BAHAN AJAR
PEMANFAATAN E-BOOK SEBAGAI SUMBER REFERENSI
Disajikan pada:
PDWK Teknis Media Penyuluhan Berbasis Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Angkatan II di Wilayah Kerja Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Besar
Aceh Besar, 22 s/d 23 Juni 2021
Oleh:
Nurul Fajriah, MA
Widyaiswara Ahli Muda
19830219 200912 2 007
KEMENTERIAN AGAMA RI
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN PROVINSI ACEH
TAHUN 2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
E-book (singkatan dari electronic book, atau e-book) dikenal sebagai buku digital,
merupakan e-teks yang berbentuk media digital dan kadang-kadang dilindungi dengan
hak cipta digital. Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html, txt dll. Dengan
hadirnya e-book ini para pembaca dimudahkan untuk tidak menyimpan buku-buku
favoritnya dalam bentuk fisik (buku konvensional) dan juga memudahkan bagi para
penulis dalam menyebarkan tulisan-tulisannya
Dalam kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh, memerlukan berbagai referensi
atau sumber yang dapat digunakan untuk menguatkan dan menambah wawasan terhadap
suatu permasalahan. Dengan kemajuan teknologi di zaman ini, maka e-book dapat
menjadi salah satu sumber informasi dan referensi yang dapat diandalkan oleh seorang
penyuluh.
B. Deskripsi Singkat
Bahan ajar membahas tentang pengertian e-book, manfaat dan fungsi e-book serta
berbagai aplikasi atau situs yang menyediakan layanan e-book.
C. Kompetensi Dasar
Setelah pembelajaran peserta dapat dapat Menganalisis pemanfaatam e-book sebagai
refetensi digital
D. Indikator Pembelajaran
Setelah pembelajaran peserta diklat dapat :
1. Memahami pengertian e-book
2. Mengetahui berbagai aplikasi penyedia e-book
3. Mampu menemukan berbagai sumber referensi digital (e-book) dari berbagai
sumber
2
BAB II
E-BOOK SEBAGAI REFERENSI DIGITAL
A. Penyuluh dan Referensi
Penyuluh Agama Islam merupakan salah satu mitra Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam sekaligus sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas
membimbing umat Islam dalam mencapai kehidupan yang bermutu dan sejahtera lahir
dan batin. Kedudukannya ditengah tengah masyarakat adalah sangat penting dan
peranannya cukup besar, baik karena ilmunya maupun keteladanannya dalam
pengamalan keagamaan.
Begitu besar peran penyuluh agama, dengan posisinya menjadikan Penyuluh
sebagai garda terdepan jajaran Kementerian Agama, sebagai pembimbing umat beragama
dalam rangka pembinaan mental, moral dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
segala aspek pembangunan melalui pintu dan bahasa agama. Inilah yang menjadi harapan
bersama hingga terselenggaranya rapat koordinasi Penyuluh Agama Islam dengan
melibatkan berbagai narasumber yang berkompeten dibidangnya.
Oleh karena itu, selain penyuluh agama memiliki kemampuan dan kecakapan
yang memadai, baik penguasaan materi penyuluhan maupun tehnik penyampaian, ia juga
mampu memutuskan dan menentukan sebuah proses kegiatan bimbingan dan
penyuluhan, sehingga dapat berjalan sistematis, berhasil guna, berdaya guna dalam upaya
pencapaian tujuan yang diinginkan.
Dalam mendukung tugas sebagai Penyuluh Agama untuk meningkatkan
penguasan materi dari berbagai sumber, maka penyuluh agama dituntut untuk dapat
menggunakan berbagai sumber referensi yang ada dalam meningkatkan kualitas
keilmuannya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan e-book sebagai salah satu
referensi digital yang saat ini terus berkembang didukung dengan digitalisasi pada
teknologi.
B. Pengertian E-Book
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi yang kita
butuhkan. Salah satunya lewat membaca buku. Namun diera digital ini kita dapat
menggunakan e-book untuk menggantikan buku sebagai sumber belajar yang
menyenangkan.
3
E-book merupakan suatu buku yang bentuknya digital atau elektronik dimana
biasanya berisi informasi atau panduan atau tutorial. Buku elektronik ini hanya bisa
dibuka dan dibaca melalui perangkat elektronik seperti komputer, tablet, dan smartphone.
Tidak jauh beda dengan bentuk buku seperti biasanya, di dalam e-book juga berisi
informasi berupa teks dan gambar. Bukan hanya itu saja, didalam buku elektronik juga
terdapat video dan audio sebagai pelengkap untuk memahami informasi atau materi
dengan mudah.
Format E-book atau buku elektronik memiliki berbagai macam format yang dapat
dibuka pada perangkat elektronik seperti PDF,TXT,HTML,XML,Mobi, dan masih
banyak lagi. Format e-book yang paling sering digunakan adalah e-book dengan format
PDF. Karena buku elektronik yang berformat PDF dapat kita buka walau perangkat
elektronik yang kita gunakan dalam keadaan offline.
Melalui e-book kita dapat menemukan informasi yang kita cari seperti halnya
buku biasa. Bedanya e-book dengan buku biasa adalah isinya. Buku biasa pada dasarnya
hanya berisi teks dan gambar. Namun e-book berisi konten multy media seperti teks,
gambar,video dan audio.
Di antara buku-buku versi e-book yang umum, pertama kali ada yang dikenal
dengan nama: Proyek Gutenberg. Proyek ini dimulai oleh Michael S. Hart pada tahun
1971. Sebuah implementasi awal e-book adalah prototipe desktop untuk komputer note-
book yang dibuat, bernama Dynabook, pada tahun 1970 di PARC. Dynabook menjadi
komputer umum yang khusus digunakan untuk kebutuhan membaca pribadi, termasuk
membaca buku.
Berbagai perpustakaan di Amerika mulai menyediakan e-book gratis kepada
publik pada tahun 1998 melalui situs web mereka dan layanan terkait. E-book yang
berisikan naskah bersifat ilmiah, atau teknis tersebut diatur supaya tidak bisa di-
download. Pada tahun 2003, perpustakaan mulai menawarkan fiksi populer gratis yang
bisa didownload dan e-book non-fiksi untuk umum. Peluncuran model peminjaman e-
book jauh lebih berhasil direspon dibanding perpustakaan umum/konvensional. Jumlah
distributor perpustakaan e-book dan model pinjaman terus meningkat selama beberapa
tahun terakhir ini. Pada tahun 2010, sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa
66% dari perpustakaan umum di Amerika Serikat menawarkan e-book dan gerakan besar
di industri perpustakaan mulai serius memeriksa persoalan yang berkaitan dengan
4
pinjaman e-book. Dalam hal ini patut diakui bahwa penggunaan e-book semakin hari
semakin meluas.
Manfaat E-book jika dilihat dari bentuk fisiknya yang berupa data digital yaitu
ukuran fisik kecil karena dapat disimpan dalam penyimpanan data seperti flashdisk dsb.
E-book juga tidak lapuk layaknya buku biasa, format digital bertahan sepanjang masa
dengan format yang tidak berubah. E-book juga media belajar yang interaktif dalam
penyampaian informasi karena dapat ditampilkan ilustrasi multimedia.
E-book memberikan dampak yang luar biasa pada kemajuan teknologi dalam
pendidikan. Bagi seorang pendidik sangat terbantu dengan adanya E-book dengan
berbagai kemudahannya. Pendidik akan lebih mudah mencari sumber materi pelajaran,
menambah referensi sumber belajar. Pendidik tidak perlu beranjak dari tempat satu
ketempat lainnya yang membuang waktu dan energi, karena E-book bisa didapatkan dari
situs web, hanya perlu duduk dan seaching dengan akses internet. E-book bisa diteriakan
sebagai seorang Hero untuk keberhasilan pendidik mengajar karena efisien dan efektif.
Bagi peserta didik E-book juga sangat membantu untuk proses belajar diluar kelas
atau dirumah. Peserta didik yang memiliki akses internet di rumah bisa mengunduh E-
book dari situs atau bisa juga cari akses internet gratis di area hotspot. Karakteristik
peserta didik yang haus akan pengetahuan menjadikan materi yang disampaikan pendidik
itu kurang, bisa dianalogikan sayur tanpa garam. E-book berperan sebagai penunjang
materi tambahan pengetahuan, E-book menjadi garam dalam sayur. Pengetahuan peserta
didik akan lebih kompleks dari pemanfaatan E-book.
C. Jenis E-Book
Ada dua macam e-book berdasarkan kompatibilitas yang tersedia yaitu :
1. Pertama, e-book yang bersifat tertutup dan hanya dapat dibaca dengan alat dan
program khusus. Untuk jenis ini, setiap berkas hanya dapat dibaca dengan
perangkat yang sudah disiapkan khusus, misalnya merk Amazon Kindle, Be-
book, Bookeen, Rocket dan Softbook. Perangkat kerasnya dibuat agar mudah
dibawa-bawa (portable). Tidak hanya teks yang ditampilkan, tetapi juga bisa suara
video. Sudah tentu pula, ada fasilitas temu kembali yang memudahkan pembaca
berpindah-pindah.
2. Kedua, bersifat terbuka. E-books jenis ini adalah yang untuk dibaca di berbagai
alat digital, mulai dari (desktop, laptop, sampai PDA (personal digital assistant).
5
Kunci dari e-books jenis ini tentu saja adalah penggunaan bahas penyajian yang
terstandar. Perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, Glassbook, dan Librius
sedang bekerja bersama National Institute of Standards and Technology untuk
mencapai kesepakatan tentang standar penyajian teks untuk e-books yang dapat
dibaca di segala jenis komputer. Sudah ada sebuah standar yang dapat dibaca di
berbagai alat digital, yaitu Open e-book Publication Structure, terbit tahun 1999,
mengombinasikan Hypertext Markup Language (HTML) dan eXtensible Markup
Lannguage (XML). Dengan standar ini, masing-masing penerbit dapat membuat
sebuah buku digital tanpa harus memikirkan versi berbeda untuk alat-baca yang
berbeda
D. Format E-Book
1. Teks Polos (Plain Text)
Teks polos atau plain text format yang paling sederhana dari buku elektronik.
Format ini hampir bisa dilihat dalam segala piranti lunak menggunakan komputer
personal. Untuk beberapa divice mobile format, bisa dibaca dengan menggunakan
piranti lunak yang harus diintal terlebih dahulu.
2. PDF
Format PDF (Portable Document Format) merupakan format yang cukup banyak
digunakan sebagai format buku elektronik yang mayoritas berisi teks. Format ini
memiliki kelebihan dalam hal format yang siap cetak. Bentuk format ini mirip
dengan bentuk buku sebenarnya (konvensional). Selain itu, format pdf memiliki
fitur pencarian, daftar isi, bisa memuat gambar, pranala luar, dan multimedia. PDF
adalah sebuah format berkas yang dibuat oleh Adobe Systems pada tahun 1993
untuk keperluan pertukaran dokumen digital. Format PDF digunakan untuk
merepresentasikan dokumen dua dimensi yang meliputi teks, huruf, citra dan
grafik vektor dua dimensi.
3. JPEG
Format jpeg merupakan format yang dikhususkan untuk gambar, tetapi format ini
bisa digunakan sebagai format buku elektronik. Format ini memiliki ukuran yang
besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya. Oleh karena itu, format
jpeg umumnya populer sebagai format buku jenis komik atau manga yang
6
didominasi oleh gambar. Untuk buku elektronik (e-book) yang didominasi teks,
format ini kurang diminati.
4. LIT
Format LIT merupakan format dari Microsoft Reader. Format ini memungkinkan
teks dalan buku elektronik (e-book) dapat disesuaikan dengan lebar layar divice
mobile yang dipakai untuk membacanya. Format LIT memiliki kelebihan dalam
bentuk huruf yang nyaman untuk dibaca.
5. HTML (Hypertext Markup Language)
Dalam format html, gambar dan teks dapat diakomodasi secara bersama-sama.
Tata letak (layout) tulisan dan gambar dapat diatur. Akan tetapi, hasil yang telah
jadi dalam layar kadang tidak sesuai jika dicetak.
6. Format Open Electronic Book Packed
Format ini dikenal juga sebagai OPF FlipBook. OPF adalah suatu format buku
elektronik yang berbasis pada XML yang dibuat oleh sistem buku elektronik.
Buku elektronik (e-book) dalam format ini dikenal saat FlipBook sebagai piranti
lunak penyedia menampilkan buku dalam format 3D yang dapat dibuka-buka
(flipping).
E. Kelebihan dan Kelemahan E-Book
Beberapa keuntungan e-book dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Mobility
Kegunaan yang paling menonjol dari e-book adalah kemudahan untuk dibawa dan
dibuka melalui bermacam-macam perangkat digital yang bisa dibawa kemana
saja. Teknologi e-book didesain untuk beberapa perangkat digital contohnya:
Smartphone, Ipad, tablet, PDA, netbook, laptop dan lain-lain.
2. Ease of Updating Content
Karena format e-book dalam bentuk digital maka salah satu kelebihan e-book
adalah kemudahan untuk melakukan pengeditan, meng-update dan
mempublikasikannya kembali kepada para pembaca.
3. Cost Effective Publication
Pada cetakan tradisional dibutuhkan waktu yang lama dan proses yang cukup
panjang dalam hal mempublikasi dan mendistribusikan. Berbeda halnya dengan
e-book yang tidak menimbulkan biaya apapun dalam hal memperbaharui, meng-
7
edit dan publikasi atau distribusi ulang. Oleh karenanya, manfaat e-book bagi para
penulis yaitu hemat biaya distribusi ulang. Penulis dapat meng-update tulisannya
lebih sering sesuai kebutuhannya.
4. Multimedia Capability
Manfaat istimewa e-book yaitu dengan mudah dapat berintegrasi dengan elemen-
elemen multimedia (video, audio, interactive graphics, dan sebagainya).
5. eReader “Plusses”
Salah satu keunggulannya juga pada kecocokan format aplikasi e-book dengan
berbagai device atau perangkat digital yang membuat pengguna atau pembaca
tidak perlu banyak mengutak-atik device.
6. Scalable and Re-Flowable Text
Dalam penggunaannya e-book sangat menarik bagi pembaca karena tampilan
teks, warna, ukuran dan terutama format e-book ini telah diatur sedemikian rupa
agar aspek visualnya bisa di edit oleh pembaca.
7. Built-In Dictionary
Karena ada built-in dictionary, pembaca dapat mencari definisi setiap kata dalam
bacaannya.
8. Bookmarking
Fungsi pembatas buku otomatis dapat memudahkan pembaca untuk kembali ke
halaman yang dibacanya dan membolak-balik halaman tanpa khawatir lupa
halaman yang dibaca terakhir.
9. Highlights, Annotations and Notes
Manfaat menarik e-book juga dapat menandai kalimat yang dibaca, membuat
catatan dan komentar untuk menandai bacaan yang dibaca. Penambahan-
penambahan ini akan terus menempel di e-book sampai pembaca memutuskan
untuk menghapusnya. CITATION Joe11 \l 1033 (Zarley, 2011)
Diantara berbagai kelebihannya, e-book, juga memiliki banyak kelemahan.
Beberapa diantaranya adalah:
1. Membutuhkan suatu perangkat lunak untuk membukanya, baik komputer atau alat
lainnya. Sehingga kita membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk
8
membukanya, sedangkan buku biasa dapat langsung kita buka dan tutup sesuka
hati.
2. Kenyamanan. Biasanya jika ingin membaca buku kita ingin dalam kondisi
nyaman, seperti tiduran, duduk santai di sofa, dan tiduran di lantai. Hal ini tidak
bisa kita lakukan dengan e-book, karena kita harus menatap PC atau laptop, dan
terkadang kita tidak tahan untuk berlama-lama menatap monitor.
3. Mata yang tidak terbiasa untuk membaca di monitor. Hal ini membuat
kebanyakan orang cenderung mencetak e-book dengan printer, setelah membaca
beberapa halaman dari e-book.
4. E-book memiliki berbagai format, yang terlihat dari extension filenya seperti pdf,
txt, doc, chm, dejavue, iSilo, dan lain-lain. Hal ini membuat dibutuhkan berbagai
aplikasi berbeda untuk membukanya maupun membuatnya. Misal untuk format
PDF, untuk membacanya umumnya menggunakan Acrobat dari Adobe. Untuk
membuatnya menggunakan aplikasi sejenis PDF writer.
5. Tidak semua format e-book memiliki sekuriti yang baik. Misal format txt, sangat
rentan terkena virus atau dijebol sekuritinya. Sedangkan pdf sudah memiliki
sekuriti yang baik. Tetapi secanggih apapun format sekuriti e-book, karena digital,
e-book tetap bisa dibongkar terutama oleh para hacker.
Belakangan ini, makin banyak penelitian yang mencari tahu perbedaan manfaat
dan dampak negatif antara membaca buku dengan e-book serta dengan buku
konvensional berbahan kertas. Banyak studi yang menunjukkan, membaca buku
berbahan kertas jauh lebih bermanfaat ketimbang membaca buku digital. Berikut ini
beberapa hasil penelitian tersebut:
1. Kehilangan beragam informasi penting
2. Sebuah studi di tahun 2014 menyimpulkan, kemampuan mengingat informasi
penting orang-orang yang membaca buku digital tidak sebanyak orang-orang
yang membaca buku berbahan kertas. Para peneliti masih belum bisa menentukan
pasti alasannya. Namun, diperkirakan ada kaitannya dengan kemungkinan
menandai sudah sampai mana buku kertas selesai dibaca. Secara fisik, buku kertas
bisa dilipat untuk menandai halaman berapa yang terakhir dibaca, hal ini -karena
melibatkan jari-jari tangan melipat kertas- bisa menjadi semacam alat bantu
mengingat. "Penelitian kami menemukan, orang yang membaca buku
9
konvensional memiliki empati dan rasa lebih terhanyut dalam cerita ketimbang
orang-orang yang membaca buku digital," kata salah satu penulis buku ini, Anne
Mangen dari Stavanger University di Norwegia. Selain itu, dengan membaca buku
konvensional, selain jari-jari bisa merasakan tekstur kertas, juga bisa merasakan
ketebalan tumpukan kertas yang menipis di jari-jari kanan seiring makin
banyaknya halaman yang sudah dibaca. Sensor jari-jari ini menjadi semacam
pengingat kemajuan membac. Bisa jadi, rasa makin menyatu ini membantu
pembaca lebih terhanyut dalam bacaannya. Sementara dalam buku digital,
perhatian pembaca jadi lebih terbagi-bagi. Ada banyak kemungkinan perhatian
jadi teralihkan karena tautan ke tempat lain di internet. Membaca di buku digital
yang terhubung internet bahkan membuat seseorang berkemungkinan besar
terganggu dengan berita notifikasi dari media sosial, email, dan sebagainya.
Untuk bisa mendapatkan informasi yang penuh dan menyeluruh, butuh waktu
membaca yang panjang dan tidak teralihkan.
3. Mengganggu waktu tidur
Studi dari Harvard University mengatakan, membaca buku digital sebelum tidur
mengganggu produksi hormon yang penting untuk tidur, yakni melatonin.
Akibatnya akan membuat sulit tidur, susah mendapat tidur pulas, dan bangun tidak
segar. Kekurangan waktu tidur nyenyak bisa mengakibatkan penyakit
kardiovaskuler, penyakit metabolis seperti obesitas dan kanker. Sementara buku
dari bahan kertas membantu seseorang tidur lebih nyenyak. Sebab, buku dan
informasi yang terkandung di dalamnya bisa membawa pikiran pembacanya
keluar dari pikiran yang menimbulkan stres untuk sesaat.
4. Layar monitor = stress
Kegiatan membaca adalah salah satu cara untuk mengurangi tingkat stres, nyaris
secepat musik, jalan kaki, atau minum secangkir teh hangat, demikian kata sebuah
penelitian yang dilakukan di tahun 2009. Namun, membaca buku digital justru
menghalangi hal ini, bahkan memengaruhi level stres secara negatif. Penggunaan
telepon genggam atau note-book di malam hari erat kaitannya dengan depresi,
level stres yang tinggi, serta kelelahan di antara orang muda. Saat membaca di
buku digital akan ada banyak pengalih perhatian yang menarik dan sayang
10
dilewatkan. Terus berulang, hal ini kemudian bisa memperlama waktu terjaga,
tanpa sadar, sudah subuh. Bila berulang, hal ini bisa menimbulkan kelelahan dan
masalah kurang tidur. Membaca buku dari bahan kertas memang kesannya kuno
dan tidak praktis. Namun, jangan menganggap enteng kesederhanaan dari
memegang buku fisik, membalik halaman demi halaman, dan tidak ada yang
mengganggu fokus Anda. Cobalah untuk berkomitmen membaca buku dari bahan
kertas dan dapatkan pengalaman menyeluruh sekaligus menyehatkan.
BAB III
KESIMPULAN
Di Era digital seperti sekarang ini penyuluh agama dituntut untuk dapat menggunakan
berbagai sumber referensi yang ada dalam meningkatkan kualitas keilmuannya. Salah
satunya adalah dengan memanfaatkan e-book sebagai salah satu referensi digital yang
saat ini terus berkembang didukung dengan digitalisasi pada teknologi.
E-book merupakan suatu buku yang bentuknya digital atau elektronik dimana
biasanya berisi informasi atau panduan atau tutorial. Buku elektronik ini hanya bisa
dibuka dan dibaca melalui perangkat elektronik seperti komputer, tablet, dan smartphone.
Manfaat E-book jika dilihat dari bentuk fisiknya yang berupa data digital yaitu
ukuran fisik kecil karena dapat disimpan dalam penyimpanan data seperti flashdisk dsb.
E-book juga tidak lapuk layaknya buku biasa, format digital bertahan sepanjang masa
dengan format yang tidak berubah. E-book juga media belajar yang interaktif dalam
penyampaian informasi karena dapat ditampilkan ilustrasi multimedia
11
DAFTAR PUSTAKA
A. Prabowo, and H. Heriyanto, "Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik ( E-Book ) Oleh
Pemustaka Di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang," Jurnal Ilmu Perpustakaan, vol. 2,
no. 2, pp. 152-161, Aug. 2013. [Online]. ##plugins.citationFormats.ieee.retrieved 10
February 2021.
Felicia, Nadia. Alasan Peneliti Lebih Mendukung Buku Kertas Ketimbang Buku Digital.
Diakses pada tanggal 10 February 2021 pada
https://www.beritasatu.com/archive/240361/alasan-peneliti-lebih-mendukung-buku-
kertas-ketimbang-buku-digital
Subiyantoro, Eko. 2014. Menapak di Era Digital denganMemasyarakatkan Buku Digital.
http://www.vedcmalang.com/pppptkboem lg/index.php/menu diakses pada 10 Februari
202
12