The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Book ini membahas tentang pembuatan perencanaaan pembelajaran anak usia dini.Perencanaan pembelajaran adalah proses untuk merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Tahapannya meliputi identifikasi tujuan pembelajaran, analisis kebutuhan belajar, penentuan metode pembelajaran, penyusunan rencana pembelajaran, implementasi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Tujuan perencanaan pembelajaran adalah agar kegiatan pembelajaran dapat terarah dan terstruktur sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by NUR RAHMANIA, 2023-04-06 00:27:54

Pembuatan Perencanaaan Pembelajaran Anak Usia Dini

E-Book ini membahas tentang pembuatan perencanaaan pembelajaran anak usia dini.Perencanaan pembelajaran adalah proses untuk merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Tahapannya meliputi identifikasi tujuan pembelajaran, analisis kebutuhan belajar, penentuan metode pembelajaran, penyusunan rencana pembelajaran, implementasi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Tujuan perencanaan pembelajaran adalah agar kegiatan pembelajaran dapat terarah dan terstruktur sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal.

Keywords: Pembuatan Perencanaaan Pembelajaran Anak Usia Dini

Pembuatan Perencanaan Pembelajaran CARMA ASTIANA NUR RAHMANIA


Pembuatan Perencanaan Pembelajaran CARMA ASTIANA NUR RAHMANIA


Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt., yang telah memberi limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, buku sederhana Pembuatan Perencanaan Pembelajaran ini bisa selesai. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw., dan keluarganya serta sahabat, kerabat dan untuk kita semua. Buku Pembuatan Perencanaan Pembelajaran ini sengaja dibuat untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Sitti Nurhidayah Ilyas, S. Pd., M. Pd. Dengan mata kuliah Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Penulis berharap buku ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi mahasiswa, guru, maupun pihak yang bersangkutan dengan pendidikan anak usia dini. Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu di butuhkah saran dan kritik yang membangun demi perbaikan buku ini. Akhirnya penulis memohon kepada Allah, Swt., semoga buku ini memberi manfaat dan berkah bagi kita semua... Aamiin i KATA PENGANTAR Makassar, 20 Maret 2023 Penulis


Kata Pengantar Daftar Pustaka Peta Konsep BAB 1 KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Perencanaan Dan Pembelajaran B. Komponen-komponen Perencanaan Pembelajaran C. Komponen-komponen Pembelajaran Kurikulum Paradigma Baru BAB 2 PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMEBELAJARAN A. Menyusun Rencana Pembelajaran Anak Usia Dini B. Menyusun Rencana Pembelajaran dalam Paradigma Baru Daftar Pustaka DAFTAR ISI ii ............................... ............................... ............................... ............................... ............................... ............................... ............................... ............................... ............................... ............................... ............................... i ii iii 1 1 5 10 18 18 30 35


Pembuatan Perencanaan Pembelajaran Komponen Perencanaan Pembelajaran Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Komponenkomponen perencanaan pembelajaran PETA KONSEP iii Komponenkomponen perencanaan pembelejaran kurikulum paradigma baru Menyusun perencanaan pembelajaran anak usia dini Menyusun perencanaan pembelajaran anak usia dini dalam persektif kurikulum paradigma baru Mengetahui komponen-komponen perencanaan pembelajaran Mengetahui komponen-komponen perencanaan pembelajaran kurikulum Paradigma Baru Mengetahui penyusunan perencanaa pembelajaran untuk anak usia dini Mengetahui penyusunan perencanaan pembelajaran untuk anak usia dini dalam perspektif kurikulum Paradigma Baru Tujuan dari buku ini ( Pembuatan Perencanaan Pembelajaran), yaitu : 1. 2. 3. 4.


Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Rencana memberikan arah sasaran bagi organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaan dalam arti seluasluasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya mempengaruhi siswa agar belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Akibat yang mungkin tampak dari tindakan pembelajaran adalah siswa akan (1) belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajar, atau (2) mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efisien (Uno, 2012 dalam Leny Marlina 2017). BAB I KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1 A. Pengertian Perencanaan dan Pembelajaran


Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran sangat menunjang dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Perencanaan teramat dibutuhkan sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan, hal ini diperuntukkan agar proses pembelajaran tersusun dan terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam sebuah satuan pendidikan. Adapun defenisi dari perencanaan pembelajaran atau biasa disebut rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran yang tinggi. Komponen-komponen sistem pendidikan yang mencakup sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu tenaga kependidikan guru dan non guru. Menurut UndangUndang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: “Komponen-komponen sistem pendidikan yang bersifat sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi tenaga pendidik dan pengelola satuan pendidikan (penilik, pengawas, peneliti dan pengembang pendidikan)”. 2


RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar serta penilaian. Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perencana), implementor (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP dikembangkan oleh guru pada satuan pendidikan. Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP merupakan sunsur yang sangat substansial dan harus dibuat oleh setiap guru agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Tanpa RPP, biasanya pembelajaran menjadi tidak terarah dan terkontrol. Oleh karena itu, guru harus mampu menyusun RPP dengan lengkap berdasarkan silabus yang disusunnya. Rincian RPP sangat penting bagi seorang guru karena merupakan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran (Isnawar Bararah, 2017). 3


Prakiraan (forecasting). Prakiraan merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan/memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui Penetapan tujuan (establishing objektive). Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan Pemrograman (programming). Pemrograman adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan: a) langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan; b) Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah; c) Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah. Penjadwalan (scheduling). Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan. Penganggaran (budgeting). Penganggaran merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan (financial resources) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu. Menurut Louis A. Allen, perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud : 4


Pengembangan prosedur (developing procedure). Pengembangan prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan Penetapan dan interpretasi kebijakan (establishing and interpreting policies). Penetapan dan interpretasi kebijakan dalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan para bawahannya akan bekerja. Suatu kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang senantiasa berlaku untuk permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi (Siswanto, 2012: 45-46 dalam Leny Marlina, 2017). 5 Memahami kurikulum. Menguasai bahan pengajaran. Menyusun program pengajaran. Melaksanakan program pengajaran. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan (Majid, 2003: 91-92 dalam Leny Marlina, 2017). Hidayat mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembalajaran mencakup tiga hal: pre test, proses dan post tes.


Analisis hari efektif dan analisis program pembelajaran untuk mengawali kegiatan penyusunan program pembelajaran, guru perlu membuat analisis hari efektif selama satu semester. Dari hasil analisis hari efektif akan diketahui jumlah hari efektif dan hari libur tiap pekan atau tiap bulan, sehingga memudahkan penyusunan program pembelajaran selama satu semester. Dasar pembuatan analisis hari efektif adalah kalender pendidikan dan kalender umum. Berdasarkan analisis hari efektif tersebut dapat disusun analisis program pembelajaran. Membuat program tahunan, program semester dan program tagihan Program Tahunan Penyusunan program pembelajaran selama tahun pelajaran dimaksudkan agar keutuhan dan keseimbangan program pembelajaran atau topik pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam dua semester tetap terjaga. Program semester. Penyusunan program semester didasarkan pada hasil analisis hari efektif dan program pembelajaran tahunan. Program Tagihan. Selain bagian dari kegiatan pembelajaran, tagihan merupakan tuntutan kegiatan yang harus dilakukan atau ditampilkan siswa. Jenis tagihan dapat berbentuk ujianlisan, tulis, dan penampilan yang berupa kuis, tes lisan, tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, lraktek, penampilan, atau porto folio. Sedangkan menurut Siti Kusrini, dkk. (2006: 139-150), langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 6


Menyususn silabus, Silabus diartikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, pokokpokok isi atau materi pelajaran. Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Menyusun rencana pembelajaran. Jika penyusunan silabus bisa dilakukan oleh tim guru atau tim ahli mata pelajaran, maka rencana pembelajaran seyogyanya disusun oleh guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran bersifat khusus dan kondisional, dimana setiap sekolah tidak sama dengan kondisi siswa dan sarana prasarana sumber belajarnya. Karena itu, penyusunan rencana pembelajaran diidasarkan pada silabus dan kondisi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai harapan. Penilaian pembelajaran, merupakan tindakan atau proses untuk menetukan nilai terhadap sesuatu. Penilaian merupakan proses yang harus dilakukan oleh guru dalam rangkaian kegiatan pembelajaran. Adapun prinsip penilaiannya yaitu: valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan obyektif, terbuka berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna (Leny Marlina, 2017). 7


Dalam peningkatan kualitas pembelajaran, maka kita harus memperhatikan beberapa komponen yang mempengaruhi pembelajaran, komponen-komponen tersebut, adalah sebagai berikut (Leny Marlina, 2017): 1. Peserta didik, meliputi lingkungan/lingkungan sosial ekonomi, budaya dan geografis, intelegensi, kepribadian, bakat, dan minat 2. Pembelajar, meliputi latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, beban mengajar, kondisi ekonomi, motivasi kerja, komitmen terhadap tugas, disiplin, dan kreatif 3. Kurikulum, meliputi tujuan, materi, strategi pembelajaran, organisasi kurikulum, dan evaluasi 4. Sarana dan prasarana pendidikan, meliputi alat peraga/alat praktik, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan, ruang bimbingan konseling, ruang UKS dan ruang serba guna 5. Pengelolaan sekolah, meliputi pepngelolaan kelas, pengelolaan pembelajar, pengelolaan peserta didik, sarana dan prasarana, peningkatan tata tertib/disiplin, dan kepemimpinan 6. Pengelolaan proses pembelajaran, meliputi penampilan pembelajar, penguasaan materi/kurikulum, penggunaan metode/strategi pembelajaran, dan pemanfatan fasilitas pembelajaran 8


7. Perencanaan anggaran (RAPBS), sumber dana, penggunaan dana, laporan, dan pengawasan 8. Monitoring dan evaluasi, meliputi kepala sekolah sebagai supervisor di sekolahnya, pengawas sekolah dan komite sekolah sebagai supervisor 9. Kemitraan, meliputi hubungan sekolah dengan instansi pemerintah, hubungan dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan lainnya (Martin, 2013: 72-73). Rencana pelajaran yang berhasil membahas dan mengintegrasikan tiga komponen utama yaitu: 1. Tujuan pembelajaran siswa 2. Kegiatan belajar/mengajar 3. Strategi untuk memeriksa pemahaman siswa Komponen-komponen dalam pembelajaran sangat mempengaruhi pencapaian pembelajaran atau tujuan pendidikan, karena didalam komponen-komponen memiliki fungsi masing-masing. Dalam lingkungan pendidikan anak usia dini, penyelenggaraan pendidikan anak usia dini ini harus sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.program pendidikan anak usia dini tidak dimaksudkan untuk mencuri start apa-apa yang seharusnya diperoleh pada jenjang pendidikan dasar, tetapi untuk memberikan fasilitas pendidikan yang sesuai bagi anak, agar anak pada saatnya memiliki kesiapan secara fisik, mental, maupun sosial/emosionalnya dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut (Direktorat PAUD, 2006: 1). 9


Paradigma pendidikan dan pelatihan saat ini dikembangkan selama era industri. Mendidik semua orang ke tingkat yang tinggi, hanya sedikit yang mau bekerja di jalur perakitan, melakukan tugas tanpa berpikir berulang kali. Jadi, yang dibutuhkan di era industri adalah sistem pendidikan yang memilah siswa yang memisahkan anak-anak yang harus melakukan pekerjaan kasar dari anak-anak yang harus menjadi manajer atau profesional. Jadi siswa yang "kurang cerdas" gagal, dan yang lebih cemerlang dipromosikan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pada kunci Paradigma Instruksi Paska-industri4 pada bidang pendidikan cenderung berubah pada peran guru, siswa dan teknologi. 10 C. Komponen-Komponen Perencanaan Kurikulum Paradigma Baru 1. Peran Baru Untuk Guru Peran guru telah berubah secara dramatis dalam paradigma baru pengajaran dari “orang bijak di atas panggung” menjadi “pemandu di samping”. Saat ini saya melihat tiga peran utama yang terlibat dalam menjadi pemandu. Kedua, guru sebagai fasilitator proses pembelajaran. Ini termasuk membantu mengembangkan rencana pembelajaran pribadi, melatih atau memberi perancah pada pembelajaran siswa bila perlu, memfasilitasi diskusi dan refleksi, dan mengatur ketersediaan berbagai sumber daya manusia dan material.


Ketiga, dan mungkin yang paling penting dalam sektor pendidikan publik, guru adalah mentor yang peduli, seseorang yang peduli dengan perkembangan siswa secara utuh dan menyeluruh. Guru sebagai perancang, fasilitator, dan mentor hanyalah tiga dari peran baru terpenting yang dilayani guru, tetapi tidak semua guru perlu melakukan semua peran tersebut. Jenis guru yang berbeda dengan jenis dan tingkat pelatihan dan keahlian yang berbeda dapat berfokus pada satu atau dua peran ini (termasuk siswa sebagai guru). 11 2. Peran Baru Untuk Siswa Pertama, belajar adalah proses aktif. Siswa harus berusaha keras untuk belajar. Guru tidak dapat melakukannya untuk siswa. Inilah mengapa Schlechty (2002) mencirikan paradigma baru sebagai paradigma di mana siswa adalah pekerja, bukan guru, dan bahwa guru adalah perancang karya siswa. Kedua, untuk mempersiapkan siswa untuk belajar sepanjang hayat, guru membantu setiap siswa untuk menjadi pembelajar mandiri dan memotivasi diri sendiri. Siswa memiliki motivasi diri untuk belajar sejak mereka lahir hingga saat pertama kali masuk sekolah. Paradigma era industri secara sistematis menghancurkan motivasi diri itu dengan membuang semua pengarahan diri sendiri dan memberi siswa pekerjaan membosankan yang tidak relevan dengan kehidupan mereka. Sebaliknya, sistem pasca-industri


dirancang untuk memupuk motivasi diri melalui pengarahan diri sendiri dan pembelajaran aktif dalam konteks tugas yang relevan dan menarik. Motivasi siswa adalah kunci untuk produktivitas pendidikan dan membantu siswa untuk menyadari potensi mereka. Ini juga sangat mengurangi masalah disiplin, penggunaan narkoba, dan banyak lagi. Ketiga, sering dikatakan bahwa cara terbaik untuk mempelajari sesuatu adalah dengan mengajarkannya . Siswa mungkin merupakan sumber daya yang paling kurang dimanfaatkan dalam sistem sekolah kita. Selain itu, seseorang yang baru mempelajari sesuatu seringkali lebih baik dalam membantu orang lain mempelajarinya daripada seseorang yang mempelajarinya sejak lama. Selain siswa yang lebih tua mengajar yang sedikit lebih muda, teman sebaya dapat belajar satu sama lain dalam proyek kolaboratif, dan mereka juga dapat berfungsi sebagai tutor sebaya (Charles M. Reigeluth, 2016). 12 3. Peran Baru Untuk Teknologi Saat ini saya melihat empat peran utama teknologi untuk membuat paradigma baru pengajaran layak dan hemat biaya (Reigeluth & Carr-Chellman, 2009c; Reigeluth et al., 2008). Penyimpanan catatan untuk pembelajaran siswa Teknologi menghemat banyak waktu guru untuk ini. Dalam peran ini, teknologi menggantikan rapor saat ini, dan memiliki tiga bagian. Pertama, ia memiliki Inventarisasi Standar yang berisi standar pendidikan wajib (nasional,


negara bagian, dan lokal) dan standar pendidikan opsional untuk diakses oleh guru, siswa, dan orang tua. Standar ini dipecah menjadi pencapaian individu dan ditampilkan dalam format "peta domain" yang mirip dengan Khan Academy. Kedua, memiliki Inventaris Pencapaian Pribadi yang berisi catatan tentang apa yang diketahui setiap siswa. Intinya, ini memetakan kemajuan setiap siswa pada pencapaian yang tercantum dalam Inventaris Standar (dan mungkin beberapa yang belum tercantum di sana). Ini menunjukkan kapan setiap pencapaian tercapai, mana yang dibutuhkan, apa yang berikutnya pencapaian yang diperlukan ada di setiap area, dan terkait dengan bukti setiap pencapaian. Ketiga, memiliki Inventarisasi Karakteristik Pribadi yang melacak karakteristik setiap siswa yang memengaruhi pembelajaran, seperti gaya belajar, profil kecerdasan ganda, kebutuhan khusus, minat dan tujuan siswa, dan peristiwa besar dalam hidup (Reigeluth & Carr-Chellman, 2009c; Reigeluth et al., 2008 dalam Charles M. Reigeluth, 2016). 13 Merencanakan pembelajaran siswa Merencanakan pembelajaran siswa. Rencana pembelajaran pribadi, atau kontrak, juga dapat menjadi sangat sulit bagi guru untuk mengembangkan semua siswanya. Di sini, sekali lagi, adalah peran yang cocok dimainkan oleh teknologi. Ini membantu siswa, orang tua, dan guru untuk (a) memutuskan tujuan jangka panjang; (b) mengidentifikasi berbagai pilihan pencapaian yang saat ini dapat dijangkau oleh siswa; (c) memilih dari opsi-opsi itu


ingin dikejar siswa sekarang (tujuan jangka pendek), berdasarkan persyaratan, tujuan jangka panjang, minat, peluang, dll.; (d) mengidentifikasi atau membuat tugas untuk mencapai tujuan jangka pendek; (e) mengidentifikasi dan mencocokkan dengan siswa lain yang tertarik untuk melakukan tugas yang sama pada waktu yang sama (jika kolaborasi diinginkan atau diperlukan) dan menentukan peran semua rekan satu tim; (f) tentukan peran yang mungkin dimainkan oleh guru, orang tua, dan pembimbing lainnya dalam mendukung siswa dalam belajar dari tugas tersebut; dan (g) mengembangkan kontrak yang menetapkan tujuan, tugas, tim, peran dan tanggung jawab siswa, peran orang tua dan guru, metode penilaian, dan tenggat waktu untuk setiap tugas (Reigeluth et al., 2008 dalam Charles M. Reigeluth, 2016). 14 Intruksi untuk belajar siswa Teknologi dapat memperkenalkan tugas kepada siswa (atau tim kecil) di ruang tugas, menyediakan alat instruksional (seperti simulasi, tutorial, latihan & latihan, alat penelitian, alat komunikasi, dan objek pembelajaran) di ruang instruksional untuk mendukung belajar selama tugas (seperti yang dijelaskan sebelumnya), menyediakan alat untuk memantau dan mendukung kemajuan siswa dalam tugas, dan bahkan menyediakan alat untuk membantu guru dan orang lain mengembangkan tugas baru dan alat instruksional. Teknologi dapat membuat semua fungsi di atas tersedia bagi siswa kapan pun dan di mana pun. Teori instruksional sangat penting untuk memandu desain alat ini (Reigeluth et al., 2008 dalam Charles M. Reigeluth, 2016).


teknologi dapat memberikan kelegaan yang luar biasa. Pertama, seperti disebutkan sebelumnya, penilaian terintegrasi dengan instruksi. Banyaknya peluang kinerja yang digunakan untuk menumbuhkan kompetensi digunakan untuk penilaian formatif dan sumatif. Kedua, penilaian menyajikan tugas otentik di mana siswa menunjukkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mereka. Ketiga, apakah dalam simulasi atau tutorial atau drill and practice, teknologi ini dirancang untuk mengevaluasi apakah kriteria terpenuhi atau tidak pada setiap pertunjukan dan untuk segera memberikan umpan balik formatif kepada siswa untuk dampak terbesar. Ketka kriteria untuk kinerja yang berhasil telah dipenuhi pada x dari penampilan terakhir , penilaian sumatif selesai dan pencapaian yang sesuai secara otomatis dicentang dalam inventaris pencapaian pribadi siswa. Dalam beberapa kasus di mana teknologi tidak dapat menilai kinerjanya, seorang pengamat memiliki perangkat genggam dengan rubrik penilaian dan secara pribadi memberikan penilaian langsung umpan balik atas penampilan siswa. Informasi dari perangkat genggam diunggah ke sistem komputer, di mana informasi tersebut ditempatkan dalam inventaris pribadi siswa. Terakhir, teknologi menyediakan alat untuk membantu guru mengembangkan penilaian dan menghubungkannya dengan standar (Reigeluth et al., 2008) dalam Charles M. Reigeluth, 2016). 15 Penilaian untuk (dan dari) pembelajaran siswa


Fokus pada pembelajaran peserta didik Menitikberatkan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Memperhatikan kemajuan teknologi Mengembangkan literasi dan numerasi Menekankan pada kecerdasan multiple Menggunakan pendekatan saintifik. Pada zaman sekarang kurikulum yang di pelajari okeh anak semakin meningkat seperti lada kurikulum paradigma baru. Berdasarkan jurnal “Strategis For Effective Lesson Planning” dari Stiliana Milkova, Kurikulum Paradigma Baru merupakan konsep kurikulum yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 16 Menentukan tujuan konkret untuk pembelajaran siswa akan membantu kita dalam menentukan jenis pengajaran dan pembelajaran kegiatan yang akan digunakan di kelas, sedangkan kegiatan tersebut akan menentukan bagaimana kita akan memeriksa apakah tujuan pembelajaran telah dicapai. Langkah-Langkah Mempersiapkan Rencana Pelajaran Berikut adalah enam langkah untuk memandu kita ketika sedang membuat rencana pelajaran. Setiap langkah disertai dengan satu set pertanyaan yang dimaksudkan untuk mendorong refleksi dan membantu seorang tenaga pendidik dalam merancang kegiatan belajar-mengajar. Seperti yang telah dikutip didalam “The First Day of School: How to Be a Effective Teacher (Wong, 2009:12):


Seorang guru yang efektif tahu bagaimana merancang sebuah pelajaran untuk penguasaan siswa yang tercermin dalam rencana pembelajaran. Seorang guru yang efektif adalah manajer kelas yang baik; yang dimungkinkan melalui manajemen waktu yang baik selama waktu kelas dan itu hanya mungkin dengan implementasi yang efektif dari rencana pelajaran yang baik. Rencana pelajaran harian merupakan catatan tertulis tentang apa yang diinginkan oleh seorang guru yang terjadi selama pelajaran atau periode kelas tertentu, yang dimana hal itu harus termasuk dengan konsep atau tujuan, blok waktu, prosedur dan bahan ajar yang dibutuhkan. Sebelum menulis sebuah RPP hal yang perlu di ingat oleh seorang guru adalah mengetahui gaya belajar seorang siswa, tingkat keterampilan membaca siswa dan akses inventaris ke teknologi. Dengan adanya sebuah RPP akan membuat setiap proses pembelajaran semakin lebih fokus, karena setiap menit kelas dan peran seorang siswa telah dirancang dengan baik (Stiliana Milkova, 2012). 17


Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi anak dalam proses belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Rencana pembelajaran harus mengacu kepada karakteristik (usia, sosial budaya, dan kebutuhan individual) anak (Ir.Harris Iskandar, 2015). Perencanaan pembelajaran menurut Majid, (2006:17) menerangkan bahwa dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Anik Lestariningrum, 2017: 60). BAB 2 MENYUSUN PERENCANAAN PEMBELAJARAN 18 A. Menyusun Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini


Memahami STPPA sebagai hasil program PAUD (kompetensi inti) Memahami kompetensi dasar sebagai capaian hasil pembelajaran Menetapkan materi pembelajaran sebagai muatan untuk pengayaan pengalaman anak. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini disusun untuk: Perencanaan pembelajaran mempunyai peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas pendidik sekaligus fasilitator dalam melayani kebutuhan anak didiknya. Perencanaan pembelajarn dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran anak usia dini, perencanaan, penggunaan media, pendekatan, model dan metode pembelajaran, serta melakukan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan kegiatan pembelajaran di PAUD dapat berbentuk program semester, perencamingguan, dan perencanaan harian. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi anak dalam proses belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Rencana pembelajaran harus mengacu kepada karakteristik (usia, sosial budaya, dan kebutuhan individual) anak. Rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah: 19


Mendukung pencapaian Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti Mendukung keberhasilan pengelolaan pembelajaran yang bermakna Mengarahkan guru dalam menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan Mengarahkan guru untuk membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dimiliki anak Mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran (Ir.Harris Iskandar, 2015). 1. 2. 3. 4. 5. Adapun Jenis-jenis perencanaan pembelajaran berdasarkan PERMENDIKBUD Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 PAUD Dokumen KTSP terdiri dari (Anik Lestariningrum, 2017: 62): 20 Dokumen 1 Berisi Sekurang-kurangnya: Visi, Misi, Tujuan Satuan Pendidikan, Program Pengembangan dan Materi Pembelajaran, Pengaturan Beban Belajar, Kalender Pendidikan dan Program Tahunan, dan SOP. Dokumen II Berisi Perencanaan Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang dilengkapi dengan Rencana Penilaian Perkembangan Anak. 1. 2. Berkaitan dengan tugas guru sebagai perencana, maka perencanaan pembelajaran wajib disusun oleh guru secara mandiri, sesuai dengan yang tertuang dalam Dokumen II.


Terdapat tiga jenis perencanaan pembelajaran yang harus disusun dan disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu: 21 1. Program Semester (Prosem) Membuat daftar tema satu semester. Pemilihan dan penentuan tema dilakukan guru sebelum awal semester kegiatan pembelajaran dimulai dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan tema. Mengembangkan tema menjadi sub tema dan atau subsub tema. Sub tema dan sub-sub tema yang dikembangkan merupakan topic-topik yang lebih khusus dan lebih dalam. Ke khususan dan kedalaman sub tema dan sub-sub tema memperhatikan usia anak, kesiapan guru, dan ketersediaan sumber belajar pendukung Pengembangan tema dapat dipelajari pada Pedoman Pengembangan Tema. Perencanaan program semester berisi daftar tema satu semester yang dikembangkan menjadi sub tema atau sun-sub tema, Kompetensi yang ditetapkan untuk dicapai pada setiap tema, dan alokasi waktu setiap tema. Prosem berisi menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dikembangkan dari KD yang berisi muatan/materi pelajaran untuk digunakan dalam menyusun RPPM, dengan dilengkapi susunan daftar tema untuk satu semester dan alokasi waktu setiap tema. Langkah-langkah Penyusunan Program Semester Penyusunan program semester dilakukan dengan langkah berikut;


Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema, sub tema dan atau sub-sub tema. Waktu pembahasan setiap tema/sub tema/sub-sub tema disesuaikan dengan minat anak, keluasan, kedalaman, dan sumber/media yang tersedia. Menentukan KD di setiap tema. Penentuan KD memuatseluruh aspek perkembangan nilai agama dan moral (NAM), motorik (MOTR). kognitif. (KOG), sosial emosional (SOSEM), bahasa (BHS), dan seni. Penulisan KD dapat ditulis lengkap atau dapat dituliskan kodenya saja. KD dapat diulangulang di tiap tema/sub tema/sub-sub tema yang berbeda. Tema/sub tema/sub-sub tema yang sudah ditentukan di awal dapat berubah bila ada kondisi tertentu dengan melibatkan anak tanpa harus merubah KD yang sudah ditetapkan (Anik Lestariningrum, 2017:63). 22 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) disusun untuk pembelajaran selama satu minggu. RPPM dijabarkan dari Program Semester. RPPM berisi: (1) identitas program layanan, (2)KD yang dipilih, (3)materi pembelajaran, dan (4) rencana kegiatan. Berikut ini uraian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) (Anik Lestarinigrum, 2017: 80-84):


Nama Satuan PAUD adalah nama satuan PAUD yang menyusun RPPM. Semester/bulan/minggu yang keberapa. Tema/ Subtema/ Sub-subtema diambil dari tema/ subtema/ sub-subtema yang disusun diprogram semester. Kelompok usia anak diisi dengan kelompok sasaran program. 1. 2. 3. 4. 23 a. Identitas Program Layanan b. Kompetensi Dasar (KD) KD yang ditetapkan dalam RPPM sesuai dengan KD yang sudah ditetapkan di Program Semester atau jika dipandang penting dapat dirubah sesuai kondisi. Komposisi KD yang diambil mewakili seluruh program pengembangan (nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, social-emosional, dan seni). KD untuk subtema atau sub-subtema dapat diambil seluruhnya atau hanya sebagian dari KD yang ada ditema. KD yang sudah dipilih dapat diulang kembali untuk digunakan ditema lainnya. Penulisan KD dapat dituliskan dengan urutan angka atau dituliskan secara utuh. Penempatan KD dapat masuk ke dalam kolom atau ditulis di atas setelah identitas program. 1. 2. 3. 4. 5. 6. c. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran diambil dari materi pembelajaran yang sudah dijabarkan di KTSP.


Banyaknya materi pembelajaran yang diambil disesuaikan dengan kemampuan belajar anak. Materi pengembangan sikap dimasukkan ke dalam SOP dan menjadi pembiasaan yang diterapkan sehari-hari sepanjang tahun. Materi pengembangan sikap yang telah dimasukkan ke dalam SOP terus diterapkan walaupun tidak lagi dicantumkan dalam RPPM. Materi pembelajaran dikaitkan dengan tema/subtema/sub-subtema. Materi pelajaran untuk satu tema/subtema/sub-subtema akan diulang-ulang sesuai dengan alokasi waktu RPPM untuk penguatan kemampuan anak. 24 d. Rencana Kegiatan Rencana kegiatan berisi beberapa rencana kegiatan yang dapat diikuti anak. Rencana kegiatan harus menarik dan membolehkan anak-anak untuk memilih dari banyak kegiatan yang disiapkan guru. Rencana kegiatan untuk 1 minggu harus bervariasi agar anak tidak bosan. Jumlah kegiatan yang disediakan setiap harinya minimal 4 kegiatan berbeda untuk tetap menjaga minat belajar anak danagar anak memiliki pengalaman belajar yang beragam. Rencana kegiatan harus dapat mencerminkan pendekatan saintifik. 1. 2. 3. 4. 5.


Rencana kegiatan memperhatikan model pembelajaran (area. sentra, sudut, kelompok dengan kegiatan pengaman) yang digunakan di setiap satuan PAUD. Rencana kegiatan untuk satu minggu member pengalaman nyata anak dengan bermain balok, drama, alam, dll. Materi pembelajaran diulang setiap harinya selama alokasi waktu yang ditetapkan di RPPM tetapi dengan kegiatan yang berbeda. Tujuannya agar anak dapat mencapai hasil belajaryang optimal dengan pengalaman belajar yang menarik sehingga tidak membosankan. Rencana kegiatan disesuaikan dengan tema. Untuk menunjukkan kebermaknaan pelaksanaan pembelajaran tematik, setiap akhir tema dikuatkan dengan kegiatan puncak tema. Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain membuat kue/makanan, makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukan, panen tanaman dan kunjungan. 25 3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) RPPH merupakan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam waktu satu hari yang diambil dari RPPM. RPPH dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dan disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan dipilih, misalnya model pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan, model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman, model pembelajaran area, dan model pembelajaran sentra.


Disusun berdasarkan kegiatan mingguan. Kegiatan harian berisi kegiatan pembukaan/awal kegiatan, Istirahat dan penutup/akhir. Pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari dilaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini. sesuai Penyusunan kegiatan harian disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan masing-masing dan menggunakan pendekatan saintifik. Kegiatan harian dapat dibuat oleh satuan pendidikan dengan format sesuai kebutuhan masing-masing. Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah acuan untuk mengelola kegiatan bermain dalam satu hari. RPPH di susun dan dilaksanakan oleh pendidik. Format RPPH tidak harus baku tetapi memuat komponenkomponen yang ditetapkan. Komponen. RPPH terdiri atas: (1) Identitas Program, (2) Materi, [3) Alat dan Bahan, (4) Kegiatan Pembukaan, (5) Kegiatan Inti, (6) Kegiatan Penutup, dan (7) Rencana Penilaian. Adapun langkah-langkah menyusun RPPH adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 26 Nama Satuan PAUD adalah nama satuan PAUD yang menyusun RPPM. Semester/bulan/minggu yang keberapa. Hari/tanggal. Tema/sub tema/sub-sub tema diambil dari tema subtema/sub-sub tema yang disusun di program semester. Kelompok usia anak di isi dengan kelompok sasaran. 1. 2. 3. 4. 5. a. Identitas Program RPPH


Materi diambil dari materi yang telah dijabarkan di RPPM. Materi sejalan dengan tujuan yang tela dituliskan di atasnya. Materi dapat dibedakan: 1. 2. 3. • Materi untuk pengembangan sikap dapat dituliskan di RPP lalu masuk ke SOP atau langsung dmasukkan menjadi kegiatan rutin dan diterapkan melalui pembiasaan serta di ulang-ulang setiap hari sepanjang tahunnya (ditindaklanjuti dengan dimasukkan ke dalam SOP kegiatan • Materi pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dikenalkan sesuai RPPH. 27 Alat dan bahan sangat terkait dengan kegiatan yang akan dikelolaguru pada hari itu. Kegiatan diambil dari beberapa rencana kegiatan yang ada di RPPM. Kegiatan yang ditetapkan tergantung pada pengelolaan model pendekatan yang digunakan di satuan PAUD tersebut. Alat dan bahan di tata untuk menarik minat belajar anak. 1. 2. 3. 4. b. Materi c. Materi d. Kegiatan Pembukuan Kegiatan pembukaan ditujukkan untuk membantu membangun minat anak agar anak siap bermain di kegiatan inti.


Kegiatan pembukaan penting untuk mengenalkan materi pembelajaran. Kegiatan pembukaan dimanfaatkan guru untuk mengenalkan kegiatan bermain yang sudah disiapkan, aturan bermain, menerapkan pembiasaan-pembiasaan, dan sebagainya. 28 Proses belajar menerapkan pendekatan saintifik yakni anak mengamati sesuai dengan tema yang dibahas, menanya,mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Proses pembelajaraan dengan pendekatan saintifik diterapkan secara lebih fleksibel dan lebih luas. Artinya bisa diterapkan di dalam ruangan, di luar ruangan, menggunakan sumber belajar yang ada, atau memanfaatkan sumber belajar lingkungan. Kegiatan inti memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi membangun pengalaman bermain yang bermakna. Pada tahap mengomunikasikan ditekankan pada anak menyampaikan gagasannya melalui berbagai kegiatan bermain yang disiapkan. Kegiatan bermain disesuaikan dengan model pembelajaraan sentra/sudut/ kelompok dengan kegiatan pengaman. Jumlah kegiatan yang disediakan setiap harinya minimal 4 kegiatan yang berbeda untuk mefasilitasi anak agar tetap fokus bermain. Pada kegiatan tertentu misalnya memasak main peran/drama, atau pengenalan sain guru e. Kegiatan Inti


Penguatan mengingat (recalling) merupakan bagian dari kegiatan main di Inti. Recalling untuk menguatkan kembali pengalaman bermain dan konsep yang dipelajari anak. dapat menyediakan 1 kegiatan saja. 29 Kegiatan penutup dilakukan di akhir kegiatan hari tersebut. Kegiatan penutup berupa transisi dari sekolah ke rumah. Diisi dengan berbagai kegiatan yang membuat anak rileks. Di kegiatan penutup dapat mengulang kembali apa yang dilakukan pada saat kegiatan pembukaan. Kegiatan penutup juga dapat diisi dengan kegiatan rutin untuk memperkuat sikap yang diharapkan. Kegiatan penutup dilakukan untuk menarik minat anak belajar esok harinya. 1. 2. 3. 4. 5. e. Kegiatan Penutup f. Rencana Penelitian Indikator perkembangan mengacu pada indikator yang tertuang pada lampiran Permendikbud Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD dan dapat diperkaya oleh satuan PAUD sesuai dengan visi, misi, tujuan dan kekhasan lembaga. Indikator penilaian disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran. Indikator penilaian memuat indikator perkembangan dan teknik pengumpulan data yang akan digunakan.


Indikator penilaian sudah dikelompokan ke dalam program pengembangan untuk memudahkan dalam penyusunan laporan. Format rencana penilaian tidak bersifat baku. contoh rencana penilaian dapat dipelajari pada contoh RPPH di halaman berikut. 30 Kemampuan belajar anak di lembaga pendidikan, khususnya di lembaga PAUD, perlu disiapkan dengan seksama melalui layanan pembelajaran dan penilaian yang efektif. Pembelajaran dan penilaian yang efektif adalah pembelajaran dan penilaian yang terus-menerus dilakukan secara optimal. Hal ini sesuai dengan perkembangan anak yang bersifat dinamis. Untuk selanjutnya, hasil pembelajaran dan penilaian akan menjadi rujukan bagi pengembangan perencanaan pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian, pembelajaran menjadi suatu siklus utuh antara penilaian, perencanaan, dan pelaksanaan yang berlangsung secara berkesinambungan.Untuk dapat menjaga siklus utuh di atas secara berkualitas dan terus-menerus dalam memfasilitasi anak, guru PAUD wajib memahami perkembangan anak dengan baik dan juga cara-cara menilainya. Di samping itu, untuk mendukung keseluruhan pembelajaran lebih bermakna, para guru juga perlu melibatkan oraang tua/keluarga serta lingkungan secara optimal.Dengan upaya yang optimal tersebut, diharapkan B. Menyusun Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Perspektif Kurikulum Paradigma Baru


Fokus pada pembelajaran peserta didik, Menitikberatkan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, Memperhatikan kemajuan teknologi, mengembangkan literasi dan numerasi, Menekankan pada kecerdasan multiple, dan Menggunakan pendekatan saintifik. setiap anak yang dilayani di setiap satuan PAUD dapat mencapai tingkat perkembangan yang terbaik sehingga akhirnya mereka dapat memasuki tingkat pendidikan selanjutnya dengan kematangan dan kesiapan kompetensi serta berkepribadian yang memadai. Komponen-komponen Perencanaan Pembelajaran Kurikulum Paradigma Baru, kurikulum Paradigma Baru merupakan konsep kurikulum yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 31 Tujuan Pembelajaran: Menentukan apa yang ingin dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas, spesifik, dan terukur agar dapat dievaluasi keberhasilannya. Materi Pembelajaran: Menentukan bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran harus relevan, akurat, dan terkini agar dapat membangun pemahaman dan keterampilan peserta Dalam perencanaan pembelajaran kurikulum Paradigma Baru, terdapat beberapa komponen penting yang harus diperhatikan, yaitu:


Metode Pembelajaran: Menentukan cara yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Metode pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran agar dapat memfasilitasi pemahaman dan keterampilan peserta didik. Evaluasi Pembelajaran: Menentukan bagaimana cara mengukur keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran harus disusun dengan jelas, terukur, dan obyektif agar dapat memberikan gambaran yang akurat tentang keberhasilan pembelajaran. Penilaian Pembelajaran: Menentukan nilai atau skor yang diberikan kepada peserta didik setelah melakukan kegiatan evaluasi. Penilaian pembelajaran harus adil, obyektif, dan releva dengan tujuan pembelajaran. didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menyusun Perencanaan Pembelajaran untuk Anak Usia Dini dalam Perspektif Kurikulum Paradigma Baru, anak usia dini memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda dengan peserta didik di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran untuk anak usia dini harus disusun dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan anak. Dalam perspektif kurikulum Paradigma Baru, perencanaan pembelajaran untuk anak usia dini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 32


Menggunakan pendekatan saintifik: Pembelajaran harus disusun dengan pendekatan saintifik yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak usia dini. Menggunakan pendekatan multisensori: Anak usia dini memiliki cara belajar yang berbedabeda. Mereka lebih memahami dan menyerap materi pembelajaran ketika melalui pengalaman langsung dan multisensori. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran harus menyediakan berbagai macam aktivitas dan pengalaman yang melibatkan indra anak, seperti mendengarkan cerita, menyanyi, bermain, atau membuat karya seni. Menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan: Anak usia dini cenderung lebih mudah bosan dan cepat kehilangan fokus saat belajar. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga anak merasa senang dan tertarik dalam proses belajar-mengajar. Menerapkan pendekatan holistik: Anak usia dini harus dibelajarkan secara holistik, yaitu mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini dilakukan agar anak dapat berkembang secara utuh dan optimal. Menyesuaikan dengan perkembangan anak: Perencanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini. Anak usia dini memiliki perkembangan yang berbeda-beda pada setiap tahap usianya, sehingga perlu disesuaikan agar materi pembelajaran dapat direspon dengan baik oleh anak. 33


Menyediakan lingkungan belajar yang kondusif: Lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan anak sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan merangsang dapat membantu anak belajar dengan lebih efektif. 34 Menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak usia dini. Memilih metode pembelajaran yang cocok dengan karakteristik anak usia dini dan materi pembelajaran. Menerapkan pendekatan saintifik dan multisensori dalam pembelajaran. Mengembangkan aktivitas dan pengalaman belajar yang menyenangkan dan kondusif bagi anak usia dini. Menerapkan penilaian dan evaluasi pembelajaran yang adil dan relevan dengan tujuan pembelajaran. Mengadaptasi perencanaan pembelajaran sesuai dengan perkembangan dan respons anak usia dini. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran untuk anak usia dini dalam perspektif kurikulum Paradigma Baru, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu: Dengan mengikuti tahapan tersebut, perencanaan pembelajaran untuk anak usia dini dalam perspektif kurikulum Paradigma Baru dapat disusun dengan baik dan optimal sesuai kebutuhan dan karakteristik anak usia dini.


Anik Lestariningrum. (2017). Perencanaan Pembelajaran Anak Usia Dini. Nganjuk : CV Adjie Media Nusantara. Ir. Haris Iskandar, P.hD. (2017). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Isnawar Bararah. (2017). Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam , 7 (1), 131-147. http://dx.doi.org/10.22373/jm.v7i1.1913. Marlina, L. (2017). PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini , 1 (2). https://doi.org/https://doi.org/10.19109/ra.v1i2.2679. Reigeluth, C. M. (2016). Instructional Theory and Technology for the New Paradigm of Education. Revista de Educación a Distancia (RED), (50). Recuperado a partir de https://revistas.um.es/red/article/view/270781. Stiliana Milkova. (2012). Strategis For Effective Lesson Planning. Journal Center for Research on learning and Teaching 1 (1). DAFTAR PUSTAKA 35


Click to View FlipBook Version