BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
PANDUAN
Pembelajaran dan
Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
PANDUAN
Pembelajaran dan
Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
2022
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Anindito Aditomo
Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri
Penyusun
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Dion Ginanto (UIN Jambi)
Nisa Felicia (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Leli Alhapip (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
Setiyo Iswoyo (Millennia 21st Century Academy)
Yayuk Hartini (SDN Indrasari 1 Kec. Martapura, Kalimantan Selatan)
Rizal Listyo Mahardika (SDN 02 Mampang Prapatan, DKI Jakarta)
Penelaah
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Kontributor Fauzi Eko P. (Direktorat PMPK)
Tita Srihayati (Direktorat PMPK)
Susanti Sufyadi (Universitas Lambung Mangkurat) Suprananto (UNSIKA Karawang)
Lambas Sisilia Mariati (PAUD Mutiara)
Tjaturigsih Rosdiana (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jawa Tengah)
Fauzan Amin Nur Rochim (Pusat Asesmen Pendidikan) Irma Yuliantina (Universitas Panca Sakti Bekasi
Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Wariyanto (SMPN 2 Purwokerto)
Sapto Aji Wirantho (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Indah Lestari (SMPN 115 Jakarta)
Dwi Setiyowati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Taman Firdaus (SMAN 1 Kota Bima)
Arina Hasanah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Betty Sekarasih Hadi Yani (SMAN 2 Playen)
Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Arifin (SMAN 2 Wonosari Gunungkidul)
Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum dan Fendi (SMK Mikael Solo)
Arif Basuki (SMK 2 Salatiga)
Pembelajaran) Pono Soswanto (SMKN 1 Karawang)
Abd. Rohman Hakim (Pusat Kurikulum dan Rani Azis (SLBN 5 Jakarta)
Indra Jaya (UNJ)
Pembelajaran) Asih Nur Imda (SDS Pantara)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Cucu Sukmana (UPI, Bandung)
Putu Widyarani K. (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Tri Puas Restiadi (SKB Ungaran)
Dona Paramita (Direktorat PAUD) Kholifah Dwi Untari (SKB Malang)
Waluyo (Direktorat SD)
Elly Wismayanti (Direktorat SMP)
Rina Imayanti (Direktorat SMA)
Taufiq Dhamarjati (Direktorat SMK)
Eskawati Musyarofah (Direktorat SMK)
Ilustrator
Silvi Pratiwi
Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan
Pembelajaran dan Asesmen ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan
inspirasi dalam implementasi pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum Merdeka.
Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan
asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif
akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu
berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak
pada peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan
pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Panduan ini dapat
dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu pada
standar proses dan standar penilaian. Standar proses dan standar penilaian digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang efektif dan
efisien sehingga mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan
kemandirian peserta didik secara optimal. Selanjutnya, pembelajaran dan asesmen
juga diarahkan untuk memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip,
strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan
pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan
pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus;
di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang
berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif
yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus
disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan
dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan
pembaruan secara berkala.
iii
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun,
penelaah, dan kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran,
yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang
menginspirasi.
Kepala Badan Standar, Kurikulum,
dan Asesmen Pendidikan
Anindito Aditomo, Ph.D.
iv
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA
Langkah 02 04
Memahami pembelajaran
dan asesmen Langkah 04
Memahami pengembangan
02 projek penguatan pro l
pelajar Pancasila
Langkah 01 03
Memahami garis besar
Kurikulum Merdeka
01 Langkah 03
Memahami pengembangan
kurikulum operasional
satuan pendidikan dalam
Kurikulum Merdeka
Langkah 1 Langkah 2
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka Memahami pembelajaran dan asesmen
• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang Panduan Pembelajaran dan Asesmen
berlaku • Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan
Pembelajaran didik
• Perencanaan pembelajaran dan asesmen
Langkah 3
Memahami pengembangan kurikulum (termasuk alur tujuan pembelajaran)
operasional satuan pendidikan dalam • Merencanakan pembelajaran
Kurikulum Merdeka • Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen
Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Langkah 4
Satuan Pendidikan Memahami pengembangan projek
• Analisis karakteristik satuan pendidikan penguatan profil pelajar Pancasila
• Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil
pendidikan Pelajar Pancasila
• Pengorganisasian pembelajaran • Menyiapkan ekosistem sekolah
• Perencanaan pembelajaran • Mendesain projek penguatan profil pelajar
• Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan
Pancasila
profesional • Mengelola projek penguatan profil pelajar
Pancasila
• Mengolah asesmen dan melaporkan hasil projek
penguatan profil pelajar Pancasila
• Evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan profil
pelajar Pancasila
v
Daftar Isi
iii Kata Pengantar
vi Daftar Isi
1 Pendahuluan
1 Latar Belakang
2 Sasaran Pengguna
2 Cara Menggunakan Panduan
3 Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
4 Prinsip Pembelajaran
8 Prinsip Asesmen
10 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
11 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
15 Merumuskan Tujuan Pembelajaran
19 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
23 Merencanakan pembelajaran dan asesmen
37 Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
41 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
41 Pengolahan Hasil Asesmen
53 Pelaporan Hasil belajar
65 Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen
68 Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik
dan Satuan Pendidikan
78 Daftar Pustaka
79 Lampiran-Lampiran
vi
Pendahuluan
1 Pendahuluan
Ringkasan Bab
Latar Belakang
Sasaran Pengguna
Cara Menggunakan Panduan
A. Latar Belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) Pemerintah telah menetapkan Capaian
merupakan dokumen yang berisi prinsip, Pembelajaran yang menjadi rujukan
strategi, dan contoh-contoh yang dapat utama dalam pengembangan rancangan
memandu guru dan satuan pendidikan dalam pembelajaran, khususnya untuk kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi proses
pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis
capaian pembelajaran menjadi tujuan capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran
pembelajaran dan cara mencapai tujuan mengembangkan alur tujuan pembelajaran,
pembelajaran tersebut. Sementara asesmen modul ajar, serta asesmen pada awal
adalah aktivitas selama proses pembelajaran pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi.
untuk mencari bukti ketercapaian tujuan Dokumen ini juga memuat perencanaan
pembelajaran. Dalam panduan ini, serta pelaksanaan asesmen yang dimulai dari
pembelajaran dan asesmen merupakan satu perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan
siklus; di mana asesmen memberikan informasi pelaporan hasil penilaian atau asesmen. PPA
tentang pembelajaran yang perlu dirancang, difokuskan untuk pembelajaran dan asesmen
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek
efektivitas pembelajaran yang berlangsung. penguatan profil pelajar Pancasila disampaikan
Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan dalam dokumen terpisah.
adalah asesmen formatif yang berorientasi pada
perkembangan kompetensi peserta didik.
1 Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 dijelaskan bahwa
struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian Pembelajaran
menjadi kompetensi yang ditargetkan untuk intrakurikuler.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 1
Pendahuluan
B. Sasaran Pengguna
■ Untuk pendidik, panduan pembelajaran dan merefleksikan proses pembelajaran
dan asesmen digunakan sebagai panduan (bukan hanya terfokus pada administrasi),
dalam pembelajaran serta memberikan inspirasi praktik baik
pelaksanaan pembelajaran dan asesmen
■ Untuk kepala sekolah, panduan ini dari sekolah lain. pengawas juga dapat
dapat menjadi acuan atas fungsi kepala melakukan pendampingan kepada kepala
sekolah sebagai pemimpin pembelajaran sekolah dan pendidik yang memerlukan
(instructional leader). Sebagai pemimpin konsultasi dalam menyelesaikan
pembelajaran, kepala sekolah menginspirasi permasalahan dan tantangan dalam
para pendidik untuk berkolaborasi dan pembelajaran.
berinovasi untuk menciptakan perubahan
yang dimulai dari dalam kelas. ■ Sebagai bagian dari komunitas belajar,
panduan ini bisa berguna untuk bahan
■ Pengawas diharapkan berperan untuk diskusi, memantik berbagai ide dalam
mendampingi kepala sekolah. Pengawas pembelajaran, dll.
bersama kepala sekolah mendiskusikan
C. Cara Menggunakan Panduan
Satuan pendidikan dan pendidik diberikan Dalam penggunaannya, dokumen ini perlu
kebebasan untuk mengembangkan memperhatikan beberapa regulasi lain:
pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan • Keputusan Mendikbudristek tentang
peserta didik, satuan pendidikan, dan Kurikulum Merdeka;
daerahnya. Satuan pendidikan dan pendidik
juga memiliki keleluasaan untuk menentukan • Keputusan Kepala BSKAP tentang Profil
jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu Pelajar Pancasila; dan
pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik
tujuan pembelajaran. • Keputusan Kepala BSKAP tentang Capaian
Pembelajaran.
2
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
2 Prinsip Pembelajaran dan
Prinsip Asesmen
Ringkasan Bab
Prinsip Pembelajaran
Prinsip Asesmen
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai
kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami
kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan Proses selanjutnya adalah pelaksanaan
proses pembelajaran diupayakan untuk pembelajaran yang dirancang untuk memberi
mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antara pengalaman belajar yang berkualitas,
pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini,
diilustrasikan melalui ilustrasi berikut: pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif;
Pembelajaran dapat diawali dengan proses (3) menyenangkan; (4) menantang; (5)
perencanaan asesmen dan perencanaan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
pembelajaran. Pendidik perlu merancang aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup
asesmen yang dilaksanakan pada awal bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
pembelajaran, pada saat pembelajaran, bakat, minat dan perkembangan fisik, serta
dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan psikologis peserta didik (akan dijelaskan
asesmen, terutama pada asesmen awal lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses
pembelajaran sangat perlu dilakukan karena pembelajaran, pendidik dapat mengadakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar asesmen formatif untuk mengetahui sejauh
peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh
merancang pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik.
tahap capaian peserta didik.
Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen
Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran. Asesmen pembelajaran
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, diharapkan dapat mengukur aspek yang
dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam seharusnya diukur dan bersifat holistik.
bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif.
dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran Asesmen formatif dapat berupa asesmen
disusun dari Capaian Pembelajaran dengan pada awal pembelajaran dan asesmen
mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik pada saat pembelajaran. Asesmen pada
Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus awal pembelajaran digunakan mendukung
pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 3
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan
dengan yang mereka butuhkan. Sementara, pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh
asesmen formatif pada saat pembelajaran karena itu, proses pembelajaran dan asesmen
dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk
refleksi terhadap keseluruhan proses belajar membantu keberhasilan peserta didik di dalam
yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan kelas.
pembelajaran dan melakukan revisi apabila
diperlukan. Apabila peserta didik dirasa Pemerintah tidak mengatur pembelajaran
telah mencapai tujuan pembelajaran, maka dan asesmen secara detail dan teknis.
pendidik dapat meneruskan pada tujuan Namun demikian, untuk memastikan
pembelajaran berikutnya. Namun, apabila proses pembelajaran dan asesmen berjalan
tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik dengan baik, Pemerintah menetapkan
perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip
Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan
asesmen sumatif untuk memastikan dapat memandu pendidik dalam merencanakan
ketercapaian dari keseluruhan tujuan dan melaksanakan pembelajaran yang
pembelajaran. bermakna agar peserta didik lebih kreatif,
berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik
dalam bentuk siklus seperti gambar di atas. diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan berikut:
refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun
A. Prinsip Pembelajaran
Tabel 2.1. Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya
Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran
a. Pembelajaran • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu
dirancang dengan kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya.
mempertimbangkan tahap Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi
perkembangan dan tingkat kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/
pencapaian peserta didik atau metode lainnya yang sesuai.
saat ini, sesuai dengan
kebutuhan belajar, serta • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran
mencerminkan karakteristik sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau
dan perkembangan peserta pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau
didik yang beragam mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan
sehingga pembelajaran pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh
menjadi bermakna dan Kemendikbudristek.
menyenangkan;
• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan
agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai
pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
4
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran
b. Pembelajaran dirancang
• Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan
dan dilaksanakan untuk refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu
membangun kapasitas dikembangkan.
untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat; • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung
yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus
c. Proses pembelajaran belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
mendukung perkembangan
kompetensi dan karakter • Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang
peserta didik secara holistik; menstimulasi pemikiran yang mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah
ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri
dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong
peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui
tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.
• Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran
yang bervariasi dan untuk membantu peserta didik
mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis
inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran
terdiferensiasi.
• Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi
keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
• Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam
memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 5
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran
d. pembelajaran yang relevan, • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai
yaitu pembelajaran yang kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan,
dirancang sesuai konteks, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
lingkungan, dan budaya
peserta didik, serta • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk
melibatkan orang tua dan memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu,
komunitas sebagai mitra; dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama
peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
• Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas,
organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber
untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang
relevan.
• Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan
komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik.
• Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan
multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan,
utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas
yang menggunakan bahasa lokal.
• Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau
tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang
sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan
budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi
oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki
pengalaman di dunia kerja yang relevan.
• Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan
pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa
industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran
industri (teaching factory).
6
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran
e. pembelajaran berorientasi • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan
pada masa depan yang keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan
berkelanjutan. pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai
dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan
sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi
sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari
bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu
mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi-
solusi permasalahan di keseharian yang sesuai dengan
tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi
peserta didik sebagai warga dunia masa depan.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 7
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
B. Prinsip Asesmen
Tabel 2.2. Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya
Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen
a. Asesmen merupakan • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang
bagian terpadu dari digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan
proses pembelajaran, kesiapan peserta didik.
fasilitasi pembelajaran,
dan penyediaan informasi • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
yang holistik, sebagai pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan
umpan balik untuk balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk
pendidik, peserta didik, perbaikan kedepannya.
dan orang tua/wali agar
dapat memandu mereka • Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat
dalam menentukan strategi dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh.
pembelajaran selanjutnya;
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan
asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman,
refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka,
serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut
berdasarkan hasil asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta
didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen
dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang
membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai
aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh
kembang anak secara keseluruhan.
b. asesmen dirancang dan • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat
dilakukan sesuai dengan merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan
fungsi asesmen tersebut, pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal
dengan keleluasaan untuk pembelajaran.
menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam
agar efektif mencapai sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari
tujuan pembelajaran; asesmen formatif digunakan untuk umpan balik
pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
8
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen
c. asesmen dirancang secara • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar
adil, proporsional, valid, asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan
dan dapat dipercaya hanya untuk kepentingan menguji.
(reliable) untuk menjelaskan
kemajuan belajar, • Pendidik menentukan kriteria sukses dan
menentukan keputusan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka
tentang langkah dan memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
sebagai dasar untuk
menyusun program • Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen
pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan
selanjutnya; sesuai dengan tujuan asesmen.
d. laporan kemajuan belajar • Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan
dan pencapaian peserta tindak lanjut pembelajaran.
didik bersifat sederhana
dan informatif, memberikan • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara
informasi yang bermanfaat ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting
tentang karakter dan untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
kompetensi yang dicapai,
serta strategi tindak lanjut; • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
e. hasil asesmen digunakan sama beserta orang tua.
oleh peserta didik, pendidik,
tenaga kependidikan, dan • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca,
orang tua/wali sebagai menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.
bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan
pembelajaran. diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik
dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh
peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
sama orang tua.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 9
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
3 Perencanaan Pembelajaran
dan Asesmen
Ringkasan Bab
Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran pembelajaran yang lebih operasional dan
(CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk didik hingga mereka mencapai akhir fase. Proses
memandu kegiatan pembelajaran sehari- berpikir dalam merencanakan pembelajaran
hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan ditunjukkan dalam Gambar 2 di bawah ini.
Memahami Merumuskan Menyusun alur Merancang
Capaian tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran
Pembelajaran pembelajaran dari tujuan
pembelajaran
Gambar 3.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran
Pendidik dapat (1) mengembangkan pemerintah menyediakan contoh-contoh alur
sepenuhnya alur tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan
dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai
mengembangkan alur tujuan pembelajaran RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap
dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan pendidik perlu menggunakan alur tujuan
contoh-contoh yang disediakan pemerintah, pembelajaran dan rencana pembelajaran
atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi
Pendidik menentukan pilihan tersebut mereka tidak harus mengembangkannya
berdasarkan kemampuan masing-masing. sendiri.
Dalam Platform Merdeka Mengajar,
10
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Proses perancangan kegiatan pembelajaran itu, apabila pendidik menggunakan contoh,
dalam panduan ini dibuat dengan asumsi proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
bahwa pendidik akan mengembangkan alur Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak
tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh
secara mandiri, tidak menggunakan contoh pendidik.
yang disediakan pemerintah. Oleh karena
A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensinya, sementara kelas
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai menunjukkan kelompok (cohort)
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase berdasarkan usianya. Dengan demikian,
fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan ada kemungkinan peserta didik berada
sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan di kelas III SD, namun belajar materi
tujuan umum dan ketersediaan waktu yang pelajaran untuk Fase A (yang umumnya
tersedia untuk mencapai tujuan tersebut untuk kelas I dan II) karena ia belum
(fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan
membuatnya ke dalam enam etape yang dengan mekanisme kenaikan kelas yang
disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme
Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
Berikut ini adalah beberapa contoh
pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran ■ Pengembangan rencana pembelajaran
dalam perencanaan pembelajaran: yang kolaboratif. Satu fase biasanya
lintas kelas, misalnya CP Fase D yang
■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.
proses belajar berjalan lebih lambat Saat merencanakan pembelajaran di
pada suatu periode (misalnya, ketika awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
pembelajaran di masa pandemi COVID-19) berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk
sehingga dibutuhkan waktu lebih mendapatkan informasi tentang sampai
panjang untuk mempelajari suatu konsep. mana proses belajar sudah ditempuh
Ketika harus “menggeser” waktu untuk peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia
mengajarkan materi-materi pelajaran yang juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas
sudah dirancang, pendidik memiliki waktu IX untuk menyampaikan bahwa rencana
lebih panjang untuk mengaturnya. pembelajaran kelas VIII akan berakhir di
suatu topik atau materi tertentu, sehingga
■ Pembelajaran yang sesuai dengan guru kelas IX dapat merencanakan
kesiapan peserta didik. Fase belajar pembelajaran berdasarkan informasi
seorang peserta didik menunjukkan tersebut.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 11
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Catatan untuk Pengawas/Penilik: • Apakah perencanaan di suatu kelas
memperhatikan topik atau konsep yang
Pengawas/penilik dapat mendiskusikan sudah dikuasai peserta didik di kelas
dan mendukung proses belajar pendidik sebelumnya?
untuk mengembangkan perencanaan
pembelajaran. Pada saat berdiskusi dengan • Apakah pendidik memperhatikan
pendidik, pengawas/penilik perlu fokus pada perkembangan peserta didik ketika
bagaimana proses perencanaan dilakukan, merencanakan pembelajaran?
misalnya:
• Apakah perencanaan pembelajaran
• Apakah guru berkolaborasi lintas kelas memperhatikan perkembangan peserta
sebagaimana yang dicontohkan di atas? didik dan kesinambungan proses
pembelajaran antar kelas?
Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Tabel 3.1
memperlihatkan pembagian fase.
Tabel 3.1. Pembagian Fase
Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya
Fondasi PAUD
A Kelas I-II SD/MI
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK
Kelas XI-XII SMK Program 3 tahun
Kelas XI-XII SMK program 4 tahun
Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian
untuk setiap mata pelajaran.
• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai pengetahuan yang dipelajari peserta didik
ditulis dalam paragraf yang memadukan menjadi suatu rangkaian yang berkaitan.
antara pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara • CP dirancang dengan banyak merujuk
karakter dan kompetensi umum yang ingin kepada teori belajar Konstruktivisme
dikembangkan dinyatakan dalam profil dan pengembangan kurikulum dengan
pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan pendekatan “Understanding by Design”
dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins
& Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini,
12
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
“memahami” merupakan kemampuan yang yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase
dibangun melalui proses dan pengalaman untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting
belajar yang memberikan kesempatan untuk pendidik mempelajari CP untuk mata
kepada mereka untuk dapat menjelaskan, pelajarannya secara menyeluruh.
menginterpretasi dan mengaplikasikan
informasi, menggunakan berbagai perspektif, Memahami CP adalah langkah pertama yang
dan berempati atas suatu fenomena. Dengan sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar
demikian, pemahaman bukanlah suatu dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas
proses kognitif yang sederhana atau proses dari apakah mereka akan mengembangkan
berpikir tingkat rendah. kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau
silabusnya sendiri atau tidak. Beberapa contoh
• Memang apabila merujuk pada Taksonomi pertanyaan reflektif yang dapat digunakan
Bloom, pemahaman dianggap sebagai untuk memandu guru dalam memahami CP,
proses berpikir tahap yang rendah (C2). antara lain:
Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk perancangan • Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki
pembelajaran dan asesmen kelas yang peserta didik untuk sampai di capaian
lebih operasional, bukan untuk CP yang pembelajaran akhir fase?
lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom
lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ • Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran
yang lebih konkret. • Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, • Apakah capaian yang ditargetkan sudah
karakteristik, dan capaian per fase. Rasional biasa saya ajarkan?
menjelaskan alasan pentingnya mempelajari
mata pelajaran tersebut serta kaitannya Selain untuk mengenal lebih mendalam mata
dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga
menjelaskan kemampuan atau kompetensi dapat memantik ide-ide pengembangan
yang dituju setelah peserta didik mempelajari rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah
mata pelajaran tersebut secara keseluruhan. beberapa pertanyaan yang dapat digunakan
Karakteristik menjelaskan apa yang untuk memantik ide:
dipelajari dalam mata pelajaran tersebut,
elemen-elemen atau domain (strands) • Bagaimana capaian dalam fase ini akan
yang membentuk mata pelajaran dan dicapai anak didik?
berkembang dari fase ke fase. Capaian per
fase disampaikan dalam dua bentuk, • Materi apa saja yang akan dipelajari dan
seberapa luas serta mendalam?
• Proses belajar seperti apa yang akan
ditempuh peserta didik?
Catatan untuk pimpinan satuan pendidikan:
Berdasarkan umpan balik yang diterima Kemendikbudristek, sebagian pendidik masih
mengalami kesulitan untuk memahami CP secara utuh. Oleh karena itu, pendidik dapat
dianjurkan untuk berpartisipasi dalam komunitas di mana mereka dapat mengembangkan
profesionalisme mereka dan belajar lebih jauh tentang CP dan peran mereka untuk
memfasilitasi peserta didik mencapai CP.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 13
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Berikut ini adalah beberapa catatan penting tentang CP untuk jenis/jenjang:
Pada PAUD, CP bertujuan untuk mata pelajaran yang diajarkan hingga kelas
memberikan arah yang sesuai dengan XIII.
usia perkembangan pada semua aspek
perkembangan anak sehingga kompetensi Pada Pendidikan Kesetaraan, penyusunan
pembelajaran yang diharapkan dicapai alur tujuan pembelajaran memperhatikan
anak pada akhir PAUD dapat dipahami alokasi waktu didasarkan pada pemetaan
dengan jelas agar anak siap mengikuti Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang
jenjang pendidikan selanjutnya. Lingkup ditetapkan oleh satuan pendidikan
CP di PAUD dikembangkan dari tiga dengan bentuk pembelajaran tatap
elemen stimulasi yang saling terintegrasi muka, tutorial, mandiri ataupun
dan merupakan elaborasi dari aspek- kombinasi secara proporsional dari
aspek perkembangan anak, yaitu nilai ketiganya. Capaian pembelajaran pada
agama dan moral, fisik motorik, kognitif, mata pelajaran kelompok umum, mata
sosial emosional, bahasa; dan nilai pelajaran pemberdayaan, dan mata
Pancasila; serta bidang-bidang lain untuk pelajaran keterampilan mengacu pada
mengoptimalkan tumbuh kembang anak capaian pembelajaran yang ditetapkan
sesuai dengan kebutuhan pendidikan oleh Pemerintah. Satuan pendidikan dapat
Abad 21 di Indonesia. Tiga elemen mengembangkan capaian pembelajaran
stimulasi yang dimaksud, yaitu: 1) Nilai pada mata pelajaran keterampilan sesuai
Agama dan Budi Pekerti; 2) Jati Diri; dan dengan kebutuhan belajar peserta didik,
3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, lingkungan belajar dan satuan pendidikan.
Teknologi, Rekayasa, dan Seni; diharapkan
dapat mengeksplorasi aspek-aspek Pada Pendidikan Khusus, pembagian fase
perkembangan anak secara utuh dan tidak didasarkan pada usia mental peserta didik.
terpisah. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus
dengan hambatan intelektual, dapat
Sementara itu, pada SMK terdapat menggunakan CP pendidikan khusus. CP
beberapa kekhasan. Pendidik dapat pada peserta didik berkebutuhan khusus
melakukan analisis CP mata pelajaran dengan hambatan intelektual dapat
kejuruan SMK bersama dengan mitra dunia dilakukan lintas fase dan lintas elemen,
kerja. Pada jenjang SMK terdapat program sesuai dengan kondisi, kemampuan,
empat tahun sebagaimana tercantum hambatan dan kebutuhan. Sementara
dalam daftar konsentrasi keahlian yang peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada hambatan intelektual menggunakan
program empat tahun pembelajaran CP reguler dengan menerapkan prinsip
diselenggarakan hingga kelas XIII mata modifikasi kurikulum. Di bawah ini adalah
pelajaran yang diajarkan pada kelas XIII rumusan fase capaian pembelajaran pada
adalah: Matematika, Bahasa Inggris, Pendidikan Khusus.
dan Praktik Kerja Lapangan. Capaian
pembelajaran fase F berlaku pada pada
14
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 3.2. Fase Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus
Fase Jenjang/Kelas pada umumnya Usia Mental
A Kelas I-II SD/MI ≤ 7 tahun
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI ± 8 tahun
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK ± 9 tahun
± 10 tahun
F Kelas XI-XII SMA/SMK/MA/MAK
B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami CP, pendidik mulai Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya
mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus memuat 2 komponen utama, yaitu:
dipelajari peserta didik dalam suatu fase.
Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide 1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau
tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang keterampilan yang perlu ditunjukkan/
telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, didemonstrasikan oleh peserta didik.
untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini digunakan pendidik, antara lain: secara
perlu dicapai peserta didik dalam satu atau konkret, kemampuan apa yang perlu
lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir
penghujung Fase mereka dapat mencapai apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase,
pendidik perlu mengembangkan beberapa 2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep
tujuan pembelajaran. utama yang perlu dipahami pada akhir satu
unit pembelajaran. Pertanyaan panduan
Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran yang dapat digunakan pendidik, antara
ini, pendidik belum mengurutkan tujuan- lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari
tujuan tersebut, cukup merancang tujuan- dari suatu konsep besar yang dinyatakan
tujuan belajar yang lebih operasional dan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan
konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan kehidupan peserta didik dapat digunakan
tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap sebagai konteks untuk mempelajari konten
berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat dalam CP (misalnya, proses pengolahan
melakukan proses pengembangan rencana hasil panen digunakan sebagai konteks
pembelajaran langkah demi langkah. untuk belajar tentang persamaan linear di
SMA)
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 15
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Taksonomi Bloom berguna dalam proses Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan
perumusan tujuan pembelajaran. Namun untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan
demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi Krathwohl mengelompokkan kemampuan
seiring dengan perkembangan hasil-hasil kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini,
penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) dengan urutan dari kemampuan yang paling
mengembangkan taksonomi berdasarkan dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:
Level Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari,
termasuk de nisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi
1 yang pernah diajarkan kepadanya.
Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan
Level suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi,
menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.
2
Level Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau
informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan
3 Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi
menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau
Level membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau
mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.
4
Level Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian,
mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.
5 Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh,
melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi
Level yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di
dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang
6 sudah ada.
Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan menggunakan informasi untuk menjelaskan
tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe
merujuk pada teori lain yang dikembangkan dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan
oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang melalui kombinasi dari enam kemampuan
enam bentuk pemahaman. Sebagaimana berikut ini:
yang disampaikan dalam penjelasan tentang
CP, pemahaman (understanding) adalah
proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar
16
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Penjelasan (explanation) Interpretasi
Mendeskripsikan suatu ide dengan Menerjemahkan cerita, karya seni,
atau situasi. Interpretasi juga berarti
kata-kata sendiri, membangun memaknai sebuah ide, perasaan,
hubungan, mendemonstrasikan atau sebuah hasil karya dari satu
hasil kerja, menjelaskan alasan,
menjelaskan sebuah teori, dan media ke media lain.
menggunakan data.
Aplikasi Perspektif
Menggunakan pengetahuan, Melihat suatu hal dari sudut
keterampilan dan pemahaman pandang yang berbeda, siswa dapat
mengenai sesuatu dalam situasi menjelaskan sisi lain dari sebuah
yang nyata atau sebuah simulasi situasi, melihat gambaran besar,
melihat asumsi yang mendasari
(menyerupai kenyataan). suatu hal dan memberikan kritik.
Empati Pengenalan diri
Menaruh diri di posisi orang lain. atau re eksi diri
Merasakan emosi yang dialami oleh Memahami diri sendiri; yang
pihak lain dan/atau memahami menjadi kekuatan, area yang perlu
dikembangkan serta proses berpikir
pikiran yang berbeda dengan dan emosi yang terjadi secara
dirinya. internal.
Marzano (2000) mengembangkan taksonomi untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar
baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam mencapai tujuan. Selanjutnya sistem kognitif
taksonominya, Marzano menggunakan tiga mengolah semua informasi yang diperlukan
sistem dalam domain pengetahuan. Ketiga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada 6
sistem tersebut adalah sistem kognitif, sistem level taksonomi menurut Marzano:
metakognitif, dan sistem diri (self-system).
Sistem diri adalah keputusan yang dibuat
individu untuk merespon instruksi dan
pembelajaran: apakah akan melakukannya atau
tidak. Sementara sistem metakognitif adalah
kemampuan individu untuk merancang strategi
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 17
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)
Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas
mengidenti kasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan
yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan
menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi
lain yang berkaitan.
Tingkat 2 Pemahaman
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk
mengidenti kasi atribut atau karakteristik utama dalam
pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano,
pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan:
integrasikan dan simbolisasi.
Tingkat 3 Analisis
Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan
pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud
bukan hanya mengidenti kasi karakteristik penting dan tidak
penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru
yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu:
(1) mencocokan, (2) mengklasi kasikan, (3) menganalisis
kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesi kasikan.
Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan
Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin
menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur
ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli
untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat
dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah
tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang.
Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum
pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2)
penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan.
Tingkat 5 Metakognisi
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan
mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam
taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi,
yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau
kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.
Tingkat 6 Sistem Diri
Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan
seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan
tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan
dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa
kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon
emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.
18
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk sehari-hari sampai kesiapan memasuki
fokus pada satu teori saja. Sebaliknya, panduan dunia kerja.
ini memperlihatkan bahwa ada beberapa
referensi yang dapat digunakan untuk ■ Pada pendidikan kesetaraan, dalam
merancang tujuan pembelajaran. Pendidik merumuskan tujuan pembelajaran
dapat menggunakan teori atau pendekatan memperhatikan karakteristik peserta didik,
lain dalam merancang tujuan pembelajaran, kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan.
selama teori tersebut dinilai relevan dengan
karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik ■ Pada satuan pendidikan SMK,
yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan tujuan pembelajaran dan alur tujuan
konteks lingkungan pembelajaran. pembelajaran dapat disusun bersama
dengan mitra dunia kerja.
Beberapa catatan khusus terkait dengan
perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan
jenjang pendidikan tertentu: tujuan pembelajaran dengan beberapa
alternatif di bawah ini:
■ Pada Capaian Pembelajaran PAUD,
penyusunan tujuan pembelajaran ■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan
mempertimbangkan laju perkembangan pembelajaran secara langsung berdasarkan
anak, bukan kompetensi dan konten seperti CP
pada jenjang lainnya.
■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan
■ Pada Pendidikan Khusus, selain pembelajaran dengan menganalisis
kompetensi dan konten, tujuan ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.
pembelajaran juga mencakup variasi
dan akomodasi layanan sesuai ■ Alternatif 3. Merumuskan tujuan
karakteristik peserta didik. Selain itu, pembelajaran Lintas Elemen CP
tujuan pembelajaran diarahkan pada
terbentuknya kemandirian dalam aktivitas Contoh masing-masing alternatif terdapat di
lampiran, termasuk contoh cara merumuskan
CP menjadi tujuan pembelajaran pada jenjang
PAUD ada di lampiran.
C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik
langkah berikutnya dalam perencanaan dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP,
pembelajaran adalah menyusun alur tujuan (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh
pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran yang disediakan, ataupun (3) menggunakan
sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan contoh yang disediakan pemerintah.
apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”,
yaitu untuk perencanaan dan pengaturan Bagi pendidik yang merancang alur tujuan
pembelajaran dan asesmen secara garis pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan
besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh pembelajaran yang telah dikembangkan
karena itu, pendidik dapat menggunakan alur dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai
tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan satu alur (sequence) yang berurutan secara
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 19
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
sistematis, dan logis dari awal hingga akhir 6. Metode penyusunan alur tujuan
fase. Alur tujuan pembelajaran juga perlu pembelajaran harus logis, dari kemampuan
disusun secara linier, satu arah, dan tidak yang sederhana ke yang lebih rumit,
bercabang, sebagaimana urutan kegiatan dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. pelajaran, pendekatan pembelajaran yang
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada digunakan (misal: matematik realistik);
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang dengan alur tujuan pembelajarannya
lebih umum bukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu, baru proses berpikirnya
harian (goals, bukan objectives); (misalnya, menguraikan dari elemen
menjadi tujuan pembelajaran) sebagai
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu lampiran agar lebih sederhana dan
fase, tidak terpotong di tengah jalan; langsung ke intinya untuk guru;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu 8. Karena alur tujuan pembelajaran
dikembangkan secara kolaboratif, (apabila yang disediakan Kemendikbudristek
guru mengembangkan, maka perlu merupakan contoh, maka alur tujuan
kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan pembelajaran dapat bernomor/huruf
dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara (untuk menunjukkan urutan dan tuntas
guru kelas I dan II untuk Fase A; penyelesaiannya dalam satu fase);
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan 9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan
sesuai karakteristik dan kompetensi yang SATU alur tujuan pembelajaran, tidak
dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh bercabang (tidak meminta guru untuk
karena itu sebaiknya dikembangkan oleh memilih). Apabila sebenarnya urutannya
pakar mata pelajaran, termasuk guru yang dapat berbeda, lebih baik membuat
mahir dalam mata pelajaran tersebut; alur tujuan pembelajaran lain sebagai
variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu
tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan dapat diberikan nomor atau kode; dan
khusus);
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada
pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi
dengan pendekatan/strategi pembelajaran
(pedagogi).
20
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang
diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005;
Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009):
Tabel 3.3. Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran
Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten
yang Konkret ke yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan
yang Abstrak menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu
Pengurutan Deduktif sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).
Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang
Mudah ke yang lebih spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu
Sulit sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau
Pengurutan Hierarki relasional.
Pengurutan Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
Prosedural Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Scaffolding
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen
konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang
penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari
sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan
t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan
tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus
mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa
mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang
diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat
berenang sendiri.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 21
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur dilakukan pada tahap sebelumnya dan alur
tujuan pembelajaran dalam satu fase. Setiap tujuan pembelajaran adalah tujuan-tujuan
kotak tujuan pembelajaran merupakan hasil pembelajaran yang telah disusun.
perumusan tujuan pembelajaran yang telah
Awal Tujuan Tujuan
Fase Pembelajaran Pembelajaran
1 2
Tujuan Tujuan
Pembelajaran Pembelajaran
... 3
Tujuan Tujuan Akhir
Pembelajaran Pembelajaran Fase
... (n)
Gambar 3.2. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran
Sebagaimana disampaikan pada penjelasan untuk Fase A, misalnya, harus disusun untuk
tentang CP, setiap fase terdiri atas 1 sampai 2 tahun (Kelas I dan Kelas II). Oleh karena itu,
3 kelas. Sebagai contoh, pada jenjang SD, dalam menyusun alur tujuan pembelajaran,
satu fase terdiri atas 2 kelas. Alur tujuan pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik
pembelajaran dikembangkan untuk setiap CP. lain yang mengajar dalam fase yang sama agar
Dengan demikian, alur tujuan pembelajaran tujuan pembelajarannya berkesinambungan.
Pendidik dapat menggunakan contoh alur tujuan pembelajaran yang telah tersedia, atau
memodifikasi contoh alur tujuan pembelajaran menyesuaikan kebutuhan peserta didik,
karakteristik dan kesiapan satuan pendidikan. Selain itu, pendidik dapat menyusun alur tujuan
pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan. Tidak ada format
komponen yang ditetapkan oleh pemerintah. Komponen alur tujuan pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan yang mudah dimengerti oleh pendidik.
Catatan khusus untuk jenjang dan jenis tertentu:
Untuk PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran atau tidak dan alur tujuan pembelajaran dapat
adalah perencanaan pembelajaran berdasarkan dikembangkan dengan pendekatan yang paling
laju perkembangan anak dan dikembangkan sesuai pada masing-masing satuan pendidikan.
oleh masing-masing satuan agar dapat
mencapai CP. Satuan pendidikan dapat memilih
untuk menyusun alur tujuan pembelajaran
22
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen
Rencana pembelajaran dirancang untuk faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik
memandu guru melaksanakan pembelajaran yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan
sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-
pembelajaran. Dengan demikian, rencana lain.
pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan
pembelajaran yang digunakan pendidik Setiap pendidik perlu memiliki rencana
sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan pembelajaran untuk membantu mengarahkan
alur tujuan pembelajaran. Perlu diingatkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana
kembali bahwa alur tujuan pembelajaran pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana
tidak ditetapkan oleh pemerintah sehingga pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal
pendidik yang satu dapat menggunakan alur sebagai RPP atau (2) dalam bentuk modul
tujuan pembelajaran yang berbeda dengan ajar. Apabila pendidik menggunakan modul
pendidik lainnya meskipun mengajar peserta ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena
didik dalam fase yang sama. Oleh karena itu, komponen-komponen dalam modul ajar
rencana pembelajaran yang dibuat masing- meliputi komponen-komponen dalam RPP atau
masing pendidik pun dapat berbeda-beda, lebih lengkap daripada RPP. Komponen yang
terlebih lagi karena rencana pembelajaran ini dimaksud tertera pada Tabel 3.4. berikut ini:
dirancang dengan memperhatikan berbagai
Tabel 3.4. Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar
Komponen minimum dalam rencana Komponen minimum dalam modul ajar
pelaksanaan pembelajaran
• Tujuan pembelajaran (salah satu dari
• Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan
• Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau pembelajaran yang dicapai dalam satu atau
lebih pertemuan. lebih pertemuan.
• Asesmen pembelajaran: Rencana • Rencana asesmen untuk di awal
asesmen untuk di awal pembelajaran dan pembelajaran beserta instrumen dan cara
rencana asesmen di akhir pembelajaran penilaiannya.
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran. • Rencana asesmen di akhir pembelajaran
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan cara
penilaiannya.
• Media pembelajaran yang digunakan,
termasuk, misalnya bahan bacaan yang
digunakan, lembar kegiatan, video, atau
tautan situs web yang perlu dipelajari
peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 23
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 3.4 menunjukkan perbedaan komponen Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan
yang perlu termuat dalam kedua dokumen untuk membantu pendidik mengajar secara
perencanaan pembelajaran yang digunakan lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu
pendidik sehari-hari. Terlihat bahwa komponen menggunakan buku teks pelajaran. Modul
yang harus ada (komponen minimum) dalam ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif
rencana pelaksanaan pembelajaran lebih strategi pembelajaran. Oleh karena itu,
sederhana, fokus mendokumentasikan rencana. sebelum merancang modul ajar, pendidik perlu
Sementara dalam modul ajar, perencanaan mempertimbangkan beberapa hal berikut.
dilengkapi dengan media yang digunakan,
termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh a. Untuk mencapai suatu tujuan
karena modul ajar lebih lengkap daripada pembelajaran tertentu, apakah merujuk
rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pada buku teks saja sudah cukup atau perlu
pendidik yang menggunakan modul ajar untuk menggunakan modul ajar?
mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran
tidak perlu lagi mengembangkan rencana b. Jika membutuhkan modul ajar, apakah
pelaksanaan pembelajaran. dapat menggunakan modul ajar yang telah
disediakan, memodifikasi modul ajar yang
Pemerintah menyediakan contoh-contoh disediakan, atau perlu membuat modul ajar
rencana pelaksanaan pembelajaran dan modul baru?
ajar. Pendidik dapat menggunakan dan/
atau menyesuaikan contoh-contoh tersebut Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di
dengan kebutuhan peserta didik. Untuk atas pendidik menyimpulkan bahwa modul
pendidik yang merancang rencana pelaksanaan ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar
pembelajarannya sendiri, maka komponen- yang disediakan dapat digunakan dengan
komponen dalam Tabel 3.4 harus termuat, dan penyesuaian-penyesuaian tertentu, maka
dapat ditambahkan dengan komponen lainnya ia tidak perlu merancang modul ajar yang
sesuai dengan kebutuhan pendidik, peserta baru. Komponen minimum modul ajar telah
didik, dan kebijakan satuan pendidikan. disampaikan dalam Tabel 3.4, namun bila
diperlukan, pendidik juga dapat menambah
Merancang Modul Ajar komponen, misalnya dengan menyusun modul
ajar dengan struktur sebagaimana tercantum
Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.4, modul pada Tabel 3.5 berikut.
ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan,
langkah, media pembelajaran, asesmen,
serta informasi dan referensi belajar lainnya
yang dapat membantu pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran. Satu modul ajar
biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk
satu tujuan pembelajaran berdasarkan alur
tujuan pembelajaran yang telah disusun.
24
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 3.5. Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap
Informasi Umum Komponen Inti Lampiran
• Identitas penulis modul • Tujuan pembelajaran • Lembar kerja peserta didik
• Kompetensi awal • Asesmen • Pengayaan dan remedial
• Profil pelajar Pancasila • Pemahaman bermakna • Bahan bacaan pendidik
• Sarana dan prasarana • Pertanyaan pemantik
• target peserta didik • Kegiatan pembelajaran dan peserta didik
• Model pembelajaran yang • Refleksi peserta didik dan • Glosarium
• Daftar pustaka
digunakan pendidik
Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang
tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan
karakteristik peserta didik.
Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam proses perancangan
modul ajar.
• Bagaimana agar perhatian peserta • Bagaimana peserta didik dapat menunjukkan
didik senantiasa fokus dan mereka pemahaman mereka dan melakukan evaluasi
terus bersemangat sepanjang kegiatan diri yang berarti setelah mempelajari materi
pembelajaran? ini?
• Bagaimana saya sebagai pendidik akan • Bagaimana saya akan menyesuaikan langkah
membantu setiap individu peserta didik dan/atau materi pelajaran berdasarkan
memahami pembelajaran? keunikan dan kebutuhan masing-masing
peserta didik?
• Bagaimana saya akan mendorong peserta
didik untuk melakukan refleksi, mempelajari • Bagaimana saya akan mengelola
lagi, memperbaiki, dan berpikir ulang pengalaman belajar yang mendorong
tentang konsep atau materi pelajaran yang peserta didik untuk menjadi pelajar yang
telah mereka pelajari? aktif dan mandiri?
Bagaimana kekhasan modul ajar pada berbagai jenjang?
PAUD. Rencana pembelajaran/modul ajar pada PAUD merupakan dokumen yang setidaknya
memuat komponen tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, serta asesmen yang
dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran atau pada rentang
waktu yang telah ditentukan.
Pendidikan Khusus. Pengembangan modul ajar, selain sesuai dengan struktur dan komponen
di atas, juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik
sehingga pengembangan modul ajar dimungkinkan dapat terjadi lintas fase dan elemen.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 25
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Kesetaraan. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran memperhatikan bentuk
pembelajaran, yakni tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara proporsional dari
ketiganya. Pada modul ajar ini, komponen jam pelajaran mengacu pada pemetaan SKK pada
tiap mata pelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Satu SKK adalah satu satuan
kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam
tutorial atau 3 (tiga) jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam
tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 35 (tiga puluh
lima) menit untuk Program Paket A, 40 (empat puluh) menit untuk Program Paket B, dan 45
(empat puluh lima) menit untuk Program Paket C.
SMK, Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran konsentrasi keahlian, modul ajar
dilengkapi dengan bahan ajar atau lembar kerja atau latihan-latihan sesuai dengan konsentrasi
atau keahlian yang akan dipelajari oleh peserta didik. Modul ajar dapat disusun berdasarkan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan/atau disusun bersama mitra dunia
kerja.
Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Atau Modul
Ajar
Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 3.4, a. Asesmen di awal pembelajaran yang
baik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kesiapan
maupun modul ajar, rencana asesmen perlu peserta didik untuk mempelajari
disertakan dalam perencanaan pembelajaran. materi ajar dan mencapai tujuan
Dalam modul ajar, rencana asesmen ini pembelajaran yang direncanakan.
dilengkapi dengan instrumen serta cara Asesmen ini termasuk dalam kategori
melakukan penilaiannya. Dalam dunia pedagogi asesmen formatif karena ditujukan
dan asesmen, terdapat banyak teori dan untuk kebutuhan guru dalam
pendekatan asesmen. Bagian ini menjelaskan merancang pembelajaran, tidak untuk
konsep asesmen yang dianjurkan dalam keperluan penilaian hasil belajar
Kurikulum Merdeka. peserta didik yang dilaporkan dalam
rapor.
Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip
Pembelajaran dan Asesmen (Bab II), asesmen b. Asesmen di dalam proses
adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam pembelajaran yang dilakukan
proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk selama proses pembelajaran untuk
mencari bukti ataupun dasar pertimbangan mengetahui perkembangan peserta
tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. didik dan sekaligus pemberian umpan
Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk balik yang cepat. Biasanya asesmen ini
melakukan asesmen-asesmen berikut ini: dilakukan sepanjang atau di tengah
kegiatan/langkah pembelajaran, dan
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang dapat juga dilakukan di akhir langkah
bertujuan untuk memberikan informasi pembelajaran. Asesmen ini juga
atau umpan balik bagi pendidik dan termasuk dalam kategori asesmen
peserta didik untuk memperbaiki proses formatif.
belajar.
26
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang penggunaan teknik dan instrumen asesmen,
dilakukan untuk memastikan ketercapaian penentuan kriteria ketercapaian tujuan
keseluruhan tujuan pembelajaran. pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen.
Asesmen ini dilakukan pada akhir Termasuk dalam keleluasaan ini adalah
proses pembelajaran atau dapat juga keputusan tentang penilaian tengah semester.
dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih Pendidik dan satuan pendidikan berwenang
tujuan pembelajaran, sesuai dengan untuk memutuskan perlu atau tidaknya
pertimbangan pendidik dan kebijakan melakukan penilaian tersebut.
satuan pendidikan. Berbeda dengan
asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip
bagian dari perhitungan penilaian di akhir asesmen yang disampaikan dalam Bab II,
semester, akhir tahun ajaran, dan/atau di mana salah satu prinsipnya mendorong
akhir jenjang. penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan
hanya tes tertulis, agar pembelajaran bisa
Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna
dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran serta informasi atau umpan balik dari asesmen
atau modul ajar, tergantung pada cakupan tentang kemampuan peserta didik juga menjadi
tujuan pembelajaran. lebih kaya dan bermanfaat dalam proses
perancangan pembelajaran berikutnya.
Pendidik adalah sosok yang paling memahami
kemajuan belajar peserta didik sehingga Untuk dapat merancang dan melaksanakan
pendidik perlu memiliki kompetensi dan pembelajaran dan asesmen sesuai arah
keleluasaan untuk melakukan asesmen agar kebijakan Kurikulum Merdeka, berikut ini
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing- adalah penjelasan lebih lanjut tentang asesmen
masing. Keleluasaan tersebut mencakup formatif dan asesmen sumatif sebagai acuan.
perancangan asesmen, waktu pelaksanaan,
Asesmen Formatif meningkatkan terus capaiannya. Hal ini
merupakan proses belajar yang penting
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk menjadi pembelajar sepanjang
untuk memantau dan memperbaiki proses hayat.
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan ■ Bagi pendidik, asesmen formatif
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar berguna untuk merefleksikan strategi
peserta didik, hambatan atau kesulitan yang pembelajaran yang digunakannya, serta
mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan untuk meningkatkan efektivitasnya
informasi perkembangan peserta didik. dalam merancang dan melaksanakan
Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi pembelajaran. Asesmen ini juga
peserta didik dan juga pendidik. memberikan informasi tentang kebutuhan
belajar individu peserta didik yang
■ Bagi peserta didik, asesmen formatif diajarnya.
berguna untuk berefleksi, dengan
memonitor kemajuan belajarnya,
tantangan yang dialaminya, serta langkah-
langkah yang perlu ia lakukan untuk
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 27
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Agar asesmen memberikan manfaat tersebut Contoh-contoh pelaksanaan asesmen
kepada peserta didik dan pendidik, maka formatif.
beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik
dalam merancang asesmen formatif, antara lain • Pendidik memulai kegiatan tatap muka
sebagai berikut: dengan memberikan pertanyaan berkaitan
dengan konsep atau topik yang telah
• Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
stake). Asesmen formatif dirancang untuk
tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya • Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran
digunakan untuk menentukan nilai rapor, di kelas dengan meminta peserta didik untuk
keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru
keputusan-keputusan penting lainnya. mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka
pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang
• Asesmen formatif dapat menggunakan mereka belum pahami.
berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
asesmen dikategorikan sebagai asesmen • Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan
formatif apabila tujuannya adalah untuk diskusi terkait proses dan hasil percobaan,
meningkatkan kualitas proses belajar. kemudian pendidik memberikan umpan balik
terhadap pemahaman peserta didik.
• Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan
dengan proses pembelajaran yang sedang • Pendidik memberikan pertanyaan tertulis,
berlangsung sehingga asesmen formatif dan kemudian setelah selesai menjawab
pembelajaran menjadi suatu kesatuan. pertanyaan, peserta didik diberikan kunci
jawabannya sebagai acuan melakukan
• Asesmen formatif dapat menggunakan penilaian diri.
metode yang sederhana, sehingga umpan
balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh • Penilaian diri, penilaian antarteman,
dengan cepat. pemberian umpan balik antar teman dan
refleksi. Sebagai contoh, peserta didik
• Asesmen formatif yang dilakukan di awal diminta untuk menjelaskan secara lisan atau
pembelajaran akan memberikan informasi tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman)
kepada pendidik tentang kesiapan belajar tentang konsep yang baru dipelajari.
peserta didik. Berdasarkan asesmen ini,
pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi • Pada PAUD, pelaksanaan asesmen formatif
rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ dapat dilakukan dengan melakukan
atau membuat diferensiasi pembelajaran observasi terhadap perkembangan anak saat
agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. melakukan kegiatan bermain-belajar.
• Instrumen asesmen yang digunakan dapat • Pada pendidikan khusus, pelaksanaan
memberikan informasi tentang kekuatan, asesmen diagnostik dilakukan untuk
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh menentukan fase pada peserta didik
peserta didik dan mengungkapkan cara sehingga pembelajaran sesuai dengan
untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya kebutuhan dan karakteristik peserta didik,
atau performa yang diberi umpan balik. misalnya: salah satu peserta didik pada kelas
Dengan demikian, hasil asesmen tidak X SMALB (Fase E) berdasarkan hasil asesmen
sekadar sebuah angka. diagnostik berada pada Fase C sehingga
pembelajaran peserta didik tersebut tetap
mengikuti hasil asesmen diagnostik yaitu Fase
C.
28
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Asesmen Sumatif atau informasi tambahan untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik, maka
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang dapat melakukan asesmen pada akhir semester.
pendidikan dasar dan menengah bertujuan Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data
untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan
penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu
dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik
hasil belajar peserta didik dilakukan dengan dapat menggunakan teknik dan instrumen yang
membandingkan pencapaian hasil belajar beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat
peserta didik dengan kriteria ketercapaian menggunakan observasi dan performa (praktik,
tujuan pembelajaran. menghasilkan produk, melakukan projek, dan
membuat portofolio).
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini,
asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui Merencanakan Asesmen
capaian perkembangan peserta didik dan
bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan Apabila pendidik menggunakan modul ajar
kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif yang disediakan, maka ia tidak perlu membuat
berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik
laporan pencapaian pembelajaran dan dapat yang mengembangkan sendiri rencana
ditambahkan dengan informasi pertumbuhan pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul
dan perkembangan anak. ajar, ia perlu merencanakan asesmen formatif
yang akan digunakan.
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi
untuk: • Rencana asesmen dimulai dengan
perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini tentu
• alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
belajar peserta didik dalam satu atau lebih
tujuan pembelajaran di periode tertentu; • Setelah tujuan dirumuskan, pendidik
memilih dan/atau mengembangkan
• mendapatkan nilai capaian hasil belajar instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa
untuk dibandingkan dengan kriteria capaian hal yang perlu diperhatikan dalam
yang telah ditetapkan; dan memilih/mengembangkan instrumen,
antara lain: karakteristik peserta didik,
• menentukan kelanjutan proses belajar siswa kesesuaian asesmen dengan rencana/
di kelas atau jenjang berikutnya. tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen,
kemudahan penggunaan instrumen untuk
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah memberikan umpan balik kepada peserta
pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir didik dan pendidik.
satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau
lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester
dan pada akhir fase; khusus asesmen pada
akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika
pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 29
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi pendidik,
yaitu:
Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja
peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk
memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja
dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.
Catatan Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku
Anekdotal yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi
yang dilakukan.
Grafik Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.
Perkembangan
(Kontinum)
Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh
pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :
Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui
Kinerja pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat difokuskan
Projek untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat dilakukan dalam
Tes Tertulis tugas atau aktivitas rutin/harian.
Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik,
menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.
Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu.
Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis dapat
berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.
30
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tes Lisan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan,
Penugasan dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.
Portofolio
Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.`
Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam
kurun waktu tertentu.
Asesmen dapat dilakukan secara berbeda Untuk pendidikan khusus, asesmen
di jenjang tertentu, sesuai dengan cenderung lebih beragam karena perlu
karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, pendekatan individual. Pada Pendidikan
teknik penilaian tidak menggunakan tes Kesetaraan, asesmen mata pelajaran
tertulis, melainkan dengan berbagai cara keterampilan dapat berbentuk observasi,
yang disesuaikan dengan kondisi satuan demonstrasi, tes lisan, tes tulis, portofolio,
PAUD, dengan menekankan pengamatan dan/atau uji kompetensi pada lembaga
pada anak secara autentik sesuai preferensi sertifikasi dan kompetensi.
satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen
yang dapat dilakukan, antara lain: catatan Sementara itu pada SMK, terdapat
anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio, bentuk penilaian atau asesmen khas yang
dokumentasi, dll. membedakan dengan jenjang yang lain,
yaitu:
a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL)
• Asesmen/pengukuran terhadap capaian • Hasil asesmen disampaikan pada rapor
pembelajaran selama melaksanakan dengan mencantumkan keterangan
pembelajaran di dunia kerja, meliputi industri tentang kinerja secara
substansi kompetensi ataupun budaya keseluruhan berdasarkan jurnal PKL,
kerja. sertifikat, atau surat keterangan praktek
kerja lapangan dari dunia kerja.
• Asesmen dilakukan oleh pembimbing/
instruktur dari dunia kerja dan atau • Mendorong peserta didik berkinerja baik
bersama dengan guru pendamping. saat melakukan pembelajaran di dunia
kerja serta memberikan kebanggaan
pada peserta didik.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 31
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
b. Uji Kompetensi Kejuruan diperoleh pada tahap pembelajaran
sebelumnya.
• Asesmen terhadap pencapaian
kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes
pada KKNI yang dilaksanakan di akhir lisan, tes tulis, dan/atau portofolio sesuai
masa studi oleh Lembaga Sertifikasi dengan prosedur yang ditetapkan oleh
Profesi (LSP-P1/LSP-2/LSP-3), Panitia dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK.
Teknis Uji Kompetensi (PTUK), atau
satuan pendidikan yang terakreditasi • Hasil dari uji kompetensi adalah predikat
bersama dengan dunia kerja. capaian kompetensi sebagaimana
ditetapkan oleh penyelenggara dan
• Dapat memperhitungkan paspor sertifikat keahlian untuk menghadapi
keterampilan (skills passport) yang dunia kerja.
c. Ujian Unit Kompetensi • Mendorong pendidik melaksanakan
pembelajaran tuntas (mastery learning)
• Asesmen terhadap pencapaian satu pada materi kejuruan. Pembelajaran
atau beberapa unit kompetensi untuk tuntas dalam hal ini pembelajaran yang
mencapai kemampuan melaksanakan menekankan pada pemenuhan unit
satu bidang pekerjaan spesifik. atau elemen kompetensi sesuai dengan
SKKNI.
• Ujian Unit Kompetensi dapat
mengujikan beberapa unit kompetensi • Hasil dari ujian unit kompetensi
yang membentuk 1 (satu) Skema adalah predikat capaian kompetensi
Sertifikasi. sebagaimana ditetapkan oleh
penyelenggara, sertifikat keahlian,
• Ujian Unit Kompetensi dapat dan/atau skill passport sebagai bekal
dilaksanakan setiap tahun atau semester menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di
oleh satuan pendidikan terakreditasi. akhir masa pembelajaran.
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes
lisan, tes tulis, dan/atau portofolio.
Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Untuk mengetahui apakah peserta didik baik dalam bentuk rencana pelaksanaan
telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pembelajaran ataupun modul ajar.
pendidik perlu menetapkan kriteria atau
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah
Kriteria ini dikembangkan saat pendidik satu pertimbangan dalam memilih/membuat
merencanakan asesmen, yang dilakukan saat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu
pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria
32
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang beberapa pendekatan, di antaranya: (1)
kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/ menggunakan deskripsi sehingga apabila
didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut
bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran. maka dianggap belum mencapai tujuan
Dengan demikian, pendidik tidak disarankan pembelajaran, (2) menggunakan rubrik
untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, yang dapat mengidentifikasi sejauh mana
75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang peserta didik mencapai tujuan pembelajaran,
paling disarankan adalah menggunakan (3) menggunakan skala atau interval nilai,
deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka atau pendekatan lainnya sesuai dengan
pendidik diperkenankan untuk menggunakan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam
interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan mengembangkannya. Berikut adalah contoh-
sebagainya). contoh pendekatan yang dimaksud.
Dengan demikian, kriteria yang digunakan Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata
untuk menentukan apakah peserta didik pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta
telah mencapai tujuan pembelajaran dapat didik mampu menulis laporan hasil pengamatan
dikembangkan pendidik dengan menggunakan dan wawancara”
Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pengamatan, dan pengalaman secara jelas.
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan: Laporan menjelaskan hubungan kausalitas
Laporan peserta didik menunjukkan yang logis disertai dengan argumen yang logis
kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil sehingga dapat meyakinkan pembaca.
Tabel 3.6. Contoh Deskripsi Kriteria untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran
Kriteria Tidak memadai Memadai
Laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks
eksplanasi dengan runtut.
Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang
jelas.
Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang
logis disertai dengan argumen yang logis sehingga
dapat meyakinkan pembaca.
Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria
memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi agar
pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 33
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidik dapat menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran seperti contoh di
atas, atau dapat pula menggunakan tujuan-tujuan pembelajaran untuk menentukan ketuntasan CP
pada satu fase.
Pendekatan 2: menggunakan rubrik Pendidik menggunakan rubrik ini untuk
mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, peserta didik.
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan
yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan
penulisan. Dalam rubrik terdapat empat tahap
pencapaian, dari baru berkembang, layak,
cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada
deskripsi yang menjelaskan performa peserta
didik.
Tabel 3.7. Contoh Rubrik untuk Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran
Isi laporan Baru Layak Cakap Mahir
berkembang
Mampu Mampu Mampu
Belum mampu menulis teks menulis teks menulis teks
menulis teks eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil
eksplanasi, hasil pengamatan, pengamatan, pengamatan,
pengamatan, dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman
dan pengalaman secara jelas. secara jelas. secara jelas.
belum jelas Laporan Laporan Laporan
tertuang dalam menunjukkan menjelaskan menjelaskan
tulisan. Ide hubungan yang hubungan hubungan
dan informasi jelas di sebagian kausalitas yang kausalitas yang
dalam laporan paragraf. logis disertai logis disertai
tercampur dan dengan argumen dengan argumen
hubungan antara yang logis yang logis
paragraf tidak sehingga dapat sehingga dapat
berhubungan. meyakinkan meyakinkan
pembaca. pembaca serta
ada fakta-fakta
pendukung yang
relevan.
34
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Baru Layak Cakap Mahir
berkembang
Penulisan Belum Sebagian Sebagian besar Semua tanda
(tanda menggunakan tanda baca dan tanda baca dan baca dan
baca dan tanda baca dan huruf kapital huruf kapital huruf kapital
huruf huruf kapital digunakan secara digunakan secara digunakan secara
kapital) atau sebagian tepat. tepat. tepat.
besar tidak
digunakan secara
tepat.
Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di
atas mencapai minimal tahap cakap.
Pendekatan 3: menggunakan interval nilai Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari
20 soal (dengan bobot yang sama), maka
Untuk menggunakan interval, pendidik dan/ ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga dapat
atau satuan pendidikan dapat menggunakan disimpulkan bahwa peserta didik tersebut
rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik sudah mencapai ketuntasan dan tidak perlu
menentukan terlebih dahulu intervalnya dan remedial.
tindak lanjut yang akan dilakukan untuk para
peserta didik. Contoh b. Pendidik dapat menggunakan
interval nilai yang diolah dari rubrik. Seperti
Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat
tes tertulis atau ujian, pendidik menentukan menetapkan empat kriteria ketuntasan:
interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes,
pendidik dapat langsung menilai hasil kerja • menunjukkan kemampuan penulisan teks
peserta didik dan menentukan tindak lanjut eksplanasi dengan runtut
sesuai dengan intervalnya.
• menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
0 - 40% • menceritakan pengalaman secara jelas
belum mencapai, remedial di seluruh bagian • menjelaskan hubungan kausalitas yang logis
41 - 65 % disertai dengan argumen yang logis sehingga
belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian dapat meyakinkan pembaca
yang diperlukan
Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala
66 - 85 % pencapaian (1-4).
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta
remedial didik dengan rubrik untuk menentukan
ketercapaian peserta didik.
86 - 100%
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
atau tantangan lebih
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 35
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 3.8. Contoh Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Interval
Kriteria Ketuntasan belum muncul muncul sudah muncul terlihat pada
(1) sebagian kecil di sebagian keseluruhan
besar
(2) (3) teks
(4)
Menunjukkan kemampuan
penulisan teks eksplanasi dengan
runtut
Laporan menunjukkan hasil
pengamatan yang jelas
Laporan menceritakan pengalaman
secara jelas.
Laporan menjelaskan hubungan
kausalitas yang logis disertai
dengan argumen yang logis
sehingga dapat meyakinkan
pembaca.
Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki 0 - 40%
bobot yang sama sehingga pembagi belum mencapai, remedial di seluruh bagian
merupakan total dari jumlah kriteria (dalam hal
ini 4 kriteria) dan nilai maksimum (dalam hal ini 41 - 60%
nilai maksimumnya 4). Satuan pendidikan dan/ belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian
atau guru dapat memberikan bobot sehingga yang diperlukan
penghitungan disesuaikan dengan bobot
kriteria. 61 - 80%
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu
Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik remedial
ataupun nilai dari tes), pendidik dan/atau
satuan pendidikan dapat menentukan interval 81 - 100%
nilai untuk menentukan ketuntasan dan tindak sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
lanjut sesuai dengan intervalnya. atau tantangan lebih
Pada contoh di atas, pendidik hanya
menggunakan rubrik dan diambil kesimpulan
bahwa peserta didik di atas sudah menuntaskan
tujuan pembelajaran, karena sebagian besar
kriteria sudah tercapai.
36
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
4 Pelaksanaan Pembelajaran
dan Asesmen
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya • Melaksanakan asesmen di akhir
keterpaduan pembelajaran dengan asesmen, pembelajaran untuk mengetahui
terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen
belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen (Bab ini dapat digunakan sebagai asesmen awal
II) mengindikasikan pentingnya pengembangan pada pembelajaran berikutnya.
strategi pembelajaran sesuai dengan tahap
capaian belajar peserta didik atau yang Berdasarkan hasil asesmen di awal
dikenal juga dengan istilah teaching at the pembelajaran, pendidik perlu berupaya untuk
right level (TaRL). Pembelajaran ini dilakukan menyesuaikan strategi pembelajaran agar
dengan memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
yang bervariasi sesuai dengan pemahaman Namun demikian, bagi sebagian pendidik
peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini melakukan pembelajaran terdiferensiasi
adalah agar setiap anak dapat mencapai bukanlah hal yang sederhana untuk dilakukan.
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan Sebagian pendidik mengalami tantangan
demikian, pembelajaran yang berorientasi karena keterbatasan waktu untuk merancang
pada kompetensi membutuhkan asesmen pembelajaran yang berbeda-beda berdasarkan
yang bervariasi dan berkala. Pendekatan kebutuhan individu peserta didik. Sebagian
pembelajaran seperti inilah yang sangat yang lain mengalami kesulitan untuk
dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka. mengelompokkan peserta didik berdasarkan
kesiapan karena jumlah peserta didik yang
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan banyak dan ruangan kelas yang terbatas.
dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen:
Memahami adanya tantangan-tantangan
• Pendidik menyusun rencana pelaksanaan tersebut, maka pendidik sebaiknya
pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana menyesuaikan dengan kesiapan pendidik serta
asesmen formatif yang akan dilakukan di kondisi yang dihadapi pendidik. Beberapa
awal pembelajaran dan asesmen di akhir alternatif pendekatan pembelajaran sesuai
pembelajaran tahap capaian peserta didik yang dapat
dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:
• Pendidik melakukan asesmen di awal
pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap ■ Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang
individu peserta didik untuk mempelajari dilakukan di awal pembelajaran, peserta
materi yang telah dirancang didik di kelas yang sama dibagi menjadi
dua atau lebih kelompok menurut capaian
• Berdasarkan hasil asesmen, pendidik belajar mereka, dan keduanya diajarkan
memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ oleh guru yang sama atau disertai guru
atau membuat penyesuaian untuk sebagian pendamping/asisten. Selain itu, satuan
peserta didik pendidikan juga menyelenggarakan
program pelajaran tambahan untuk peserta
• Melaksanakan pembelajaran dan didik yang belum siap untuk belajar sesuai
menggunakan berbagai metode asesmen dengan fase di kelasnya.
formatif untuk memonitor kemajuan belajar
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 37
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
■ Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang Untuk menghindari dampak negatif
dilakukan di awal pembelajaran, peserta sebagaimana dijelaskan di atas, hal yang
didik di kelas yang sama dibagi menjadi dapat dilakukan ketika mengelompokkan
dua atau lebih kelompok menurut capaian peserta didik untuk keperluan pembelajaran
belajar mereka, dan keduanya diajarkan terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian
oleh guru yang sama atau disertai guru peserta didik, antara lain sebagai berikut.
pendamping/asisten.
• Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah
■ Alternatif 3: Berdasarkan asesmen metode yang biasa dilakukan peserta didik.
yang dilakukan di awal pembelajaran, Ada kalanya pendidik membagi kelompok
pendidik mengajar seluruh peserta didik berdasarkan minat (misalnya, kesamaan
di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen minat permainan olahraga dalam mata
tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik pelajaran PJOK), melakukan pengamatan
yang belum siap, pendidik memberikan atau eksperimen dalam mapel IPA secara
pendampingan setelah jam pelajaran berkelompok yang ditetapkan secara acak
berakhir. oleh pendidik, dan sebagainya sehingga
pengelompokan berdasarkan kemampuan
Pendidik dan satuan pendidikan dapat memilih akademik dalam suatu pertemuan adalah hal
strategi pembelajaran sesuai dengan tahap yang biasa.
capaian peserta didik dari tiga alternatif
pilihan di atas maupun merancang sendiri • Pengelompokan berdasarkan kemampuan
pendekatan yang akan digunakannya. berubah sesuai dengan kompetensi yang
Namun demikian, hal penting yang perlu menjadi kekuatan peserta didik, tidak
diperhatikan dalam melakukan pembelajaran permanen sepanjang tahun atau semester,
terdiferensiasi menurut kesiapan peserta dan tidak berlaku di semua mata pelajaran.
didik tersebut adalah bahwa pengelompokan Misalnya, di mata pelajaran bahasa Indonesia
peserta didik berdasarkan capaian atau hasil peserta didik A tergabung dalam kelompok
asesmen tidak mengarah pada terbentuknya yang masih butuh bimbingan, tetapi pada
persepsi tentang pengkategorian peserta pelajaran IPA peserta didik A tergabung
didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan dalam kelompok yang sudah mahir.
tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan”
hingga kelompok yang dinilai paling rendah • Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu
kemampuannya dapat menyebabkan dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang
diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa
yang ditempatkan pada kelompok yang menjadi salah satu opsi, namun perlu
paling marginal akan cenderung menilai diri dipikirkan bahwa tidak semua siswa memiliki
mereka sebagai individu yang tidak memiliki kompetensi mengajar dan tanggung jawab
kemampuan untuk belajar sebagaimana teman- memfasilitasi tetap sepenuhnya ada di
temannya yang lain. Demikian pula pendidik pendidik.
sering tanpa sadar memiliki harapan atau
ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik • Perlu ada peran-peran beragam yang bisa
yang sudah dianggap kurang berbakat atau dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya
kurang mampu secara akademik. Akibatnya, atau mendalami kompetensi yang dibangun.
mereka akan terus terpinggirkan. Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik
mengajak peserta didik berdiskusi mengenai
peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap
peran bisa diambil oleh peserta didik secara
bergantian.
38
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Dalam proses pembelajaran, salah satu ■ Proses (cara mengajarkan). Proses
diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik pembelajaran dan bentuk pendampingan
adalah diferensiasi berdasarkan konten/ dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta
materi, proses, dan/atau produk yang didik, bagi siswa yang membutuhkan
dihasilkan peserta didik. Sebagai contoh, bimbingan pendidik perlu mengajarkan
ketika mengajarkan materi tertentu, peserta secara langsung, bagi peserta didik
didik yang perlu bimbingan dapat difokuskan yang cukup mahir dapat diawali dengan
hanya pada 3 (tiga) poin penting saja, Modeling yang dikombinasi dengan kerja
sementara untuk peserta didik yang sudah mandiri, praktik, dan peninjauan ulang
cukup memahami materi dapat mempelajari (review), bagi peserta didik yang sangat
seluruh topik; dan peserta didik yang mahir mahir dapat diberikan beberapa pemantik
dapat melakukan pendalaman materi di luar untuk tugas mandiri kepada peserta didik
materi yang diajarkan. Begitu juga dengan yang sangat mahir.
tagihan atau produk, peserta didik yang
perlu bimbingan dapat bekerja kelompok ■ Produk (luaran atau performa yang akan
dengan mengumpulkan satu lembar hasil dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran
kerja, sementara untuk peserta didik yang juga dapat dilakukan melalui produk
cukup mahir dapat mengumpulkan 5 (lima) yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta
lembar hasil kerja mandiri, dan peserta didik didik yang memerlukan bimbingan
yang sudah mahir dapat mempresentasikan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
hasil kerja menggunakan power point dengan mengenai konten inti materi, sedangkan
dilengkapi gambar dan grafis. bagi peserta didik yang cukup mahir dapat
membuat presentasi yang menjelaskan
Contoh diferensiasi pembelajaran 1 penyelesaian masalah sederhana, dan
bagi peserta yang sangat mahir bisa
Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi membuat sebuah inovasi atau menelaah
pendidik dapat memilih salah satu atau permasalahan yang lebih kompleks.
kombinasi ketiga cara di bawah ini.
■ Konten (materi yang akan diajarkan). Bagi
peserta didik yang memerlukan bimbingan
dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting
terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir
dapat mempelajari keseluruhan materi dan
bagi peserta didik yang sudah sangat mahir
dapat diberikan pengayaan.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 39
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Tabel 4.1. contoh diferensiasi pembelajaran 2
Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal
cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga,
dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di
kelasnya, yaitu:
1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling
bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.
Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:
Kesiapan Mayoritas peserta Beberapa peserta didik Beberapa peserta
Belajar didik telah dapat memahami konsep didik belum
memahami konsep keliling, namun belum memahami
keliling dan dapat lancar dalam menghitung konsep keliling.
menghitung keliling keliling bangun datar.
bangun datar.
Pembelajaran • Peserta didik • Pendidik menjelaskan cara menghitung
terdiferensiasi mengerjakan soal- keliling bangun datar
soal yang lebih
menantang yang • Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok
mengaplikasikan menghitung keliling bangun datar dengan
konsep keliling menggunakan bantuan benda-benda konkret.
dalam kehidupan
sehari-hari. • Jika mengalami kesulian, peserta didik
diminta mengajukan pertanyaan kepada
• Peserta didik 3 teman sebelum bertanya langsung
bekerja secara kepada pendidik. Pendidik akan sesekali
mandiri dan mendampingi kelompok untuk memastikan
saling memeriksa agar tidak terjadi miskonsepsi.
pekerjaan
masing-masing.
*Sumber: Diadaptasi dari LMS/Materi Guru Penggerak
40
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
5 Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen
Ringkasan Bab
Pengolahan Hasil Asesmen
Pelaporan Hasil belajar
A. Pengolahan Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data
kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
turunannya.
1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan
pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar,
periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan
pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah dengan indikator terdiri atas: 1) mampu
menjadi capaian dari tujuan pembelajaran menguraikan manfaat sumber energi; dan
setiap peserta didik. Pendidik dapat 2) mampu melakukan pengamatan sesuai
menggunakan data kualitatif sebagai hasil prosedur. Indikator 1 menggunakan teknik
asesmen tujuan pemeblajaran peserta didik. tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator
Namun, dapat juga menggunakan data 2 menggunakan unjuk kerja. Hasil asesmen
kuantitaif dan mendsikripsikannya secara sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4
kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk kualitas, yaitu: 1) perlu bimbingan, 2) cukup, 3)
mengolah data kuantitatif, baik secara rerata baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat
maupun proporsional. menentukan angka kuantitatif pada setiap
kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria
Contoh: perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan
salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya
IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 41
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Tabel 5.1. Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan
sekitar
Bukti (evidence) Perlu Cukup Baik Sangat Baik
Tujuan Bimbingan
(61 - 70) (71 - 80) (81 - 100)
Pembelajaran (0 - 60)
Menguraikan Menguraikan Menguraikan
1. Mampu Belum mampu 1 contoh 2 contoh lebih dari
menguraikan menguraikan manfaat manfaat 2 contoh
manfaat manfaat sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi sumber energi sumber energi
Melakukan Melakukan
2. Mampu Memerlukan prosedur prosedur Mampu
melakukan bimbingan pengamatan pengamatan mengarahkan
pengamatan dalam secara mandiri, secara mandiri teman yang
sesuai melakukan namun masih dengan tepat lain dalam
prosedur prosedur ditemukan melakukan
pengamatan 1 atau 2 kali prosedur
kesalahan pengamatan
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/
tujuan pembelajaran pada kualitas yang esai untuk indikator 1 dan unjuk kerja untuk
diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria untuk pengolahan hasil asesmen tujuan
ketercapaian kompetensi. pembelajaran dapat disajikan seperti dalam
tabel berikut ini.
Tabel 5.1. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar
Nama Kualitas Bukti Kualitas Deskripsi Nilai
(evidence) 1 Kualitas Bukti
Amar 72
(evidence)
Badu Indikator 2 (59)*
Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat
sumber energi dan dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan
Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat
bimbingan sumber energi tetapi dapat melakukan
(55) prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan
42