The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aviadwiananda, 2021-03-31 05:39:23

AVIA DWI ANANDA RESUME

AVIA DWI ANANDA RESUME

KETERAMPILAN KLINIK
PRAKTIK KEBIDANAN

RESUME DAN HASIL DISKUSI

NAMA : AVIA DWI ANANDA
NIM : 751540120035
KELAS :1B DIII KEBIDANAN

RESUME MATERI KELOMPOK 1
ASFIKSIA

A. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir mengalami
gagal nafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi baru lahir. Setiap
tahunnya terdapat 120 juta bayi lahir didunia dan 1 juta bayi
meninggal disebabkan asfiksia.

B. Faktor Penyebab Asfiksia
Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu, ntibi
keadaan bayi, actor plasenta dan persalinan. Seringkali bayi yang
baru lahir tidak dapat diantisipasi akan mengalami kesulitan dalam
bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari asfiksia ini dapat
menyebabkan epilepsi dan keterbelakangan mental.

C. Klasifikasi Asfiksia

Asfikia ringan

01 Pada kasus asfiksia ringan, bayi dapat terkejut atau sangat waspada, dengan
peningkatan tonus otot, makan dengan buruk, dan frekuensi pernapasan normal atau
cepat. Temuan ini biasanya berlangsung selama 24 sampai 48 jam sebelum sembuh
secara spontan.

02 Asfiksi Sedang

Pada kasus asfiksia sedang, bayi dapat letargi dan mengalami kesulitan pemberian
makan. Bayi dapat mengalami episode apnea kadang-kadang dan/atau konvulsi
selama beberapa hari. Masalah ini biasanya sembuh dalam satu minggu, tetapi
masalah perkembangan saraf jangka panjang mungkin ada.

03 Asfiksia Berat

Pada kasus asfiksia berat, bayi dapat terkulai atau tidak sadar dan tidak makan.
Konvulsi dapat terjadi selama beberapa hari, dan episode apnea yang berat dan
sering umumnya terjadi. Bayi dapat membaik selama beberapa minggu atau tidak
membaik sama sekali. Jika bayi ini bertahan hidup, mereka biasanya menderita
kerusakan otak permanen

D. Penatalaksanaan Umum 4. Ukur glukosa darah. Jika glukosa darah 01
kurang dari 45mg/d1 (2,6 mmol1/1), atasi 02
1. Berikan oksigen dengan kecepatan glukosa darah yang rendah 03
aliran sedang 04
5. Jika ada tanda-tanda selain kesulitan bernapas, 05
2. Jika frekuensi pernapasan bayi kurang dari lihat Temuan Multipel (paling sering Sepsis atau 06
30 kali per menit, amati bayi secara cermat. Asfiksia). Untuk menentukan apakah masalah
Jika frekuensi pernapasan selalu kurang bayi karena ukuran yang kecil atau apakah bayi
dari 20 kali per menit, resusitasi bayi mengalami asfiksia, sepsis, atau sifilis
dengan menggunakan kantung dan masker. congenital, dan lanjutkan untuk mengatasi
kesulitan bernapas.
3. Jika bayi mengalami apnea :
➢ Stimulasi bayi untuk bernapas dengan 6. Jika frekuensi pernapasan bayi lebih dari 60 kali
per menit dan bayi mengalami sianosis sentral
menggosok punggung bayi selama 10 detik. (walaupun mendapatkan oksigen dengan
➢ Jika bayi tidak segera mulai bernapas, kecepatan aliran tinggi) tetapi tidak ada tarikan
dinding dada ke dalam atau grunting saat
resusitasi bayi dengan menggunakan ekspirasi, curagi adanya abnormalitas jantung
kantung dan masker. congenital.

7. Klasifikasi kesulitan bernapas sebagai berat,
sedang, atau ringan dan lakukan
penatalaksaan sesuai dengannya.

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK 1

1. Pertanyaan dari Miftahunissa Djafar
Petanyaan : Jika bayi mengalami Asfiksia penanganan/pengobatan seperti apa yang di berikan
dan berapa lama bayi tersebut harus menjalani pengobatan tersebut ?

Dijawab oleh Nur Indah Wartabone
Jawaban : Asfiksia yang terjadi pada bayi harus segera di tangani dengan melakukan teknik muscle
pumping. Teknik muscle pumping merupakan salah satu tindakan untuk meningkatkan aliran balik
darah vena menuju ke jantung, yaitu untuk mengalirkan darah yang berada di ekstremitas inferior
bayi menuju ke atrium kanan sehingga terjadi sirkulasi darah yang teratur, maka berpengaruh
terhadap antibi pernafasan. Teknik muscle pumping dapat digambarkan dengan cara menggerakan
kedua kaki bayi, posisi kedua lutut dilipat menuju kearah dada bayi. Sloane (2003) menjelaskan
bahwa curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit, dan hal
ini dipengaruhi ntibi sirkulasi yang merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan
lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrisi ke semua sel, jaringan, organ, serta
membawa produk akhir ntibioti keluar. Melalui teknik muscle pumping mampu meningkatkan curah
jantung dan aliran balik vena ke jantung

LANJUTAN.......

2. Pertanyaan dari Meilia Septi Nur Rohma
Pertanyaan : Bagaimana cara kita sebagai bidan untuk mencegah bayi yang baru lahir agar tidak menderita
asfiksia ?

Dijawab oleh Avia Dwi Ananda
Jawaban : Penggunaan alat bantu pernapasan untuk mengalirkan udara ke paru-paru bayi. Sebagian bayi
mungkin akan membutuhkan tambahan gas nitric oxide melalui tabung pernapasan. Pemberian obat-obatan
untuk mengendalikan tekanan darah dan meredakan kejang apabila terjadi

3. Pertanyaan dari Yeni Eka Musdalifah
Pertanyaan : Mengapa keadaan ibu merupakan faktor penyebab asfiksia ..?dan bagaimana tindakan bidan jika
terjadi asfiksia berat pada bayi ?

Dijawab oleh Divya Sarapang
Jawaban : Faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain keadaan ibu, ntibi keadaan bayi, actor plasenta dan
persalinan. Berdaasarkan hasil penelitian yang dilakukan, angka kejadian asfiksia yang disebabkan oleh penyakit
ibu di antaranya preeklamsia dan eklamsi sebesar (24%), anemia (10%), infeksi berat (11%), sedangkan pada
persalinan meliputi partus lama atau macet sebesar (2,8-4,9%), persalinan dengan penyulit(seperti letak
sungsang, kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi, forsep) sebesar (3-4%). Berdasarkan data tersebut mengenai
jenis persalinan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis persalinan spontan dan tidak spontan
dengan kejadian asfiksia. Seringkali bayi yang baru lahir tidak dapat diantisipasi akan mengalami kesulitan dalam
bernafas, sehingga akibat lebih lanjut dari asfiksia ini dapat menyebabkan epilepsi dan keterbelakangan mental

RESUME MATERI KELOMPOK 2
APGAR SCORE

1. Apgar score adalah saran untuk menilai kondisi bayi Anda di menit
pertama setelah bayi lahir. Ada lima parameter mudah untuk
menilai kondisi bayi secara umum. Skor ini digunakan oleh dokter
untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan begitu bayi
Anda lahir.

2. Apgar score meliputi sebagai berikut : Denyut jantung janin (DJJ),
napas, gerakan, warna kulit dan Refleks.

3. Kriteria nilai dari masing-masing kriteria Apgar Score 01
02
b. Pulse (denyut jantung) 03
➢ Jika jantung bayi 04
berdenyut setidaknya 05
100 kali per menit, 06
maka skor yang
diberikanadalah 2
➢ Jika jantung bayi
berdenyut kurang dari
100 kali per menit,
maka skor yang
diberikan adalah1
➢ Jika jantung bayi tidak
berdenyut sama sekali,
maka skor yang
diberikan adalah 0

Lanjutan.....

d. Respiration (pernapasan)
➢ Jika bayi langsung menangis dengan

kencang dan kuat, maka skor yang

diberikan adalah 2
➢ Jika bayi hanya merintih, maka skor

yang diberikan adalah 1
➢ Jika bayi tidak menangis sama sekali

alias diam membisu, maka skor yang

diberikan adalah 0

4. tes apgar juga adalah tes untuk menunujukan dengan cepat apakah bayi baru lahir
tersebut membutuhkan penanganan medis segera dan tidak desaian untuk
memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.

HASIL DISKUSI KELOMPOK 2

1. Pertanyaan dari Rahmayani Ajiji
Pertanyaan : Apakah penilaian apgar skore termasuk dalam pemeriksaan pada
bayi ketika kondisi kritis setelah melahirkan ?

Dijawab oleh Frita Fatika Laisa
Jawaban : Iya karena Pada kasus tertentu, seperti ketika kondisi bayi kritis setelah
dilahirkan, maka akan dilakukan penilaian Apgar score kembali pada menit ke-10,
menit ke-15, dan menit ke-20 untuk memantau perkembangan kondisi bayi. Kondisi
kritis bayi bisa dilihat dari hasil total penilaian Apgar score yang rendah, yaitu 0-3.
Rendahnya nilai ini juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko kematian bayi, cacat
otak, dan epilepsi pada bayi di kemudian hari, terutama jika Apgar score tidak
mengalami perbaikan pada 20 menit pertama sejak dilahirkan.

Lanjutan......

2. Pertanyaan dari Susanti Bioto
Pertanyaan : Bagaimana bila bayi memiiiki apgar skor yang rendah ?

Dijawab oleh Riyani Oka
Jawaban : Banyak bayi dengan Apgar skor rendah justru sangat sehat dan baik-baik
saja setelah menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim. Bila dokter khawatir
dengan Apgar skor bayi, ia akan memberi tahu Ibu dan menjelaskan bagaimana
kondisi bayi, apa yang mungkin menjadi penyebabnya, dan perawatan yang perlu
diberikan. Apgar skor tidak dirancang untuk memprediksi kondisi kesehatan jangka
panjang bayi, perilakunya, intelegensinya, maupun kepribadiannya. Apgar skor
digunakan untuk membantu dokter mengetahui kondisi fisik bayi secara keseluruhan
agar bisa dengan cepat memutuskan apakah bayi membutuhkan perawatan medis
darurat. Setelah beberapa lama menyesuaikan dengan lingkungan yang baru dan
menerima perawatan medis yang dibutuhkan, kebanyakan bayi akan baik-baik saja.

Lanjutan........

3. Pertanyaan dari Niluh Sulistiani
Pertanyaan : Bagaimana cara menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir ?

Dijawab oleh Novita Agustin
Jawaban : Untuk menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir, digunakan Neonatal
Resuscitation Algorithm. Persiapan dimulai dari sebelum bayi lahir yakni dengan menilai risiko
perinatal. Komponen dari Neonatal Resuscitation Algorithm adalah :
1. kehamilan aterm.
2. bayi memiliki tonus otot yang baik.
3. bayi bernapas atau menangis.
Tiga komponen ini dinilai dalam 30 detik pertama kelahiran bayi. Jika bayi butuh resusitasi, skor
APGAR kemudian digunakan untuk menilai respons bayi terhadap resusitasi. Pedoman dari
Neonatal Resuscitation Program menyatakan bahwa jika skor APGAR berjumlah di bawah 7
setelah menit ke-5, penilaian dengan skor APGAR perlu diulang setiap 5 menit sampai menit ke-20.
Skor APGAR yang menetap di angka 0 setelah menit ke-10 dapat menjadi pertimbangan untuk
melanjutkan atau menghentikan resusitasi. Sangat sedikit bayi dengan skor APGAR 0 setelah
menit ke-10 dapat bertahan hidup tanpa kelainan neurologis. Pedoman resusitasi neonatus dari
American Heart Association tahun 2015 menyatakan jika dapat dikonfirmasi bahwa tidak ada
denyut jantung setelah paling tidak 10 menit, resusitasi dapat dihentikan.

TERIMA KASIH


Click to View FlipBook Version