KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat-Nya penyusunan E-book Protista telah
selesai tepat pada waktunya. E-book Protista dimaksudkan
sebagai bahan informasi sekaligus media yang diharapkan mampu
menyalurkan informasi dan pesan dalam pembelajaran. Secara
garis besar, E-book Protista ini berisi tentang ragam organisme
yang termasuk dalam kingdom protista dengan mengulas ciri,
karakteristik, siklus hidup, reproduksi, habitat, klasifikasi, dan
perannya dalam kehidupan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan ini.
Kami menyadari bahwa E-book ini masih jauh dari sempurna,
sehingga saran dan kritik yang bersifat kontruktif sangat kami
harapkan. Semoga E-book yang telah disusun dapat memberikan
manfaat bagi kami selaku penulis dan bagi para pembaca.
Surabaya, 30 November 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
PENDAHULUAN vi
PETAKONSEP vii
A. Pengertian Protista 1
B. Ciri-Ciri Protista 2
C. Reproduksi Protista
4
D. Klasifikasi Protista 5
1. Protista Mirip Jamur 5
2. Protista Mirip Tumbuhan (Ganggang) 9
3. Protista Mirip Hewan (Protozoa) 17
E. Peran Protista 24
Pro-Summary 28
Pro-Eval 28
Pro-Explore 28
GLOSSARIUM 29
DAFTAR PUSTAKA 30
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Protista (diatom) 1
Gambar 2. Sel Protista 3
Gambar 3. Contoh protista 3
Gambar 4 Struktur reporduksi plasmodium mold 6
Gambar 5. Cellular slime mold, Dictyostelium 7
Gambar 6. Physarium 8
Gambar 7. Dictyoselium 8
Gambar 8. Ikan terinfeksi Saprolegnia 9
Gambar 9. Nostoc 10
Gambar 10. Ganggang hijau 11
Gambar 11. Ganggang merah 12
Gambar 12. Ganggang coklat 13
Gambar 13. Euglena gracilis 14
Gambar 14. Karenia brevis 15
Gambar 15. Diatom 15
Gambar 16. Synura 16
Gambar 17. Stentor 17
Gambar 18. Paramecium caudatum 17
Gambar 19. Amoeba 18
Gambar 20. Spesies filum Rhizopoda 19
Gambar 21. Trichomonas vaginalis 20
Gambar 22. Siklus hidup Plasmodium 21
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ciri-Ciri Protista 2
Tabel 2. Perbedaan Protista Mirip Jamur dan Kingdom Fungi 6
Tabel 3. Perbedaan Myxomycota dan Acrasiomycota 8
Tabel 4. Perbedaan Ordo dalam Filum Rhizopoda 18
Tabel 5. Peran Menguntungkan Protista 24
Tabel 6. Peran Merugikan Protista 26
v
Setelah mempelajari ini, Anda diharapkan dapat:
Mendekskripsikan gambaran umum protista
Mengkategorikan protista berdasarkan ciri umum yang
dimiliki
Mengidentifikasi protista mirip jamur
Mengidentifikasi protista mirip tumbuhan
Mengidentifikasi protista mirip hewan
Mengaitkan peranan protista dalam kehidupan
Melakukan pengamatan organisme protista
vi
PETA KONSEP
vii
A. Pengertian Protista
Pro Memiliki susunan kata yang terdiri dari kata
Kritis protos
. Apakah Protista dan Prokariotik
memiliki makna yang sama?
Protista berasal dari dua suku kata
bahasa Yunani, yakni protos yang berarti
pertama/mula-mula dan ktistos yang berarti
menyusun/membuat. Berdasarkan arti dari
kedua kata tersebut serta dihubungkan
dengan ciri spesifik protista yang tergolong
organisme eukariotik sederhana maka
Gambar 1. Protista (diatom) dapat disimpulkan bahwa protista adalah
Sumber: Biology: Concepts & Connections, organisme eukariotik penyusun pertama di
2017
bumi. Protista diperkirakan mulai ada di bumi sekitar 1-2
miliar tahun yang lalu, sebelum adanya organisme tingkat
tinggi. Organisme protista telah membuat para ahli taksonomi
kebingungan sebab organismenya memiliki kesamaan yang
mirip hewan, tumbuhan, dan jamur. Untuk mengelompokkan
organisme-organisme tersebut maka dibuatlah kingdom baru,
yaitu Kingdom Protista.
1
B. Ciri-Ciri Protista
Pro Mengapa organisme protista tidak dapat
Kritis masuk dalam kingdom fungi, plantae, dan
animalia?
Organisme dalam kingdom protista saat ini terdiri dari
organisme eukariotik yang memiliki beragam bentuk tubuh,
reproduksi, cara mendapatkan nutrisi, dan kebiasaan hidup.
Anggota kingdom protista memiliki jumlah spesies yang sangat
banyak sehingga keberadaannya sangat penting dalam
keseimbangan alam di bumi. Protista menjadi sumber pangan
penting bagi beberapa organisme dan proses fotosintetik yang
menyumbang persedian oksigen di ekosistem air dan darat.
Ciri-ciri protista yang menjadikannya berbeda dari bakteri,
jamur, tumbuhan, dan hewan adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Ciri-Ciri Protista
No. Ciri Protista
1 Semua anggota protista merupakan organisme
eukariotik sederhana. Sel eukariotik memiliki nukleus
(inti sel) yang jelas dan organel yang dikelilingi
membran, seperti mitokondria dan badan golgi.
2
No. Ciri Protista
2 Memiliki struktur sel yang sederhana.
3 Sebagian besar merupakan organisme bersel tunggal
(uniseluler) hanya sedikit yang bersel banyak
(multiseluler). Protista multiseluler tidak memiliki
jaringan atau organ yang sangat khusus (CK-12, 2021).
Hal ini yang membedakannya dengan multiseluler
organisme eukaiotik lainnya.
4 Berdasarkan cara mendapatkan nutrisinya, protista
dibedakan menjadi autotrof, heterotrof, dan mixotrof.
5 Habitat di laut, air tawar, tanah, lingkungan lembap,
dan dalam tubuh organisme lain sebagai simbion atau
parasit.
(a)
Mitokondria
RE
Nukleus Badan golgi
(b) (c)
Gambar 2. Sel protista Gambar 3. Contoh protista
Sumber: science.org (a)Radiolaians (protozoa), (b) Chlamydomonas
(ganggang), (c) Dictyoselium (jamur)
Sumber: Biology: Concepts & Connections, 2017
3
C. Reproduksi Protista
Pro
Apakah seluruh organisme akan melakukan
Kritis
dua jenis reproduksi seksual dan aseksual?
Video Corner Reproduksi protista terjadi secara
aseksual dengan pembelahan sel, fragmentasi
talus, pembentukan zoospora, pembentukan
sporangium,
pembentukan
tetraspora,
Macam Reproduksi dengan cara konjugasi, isogami, anisogami,
sporogoni, dan skizogoni sedangkan seksual
dan oogami. Isogami adalah penyatuan dua
gamet motil (dapat bergerak) yang sama
bentuk dan ukurannya. Anisogami adalah
penyatuan dua gamet motil yang berbeda
bentuk dan ukurannya dengan ukuran gamet
betina lebih besar daripada gamet jantan.
Oogami adalah penyatuan antara gamet betina besar dan
gamet jantan kecil yang immotil (tidak dapat bergerak). Ragam
reproduksi organisme protista akan dibahas secara lebih detail
pada bagian sub-bab selanjutnya dalam klasifikasi protista.
4
D. Klasifikasi Protista
Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan hewan,
tumbuhan, atau jamur membuat beberapa ahli membagi
protista menjadi tiga subkingdom, yaitu protista mirip jamur,
protista mirip tumbuhan (ganggang), dan protista mirip hewan
(protozoa).
Pro Apa ciri khusus yang dimiliki oleh protista
Kritis mirip jamur dan tidak dapat ditemukan pada
fungi?
1. Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur atau jamur protista memiliki
perbedaan dengan protozoa dan ganggang dalam hal
memperoleh nutrisi. Organisme dalam kelompok ini
mendapatkan nutrisi dengan absorbsi dari lingkungan sekitar.
Kelompok jamur ini tidak dikelompokkan ke dalam kingdom
fungi sebab memiliki sel beflagel yang dapat bergerak pada fase
vegetatif yang mirip amoeba. Perbedaan berdasarkan ciri utama
yang ditemukan pada protista mirip jamur dengan kingdom
fungi dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.
5
Tabel 2. Perbedaan Kingdom Fungi dan Protista Mirip Jamur
Pembeda Protista Mirip Kingdom Fungi
Jamur
Dinding sel Tersusun dari Tersusun dari kitin
selulosa
Fase hidup Dapat bergerak Tidak dapat bergerak
seperti amoeba
Reproduksi Aseksual dapat Aseksual
menghasilkan menghasilkan spora
spora berflagela tanpa flagel
Ada dua kelompok (filum) protista mirip jamur, yakni
filum Myxomycota (jamur lendir) dan filum Oomycota (jamur
air).
a. Filum Myxomycota
Protista ini disebut jamur lendir karena mereka
memiliki penampakan berkilau dan basah seperti
lendir. Ada dua tipe jamur lendir, yaitu jamur lendir
tidak bersekat (Myxomycota) dan jamur lendir
bersekat (Acrasiomycota).
Myxomycota, jamur lendir yang bersifat
Gambar 4. heterotrof fagosit dan memiliki tahapan fase makan
Struktur
reproduksi berbentuk massa amoeboid dalam siklus hidupnya
plasmodium yang disebut plasmodium.
mold
Sumber: Biology:, 2009
6
Plasmodium myxomycota merupakan
massa tunggal sitoplasma yang tidak terbagi-bagi
oleh membran (tidak bersekat) sehingga
mengandung banyak nukleus dan dapat
tumbuh hingga diameter beberapa sentimeter.
Nukleus pada plasmodium umumnya bersifat
diploid (2n) dan dapat membelah secara mitosis
secara bersamaan. Pada umumnya plasmodium
Gambar 5. berwarna cerah kuning atau oranye dan
Cellular slime
mold, berbentuk seperti jaringan untuk memperluas
Dictyostelium permukaan tubuh sehingga dapat memperoleh
Sumber: Biology: Concepts
& Connections, 2017 makanan dan oksigen lebih banyak.
Pada fase plasmodium, myxomycota memperoleh
makanannya dengan cara menjulurkan pseudopodianya
kearah makanan, kemudian makanan tersebut ditelan
(fagositosis). Apabila habitat mulai mengering dan makanan
tidak ada, plasmodium myxomycota berhenti tumbuh dan
mengalami diferensiasi untuk memasuki tahap reproduksi
seksual. Jamur lendir plasmodial bereproduksi secara
aseksual dengan membentuk sporangium dan bereproduksi
secara seksual dengan isogami (singami) antara sel amoeboid
atau antara sesama sel berflagela.
Acrasiomycota, jamur lendir yang bersifat heterotrof dan
memiliki tahapan fase makan berupa sel-sel yang hidup
soliter, tetapi setelah makanannya habis, sel-sel tersebut
membentuk agregat (koloni) dalam suatu unit. Satu agregat
tersusun sekitar 125.000 sel. Agregat tersebut dapat
berpindah tempat untuk sementara waktu.
7
Pada fase makan, sel amoeboid soliter bergerak dengan
pseudopodia dan memakan bakteri. Jamur lendir ini
bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tubuh buah
(fruiting body) dan bereproduksi secara seksual dengan
isogami (singami) sel amoeboid. Tubuh buah berisi spora dan
.
memiliki batang penyokong (stalk)
Tabel 3 Perbedaan Myxomycota dan Acrasiomycota
Pembeda Myxomycota Acrasiomycota
Fase hidup Dominasi kondisi Dominasi kondisi
diploid haploid
Tubuh buah Tidak ada Ada
Tahap flagella Ada Sebagian besar tidak
ada
Spesies
Gambar 6. Physarium Gambar 7. Dictyoselium
Sumber: arxiv.org Sumber:
sfamjournals.onlinelibrary.wiley.com
b. Filum Oomycota
Jamur uniseluler atau multiseluler yang memiliki dinding
sel dari selulosa. Jamur air disebut juga sebagai jamur karat
putih (white rust) atau jamur berbulu halus (downy mildew)
.
8
Video Corner
Jamur air yang multiseluler berbentuk
hifa halus bercabang, tidak bersekat, dan
memiliki banyak inti (senositik). Oomycota
Siklus Hidup Jamur Protista menguraikan organisme lain yang sudah mati
hidup secara heterotrof dengan cara
(saproba) dan hidup sebagai parasit.
oomycota
Sebagian
merupakan
besar
pengurai organisme air tawar yang sudah
mati. Reproduksi aseksual dilakukan jika
kondisi lingkungan menguntungkan dengan
membentuk zoospora berflagela dua.
Reproduksi seksual dilakukan dengan
menghasilkan oospora jika lingkungan dalam
kondisi buruk.
Gambar 8. Ikan
terinfeksi Saprolegnia
Sumber: Biology: The Protista Mirip Tumbuhan
Unity and Diversity of 2.
Life, 2009 (Ganggang/Alga)
Alga berasal dari bahasa latin yang berarti ganggang atau
lebih dikeal dengan rumput laut (Rasyid, 2004). Ganggang
adalah protista yang memiliki klorofil sehingga mampu
melakukan fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan
makanannya sendiri (autotorof). Ganggang memiliki kemiripan
dengan tumbuhan, namun ganggang belum memiliki daun,
batang, dan akar yang sesungguhnya karena belum memiliki
diferensiasi jaringan. Cara hidup ganggang bermacam-macam,
ada yang hidup bebas melayang di permukaan air sebagai
fitoplankton, melekat pada substrat sebagai bentos, menempel
pada akar, batang, dan daun tumbuhan atau benda lain sebagai
9
perifiton, dan hidup dalam tubuh hewan air membentuk
simbiosis. Morfologi ganggang ada yang berbentuk uniseluler
dan multiseluler. Ganggang multiseluler belum memiliki
pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya
(Romimohtarto, 2004).
Hal inilah yang menyebabkan
Flash Info ganggang berbeda dengan organisme
eukariotik kelompok tumbuhan.
Ganggang uniseluler umumnya
berukuran mikroskopis, hidup soliter,
dan berkoloni. Ganggang multiseluler
berbetuk makroskopis benang,
Gambar 9. Nostoc
Sumber: www.cen.ulaval.ca lembaran, dan menyerupai tumbuhan
Cyanobacteria meski sering tingkat tinggi. Gangang menyerupai
dikenal dengan sebutan alga hijau tumbuhan tingkat tinggi memilii ciri khas
biru tetapi organisme ini tidak
termasuk dalam organisme memiliki pelekap (holdfast) untuk
protista sebab mereka tergolong melekat pada substrat, memiliki
dalam organisme prokariotik
yang cenderung masuk dalam keragaman pigmen, seperti klorofil,
golongan bakteri (Prihantini dkk, karoten, fikoeritrin, fukosantin,
2008).
fikosianin, dan xantofil untuk melakukan
fotosintesis. Keberadaan pigmen yang mendominasi pada
ganggang dapat dijadikan sebagai dasar klasifikasi. Saat ini
setidaknya ada 7 filum yang mengklasifikasikan ganggang, yakni
Chlorophyta, Rhodophyta, Phaeophyta, Euglenophyta,
Pyrrophyta, Bacilariophyta, dan Chysophyta.
10
Pro Apa perbedaan klorofil a dan b?
Kritis
a. Filum Chlorophyta
Warna kehijauan pada air kolam, air danau,
atau air sawah disebabkan oleh banyaknya
populasi ganggang hijau atau Chlorophyta di
dalamnya. Kelompok ini memiliki klorofil a dan
(a)
b (pigmen hijau) sebagai pigmen dominanya yang
terkandung dalam kloroplas. Perbedaan kolorofil
a dan b terletak pada struktur kimia, gugus
pengikat, ragam cahaya yang diserap, dan
kemampuan absorbsi maksimum. Hal termudah
untuk membedakan antara klorofil a dan b yakni
(b) klorofil a berwarna hijau tua sedangkan klorofil b
berwarna hijau muda (Ai dkk, 2011). Adanya
klorofil membuat ganggang hijau dapat
melakukan fotosintesis yang hasilnya disimpan
sebagai cadangan makanan dalam bentuk amilum
atau pati. Dinding sel ganggang hijau tersusun atas
selulosa sehingga bentuk selnya selalu tetap.
Reproduksi ganggang hijau dilakukan secara
aseksual dengan cara pembelahan sel, fragmentasi
(c)
talus, dan membentuk zoospora, sedangkan
Gambar 10. secara seksual dengan cara isogami, anisogami,
Ganggang hijau
(a) Micrasterias, (b) oogami, dan konjugasi.
Ulva, (c) Volvox
Sumber: Biology, 2008
11
b. Filum Rhodophyta
Ganggang merah hidup di perairan tawar dan
laut dangkal hingga dalam (>250 m) dan hangat.
Dibandingkan dengan ganggang lain, ganggang
merah bisa ditemukan di air yang lebih dalam. Hal
ini ditunjang dengan kemampuan adaptasi berupa
adanya fikobilin, yaitu pigmen yang mampu
(a) mengumpulkan cahaya hijau dan biru yang masuk
ke air dalam. Sebagian besar merupakan ganggang
multiseluler yang memiliki bentuk beragam, seperti
lembaran/filamen yang bercabang seperti pohon.
Ganggang ini hidup melekat pada substrat, seperti
batu karang dengan perantaraan pelekap. Ganggang
merah mengandung pigmen fikoeritin, klorofil a
dan d yang terletak dalam rodoplas. Dinding sel
(b)
ganggang merah mengandung selulosa, pektin, dan
Gambar 11. beberapa spesies memiliki kalsium karbonat serta
Ganggang merah
(a) Bossiella, (b) karaginan. Hasil fotosintesis disimpan sebagai
Polysiphonia cadangan makanan dalam bentuk tepung floridean
Sumber: Biology, 2008
(mirip dengan amilopektin). Bereproduksi secara
seksual dengan cara oogami sedangkan aseksualnya
dengan pembentukan tetraspora.
Flash Info
Ganggang merah adalah sumber vitamin A dan C serta mineral. Dinding sel ganggang merah
banyak mengandung ragam jenis polisakarida yang bernilai komersil. Agar yang diekstrak dari
ganggang merah dapat digunakann untuk pengental makanan dan media kultur untuk
pertumbuhan mikroorganisme dan beberapa tanaman, seperti anggrek. Jenis polisakarida lain
yakni karaginan sebagai bahan aditif makanan, penstabil cat dan kosmetik.
12
c. Filum Phaeophyta
Ganggang coklat memiliki pigmen fukosantin,
klorofil a, klorofil c, dan karotenoid. Ganggang
coklat merupakan organisme multiseluler dengan
ukuran yang bervariasi, dari beberapa sentimeter
hingga mencapai 100 m panjangnya. Bentuk
talusnya beragam, ada yang berbentuk filament,
lembaran, dan bercabang-cabang menyerupai
(a) tumbuhan darat. Beberapa jenis anggotanya
memiliki bagian menyerupai akar (holdfast) , batang
,
(stipe) dan daun (blade) pada tumbuhan darat.
Ganggang ini juga memiliki struktur berisi udara
yang membuat mereka dapat melayang di air.
Spesies ganggang coklat sekitar 99% hidup di laut
dan sekitar 1% hidup di air tawar. Hidup di laut
yang mendominasi zona intertidal terutama pantai
berkarang di daerah bersuhu sedang. Ganggang
coklat menyimpan cadangan makanan dalam
bentuk laminarin atau manitol. Dinding selnya
tersusun atas selulosa dan asam alginat. Reproduksi
(b)
aseksual dengan membentuk zoospora, sedangkan
Gambar 12. reproduksi seksual dengan membentuk gamet
Ganggang coklat
(a) Giant kelp, (b) jantan dan gamet betina.
Struktur ganggang
Flash Info
coklat
Sumber: Biology: The
Unity and Diversity of Life, Dinding sel ganggang coklat mengandung polisakarida yang disebut algin
2009 yang dapat berguna sebagai agen pengental dan penstabil es krim, pasta gigi,
krim cukur, hair spray , dan hand lotion . Selain itu juga sebagai sumber yang
kaya akan beberapa vitamin dan mineral, seperti iodine.
13
Video Corner
Siklus Hidup Alga
d. Filum Euglenophyta
Beranggotakan organisme euglenoid dengan cara
gerak metaboli. Sebagian besar hidup di air tawar
yang kaya bahan organik atau mengalami eutrofikasi.
Euglenoid tidak memiliki dinding sel melainkan
memiliki lapisan protein fleksibel yang disebut
pelikel/periplas. Beberapa spesies memiliki kloroplas
yang mengandung klorofil a dan b. Cadangan
makanan disimpan dalam bentuk paramilon.
Reproduksi euglenoid melalui pembelahan sel secara
longitudinal. Kehadirannya dapat digunakan sebagai
Gambar 13.
Euglena gracilis indikator bahwa suatu perairan tercemar bahan-
Sumber: Biology: The bahan organik.
Dynamics of Life, 2009
14
e. Filum Pyrrophyta
Ganggang api mampu memendarkan cahaya
(bioluminesens) sehingga berwarna merah menyala.
Memiliki pigmen klorofil a dan c, pigmen coklat
(peridinin), dan karotenoid. Nama lain Pyrrophyta
yakni Dinoflagellata. Tubuh ganggang tersusun atas
satu sel yang bergerak aktif sebab memiliki dua
flagella dan dinding sel yang tersusun atas lempengan
selulosa. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk
Gambar 14. amilum dan minyak. Umumnya hidup bebas sebagai
Karenia brevis
Sumber: Biology: The plankton di air laut, payau, dan tawar. Bereproduksi
Unity and Diversity of Life,
2009 secara aseksual dengan pembelahan biner
f. Filum Bacillariophyta
Populer dengan nama Diatom dengan anggota
yang hidup sebagai plankton, bentos, ataupun
perifiton di perairan laut, payau, dan tawar. Ganggang
ini tidak memiliki silia dan flagella. Dinding selnya
tersusun atas silica oksida yang disebut cangkang dan
terdiri atas dua bagian, yakni wadah (hipoteka) dan
tutup (epiteka). Diatom memiliki dua tipe, yakni
berbentuk bulat atau segitiga sering ditemukan di air
laut dan persegi yang sering terdapat di kolam atau
danau. Memiliki pigmen klorofil a dan c, fukosantin,
dan beta-karoten. Cadangan makanan berupa
Gambar 15.
Diatom laminarin dan minyak. Reproduksi aseksual dengan
Sumber: Biology: The pembelahan sel mitosis sedangkan seksual dengan
Unity and Diversity of Life,
2009 oogami.
15
g. Filum Chrysophyta
Ganggang pirang atau emas memiliki pigmen
fukosantin serta klorofil a dan c. Chrysophyta
beranggotakan organisme uniseluler soliter dan
koloni. Sel ganggang pirang mampu membentuk sista
yang sangat resistan terhadap kondisi yang buruk.
Dinding selnya tidak mengandung silica. Cadangan
Gambar 16. makanan disimpan dalam bentuk krisolaminarin.
Synura Bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri
Sumber: Biology, 2008
(pada bentuk yang motil) dan membentuk zoospora
(pada bentuk nonmotil) sedangkan seksual dengan
isogami.
Video Corner
Reproduksi Alga
16
Protista Mirip Hewan
3. (Protozoa)
Protozoa adalah protista denan ciri-ciri hewan
yang mampu bergerak serta berpindah tempat dan
memiliki dinding sel. Anggotanya berukuran
mikroskopis dengan ukuran sekitar 5-100 m hingga
beberapa milimeter (mm). Protozoa terdiri atas satu
sel dengan struktur tubuh tidak memiliki dinding sel,
namun terbungkus oleh membran dengan isi
sitoplasma yang terdiri dari organel sel, seperti
nukleus, mitokondria, ribosom, serta vakuola.
Gambar 17. Protozoa terdiri atas 4 filum berdasarkan alat gerak
Stentor yang dimiliki, yakni Ciliophora, Sarcodina, flagellata,
Sumber: Biology: The
Dynamics of Life, 2009 dan sporozoa.
a. Filum Ciliophora/Ciliata
Kelompok terbesar di kelompok protozoa dengan
ciri khusus memiliki silia atau rambut getar pada
permukaan tubuhnya sebagai alat gerak. Ciliata
memiliki bentuk sel asimetris dan pelikel yang
menyebabkan bentuk sel relatif tetap. Cilliata
memiliki dua nukleus, yaitu makronukleus untuk
mengatur struktur dan metabolisme sel dan
mikronukleus untuk mengatur aktivitas reproduksi.
Gambar 18.
Paramecium Di dalam selnya memiliki dua jenis vakuola, yakni
caudatum vakuola makanan sebagai alat pencernaan dan
Sumber: Biology: The
Dynamics of Life, 2009 vakuola kontraktil sebagai organ ekskresi.
17
Anggota Cilliata ada yang hidup bebas dan parasit
pada organisme lain. Reproduksi aseksual dengan
cara pembelahan biner dan seksual dengan konjugasi.
b. Filum Sarcodina/Rhizopoda
Ciri utama filum ini adalah anggotanya bergerak
dengan menggunakan kaki semu atau pseudopodia.
Kaki semu merupakan penjuluran protoplasma sel
yang dapat pula digunakan untuk menangkap
mangsa. Makanan rhizopoda berupa bakteri,
ganggang mikroskopis, dan protozoa jenis lain.
Rhizopoda mudah dijumpai pada air tawar, air laut,
dan tempat lembap. Salah satu spesies yang terkenal
Gambar 19. dari filum ini yaitu amoeba. Semua spesies rhizopoda
Amoeba bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan
Sumber: Biology: Concepts
& Connections, 2017 biner. Filum rhizopoda dibagi menjadi empat ordo,
yaitu Amoebidae (Amoeba), Foraminiferida
(Foraminifera), Heliozoa, dan Radiolaria.
Tabel 4. Perbedaan Ordo dalam Filum Rhizopoda
Pembeda Amoebidae Foraminifera Heliozoa Radiolaria
Ciri Bentuk Cangkang Pseudopo Kerangka
Utama tubuh luar terdiri dium mengandu
berubah- atas zat mirip ng silika
ubah kapur jarum
(CaCO ) (Aksopodi
3
a)
18
Pembeda Amoebidae Foraminifera Heliozoa Radiolaria
Ciri Bebas, Bentik atau Bentik Plankton
Hidup saprofit, plankton atau
parasit plankton
Habitat Air tawar, Air laut Air tawar Air laut
air laut,
tanah
lembap,
dan
berlumut
Spesies
(a) (b) (c) (d)
Gambar 20. Spesies filum Rhizopoda
(a) Entamoeba coli, (b) Globigerina praebulloides, (c) Actinosphaerium , (d)
Stichocorys delemontensis
Sumber: (a) idimages.org, (b) : Indonesian Journal of Geology, 2012, (c) cfb.unh.edu , (d) ucl.ac.uk
c. Filum Flagellata/Mastigophora
Anggota filum ini memiliki ciri khusus flagel atau bulu
cambuk sebagai alat geraknya. Selain itu flagel memiliki fungsi
lain sebagai alat indra dan untuk menimbulkan arus di sekitar
mulut agar makanan dapat memasuki mulut.
19
Anggota filum ini hidup secara bebas tetapi
umumnya parasit pada hewan dan manusia. Flagellata
memiliki pelikel yaang menyebabkan bentuk tubuh
yang relatif tetap. Reproduksi aseksual dengan cara
pembelahan biner membujur sedangkan reproduksi
seksual belum diketahui
d. Filum Sporozoa
Gambar 21. Kelompok protozoa dengan ciri utama tidak
Trichomonas memiliki alat gerak. Gerakannya dilakukan dengan
vaginalis
Sumber: Biology: The mengubah-ubah kedudukan tubuhnya. Tubuh
Unity and Diversity of Life,
2009 sporozoa berbentuk bulat atau bulat panjang.
Organisme ini membentuk spora yang berarti benih
atau biji. Angota filum ini umumnya parasit pada
manusia dan hewan dengan megambil makanan
secara saprozik dengan menyerap nutrisi dari
inangnya. Dalam siklus hidupnya, salah satu spesies
sporozoa, yakni Plasmodium memiliki tiga stadium
yang berkaitan dengan reproduksi seksual dan
aseksualnya. Adapun stadium yang dilalui sebagai
berikut
1. Sporogoni (reproduksi aseksual): sporozoa
membentuk spora di luar tubuh inang.
2. Gamagoni (reproduksi seksual): persatuan gamet
antara mikrogamet (gamet jantan) dengan
makrogamet (gamet betina) di dalam tubuh inang
perantara, seperti nyamuk.
3. Skizogoni (reproduksi aseksual): pembelahan diri
yang berlangsung di dalam inang tetap.
20
Plasmodium menyebabkan penyakit malaria melalui
perantara nyamuk Anopheles betina. Malaria telah menjadi
salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia dengan kasus
harian rata-rata mencapai ratusan ribu kasus. Indonesia sendiri
tercatat memiliki 94.610 kasus pada tahun 2021 dengan daerah
endemis tinggi terkonsentrasi di daerah timur Indonesia
(Kemenkes, 2022). Siklus hidup organisme ini berlangsung
dalam inang tetap (manusia) dan hospes perantara (nyamuk).
Gambar 22. Siklus hidup Plasmodium
Sumber: Biology: The Unity and Diversity of Life, 2009
21
a) Siklus hidup dalam inang tetap (manusia)
1. Ketika nyamuk Anopheles betina menghhisap darah
manusia, nyamuk tersebut mengeluarkan air liur yang
mengandung sporozoit, kemudian dimasukkan kedalam
tubuh inang.
2. Sporozoit kemudian mengikuti aliran darah menuju hati
dan bersembunyi di dalam sel-sel hati selama lebih
kurang tiga hari. Fase ini disebut eksoeritrositer.
3. Setelah tiga hari, sporozoit keluar dari organ hati.
4. Sporozoit kemudian menyerang dan memasuki sel-sel
darah merah. Di dalam sel darah merah, sporozoit
berubah menjadi trofozoit.
5. Trofozoit selanjutnya berubah menjadi spora aseksual
yang disebut merozoit.
6. Merozoit kemudian memecahkan sel darah merah dan
menyerang sel darah merah yang lain. Proses pembiakan
aseksual tersebut terus berulang. Proses ini disebut
sporulasi yang menyebabkan penderita mengalami
demam tinggi karena terjadi kerusakan sel darah merah.
7. Setelah satu periode skizogoni, di antara merozoit ada
yang berubah menjadi gametosit untuk persiapan menjadi
mikro dan makrogamet. Ketika darah si penderita digigit
oleh nyamuk Anopheles dan gametosit ikut terisap, maka
siklus hidup Plasmodium berlanjut dengan stadium
gamagoni.
22
b) Siklus hidup dalam inang perantara (nyamuk)
1. Gametosit masuk ke dalam usus nyamuk dan berubah
menjadi mikro dan makrogamet. Proses yang berlangsung
disebut gametogonia dan gametogenesis.
2. Mikrogamet dan makrogamet melebur menjadi satu
dalam usus sehingga terbentuk zigot (ookinet).
3. Ookinet yang berbentuk seperti cacing selanjutnya
menembus dinding usus dan menjadi oosista.
4. Dalam oosista akan membelah berulang kali hingga
terbentuk sel sporozoit.
5. Jika telah matang, oosista akan pecah sehingga sporozoit
tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, di antaranya ke dalam
kelenjar ludah.
6. Apabila nyamuk menghisap darah manusia, nyamuk akan
melepaskan sporozoit ke dalam darah manusia.
Try it!
Carilah artikel dari internet yang membahas mengenai
fenomena yang disebabkan organisme golongan sporozoa, ulas
proses fenomena itu mengapa bisa terjadi, spesies yang terlibat
hingga deskripsi fenomena yang ditimbulkan serta cara
penanggulannya. Tuliskan dalam bentuk essay.
23
E. Peranan Protista
ut
Organisme dalam suatu kehidupan akan turut andil dalam
menjalankan peranannya terutama dalam suatu ekosistem.
Organisme dalam kingdom protista juga memiliki peranan
masing-masing sebagai wujud eksistensinya dalam suatu
lingkungan. Adapun peran menguntungkan dan merugikan dari
organisme protista dapat diamati pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Peran Menguntungkan Protista
Golongan Spesies Peranan
Dekomposer jatuhan daun
Myxomycota Physarum dan potongan batang di
hutan
Pengurai makhluk hidup
Oomycota Saproglenia
dalam air
Sumber pangan
Chlorella
Chlorophyta mengandung protein tinggi
Spirogyra Campuran pakan ikan
Eucheuma
Rhodophyta Gelidium Sumber agar
Gracilaria
24
Golongan Spesies Peranan
Rhodophyta Poryphyra Pembungkus susi
Sumber alginat untuk
Sargassum bahan kosmetik, obat-
Phaeophyta obatan, dan makanan
Sebagai makanan dan
Macrocystis
pupuk
Menjaga keseimbangan
Euglenophyta Euglena viridis
ekosistem
Fitoplankton sumber
Fragilaria sp
Diatom nutrisi hewan air
Cyclotella sp Membentuk tanah diatom
Penyusun rantai makanan
Navicula
sebagai plankton
Dapat diolah sebagai
Chrysophyta
bahan makanan
Chlorella sp.
berprotein tinggi dan
bahan kosmetik
Menentukan umur
Radiolarian lapisan bumi dan
Foraminifera indikator sumber minyak
Rhizopoda bumi
Membantu pencernaan
Enatmoeba coli
makanan hewan
25
Tabel 6. Peran Merugikan Protista
Golongan Spesies Peranan
Plasmodiophora
Myxomycota Menyerang akar wortel
brassicae
Penyakit rebah semai
Pythium yang merusak bibit
Oomycota tanaman
Phtophthora Penyakit tanaman
infestans kentang
Noctilucascintillans Blooming atau red tides
Dinoflagellata
Gonyaulax Menghasilkan racun
Dinobryon
Chrysophyta Air terasa tidak enak
Synura
Penyebab penyakit
Entamoeba
Rhizopoda amebiasis atau disentri
histoytica
amuba
Penyebab penyakit
Giardia lambia
giardiasis
Trichomonas Penyebab penyakit
Flagellata vaginalis giardiasis
Penyebab penyakit
Leishmania
Leimaniasis visceral atau
donovani
kala azar
26
Golongan Spesies Peranan
Penyebab
Trypanosoma Tripanosomiasis gambia
Flagellata
gambiense atau penyakit tidur
afrika
Penyebab penyakit
Cilliata Balantidium coli balantidiasis atau diare
berdarah
Penyebab penyakit
Plasmodium
Sporozoa malaria
Toxoplasma gondii Penyebab toxoplasmosis
Video Corner
Ragam Peranan Protista
27
Pro-Summary
1. Organisme protista adalah organisme eukariota yang
paling sederhana.
2. Protista mirip jamur terdiri atas jamur lendir
(Myxomycota) dan jamur air (Oomycota).
3. Ganggang dibagi ke dalam tujuh filum berdasarkan jenis
pigmen, bentuk talus, dan bentuk cadangan makanannya.
Ketujuh filum itu yakni Chlorophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta, Euglenophyta, Pyrophyta, Bacillariophyta,
dan Chrysophyta.
4. Protozoa dibagi menjadi empat filum berdasarkan jenis
alat gerak yang dimiliknya, yakni Rhizopoda dengan
pseudopodia, Flagellata dengan flagel, Ciliophora dengan
silia, dan sporozoa tanpa alat gerak.
Pro-Eval Pro-Explore
Protista Individual Task
28
GLOSSARIUM
jamur
Aseksual : Tidak melalui peleburan sel kelamin
Autotrof : Menyusun bahan organik dari bahan
anorganik
Bentos : Organisme yang hidup pada zona bentik
Epiteka : Dinding sel bagian atas pada diatom
Eukariotik : Mempunyai membran inti sel
Fitoplankton : Komponen autotrof plankton
Flagel : Bulu cambuk sebagai alat gerak
Heterotrof : Menggunakan bahan organik yang ada sebagai
sumber nutrisinya
Hipoteka : Dinding sel bagian bawah pada diatom
Konjugasi : Perkembangbiakkan secara seksual yang
belum diketahui jenis kelaminnya
Mixotrof : Mampu melakukan autotrof dan heterotrof
Multiseluler : Bersel banyak
Perifiton : Kumpulan jasad renik organisme di epifiton
air tawar
Pseudopodia : Kaki semu penjuluran sitoplasma
Soliter : Hidup sendiri-sendiri/tidak dalam kelompok
Silia : Rambut getar sebagai alat gerak
Uniseluler : Bersel satu
Zigospora : Spora yang dibentuk oleh zigot pada alga
29
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S. dan Banyo, Y. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator
Kekurangan Air pada Tanman. Jurnal Ilmiah Sains 11(2).
CK-12 Foundation. 2021. Protist Kingdom . bio.libretexts.org, diakses tanggal 13
Januari 2022.
eMicrobes Digital Library. 2021. Entamoeba coli Cysts in Fecal Sample.
www.idimages.org, diakses tanggal 25 Desember 2021.
Glencoe. 2008. Biology: The Dynamics of Life-California Ed New York:
.
McGraw-Hill.
.
Gonzalez, Martin. et al 2020. Dictyostelium discoideum as a non-mammalian
biomedical model . sfamjournals.onlinelibrary.wiley.com, diakses tanggal 25
Desember 2021.
Hendrizan, M. dkk. 2012. Depositional Environment of the Batuasih Formation
on the Basis of Foraminifera Content: A Case Study in Sukabumi Region,
West Java Province, Indonesia. Indonesian Journal of Geology , 7(1): 101-
112.
Kemenkes. 2022. Malaria: Penyebab Kematian Tertinggi di Dunia.
www.malaria.id/profil, diakses tanggal 14 Januari 2022.
Mayne, Richard. et al. 2012. On the internalisation, intraplasmodial carriage and
excretion of metallic nanoparticles in the slime mould Physarum
polycephalum. arxiv.org, diakses tanggal 25 Desember 2021.
Miracle. 2021. Radiolaria . www.ucl.ac.uk, diakses tanggal 25 Desember 2021.
Prihantini, N. B. dkk. 2008. Biodiversitas Cyanobacteria dari beberapa
situ/danau di kawasan Jakarta-Depok-Bogor, Indonesia. MAKARA SAINS
12(1):44-54.
Rasyid, Abdullah. 2004. Berbagai manfaat Algae. Oseana: 29(3): 9-15.
Romimohtarto,K. dan Juwana, S. 2004. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.
Starr, C. et al. 2009. Biology: The Unity and Diversity of Life, TwelfthEd . USA:
Brooks/Cole.
Solomon. et al . 2008. Biology, Eighth Ed . USA: Thomson.
Taylor, M. R. et al. 2017. Campbell, Biology: Concepts & Connections, Ninth
Ed . USA: Pearson.
Urry, Lisa. et al. 2021. Campbell, Biology Twelfth Ed . USA: Pearson.
Vincent, W.F. 2009. Cyanobacteria. www.cen.ulaval.ca, diakses tanggal 13
Januari 2022.
30