The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by herlinaputrihhapulu, 2021-04-01 03:01:35

RESUME 3 DAN 4 SITI NURAINA TULIABU

RESUME 3 DAN 4 SITI NURAINA TULIABU

KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU : SITI CHOIRUL DWI ASTUTI, M. Tr. Keb
“ RESUME MATERI ”

DISUSUN OLEH :
SITI NURAINA TULIABU

751540120064
1B KEBIDANAN

PRODI D III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

T.A 2020-2021

RESUME KELOMPOK 3

“ RESUSITASI ”
A. PENGERTIAN

Resusitasi (respirasiartifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang
kuat, pemberianoksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepa
daotak, jantung, dan alat-alat vital lainnya.

Resusitasi juga dapat diartikan sebagai upaya untuk mengurangi afiksia
intrauteria, dengan mengurangi gangguan retroplasenter dan tekanan langsung pada tali
pusat serta meningkatkan PO2. Dengan mengurangi tekanan plasenta dan tali pusat,
memberikan peluang untuk melakukan persiapan tindakan definitive terminasi kehamilan,
sehingga janin dapat diselamatkan dari kematian intrauterine.
B. PERSIAPAN KELUARGA

Sebelum melakukan tindakan resusitasi, penolong harus melakukan informed consent
pada keluarga, jelaskan pula kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
C. PERSIAPAN TEMPAT

Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat Nresusitasi:
• Gunakan ruangan yang hangat dan kering
• Tempat resusitasi hendaknya datar, rata, keras, bersih, kering dan hangat misalnya

meja, dipanatau diatas lantai beralastikar. Sebaiknya dekat pemancar panas dan tidak
berangin (jendela atau pintu yang terbuka).
• Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
• Menutup pintu dan jendela
D. PERSIAPAN ALAT
Sebelum menolong persalinan, selain menyiapkan alat-alat persalinan juga harus
dipersiapkan alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu:
1. Kain ke-1 :untuk mengering kanbayi
2. Kain ke-2 :untuk menyelimuti bayi
3. Kain ke-3 :ganjal bahu bayi
4. Alat penghisap lendir DeLee atau bola karet
5. Tabung dan Sungkup/Balon dan Sungkup

6. Kotak Alat resusitasi
7. Sarung Tangan
8. Jam atau pencatat waktu.
E. ASUHAN PASCA RESUSITASI

Setelah tindakan resusitasi, dilakukan stabilisasi dan pemantauan khusus dalam 2 jam
pertama. Asuhan pasca resusitasi adalah pelayanan kesehatan pasca resusitasi yang
diberikan baik kepada BBL ataupun kepada ibu dan keluarga.

Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan BBL setelah menerima
tindakan resusitasi dan dilakukan pada keadaan :
1. Resusitasi berhasil :Bayimenangi sdan atau bernafas normal sesudah langkah awal atau

sesudah ventilasi
a. Pemantauan dan perawatan tali pusat.

• Memantau pendarahan talipusat, jika ikatan lepas, lakukan perbaikan (oleh bidan)
• Menjelaskan perawatan tali pusat yang benar pada ibu dan atau keluarga
b. Pencegahan Hipertermi
• Membaringkan bayidalam ruangan > 250 C Bersama ibunya
• Mendekap bayi (kontak kulit bayi-ibu-asuhan metode kangguru sesering

mungkin)
• Menunda memandikan bayi sampai dengan 6-24 jam dan bayi stabil
• Menimbang berat badan bayi terselimuti (BB : berat total-berat selimut)
• Menjaga bayi tetap hangat selama pemeriksaan, buka selimut bayis ebagian
c. Pemberian Vit K

Memberikan suntikan vitamin K1 1mg intramuscular dipahakiri, untuk mencegah
pendarahan BBL
d. Pencegahan infeksi
• Memberikan saleb/tetes mata antibiotic
• Memberikan imunisasi Hepatitis B 0,5ml intramuscular dipahakanan, 1 jam

setelah pemberian vitamin K1
e. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik bayi pasca resusitasi harus lebih hati-hati. Pemeriksaan awal
diutamakan pada pemeriksaan pernafasan dan jantung dilanjutkan dengan pemantauan
tanda bahaya.

Pemeriksaan lengkap sebaiknya dilakukan dalam 24 jam dan setelah bayi stabil
f. Pencatatan dan pelaporan

Melakukan pencatatan dan pelaporankasus. Usaha agar mencatat secara lengkap
dan jelas :

Nama ibu, tempat, tanggal melahirkan dan waktunya kondisi janin/bayi :
• Apakah terjadi kegawatan janin sebelumnya
• Apakah bayi cukup bulan
• Apakah bayi menangis atau bernafas
• Apakah tonus bayi
• Apakah air ketuban bercampur mekonium
• Waktu mulai
• Langkah resusitasi yang dilakukan
• Hasil resusitasi

Jika persalinan dilakukan dirumah pasien, sebaiknya bidan tinggal bersama
keluarga bayi untuk memantau kondisi bayi minimal 2 jam pertama pasca
persalinan.
2. Resusitasi tidak berhasil
Bila bayi tidak bernafas setelah resusitasi selama 10 menit dari denyut jantung 0,
pertimbangan untuk menghentikan resusitasi. Biasanya bayi tersebut tidak tertolong dan
meninggal. Ibu maupun keluarga memerlukan banyak dukungan moral. Bicaralah
dengan keluarga secara hati-hati/bijaksana dan berikan dukungan moral sesuai budaya
setempat.

➢ TANYA JAWAB
1. Penanya :Cindriwati Rahman

Penjawab : Rahmayani Ajiji
Pertanyaan:Tindakan apa yg akan dilakukan apabila bayi baru lahir tetap tidak bisa
bernafas meski telah mendapatkan resusitasi?
Jawaban :Jika bayi baru lahir tetap tidak dapat bernapas spontan meski telah
mendapatkan resusitasi, dokter akan melakukan tindakan intubasi pada bayi untuk
memberikan napas bantuan. Setelah itu, bayi perlu menjalani perawatan di ruang
NICU, terutama jika kondisinya melemah dan tidak stabil setelah dilakukan
resusitasi. Dokter juga dapat melakukan tindakan penyedotan cairan atau
mekonium dari mulut bayi, terutama pada bayi yang dicurigai mengalami gangguan
atau henti napas akibat tersedak atau asfiksia mekonium. Resusitasi bayi baru lahir
merupakan tindakan yang penting dilakukan oleh dokter anak atau dokter umum
guna menolong bayi baru lahir yang mengalami kesulitan bernapas. Jika masih
memiliki pertanyaan seputar tindakan resusitasi bayi baru lahir, Anda bisa
berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.

2. Penanya :Herlina Putri H.Hapulu
Penjawab :Ditya Kasim
Pertanyaan:Bagaimana cara menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru
lahir?
Jawaban :Untuk menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir,
digunakan Neonatal Resuscitation Algorithm. Persiapan dimulai dari sebelum bayi
lahir yakni dengan menilai risiko perinatal. Komponen dari Neonatal Resuscitation
Algorithm adalah: * Apakah kehamilan aterm? * Apakah bayi memiliki tonus otot
yang baik? * Apakah bayi bernapas atau menangis? Tiga komponen ini dinilai
dalam 30 detik pertama kelahiran bayi. Jika bayi butuh resusitasi, skor APGAR
kemudian digunakan untuk menilai respons bayi terhadap resusitasi. Pedoman dari
Neonatal Resuscitation Program menyatakan bahwa jika skor APGAR berjumlah di
bawah 7 setelah menit ke-5, penilaian dengan skor APGAR perlu diulang setiap 5
menit sampai menit ke-20. Skor APGAR yang menetap di angka 0 setelah menit

ke-10 dapat menjadi pertimbangan untuk melanjutkan atau menghentikan
resusitasi. Sangat sedikit bayi dengan skor APGAR 0 setelah menit ke-10 dapat
bertahan hidup tanpa kelainan neurologis. Pedoman resusitasi neonatus dari
American Heart Association tahun 2015 menyatakan jika dapat dikonfirmasi bahwa
tidak ada denyut jantung setelah paling tidak 10 menit, resusitasi dapat dihentikan.

3. Penanya :Nurmila E.Yasin
Penjawab :Rosita Hasan
Pertanyaan:Apakah kondisi ibu bisa menyebabkan masalah pada bayi sehingga bayi
memerlukan resusitasi?
Jawaban :Iya, kondisi ibu sangat berisiko dan dapat menyebabkan masalah pada
bayi, diantaranya:
1. Memiliki infeksi dan penyakit tertentu.
2. usia ibu di atas 40 atau di bawah 16 tahun.
3. masalah plasenta, seperti solusio plasenta atau plasenta previa.
4. memiliki kehamilan berisiko sebelumnya.
5. mengalami perdarahan berat selama kehamilan.
6. ketuban pecah dini,
7. diabetes gestasional

RESUME KELOMPOK 4
“ LANGKAH RESUSITASI ”

A. PENGERTIAN RESUSITASI

Resusitasi adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk
mengembalikan keadaan henti nafas atau henti jantung ke fungsi optimal guna mencegah
kematian biologis (Ghofar,2012). Resusitasi adalah segala usaha untuk mengembalikan
fungsi sistem pernafasan, peredaran darah dan otak yang terhenti atau terganggu
sedemikian rupa agar kembali normal seperti semula (Idai,2008). Peneliti menyimpulkan
bahwa resusitasi adalah suatu usaha untuk mengembalikan fungsi sitem pernafasan,
peredaran darah dan otak yang terhenti untuk mencegah kematian biologis.

B. STABILITAS AWAL
Pendekatan kepada pasien dengan perdarahan gastrointestinal pendekatan kepada

pasien perdarahan sama seperti perdarahan pada umumnya, yakni meliputi pemeriksaan
awal, resusitasi, diagnosis, terapi. Tujuan pokoknya adalah mempertahankan stabilitas
hemodinamik, menghentikan perdarahan, dan mencegah perdarahan ulang. Konsensus
nasional PGI – PEGI – PPHI menetapkan bahwa pemeriksaan awal dan resusitasi pada
kasus perdarahan wajib dan harus bisa dikerjakan pada setiap klinik pelayanan kesehatan
masyarakat sebelum dirujuk kepusat layanan yang lebih tinggi (Pangestu,2009).

C. VENTILASI TEKANAN POSITIF
Ventilasi tekanan posistif merupakan langkah-langkah penting dan efektif dalam

presentasi kardiopulmoner pada bayi baru lahir yang membutuhkan bantuan nafas. Di
perlukan latihan untuk menjaga agar balon tetap berkembang secukupnya agar dapat
dipergunakan untuk meberikan ventilasi tekanan positif.
Balon mengembang sendiri biasanya dilengkapi katup pelepas tekanan yang akan
diindikasi oleh ventilasi tekanan positif.
• Pernafasan tersengal-sengal atau apneu
• Frekuensi-frekuensi denyut kurang 100/menit
• Sionasis sentral menetap atau saturasi lebih rendah dari terget waktunya, meskipun

telah diberikan terapi oksigen.

Ventilasi tekanan yang efektif dinilai dari:
• Inspeksi dada terangkat secukupnya.
• Auskulasi terdengar suara nafas yang simetris didada kiri dan kanan

Jika dada tidak terangkat, lihatlah langkah-langkah koreksi sebagai berikut:
• Bentukan letak dan letak sungkup agar tidak bocor.
• Reposisi kepala sedikit ekstensi, bila perlu ginjal bahu.
• Bersihkan faring dari Secret, darah dengan menghisapnya.
• Tingkatkan tekanan secara bertahap hingga sekitar 20-40 cmH2O.
• Pasang jalan nafas orofaring, sungkup larynxatau intubasi orotrakeal

Jika ventilasi tekanan positif efektif, maka kondisi bayi akan membaik ditandai oleh:
• Peningkatan frekuensi denyut jantung.
• Warna kulit kemerahan dan alat saturasi oksigen di atas 90%.
• Pernapasan spontan/menangis.
Pada bayi yang perlu ventilasi tekanan positif beberapa menit, besar
kemungkinan sebagian oksigen masuk ke lambung.Jika cukup banyak oksigen
masuk lambung ventilasi akan terhambat selain timbul bahaya muntah/regurgitasi
yang dapat menyebabkan aspirasi

D. KOMPRESI DADA

Kompresi dada adalah penekanan yang bertenaga dan ritmis pada setengah
bawah tulang dada. Kompresi ini menyebabkan Aliran darah dengan cara meningkatkan
tekanan intratorakal dan penekanan langsung pada jantung. Kompresi dada yang efektif
memerlukan penekanan dengan kecepatan 100-120 kali per menit.Kompresi dada untuk
meningkatkan keefektifan kompresi dada, posisikan korban pada permukaan yang datar,
keras, dan rata dengan posisi terlentang dan penolong mengambil posisi di sebelah dada
korban.Kompresi di atas matras di atas tempat tidur pasien dapat menyebabkan komprsi
dada tidak maksimal.

➢ TANYA JAWAB
1. Penanya :Niluh Sulistiani

Penjawab :Siti Nuraina Tuliabu
Pertanyaan:Mengapa kita perlu mempelajari teknik resusitasi jantung?
Jawaban :karena kita harus mempelajari melakukan pelatihan resusitasi jantung
paru atau memiliki pengetahuan tentang hal ini, sangat penting. Karena bisa saja
kemampuan sederhana tersebut diperlukan untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
Resusitasi jantung paru (RJP) juga merupakan langkah pertolongan medis untuk
mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi darah didalam tubuh yang
terhenti.Resusitasi jantung paru bertujuan menjaga darah dan oksigen tetap beredar
keseluruh tubuh.

2. Penanya :Nurlaila Ali
Penjawab :Mutiara Aksara
Pertanyaan:Tadi dikatakan jika cukup banyak oksigen masuk lambung ventilasi
akan terhambat selain itu timbul bahaya/regurgutasi yang dapat menyebabkan
aspirasi. Pertanyaannya bagaimana cara mencegah cukup banyak oksigen masuk
kelambung.
Jawaban :Yaitu dengan cara:
1. Benahi postur tubuh
2. Rajin olahraga
3. Ubah pola makan
4. Rutin latihan pernapasan dalam
5. Tingkatkan kualitas udara
6. Terapi oksigen

3. Penanya :Riyani Oka
Penjawab :Yeni Eka Musdalifah
Pertanyaan:Jelaskan bagaimana tindakan tenaga kesehatan dalam mengembalikan
keadaan henti nafas atau henti jantung pada bayi yang baru lahir?

Jawaban : Selama melakukan observasi, dokter akan memeriksa pernapasan,
pergerakan, tingkat kesadaran, dan perubahan warna kulit bayi. Jika dari hasil
pemantauan ditemukan bahwa kondisi bayi memerlukan resusitasi, misalnya jika
nilai APGAR bayi tersebut rendah, maka akan dilakukan beberapa tindakan
berikut ini: Pemberian stimulasi atau rangsangan untuk memancing bayi bernapas
sendiri Pemberian bantuan napas buatan melalui hidung dan mulut bayi Kompresi
atau menekan dada bayi secara konsisten untuk merangsang kerja jantung dan
melancarkan sirkulasi darah bayi Pemberian obat-obatan untuk membantu
memulihkan kondisi bayi, jika diperlukan Jika bayi baru lahir tetap tidak dapat
bernapas spontan meski telah mendapatkan resusitasi, dokter akan melakukan
tindakan intubasi pada bayi untuk memberikan napas bantuan. Setelah itu, bayi
perlu menjalani perawatan di ruang NICU, terutama jika kondisinya melemah dan
tidak stabil setelah dilakukan resusitasi. Dokter juga dapat melakukan tindakan
penyedotan cairan atau mekonium dari mulut bayi, terutama pada bayi yang
dicurigai mengalami gangguan atau henti napas akibat tersedak atau asfiksia
mekonium.

4. Penanya :Yuni Agustriani
Penjawab :Desvita Tri Retnowaty Mahkuta
Pertanyaan:Tadi kalian sudah menjelaskan bahwa Ventilasi tekanan positif
merupakan langkah paling penting dan efektif dalam presentasi kardiopulmoner
pada bayi baru lahir yang membutuhkan bantuan nafas. Pertanyaan sya yg
dimaksud presentasi kardopulmoner itu sprti apa?
Jawaban :Kardiopulomer adalah usaha untuk mengembalikan fungsi pernapasan
dan atau sirkulasi serta penanganan akibat terhentinya fungsi pernapasan dan atau
denyut jantung.


Click to View FlipBook Version