The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini menceritakan Seseorang yang tidak punya pendidikan formal, bahkan SD pun tidak. Namun karena intuisi, talenta, intelektualitas, kecakapan dan keberanian yang diberikan kepadanya, bisa melakukan banyak hal yang tidak dilakukan oleh kebanyakan orang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Dahram A., 2021-07-21 10:30:06

Profesorku Tanpa Pendidikan Formal

Buku ini menceritakan Seseorang yang tidak punya pendidikan formal, bahkan SD pun tidak. Namun karena intuisi, talenta, intelektualitas, kecakapan dan keberanian yang diberikan kepadanya, bisa melakukan banyak hal yang tidak dilakukan oleh kebanyakan orang.

Keywords: biografi,lempu,jaling,watampone,dahram,bukaka,bone,bugis,abdullah,kasaming,maggu,nurul jannah,miftahul jannah,pendidikan anak,filsafat bugis,teori ekonomi klasik

PERGAULAN DUSUN TAPI WAWASAN MENDUNIA

Mendengarkan radio BBC London, VOA – Voice of Amerika (Radio
Suara Amerika), dan ABC Australia adalah kebiasaan rutin setiap
hari Aji sang pemuda dusun. Tentu bukan siaran yang berbahasa
Inggris melainkan yang berbahasa Indonesia. Ini benar-benar
rutin setiap hari. Ada sesi pagi dan ada yang sesi malam. Ada
hubungan apa jual sarung dengan BBC London? Tidak ada
hubungannya. Lantas ?

Aji dalam kesehariannya selain jualan sarung di kiosnya, dia juga
kadang-kadang jual beli emas, baik untuk perhiasan maupun untuk
investasi. Bisnis emas ini tidak sesederhana menjual sarung, yang
harganya relatif tetap dan tidak banyak faktor-faktor lain yang
mempengaruhi harganya. Sangat sederhana, asal tahu modalnya,
tinggal tambahkan keuntungan sebagai harga jual. Jika pembeli
setuju, transaksi bisa langsung terjadi. Sangat berbeda dengan
transaksi komoditi emas. Ada banyak variabel yang harus dihitung
dengan cermat.

Seseorang yang berbisnis terkait dengan emas harus mengerti
pergerakan harga emas setiap saat karena sepanjang waktu
berubah. Selain itu juga harus mengikuti pergerakan valuta asing,
khusunya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Ini materi
pengetahuan yang sangat dasar bagi pelaku bisnis emas. Tanpa
mengetahui ilmu ini, anda bisa dipermainkan oleh pedagang emas.

Untuk memprediksi kemana arah pergerakan harga emas, situasi
politik dan ekonomi dunia mutlak harus diikuti. Setiap pegerakan
politik AS, China, Jepang, Eropa, Rusia, Saudi Arabia, minyak dunia
dan OPEC-nya, pasti akan memberikan pengaruh kepada harga
emas dan dolar AS. Bisa turun bisa naik.

48

Sampai kepada titik ini sebenarnya sudah bukan kelasnya seorang
pemuda dusun seperti Aji yang tidak pernah sekolah sama sekali.
Paling tidak level Sarjana Ekonomi yang sudah mendapatkan kuliah
dasar tentang valuta asing dan bursa komoditas baru bisa sampai
ke tingkat ini.

Namun itulah seorang Aji. Buta huruf bukan berarti buta paham.
Huruf-huruf dianggapnya hanya sebagai dasar agar supaya bisa
membaca buku dengan menggunakan indera mata. Dia masih
punya cara lain yaitu menggunakan indera telinga untuk
mendengar siaran radio yang penyampaian informasinya cukup
bisa diterima dan dimengerti oleh seorang Aji. Sebuah media
komunikasi paling dasar dan paling primitif yang sampai sekarang
masih menjadi media komunikasi utama setiap manusia yang
normal.

Sangat berbeda dengan jaman sekarang, sumber informasi bisa
dari mana-mana, dari TV, Internet, Media Sosial, Grup WA, dan
sebagainya.

Dipikir-pikir keren juga sih, tahun 70 an sumber informasinya
sudah sekelas BBC London dan ABC Australia. Tapi ini bukan
keren-kerenan Bro, ini masalah untung dan rugi. Salah mendengar
dan memprediksi harga, buntung yang akan datang. Telat
menerima informasi, untung bisa hilang. Untuk itu, siaran radio
harus terus dipantau sebagai satu-satunya sumber informasi yang
cepat dan tepat. Berapa harga pembukaan komoditi emas di
negara Amerika Serikat dan London dan berapa harga
penutupannya. Berhubung transaksi di Bone yang notabene
menggunakan Rupiah, maka pergerakan kurs AS/Rp juga harus
terus diikuti.

49

Maksud hati mengamati harga emas, ternyata ada efek samping
yang jauh lebih dahsyat. Lewat siaran radio inilah Aji mengenal
dunia luar yang tidak semua orang bisa melihat pentingnya
berwawasan Global. Pergaulan boleh dusun, tapi wawasan
mendunia.

50

PERTANIAN, ASTRONOMI & EKONOMI

Fakultas pertanian yang ada di “Universitas Alam Dusun Lempu”
adalah fakultas favorit yang paling banyak mahasiswanya dari
sekian banyak fakultas yang ada. Ada berbagai latar belakang
sebab kenapa banyak berminat di Fakultas ini. Mungkin karena
permintaan orang tua, mungkin karena keterpaksaan karena tidak
ada pilihan lain, mungkin karena optimisme yang tinggi dan
menjanjikan dari ekonomi pertanian, dan berbagai alasan lainnya.

Jurusannya pun cukup lengkap dan bervariasi. Ada jurusan
agronomi, teknologi pangan, agromet, HPT (hama dan penyakit
tanaman), peternakan, mekanisasi pertanian, bahkan metalurgi
pun ada. Benar-benar lengkap.

Dosen-dosen pengajarpun sangat mumpuni dengan ilmu yang
turun temurun yang sudah teruji selama beberapa ratus tahun.
Mereka bukan sekedar mengajarkan teori akan tetapi benar-benar
praktek lapangan yang sudah teruji tingkat keberhasilannya.

Sawah tadah hujan yang sebagian besar terhampar luas di
kawasan Dusun Lempu memaksa para dosen untuk menguasai
beberapa bidang ilmu sekaligus. Tidak heran para dosen ahli
tersebut mampu membaca waktu dan posisi rasi bintang sebagai
indikator utama kapan musim hujan akan tiba. Ilmu astronominya
dipadukan dengan biologi tumbuhan untuk mengetahui pada
periode kapan sesungguhnya curah hujan cukup baik untuk
memulai menanam padi. Salah dalam mengambil keputusan bisa
berakibat fatal terhadap pertumbuhan tanaman padi yang akan
ditanam. Bisa kelebihan air atau bisa juga sebaliknya kekurangan
air.

51

Selain masalah air, ilmu astronominya juga bisa memprediksi pada
periode mana yang terbaik untuk menghindari serangan HPT. Ada
banyak formula tak tertulis di buku mahasiswanya akan tetapi
terpatri dengan kuat di memori mahasiswanya yang tekun
memahami penjelasan sang dosen. Cukup kompleks Bro. Entah
perlu berapa semester untuk mengetahui ilmu ini. Ilmu sang
dosen bisa diadu dengan kecanggihan tekonologi BMKG (Badan
Meteorologi dan Geofisika) yang notabene memiliki satelit cuaca
dan radar doppler. Radar doppler ini bahkan bisa memprediksi di
menit ke berapa hujan akan turun. Luas biasa memang! Mudah-
mudahan kecanggihannya bisa membantu meningkatkan
produktifitas petani secara langsung, bukan hanya sekedar gagah-
gagahan teknologi yang hanya bisa publikasi di layar TV dan layar
android.

Aji termasuk mahasiswa yang cukup cerdas yang bisa memahami
mekanisme kerja astronomi dan biologi tumbuhan. Dia cukup rajin
mematri di memorinya dan merumuskan dengan baik bahan-bahan
ajar dari dosennya. Tak heran dalam masa-masa aktif mengelola
lahan pertaniannya, prediksi-prediksinya sangat presisi sampai-
sampai beberapa petani lainnya banyak mengikuti arahannya.

Para petani punya alasan logis mengikuti arahan Aji. Aji punya
latar belakang ilmu pertanian, punya sawah yang luas dengan
tingkat hasil yang tinggi selama ini. Ada teori dan bukti empirik
yang bisa kelihatan kasat mata. Berbeda dengan teori-teori dukun
kampung yang hanya mengandalkan terawangan dan takhayul
belaka.

Beberapa orang yang hidup di jamannya mengatakan jarang sekali
prediksinya meleset. Namun beberapa tahun terakhir di hari-hari
tuanya, di saat-saat sudah pensiun sebagai petani, beberapa

52

prediksinya sudah mulai banyak yang meleset. Mungkin karena
alam sudah tidak bisa mengelola dirinya sendiri secara apa adanya
sehingga formula yang berlaku di jamannya harus disempurnakan.
Bagaimana tidak, teknologi modifikasi cuaca yang dipelopori oleh
BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) sudah bisa
mengontrol kapan dan dimana hujan akan diturunkan, dengan
intensitas berapa. Semua sudah bisa diformulasikan dengan baik.
Ini hanya secuil contoh dari sekian banyak teknologi, bagaimana
alam sudah bisa dikendalikan oleh manusia.

Selama masa kuliahnya di “Universitas Alam Dusun Lempu”, Aji
termasuk mahasiswa yang super rajin. Bukan hanya belajar di
Jurusan agronomi dan agromet, tetapi dia juga ikut nimbrung di
jurusan-jurusan lain bahkan lintas Fakultas. Sebut saja filsafat,
politik, hukum, ekonomi, teknologi pangan, peternakan, teknik
metalurgi dan masih banyak lagi yang lainnya. Saking banyaknya
penulis tidak bisa merinci satu-satu. Pokoknya semua yang ada
semua ingin dipelajari.

Ada seorang dosen ekonomi yang sangat hebat di "Universitas
Alam Dusun Lempu" ini. Dia bukan hanya menguasai teori-teori
ekonomi tapi juga benar-benar mempraktekkan dalam kehidupan
nyata. Dengan kepiawaiannya di bidang ekonomi, kekayaannya
luar biasa. Sawahnya berhektar-hektar, ternaknya ribuan ekor,
koin emasnya tak terhitung jumlahnya, dan berbagai macam aset
lainnya.

Berhubung masa itu belum tersentuh akuntan, jadi total asetnya
belum bisa dirupiahkan secara keseluruhan.

Sebagai perbandingan dengan kehidupan sekarang ini, orang-orang
yang punya moge (motor gede) sekelas Harley Davidson, hanya

53

segelintir orang yang bisa memiliki. Hanya para pesohor,
pengusaha sukses dan pejabat-pejabat tinggi yang mampu beli.

Pada jaman itu, di saat ekonomi dan kehidupan lagi sulit-sulitnya,
dia sudah bisa punya moge. Kebayang kan?

Aji termasuk tipe orang yang memilih dosen bukan yang hanya
pintar teori, tapi juga yang jago prakteknya.

Melihat sosok sang dosen ekonomi yang menguasai teori dan
praktek, Aji rajin berguru kepadanya. Sang Dosen pun tipe dosen
yang rajin membagi ilmunya kepada siapa saja yang mau belajar.

Setelah sekian lama berguru, Aji pun penasaran, kenapa sang
Dosen bisa super kaya padahal teori dan prakteknya kayaknya
sama saja dengan apa yang orang-orang di kampungnya lakukan.
Sepertinya tidak ada yang istimewa. Rasa curiga pun
muncul. Bahkan pikiran yang tidak-tidak pun terbersit, jangan-
jangan sang dosen adalah seseorang yang punya ilmu "pattiro
kanja". Ini semacam ilmu pesugihan di daerah bugis-makasar
jaman dulu.

Mau tanya ragu-ragu dan segan, tapi kalau tidak tanyakan, tanda
tanya besar selalu muncul dalam pikiran.

Akhirnya pada suatu sore di depan rumahnya yang megah, ada
beberapa orang yang lagi ngobrol santai, Aji termasuk di
dalamnya. Seperti biasa, sang dosen banyak bercerita mengenai
banyak hal, termasuk masalah-masalah ekonomi. Dalam suasana
bincang-bincang sore yang hangat khas dusun, setiap orang
menimpali apa yang dibicarakan sang Dosen. Semua orang bebas
berbicara dan bertanya.

Aji yang sudah sekian lama memendam rasa keingintahuannya,
akhirnya memberanikan diri bertanya langsung ke sang dosen.

54

“Sebelumnya saya mohon maaf, ada yang saya ingin tanyakan,
mudahan-mudahan Puang berkenan”. Demikian Aji membuka
percakapan dengan menyapa Puang kepada Sang Dosen. Sapaan
Puang adalah sapaan hormat kepada bangsawan atau tetua
Bugis. “Silahkan Dullah, tanya apa saja boleh”. “Mohon Puang
bisa berbagi dengan kami apa sebenarnya rahasianya Puang bisa
sukses sebesar ini”.

Mendengar pertanyaan tersebut sang Dosen senyum-senyum ke Aji
sambil berkata, “betul Dullah ingin tahu rahasianya?” Aji pun
segera menjawab “iyye Puang”.

“Sebenarnya ini sangat rahasia tapi karena saya anggap kalian
orang-orang dekat saya, saya rela membagikan rahasia sukses
ini”.

Semua orang yang hadir diam dengan wajah penasaran dan penuh
harap.

Sang Dosen pun secara perlahan membuka mulutnya dan
menyampaikannya dalam bahasa bugis seperti berikut:

• atmko mnu easku o ti elo (Attamako manu essuko ittello)
• atmko bembe easuko mnu (Attamako bembe essuko

manu)

• atmko spi asku o bembe (Attamako sapi essuko bembe)

Rahasia untuk menjadi sukses sudah disampaikan namun semua
orang yang hadir di percakapan sore itu bengong. Tak ada satu
orang pun yang mengerti apa maksud kata-kata sang Dosen.

Yang bisa bahasa bugis saja belum tentu paham maksudnya,
apalagi yang tidak mengerti bahasa bugis lebih gawat lagi.

Terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah seperti berikut:
55

- Masukkan ayam keluarkan telur

- Masukkan kambing keluarkan ayam

- Masukkan sapi keluarkan kambing

Orang yang sudah melek abjad (tidak buta huruf) seharusnya
sudah bisa membaca ketiga kalimat tersebut di atas. Namun
mungkin masih banyak yang belum tahu maknanya, apa kaitannya
dengan ekonomi. Disinilah pentingnya pemahaman, bukan hanya
sekedar bisa baca. Ada banyak orang atau bahkan sudah jarang
ditemukan yang buta huruf tapi masih terlalu banyak orang yang
buta paham atas segala sesuatu. Disinilah pentingnya
menanamkan pendidikan yang berbasis pemahaman, bukan
sekedar bisa baca tulis.

Melihat semua orang bengong dan tidak bisa berkata apa-apa,
sang Dosen pun kembali bertanya “apa kalian paham apa yang
barusan saya sampaikan?”

Semua kepala yang ada di depan sang Dosen bergerak ke kanan
ke kiri tanda tak paham. Akhirnya sang Dosen memberikan
penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

- Jika kalian punya penghasilan senilai ayam cukup keluarkan
senilai telur untuk kebutuhan kalian.

- Jika kalian punya penghasilan senilai kambing cukup keluarkan
senilai ayam untuk kebutuhan kalian.

- Jika kalian punya penghasilan senilai sapi cukup keluarkan senilai
kambing untuk kebutuhan kalian.

Jika disimpulkan, jangan lebih besar pasak dari pada tiang!

56

Semua kepala di depan sang Dosen kembali bergerak namun
gerakannya ke atas dan ke bawah tanda paham dengan penjelasan
sang Dosen.
Nama sang Dosen adalah Petta Tombong. Beliau adalah seorang
legenda (The Legend) di dusun tempat Aji hidup dengan
kekayaannya yang luar biasa namun tetap akrab dengan sesama.
Semoga kalian mendapat pelajaran berharga dari sang Dosen
Ekonomi dan menerapkan ilmunya dalam kehidupan nyata sebagai
mana sang Dosen mempraktekkannya. Jangan lupa zakatnya ya
kalau sudah cukup!
Seandainya DIKTI (Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan RI) memberikan akreditasi ke perguruan ini, mungkin
ada banyak profesor dan sarjana-sarjana di sana. Termasuk Aji
sebagai salah satu profesornya. Namun ini semua hanya
seandainya. Yang pasti mahasiswa-mahasiswa dianugerahi
penghargaan setiap musim panen berupa berkarung-karung gabah
hasil praktikum mereka di lahan sawah tadah hujan mereka.

57

IBUKU SAYANG

Bapak Maggu termasuk petani sukses di jamannya. Karakter yang
tegas, keras dan apa adanya melekat pada dirinya. Nilai-nilai
kejujuran selalu dijunjung dalam keseharian hidupnya. Dia paling
tidak suka terhadap orang yang ngomong plin plan apalagi
pembohong. Karakter kakeknya inilah yang banyak menurun ke
dalam diri Aji. Namun demikian dalam kesehariannya ada banyak
sisi-sisi kelembutan dan kasih sayang yang ditunjukkan ke
keluarganya dan terutama kepada Ibundanya.

Saking sayangnya, Aji tidak pernah bisa jauh-jauh berpisah dengan
Ibundanya. Dalam segala aspek hubungan, Ibundanya selalu di
nomor satukan. Untungnya istrinya Aji sangat mengerti akan
posisinya. Aji berpandangan bahwa Ibundanya adalah satu-
satunya wanita yang tidak bisa digantikan oleh siapapun. Oleh
karenanya, dia selalu menjaga dan merawatnya sampai lanjut usia,
sampai ajal menjemput sang Ibunda.

Pada waktu kecil sang Ibu pernah marah besar ke Aji karena
berhenti mengaji. Ibunya sampai mengancam akan memotong
leher Aji jikalau sampai mogok mengaji. Kemarahan tersebut yang
dianggapnya sebagai nasihat terbaik dari Ibundanya, terus
disimpan baik-baik dalam benaknya. Berkat kelembutan nasihat-
nasihat Ibundanya, Aji menjadi sangat bijak dalam masa tuanya.
Sangat berbeda dengan sikapnya sewaktu masih muda yang
pemarah dan emosional.

Berkat Doa Ibundanya, kelakuan-kelakuan yang tidak pantas
dilakukan sewaktu muda, digantikan dengan kegiatan-kegiatan
ibadah rutin dan dzikir. Selain itu, kegiatan membaca Al-Qur’an
adalah aktifitas rutin yang tidak mengenal waktu pada masa-masa

58

tuanya. Diluar bulan Ramadhan, Aji minimal meng-khatamkan Al-
Quran 30 Juz, 4 kali dalam sebulan. Dalam bulan Ramadhan bisa
khatam 6-8 kali. Kegiatan ini rutin dilakukan selama beberapa
tahun di masa-masa tuanya. Kalau sudah membuka Al-Quran, dia
bisa duduk berjam-jam membaca beberapa Juz Al-Quran.
Kebiasaan ini diilhami dari nasihat Ibundanya yang menyuruhnya
untuk selalu membaca Al-Quran. Pahala membaca Al-Qur’an
diniatkan untuk Ibundanya Hj. Kasaming sebagai orang yang dia
sayangi yang melahirkannya ke dunia ini. Ibunda yang selalu
membimbing di kala dia kehilangan arah, mengarahkan di kala
salah arah, menegurnya di kala khilaf, menemaninya dalam
keadaan senang dan susah.

59

SENIMAN KECAPI BUGIS

Dalam kesehariannya yang serius dengan penampilan yang keras
dan emosional, ada nilai-nilai lembut yang sering disisipkan dalam
suasana yang begitu tegang. Hati dan perasaan yang sedih dan
takut tiba-tiba berubah seketika menjadi riang.

Meskipun terkesan galak, garang dan keras, sepanjang ingatan
kami tidak pernah sekalipun Aji melampiaskan amarahnya dengan
pukulan tangan dan tendangan kaki. Tidak pernah sama sekali!
Mungkin karena wibawanya, cukup dengan sorotan mata yang
tajam, kami sudah takut setengah mati. Dalam kondisi seperti ini,
malaikat penolong kami yang selalu membela dan mencurahkan
kasih sayangnya adalah mak Oppo Hj. Yambe, ibu kami tersayang.
Panggilan mak Oppo adalah pertama kali diperkenalkan oleh cucu
Aji yang bernama Ancha. Mak Oppo dalam bahasa Indonesia
adalah Mama Besar. Ini kreasi seorang anak kecil untuk
membedakan mana panggilan mak untuk neneknya (Mak Oppo)
dan mana panggilan mak untuk ibunya (Mak Kecil). Sampai
akhirnya Mak Oppo menjadi populer untuk semua orang,
khususnya di keluarga besar kami.

Sisi kelembutan Aji bisa terlihat pada saat main kecapi bugis. Aksi
ini sangat jarang terlihat oleh orang lain, bahkan dari keluarga
besar pun jarang menikmati aksi ini. Saya termasuk beruntung
bisa menikmati di beberapa kesempatan yang tidak terencanakan,
alias spontan. Cukup merdu dan enak didengar. Beberapa orang
tua yang hidup pada masa Aji masih muda bercerita bahwa semasa
mudanya Aji kerap memainkan kecapi sebagai media pergaulan
muda-mudi di masanya. Konon katanya petikan kecapi bugis ini
karena kemerduan nadanya bisa menghipnotis hati para wanita

60

muda untuk takluk mengikuti alunan nada kecapi yang dipetik oleh
sang perjaka muda. Wow keren!

Pada kesempatan lain Aji bisa menjelma menjadi seorang Ayah

yang sangat pandai berdongeng yang bisa membawa imajinasi

anak kecil melanglang buana sampai ke negeri khayalan mengikuti

tema dongeng yang disampaikan. Aji sangat piawai

mendongengkan cerita si pelanduk dan buaya, dongeng kura-kura

melawan si jago lari kijang, kisah burung pelatuk Nabi Sulaeman,

kisah Jin teman Nabi Sulaeman, Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa,

dan masih banyak lagi cerita-cerita dongeng dan kisah-kisah Nabi

yang sering disampaikan baik menjelang tidur maupun dalam

suasana santuy, maaf maksudnya santai.

61

MULTIVITAMIN, PINICILLIN, PARACETAMOL

Hidup di Dusun dalam situasi politik yang kacau-balau, memaksa
sebagian orang melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji yang
seharusnya dihindari. Bisa dengan dalih demi pergaulan, bisa
untuk pertahanan diri, bisa juga karena unsur coba-coba, bisa juga
untuk sekedar tahu, dan berbagai macam alasan lainnya.

Dullah yang hidup di jaman krisis politik dan ekonomi di Dusunnya
pun melakukan banyak hal yang seharusnya tidak dilakukan.
Sebut saja merokok, minum minuman keras, adu fisik, keluyuran
sepanjang malam, dan yang lainnya.

Sebagai pemuda yang mencap dirinya lelaki, tentu kegiatan-
kegiatan macho kelas Dusun Lempu tidak terlewatkan. Salah satu
diantaranya “Silat Unru Pitu”. Berlatih silat dilakukan malam hari
setelah semua pekerjaan rutin di sawah atau aktifitas lainnya
selesai. Hampir rutin setiap malam setelah siang harinya bekerja
sebagai petani, pedagang, kusir bendi, sangat menguras tenaga
fisik. Aktifitas yang terlalu berat ini dengan intensitas yang tinggi
ternyata fisik tidak mendukung. Alhasil pada suatu malam sehabis
berlatih “silat unru pitu” tiba-tiba berdahak banyak. Setelah dicek
ternyata ada banyak gumpalan-gumpalan darah yang keluar dari
tenggorokan. Dia pun sangat kaget karena tidak pernah
mengalami sebelumnya.

Esok harinya langsung ke Mantri Desa untuk diperiksa, apa
gerangan yang terjadi. Vonis dari Mantri Desa, Dullah kena flek
paru-paru. “Waduh gawat nih. Apakah penyakit ini bisa
menyebabkan kematian?” Tanya Dullah dengan wajah takut ke
Mantri Desa. “Ya, tentu saja jika tidak diobati dengan segera”.

62

Mendengar penjelasan sang Mantri Desa, Dullah pasrah saja apa
kata sang Mantri.

“Apakah merokok? Apakah minum minuman keras?” Dullah
menjawab dengan jujur, Ya. “Kebiasaan merokok dan minuman
keras ini harus dihentikan kalau ingin segera sembuh”.

Dullah kembali menjawab “sebenarnya kalau untuk minuman keras
sudah berhenti dari dulu. Saat itu saya pernah benar-benar mabuk
setelah minum tuak pahit. Badan terasa tidak ada tulangnya.
Benar-benar lemas tidak punya tenaga, tidak bisa pikir apa-apa.
Benar-benar sehari semalam tidak bisa melakukan apa-apa. Cuma
bisa terbaring lunglai di lantai rumah dengan muntah di mana-
mana.

Setelah badan mulai ada tenaga dan pikiran mulai sehat kembali,
sejak itu berniat dengan sungguh-sungguh dalam hati tidak akan
mengulangi perbuatan terkutuk ini. Minuman tuak ini benar-benar
hanya akan merusak tubuh dan pikiran dan tidak memberikan
manfaat apa-apa. Saya sudah mewanti-wanti diri saya, anak, cucu
dan semua orang supaya tidak usah ikut-ikutan minum minuman
keras. Tidak ada gunanya dan cuma akan menambah masalah!”

“Bagus kalau begitu, tinggal berhenti merokok kalau ingin segera
sembuh”, Pak Mantri melanjutkan nasehatnya.

“Hanya itu saja?” Dullah balik bertanya ke Mantri. “Tidak! Kamu
harus disuntik tiap hari selama 6 bulan berturut-turut dan minum
obat tidak boleh berhenti barang sehari pun”. Mendengar
penjelasan sang Mantri, Dullah baru kaget. Ternyata penyakitnya
sangat parah.

Ada banyak hikmah di balik sakit paru-paru ini. Salah satunya
Dullah mulai mengenal pengobatan kedokteran modern. Seperti

63

biasa, rasa keingintahuan yang tinggi, setiap tindakan, pemberian
resep obat, dia selalu tanya, ini obat apa, apa kegunaannya,
bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Untungnya sang
Mantri orangnya baik. Dia melayani segala pertanyaan Dullah.
Selama masa pengobatan ini, Dullah mendapat pengetahuan
banyak mengenai kedokteran modern.

Untuk sakit-sakit yang umum, Dullah dengan jitu bisa memberi
saran jenis-jenis obat apa saja yang perlu diminum untuk
menyembuhkan sakit seseorang. Multivitamin untuk meningkatkan
daya tahan tubuh, termasuk B-Kompleks untuk menambah nafsu
makan, pinisilin dan sejenisnya untuk mengobati penyakit radang
yang bersumber dari kuman, parasetamol dan sejenisnya untuk
menurunkan panas dan sakit kepala.

Ada seorang kerabatnya yang sudah menahun sakitnya. Dullah
menyempatkan diri untuk menjenguknya. Setelah melihat
sakitnya, Ibu yang sakit ini disarankan berobat ke dokter. Orang-
orang dusun pada umumnya kalau disuruh ke dokter pasti tidak
mau.

“Dek, Jika saya ke dokter, mungkin saya bisa langsung mati”.
Demikian kata si Ibu. Si Ibu memanggil adik ke Dullah karena
memang dia kakak sepupu Dullah. Mendengar jawaban itu, Dullah
pun menjawab: “Jika memang demikian adanya tidak apa-apa Kak.
Jika Kakak mati lebih cepat, Kakak lebih cepat hilang
penderitaannya, orang-orang rumah yang mengurus setiap hari
juga bisa segera berakhir kerepotannya mengurus Kakak”.
Sepintas jawaban tersebut sangat sadis. Namun itulah Dullah,
dengan gaya bahasa dan cara penyampaian yang khas, sang Kakak
yang sakit mahfum saja apa yang Dullah katakan. Tidak
dimasukkan ke dalam hati.

64

Pada saat menjenguk sang Kakak, Dullah mendiagnosa dia
mengidap penyakit TBC. Dullah pun segera memanggil Mantri
Desa untuk memeriksanya. Hasil pemeriksaan Mantri sama
dengan diagnosa Dullah, sang Kakak menderita TBC. Pengobatan
TBC pun dilakukan selama beberapa bulan. Pada akhirnya sang
Kakak pun sembuh dari sakitnya.
Kata-kata sadis Dullah itulah yang sangat melekat ke memori sang
Kakak. Pada beberapa kesempatan ketemu setelah sembuh, Sang
Kakak selalu berkata “seandainya tidak ada adik saya yang kata-
kata nya sadis ini, mungkin saya sudah lama meninggal atau
menderita lama sekali karena sakit”. Dia sangat berterima kasih
kepada adiknya.

65

TEORI EKONOMI KLASIK

Posisi Perut dan Ekonomi

Seorang Filsuf berkata kepada saya: Pada dasarnya dunia ini
dimotivasi dan digerakkan oleh perut. Jika sang pemilik perut saat
berjalan perutnya menghadap ke depan, maka sesungguhnya dia
itu menyukai duit. Jika perutnya menghadap ke bawah saat
berjalan, sesungguhnya dia menyukai daun. Yang satunya ujung-
ujungnya duit, yang satunya ujung-ujungnya daun.

Berhubung sang Filsuf adalah orang dusun maka teori-teori
ekonominya berdasarkan pengalaman empirik yang ada di
lingkungan hidupnya sehari-hari yang berupa lahan pertanian padi
dan palawija. Obyek pengamatannya tidak jauh dari interaksi
orang-orang di sekitar nya, tanaman dan hewan. Dalam konteks di
atas yang dimaksud dengan sosok yang perutnya menghadap ke
depan kalau berjalan adalah manusia, sedangkan yang dimaksud
sosok yang perutnya menghadap ke bawah kalau berjalan adalah
sapi.

Sebuah intisari kehidupan yang sangat sederhana dan mungkin

semua orang bisa mengamati dalam kehidupannya sehari-hari.

Tinggal tergantung apakah memahami kejadian yang ada atau

tidak. Lagi-lagi pemahaman terhadap segala sesuatu

permasalahan sangatlah penting.

Kalau kita melihat sejarah peradaban dunia, rasa-rasanya Filsuf itu
benar adanya. Sebagai contoh, Bapak dari Nabi Ibrahim Alaihis
Salam enggan mengikuti ajaran Nabi Ibrahim karena takut tidak
ada lagi orang yang mengunjungi kuilnya, sehingga tidak ada lagi
sesembahan untuknya, yang notabene sesembahan tersebut ada
nilai ekonomi yang bisa menunjang kehidupannya sehari-hari.

66

Contoh lainnya, sejarah mencatat bahwa negara-negara Eropa
sebelum masa kolonial, mereka ramai-ramai mencari dunia baru
karena di negara mereka sendiri sangat sulit, makanan sangat
terbatas, wabah merebak dimana-mana, kerusuhan sosial
menyebar ke seantero benua eropa.

Jadi sebenarnya, kolonialisme awalnya dipicu oleh adanya tuntutan
perut orang-orang Eropa jaman dulu yang harus diisi oleh
makanan. Namun selanjutnya berkembang dari urusan perut
menjadi urusan lainnya yang lebih kompleks.

Untuk jaman sekarang ini, rasanya hampir semua kasus
kehidupan, motif ekonomi ada di belakangnya. Ada yang terang-
terangan, tapi ada juga yang tersembunyi, yang memerlukan
analisis lebih dalam untuk mengetahuinya.

Demikianlah sang Filsuf menyampaikan teori klasik ekonomi dan
hubungannya dengan posisi perut. Sang Filsuf tak lain dan tak
bukan adalah Aji.

Selamat mengamati posisi perut.

Burung Tekukur dan Majikan

Ada seorang saudara menawarkan Aji investasi yang sangat
menguntungkan dan menggiurkan. Barang siapa yang investasi di
perusahaan yang direferensikan oleh saudara ini, bisa
mendapatkan keuntungan 20 persen setiap bulannya dari dana
yang diinvestasikan. Saudara yang menawarkan ini sudah
membuktikan bahwa sudah dua bulan dia mendapatkan
keuntungan sesuai dengan yang dijanjikan.

Awalnya Aji sebenarnya tertarik, namun Aji teringat sebuah
dongeng, Burung Tekukur dan Majikannya. Burung tekukur yang
ada di dongeng ini berbicara bahwa seandainya majikan saya mau

67

melepaskan saya dari sangkar ini, saya akan mengeluarkan
sebongkah intan berlian dan akan saya berikan ke majikan saya
sebagai tanda terima kasih saya yang sudah memelihara saya
selama ini. Nah, ternyata sang majikan bisa mengetahui bahasa
burung tekukur ini. Karena belum yakin, sang majikan tidak
langsung percaya begitu saja. Esok harinya, burung tekukur
mengulangi perkataannya. Begitupun hari ketiga, burung tekukur
mengulangi lagi janjinya. Setelah janji-janji diulang berkali-kali,
Sang Majikan akhirnya yakin dengan apa yang dikatakan oleh
burung tekukurnya. Singkat cerita, sang majikan membuka pintu
sangkar dan melepaskan burung tekukurnya.

Coba tebak apa yang terjadi selanjutnya setelah majikan
melepaskan burung tekukur dari sangkarnya? Burung tekukur
langsung terbang tinggi menjauh dari majikannya.

Moral dari cerita ini adalah bagaimana mungkin seekor burung
tekukur bisa mengeluarkan sebongkah berlian dengan tembolok,
leher dan paruh yang cuma sekecil itu.

Aji berpikir, kalau perusahaan tersebut benar bisa memberikan
keuntungan 20 persen per bulan, kenapa harus repot-repot
mengumpulkan dana dari masyarakat yang sangat mahal, 20
persen! Sangat-sangat mahal. Pinjam saja ke Bank, paling mahal
3,5 persen per bulan. Dengan logika sederhana tersebut, Aji
menolak dengan halus bahwa Aji tidak punya dana yang cukup
untuk investasi.

Benar juga, setelah beberapa bulan berjalan, pengelola perusahaan
tersebut kabur dan membawa lari semua dana yang sudah di
investasikan oleh banyak orang.

68

Kejadian seperti ini sudah sering terjadi dengan berbagai model,
tapi jalan ceritanya kurang lebih sama, yaitu orang diminta
mamasukkan dana untuk di investasikan dengan janji keuntungan
yang berlipat-lipat dibandingkan dengan bunga deposito. So, Bro
and Sis, tetap pakai akal sehat ya! Kalau ilmunya belum sampai,
bisa tanya-tanya dulu ke orang lain yang lebih ahli dan bisa
dipercaya.
Bisnis Keluarga
Ada sebuah teori manajemen bisnis klasik orang bugis yang
mengatakan bahwa jika seseorang memiliki bisnis yang mana
pengelolaannya diserahkan kepada anaknya, bagaikan seseorang
yang hanya memiliki satu mata untuk melihat. Jika diserahkan
kepada orang lain, bagaikan seseorang yang tidak memiliki
penglihatan sama sekali alias buta.
Dari teori klasik ini menunjukkan bahwa apabila memiliki usaha
sendiri, sebaiknya dikelola langsung pengoperasiannya. Jangan
diserahkan ke anak apalagi ke orang lain. Melibatkan anak dan
orang lain dalam usaha yang dikelola, hanya bersifat sebagai
bantuan, bukan sebagai pengendali utama.

69

SYUKUR ALHAMDULILLAH

Graha Widya Wisuda

“Assalamu Alaikum Bapak, Apa kabar?” Demikian Aji menyapa
seorang Bapak yang duduk di sebelah kanannya di dalam Gedung
Graha Widya Wisuda, Institut Pertanian Bogor (sekarang IPB
University), Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Bapak disebelahnya pun
menjawab “Walaikumussalam Wr. Wb. Alhamdulillah, baik Bapak.
Bapak, Bagaimana kabarnya?” Aji menjawab: “kami pun baik
Bapak. Bapak dari mana? Kami dari Lampung, dinas di Kejaksaan
Lampung”.

Setelah berbincang-bincang dengan Bapak dari Kejaksanaan
Lampung, Aji pun menyapa Bapak yang ada di sebelah kirinya
dengan tema perbincangan yang sama. Bapak yang di sebelahnya
adalah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Selesai
berbincang dengan Bapak yang di sebelah kiri, Aji pun mengalihkan
perhatiannya ke seluruh jajaran orang tua lainnya yang juga
sedang duduk rapih menantikan acara wisuda dimulai.

Dalam hati kecil Aji berkata, mungkin saya satu-satunya orang tua
yang tidak punya pangkat apapun dari dusun terpencil yang bisa
hadir di tempat yang berbahagia ini. Mungkin juga satu-satunya
orang yang tidak punya pendidikan formal setingkat SD pun tidak,
yang bisa hadir di tempat yang terhormat dan terdidik ini.
Mungkin ada banyak orang kaya dan punya duit yang mau hadir
dan duduk di tempat yang megah ini tapi Allah SWT tidak
memberinya kesempatan. Tidak ada yang susah dan mustahil jika
Engkau menghendakinya. “Terima kasih ya Allah atas segala
kemudahan dan rahmat-Mu kepada hamba yang tidak punya apa-
apa ini”. Air mata seorang lelaki kekar pun tak terasa mengalir

70

dari sudut-sudut matanya yang biasanya bersorot tajam. Semakin
dibendung semakin deras air mata mengalir. Sebuah air mata
kebahagiaan dan rasa syukur.

Paris Van Java

Bandung adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak
julukan. Tempatnya di dataran tinggi yang sejuk merupakan
tempat yang ideal tumbuh suburnya aneka macam tanaman dan
bunga yang warna warni dengan berbagai macam bentuk. Kontur
permukaan tanahnya yang berbukit-bukit menjadikannya sebagai
landscape pemandangan yang indah. Bangunan-bangunan kolonial
yang masih terpelihara dengan baik yang dipadukan dengan
bangunan-bangunan modern yang futuristik menjadikan Kota
Bandung tetap elok dilihat dari sisi arsitektur. Karena
keindahannya itulah Kota Bandung dijuluki sebagai Paris Van Java
(Paris dari Jawa).

Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (UNPAD)
dan beberapa Perguruan Tinggi ternama lainnya yang ada di kota
ini turut mendukung pertumbuhan kota ini karena menjadi salah
satu tujuan utama siswa menuntut pendidikan yang tinggi dan
berkualitas. Masyarakat Bandung yang terkenal apik mendukung
terwujudnya Bandung tetap bersih meskipun penduduknya
terbilang padat.

Aji berkesempatan jalan-jalan menikmati keindahan dan sejuknya
udara Bandung. Ada banyak kuliner enak khas Bandung yang tidak
ada di Dusunnya Aji. Ada mie kocok, es cendol, martabak, tahu
goreng, sayur asem, gurame asam manis, pepes ikan mas dan
masih banyak lagi lainnya. Kuliner-kuliner tersebut bisa cocok
dengan lidah Aji. Masakah Sunda yang relatif asin dan pedas
terbilang relatif sama dengan masakan Bugis pada umumnya.

71

Jalan-jalan seharian mengelilingi Kota Bandung dan sekitarnya
membuat badan teras pegal karena kecapean. Ingin rasanya
segera sampai di penginapan untuk berbaring melepas lelah
setelah seharian bepergian.

Nah itu dia, penginapan yang sudah di booking. Sebuah hotel
bintang empat yang rindang dengan tanaman dan pohon, lampu
temaram dengan suasana sejuk bahkan sedikit dingin khas Kota
Bandung. Rombongan menuju ke kamar masing-masing sesuai
dengan yang sudah diatur. Aji dan Mak Oppo pun masuk ke
kamarnya untuk segera beristirahat.

Pagi-pagi rombongan dan Aji kembali kumpul di restoran hotel
untuk sarapan pagi. Sambil sarapan, semua ngobrol sana ngobrol
sini menceritakan pengalaman jalan-jalan sehari sebelumnya.
Semua orang merasakan tidur nyenyak karena kecapean, kecuali
Aji yang tidak bisa tidur. Aji kenapa tidak bisa tidur nyenyak?

Aji bercerita bahwa semalam tidak bisa tidur bukan karena tidak
capek, akan tetapi karena hati nya senantiasa bersyukur kepada
Allah SWT. “Bagaimana bisa orang seperti saya bisa berada di
tempat yang semegah ini. Saya biasa tidur di dipan hanya
beralaskan tikar atau paling bagus kasur kapuk. Biasa tidur di
ruangan yang hanya bersekat triplek. Biasa tidur tanpa pendingin
ruangan. Ya Allah Engkau Maha Segalanya. Tidak ada yang tidak
mungkin jika Engkau menghendaki. Terima kasih ya Allah atas
segala karunia dan nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami.
Mungkin ada banyak orang kaya dan berduit di kampung saya tapi
tidak punya kesempatan menikmati Hotel semegah ini. Terima
kasih Ya Allah. Terima kasih Ya Allah”.

72

Nasi Lemak Lagi

“Kasih anak sepanjang gala, kasih Ibu sepanjang masa”. Sebuah
pepatah lama yang ternyata berlaku sepanjang waktu. Aji dan Mak
Oppo tetap saja tidak tenang hatinya melihat anaknya terkapar
sakit di rumah sakit yang nun jauh di seberang sana, di Singapura.
Sinyal HP tidak bisa menggantikan raga sang anak yang terbaring
di ward rumah sakit Mt. Alvernia. Walau bagaimanapun
keadaannya, Aji dan Mak Oppo harus menemani sang anak.

Di sebuah konter makanan rumah sakit ini Aji memesan makanan.
“Dek, saya pesan buat makan siang dua porsi ya. Lauknya yang itu
ya yang masakan daging berkuah. Aji memesan dua porsi makan
siang untuk dirinya sendiri dan Mak Oppo. Penjaga konter makanan
dengan bijak mengatakan ke Aji, “maaf Bapak tidak bisa pesan
makanan di konter ini karena tidak halal. Kalau saya tidak salah
menilai, dari pakaian yang Bapak dan Ibu kenakan, Bapak dan Ibu
adalah seorang muslim. Betulkah?” Aji menjawab betul Dek.
Penjaga konter mengarahkan Aji untuk memesan makanan di
konter lain yang ada tulisan nasi lemak. Aji pun pamit dan
berterima kasih ke penjaga konter makanan tadi. Selanjutnya Aji
ke konter nasi lemak yang penjaganya seorang etnis melayu. Jadi
bisa cakap melayu tentunya.

Aji pun memesan menu utama yang ada di konter ini yaitu paket
nasi lemak yang isinya terdiri dari ayam goreng, nasi lemak gurih,
teri goreng lengkap dengan kacang, timun serta sambal nasi lemak
singapura yang khas. Enak rasanya, berasa makan ikan teri
goreng di kampung. Begitulah Aji semangat makan nasi lemak
singapura untuk pertama kalinya.

Esok harinya, Aji kembali memesan menu yang sama. Begitupun
keesokan harinya sampai hari ke delapan, memesan menu yang

73

sama, paket nasi lemak. Sampai-sampai penjual nasi lemak
berkata “Apakah Bapak tidak bosan makan nasi lemak setiap
hari?” Aji bilang sebenarnya bosan tapi apa boleh buat tidak ada
pilihan lain, hanya ada menu ini yang halal di tempat makan ini.

Yang berkesan buat Aji sebenarnya bukan menu nasi lemaknya,
akan tetapi pelayanan yang dilakukan oleh penjual makanan yang
pertama tadi. Seorang non muslim yang begitu menghargai orang
lain melaksanakan keimanannya, yang dalam hal ini adalah
makanan yang halal. Dia rela kehilangan rezeki untuk menghargai
keyakinan orang lain. Sebuah pelajaran bertoleransi dengan orang
lain yang tidak sepaham dengan kita.

Lebih bersyukurnya lagi, Rumah Sakit ini menyediakan fasilitas

untuk shalat bagi orang muslim. Sesuatu di luar dugaan karena

rumah sakit ini adalah sebuah Rumah Sakit Katolik di Negara

Singapura pula. Tahu kan di negara ini, aturannya tidak sama

dengan di Indonesia. Adzan saja tidak diperkenankan

diperdengarkan secara keras keluar dari area masjid/tempat

sholat. Suara adzan cukup hanya untuk jamaah di dalam masjid/

tempat shalat.

Begitulah negara tetangga Singapura mempraktekkan toleransi
bagi warga dan pendatang dalam menjalankan keimanan dan
kepercayaan masing-masing.

Alhamdulillah Ya Allah, Engkau tetap memberikan kesempatan
kepada kami untuk tetap mengabdi kepada-Mu dimanapun kami
berada.

74

PENUTUP

Ada sebuah pepatah yang mengatakan “gajah mati meninggalkan
gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati
meninggalkan nama. Maknanya setiap orang yang sudah
meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di
dunia.

“Ah, sampai di sini, mungkin kau akan bertanya siapa diriku. Tapi
apa perlunya kau tahu? Aku hanya bagian kecil dari cerita ini. Aku
hanya seseorang yang berusaha mencatat sedikit kenangan agar
tak hilang begitu saja ditelan zaman. Jika suatu peristiwa telah
pergi, kau tahu, ia tak akan hilang begitu saja. Jika dulu ada tawa,
gaungnya masih bisa kau dengar disana. Jika dulu ada air mata,
kau masih bisa membasuhnya dengan tanganmu disana, sekarang.
Jika aku mati, kenangan itu akan hidup”. (Iwan Setyawan, 1974)

Buku ini ditulis sebagai media untuk merekam talenta, kecerdasan,
keahlian, intuisi, pandangan, nasehat dan kebiasaan-kebiasaan
almarhum Aji semasa hidupnya untuk dikenang selamanya. Lebih
dari itu, mudah-mudahan sisi-sisi positif dari kehidupan almarhum
bisa menjadi inspirasi dan pendorong semangat untuk generasi
selanjutnya.

Kami mendorong penulisan buku untuk orang-orang tua kita
masing-masing agar sisi-sisi kehidupan sebelum kita, bisa
diketahui dan menjadi pembelajaran bagi generasi selanjutnya.
Saya yakin 100 persen ada banyak ilmu dan pengetahuan yang
dimiliki oleh orang-orang tua kita yang hilang begitu saja setelah
beliau-beliau tidak ada. Seandainya hal ini bisa terwujud, bisa
dibayangkan ada berapa juta buku yang bisa dihasilkan yang kaya

75

dengan filsafat, nasehat, ilmu pengetahuan dunia akhirat yang
sudah teruji dalam kehidupan sehari-hari.
Ini akan menjadi sumber ilmu pengetahuan yang mengedepankan
kearifan lokal (local wisdom) yang bisa membendung nilai-nilai dan
pengaruh dari luar yang kadang-kadang tidak sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut oleh masyarakat kita.
Mudah-mudahan ikhtiar kita bersama bisa memberikan
sumbangsih bagi kemajuan dunia pendidikan yang pada akhirnya
mendorong bangsa dan negara Indonesia ini menjadi lebih baik
dari sebelumya.
Publikasinya tidak harus berupa buku fisik, tapi bisa juga berupa
digital seperti e-book atau berupa tulisan di wall facebook, linkedin,
instagram, blog, dan sebagainya.
Buku ini jauh dari sempurna, apalagi ditulis dalam waktu yang
sangat singkat. Masukan dan saran-saran perbaikan sangat
diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini.

76

BIOGRAFI PENULIS

NAMA: Ir. Dahram A.

KONTAK: Twitter @Dahram

PENDIDIKAN:

1994: S1 TIN – IPB University - Bogor
1989: SMAN 2 Watampone – Kab. Bone
1986: SMPN 4 Watampone – Kab. Bone
1983: SDN 1 Watampone – Kab. Bone

PEKERJAAN:

1994-Sekarang, Bekerja dalam bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi,
termasuk Sistem Informasi Geografi.
Project & Conference: #MapInfo APAC
Software and Data Partner Summit Beijing
(2019), Vietnam (2018), Melbourne (2006),
Bangkok (2002), Sydney (2000). #Security
System, Brunei Darussalam (2016).
#Advanced Map Data Building for
Navigation System-iPC Japan (2015).
#Building Geocoding Address Google Inc.
USA (2013). #Finex 2009, Amman-Jordan.
#Communic Asia, Singapore (2006).
#Global Security Asia, Singapore (2005).
#Indonesia Solo Exhibition at Sharjah-
Dubai, United Arab Emirates (2004).
#Asian Conference on GIS, GPS, Aerial
Photography and Remote Sensing,
Bangkok-Thailand (2002). #2nd Annual GIS
Asia Pacific Conference And Exhibition &
Seminar, Kuala Lumpur (1996). #Remote
Sensing and GIS for Environmental
Resources Management, The Indonesian–
European experience, Jakarta (1995).

1995–1998, Penulis di Financial Section
Media Indonesia, Suara Karya, dan
Majalah Emiten yang berkenaan dengan
Pasar Modal, Valuta Asing dan kinerja
perusahaan yang masuk bursa modal.

77

78


Click to View FlipBook Version