PROBLEMATIKA KEHIDUPAN
Ina Yuliana
Masalah hari ini, ketika dunia tahu segalanya tentang kita. Masalah
hari ini, ketika dunia mengambil kesempatan dalam lemah kita.
Masalah hari ini, masalah pribadi seakan menjadi santapan publik yang
tak lagi menjadi privasi karena ulah kita sendiri.
Duduk, ceritakan, diskusi dan selesaikan.
Pernah berada difase krisis? Fase dimana masa lalu,
masa depan bahkan masa kini pun menjadi sebuah
tantangan dan bumerang sehari-hari. Nge-down,
prustasi, pengen nge-judge diri sendiri kadang itu
menjadi santapan sehari-hari.
Wajar memang ketika kita mengingat dan khawatir akan hal tersebut.
Terkadang menjelma menjadi ketakutan atau bahkan trauma berkepanjangan
dan tanpa sadar melancarkan protes kepada Allah. Jangan lama-lama ditikam
oleh sesuatu yang telah terjadi. Pada dasarnya setiap kita bisa mengedepankan
pikiran positif dalam situasi sulit sekalipun.
Pasti pernah kan menginginkan sesuatu hal tapi tak tercapai, mengharapkan
sesuatu tapi hanya sebatas harapan atau mungkin mendambakan seseorang tapi
hanya sebatas perasaan. Nanti akan sampai, dimana usaha tak lagi cukup untuk
sebuah perjuangan, dimana nalar tak lagi mampu diandalkan tanpa kehadiran sang
pencipta, dimana perasaan tak akan terpaut tanpa campur tangan sang pemberi
rasa pada hati seorang insan.
Nanti juga akan sampai pada titik tertinggi sebuah pengharapan, cita-cita dan
pengkabulan. Titik dimana sebuah perjuangan dilakukan hanya dengan
melibatkan yang diatas, dimana logika tak lagi dikedepankan. Titik dimana
sebuah perjuangan dilakukan hanya dengan melibatkan yang di Atas, dimana
logika tak lagi didepan tetapi aturan Sang pemilik logikalah yang
dikedepankan.
Nanti akan sampai pada titik dimana kehadiran Sang
Maha Kuasa sangat kita harapkan. Nanti pula akan
sampai pada titik dimana kita bahagia dengan cara yang
telah Allah buat. Nanti akan sampai dimana harapan
akan terwujud sesuai scenario Allah. Tetaplah optimis,
jangan risau, jangan gelisah karena semua sudah diatur
oleh Sang pemilik semesta ini.