serangga disebut molting yang seringkali terjadi pada stadium dewasa. Hormon
yang menyebabkan terjadinya molting adalah hormon eksidon. Hormon ini
dihasilkan dari kerja sama kelenjar protorasik yang terletak di dalam dada dan
hormon yang dihasilkan oleh otak. Otak serangga juga menghasilkan hormon yang
mempengaruhi proses metamorfosis, yaitu hormon juvenil. Hormon juvenil
berfungsi untuk menghambata proses metamorfosis. Sekresi hormon juvenil yang
cukup akan membuat eksidon merangsang pertumbuhan larva. Namun, jika sekresi
hormon ini berkurang maka eksidon akan merangsang perkembangan pupa.
Ecydison merupakan suatu sterol yang biosintesisnya berasal dari kolesterol,
sehingga dibutuhkan makanan yang mengandung kolesterol agar serangga tersebut
memiliki ecydison. Ecydison dapat digunakan untuk merangsang perubahan
ataupun pergantian pada kulit serangga.
D. Siklus Hidup Hymenoptera
Salah satu contoh dari Hymenoptera adalah lebah. Daur hidup lebah adalah
tahapan hidup atau siklus hidup yang dilalui lebah dari fase telur sampai dengan
menjadi lebah dewasa.
46
1. Telur
Fase telur adalah tahapan pertama dalam daur hidup jenis serangga ini.
Dimana fase ini hanya bisa diwujudkan oleh lebah ratu, yang menjadi satu–satunya
lebah penghasil telur. Umumnya, ratu lebah yang sudah melewati tahap
perkawinan, akan menyimpan telur dalam sangkarnya.
Sangkar lebah yang berbentuk sel–sel diisi satu telur setiap selnya. Semenjak
fase telur ini, ratu lebah sudah mengklasifikasikan telur–telur tersebut menjadi tiga
kasta. Seperti halnya sangkar lebah yang juga sudah dibagi menjadi tiga lapis, yaitu
untuk ratu, orajurit dan lebah pekerja.
Ukuran telur lebah kurang lebih 1,7 mm dan tampak seperti biji beras. Telur
tersebut akan menetas dalam kurun waktu tiga hari. Anda tidak akan bisa melihat
telur tersebut tanpa bantuan mikroskop, sebab ukurannya yang begitu kecil.
2. Larva
Larva adalah tahapan kedua dalam daur hidup lebah. Bentuk larva
menyerupai belatung yang meringkuk dalam sel sarang. Larva makan sebanyak
1.300 kali dalam sehari dibantu oleh para lebah pekerja yang bertugas memberi
mereka makan. Sebab itulah pertumbuhan larva berlangsung sangat cepat.
Namun, lama fase larva berbeda pada masing–masing kasta. Untuk ratu, fase
ini berlangsung selama sembilan hari saja. Sedangkan prajurit, membutuhkan
waktu paling tidak sepuluh hari. Sementara untuk lebah pekerja, membutuhkan
waktu paling lama yaitu tiga belas hari. Larva mengalami perubahan kulit sebanyak
lima kali. Berakhir ketika salah satu ujung larva mulai berwarna merah.
47
3. Pupa
Fase ini bentuknya bulat panjang dengan garis seperti tubuh lebah dewasa
pada umumnya. Hanya saja pada fase pupa ini belum tumbuh bulu di badannya.
Namun terdapat segel menyerupai lilin yang menyelimuti tubuhnya dan menjadi
sumber makanannya.
Mata pupa mengalami perubahan warna sebanyak dua kali. Awal mula mata
pupa berwarna merah, kemudian berubah menjadi biru keunguan. Setelahnya
berubah lagi menjadi hitam. Dengan begitu artinya mata lebah telah terbentuk
dengan sempurna.
Pada saat fase pupa ini berakhir, maka pupa akan keluar dari sarangnya.
Berakhirnya fase pupa ditandai dengan habisnya segel atau sumber makanan yang
menyelimuti tubuh pupa. Seperti halnya fase larva, lama fase pupa juga berbeda
pada setiap kasta. Ratu hanya butuh tiga hari, parajurit tujuh hari dan lebah pekerja
lebih dulu dari prajurit yakni enam hari.
4. Imago (Lebah Dewasa)
Ini merupakan fase terakhir pada daur hidup lebah. Dimana pupa telah
berubah menjadi lebah dewasa dan beraktivitas menjalankan tugas seperti lebah
dewasa umumnya sesuai kastanya masing–masing.
Lebah ratu bertugas dalam proses reproduksi. Lebah prajurit dewasa
bertugas menjaga sang ratu dan juga sarang mereka. Sementara lebah pekerja
bertugas membangun sel sarang serta mencari bahan makanan berupa serbuk sari
juga nektar untuk seluruh koloninya.
E. Klasifikasi Hymenoptera
Menurut Borror D.J (1992, hlm.865) mengatakan bahwa ordo Hymenoptera terbagi
menjadi 2 subordo diantaranya:
48
1. Subordo Symphyta
Menurut Borror D.J (1992, hlm.865) mengatakan anggota subordo ini
pemakan tumbuh–tumbuhan dan kebanyakan pemakan daun–daunan. Kebanyakan
hewan ini mempunyai satu generasi tunggal setahun dan hidup dalam musim
dingin sebagai satu larva yang tumbuh sepenuhnya sebagai satu larva yang tumbuh
sepenuhnya atau sebagai pupa baik beberapa macam tempat yg terlindung. Adapun
beberapa famili dari subordo Symphyta diantarnya:
a) Famili Xyelidae
Menurut Borror D.J (1992, hlm.865) mengatakan bahwa Lalat gergaji
berukuran sedang sampai kecil kebanyakan kurang dari 10 mm panjangnya
contohnya Xyela sp.
b) Famili Pamphiidae
Menurut Borror D.J (1992, hlm.865) mengatakan bahwa Lalat bergaji
penggulung daun–daun ini bertubuh gemuk dan biasanya kurang dari 15 mm
panjangnya. Bebrapa larva hidup berkelompok dan beberapa mencari makanan
sendiri.
49
c) Famili Pergidae
Menurut Borror D.J (1992, hlm.865) mengatakan bahwa Lalat gergaji dalam
kelompok ini cukup kecil dan terdapat di negara–negara bagia timurkr barat
sampai arizona, tetapi mereka tidak umum.
d) Famili Argidae
Anggota famili ini bertubuh kekar dan mudah dikenali dari karakteristik
antenanya yang terdiri dari tiga segmen di mana segmen ketiga sangat panjang
(dan mungkin berbentuk seperti garpu tala pada jantan dari beberapa spesies).
Kebanyakan argids berwarna hitam atau gelap. Larva menyerupai ulat
lepidopteran tetapi memiliki lebih dari lima pasang kaki perut. Mereka biasanya
memakan dedaunan berbagai pohon, pakis, ekor kuda, atau gymnospermae.
e) Famili Cimbicidae
Kutu busuk atau kepinding atau disebut juga tumila adalah serangga parasit
dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk dikenal sebagai spesies yang meminum
50
darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kutu busuk senang tinggal
di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk biasa tinggal dan
bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan tempat–tempat tersembunyi
lainnya. Kutu busuk bisa menggigit tanpa disadari korbannya, tetapi gigitan
kutu busuk akan terasa di pagi hari dan biasanya ia akan agresif pada malam
hari. ia akan menimbulkan bekas gigitannya yang berupa bentol dan terasa gatal
serta panas pada korbannya.
f) Famili Diprionidae
Sawflies Conifer sebenarnya adalah tawon "berpinggang lebar". Betina
dilengkapi dengan ovipositor bergigi gergaji yang memungkinkan mereka untuk
memotong celah di jarum konifer tempat telur diletakkan (karenanya disebut
"sawfly"). Dewasa memiliki antena khas dengan 13 atau lebih segmen (bergerigi
pada wanita dan pectinate pada pria). Larva menyerupai ulat lepidopteran tetapi
memiliki lebih dari lima pasang kaki perut. Mereka biasanya makan secara
berkelompok dan mampu menggunduli seluruh cabang dalam beberapa hari.
g) Famili Tentheredinidae
Lalat gergaji yang umum adalah tawon “berpinggang lebar” yang larvanya
memakan dedaunan pohon dan semak belukar. Betina dilengkapi dengan
51
ovipositor bergigi gergaji yang memungkinkan mereka memotong kulit ranting
di mana telur mereka diletakkan (karenanya disebut "sawfly"). Orang dewasa
biasanya memiliki antena filiform dengan 7–10 segmen. Larva menyerupai ulat
lepidopteran tetapi memiliki lebih dari lima pasang kaki perut.
h) Famili Cephidae
Batang sawflies bertubuh lebih ramping dari sawfly lainnya dan sering
menyerupai tawon dengan tubuh gelap dan sayap berwarna berasap. Pronotum
berukuran besar dan berbentuk trapesium. Larva Cephidae adalah penggerek
batang di semak dan rumput (termasuk biji–bijian sereal , rumput kebun ,
timothy, dan gandum liar).
i) Famili Anaxyelidae
Anaxyelidae adalah keluarga tawon kayu cedar dupa dalam ordo
Hymenoptera. Ada sekitar 13 genera di Anaxyelidae, semuanya punah kecuali
Syntexis , yang hanya memiliki satu spesies.
52
j) Famili Ephydridae
Ephydridae ( lalat pantai , terkadang lalat air asin ) adalah keluarga serangga
dalam ordo Diptera. Lalat pantai adalah lalat kecil yang dapat ditemukan di
dekat pantai atau di perairan pedalaman yang lebih kecil, seperti kolam. Sekitar
2.000 spesies telah dideskripsikan di seluruh dunia, termasuk Ochthera. Lalat
minyak , Helaeomyia petrolei , adalah satu–satunya serangga yang larvanya
hidup dalam minyak mentah yang terbentuk secara alami . Spesies penting
lainnya adalah Ephydra hians yang hidup dalam jumlah besar di Danau Mono.
k) Famili Orussidae
Orussidae atau tawon kayu parasit mewakili keluarga kecil lalat gergaji
("Symphyta"). Saat ini, sekitar 85 spesies yang masih ada dan empat fosil telah
diketahui. Mereka mengambil posisi kunci dalam analisis filogenetik
Hymenoptera, karena mereka membentuk takson saudara dari tawon apocritan
megadiverse, dan nenek moyang Orussidae + Apocrita menemukan parasitisme
untuk pertama kalinya dalam perjalanan evolusi Hymenoptera. Mereka juga
satu–satunya lalat gergaji dengan larva karnivora.
53
2. Subordo Apocrita
Menurut Borror D.J (1992, hlm.870) mengatakan bahwa Apocrita biasanya
seperti lundi dan kebiasaan–kebiasaan makannya, kebanyakan adalah parasitik atau
bersifat pemangsa serangga pemakan tumbuhan, yang dewasa terutama makan
buga–bunga cairan tumbuh–tumbuhan, material tanaman lainnya dan embun
madu, beberapa jenis parasitik kadang makan cairan–cairan tubuh induk semang.
Menurut Hadi dkk 2009 (Khotimah N.F, 2018. hlm. 39) mengatakan bahwa
beberapa famili yang termasuk ke dalam subordo Apocrita diantaranya yaitu:
a) Famili Evaniidae
Menurut Borror D.J 1992 (Perdana A. 2014.hlm.7) menjelaskan bahwa
famili ini memiiki ciri–ciri, Tabuhan ini bertanda tambang yaitu seperti laba–
laba yang hitam atau hitam merah panjangnya 10–25 mm metasoma sangat
kecil berbentuk bulat telur Tabuhan ini bertanda tambang adalah parasit–
parasit rupanya ditemukan dasar hutan. Contohnya: Evania appendigaster.
b) Famili Braconidae
Menurut Whal & Sharkey 1993 (Perdana A, 2014.hlm.7) menjelaskan
bahwa famili ini memiliki ciri–ciri, Umumnya berwarna oranye, kecoklatan atau
54
hitam tidak cerah, Panjangnya 2–15 mm antena 17 ruas atau lebih, pinggang
pendek, ovipositor panjang. Ditemukan hampir di berbagai tempat yang ada
larva hama. Contohnya: Calibracon sp.
c) Famili Ichneumonidae
Menurut Hidayat, O. D., Sutarno, N. D., Suhara, D., & Sanjaya, Y. (2004, hlm.
72) menjelaskan bahwa Famili Ichneumonidae ini memiliki ciri–ciri:
Tubuh ramping berbentuk seperti tabuhan, ukurab 3–40 mm. Pada sayap
depan terdapat gambaran seperti kepada kuda atau ada 2 pembuluh melintang,
Antena beruas 16 buah atau lebih, sedikitnya setengah panjang tubuh.
Ovipositor panjang sampai 15 mm. Beberapa warna kekuningan hitam,
sebagian lagi mempunyai antena yang pertengahannya kekuningan atau
keputihan. Contohnya: Enicophilus sp.
d) Famili Mymaridae
Menurut Gibson 1993 (Perdana A, 2014.hlm.7) menjelaskan famili ini
memiliki ciri–ciri, Tabuhan dengan ukuran tubuh sangat kecil, warna
kehitaman, adapula yang berwarna cerah. Tepi sayap berumbai–rumbai rambut
cukup panjang, panjang tubuh sekitar 0,75 mm. Antena dan kaki relatif
55
panjang. Dikenal sebagai parasit telur beberapa hama tanaman gramineae (padi,
tebu). Contohnya: Mymar tabrobanicum.
e) Famili Apidae
Menurut Hidayat, O. D., Sutarno, N. D., Suhara, D., & Sanjaya, Y.
(2004,hlm.74) menjelaskan bahwa famili ini memiliki ciri–ciri, Ada yang warna
kehitaman dengan bagian tertentu berwarna keputihan, kekuningan,
kemerahan, atau kecoklatan, antena 13 ruas atau kurang. Dapat ditemukan di
tanah, liang–liang kayu atau pertanaman yang sedang berbunga, tempat lain
yang banyak mengandung zat gula/madu. Contohnya: Apis mellifera.
f) Famili Pompilidae
Menurut Borror D.J 1992 (Perdana A.2014.hlm.8) menjelaskan bahwa famili
ini memiliki ciri–ciri, Kaki panjang, femur belakang biasanya memanjang
sampai ujung abdomen, ukuran 10–25 mm ada yang sampai 40 mm, umumnya
berwarna gelap, Antena 13 ruas atau kurang sudut belakang pronotum
menyentuh (hampir) menyentuh tegula. Biasa ditemukan dibunga atau tanah.
Contohnya: Agenioideus birkmanni.
56
g) Famili Scelionidae
Menurut Manser 2010 (Perdana A, 2014. hlm 7) menjelaskan bahwa famili
ini memiliki ciri–ciri, Rambut hitam dengan sebuah pita yang kuning pada
metasoma larva hewan ini ektoparasit dari larva kumbang scrabaeid. Yang
dewasa terdapat di bunga, yang betina membuat liang kedalam tanah untuk
mencari seekor induk, menyengat dan melumpuhkannya, menguburkan lebih
dalam didalam tanah. Contohnya: Telenomus sp.
h) Famili Vespidae
Menurut Borror D.J 1992 (Perdana A. 2014.hlm.8) menjelaskan bahwa
famili ini memiliki ciri–ciri, Abdomen berhubungan dengan thoraks dengan
sebuah petiolus yang ramping. Sudut belakang pronotum hampir menyentuh
tehula petiolus tanpa sisik/bonggol/nodus yang tegak. Antena terdiri atas 23 ruas
atau kurang sebagian besar berwarna hitam, beberapa jenis dibagian muka dan
abdomen dengan warna kuning. Contohnya: Vespa analis.
57
i) Famili Formicidae
Menurut Hidayat, O. D., Sutarno, N. D., Suhara, D., & Sanjaya, Y.
(2004,hlm.73) menjelaskan bahwa Famili Formicidae ini memiliki ciri–ciri
sebagai berikut : Anggota hewan ini meliputi jenis semut bagian yang mengecil
dari abdomen terdiri atas satu atau dua ruas dari bentuknya seperti bintik duri.
Antena biasanya menyiku dan ruas pertama sering sangat panjang. Semua semut
adalah serangga sosial, dan masing–masing koloni terdiri atas tiga kasta, yaitu
ratu, raja, dan pekerja Ada pula semut yang memiliki sengat. Sengat berfungsi
sebagai sarana pertahanan (Dolichodorinae) sedangkan Formicinae tidak
memiliki sengat. Contohnya: Anoplolepis sp.
j) Famili Sphecidae
Menurut Borror D.J 1992 (Nurfadilah F, 2015,hlm7) menjelaskan bahwa
famili ini memiliki ciri–ciri, Warna hitam, coklat gelap bermata lebar, tubuh
kecil–besar, tidak berambut banyak, antena 13 ruas, rahang kuat, runcing untuk
mengigit, kaki depan mempunyai rambut seperti bentuk sapu, bersarang dalam
lubang di tanah, diliang dalam tanaman, beberapa membangun sarang dari
lumpur. Contohnya: Sceliphron spirifex.
58
k) Famili Mutillidae
Menurut Borror D.J 1992 (Nurfadilah F, 2015,hlm.9) menjelaskan bahwa
famili ini memiliki, rambut halus ruas–ruas metasoma secara sempurna bersatu
membentuk satu struktur seperti kotak, hewan ini biasanya di daerah–daerah
terbuka. Contohnya: Dasymutilla sp.
l) Famili Tiphidae
Menurut Borror D.J 1992 (Nurfadilah F, 2015,hlm.10) menjelaskan bahwa
famili ini memiliki ciri–ciri, berwarna hitam, berukuran sedang dan berambut
duri melengkung ke atas pada ujung metasoma. Contohnya: Nephrotoma
appendiculata.
59
m) Famili Colletidae
Menurut Borror D.J 1992 (Nurfadilah F, 2015,hlm8) menjelaskan bahwa
famili ini memiliki ciri–ciri, berwarna kuning membuat liang ke dalam tanah
untuk bersarang, berukuran sedang dan berambut dengan pita–pita yang
berambut pucat pada metasoma. Contohnya: Colletes sp.
F. Peranan Hymenoptera
a. Sebagai Serangga Penyerbuk
Tawon dan lebah merupakan salah satu serangga penyerbuk utama bagi
vegetasi hutan, beberapa jenis memperoleh makanan dari sari–sari bunga sehingga
ketika serangga tersebut hinggap pada satu bunga ke bunga yang lain maka akan
membawa polen dan terjadilah penyerbukan.
b. Sebagai Predator Alami
Beberapa spesies Hymenoptera memakan larva serangga dari ordo lain, hal
ini dapat menjaga keseimbangan ekosistem.
c. Sebagai Pengurai
Hymenoptera yang termasuk sebagai pengurai adalah semut. Semut
berperan dalam merombak materi organik dalam tanah menjadi materi anorganik.
d. Sebagai Pengendali Hama
Beberapa spesies Hymenoptera merupakan pemangsa, hal ini dapat
dimanfaatkan dalam pertanian sebagai pengendalian hama. Sehingga pertanian
atau perkebunan dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida.
60
DAFTAR PUSTAKA
Bartz, richard. 2022. Braconidae. Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Braconidae#/media/File:Braconidae_Richard_Bartz.jpg
(diakses 15 Februari 2022)
Borror, D.J., Triplehorn, Charles A dan Norman F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Edisi keenam. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Penerjemah:
Brotowidjoyo MD,
Cooper, Martin. 2021. Psychoda sigma. Sumber :
https://min.wikipedia.org/wiki/Psychoda_sigma#/media/Berkas:Moth_Fly_(Psychodi
dae)_(12769359874).jpg (diakses 15 Februari 2022)
Cret, iustin. 2014. Plecia nearctica. Sumber : https://bugguide.net/node/view/939161
(diakses 15 Februari 2022)
Curtis, jhon. 2021. Xyela pusilla. Sumber,
https://en.wikipedia.org/wiki/Xyelidae#/media/File:Xyelapusilla.jpg (diakses 15
Februari 2022)
Dae, gom phi. 2015. Family Gomphidae. Sumber : https://genent.cals.ncsu.edu/insect-
identification/order-odonata/family-gomphidae/ (diakses 15 Februari 2022)
editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: An
Fenestralis01, Sylvicola. 2006. Anisopodidae. Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Anisopodidae#/media/File:Sylvicola_fenestralis01.jpg
(diakses 15 Februari 2022)
https://jagad.id/metamorfosis–lalat/ (di akses tanggal 15 Februari 2021)
https://osf.io/c8ebq/download (di akses tanggal 15 Februari 2021)
61
https://www.britannica.com/animal/dipteran/ (di akses tanggal 15 Februari 2021)
https://www.britannica.com/animal/hymenopteran/Classification (di akses tanggal 15
Februari 2021)
Imran, ainun dkk. 2021. FISIOLOGI SERANGGA ( Sistem Saraf dan Organ Perasa/Indera,
Introduction to The Study of Insects.
Karim, Muhamad Mahdi. 2010. File:Cremastinae wasp.jpg. Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Cremastinae_wasp.jpg (diakses 15 Februari 2022)
Moulton, pete. 2017. Dasymutilla sp. - Dasymutilla magnifica. Sumber :
https://bugguide.net/node/view/1406085/bgpage (diakses 15 Februari 2022)
Sistem Endokrin dan Sistem Reproduksi Serangga).
Thorp, J. H., & Rogers, D. C. (2011). Midges, Mosquitoes, Blackflies, and Other True Flies.
Field Guide to Freshwater Invertebrates of North America, 247–
260.doi:10.1016/b978–0–12–381426–5.00027–2
Weber, charles. 2015. Tawon Bendera. Sumber : https://www.re-
tawon.com/2015/01/tawon-bendera-mimpi-buruk-para-induk.html (diakses 15
Februari 2022)
Xulili. 2019. Adult female Aedes taeniorhynchus. Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Aedes_taeniorhynchus#/media/File:Aedes_taeniorhync
hus_adult_female_by_Michele_Cutwa_University_of_Florida.jpg (diakses 15
Februari 2022)
62