The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Modul Pembelajaran Kimia Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Untuk SMA & MA Kelas XI.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by yenipratiwinst05, 2021-03-24 03:04:44

Modul Pembelajaran Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI

E-Modul Pembelajaran Kimia Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Untuk SMA & MA Kelas XI.

Keywords: Kelarutan,Hasil Kali Kelarutan

PRODI PENDIDIKAN KIMIA MODUL
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
UNIVESITAR ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021

KELARUTAN & HASIL KALI
KELARUTAN

DISUSUN :

YENI PRATIWI NASUTION
1908076020

KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Konsep
Mol. Shalawat dan salam selalu kamu curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga,
sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Media Pembelajaran Kimia dan semoga segala yang tertuang
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun khasanah keilmuan. MODUL ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi
arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT semata.

Medan, 5 Maret 2021

Penulis

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
PETA KONSEP…………………………………………………………………………..….1

A. Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan……………………………………………..2
1. Kelarutan………………………………………………………………………..2
2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan………………………………………………...4
3. Hubungan Kelarutan dan Tetapan Hasil kali Kelarutan…………………..6
4. Pengaruh ion senama terhadap kelarutan…………………………….……..7
5. Hubungan Ksp dengan pH Larutan………………………………………….7
6. Hubungan Ksp dan Reaksi Pengendapan…………………………………......8
7. Integrasi Nilai Keislaman dalam Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan…………………..……………………………………………...……8

GLOSARIUM………………………………………………………………………………..10
RANGKUMAN………………………………………………………………………………12
KUMPULAN SOAL…………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..18

iii

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Peta Konsep

Kelarutan Lar. Belum Jenuh

Lar. Jenuh

Lar. Lewat Jenuh

Kelarutan dan Tetapan Hasil AmBn(s) mAn+(aq)
Hasil Kali Kali + nBm-(aq)
Kelarutan
Hubungan Hasil Ksp = [An+]m [Bm-]n
Kali Kelarutan

Hasil Kali Faktor yang Jenis
Kelarutan v mempengaruhi Pelarut
Hasil Kali Kali
Suhu
Kelarutan
Pengadukan
Reaksi
Pengendapan Luas
Permukaan
Qc > Ksp Qc = Ksp Qc < Ksp
( Mengendap) Zat
( Tepat ( Tidak
Mengendap ) Mengendap ) Tekanan

Pengaruh
Ion Senama

Lewat

Tepat Belum

1

A. Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan

1. Kelarutan

Kelarutan (s) merupakan batas larut suatu zat dalam sejumlah pelarut tertentu, dalam hal
ini pelarutnya adalah air, pada suhu dan tekanan tertentu (sebagai larutan jenuh). Kelarutan
suatu zat dalam air dinyatakan sebagai jumlah mol zat terlarut per liter, g/L. kelarutan
dipengaruhi oleh suhu, pada suhu tinggi pada umumnya kelarutannya makin tinggi, kecuali
CaSO4, sedangkan tekanan hampir tidak berpengaruh. Selain itu, kelarutan akan menurun
dengan adanya ion senama, tetapi adanya ion asing kelarutannya akan sedikit meningkat.

Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang
dapat larut dalam suatu pelarut. Satuan kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram L-1
atau mol L-1. Larutan dibedakan menjadi larutan tak jenuh, larutan jenuh dan larutan lewat
jenuh. Larutan jenuh merupakan larutan mampu yang masih melarutkan zat terlarut yang
ditambahkan ke dalam larutan tersebut. Bila sejumlah garam dapur dilarutkan dalam air
dan ada sebagian garam yang tidak larut, maka larutan tersebut merupakan larutan yang
jenuh karena sudah tidak mampu melarutkan lagi garam tersebut. Bila ke dalam larutan
jenuh garam dapur tersebut ditambahkan sedikit garam dapur lagi maka garam dapur yang
ditambahkan tersebut tidak bisa melarut namun tetap menjadi endapan kristal garam dapur.
Konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh sama dengan kelarutannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Unsur dalam suatu golongan harus diendapkan dengan sempurna dan dapat dipisahkan

secara kuantitatif.

2. Endapan yang diperoleh harus mudah diolah. Misalnya, dapat dilarutkan kembali, tidak
berbentuk koloid, dan mudah disaring.

3. Zat pengendap pada pemisahan suatu golongan tidak mengandung zat yang dapat
mempersukar analisis zat dalam golongan tersebut atau juga mempersukar analisis
golongan.

2

Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Jenis pelarut

Senyawa polar akan mudah larut dalam senyawa polar, misalnya senyawa asam
merupakan senyawa polar sehingga akan mudah larut dalam air. Selain itu, senyawa ion
juga mudah larut dalam air dan terurai menjadi ion-ion. Senyawa nonpolar akan mudah
larut dalam senyawa non polar, misalnya lemak akan mudah larut dalam minyak.
Umumnya senyawa polar tidak larut dalam senyawa non polar begitu pula sebaliknya.

b. Suhu

Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan. Hal ini
disebabkan oleh panas yang mengakibatkan semakin renggangnya jarak antar molekul
zat padat tersebut. Merenggangnya jarak antarmolekul zat padat menjadikan kekuatan
gaya antar molekul tersebut menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik
molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, adanya pengaruh kenaikan suhu akan
menyebabkan kelarutan gas yang terlarut menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena
gas yang terlarut dalam air akan terlepas meninggalkan air bila suhu meningkat.

c. Pengadukan

Pengadukan juga menentukan kelarutan zat terlarut, semakin banyak jumlah zat
umumnya akan lebih mudah larut.

d. Luas Permukaan Sentuhan Zat

Kecepatan kelarutan dapat dipengaruhi juga oleh luas permukaan ( besar kecilnya
zat partikel zat terlarut). Luas permukaan sentuhan zat terlarut dapat diperbesar melalui
proses pengadukan/penggerusan secara mekanis, gula halus lebih mudah larut dari pada
gula pasir. Hal ini karena luas bidang sentuh gula halus lebih luas dari gula pasir.

e. Tekanan

Perubahan tekanan berpengaruh sedikit pada kelarutan jika zat terlarut itu cairan
atau padatan. Tetapi dalam pembentukan larutan jenuh pada gas dalam suatu cairan,
tekanan gas sangat berperan dalam menentukan beberapa banyak gas tersebut yang

3

melarut. Sesuai dengan bunyi hukum henry “ bobot suatu gas yang melarut dalam
sejumlah tertentu cairan berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu “.
Hukum ini tidak berlaku bagi gas-gas yang dapat melarut dalam air seperti hidrogen
klorida atau amoniak.

2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Hasil kali kelarutan adalah suatu tetapan yang menggambarkan kelarutan suatu ion zat
padat dan memberikan harga hasil kali konsentrasi ionnya ( aktivitas ion ) dalam larutan
jenuh. Jika hasil kali kelarutan dicapai, maka senyawa yang terbentuk dari ion–ion ini akan
mengendap. Dalam suatu larutan jenuh suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat
kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut dan ion-ion zat itu yang larut. Sebagai
contohnya, perak klorida adalah garam yang sulit larut (Ksp kecil). Hasil kalarutan adalah
hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air pada
temperatur tertentu setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefesien
menurut persamaan ionisasinya. Hasil kali kelarutan menggambarkan batas kelarutan
senyawa pada suhu tertentu. Banyak garam-garam yang larut dalam air terionisasi sempurna
membentuk ion-ionnya, tetapi banyak juga garam-garam yang kelarutannya sedikit, bahkan
nyaris tidak larut. Garam-garam yang kurang larut, di dalam air membentuk keadaan
setimbang antara garam yang tidak larut dengan yang terlarut dalam keadaan larutan jenuh.
Contohnya, kalsium oksalat (CaC2O4) membentuk kesetimbangan berikut:

CaC2O4(s) Ca2+(aq) + C2O42-(aq)

Tetapan kesetimbangan untuk kelarutan garam ini adalah sebagai berikut:

K = [Ca2+] [C2O42−]
[CaC2O4]

Oleh karena kelarutan garam relatif sangat kecil maka konsentrasi CaC2O4diasumsikan tetap
sehingga dapat dipersatukan dengan tetapan kesetimbangan, yaitu:

K [CaC2O4] = [Ca2+] [C2O42-]

Persamaan ini dapat ditulis:

Ksp = [Ca2+] [C2O42-]

4

Lambang Ksp dinamakan tetapan hasil kali kelarutan (solubility product constant) garam-
garam sukar larut. Persamaan Ksp menyatakan bahwa perkalian konsentrasi ion-ion garam dalam
larutan jenuh sama dengan nilai Ksp. Oleh karena nilai Ksp merupakan suatu tetapan
kesetimbangan maka Ksp dipengaruhi oleh suhu larutan. Pada persamaan Ksp, konsentrasi hasil
kali kelarutan ion-ion garam dipangkatkan sesuai dengan nilai koefisien reaksinya. Hal ini sesuai
dengan konsentrasi ion-ion dalam sistem kesetimbangan pada umumnya. Tetapan Hasil kali
kelarutan Ksp ditentukan oleh konsentrasi molar. ion-ion yang terlarut di dalam air pada keadaan
jenuh. Bagaimanakah menghitung tetapan hasil kali kelarutan dari garam yang sukar larut ini.
Simak contoh-contoh berikut. Beberapa tetapan hasi lkali kelarutan garam-garam yang sukar
larut ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 1.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) pada Temperatur 25℃

3. Hubungan Kelarutan dan Tetapan Hasil kali Kelarutan

Oleh karena s dan Ksp sama-sama dihitung pada larutan jenuh, maka
antara s dan Ksp ada hubungan yang sangat erat. Jadi, nilai Ksp ada keterkaitannya dengan
nilai s. Pada larutan jenuh senyawa ion AmBn, konsentrasi zat di dalam larutan sama dengan
harga kelarutannya dalam satuan mol L-1. Senyawa AmBn yang terlarut akan mengalami
ionisasi dalam sistem kesetimbangan.

AmBn(s) mAn+(aq) + nBm-(aq)

Jika harga kelarutan dari senyawa AmBn sebesar s mol L-1, maka di dalam reaksi

kesetimbangan tersebut konsentrasi ion-ion An+ dan ion Bm- sebagai berikut :

5

AmBn(s) mAn+(aq) + nBm-(aq)

S mol L-1 m s mol L-1 n s mol L-1

Sehingga harga hasil kali kelarutanya adalah :

Ksp AmBn = [An+]m [Bm-]n

= (m s)m (n s)n

= mm x nn(s)m+n

Jadi, untuk reaksi kesetimbangan :

AmBn(s) mAn+(aq) + nBm-(aq)

Ksp AmBn = mm x nn (s)(m+n)

Dengan s = kelarutan AmBn dalam satuan mol L-1

Dari rumus tersebut dapat ditentukan harga kelarutan sebagai berikut :

S= ( + ) √mK s p

Besarnya Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu tetap,bila terjadi perubahan

suhu maka harga Ksp zat tersebut akan mengalami perubahan.

4. Pengaruh ion senama terhadap kelarutan

Ion senama adalah ion yang sejenis dengan ion-ion yang ada dalam sistem
kesetimbangan. Pengaruh ion senama sesuai dengan Asas Le Chatelier. Asas Le Chatelier
adalah asas yang digunakan untuk memprediksi pengaruh perubahan kondisi pada
kesetimbangan kimia. Asas atau prinsip ini dinamai sesuai dengan nama penemunya yaitu
Henry Louis Le Chatelier (1850-1936). Dimana, bunyi asas Le Chatelier adalah “Jika
terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan
tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung untuk mengurangi pengaruh
aksi tersebut.

6

a. Keberadaan ion senama atau sejenis dalam suatu larutan akan memperkecil kelarutan (s)

b. Ion senama tidak akan mempengaruhi besarnya Ksp, selama suhu tidak berubah (tetap).

Jika ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan beberapa tetes larutan NaCl maka akan
segera terjadi pengendapan AgCl, demikian pula bila kedalam larutan AgCl tersebut
ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3. Hal ini disebabkan karena pergeseran arah
kesetimbangan perhatikan reaksi berikut :

AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)

Apabila ke dalam sistem ditambahkan ion Ag+ dan Cl- maka sistem akan menggeser arah
kesetimbangan ke sebelah kiri, akibatnya AgCl akan bertambah dan mengendap. Dapat
disimpulkan bahwa jika ke dalam sistem kelarutan ditambahkan ion senama, maka
kesetimbangan kelarutan akan berkurang.

5. Hubungan Ksp dengan pH Larutan

Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut.
Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan (James E.
Brady, 1990).

Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan dari berbagai jenis zat.
Sesuai dengan efek ion sesamaa, larutan asam lebih mudah larut dalam larutan bersifat basa
dan larutan basa lebih mudah larut dalam larutan asam. Hal ini berlaku sebaliknya bahwa
larutan asam sukar larut dalam larutan asam, Harga pH sering digunakan untuk menghitung
Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk
menghitung pH Larutan.

6. Hubungan Ksp dan Reaksi Pengendapan
Konsep Ksp dapat digunakan untuk meramalkan pengendapan zat elektrolit dalam

larutan. Misalnya, senyawa PbI2 adalah zat padat yang sukar larut dalam air Ksp = 7,9 . 10-9.
Reaksi kesetimbangan PbI2 sebagai brikut:

7

PbI2 (s) Pb2+(aq) + 2I-(aq)

Hasil kali konsentrasi ion Pb2+ dengan konsentrasi ion I-dari senyawa PbI2 dinyatakan
dengan Qc. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Qc = [Pb2+] [2I-]. Qc adalah hasil
kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefesien masing-masing ion menurut reaksi
kesetimbangan pada sembarang keadaan. Harga Qc dapat digunakan untuk meramalkan
larutan jika dihubungkan dengan Ksp.

Hubungan Ksp dan Qc sebagai berikut:

Qc < Ksp berari larutan belum jenuh

Qc = Ksp berarti larutan tepat jenuh

Qc > Ksp berarti larutan lewat jenuh (terjadi pengendapan)

8. Integrasi Nilai Keislaman dalam Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Peristiwa atau fenomena kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi,

misalnya yang terkait dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan yaitu peristiwa pencampuran
padatan dengan pelarut air. Pencampuran disebut sebagai representasi makroskopik, dimana
peristiwa larutnya padatan di dalam pelarut air dapat diamati dengan panca indra. Peristiwa
molekuler (submikroskopik) yang terjadi, dimodelkan melalui gambar, hal ini disebut sebagai
representasi submikroskopik (Talanquer, 2011). Penjelasan peristiwa pencampuran padatan
dengan pelarut air dalam kimia digambarkan hingga pada ukuran atom, ion, dan molekul
(Gilbert dan Treagust, 2009). Representasi ketiga adalah representasi simbolik, pada
representasi ini meliputi tanda-tanda untuk mewakili muatan, listrik. Representasi simbolik
juga dapat menunjukkan keadaan fisik dari entitas, misalnya padat (s); cair (l); gas (g); dan air
(aq) serta menunjukkan jumlah ion dalam suatu molekul (Gilbert dan Treagust, 2009).

8

Analisis konsep ini menjadi hal yang penting, konsep-konsep utama yang harus
diajarkan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan meliputi proses pelarutan, hubungan
kelarutan dan hasil kali kelarutan, hubungan kelarutan dan pH, reaksi pengendapan, dan
pengaruh ion senama. Dari konsep-konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan diharapkan
mampu mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya menjelaskan proses pelarutan. Berdasarkan
tentang pelarutan garam dapur dan gula, ternyata masih banyak yang mengalami kesulitan
dalam menggambarkan interaksi molekul garam dapur dan gula yang terjadi dalam air. Jika
dalam tiga level representasi kimia yang meliputi level makroskopik, submikroskopik, dan
simbolik, maka kesulitan peserta didik dalam menggambarkan molekul termasuk dalam level
submikroskopik, yaitu level yang menggambarkan bentuk molekul-molekul, atom-atom, dan
ion-ion dari fenomena makroskopik.

Terlihat bahwa peserta didik cenderung diberikan definisi-definisi dan teori yang harus
dihafal, serta bahasa simbolik yang tidak dihubungkan dengan level makroskopik dan
pemodelan secara submikroskopik. Hal ini tentunya akan berdampak pada pemahaman
terpisah sehingga peneliti ingin mengembangkan suatu modul yang dapat menghubungkan
ketiga level representasi kimia yang dapat membantu peserta didik secara utuh memahami.
Konsep materi, dan menghubungkannya dengan penjelasan ayat Al-Qur’an sebagai bentuk
pendidikan karakter. Penjelasan Ayat Al-Qur’an yang behubungan dengan materi terdapat
dalam Q.S Luqman : 20.

9

GLOSARIUM

Edapan : Padatan tidak larut yang memisahkan dari larutan lewat jenuh.

Elektrolit : suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya
larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom
bermuatan elektrik

Ion : suatu atom atau molekul yang memiliki muatan listrik total
tidak nol

Ionisasi : proses fisik mengubah atom atau molekul menjadi ion dengan
menambahkan atau mengurangi partikel bermuatan seperti elektron atau
lainnya

Kelarutan : kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut
dalam suatu pelarut (solvent, Kelarutan dinyatakan dalam jumlah
maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.

Kesetimbangan : Keadaan dimana seiring dengan berjalannya waktu, tidak terjadi perubahan
konsentrasi baik pada reaktan maupun produk meskipun reaksi masih tetap
berlangsung.

Konsentrasi : Ukuran yang menggambarkan banyaknya zat di dalam suatu campuran
yang dibagi dengan "volume total" dari campuran tersebut.

Larutan : Campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun iondari
dua zat atau lebih.

Molekul : Sekumpulan atau sekelompok atom yang saling berikatan satu sama
lainnya dengan sangat kuat atau kovalen, bermuatan netral dan dalam
susunan tertentu serta cukup stabil.

Partikel : Satuan dasar dari materi atau satuan bagian terkecil dari suatu materi.

Pelarut : Suatu zat yang melarutkan zat terlarut, menghasilkan suatu larutan.

10

Pelarutan : Proses dimana ion atau molekul dikelilingi oleh pelarut molekul yang
disusun sesuai dengan perilaku yang diinginkan.

Pengadukan : Menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentupada suatu
bahan didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam
pola sirkulasi.

PH : Derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.

Temperature : Suhu menunjukkan derajat panas benda

Zat : Sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang (memilikivolume).

11

RANGKUMAN
✓ Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang

dapat larut dalam suatu pelarut. Satuan kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram L-1
atau mol L-1. Larutan dibedakan menjadi larutan tak jenuh, larutan jenuh dan larutan lewat
jenuh.

✓ Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dirumuskan :

Ksp = [Ay+]x [Bx-]y

✓ Harga Kelarutan (s) berbanding lurus dengan Ksp.

✓ Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Jenis pelarut
2. Suhu
3. Pengadukan
4. Luas Permukaan Sentuhan Zat
5. Tekanan

✓ Hasil kalarutan kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam
yang sukar larut dalam air pada temperatur tertentu setelah masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefesien menurut persamaan ionisasinya.

✓ Keadaan larutan belum jenuh, tepat jenuh, dan lewat jenuh, atau terjadi pengendapan
dilihat dari nilai hasil kali konsentrasi (Qc) terhadap Ksp.

✓ Lambang Ksp dinamakan tetapan hasil kali kelarutan (solubility product constant) garam-
garam sukar larut.

✓ Persamaan Ksp menyatakan bahwa perkalian konsentrasi ion-ion garam dalam larutan
jenuh sama dengan nilai Ksp.

✓ Qc adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefesien masing-masing ion
menurut reaksi kesetimbangan pada sembarang keadaan.

✓ Harga Qc dapat digunakan untuk meramalkan larutan jika dihubungkan dengan Ksp.
✓ Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan dari berbagai jenis zat.

Sesuai dengan efek ion sesamaa, larutan asam lebih mudah larut dalam larutan bersifat
basa dan larutan basa lebih mudah larut dalam larutan asam.

12

KUMPULAN SOAL
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

a. Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban A, B, C, D, atau E yang menurut anda benar !
1 . Pada suhu tertentu 0,350 g BaF2 (Mr = 175) melarut dalam air murni membentuk 1 liter

larutan jenuh. Hasil kali kelarutan BaF2 pada suhu itu adalah…
a. 1,7 x 10-2
b. 3,2 x 10-6
c. 3,2 x 10-8
d. 3,2 x 10-9
e. 4,0 x 10-9

(Kimia Untuk SMA Kelas XI, Unggul Sudarmo, Phibeta, 2006, h 219)

2. Indium sulfida, In2S3 (325 , 8 g/mol) adalah suatu garam yang sukar larut. Dalam 20 L
larutan jenuhnya, ternyata larutan tersebut mengandung hanya 34 picogram In2S3.
Tentukan Ksp untuk In2S3 (pico = 10-12)
a. 1,1 x 10-75
b. 4,2 x 10-70
c. 3,2 x 10-68
d. 2,4 x 10-60
e. 5,2 x 10-56

(Haris Watoni, 2014 , OSN kimia SMA, Bandung : Yrama Widya. Hal. 310. No. 18)

3. Dalam larutan jenuh nikel karbonat, NiCO3-, mengandung 0,090 g dalam 2 L larutan.
Berapakah nilai Ksp untuk NiCo3?
a. 7,58 x 10-4
b. 3,79 x 10-4
c. 5,74 x 10-7

13

d. 1,44 x 10-7
e. 2,87 x 10-8

( Haris Watoni, 2014 , OSN kimia SMA, Bandung : Yrama Widya. Hal. 309. No. 13)

4. Suatu larutan mengandung garan – garam Fe(NO3)2, Mn(NO3)2, dan Zn(NO3)2 masing-
masing dengan konsentrasi 0,01 M. kedalam larutan ini ditambahkan NaOH padat
sehingga didapatkan pH larutan adalah 8. Jika Ksp hidroksida dari :

• Fe(NO3)2 = 2,8 x 10-16
• Mn(NO3)2 = 4,5 x 10-14
• Zn(NO3)2 = 4,5 x 10-17

Hidroksi yang mengendap adalah . . . .
a. Tidak ada
b. Ketiga – tiganya
c. Hanya Zn(NO3)2
d. Hanya Mn(NO3)2
e. Zn(NO3)2 dan Fe(NO3)2

(mustafal bakri, 2008, Seri Pendalaman Materi Kimia untuk SMA/MA, Jakarta:
Esis. Hal. 62. No. 55)

5. Pada saat jenuh, Pb (NO3)2 yang terlarut sebanyak 662 mg dalam 200 mL larutan. Nilai
Ksp larutan timbal (II) nitrat tersebut adalah . . . . (Mr Pb(NO3)2 = 331)
a. 4 x 10-6
b. 4 x 10-8
c. 2 x 10-9
d. 2 x 10-10
e. 4 x 10-12

(mustafal bakri, 2008, Seri Pendalaman Materi Kimia untuk SMA/MA, Jakarta:
Esis. Hal. 62. No. 49)

14

6. Dalam 1000 mL larutan terdapat campuran garam- garam Ba(NO3)2, Sr(NO3)2, dan
Pb(NO3)2 yang masing – masing konsentrasinya 0,01 M. Jika ditambahkan 81 miligram
Na2CrO4 (Mr Na2CrO4 = 162) maka pada suhu 25°C, garam yang mengendap adalah ....

• Ksp BaCrO4 = 2 x 10-10
• Ksp- Sr(NO3)2- = 3,6 x 10-5
• Ksp Pb(NO3)2 = 1,8 x 10-14

a. Sr(NO3)2-
b. BaCrO4
c. Pb(NO3)2
d. Sr(NO3)2- dan BaCrO4
e. BaCrO4 dan Pb(NO3)2

(mustafal bakri, 2008, Seri Pendalaman Materi Kimia untuk SMA/MA, Jakarta:
Esis. Hal. 58. No. 20)

7. Diketahui hasil kali kelarutan Cr(OH)2 pada 289 K adalah 1,08 x 10-19 mol3 L-3, maka
kelarutan dari Cr(OH)2 sebesar . . . .
a. 3,0 x 10-7 mol L-1
b. 3,22 x 10-9 mol L-1
c. 3,28 x 10-9 mol L-1
d. 6,56 x 10-10 mol L-1
e. 16,4 x 10-10 mol L-1

(Michael Purba, 2006, Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta : Erlangga. Hal. 277.
No. 3)

8. Kelarutan Mg(OH) dalam NaOH 0,1 M dengan Ksp Mg(OH)2 = 1,8 x 10-11 mol-3 L-
3 adalah….
a. 1,8 x 10-13 mol/L
b. 1,8 x 10-10 mol/L

15

c. 4,5 x 10-10 mol/L
d. 1,8 x 10-9 mol/L
e. 6,7 x 10-6 mol/L

(Dwi, UN 08, Jakarta : Erlangga,1997, h. 67)

9. Kelarutan L(OH)2 dalam air sebanyak 5 x 10-4mol/L sehingga larutan jenuh
L(OH)2dalam air memiliki pH …
a. 10,3
b. 11,0
c. 9,7
d. 3,7
e. 12,0

(Advanced Learning Chemistry 2B, Nana Sutresna, Facil, 2012, h 153)

10. Jika pada T Ksp PbI2 = 4 x10-9 maka banyaknya PbI2(Mr = 462) terdapat dalam 100 ml
larutan jenuh PbI2..
a. 0,462mg
b. 4,62mg
c. 462 mg
d. 46,2 mg
e. 92,4 mg

(Kimia Untuk SMA Kelas XI, Unggul Sudarmo, Phibeta, 2006, h 220)

b. Essay

1. Sebanyak 50 ml larutan Na2SO4 0,04 M ditambahkan ke dalam 50 ml larutan BaCl2 0,05
M. Jika Ksp BaSO4 1,0 x 10-10, maka pernyataan berikut yang benar adalah ....
1. Larutan Na2SO4 sebagai pereaksi pembatas
2. Konsetrasi Ba2+ sisa di dalam larutan sebanyak 0,01 M
3. Kelarutan BaSO4 dalam air murni adalah 10-5 M

16

4. Tidak terbentuk endapan BaSO4
2. Tunjukkan dengan perhitungan apakah terbentuk endapan Mg(OH)2 apabila kedalam 1

liter larutan MgCl2 0,1 M ditambahkan 2 g Kristal NaOH (Mr = 40)!
(Ksp Mg(OH)2 = 2 x 10 -11)
3. Diketahui kelarutan Ag2CrO4 dalam air murni adalah 8,43 x 10-3 mol.L-1 pada suhu 25
°C. Tentukan kelarutan Ag2CrO4 itu dalam larutan AgNO3 0,1 M !
(Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12)
4. Sebanyak 100 mL larutan Jenuh MgF2 pada suhu 18°C diuapkan dan diperoleh 1,24
gram MgF2. Hitunglah Ksp MgF2 pada suhu 18 °C ! (Ar Mg = 24, Ar F = 19 )
5. Periksalah dengan perhitungan, apakah terbentuk endapan Ca(OH)2, Jika 10 mL larutan
CaCl2 0,2 M dicampur dengan 10 mL larutan NaOH 0,2 M !
(Ksp Ca(OH)2 = 8 x 10-6)

17

DAFTAR PUSTAKA

Chang. R. 2010. Chemistry 10th ed. McGraw-Hill.

Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New York: McGraw-
Hill Education

Assrafy A dan Meilin F. Modul Pembelajaran Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan.

Priambodo, Erfan, Nuryadi, dan Sutiman. 2009. Aktif Belajar Kimia Untuk SMA & MA Kelas XI.
Jakarta : Mediatama

Achmad, H., 1996, Penuntun Belajar Kimia Dasar: Kimia Larutan, Bandung : PT. Citra
AdityaBakti.

Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI Jilid 2. Jakarta:
Esis

Yusuf. Yusnidar, 2019, Belajar Mudah Kimia Analisis, Jakarta : Edu Center Indonesia

https://qairasavitri.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-ii/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan/

diakses pada 18 maret 2021

https://id.scribd.com/document/252890329/Modul-Ksp-Fix1 diakses pada 18 maret 2021

https://www.academia.edu/35941740/MODUL_PEMBELAJARAN_KELARUTAN_DAN_HA
SIL_KALI_KELARUTAN diakses pada 18 maret 2021

https://soalkimia.com/soal-ksp/ diakses pada 18 maret 2021

https://www.ruangguru.com/blog/latihan-dan-pembahasan-soal-hots-sbmptn-kimia-2019 diakses
pada 18 maret 2021

https://www.academia.edu/6797774/RINGKASAN_MATERI_HASIL_KALI_KELARUTAN_
KSP diakses pada 18 maret 2021

https://www.academia.edu/10039348/RPP_KELARUTAN_DAN_HASIL_KALI_KELARUTA
N diakses pada 18 maret 2021

https://www.studiobelajar.com/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan-ksp/ diakses pada 18 maret
2021

http://ebook.itenas.ac.id/repository/28a52a6d1067267b9dd16ed5c467f977.pdf diakses pada 18
maret 2021

https://www.slideshare.net/mobile/SMANEGERIWOLULAS/materi-ksp-1 diakses pada 18
maret 2021

18

https://aisyahfitrirusianijisman.files.wordpress.com/2018/03/ebook-kelarutan-dan-hasil-kali-
kelarutan-klik-disini.pdf diakses pada 18 maret 2021
https://docplayer.info/61704712-Kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan.html diakses pada 18 maret
2021
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198307302008122004/pendidikan/ksp+(10).pdf diakses pada 18
maret 2021
http://eprints.walisongo.ac.id/9310/1/133711044.pdf diakses pada 18 maret 2021

19


Click to View FlipBook Version