajahnya berubah dalam ekstasi. Bagi dia, itu seperti mujizat, dia melihat seorang suci seperti Angela yang mengalami ekstasi. Di Brescia, Angela mengenal dan mengalami (dari pertemuan dan kunjungan para perempuan dengan Angela) bahwa ada banyak perempuan yang merasa frustrasi karena tidak bisa memilih takdirnya sendiri sesuai keinginan. Tidak mudah bagi mereka untuk melepaskan diri dari takdir; nasib mereka berada di tangan ayah, saudara laki-laki, atau seorang wali yang menginginkan mereka berada dibawah perlindungan suami atau perlindungan biara. Dan bila mereka berani mengetengahkan keinginan mereka dengan cukup kuat untuk tidak menikah, maka mereka dianggap tidak berguna, mempermalukan keluarga atau kehidupan sosial. Di antara para perempuan itu, ada juga yang mengatakan bahwa ia ingin mengabdikan hidupnya untuk Tuhan (masuk biara) tetapi orangtuanya sudah lanjut usia, tidak bisa meninggalkan mereka. Angela ingin melakukan sesuatu yang baru, yang bisa menjawab keinginan para perempuan ini. Dalam permenungannya, Angela mengatakan bahwa seorang perempuan harus berhak mengikuti panggilan hidup baktinya sendiri tanpa harus meninggalkan dunia. Jika ia ingin hidup selibat dan mempersembahkan keperawanannya pada cinta kepada Kristus, maka ia harus bisa melakukannya. Ini harus terjadi, agar para perempuan bisa mempraktekkan ajaran gereja selaras dengan kecendrungan rohaninya sendiri; tanpa


34 wajib meninggalkan dunia atau memasuki biara. Permenungan yang menjawab pertanyaan ketika penampakkan di Brudazzo. Sekarang ia menjadi sangat paham akan apa yang akan dilakukannya. Ia telah mengambil keputusan yang melawan arus; ia akan berupaya sekuat mungkin bahkan dengan resiko menjadi tidak populer. Ia akan segera memulai karya Tuhan ini. Bahkan dalam doanya Angela mengungkapkan penyesalannya: Tuhan, betapa saya menyesal bahwa saya telah lamban memulai melayani Keagungan IlahiMu! 4.3. Berdirinya Kompani Santa Ursula Saat itu, hari Kamis, tanggal 25 November 1535, Angela sedang berdoa di gereja St. Afra, terbungkus rapat dengan jubah kelabunya. Di depannya, dua puluh delapan puterinya sedang berlutut, bermeditasi. Mereka adalah anggota pertama, yang dianggap oleh Angela sudah cukup siap untuk menjadi anggota dari Kompani Santa Ursula. Mereka mengenakan pakaian pesta mereka, tidak cerah, berwarna cokelat, hitam atau kelabu. Pastor berkotbah dalam perayaan Ekaristi, mengingatkan tentang pernikahan mistik dari Santa Catarina dengan Kristus. Setelah perayaan Ekaristi, mereka merayakan kegembiraan di rumah Lady Isabetta. Angela meminta bantuan Cozzano untuk menuliskan nama Angela dan keduapuluh delapan “perawan” pertama anggota Kompani Santa Ursula.


35 Beberapa waktu kemudian, muncul ide untuk melukiskan Angela Merici, St. Ursula sebagai Pelindung dengan pakaian kerajaannya sebagai cirinya, dan juga St. Catarina dari Aleksandria dengan ciri Bunda Maria menggendong Kanakkanak Yesus, dan Catarina berlutut di kaki mereka. Yesus memilihnya sebagai mempelai dan mengenakan cincin pernikahan pada jarinya, untuk dipajang di ruangan yang biasa digunakan untuk pertemuan dan doa bersama. Setahun kemudian, Kuria keuskupan, Boarno, menyerahkan Regula yang sudah disahkan, lebih cepat dari yang dibayangkan, karena Kompani yang didirikan Angela ini adalah suatu cara hidup yang baru. Angela dan puteriputerinya sangat senang, bahwa Allah melancarkan dan menginginkan adanya Kompani ini. Tanggal 18 Maret 1537, Angela mengadakan kapitel umum yang pertama untuk memilih pemimpin umum. Ada 62 perawan anggota kompani yang memilih secara langsung dan 13 lainnya memilih dari jauh. Dan dari hasil kapitel, Angela dipilih sebagai pemimpin umum, sebagai ibu seumur hidup. Setiap Minggu terakhir setiap bulan mereka berkumpul untuk mendengarkan pembacaan dan penjelasan Regula. Dan setiap hari Jumat pertama dalam bulan, mereka pergi ke Gereja St. Afra untuk perayaan ekaristi dan menerima komuni bersama. Angela mengisi hari-harinya dengan terus berdoa dan matiraga, serta mendiktekan warisan dan nasihatnya yang ditulis oleh Cozzano sekretarisnya.


36 4.4. Santa Ursula Pelindung Kompani Angela tidak pernah ragu bahwa Santa Ursula akan menjadi pelindung Kompani. Angela telah mengenalnya; selalu di dalam hatinya, sejak dulu, ketika ayahnya sering membacakan buku besarnya. Angela juga teringat ketika berziarah ke Venezia, ia terkesan dengan lukisan Santa Ursula. Keluhuran sejati Santa Ursula, keberaniannya menghadapi yang tidak dikenal untuk melaksanakan rencana Allah, kegigihannya membela keperawanan sampai pada kemartiran, dan Ursula berperan sebagai kapten yang mengepalai laskar para perawan. Martabat Ursula sebagai putri raja membangkitkan kehormatan Kompani: para anggotanya dipanggil kepada pesta nikah rajawi pesta dengan “Putra Allah” dan suatu saat nanti mereka akan menjadi “ratu yang mulia di surga”. Angela melihat dalam diri Ursula seorang perempuan muda yang menantang laut bergelora dan menghadapi ketidakpastian karena diserahi suatu misi. Angela menyadari bahwa misinya untuk mendirikan Kompani juga menuntut keberanian, kesadaran dan keberanian sama yang telah membuat Ursula mengumpulkan perawan-perawan di sekitarnya untuk menjadikan mereka pengantin Kristus . 4.5. Akhir Hidup Angela dan Penerus Misi Angela Ketika Angela merasa bahwa kekuatannya telah semakin menghilang dan memahami bahwa ia tidak akan membaik, ia ingat saat kapitel umum yang pertama, saat para perawan memilihnya menjadi pemimpin umum sepanjang hidup dan


37 telah diputuskan bahwa akan dipilih seorang perawan pada saat kematiannya. Saat itu jumlah anggota Kompani Santa Ursula sudah mencapai 150 orang. Angela harus berdoa dan melalui sakitnya, ia sudah bermatiraga, agar diberikan seorang perawan yang menggantikan dirinya sebagai pemimpin. Angela mengkonsultasikan dengan pembimbing rohaninya dan suatu saat, Angela mengirim Barbara untuk menjemput sekretrisnya Cozzano. Angela meminta Cozzano untuk menuliskan di Buku Umum Pertama bahwa Angela telah memilih Lady Lucrezia Lodrone sebagai pemimpin umum Kompani. Angela juga meminta Cozzano untuk membacakan nama itu di hadapan semua orang, dan meminta kepada semua anggota Kompani untuk mengakui Lady Lucrezia sebagai Ibu dan taat padanya. Lalu Angela membubarkan para anggota yang hadir, tetapi meminta Cozzano untuk tetap tinggal. Angela mengatakan kepada Cozzano bahwa tidak ada orang yang lebih mengenal pikiranpikiran saya tentang Kompani dibandingkan diri anda. Kepada andalah saya mendikte Regula, kata demi kata.. Hanya anda yang tahu alasan dan arti dari setiap kata saya. Jika perlu, anda akan bisa menjelaskannya. Dari atas sana saya akan terus menjaga anda semua. Dan saya akan selalu berada diantara anda; menjaga anda semua. Dan saya akan selalu berada di antara anda; anda tahu itu bukan? Dan…terimakasih untuk kesetiaan anda. Angela menutup matanya di dunia ini pada hari Selasa, 27 Januari 1540 sekitar jam 3.30 sore. Ia dikenakan baju dan jubah ordo ketiganya; sebuah tali diikatkan di pinggangnya; kepala dan wajahnya ditutup dengan linen putih; kerudung putihnya dipasangkan. Hari berikutnya


38 dibawa ke gereja St. Afra pada jam 10 pagi. Para pastor Lateran segera menawarkan untuk disemayamkan di gereja St. Afra, paroki Angela. Sedang Pastor Katedral menuntut hak mereka, agar jenazah Angela dibawa ke Katedral. Ada 2 kelompok pastor yang memperebutkan jenazah perempuan ini, yang selama hidupnya sering bicara tentang perdamaian dan telah bekerja untuk perdamaian. Tetapi Cozzano ingat bahwa Angela telah mengirim petisi kepada Paus bahwa untuk diperbolehkan dimakamkan di St. Afra. Dan kedua Pastor itu melihat dan membaca petisi tersebut dan diijinkan untuk disemayamkan di Gereja St. Afra. Selama sebulan, tubuh Angela tetap terbuka bagi publik tanpa membusuk. Dan akhirnya dimakamkan di ruang bawah tanah St. Afra. Saat ini, jenazah Santa Angela diletakkan di samping altar gereja Santa Afra (Sanctuario Sainte Afra). Itulah kehidupan Angela, yang sepeninggalnya, banyak orang menceritakan kebaikannya, kesuciannya, dan mengatakan bahwa Angela layak menjadi seorang kudus. Karena itu dilakukan proses Nazari atau kanonisasi, untuk menjadikan Angela Merici seorang Santa. Proses kanonisasi dimulai dari cerita kesaksian orangorang pernah tinggal bersama Angela Merici yakni Antonio Romano dan Agustino Gallo. Antonio Romano adalah seorang pedagang, saat bertemu Angela Merici ia berumur 23 tahun sedang proses kanonisasi ini dimulai saat Antonio berusia 82 tahun. Melalui proses yang panjang, sehingga akhirnya pada tanggal 24 Mei 1807 oleh Paus Pius VII meresmikan Angela Merici resmi dinyatakan sebagai seorang Santa. Santa


39 Angela Merici. Dan para anggota Kompani terus berkembang ke berbagai belahan dunia yang masih mempertahankan semangat awal pendiri yakni tetap memprioritaskan pada pendidikan kaum muda dan kaum perempuan. Para anggota Kompani Santa Ursula atau yang biasa disebut para Ursulin terus berkembang yang kini sekitar 75 cabang dan hidup sesuai dengan regula yang diwariskan Santa Angela Merici. Lambat laun ada Ursulin yang mulai hidup berkomunitas atau hidup dalam biara seperti para Suster Ursulin dan ada yang tetap mempertahankan cara awal yakni berkaul tetapi tetap tinggal dalam keluarga masing-masing seperti Para Puteri Santa Angela. Adapun logo Ursulin Uni Roma adalah SOLI DEO GLORIA (yang artinya Semua Demi Kemuliaan Tuhan). Para Suster Ursulin yang tergabung dalam Uni Roma adalah tarekat Religius internasional yang tersebar di 35 negara yang berpusat di Roma. Dan di Indonesia ada 36 komunitas (biara/rumah) yang tersebar di DKI Jakarta (7 komunitas) , Jawa Barat (6 komunitas), Jawa Tengah (5 komunitas), Jawa Timur (4 komunitas), Sulawesi Utara (2 komunitas), NTT (5 komunitas), Sumatra Nias Barat (1 komunitas), Kalimantan (3 komunitas yakni Nangapinoh, Tanjungselor, Penajam-IKN) dan Papua (3 komunitas). Ordo Santa Ursula (Ursulin) mengambil bagian dalam misi Gereja melalui karya pendidikan baik Formal maupun Non Formal dengan mengutamakan penghargaan terhadap setiap pribadi dan mengusahakan perkembangan pribadi


40 yang utuh. Adapun lambang Sekolah Ursulin Internasional adalah SERVIAM (yang artinya saya mengabdi). Karya Para Suster Ursulin di Surabaya di bawah naungan Yayasan Paratha Bhakti, meliputi Rumat retret di Pacet dan Karya Pendidikan (Yayasan Paratha Bhakti) yakni Kampus St. Maria Surabaya, Santa Maria Sidoarjo dan Santo Yusuf Pacet). Hingga hari ini, kita merayakan pesta Santa Angela Merici, dirayakan setiap tanggal 27 Januari. Santa Angela Merici dirayakan pada tanggal wafatnya, untuk mengingatkan kelahiran barunya yakni hidup bersama dengan Yesus Kristus Sang Mempelainya di surga.


41 PENUTUP Angela Merici secara fisik sudah tidak bersama kita, namun semangatnya terus hidup dalam diri para pengikutnya. Lewat kehadiran dan pelayanan kita, Angela lebih hidup, sebagaimana yang diungkapkannya dalam Prakata Nasihat Santa Angela artikel 23-25 “Ketahuilah kini saya lebih hidup daripada ketika saya masih ada di dunia, sekarang saya dapat melihat dan menghargai perbuatanperbuatan baik yang senantiasa anda lakukan. Dan sekarang lebih daripada dulu, membantu dan melayani anda, saya mau dan mampu dengan cara apapun juga.” Mari kita mohon berkat Tuhan dan doa Bunda Angela agar kita senantiasa menghidupi semangat Santa Angela dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga apa yang dilakukan semuanya demi kemuliaan Allah ( Soli Deo Gloria) dan keselamatan jiwa-jiwa lewat pelayanan dan pengabdian kita (SERVIAM)


42


Click to View FlipBook Version