The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by suhardiansyahspd19, 2022-12-22 10:45:22

KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 (1)

KONEKSI ANTAR MATERI 1.4 (1)

KONEKSI
ANTAR MATERI
MODUL 1.4

BUDAYA POSITIF

SUHARDIANSYAH JUM,S.Pd,Gr
CGP ANGKATAN 7
KABUPATEN GOWA.

1. Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di
sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi
perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi,
keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi
sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran
Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.
Jawab :
Budaya Positif di sekolah tidak dapat berhasil jika dilakukan oleh hanya satu orang
guru, akan tetapi harus ada kolaborasi yang harmonis antara semua elemen –
elemen yang ada di sekolah.
 Manajemen Sekolah
 Visi Sekolah
 Kolaborasi antar stakeholder (KS, Guru, Komite, Walimurid, Murid)
 Pembelajaran

Motivasi perilaku manusia terbagi menjadi :
 Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
 Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.
 Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri

dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Lima Posisi Kontrol dapat dilakukan sebagai upaya-upaya dalam membangun
budaya positif di sekolah. Tentunya, untuk mewujudkan hal ini membutuhkan
proses yang yang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Selain itu, proses ini
juga membutuhkan keterlibatan semua pemangku kepentingan di sekolah.

Penerapan budaya positif jika dikaitkan dengan nilai lain dalam aktivitas belajar
mengajar sehari – hari yaitu dengan menerapkan pembiasaan positif yang telah
dituangkan dan disepakati bersama melalui kesepakatan kelas dan dijalankan
secara terus menerus. Jika kebiasaan positif ini sudah menjadi budaya, maka nilai
dan karakter positif itu akan melekat pada diri murid.

Kaitan budaya positif dengan modul – modul sebelumnya
 Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hadjar dewantara

 Pendidikan sebagai penuntun tumbuh/hidupnya sesuai kodrat anak serta
pemberi teladan dalam pertumbuhan karakter baik pada murid

 Pengembangan nilai – nilai karakter ( budaya positif ) dengan hal – hal
yang menyenangkan

 Pendidikan yang berpihak pada anak, termasuk juga penerapan budaya
positif yang berpihak pada anak

 Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
 Dengan memiliki nilai –nilai mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan
berpihak pada murid, seorang guru harus mampu mengemban dan
memaksimalkan perannya untuk menjadi pemimpin pembelajaran serta

mewujudkan kepemimpinannya pada murid melalui penerapan budaya
positif.
 Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
 Perumusan visi sekolah yang berbudaya positif dapat dilakukan melalui
penerapan Inkuiri Apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA.
 Visi Sekolah yang berpihak pada murid dengan pengembangan karakter
Profil Pelajar Pancasila dapat mendukung tercapainya budaya positif di
sekolah.

2. Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda atas keseluruhan materi Modul
Budaya Positif ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda
pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi,hukuman
dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas,
dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar
dugaan?
Jawab :
 Peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik kepada guru lain
dalam membangun budaya positif di sekolah dengan memberikan teladan
dalam penerapan disiplin di kelas melalui kesepakatan kelas selain itu dapat
juga dengan cara memberikan motivasi kepada guru lain dalam membangun
budaya positif di lingkungan sekolah.

 Guru penggerak dapat menumbuhkan budaya positif di kelas sehingga
menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah melalui :
 Pemberian teladan keberhasilan/berbagi praktik baik penerapan budaya
positif di kelasnya.
 Mengajak berkolaborasi rekan guru dalam penerapan budaya positif
melalui komunitas praktisi di sekolah.
 Menciptakan visi bersama untuk membiasakan budaya positif, sehingga
budaya positif tidak hanya pada cakupan kelas tetapi mencakup seluruh
lingkungan sekolah.

b. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya
positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Jawab :
Dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah dapat dimulai dari
kebiasaan – kebiasaan kecil yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan
pemberian pemahaman yang dapat merubah pola pikir murid bahwa kesepakatan
dibuat untuk membiasakan murid menciptakan budaya positif dimanapun
mereka berada.

c. Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-
konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah
Anda?
Jawab :
Pengalaman saya adalah mewujudkan harapan – harapan murid yang telah lama
terpendam mengenai apa yang murid inginkan diterapkan di lingkungansekolah.
Dengan adanya kesepakatan kelas murid merasa memiliki wadah untuk
menumpahkan harapan – harapannya.

d. Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?
Jawab :
Sangat senang dan sangat bersemangat ternyata aksi nyata saya dapat diterima
positif bahkan dapat mewujudkan harapan – harapan murid selama ini

e. Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal
apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Jawab :
Hal yang sudah baik adalah memberi pemahaman mengenai kesepakatan kelas
kepada murid dan menerapkannya dalam keadaan nyata. Yang perlu diperbaiki
adalah saya belum sepenuhnya dapat menyalurkan ide mengenai kesepakatan
kelas ini pada seluruh rekan sejawat di sekolah.
f. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan
5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana
perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda
pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?
Jawab :
Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid saya
menempatkan posisi saya pada posisi kontrol pemantau dan perasaan saya
senang karena pada saat itu posisi pemantau itulah yang menurut saya paling baik.
Akan tetapi Setelah mempelajari modul ini, posisi control manajer yang saya
gunakan dan saya merasa lebih baik menggunakan posisi ini. Karena menurut
saya dengan posisi ini kita dapat mengelola murid dengan lebih baik dengan dia
menyadari dengan sendirinya apa yang murid lakukan dan kita sebagai manajer
dapat mengarahkan murid untuk dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri.
g. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi
ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda
praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Jawab :
Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan salah satu langkah dari
segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid. Tahap yang saya
praktikkan adalah tahap
Sisi 1. Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)
Biasanya saya menguatkan hati murid ketika mereka melakukan kesalahan
dengan kata – kata
“ Berbuat salah itu tidak apa – apa ”
“ Tidak ada manusia yang sempurna ”
“ Kita bisa menyelesaikan ini ”
“ Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu “

Sisi 2. Menstabilkan Identitas ( Stabilize the Misbehavior )
Biasanya saya membesarkan hati anak dengan memberikan pernyataan –
pernyataan positif
“ Kamu pasti bisa berbuat lebih buruk dari pada ini, tapi kamu tidak
melakukannya “
“ Kamu pasti punya alasan kenapa kamu selalu cabut saat pembelajaran “
“ Bisakah saya tahu alasan kamu, kenapa kamu sering terlambat ? ”
Sisi 3. Menanyakan Keyakinan ( Seek the Belief )
Biasanya saya mengajukan pertanyaan kepada murid
“ Kamu mau jadi orang yang seperti apa?”
h. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain
yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya
positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Jawab :
Ada, karena banyak hal yang bisa kita pelajai untuk dapat menciptakan budaya
positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah, dan hal – hal itu tidak hanya bisa
kita dapatan dari modul ini akan tetapi banyak hal – hal dari sumber – sumber lain
yang dapat kita Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM) sehingga menambah ide
ataupun gagasan kita untuk menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah.


Click to View FlipBook Version