ssssPENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI GENERASI MUDADiajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Aplikasi Komputer BisnisDisusun oleh: Syifa Maulida Keisha Virgi Annastasya Rival Septian Ainul Rahmawati AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2023
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiahtentangPENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI GENERASI MUDA. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuandari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itukami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalampembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuranganbaik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengansegalakekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembacaagar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang impilkasi nilai nilai ibadahdalam kehidupan sehari hari dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Kuningan, 2 Oktober 2023
DAFTAR ISI Kata pengantar Daftar isi Abstrak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Manfaat BAB II KERANGKA TEORI A. Pendiddikan 1. Pengertian Pendidikan 2. Tujuan Pendididikan 3. Manfaat Pendidikan B. Pengertian remaja C. Pengertian Putus Pekolah BAB III PEMBAHASAN A. Faktor Remaja Putus Sekolah B. Upaya Pencegahan Remaja Putus Sekolah C. Pentingnya Pendidikan Bagi Generasi Muda BAB IV PENUTUP Kesimpulan Saran Daftar Pustaka
ABSTRAK Penelitian ini di latar belakangi banyaknya kasus remaja putus sekolahpadajenjang SMP hingga SMA. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui faktor penyebabanak putus sekolah, dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan masyarakat, harapan, solusi serta upaya dan kendala yang dialami orangtua, pemerintahan jugainstansi dalam menangani permasalahan tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah anak putus sekolah, orangtua, masyarakat dan pemerintah. Penetapan informan dengan menetapkan informansecara sengaja menurut kretria tertentu untuk mengetahui secara mendalammengenai masalah tersebut. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu anak putus sekolah. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak putus sekolah yang menjadi faktorpenyebabnya anak putus sekolah adalah faktor ekonomi, faktor lingkungandanfaktor kurang kesadaran orang tua terhadap pendidikan. Hal ini harus diperhatikan baik dari instansi terkait, orang tua dan masyarakatagar anak putus sekolah dapat diminimalisir terutama dengan melihat apayangmenjadi penyebab anak sampai putus sekolah dan mengatasi dampakyangditimbulkan anak putus sekolah yang bersifat negatif untuk membawamerakakearah yang bersifat positif .
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan manusia yangselamaini diperbincangkan baik dikalangan praktis maupun teoritis terutama pihakyangterlibat langsung dalam pelaksanaan pendidikan. Pendididkan yang berkualitasjugamerupakan salah satu kunci untuk mencapai tujuan hidup termasuk dalamhal karirmaupun kesejahteraan sosial. Indonesia sebagai salah satu negara yangsedangberkembang berusaha untuk meningkatkan pemerataan pendidikan. Kebijakan pembangunan di bidang pendidikan diarahkan dan pada terciptanyapemerataan dan keadilan, Khususnya pada tingkat pendidikan dasar, Programwajibbelajar yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 1994 dalamUndang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1nomor14, pendidikan anak usia dini diartikan sebagai upaya pembinaan yangditujukankepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukanmelalui pemberian rangsangan atau insentif pendidikan. Untuk membantu pertumbuhan. Serta perkembangan anak baik jasmani maupun rohani agar anak memiliki kesiapandalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kebijakan tersebut merupakan puncak dari upaya mencapai pemerataandankeadilan pada tingkat pendidikan dasar yang semula 6 tahun (usia 7- 12). Kemudianditingkatkan menjadi 9 tahun (usia 7 – 15). Namun, Persoalan anak putus sekolah bukanlah sesuatu yang baruuntukdi perbincangkan namun persoalan ini begitu urgen untuk di perbincangkandari kalangan akademisi maupun kalangan umum lainya, sebab persoalan ini bersentuhlangsung dengan kemajuan suatu negara bangsa dan masyarakat. Terputus sekolahnya seorang anak atau masyarakat, tentu saja suatuhal yangsebenarnya tidak dikehendaki baik bagi. Banyak anak putus sekolah padajenjang
sekolah SD, SMP, SMA. anak putus sekolah bisa di katakan anak yang gagal dalammengikuti pendidikan. Masalah putus sekolah bisa menimbulkan ekses dalam masyarakat, sebaborangputus sekolah belum punya pemikiran-pemikiran yang bersifat kedewasaanmaupunsifat kemandirian sehingga ia akan menjadi sampah masyarakat pengangguranyangakan menjadi masalah sosial. Faktor utama anak putus sekolah adalah kesulitan ekonomi atau tidak mampumenyediakan biayanya. Sehingga anak harus berhenti sekolah karena orangtuanyatidak mempunyai uang untuk membiayai sekolah anaknya. Selain itu, tidakjarangterjadi orang tua meminta anaknya berhenti sekolah karena mereka membutuhkantenaga anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua. Karna kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Masyarakat mengira pendidikan hanya sekedar untuk mencari ilmu ataupunbelajaruntuk mendapat sebuah gelar. Tetapi sebenarnya Pendidikan juga di perlukanUntukmembina akhlak dan moral remaja. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini karenapeneliti menganggap perlu diteliti lebih dalam terkait dengan obyek atau masalahyangterjadi pada remaja. B. Rumusan Masalah 1. Apa faktor yang mendasari penyebab remaja putus sekolah? 2. Bagaimana upaya ataupun solusi yang dilakukan orangtuadanpemerintah dalam menangulangi kasus remaja putus sekolahkedepannya? 3. Apa pentingnya Pendidikan bagi remaja? C. Tujuan Adapun tujuan dibuatnya makalah, seperti berikut ini : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar aplikasi bisnis 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi remajaputussekolah 3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukandalampenanggulangan kasus remaja putus sekolah 4. Untuk mengetahui faktor penghambat ataupun kendala dalamupayapenggulangan kasus tersebut
D. Manfaat 1. Untuk dapat melihat perubahan karakter pada remajasetelahmendapatkan himbauan 2. Sebagai bahan pelajaran bagi orang tua, tokoh masyarakat danpemerintah desa untuk membimbing, membina dan memotivasi anakterutama orang tua tentang betapa petingnya Pendidikan 3. Sebagai acuan dalam pencegahan kasus tersebut terulangKembali kedepannya 4. Mengurangi angka kebodohan di Indonesia terutama di desaSindangsari 5. Sebagai pembentukan karakter setiap remaja dan menciptakangenerasi bangsa yang unggul 6. Untuk memberikan informasi serta pemahaman kepada masyarakatakan pentingnya pendidikan bagi generasi muda 7. Untuk mengembangkan talenta atau bakat serta minat yangdimiliki tiap generasi muda BAB II A. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmuliaserta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan, terlebihdahuluperlu di ketahui dua istilah yang hampir sama bentuknya danseringdi pergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu ; pedagogi dan pedagoik. Pedagogi berarti “pendidikan”,sedangkan Pedagoik artinya“ilmupendidikan”. Kata pedagogos yang pada awalnya berarti pelayanankemudian berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena pengertianpedagogi
(dari pedagogos) berarti seorang yang tugasnya membimbinganakdi dalam pertumbuhannya ke daerah berdiri sendiri dan bertanggungjawab. Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu: segalasesuatuyang berhubungan dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampaipada perkembangan iman. Dalam pengertian yang sederhana dan umummakna pendidikansebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkanpotensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengannilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikandanbudaya ada bersama dan saling memajukan. Berikut Pengertian Pendidikan menurut para ahli : John Dewey Dilansir dari buku Filsafat Pendidikan Islam(2019) karyaSudarto, definisi pendidikan menurut John Dewey adalahsebuahproses pengalaman. Baginya, pendidikan membantu pertumbuhanbatin tanpa dibatasi usia. Sebab, proses pertumbuhanmeliputi penyesuaian pada tiap fase kecakapan seseorang. Herman H. Horn Menurutnya, pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaianmakhluk hidup yang telah berkembang secara fisik danmental. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendidikan juga meliputi kesadaran akan Tuhan dan alam sekitarnya, serta sisi emosional dan kemauan manusia. Langeveld Dalam buku Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (2017) karyaSyafril dan Zelhendri Zen, berikut definisi pendidikan menurut Langeveld: "Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan orangdewasakepada anak untuk mencapai kedewasaan dalamperkembangannya." Langeveld menjelaskan bahwa pendidikanituditujukan untuk membentuk karakter anak agar cakapdalammelaksanakan tugasnya. Mahmud Yunus
Pendidikan adalah usaha yang sengaja dipilihuntukmemengaruhi dan membantu anak demi meningkatkanilmu, jasmani, dan akhlaknya. UU Nomor 20 Tahun 2003 Undang-undang ini membahas tentang sistempendidikannasional. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 20 Tahun2003, berikut definisi pendidikan: "Pendidikan adalah upaya sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajar, agarpeserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya, agar memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan, baikbagi dirinya, masyarakat maupun bangsa serta negara." Frederick J. Mc Donald Baginya, pendidikan adalah proses seseorang untuk mendapatkansesuatu, di mana prosesnya mengarah pada tujuan seseorang. - Menurut Aristoteles - pengertian pendidikan adalah salah satu fungsi dari suatu negarayangdilakukan demi tujuan negara itu sendiri. Ia memandangbahwapendidikan merupakan bekal untuk beberapa aktivitas atau pekerjaanyang layak. Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut makadapatdisimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolonganyangdiberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakantugas hidupnya sendiri. B. Pengertian Remaja Masa remaja menurut Mappiare, berlangsung antara umur 12tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahunsampai dengan 22 tahun bagi pria., remaja disebut juga ‘adolescence’ berasal dari bahasa latin ‘adolescere’ yang artinya tumbuh atau tumbuhuntukmencapai kematangan.
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Merekasudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belumjugaditerimasecara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Oleh karenaituremaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” ataufase“ topan dan badai” secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya, namun yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa faseremajamerupakan fase perkembangan yang tengah berada padamasapotensial, baik dilihat dari aspek kongnitif, emosi, maupunfisik. Berdasarkan pendapat diatas pada penelitian ini peneliti lebihmenfokuskan untuk meneliti pada remaja usia awal jenjangsekolahmenengah pertama dari usia 12 sampai usia 13 tahun. Adapunpengertian remajaq menurut para ahli: Menurut Asrori dan Ali (2016), remaja adalah suatu usiadimanaindividu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatuusia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawahtingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama , ataupalingtidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandungbanyak aspek afektif , lebih atau kurang dari usia pubertas. Dalam Psikologi, remaja adalah suatu bentuk masa perubahanyang memiliki dorongan motivasi yang kuat, rasa ingin tahuyangtinggi, dan remaja rentan terhadap stres. Seseorang yangsudahmenginjak umur 12 hingga 18 tahun maka dapat dikategorikansebagai remaja. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1991), remaja adalah suatuusiadimana individu menjadi terintegrasi ke dalammasyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya beradadi bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, ataupaling tidak sejajar. Menurut Papalia, Old dan Feldman (2008), remaja adalahmasatransisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasayangmengandung perubahan besar baik secara fisik, kognitif maupunpsikososial. Masa remaja dimulai dengan pubertas, yaituprosesyang mengarah kepada kematangan seksual atau fertilitas(kemampuan untuk bereproduksi). Menurut Mappiare, priode remaja berlangsung antara umur 12tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahunsampai dengan 22 tahun bagi pria. biasanya dapat dikategorikanremajaketika meduduki sekolah menengah pertama dan sekolahmenengah akhir, yang dalam masa-masa tersebut pemikirannyasudah terbuka dan luas. Zakiah Darajat (1982)
Remaja adalah masa yang menjembatani antara usia anak-anakdan dewasa. Santrock Remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antaramasa anak dan dewasa yang mencakup perubahanbiologis, kognitif dan emosional. Monks Dkk, (1989) Pengertian remaja adalah fase “ mencari jati diri” atau fase“ topan dan badai”. Elizabeth B. Hurlock (1999) Remaja adalah masa peralihan dari anak – anak menujudewasayang mencakup kematangan mental, emosional, sosial danfisik. C. Pengertian Putus Sekolah Putus sekolah atau drop out adalah mereka yangterpaksaberhenti sekolah sebelum waktunya. Martono HS dan Saidiharjomenyatakan bahwa putus sekolah adalah meninggalkansekolahsebelum menyelesaikan keseluruhan masa belajar yangtelahditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan sedangkan putus sekolahmenurut para ahli dalam skripsinya Noor RizQa adalah sebagai berikut Menurut Gunawan dalam bukunya mengungkapkanbahwaputus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepadamantanpeserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatujenjangpendidikan berikutnya. hal ditunjukan kepada seorang yangpernahbersekolah namun berhenti untuk bersekolah. Menurut Ahmad dalam bukunya mengungkapkan bahwayangdimaksud dengan putus sekolah yaitu berhentinya belajar seorangmurid baik ditengah-tengah tahun ajaran atau pada akhir tahunajarankarena berbagai alasan tertentu yang mengharuskanatau
memaksanya untuk berhenti sekolah. hal ini berarti putus sekolahuntuk semua anak yang tidak menyelesaikan pendidikan mereka. Berdasakan beberapa pendapat diatas yang telah dikemukakandiatas dapat disimpulkan bahwa, putus sekolah adalahtidakterselesaikannya seluruh masa belajar pada suatu jenjang pendidikankhususnya pada jenjang sekolah menengah pertama SLTP. Dr. ST. Vembrianto menjelaskan bahwa yang di maksuddenganputus sekolah ialah (Drop Out) yakni suatu kejadian dimanamuridmeninggalkan suatu pelajaran di sekolah sebelumia menamatkanpelajarannya.21 Sedangkan menurut Drs. YB. Suparlan bahwa putus sekolahadalahanak sekolah yang gagal sebelum menyelesaikan sekolahnya, tidakmemiliki ijazah atau surat tanda tamat belajar.22 Menurut Dr. Lukman Hakim yang di maksud dengan putus sekolahadalah anak putus sekolah yang tidak bias melanjutkan sampai tamatdi karenakan beberapa faktor. D. Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan menurut para ahli - Prof. Dr. John Dewey - John Dewey sebagai pakar pendidikan mengungkapkan tujuanpendidikan berdasarkan suatu proses pengalaman. Menurutnya, pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Bagi John Dewey, kehidupan adalah sebuah pertumbuhan, maksud dari pendapat tersebut menjadikan pendidikan dapat dimaknai sebagai usahauntukmembantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan sendiri adalah proses untuk menyesuaikandiri dengan setiap fase dengan menambah keterampilan dalamperkembangan sebagai manusia. -Ki Hajar Dewantara-
Ki Hajar Dewantara sebagai menteri pendidikan negara Indonesiayangpertama mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan adalah memenuhi kebutuhan dalam tumbuh kembang anak. Pendapat tersebut dapat dimaknai sebagai usaha untuk membimbing peserta didik sesuai dengan kemampuan alamiahnya. Harapannya adalah manusiadananggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaantertinggi dalam hidup. Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah untuk mendidikan anak agar bisa menjadi manusia yang memiliki kesempurnaan dalam hidup. Hidup yang sempurna bisa dimaknai sebagai seseorang yang mempunyai kehidupan dan penghidupanyangbersifat selaras dengan alam atau dengan kata lain sesuai dengankodratnya, dan juga selaras dengan masyarakat. -Aristoteles- Menurut filsuf asal Yunani, Aristoteles, tujuan pendidikan adalahpersiapan atau bekal untuk suatu pekerjaan atau kegiatan yanglayak. Pendidikan seharusnya diselenggarakan berdasarkan pedomanpadahukum agar sesuai (koresponden) dengan hasil analisis psikologis, danjuga mengikuti kemajuan secara bertahap, baik fisik (fisik) maupunmental (batiniah atau ruh). Penyelenggaraan pendidikan pada suatu harus menjadi tanggungjawab negara, hal itu dikarenakan pendidikan merupakan kepentingannegara dalam membangun sumber daya manusianya. Negara adalahinstitusi sosial tertinggi yang bertugas menjamin tujuan manusiatertinggi yaitu kebahagiaan manusia. -Al-Ghazali- Menurut filsuf asal Timur Tengah, Al-Ghazali, tujuan pendidikanadalahproses menjadi manusia yang sempurna. Proses tersebut adalahproses pembelajaran yang memanusiakan manusia melalui berbagai ilmu yang disampaikan secara bertahap dari manusia itu muncul hingga manusia itu meninggal. Proses pembelajaran sendiri merupakan tanggung jawab orang tua dan masyarakat, dengansikapmereka kepada Tuhan. -Umar Tirtarahardja dan La Sulo- Umar Tirtarahardja dan La Sulo mengungkapkan bahwa tujuanpendidikan sebenarnya memiliki nilai-nilai yang bersifat abstrak. Tujuanpendidikan seharusnya bersifat umum, ideal, serta memiliki kandunganyang sangat luas. Alhasil, tujuan pendidikan tersebut dapat direalisasikan dalam praktek yang sebenarnya.
Kedua ahli ini mempunyai pendapat bahwa seharusnya pendidikanadalah bentuk suatu tindakan yang objek sasarannya atau ditujukankepada peserta didik ketika berada dalam situasi dan kondisi tertentu, dan juga pada waktu dan tempat tertentu, dengan menggunakansuatualat atau media yang juga tertentu. Pendidikan sendiri harus dilaksanakan dan hanya memungkinkanuntukdirealisasikan, dengan catatan tujuan yang ingin dicapai sudahdibuat lebih jelas atau eksplisit, bersifat konkret, dan juga mencakupruanglingkup kandungan yang terbatas. Tujuan umum pendidikan harus dihadirkan dengan lebih diperinci. Hal ini memiliki maksud agar tujuan pendidikan lebih bersifat khususdanterbatas. Dengan begitu, proses untuk merealisasikan tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan lebih mudah, terkhusus dalampraktiknya. -Ahmadi- Selanjutnya, tujuan pendidikan menurut Ahmadi terungkap padakaryanya yang berjudul “Ilmu Pendidikan”. Ahmadi berpendapat bahwatujuan pendidikan menurut pandangan agama Islamadalah untukmelahirkan generasi bangsa yang memiliki kecerdasan, kepatuhan, kesehatan, dan ketaatan kepada Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. -Suardi- Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Pendidikan Teori danAplikasi”, Suardi berpendapat bahwa tujuan pendidikan merupakansuatu hasil dari refleksi yang akan didapatkan sebagai hasil dari prosespemberian atau penyampaian pendidikan kepada pelajar atau pesertadidik yang sudah selesai dilaksanakan. Adapun proses untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut disebut sebagai proses belajar dan proses mengajar. Proses belajar mengajar ini juga termasuk dalam kegiatan memberikan stimulus berupailmuyang disampaikan dari guru atau pengajar kepada peserta didik ataupelajar. Proses mencapai tujuan pendidikan juga termasuk membiarkanpeserta didik untuk mengerjakan beberapa latihan soal dan beragamaktivitas bermanfaat yang dilakukan selama proses belajar mengajar. Semua proses tersebut dilakukan agar peserta didik mencapai tujuanpendidikannya sekaligus bergerak menuju arah dan tujuan pendidikansecara total. -H. Alamsyah Ratu Prawira Negara- Menurut H. Alamsyah Ratu Prawira Negara tujuan pendidikan nasional adalah suatu proses yang diarahkan untuk meningkatkan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Proses ini juga perlu pendampingansebagai usaha untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, keahlian, dan berbagai aspek efektif lainnya. Adapun aspek efektif yang menjadi pendamping dari sebuah usahamencapai tujuan pendidikan diantaranya adalah menuntun agar pelajarmemiliki budi pekerti lebih tinggi dan baik, membentuk kepribadianyang kuat, dan juga memperkuat semangat dalamurusan kebangsaan. E. Fungsi Pendidikan Tujuan pendidikan pada akhirnya dapat diturunkan menjadi fungsi pendidikan seperti mengembangkan kemampuan, membentuk kepribadian agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Berikut ini adalah fungsi pendidikan yang perlu kamu ketahui, diantaranyaadalah: 1. Untuk menyiapkan seluruh manusia dapat mandiri dalammencari nafkahnya sendiri 2. Membangun serta mengembangkan minat dan bakat setiapmanusiademi kepuasan pribadi dan kepentingan umum 3. Mewujudkan pelestarian kebudayaan masyarakat 4. Melatih keterampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertaandalamberdemokrasi 5. Memberikan sumber-sumber inovasi sosial di masyarakat F. Manfaat Pendidikan Di Indonesia sudah ada undang-undang yang mengatur tatacarapelaksanaan pendidikan di negara kita ini. Di dalamundang-undangini juga disebutkan secara singkat tentang manfaat dari sebuahpendidikan, dan beberapa di antaranya adalah: 1. Memberikan Informasi dan Pemahaman secara Lebih Luas Manfaat paling utama dari pendidikan adalah memberikan informasi dan pemahaman secara lebih luas. Dengan adanya pendidikanyangberkualitas, orang-orang dapat lebih memahami dan mengenal berbagai jenis ilmu pengetahuan yang penting untuk masadepan. Maka dari itu, orang tua harus memberikan pendidikan yangbaikterhadap anaknya sejak mereka kecil. 2. Wadah untuk Memperdalam Ilmu Pengetahuan Tidak hanya dapat memberikan informasi dan pemahamansecaralebih luas kepada banyak individu, tapi pendidikan juga dapat dijadikansebagai wadah untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Semakinbanyak ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, makasemakincerah masa depannya. Oleh karena itu, ada banyak orang yang berlomba-lombauntuk
mengejar pendidikannya setinggi mungkin. Nantinya, ilmu pengetahuanini bisa dijadikan sebagai bekal untuk terjun langsung ke lingkunganmasyarakat. Bahkan, ilmu pengetahuan juga bisa menjadi solusi untukmemecahkan masalah yang sedang terjadi. 3. Menciptakan Generasi yang Unggul dan Berkualitas Generasi penerus bangsa harus memiliki pendidikan yang baikuntukmenciptakan dunia yang lebih unggul. Pada dasarnya, manfaatpendidikan yang satu ini masih sangat berkaitan dengan tersedianyajenjang pendidikan serta penjurusan yang ada di lembaga pendidikan. Dengan pendidikan yang berkualitas, hal ini dapat melahirkangenerasi muda yang lebih unggul. 4. Menambah Pengalaman Para Peserta Didik Semakin banyak pengalaman yang didapatkan dari kehidupan, makasemakin mudah seseorang untuk mengatasi berbagai jenispermasalahannya. Selama bersekolah atau mengejar pendidikan, seseorang akan mendapatkan berbagai jenis pengalamanseperti bersosialisasi, berdiskusi, tampil di depan umum, dan hal-hal seperti ini lainnya. Berbagai jenis pengalaman ini nantinya dapat memberikan efekyangpositif ke dalam kehidupan orang yang melakukannya. Makadari itu, salah satu manfaat dari pendidikan adalah untuk menambahpengalaman para peserta didik. 5. Mencegah Terjadinya Tindak Kejahatan Seseorang yang berpendidikan lebih kecil kemungkinannyauntukmelakukan tindak kejahatan. Hal ini terjadi karena merekapahamtentang apa yang baik dan tidak baik untuk kehidupannya. Namun, bukan berarti seseorang yang berpendidikan sudah pasti tidakakanmelakukan tindak kejahatan. Hanya saja, orang-orang yangtahupentingnya pendidikan dapat lebih mengetahui risiko dari segalatindakannya. 6. Meningkatkan Produktivitas Umumnya, seseorang dengan riwayat pendidikan yang tinggi akanmemiliki tingkat produktivitas yang lebih besar. Dengan begitu, hal ini juga berkaitan dengan manfaat pendidikan yang lainnya, yaitumenciptakan generasi penerus bangsa yang unggul. Individuyangproduktif dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri saja, tapi hasil dari usahanya ini juga dapat bermanfaat untuk orang-orang terdekatnya. Maka dari itu, kejarlah pendidikan setinggi mungkin untuk menjadi pribadi yang lebih produktif. 7. Mengoptimalkan Kemampuan dan Bakat Seseorang
Semua orang terlahir dengan bakat yang tertanamdalamdirinya. Namun, tidak semua orang tahu apa bakat yang ada dalamdirinyaitu. Dengan mengejar pendidikan setinggi mungkin, Andabisamengoptimalkan kemampuan dan bakat yang ada dalamdiri Anda. Sebab, di dalam dunia pendidikan Anda akan diberi kesempatanuntukmengenal dan mengembangkan bakat tersebut. 8. Meningkatkan Taraf Hidup Manusia Tak banyak orang yang tahu bahwa sebenarnya pendidikan jugadapatmeningkatkan taraf hidup manusia dengan sangat baik. Hal ini terjadi karena pendidikan dapat memperbaiki cara berpikir dari setiapindividuke arah yang lebih positif. Orang yang berpendidikan memiliki kemampuan menganalisis yang lebih andal. Dengan begitu, orang-orang yang pernah mengenyampendidikandapatsaling menghargai satu sama lain. Tentu ini akan sangat berpengaruhterhadap taraf hidup manusia. Dengan pola pikir dan analisis yangbaik, seseorang dapat memiliki kehidupan yang lebih terjamin di masadepan. 9. Membentuk Kepribadian Seseorang Manfaat terakhir dari pendidikan yang tidak kalah penting adalahuntukmembentuk kepribadian seseorang. Manusia tidak bisatumbuhmenjadi sosok yang baik jika tidak dibekali dengan pendidikanyangberkualitas. Dengan adanya pendidikan yang berkualitas, merekabisalebih mudah untuk membentuk karakter yang baik dan cerdas. Maka dari itu, para orang tua di seluruh negara diwajibkanuntukmemasukkan anak-anaknya ke sekolah yang berkualitas, agar merekabisa mendapatkan berbagai ilmu yang bermanfaat. Nantinya, kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh kualitas dari pendidikanyang dipilihnya. BAB III PEMBAHASAN A. Faktor Remaja Putus Sekolah Pendidikan merupakan suatu modal dasar yang diharapkandapatmeningkatkan derajat dan martabat manusia serta peningkatan
kualitas dari sumber daya manusia. Namun pada kenyataannyahinggapada saat ini tentu saja tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masalahputus sekolah tetap masih terjadi, di Indonesia. Trismansyah berpendapat bahwa anak putus sekolah adalahanakyang mengalami kegagalan mengikuti pendidikan di sekolah, sehinggaia berhenti sekolah sebelum waktunya. Adapun faktor-faktor yangmempengaruhi antara lain: a) Faktor Kepribadian Masa remaja disebut juga masa untuk menemukanidentitas diri (self identity ) usaha pencarian identitaspunbanyak dilakukan dengan menunjukan prilaku coba-coba. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, diaakanmengalami krisis identitas atau identity cunfusion, sehinggamungkin akan terbentuk sistem kepribadian yangbukanmenggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Adapunpengertian kepribadian menurut para ahli sebagai berikut: Menurut Horton, kepribadian adalah keseluruhansikap, perasaan, eskspresi, dan temperamen seorang. Sikapperasaan ekspresi dan temperamen itu akan terwujuddalamtindakan seseorang. Jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan perilaku yangbakuatau pola yang konsisten, sehingga menjadi ciri khaspribadinya. Menurut Schever dan lamm, mendefinisikan kepribadiansebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khasdanperilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudahmenjadi standar atau baku, sehingga kalau dikatakan polasikapitusudah baku berlaku terus- menerus secara konsistendalammenghadapi situasi yang dihadapi Adapun contoh sikap yang timbul dari dirinya sendiri (intern): Tidak ada motivasi diri, Siagian Sondang mengatakan: “Motivasi adalah daya dorong yang mengakibatkanseorang mau dan rela untuk mengerahkankemampuan dalam bentuk keahlianatauketrampilan, tenaga, dan waktunyauntukmenyelenggarakan berbagai kegiatanyang
menjadi tanggung jawabnya” Dari kutipantersebut manusia memerlukan dayadorongagar tetap semangat dalambelajar. Berbedadengan anak putus sekolah, motivasi justrurendah dan tidak ada dorongan dari luarmaupun dari dalam diri sendiri untukmembangkitkan motivasinya. Malas untuk pergi sekolah karena merasatidakpercaya diri. Malas ini muncul karena perasaantidakpercaya diri yang diderita oleh si anak. Rasatidak percaya diri yang di alami olehsi anaktidak bisa menyesuaikan dengan kemampuansiswa yang lain dan merasa tidak percayadiri karena ejekan dan yang terakhir ialah anaktidakdapat bersosialisasi dengan lingkungansekolahnya, padahal ketika anak bersekolahakan selalu berinteraksi dengan siswalain, menjalin komunikasi, berteman, bercandabersama, jika tidak dapat bersosialisasi baikdengan yang lain maka hal ini akanmenjadi hambatan dalam proses belajarnya... b) Kurangnya Pengontrolan Dan Pengawasan Dari OrangTuaJuga Tokoh Masyarakat Pengonrtolan dari kedua orang tua dantokohmasayarakat merupakan hal yang sangat penting padaanakremaja yang masih duduk di bangku sekolah menengahpertama SLTP. c) Pengaruh Pergaulan Pergaulan bebas atau kenakalanremaja Sering dikonotasikan dengan sesuatu yangnegatifseperti seks bebas, narkoba, kehidupan malam, danlainlain. Istilah ini diambil dari budaya Barat di mana orangbebasuntuk melakukan hal-hal tersebut. Berbeda denganbudayatimur yang sering kali kita mendengar “jauhi pergaulanbebas” meskipun sebenarnya makna pergaulan bebastidaksebatas itu.
Membicarakan tentang pergaulan bebas sebenarnyasudah muncul dari dulu, hanya saja sekarang ini terlihatsemakin parah dan memperihatinkan. Pergaulan remajaini dapat dipicu oleh beberapa faktor di antaranya: Faktor pergaulan bebas pada remaja : Pergaulan bebas merupakan suatu kasus yangsemakinmengkhawatirkan saat ini terutama bagi remaja yangtelahterjerat dengan perilaku-perilaku menyimpang yangtidaksesuai dengan nilai/norma agama, adat istiadat sertakaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat. Pergaulan bebas adalah satu di antara bentuk perilakuinteraksi seseorang dengan individu atau kelompokyangmenyimpang melewati batas kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. Pergaulan bebas dapat jgugadiartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggarnorma agama maupun norma kesusilaan. Faktor faktor yang menunjukkan pergaulan bebaspadaremaja, meliputi : (1) Keluar/pulang ke rumah larut malam; remajamilenial memang identik dengan remaja yang kerap keluar malamdemi nongkrong bersama teman sebayanya sampai larutmalam bahkan sapai adzan Subuh pun mereka barupulang. Fenomena ini rupanya sering terjadi di kota-kotabesarsampai di Desa,yang mana mereka tak kenal jammalam. Sebagai orangtua, bagaimanapun harusbisamenyampaikan apa efek negatif dan batasannya ketikaanakmasih keluyuran sampai larut malam. Kecuali kalauadaurusan dengan pekerjaan atau kepentingan yang mendesak. Jika dibiasakan peraturan jam malam, anak dengansendirinya akan menyadari, bahwa batasan yangdiberikanitu bukan tanpa alasan. Sebenarnya, aturan tersebutmerupakan bentuk rasa perhatian dan cinta orangtua, yangtidak ingin terjadi sesuatu kepada anak-anaknya. (2) Bergaul dengan lawan jenis tanpa adanyabatasan; Berinteraksi antar lawan jenis merupakan salahsatuberkomunikasi antara pria dan wanita atau sebaliknya. Sebetulnya dalam berinteraksi antar lawan jenis boleh-bolehsaja namun harus dengan aturan agama Islam, karenajikaterlalu melampaui batas dikhawatirkan akan ternjadi hal hal yang tidak diinginkan, sekarang ini banyak kasus peenikahandini, yang diakibatkan oleh bergaul dengan lawan jenistanpa
adanya batasan. Orang tua juga harus mengajarkan kepada anak-anaknyaapa dampak negatif dari pergaulan lawan jenisjikaterlampau batas. (3) Bullying, baik bullying verbal maupun non-verbal. Bullying dapat berupa verbal dan non-verbal. Bullyingverbal biasanya berupa cacian dan umpatan kebencian. Bullyingnon-verbal biasanya berupa kekerasan fisik. Bullyingdilakukan dengan dasar kesenangan semata. (4) Penyalahgunaan internet. Contohnya seperti : mengakses konten pornografi, yang dimana videoataukonten tersebut sangat tidak pantas untuk dipertontonkanoleh anak anak di bawah umur. (5) Berpenampilan tidak sesuai dengan umur; misalnya, mengenakan pakaian yang terlalu terbuka atau berpakaiantidak sesuai apa yang diajarkan oleh agama seperti menurupaurat dll. hal ini juga bisa disebabkan olehfaktorwesternisasi atau meniru budaya budaya barat, dimanasaatini penggunaan gadget yang sudah marak terlebih anakanaksekarang sudah pintar dapam menggunakan gadget itu, sehingga apa yang dilihatnya bisa saja dicontohnya. (6) Melanggar aturan sekolah yakni bolos sekolah, tidakmengerjakan PR/tugas sekolah, tidak mengikuti kegiatanbelajar mengajar pada jam pembelajaran tertentu, dantidakmengikuti upacara. Adapun faktor penyebab terjadinya pergaulan bebaspadaremaja yaitu ; (1) Rendahnya kontrol diri Rendahnya kontrol diri atau belumbisa mengendalikanemosi, sehingga mudah terpancing apabila adayangmenyinggung dll. (2) Rendahnya kesadaran diri remaja terhadapbahayapergaulan bebas. Rendahnya pemahaman remaja terkait dampakataubahaya pergaulan bebas memang masih minim, sekarangini kebayakan dari mereka telah terlalu terjerumus kedalampergaulan bebas, justru banyak dari merka bahkantidakperduli dengan dampak apa yang akan dihadapi kedepannya. seperti: Mabuk mabukan, sebagian dari mereka mungkinitusuatu kenikmatan dan sebuah pelarian ketikamereka
sedang frustasi dan banyak fikiran, tapi mereka seolahtidakmemikirkan dampak kesehatan diri mereka kedepannya. (3) Nilai-nilai keagamaan cenderung kurang. Remaja-remaja saat ini belum semuanya sadar akanpentingnya pengajian atau dibentuknya organisasi irma(ikatan remaja masjid) dan cenderung lebih memilihuntukmembuka sosmed daripada ikut pengajian di masjid, sebagian remaja juga bisa dibilang masih gengsi untukmengikuti kegiatan tersebut. Misalnya: Malu untukikutpengajian karena kebanyakan yang mengikuti acaratersebutadalah ibu-ibu. padahal itu sangatlah penting bagi kondisi merekakedepannya, supaya tidak mudah untuk terjerumus kedalampergaulan bebas, supaya tetap istiqomah danmenjadi pribadi yang lebih taat. (4) Keadaan lingkungan keluarga yang kurang harmonisKeluarga merupakan tempat dimana anak melakukansosialisasi untuk yang pertama kalinya dan lingkunganpertama dalam pembentukan kepribadian kemampuananak. Pentingnya pendidikan anak di lingkungan keluargamenjadikan keluarga mempunyai pengaruh yangterhadapkeberhasilan anak. Cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua dan latar kebudayaanjugaakan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam meningkatkan hasil belajar diperlukan kerjasamayang baik antara pihak sekolah dan orang tuasiswa. Kenyataan yang ada sekarang ini adalah orangtuacenderung menyerahkan proses pembelajaransiswasepenuhnya kepada sekolah. Orang tua siswa terlalu sibuk dengan pekerjaannyayangmenyebabkan kurangnya perhatian yang mereka berikandancenderung acuh terhadap kegiatan belajar anak. Seseorang dididik dan dibimbing dalamkeluargayangkurang kasih sayang dan kurang perhatian, makasiswatersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi anakyangnakal dan pemalas. Dalam proses belajar mengajar guru sering memberikantugas mengerjakan soal-soal latihan kepada anak baikyang
dikerjakan dikelas maupun dikerjakan dirumah. Namun, usaha anak belum optimal dalam mengerjakan tugasyangdiberikan guru. Memberikan soal-soal latihan sajatidakcukup untuk membantu anak memperoleh prestasi belajartinggi jika tidak didukung dari lingkungan keluargayangkondusif atau harmonis. (5) Minimnya perhatian orang tua Perhatian disini bisa jadi karena orang tua terlalusibukdengan karir hingga lupa dengan anak anaknya ataubisajuga karena faktor lainnya seperti orang tua yang tidakpeduli pada perkembangan anak atau karena faktor perceraianorang tua, adapun dampak atau akibat dari minimnyaperhatian orang tua antara lain: >> Gangguan Perilaku Remaja yang merasakan kurang perhatian orangtuacenderung mencari pengakuan atau perhatiandari lingkungan mereka.Berawal dari kebutuhanuntukdiperhatikan saja, eskalasinya bisa berupa perilaku-perilakunegatif yang sering dilabeli sebagai kenakalan remaja. >> Lingkaran Pergaulan yang Buruk Anak remaja bisa terjatuh ke dalamlingkaran pergaulanyang buruk. Sebagian dari faktor kenakalan remajaadalahterbukanya peluang untuk terlibat dan bergaul denganteman-teman yang memiliki perilaku negatif atau terlibat dalamkegiatan yang merugikan. Pergaulan buruk tersebut dapatmemengaruhi nilai, norma, bahkan tujuan hidup. >> Tidak Adanya Kelekatan Emosi Hubungan antara orang tua dan anak yangdiwarnai dengan sikap defensif, tertutup, konfrontatif, bahkanagresif, bisa menjadi indikasi tidak adanya ikatan atau kelekatanemosi antara anak remaja dengan ayah dan ibunya. >> Sulit Menjalin Hubungan Berpengaruh terhadap kemampuan untuk menjalinhubungan dengan orang lain. Remaja yang tidak mengalami bagaimana rasanya memiliki kelekatan emosi denganorangtuanya berpotensi untuk mengalami kesulitandalam
membangun ikatan emosional di masa dewasanya. Tanpapengalaman emosi yang sehat, membangundanmempertahankan hubungan yang sehat. >> Masalah Akademis Motivasi dan minat belajar yang rendah, bahkanperilakuburuk di sekolah juga bisa merupakan bagian dari dampakanak tidak dekat dengan ayah dan ibu. Baik ayah maupunibumemegang peranan besar dalam menumbuhkanmotivasi belajar, khususnya pada anak remaja. (6) Pengaruh teman sebaya >> Slavin (2008:98) mengungkapkan bahwa “LingkunganTeman Sebaya merupakan suatu interaksi denganorang- orang yang mempunyai kesamaan dalamusia dan status”. >> Blazevic (2016, hal. 46) mengatakan bahwatemansebaya didefinisikan sebagai kelompok sosial yangterdiri dari orang-orang dengan usia, pendidikan atau statussosial yang serupa. Hubungan teman sebaya yang baik diperlukanuntukperkembangan sosio-emosional yang normal, remajayangditolak oleh teman sebaya bisa menjadi depresi dananak- anak yang agresif terhadap teman sebayanyaberisikomenjadi depresi. Sifat yang agresif terhadap teman sebayanyaberisikoterlibat dengan sejumlah masalah, termasuk penyimpangandan berpengaruh pada jejang pendidikan. Frekuensi interaksi teman sebaya yang dilakukanselamabertahun-tahun baik positif maupun negatif terjadi cukupsignifikan. Anak-anak banyak menghabiskan waktuuntukberinteraksi dengan teman sebaya yaitu dengan bercakap- cakap atau bermain seperti negosiasi peran danaturanpermainan, berdebat dan menyetujui. (7) Pengaruh Internet hadirnya media sosial memang telah membawabanyakperubahan positif dalam cara individu berkomunikasi danberbagi informasi. Namun juga membawa dampaknegatifdan konsekuensi jangka panjang. - Menurut Kuss & Griffiths seperti yang dikutipoleh
Majorsy11 dampak negatif atau konsekuensi yangmuncul akibat media sosial online adalah munculnya masalahdalamberinteraksi, menurunnya keterlibatan individu di dunianyata, buruknya performansi akademik, kurangnya privasi, sertamenurunnya kesejahteraan individu. Faktor pola asuh orang tua Menurut Hirschi (dalam mussen dkk, 1994) orangtuadari remaja nakal cenderung memiliki aspirasi yangminimmengenai anak-anaknya, menghindari keterlibatankeluargadan kurangnya bimbingan orangtua terhadapremaja. Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasaamandan menyenangkan akan menumbuhkan kepribadianyangwajar dan begitu pula sebaliknya. Pembentukan identitas diri yang kurang mantapdankeinginan mencoba batas kemampuannya, menyebabkanremeja berani/nekat. Penanaman nilai yang salah , yaitu orang atau kelompokyang berbeda, misalnya seragam sekolah, etnik, agamadianggap “musuh”. Faktor pengetahuan dan pengalaman yang minimdandi tambah rasa ingin tahu yang berlebihan. Pertukaran budaya Canggihnya teknologi Kurangnya pemahaman tentang agama d) Gagal dalam menyadari dan menginterpretasikannorma- norma sosial yang umum berlaku, juga tidak peduli terhadapnorma subkulturnya sendiri. e) Faktor teman sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalanmeningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal.Padasebuah penelitian santrock (1996) terhadap 500pelakukenakalan dan 500 remaja yang tidak melakukan kenakalandi Boston, ditemukan persentase kenakalan yang lebihtinggi pada remaja yang memiliki hubungan regular dengantemansebaya yang melakukan kenakalan. f) Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolahRemaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap pendidikandisekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidakbegitubermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanyanilai- nilai mereka terhadap sekolah cenderung rendah. Merekatidak mempunyai motivasi untuk sekolah. Riset yangdilakukan oleh Janet Chang dan Thao N.Lee(2005)mengenai sikap sekolah terhadap prestasi akademiksiswamenunjukkan bahwa faktor yang berkenaandenganorangtua secara umum tidak mendukungbanyak, sedangkan sikap sekolah ternyata dapat menjembatani hubungan antara kenakalan teman sebaya danprestasi akademik g) Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal Faktor yang paling berperan menyebabkan timbulnyakecenderungan kenakalan remaja adalah faktor keluargayang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutamateman sebaya 21 yang kurang baik, karena pada masaini remaja mulai bergerak meninggalkan rumah danmenujuteman sebaya, sehingga minat, nilai, dan normayangditanamkan oleh kelompok lebih menentukanperilaku
remaja dibandingkan dengan norma, nilai yang adadlamkeluarga dan masyarakat. h) Rendahnya Tingkat Pendidikan Orang Tua Pendidikan masyarakat mayoritas tingkat pendidikanyaSD sampai SMP/sederajat. Menurut Sianipar mengungkapkan bahwa tidak mudah untuk melakukangeneeralisasi sejauh mana pentingnya pendidikan orangtuauntuk kemampuan kongnitif siswa. Pendidikan orang tua memberikan stimulus yangbaikterhadap dukungan akademik dimana orangtuamenginginkan anaknya menempuh pendidikan yangsamaatau melebihi mereka.menurut ahmadi dalambukunyabahwa faktor-faktor biologis dan psikologis dari ayahibubagi anak remaja menentukan kondisi dan kualitaskepadaanaknya.dalam hal ini jelas dinyatakan bahwa kondisi dankualitas seorang anak khususnya dalamhal kecerdasandipengaruhi oleh kualitas orang tua mereka terutamapendidikan formal orang tua tesebut. Selain pendidikan formal yang dilakukan di sekolah, pendidikan juga perlu ditanamkan sejak dini dalamkeluarga. Pendidikan keluarga merupakan sumber pendidikanyangutama karena segala sesuatu tentang pengetahuandankecerdasan manusia pertama kali diperoleh dari orangtuadan anggota keluarga sendiri. i) Rendahnya Ekonomi Orang Tua Lemahnya keadaan ekonomi orangtua adalah salahsatupenyebab terjadinya anak putus sekolah. Faktor ekonomi yang dimaksudkan adalah ketidakmampuan keluargasi anak untuk membiayai segala proses yang dibutuhkanselama menempuh pendidikan atau sekolah dalamsatujenjang tertentu. Walaupun pemerintah telah menetapkanwajib belajar 9 tahun, namun belumberimplikasi secaramaksimal terhadap penurunan jumlah anak yangtidakdanputus sekolah. Selain itu, program pendidikan gratisyangtelah dilaksanakan belum tersosialisasi hinggakelevel bawah. Konsep gratis belum jelas sasaran pembiayaannyaoleh
sekolah sehingga masih dianggap sebagai bebanbagi keluarga yang kurang mampu. Sebab, selain biayayangdikeluarkan selama sekolah anak harus mengeluarkanbiayauntuk pakaian sekolah, uang daftar, buku dan alat tulislainnya, serta biaya transportasi atau akomodasi bagi siswayang jauh dari sekolah. Hal-hal tersebut masih dianggap sebagai bebanolehorang tua sehingga membuat mereka engganuntukmenyekolahkan anaknya. Selain itu, mata pencaharianorangtua anak tidak dan putus sekolah sebagian besar petani, sebagian kecil nelayan, buruh, serta terdapat orangtuaanakyang tidak memiliki pekerjaan (tetap). Perlu dikemukakanbahwa terdapat sejumlah anak yang tidak dan putussekolahdisebabkan oleh ketiadaan orang tua atau meninggal dunia. Jadi, anak tersebut putus sekolah karena tidak adanyaorangtua atau pihak yang mau membiayai sekolah si anak. Jumlahanak yang tidak dan putus sekolah karena orangtuanyameninggal dunia. Jelas bahwa kondisi ekonomi merupakanfaktorpendukung yang paling besar untuk kelanjutan pendidikananak-anak, sebab pendidikan juga membutuhkan biayabesar. Selanjutnya Baharuddin M juga mengatakan bahwa: “Nampaknya di negara kita faktor dana merupakanpenghambat utama, untuk mengejar ketinggalan kitadalamdunia pendidikan. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwatanpadana yang cukup, tidak akan dapat diharapkan pendidikanyang sempurna.31 Jadi, kurangnya biaya pendidikan, makaakan mengakibatkan pendidikan tertunda. Bila dilihat dari segi perkembangan zaman sekarangini, yaitu biaya pendidikan yang setiap tahun terus meningkat, kebutuhan pokok masyarakat terus meningkatkanharganyasedangkan mata pencahariannya semakin rendah, sehinggakeadaan kehidupan semakin sulit dan angka kemiskinansemakin meningkat. Keadaan semacamini bisa kitalihatsecara langsung di negara kita sendiri Indonesia. Hal seperti ini akan mengakibatkan antara lain: anak tidakdapatmelanjutkan pendidikannya karena terpaksa membantuorang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jika tanpa adanya dana yang cukup, tidak bisa diharapkanuntuk mendapatkan pendidikan yang sempurna. Hal-hal seperti inilah yang dapat menjadikan seorang anak menjadi putus sekolah.
j) Keadaan Sekolah Selanjutnya menyebabkan anak putus sekolahadalahfasilitas belajar yang kurang memadai. Fasilitas belajar yangdimaksudkan adalah fasilitas belajar yang tersediadi sekolah, misalnya perangkat (alat, bahan, danmedia)pembelajaran yang kurang memadai, buku pelajarankurangmemadai, dan sebagainya. Kebutuhan dan fasilitasbelajaryang dibutuhkan siswa tidak dapat dipenuhi siswadapatmenyebabkan turunnya minat anak yang pada akhirnyamenyebabkan putus sekolah. Dalam upaya untuk tercapainya tujuan Pendidikan, faktorfaktor sarana dan prasarana sangat di butuhkan, seperti fasilitas gedung, ruangan serta alat-alat sekolah lainnya. Baharuddin M, mengemukakan bahwa apabilafaktorsarana ini tidak terpenuhi, maka banyak murid usiasekolah, maupun berbagi tingkat pendidikan yang tidakbisabersekolah, atau tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Bilahal tersebut terjadi berarti “putus sekolah” pun terciptalahdikarenakan faktor tersebut. Yang vital adalah kurangnyapengadaan sarana tempat belajar dan pengadaan guru. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkanbahwasarana adalah penunjang utama dalamhal pendidikanbagi anak, tanpa sarana yang memadai, maka pendidikananakakan terbengkalai. Sedangkan di negara Republik Indonesiasarana baik Gedung sekolah maupun ruangansekolahmasih adanya kekurangan, jumlah gedung atauruanganyang ada tidak dapat menampung seluruh aspekusiasekolah, sehingga masih ada anak yang ada lowonganuntuksekolah dan akhirnya si anak terpaksa meninggalkanmasasekolahnya. Di samping kekurangan masalah saranadanalat-alat sekolah tersebut di atas, juga masih adamasalahtenaga pengajar, yaitu kurangnya tenaga guru. Di samping perlu banyaknya jumlah tenaga pengajar jugasangat diperlukan kemampuan dan sifat-sifat seorangguruyang baik. Guru harus sanggup menciptakan suasanayangharmonis. Di sekolah para guru dapat memberikancontoh- contoh yang baik dalam proses pendidikan dan pengajaranpada murid, agar mereka menjadi generasi yang handal danutuh, beriman, berpegang teguh kepada agama, membeladan bertanggung jawab kepada tanah airnya, berwawasanluas, mempunyai kepribadian yang kuat, senang belajar danmencintai orang seperti mencintai dirinya sendiri dan
memiliki semangat gotong-royong. Dalam hal ini, Zakiah Daradjat mengemukakanbahwa: Bagi anak didik, guru adalah contoh teladan yangsangatpenting dalam pertumbuhannya, guru adalah orangyangpertama sesudah orang tua yang mempengaruhi pembinaankepribadian anak didik. Apa saja yang dilakukan olehgurudinilai baik oleh anak dan sebaliknya apa saja yangtidakbaikmenurut guru juga tidak baik menurut anak. Jadi gurumemegang tanggung jawab dan peranan yang amat pentingterhadap pendidikan anak dalam rangka pembentukankepribadiannya menjadi seorang yang bertakwadanberintelektual. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gurujugamempunyai peranan sangat penting dalampendidikananak. Jika guru tidak ada maka bisa mengakibatkan anakputussekolah. Jika diperhatikan tentang masalah-masalahtersebut, maka akan tampak persoalannya walaupunmasalah itu kelihatannya banyak dan bermacam-macam, tetapi sebenarnya dapat dikembalikan kepada sebab-sebabyang sedikit saja. k) Keadaan Lingkungan Masyarakat masyarakat yang di maksud ialah sekelompok manusiayang hidup dalam satu lingkup dengan anak. Kebiasaanmasyarakat di seperti rendahnya kesadaran orangtuaataumasyarakat akan pentingnya pendidikan. Perilakumasyarakat pedesaan dalam menyekolahkan anaknyalebihbanyak dipengaruhi faktor lingkungan. Mereka beranggapantanpa bersekolah pun anak-anak mereka dapat hiduplayakseperti anak lainnya yang bersekolah. Oleh karenaitudi Desa jumlah anak yang tidak bersekolah lebih banyakdanmereka dapat hidup layak maka kondisi seperti itudijadikanlandasan dalam menentukan masa depan anaknya. Kendala seperti itulah bahwa pandangan masyarakatyang menganggap bahwa pendidikan tidak penting. Pandangan banyak anak banyak rejeki membuat masyarakatdi pedesaan lebih banyak mengarahkan anaknya yangmasihusia sekolah diarahkan untuk membantu orang tuadalammencari nafkah. A.H. Harahap mengemukakan bahwa: Lingkunganmasyarakat merupakan faktor yang cukup kuat dalam
mempengaruhi perkembangan anak remaja yangsulitdikontrol pengaruhnya. Orang tua dan sekolahadalahlembaga yang khusus, mempunyai anggota tertentu, sertamempunyai tujuan dan tanggung jawab yang pasti dalammendidik anak. Berbeda dengan masyarakat, di manadi dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan. Berlakuuntuksegala tingkatan umur dan ruang lingkup yang sangat luas. Dari kutipan di atas, masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan anak, karena di lingkungan masyarakatterdapat berbagai pengaruh, Pengaruh tersebut adayangpositif dan juga ada yang negatif yang ditimbulkandari lingkungan masyarakat. Dalam hal ini Singgih D.Gunarsa dan Ny.Y.Singgih D.Gunarsamengemukakan bahwa: “Masyarakat sebagai ruanggerakdi mana para remaja dalam pengembangan diri, menemukandiri dan menetapkan diri, turut berperan dalammemberikancorak khusus sesuai dengan yang masyarakat”.36Namunmasyarakat itu sanggup untuk membentuk anak sebagai seorang pilihan dalam masyarakat. Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulanbahwaterjadinya anak putus sekolah disebabkan oleh beberapafaktor, antara lain keadaan ekonomi orang tua yangtidakstabil, juga sarana dan prasarana. Sarana dan prasaranaadalah salah satu penunjang bagi anak untuk melanjutkanpendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Kemudianmasyarakat merupakan lingkungan yang ketiga bagi anakyang juga salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnyaterhadap pendidikan mereka. Karena dalamlingkunganmasyarakat inilah anak menerima bermacam-macampengalaman baik yang sifatnya positif maupun yangsifatnyanegatif. l). Kurangnya minat anak untuk bersekolah Yang menyebabkan anak putus sekolah bukanhanyadisebabkan oleh latar belakang pendidikan orangtua, jugalemahnya ekonomi keluarga tetapi juga datang dari dirinyasendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolahataumelanjutkan sekolah. Anak usia wajib belajar semestinyamenggebu-gebu ingin menuntut ilmu pengetahuannamunkarena sudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurangbaikterhadap perkembangan pendidikan anak, sehinggaminatanak untuk bersekolah kurang mendapat perhatiansebagaimana mestinya, adapun yang menyebabkananakkurang berminat untuk bersekolah adalah: anak kurangmendapat perhatian dari orang tua terutamatentangpendidikannya, juga karena kurangnya orang-orangterpelajar
sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakanadalahorang yang tidak sekolah sehingga minat anakuntuksekolah sangat kurang. m). Akibat pergaulan bebas Pergaulan bebas adalah salah satu faktor yangsangatberpengaruh dalam masalah anak putus sekolah, karenaakibat pergaulan bebas diantala mereka adayangmengalami hamil diluar nikah. Ketika mengalami nasibtersebut, maka ada dua kemungkinan yang akanterjadi. Kemungkinan pertama, anak tersebut akan putus sekolahkarena dinikahi oleh pasangannya atau ia menerimapertanggung jawaban dari pasangannya. Kemungkinankedua, anak tersebut memilih untuk putus sekolahkarenaiamalu menanggung nasib yang ia alami dankarenapasangannya tidak mau mempertanggung jawabkanperbuatannya, maka ia memilih untuk bekerja. Akibat pergaulan bebas ini pula seorang pelajar dapatputus sekolah karena menjadi pecandu narkoba sehinggaiamalas untuk pergi kesekolah dan akhirnya hal tersebut dapatmempengaruhi prestasinya di sekolah. Karena semakinhari nilainya terus menurun dan tertinggal dari teman yanglain, akhirnya ia merasa malu dan memilih putus sekolah. n). Penggunaan Waktu Luang Kedaaan di masa remaja sering hanya berkisar padakegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikanurusandi rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, padasi remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktuluangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabilasi remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidakakanmenimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukankegiatanyang negatif maka lingkungan disekitarnya dapat terganggu. Dan masih banyak lagi faktor-faktor eksternal lainyangdapat menimbulkan perilaku menyimpang pada remajaB. Upaya Mencegah Remaja Putus Sekolah. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalamusaha mengatasi anak putus sekolah dengan melibat semua unsur yang terkait baikinstansi pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan. Hal tersebut sebagai perwujudan dari UUD 1945 yang mewajibkansekolah semua masyarakat dengan tujuan :
Pendidikan yang murah dapat membuat masyarakat dari semua golongan mampu menikmati sekolah. Sehinggadengan adanya pendidikan yang murah tidakakanmemberatkan masyarakat yang tidak mampudalammemperoleh pendidikan. Menggalang kepedulian masyarakat pada permaslahanpendidikan. Masyarakat tidak akan memiliki kepeduliandengan pendidikan yang murah, tetapi kepedulian dipicuolehkeikut sertaan banyak pihak dalamlembaga pendidikan. Dengan pendidkan yang murah maka kualitas masyarakatdapat ditingkatkan. Dalam mengatasi terjadinya remaja putus sekolah harusadanyaberbagai upaya pencegahannya sejak dini, baik yang dilakukanolehorang tua, tokoh masyarakat, pemerintah desa. Sehinggakasusremaja putus sekolah dapat diminimalisir kedepannya. diantaranyadapat di tempuh dengan cara: a. Figur Keluarga Figur keluarga yang sangat dibutuhkkan oleh anakseusiaini. Yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayangi dan diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri. Rasaaman meliputi perasaan aman secara material danmental. Seperti membantu dalam menyelesaikan masalahyangsedang dihadapi oleh mereka dan memberikanbantuanuntuk mensetabilkan emosinya. Semua orangpasti membutuhkan perhatian atau penghargaan dari keluargaoleh karena itu memperlakukan anak didepan orangbanyakmerupakan pukulan jiwa bagi perkembangan sosial anakremaja. Dalam aspek psikologis anak dapat terhambat ataubahkan tertekan, misalnya kemampuandankreativitasnya sehingga mengakibatkan anak menjadi banyak terdiam. Sikap yang seperti ini muncul merasa
bahwa sesuatu yang akan dikemukakanya tidakakanmungkin mendapat sambutan atau bahkanakandipermalukan. Sebaliknya memberikan pujian kepada anak sangat baik. Cara yang seperti ini akan dapat menimbulkan perasaansayang pada diri anak yang dinyatakansecaramenyenangkan oleh orang tua. Sampai anak menyadari bahwa dirinya disayang oleh orang tuanya carayangseperti ini adalah hal yang paling penting olehkeduaorang tua dalam keluarga. b. Memberikan Nasihat atau arahan Upaya pemberian nasihat dilakukan dengancaramenyampaikan nila-nilai yang ingin disosialisasikanpadaanak dalam suatu komunikasi yang bersifat searah. Orangtua dan tokoh masyarakat berperan sebagai komunikatoratau pembawa pesan. Pemberian nasihat ini padaumumnya dilakukan setelah anak melakukan pelanggaranterhadap aturan yang telah menjadi kesepakatanbersamdi dalam keluarga. c. Memberikan Contoh (Peneladanan) Dalam upaya pemberian contoh ini, orang tuaterlebihdahulu menerapkan perilaku yang mengandungnilai-nilai moral dalam kehidupan sehari hari. Dengan demikian, ketika orang tua menunjukan perilaku-perilaku yangtelahdicontohkan, dengan demikian, anak menjadi terbiasamelakukan hal baik dan secara tak langsungdapatmenyaring perilaku atau Tindakan yang dikirakurangpantas untuk dilakukan ataupun ditiru d. Peran Orang tua sebagai pendengar Mungkin terkesan remeh untuk sebagian orang. Dalamhal ini orang tua perlu melakukan intraksi langsungyangbersifat dialog, hal ini dilakukan supaya memberikankesempatan kepada anak untuk menyampaikan
tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapinya. e. Pemberian Hukuman Dalam rangka melakukan sosialisasi pada anak, adakalanya orang tua tokoh masyarakat menggunakanhukuman sebagai cara untuk mendisiplinkan anak apabilaberperilaku kurang sesuai . f. Kolaborasi Orang Tua Dengan Tokoh Masayarakat DanPemerintah Desa. Upaya kerjasama antara para orang tua dengantokohmasyarakat ini penting agar proses bimbingan terhadappararemaja tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah dan masyarakat setempat. g. Pengawasan dan pengkontrolan orang tua Kontrol perilaku adalah upaya orang tua, tokohmasyarakat dan pemerintah desa untuk mengatur danmengelola perilaku. Dengan demikian, bila kontrol remajadimaknai sebagai mengendalikan anak remaja dengancaramenekan, memaksa, menakut-nakuti dengan mengabaikandukungan terhadap inisiatif anak, menghargai sudutpandang anak, dan memberi anak penjelasan, yangdemikianitu akan memilki konsekuensi negatif. Namunbilapengontrolan dimaknai memegang kendali, memiliki wewenang, membuat tuntunan yang sesuai denganusiaanak remaja, menetapkan rambu-rambu dan memantauperilaku anak , maka anak remaja dapat menjadi lebihbaik. Pemantauan, merupakan suatu cara orang tua dantokohmasyarakat untuk mengembangkan pengontrolan padaanakremaja. Dengan melakukan pemantauan, orangtuadantokoh masyarakat memiliki pengetahuan tentangaktivitasyang dilakukan oleh anak remaja. C. Pentingnya Pendidikan
Menurut Heru Widoyo : Pendidikan itu penting bagi seseorang karena denganadanya pendidikan, maka seseorang dapat menjadi produktif. Pendidikan sangat penting karena pendidikan dapat memberi seseorang sebuah keterampilan dan hal yangdibutuhkan untuk bisa berhasil dalamhidup. Inilah sebabnyamengapa pendidikan memainkan peran besar tidak hanyabagi siswa tetapi juga orang dewasa. Dengan adanyapendidikan, maka seseorang bisa menafkahi keluargamereka. Pendidikan membantu individu membuat keputusanyang baik dan meningkatkan peluang mereka untuk berhasil dalam hidup. Ini juga penting bagi masyarakat. Ini dapat membantu orang tumbuh sebagai anggota masyarakat yangproduktif, berdampak positif pada ekonomi dan mengurangi tingkat kejahatan secara signifikan. Pendidikan adalah sesuatu yang tidak hanya dibutuhkanpada tingkat pribadi, tetapi juga pada tingkat global, karenaitu adalah sesuatu yang menjaga dunia kita tetap amandanmenjadikannya tempat yang lebih damai. Pendidikancenderung mengajari orang perbedaan antara benar dansalah, dan dapat membantu orang menghindari situasi berisiko. Dari semua yang telah dikatakan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangatlah penting. Seluruhdunia mengejar pendidikan. Setiap individu membutuhkanpendidikan untuk menjalani kehidupan secara maksimal. Untuk berinteraksi lebih baik dengan lingkungan kitadanmemanfaatkan rentang hidup kita sebaik-baiknya, pendidikan sangat penting. Mengejar pendidikan adalah salah satu aspek terpentingdalam kehidupan. Pendidikan adalah apa yang memberdayakan kita. Ini memberi kita pengetahuantentangdunia dan memungkinkan kita untuk mengalami hidupdalam semua warna yang indah. Seseorang tidak dapat benar-benar menikmati hidup tanpa mengetahui keajaibandi sekitarnya. Pendidikan memungkinkan seseorang untukmenjadi lebih terinformasi tentang keadaadn dunia di sekitarmereka sehingga mereka dapat terlibat dalamkomunitasmereka atau bahkan membantu mengatasi tantanganglobal seperti perubahan iklim. Pendidikan memberdayakanindividu dengan pengetahuan yang memberi merekakekuatan atas diri mereka sendiri dan orang lain juga. Pentingnya pendidikan terlihat dalamsetiap aspek kehidupan, dan sangat penting bagi pertumbuhan suatubangsa. Pendidikan memungkinkan orang untuk mencapai potensi penuh mereka sehingga mereka dapat menjalani kehidupan
yang lebih baik. Individu yang terdidik lebih mampu membuat keputusan yang baik dan mendapat informasi tentang dunia di sekitar mereka. Mereka bisa lebih produktifdan lebih mampu memberikan kontribusi positif bagi komunitas mereka. Bagi masyarakat modern, pendidikanmerupakan hal yang sangat penting. Ada begitu banyakpengaruh yang datang dari segala arah, dan pendidikandapat membantu kita menguraikan apa yang harus kitaanggap benar, dan apa yang harus kita ambil dengansebutirgaram. Pendidikan dapat membentuk orang menjadi anggota masyarakat yang fungsional dengan jenis nilai yangtepat. Pentingnya pendidikan dalam kehidupan begitu banyaksehingga mengubah kehidupan seseorang sepenuhnya. Terdidik membuat Anda menjadi pribadi yang produktif. Literasi membantu Anda terlibat dengan sesama manusiadan cara kerja dunia untuk memungkinkan Anda mengalaminya dengan cara yang lebih baik. Pentingnyapendidikan dalam hidup kita jauh melampaui apa yangdapatkita baca di buku teks. Pendidikan juga membekali anakdengan pengetahuan seperti bagaimana menghasilkankaryaseni dan membuat musik. Pendidikan memungkinkankitauntuk menganalisis apa yang ada di depan kita, danbahkanbelajar dari kesalahan kita. Pendidikan dapat mendobrak hambatan di antara orang- orang, dan memungkinkan orang-orang dari seluruhduniauntuk diberdayakan. Pendidikan dapat memungkinkankitauntuk mengenal diri kita lebih baik dari sebelumnya. Kitabisa mempelajari banyak hal tentang diri kita sendiri, entahitu melalui buku, kursus, atau bahkan berkonsultasi denganseorang profesional. Pendidikan memungkinkan individuuntuk berpartisipasi penuh di dunia kita dalamdua carautama. Dari perspektif pengetahuan, pendidikan yangkomprehensif menghadapkan orang pada rasa identitas, tujuan, dan bahasa bersama. Pendidikan dapat membantu memberantas kemiskinandankelaparan, memberi orang kesempatan untuk kehidupanyanglebih baik. Ini adalah salah satu alasan terbesar mengapaorangtua berusaha untuk membuat anak-anak mereka bersekolahselama mungkin. Itu juga mengapa negara bekerjauntukmempromosikan akses yang lebih mudah ke pendidikanuntukanak-anak dan orang dewasa. Dalam arti luas, pendidikanadalahapa yang memberi orang akses untuk belajar danketikaseseorang mempelajari sesuatu, mereka memiliki kesempatanuntuk memperoleh pengetahuan yang dapat diproses, direfleksikan, dan diingat dalam berbagai keadaan, serta
memperbaiki hubungan interpersonal baik secara pribadi maupunprofesional. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan demikian, manusia dapat mencapai kemamjuan di berbagai bidang yang pada akhirnya dapat menempatkan seseorang pada derajat yang lebih baik lagi, perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan dandiinginkannya. Oleh karena itu, pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup pentingdalam mengalami perubahan dan kemajuan di zaman modern ini. Pendidikan merupakan proses belajar yang tidak akan pernah berhenti sejak seseorang lahir di dunia ini hingga akhir hayatnya ( long life education). Orang tua dan guru juga perlu adanya kerjasama dalamhal mendidikseorang anak. Karena sejatinya dalam mendidik atau dididiktidak akanberhasil tanpa ada kerjasama yang baik antara ayah ibu yang mendidikdi rumah dengan peran guru sebagai pengganti ayah ibu di sekolah. Antara orang tua dan guru harus ada kerjasama yang tidak dapat dipisahkan. Kerjasama orang tua dan guru adalah hubungan komunikatif dalam memantau perkembangan belajar peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diukur dari arus komunikasi orangtuadengan guru, keterlibatan orang tua dalam menyelesaikan masalahbelajarpeserta didik dan partisipasi orang tua terhadap penegakan aturansekolah(Hidayat, 2013: 95). Antara sekolah dan orang tua perlu menjalin komunikasi yang aktif, salingmembantu dan mengetahui bagaimana upaya penanganan pembinaananak di sekolah, keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar, pola interaksi dan komunikasi selama di sekolah dan masalah yangditemukan di sekolah. Begitu juga sebaliknya, pihak sekolah mengetahui
apa dan bagaimana yang terjadi di rumah terutama terkait dengankegiatan bermain anak di luar rumah, aktivitas belajar di rumah, interaksi dengan sesama anggota keluarga dan problem yang muncul selamaberada di rumah. DAFTAR PUSTAKA Ali Muhammad, Asrori Muhammad, 2011, Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : PT. Bumi Aksara. Afrizal, 2015, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Rajagrafindo, Arikunto.Suharsimi.1996, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek, Jakarta: Rineka Cipta. Bugin Burhan, 2008, Metode Penelitian Kualitaif, Jakarta: PT. Rajagrafindo. KH.Saepullah, 2012, Psikologi PerkembanganDanPendidikan, (Bandung: Cv. Pustaka Setia) Moleong Lexy J, 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remeja Rosdakarya) Moh.Shochib, 1998, Pola Asuh Orang Tua DalamMembantuAnakMengembangkan Disiplin Diri Jakarta: Rineka Cipta.
Sarlito W. Sarwono, 2010, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. RajagrafindoPersada, Sujarto Agus, 1996, Psikologi Perkembangan Jakarta : PT. RinekaCiptaCet.Ke-7 Sugiono. 2014, Metode Penelitian Kombinasi (MixedMethods),Bandung: Alfabeta Sudarsono, 2012, KenakalanRemajaRehabilitasi Dan Resasosialitasi, Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R Dan D Bandung: Alfabeta. SujantoAgus, Dkk, 1986, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Aksara Baru. Subki Dan H. Lalu Muchsin, “Pembinaan Karakter RemajaDi DesaPengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten LombokTengah,”Transformasi, Volume.11, Nomor. 1, Januari-Juni 2015, JahjaYudrik, 2013, Psikologi Perkembangan, Jakarta: KencanaMedia, LestariSri, 2012, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana,),