Ibuku Ibu Ayu
Bambang Subroto
Ibu Ayu pasti punya waktu. Terutama untuk anak-anaknya,
yang sedang belajar berpacu-pacu.
Ibu Ayu sangat tahu, bila hanya menyibukkan diri sendiri,
masalah pendidikan keluarga makin runcing menumpuk.
Dan di saat yang tepat, masuklah nilai buruk secara gratisan.
Ibu Ayu hanya termangu.
2
Sejatinya Ibu Ayu itu mirip
perias atau juru sumbaga.
Dengan hatinya, pasti akan
mampu merias anak
keturunannya agar pantas
berbudi pekerti.
3
Pembelajaran dalam diri itu “reinventing the spirit of learning within all of
us.” Generasi penerus tersebut pasti diharapkan memiliki kesadaran kritis
agar menjadi insan terbaik.
etika
Selaku praktisi kebudi pekertian, Ibu Ayu tak segan menerapkan empat
jurus penjuru angin. Angin barat, mengajarkan perilaku berkeTuhanan.
Angin timur, menunjukkan etika baik buruk.
Angin utara, pembinaan watak yang tangguh.
Angin selatan, turut serta memayu hayuning bawana.
4
Banyak nilai yang bersifat
impresif. Kesannya akan lestari
menancap di hati. Pencerapan
citra inderawi itu melekat,
hampir tidak mungkin
direduksi.
Khasanah Ibu Ayu mampu
memberi tanda mata berupa
peribahasa : "Buah jatuh, tak
jauh dari pohonnya".
Keteladanan tentang hal yang
baik, seperti mendapatkan
kelopak bunga. Ia mampu
menggerakkan asa di dada,
hingga alirannya membasahi
jiwa.
5
"Matre pulchra filia pulchrior”.
Dari ibu yang ayu, akan lahir
keturunannya yang lebih ayu.
Ini menunjukkan betapa besar pengaruh
ibu dalam pembentukan budi pekerti yang
baik.
Semua ibu, sebenarnya bisa lebih
berperan sebagai Ibu Ayu.
Percayalah.
6
penulis
18 Maret 2021
https://www.kompasiana.com/bambangsubroto3007/6052be078ede482be7764642/ibuku-ibu-ayu