10. Perhatikan dua ilustrasi resolusi konflik berikut:
Resolusi konflik I :
Konflik antara dua remaja di sebuah komplek perumahan pasca pertandingan futsal
diselesaikan dengan cara mediasi, yaitu melalui bantuan pihak ketiga sebagai
penasehat.
Resolusi konflik II:
Konflik antarsuporter klub sepakbola di sebuah stadion kota melibatkan ratusan
pendukung dari kedua tim. Konflik tersebut diselesaikan melalui koersi oleh
pihak kepolisian. Upaya koersi dilakukan dengan memaksa pihak yang berkonflik
agar menghentikan pertikaian mereka.
Selain itu, juga terjadi konflik antarsimpatisan calon kepala desa di suatu
wilayah. Konflik ini menyebabkan pemilihan kepala desa ditunda.
Berdasarkan dua ilustrasi resolusi konflik di atas, resolusi konflik yang tepat
untuk menghentikan konflik ini adalah .... .
A. mediasi dilakukan dengan bantuan pihak ketiga sebagai penasehat untuk
mendamaikan simpatisan calon kepala desa
B. kompromi dilakukan dengan cara masing-masing simpatisan calon kepala
desa berusaha mencari penyelesaian konflik dengan saling mengurangi
tuntutan
C. arbitrasi dilakukan dengan bantuan pihak ketiga yang keputusannya
bersifat mengikat dan harus diikuti kelompok warga yang bertikai
D. koersi dilakukan dengan menghentikan paksa kerusuhan yang terjadi setelah
upaya mediasi gagal
E. toleransi dilakukan dengan cara saling menghargai antarkelompok yang
berbeda sehingga dapat tercipta perdamaian
Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
Resolusi konflik merupakan upaya menangani sebab-sebab konflik dan berusaha
untuk membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-
kelompok yang bermusuhan secara sukarela. Cara yang digunakan lebih demokratis
dan konstruktif untuk menyelesaikan konflik dengan memberikan kesempatan pada
pihak-pihak yang berkonflik untuk memecahkan masalah mereka oleh mereka
sendiri, atau dengan melibatkan pihak ketiga yang bijak, netral, dan adil untuk
membantu pihak-pihak yang berkonflik memecahkan masalah.
Jika dikaitkan dengan soal, resolusi konflik yang sesuai adalah menggunakan pihak
ketiga yang netral dan sebagai pengambil keputusan yang sifatnya mengikat dan
harus diikuti oleh pihak yang bertikai.
47
B. Penugasan
Kerjakan LK 2 untuk meningkatkan kompetensi melakukan pemetaan dan kemampuan
menyelesaikan soal UN yang memiliki daya serap rendah oleh peserta didik di sekolah
masing-masing. Untuk mengisi LK 2 tersebut Anda wajib menyiapkan soal UN yang
diujikan di sekolah masing-masing.
C. Refleksi
1. Peserta
a. Menyampaikan keberhasilan berupa melakukan pemetaan dan kemampuan
menyelesaikan soal UN yang memiliki daya serap rendah di sekolah masing-
masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada modul ini.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang
diperoleh dari modul.
2. Fasilitator
a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.
b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam melakukan pemetaan dan
kemampuan menyelesaikan soal UN yang memiliki daya serap rendah oleh
peserta didik di sekolah masing-masing.
48
Unit 3
Strategi Pembelajaran Dalam
Berfikir Tingkat Tinggi
A. Uraian Singkat Materi
Strategi pembelajaran yang disajikan dalam Unit 2 ini diharapkan dapat menginspirasi dalam
menyajikan materi berdaya serap rendah pada siswa. Pembelajaran dan penilaian merupakan
dua hal yang tidak terpisahkan. Seperti halnya hasil yang berakar pada proses, maka
pembelajaran yang baik diharapkan akan menghasilkan hasil penilaian yang baik. Berikut ini
disajikan alternatif strategi pembelajaran yang dapat dijadikan contoh untuk menyajikan
materi-materi dengan daya serap rendah pada mapel Sosiologi .
1. Membandingkan pentingnya perilaku modernisasi dari pada westernisasi atau
sekularisasi
Metode : Problem Based Learning
Media/Alat : Video (Modernisasi, sekulerisasi, westernisasi)
Langkah-Langkah :
a. Peserta didik mengamati gejala tentang modernisasi, sekulerisasi, dan westernisasi
yang ditayangkan oleh guru melalui video
b. guru mengemukakan masalah yang terdapat dalam tayangan video tersebut
c. pengamatan dalam tayangan video
d. Peserta didik dibagi ke dalam 6 kelompok belajar untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan tema perbandingan modernisasi, sekulerisasi dan westernisasi
e. Peserta didik menginventarisasi perubahan-perubahan dalam masyarakat, yang
merupakan akibat dari kontak kebudayaan dengan Eropa Barat atau Amerika utara
pada film tersebut
f. Peserta didik memilah mana yang merupakan perubahan gaya hidup atau mana
yang merupakan perubahan akibat teknologi atau perubahan dalam organisasi
sosial.
g. Peserta didik menyimpulkan mana yang tidak bertentangan dengan nilai budaya
masyarakat Indonesia dan sebaliknya mana yang bertentangan
h. Setelah selesai diskusi, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi.
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas
i. Setelah selesai presentasi, kemudian disediakan waktu bagi peserta didik lain untuk
menanggapi, bertanya, menyanggah, dan membantu menjawab pertanyaan yang
ditujukan pada kelompok yang presentasi
j. Peserta didik bersama guru mengulas hasil diskusi mengenai perbandingan
modernisasi, sekulerisasi dan westernisasi.
k. Guru memberikan feed back Assesment untuk mengetahui penguasaan materi oleh
peserta didik.
49
l. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi perbandingan modernisasi,
sekulerisasi dan westernisasi dengan menggunakan key words atau kata kunci agar
mudah diingat dan dipahami oleh peserta didik.
2. Metode Penelitian Sosial : Menjelaskan tujuan pertimbangan dalam menentukan topik
penelitian terkait syarat memilih topik yang baik.
Metode : Group Investigation-Presentasi
Media/Alat : Gambar-LKPD
Langkah-Langkah :
a. Peserta didik secara berkelompok mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru
b. Peserta didik secara berkelompok diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
gejala sosial yang akan dijadikan topik penelitian
c. Peseta didik diberikan waktu untuk mencari materi terkait tugas menentukan topik
penelitian melalui berbagai sumber, baik melalui internet, buku, dan lain-lain
d. Peserta didik saling berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyimpulkan data yang
telah dikumpulkan
e. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya
3. Metode Penelitian Sosial : Mengidentifikasi kelebihan/kekurangan dua teknik yang
berbeda dengan mempertimbangkan subjek/responden penelitian
Metode : Diskusi-presentasi
Media/Alat : LKPD
Langkah-Langkah :
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen setiap kelompok
diminta untuk mengamati teknik-teknik pengumpulan data
b. Peserta didik secara berkelompok mencermati lembar kerja yang telah dipersiapkan
c. Peserta didik secara berkelompok membaca materi tentang teknik-teknik
pengumpulan data dan menggali informasi dari berbagi sumber
d. Peserta didik mendiskusikan dengan temannya mengerjakan tugas kelompok yang
diberikan
e. Peserta didik mempersentasikan hasil temuan kelompok
4. Metode Penelitian sosial : Merumuskan masalah yang tepat berdasarkan iluistrasi latar
belakang permasalahan penelitian sesuai kebutuhan penelitian
Metode : Diskusi-Presentasi
Media/Alat : Studi Kasus-LKPD
Langkah-Langkah :
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen setiap kelompok
diminta untuk mengamati artikel studi kasus tentang fenomena di masyarakat
b. Peserta didik secara berkelompok mencermati lembar kerja yang telah dipersiapkan
c. Peserta didik secara berkelompok membaca materi tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian dan menggali informasi dari
berbagi sumber
50
d. Peserta didik mendiskusikan dengan temannya mengerjakan tugas kelompok yang
diberikan yaitu membuat 5 rumusan masalah yang sesuai dengan artikel studi kasus
tersebut
e. Peserta didik mempersentasikan hasil temuan kelompok
5. Metode Penelitian sosial : Menentukan jenis penelitian yang paling tepat dalam
pelaksanaan penelitian dengan karakteristik tertentu sesuai tujuannya.
Metode : Problem Based Learning
Media/Alat : Lembar Kerja Peserta Didik
Langkah-Langkah :
a. Peserta didik mengamati gambar beberapa jenis penelitian sosial yang ditayangkan
oleh guru melalui power point
b. Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dari hasil
pengamatan dalam tayangan power point
c. Kemudian guru menanyakan berbagai penelitian sosial berdasarkan tujuannya
menurut pendapat peserta didik.
d. Peserta didik dibagi ke dalam 3 kelompok belajar dengan tema; jenis-jenis
penelitian. setelah selesai diskusi, peserta didik mempresentasikan hasil diskusi ke
depan kelas
e. Setelah selesai presentasi, kemudian disediakan waktu bagi peserta didik lain untuk
menanggapi, bertanya, menyanggah, dan membantu menjawab pertanyaan yang
ditujukan pada kelompok yang usai presentasi
6. Perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial : Menentukan bentuk mobilitas sosial:
Metode : inquiry
Media/Alat : LKPD
Langkah-Langkah :
a. Guru memberikan penjelasan materi bentuk-bentuk mobilitas sosial, kemudian
memberikan LKPD pada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
guru sebagai evaluasi pemahaman peserta didik.
b. Guru membantu memberikan jawaban yang mungkin sulit dan membingungkan
bagi peserta didik. Resitasi dilakukan pada akhir untuk mengevaluasi pemahaman
peserta didik tentang bentuk-bentuk mobilitas sosial. Kemudian peserta didik
merangkum apa saja yang sudah dipelajari sebagai kesimpulan yang dapat
dipertanggunjawabkan
51
7. Permasalahan sosial dalam masyarakat : Mengidentifikasi penyebab permasalahan
sosial esklusifitas kelompok tertentu di masyarakat.
Metode : inquiry
Media/Alat : LKPD
Langkah-Langkah :
a. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk memahami apa itu
ekslusivisme dan faktor penyebabnya
b. Guru menyampaikan materi mengenai ekslusivisme dan faktor penyebabnya
melalui materi presentasi
c. Siswa kemudian diminta untuk menggali informasi melalui literasi dan menjelaskan
dengan kalimat sendiiri tentang konsep esklusivisme dan faktor penyebabnya
d. Siswa menuliskan dan menyampaikan materi tersebut di depan kelas.
e. Dari penyampaian siswa kemudian guru memberikan penguatan kembali faktor
penyebab ekslusivitas
8. Pembentukan Kelompok Sosial : Mengidentifikasi kelompok sosial tertentu
berdasarkan ciri-cirinya.
Metode : Problem Based Learning
Media/Alat : Video
Langkah-Langkah :
f. Mengorientasikan Siswa pada Masalah, pembelajaran dimulai dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran dan aktivitas aktivitas yang akan dilakukan. Dalam
penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan
dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru
akan mengevaluasi proses pembelajaran.
g. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar, disamping mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar
berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan
sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan menyajikan tayangan video Bentuk-bentuk Kelompok sosial, kemudian
membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing -masing kelompok akan
memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.
h. Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok, penyelidikan adalah inti dari PBL.
Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang
berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni
pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan
pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat
penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul -betul
memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik
mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka
sendiri.
i. Mengembangkan dan Menyajikan (Hasil Karya) dan Mempamerkannya, tahap
penyelidikan diikuti dengan menciptakan hasil karya dan pameran. Hasil karya lebih
52
dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi
masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia.
Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah
selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai
organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa
lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau
memberikan umpan balik.
j. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah, fase ini dimaksudkan untuk
membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini
guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya
9. Pembentukan Kelompok Sosial : Menyimpulkan karakteristik kelompok dari sebuah
kasus mengenai pembentukan pengelompokan sosial tertentu berdasarkan pandangan
tokoh sosiologi
Metode : Problem Based Learning
Media/Alat : Video Suku Tengger
Langkah-Langkah :
a. Mengorientasikan Siswa pada Masalah. Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran dan aktivitas aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan
PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang
harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran.
b. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar. Disamping mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota.
Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan menyajikan
tayangan video Kehidupan Suku Tengger, kemudian membentuk kelompok-kelompok
siswa dimana masing- masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang
berbeda.
c. Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok. Penyelidikan adalah inti dari PBL.
Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda,
namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan
data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada
tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul -betul memahami dimensi
situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didikmengumpulkan cukup
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
d. Mengembangkan dan Menyajikan (Hasil Karya) dan Mempamerkannya. Tahap
penyelidikan diikuti dengan menciptakan hasil karya dan pameran. hasil lebih dari
sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah
dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah
53
dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan
artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah
mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan
lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan
lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
e. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah. Fase ini dimaksudkan untuk
membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru
meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya.
10. Konflik, kekerasan dan perdamaian : resolusi yang tepat pada penyelesaian konflik
Metode : Problem Based Learning
Media/Alat : Video konflik sosial pada berbagai bidang (konflik vertikal, horisontal
Langkah-Langkah :
a. Mengorientasikan Siswa pada Masalah. Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran dan aktivitas aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan
PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang
harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran.
b. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar. Disamping mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota.
Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan menyajikan tayangan
video Kehidupan Suku Tengger, kemudian membentuk kelompok-kelompok siswa
dimana masing- masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang
berbeda.
c. Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok. Penyelidikan adalah inti dari PBL.
Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda,
namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data
dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada
tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul -betul memahami dimensi
situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didikmengumpulkan cukup
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
d. Mengembangkan dan Menyajikan (Hasil Karya) dan Mempamerkannya. Tahap
penyelidikan diikuti dengan menciptakan hasil karya dan pameran. hasil lebih dari
sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan
pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan
pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan
artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah
mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan
lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan
lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
54
e. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah. Fase ini dimaksudkan untuk
membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru
meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya.
B. Penugasan
Kerjakan LK 3 untuk meningkatkan kompetensi penyajian materi/pokok bahasan
“Berdaya Serap Rendah Dalam Berpikir Tingkat Tinggi” di kelas. Untuk mengisi LK 3
tersebut Anda wajib menyiapkan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian
kompetensi (IPK) sesuai dengan materi/pokok bahasan.
C. Refleksi
1. Peserta
a. Menyampaikan keberhasilan berupa kemampuan menyajikan materi berdaya
serap rendah dalam berpikir tingkat tinggi yang dialami oleh siswa di sekolahnya
masing-masing.
b. Menyampaikan kelemahan yang ditemukan dari aktivitas pada unit 3 modul ini
sehingga masih ada yang belum dipahami atau membingungkan.
c. Menyampaikan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menerapkan hasil yang
diperoleh dari unit 3 modul ini.
2. Fasilitator
a. Menyampaikan keberhasilan peserta sesuai pengamatan selama kegiatan.
b. Menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam penyajian materi/pokok
bahasan berdaya serap rendah sesuai dengan Data Daya Serap Hasil UN Materi
Pelajaran Sosiologi dari Puspendik.
55
Lembar Kerja
56
Lembar Kerja 1
Analisis Materi Daya Serap Rendah
57
Rencana Penyajian Materi Pokok
: Analisis Materi Berdaya serap rendah
Unit 1 : 4x60 Menit
Waktu
58
Lembar Kerja 1
Analisis Materi Berdaya Serap Rendah
Lembar Kerja (LK) 1 ini akan memandu Anda melakukan analisis materi berdaya
serap rendah. Materi sulit untuk peserta didik di sekolah Anda mungkin berbeda
dengan materi sulit di sekolah teman Anda. Solusi untuk mengatasi kesulitan di
sekolah Anda tentu berbeda juga dengan solusi di sekolah teman Anda. Oleh karena
itu, terlebih dahulu lakukan analisis yang diperkirakan menjadi penyebab kesulitan
yang dialami peserta didik Anda. Untuk kegiatan ini, lakukan langkah-langkah analisis
materi sulit sebagaimana pada Tabel 1.
Mata Pelajaran : .........................................
Tahun Pelajaran : .........................................
Tabel 1. Analisis Materi Berdaya serap rendah
No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab
Untuk menghasilkan produk (hasil kerja) seperti pada Tabel 1 di atas, ikuti satu persatu
instruksi kerja berikut.
1. Identifikasi materi/pokok bahasan berdasarkan data hasil UN dari Puspendik, dengan
daya serap terendah di sekolah Anda. Materi pokok dapat dibaca pada kompetensi yang
diuji.
2. Tuliskan daya serap kompetensi materi/pokok bahasan yang diujikan pada sekolah
Anda.
3. Perkiraan faktor penyebab diisi berdasarkan hasil tes diagnostik atau berdasarkan
profesional judgement (pengalaman) yang sering dilakukan oleh peserta didik.
59
Tuliskan materi/pokok bahasan Tuliskan perkiraan penyebab
berdasarkan data hasil UN dari tidak dikuasainya dengan baik
Puspendik, daya serap terendah di
sekolah Anda. Materi pokok dapat materi/pokok bahasan.
dibaca pada kompetensi yang diuji.
Perkiraan Faktor Penyebab
No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap
Tuliskan daya serap materi/pokok
bahasan kompetensi yang diuji
berdasarkan data hasil UN dari
Puspendik di sekolah Anda.
Gambar 1. Tahapan Analisis Kompetensi
4. Setelah Anda memahami cara melakukan analisis materi/pokok bahasan daya serap
rendah, dilanjutkan dengan mengisi tabel analisis materi/pokok bahasan berdaya serap
rendah sebagai berikut.
No Materi/Pokok Bahasan Daya Serap Perkiraan Faktor Penyebab
5. Presentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
6. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menganalisis materi/pokok
bahasan berdaya serap rendah dalam LK 1 ini.
60
Lembar Kerja 2
Strategi Penyajian Materi Berdaya Serap
Rendah
61
Rencana Penyajian Materi Pokok
: Strategi Penyajian Materi Berdaya Serap Rendah
: 4x60 Menit
Unit 2
Waktu
62
Lembar Kerja 2
Strategi Penyajian Materi Berdaya Serap
Lembar Kerja (LK) 2 ini akan memandu Anda melakukan Strategi Penyajian
Materi Berdaya Serap. Untuk kegiatan ini, lakukan langkah-langkah Strategi
Penyajian Materi Berdaya Serap Rendah sebagai berikut.
1. Setelah teridentifikasi soal-soal UN yang berdaya serap rendah, langkah selanjutnya
adalah menyusun RPP yang akan disajikan dalam bentuk Peer Teaching.
2. Susunlah sebuah RPP yang menggambarkan skenario pembelajaran materi/pokok
bahasan yang berdaya serap rendah. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP
menggunakan pendekatan saintifik (bagi sekolah pelaksana Kurikulum 2013) atau
memuat kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (bagi sekolah pelaksana
Kurikulum 2006).
3. Format dan komponen RPP mengacu pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
4. Presentasikan RPP tersebut dalam bentuk kegiatan Peer Teaching.
5. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menyajikan materi/pokok
bahasan berdaya serap rendah dalam LK 2 ini.
63
Lembar Kerja 3
Soal-Soal UN Dengan Daya Serap Rendah
Dan Pembahasannya
64
Penyajian Materi Pokok
: Soal-Soal UN Berdaya Serap Rendah dan Pembahasannya
Unit 3 : 4x60 Menit
Waktu
65
Lembar Kerja 3
Soal-Soal UN Berdaya serap rendah dan Pembahasannya
Lembar Kerja (LK) 3 ini akan memandu Anda untuk menyelesaikan Soal-Soal
UN Berdaya Serap Rendah. Soal-soal UN sulit pada sekolah yang satu tidak
sama dengan sekolah lainnya. Sesuai dengan hasil identifikasi materi sulit pada
Tabel 1 pada LK 1, pilihlah 10 butir soal UN yang dianggap sulit oleh peserta
didik Anda. Untuk kegiatan ini, lakukan langkah-langkah penyelesaian Soal-Soal
UN Berdaya Serap Rendah sebagai berikut.
1. Pilihlah 10 butir soal UN yang dianggap berdaya serap rendah oleh peserta didik Anda.
2. Buatlah penyelesaian soal-soal tersebut dengan singkat dan jelas, isikanlah pada Tabel 3
yang telah disediakan.
3. Diskusikan dan presentasikanlah hasil kerja Anda di depan kelas.
Tabel 3.Pembahasan Butir Soal UN yang Berdaya Serap Rendah
No. Butir Soal UN Pembahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
4. Refleksikan pengalaman Anda terkait dengan kemampuan menyelesaikan soal-soal UN
berdaya serap rendah dalam LK 3 ini.
66
Daftar Pustaka
Budiono Kusumadiharjo. 2000. Kebhinekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Problematik Filsafat
Kebudayaan. Jakarta: Grasindo
Nanang Martono. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Postmodern, dan
Poskolonial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nurcholish Masjid. 1987. Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan. Bandung: PT Mizan
Sztompka, Piotr. 1993. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group.
Lia Candra Rufikasari,Slamet Subiyantoro.2014. Sosiologi Peminatan Ilmu-ilmu Sosial untuk
SMA/MA Kelas XII. Surakarta :Mediatama.
67
68