The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

KARYA DWI APRILIYA SUBAETI, S.Pd.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by junymona, 2021-09-22 12:51:32

BIOLA TAK BERDAWAI

KARYA DWI APRILIYA SUBAETI, S.Pd.

Keywords: PUISI,KUMPULAN PUISI

Dwi Apriliya Subaeti, S.Pd.

Biola
Tak Berdawai

Kumpulan Puisi

Editor: Rustantiningsih

Dwi Apriliya Subaeti, S.Pd

BIOLA TAK
BERDAWAI

(Kumpulan Puisi)

Editor: Rustantiningsih

ii

iii

BIOLA TAK BERDAWAI
(Kumpulan Puisi)

Penulis : Dwi Apriliya Subaeti, S.Pd
ISBN : 978-623-6620-85-4
Editor : Rustantiningsih
Penata Letak : Tim Qahar Publisher
Desain Sampul : Lavenda Heparvia Nurvi

Hak Cipta 2020, Pada Penulis
Isi diluar tanggung jawab percetakan

Copyright © 2020 by Qahar Publisher
viii, 42 hlm, 14,8 cm x 21 cm

Cetakan Pertama, November 2020

All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit.

QAHAR PUBLISHER
Jl. Randusari Pos III/390A Kota Semarang

www.qaharpublisher.com
E-mail: [email protected]

iv

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
anugrah-Nya Kumpulan Puisi yang berjudul: “Biola Tak
Berdawai” dapat terbit. Ini semua berkat kerja keras dan
dorongan dari berbagai pihak.

Kumpulan puisi ini berisi tentang perasaan,
pikiran, dan pengamatan penulis. Banyak hal yang
tertuang di dalamnya seperti kekaguman kepada para
tokoh. Pendidikan, kesehatan, cinta tanah air, kehidupan,
keluarga serta berbicara tentang keindahan alam.

Penulis menyadari bahwa terbitnya kumpulan puisi
ini juga berkat dukungan dan motivasi dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Daryana, M.Pd., Kons, selaku Pengawas

Dabin 2 Kecamatan Semarang Tengah, yang telah
memberikan saran dan motivasi kepada penulis.
2. Kepala SDN Pendrikan Kidul yang selalu memberi
motivasi dan menginspirasi.
3. Guru dan siswa SDN Pendrikan Kidul yang
senantiasa memberi semangat.

v

4. Kedua orangtua yang selalu memberikan semangat
dan inspirasi.

Semoga kumpulan puisi ini dapat menambah koleksi
perpustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi siswa
serta bagi guru dapat menjadi inspirasi dalam
meningkatkan keterampilan menulis.

Semarang, November 2020
Penulis

vi

Daftar Isi

Ayah______1
Kota Bandung______2
Belajar Bahasa______3
Biola Tak Berdawai______4
Bunga dan Kumbang______5
Chairil Anwar______6
Kota Cirebon______7
Corona is Enemy______8
Hujan Membawa Kenangan______9
Tangis dalam Doa______10
Aku Genggam Ilmu Pengetahuan______11
Bekal Ilmu Sosial______12
Kabah______13
Permainan Matematika______14
Musim Panen______15
Aku Rindu Indonesiaku______16
Agama Pelajaranku______17
Pantai Pangandaran______18
Petualang Malam______19
Pembelajaran yang Bermakna______20

vii

Puisi Malam______21
Puisi yang Tanpa Makna______22
Rindu Sekolah______23
Rindu Si Petualang______24
Bunga Sakura______25
Belajar Seni Budaya______26
SD Ku Pendrikan Kidul______27
Penantian di Waktu Senja______28
Salam Merdeka______29
Surat yang Tak Terbalas______30
Hari Raya______31
Piala Walikota______32
Musim Semi______33
Nenekku Berpulang______34
Belajar Olahraga______35
Kerindukanku pada Pramuka______36
Puncak Jaya Wijaya______37
Tim PPK______38
Rindu pada Kakekku______39
Bunga Tulip______40
Tsunami Aceh______41
Profil Penulis_______42

viii

Ayah

Sosok laki-laki yang paling setia
Yang pernah ku miliki di dunia
Tak ada yang menandingi
Semangat bekerja seorang diri

Menghidupi kebutuhan rumah tangga
Yang tak ada habisnya
Seolah rasa lelah ia tak punya
Berangkat pagi, pulang senja

Keringat di dahi tak dihiraukan
Tawa kami seakan menjadi obat
Penghilang rasa penat
Itu yang selalu ayah katakan

Terimakasih ayah atas perjuangamu
Aku kini bisa menjadi seorang guru
Mengabdikan diri sebagai orang yang selalu haus ilmu
Demi menciptakan pendidikan Indonesia lebih maju

1

Kota Bandung

Salah satu kota metropolitan
Yang memiliki banyak destinasi wisata
Tangkuban perahu yang melegenda
Gedung Asia-Afrika tempat konferensi perdamaian

Mojang-jajaka tinggi semampai cantik rupawan
Hilir mudik di sepanjang jalan
Gedung megah berdiri seolah bergandengan
Udara sejuk terasa nyaman

Saung Udjo saksi perkembangan musik angklung
Alat musik tradisional asli Jawa Barat
Yang tak pernah sepi pengunjung
Terkenal dengan atraksi musik yang hebat

Bandung lautan api
Saksi perlawanan terhadap Belanda
Pahlawan Moh. Toha tersungkur mati
Demi membela Indonesia merdeka

2

Belajar Bahasa

Perkenalanku dengannya diawali dengan alfabet
Berlanjut dengan tanda titik dan koma sebagai jeda

Menyebutkan berulang-ulang secara estafet
Agar mudah mengingat di luar kepala
Darinya aku pandai mengeja

Keluarga budi menjadi cerita andalannya
Menulis per suku kata

Menjadi sebuah kata kemudian dibaca
Kini aku sudah duduk dikelas lima

Bersama Bu April aku belajar bersama
Menciptakan berbagai macam prosa

Yang tersirat akan banyak makna

3

Biola Tak Berdawai

Berdiri tegak didalam almari
Debu tebal menyelimuti
Seolah memanggil siapa saja yang melewati
Untuk datang menghampiri
Nada-nada yang dulu pernah dihasilkan olehnya
Kini hanya menjelma sebagai cerita belaka
Pemiliknya kini telah tiada
Dan ia lalu dibiarkan begitu saja
Menyendiri di almari usang
Tanpa dawai yang pernah mengiringinya
Dari pagi hingga petang
Diberbagai konser musik orkestra

4

Bunga dan Kumbang
Berwarna-warni menghiasi taman
Aroma semerbak wangi bertebaran
Mengundang kumbang untuk datang
Menghisap nektar lalu kembali terbang
Kumbang memperoleh sari-sari makanan
Bunga mengalami proses penyerbukan
Hubungan timbal balik saling menguntungkan
Bagian dari tanda kebesaran Tuhan

5

Chairil Anwar

Pemuda yang berasal dari tanah Sumatera
Menetap dan gugur di Pulau Jawa
Demi menggapai cita-cita
Menjadi seorang pujangga
Hidupnya tak lepas dari dunia sastra
Buku dan pena bagaikan senjata
Surat kabar memuat hasil karyanya
Yang membangkitkan semangat juang membara
Sajak-sajak perjuangan
Aku binatang jalang menjadi andalan
Tak lekang oleh zaman
Meski namanya telah tertulis di batu nisan

6

Kota Cirebon

Salah satu kota yang menjadi persebaran Islam di
Nusantara
Kini menjelma menjadi destinasi wisata
Keraton kecirebonan, kesepuhan, dan kanoman
Menjadi daya tarik wisatawan

Tari sintren dan topeng kelana
Menjadi primadona di setiap pementasan
Diiringi nyanyian sinden dan musik gamelan
Mengundang decak kagum yang melihatnya

Nasi jamblang dan empal gentong
Makanan khas yang tak kalah menggoda
Batik ninik dan mega mendung
Pilihan cinderamata untuk sanak saudara

Pantai Kejawanan dan Taman Ade Irma Suryani
Tempat wisata yang wajib dikunjungi
Dimana wisatawan dapat melihat senja
Petanda mengakhiri perjalanan wisata

7

Corona is Enemy

Resah di kala rindu ingin bersua
Musnah oleh pandemi corona
Covid 19 nama lainnya
Tak terasa saat diraba
Tak kasat mata namun nyata

Menghantui kehidupan manusia
Perang senjata di palestina
Pengadaan F1 di Jakarta
Persiapan mudik hari raya
Dikalahkan pamor olehnya

Suasana hari raya penuh kehangatan keluarga
Kali ini hanya menjadi fatamorgana
Yang akan menjadi bagian sejarah Indonesia
Flu spanyol, flu burung, ebola adalah sahabat corona

Ku dengar sahabat yang baik akan selalu bersama
Ku kirimkan puisi ini untuknya
Mewakili ketiga sahabatnya di suatu tempat yang
berbeda dengan alam manusia
Corona bergegaslah sahabatmu menanti bermain
bersama

Aku dan manusia lainnya tidak bisa bersahabat
denganmu
Karena ketika kita saling menyatu
Salah satu kita akan hidup di bawah batu
Perkenalanmu dengan kami cukup sampai di sini
Dan ingat jangan pernah datang lagi
Sekali lagi ku peringatkan pergi dan jangan kembali !!!
Salam dari kami yang telah kau sakiti

8

Hujan Membawa Kenangan

Suara gemuruh terdengar bersahutan
Alam mulai terasa sepi

Tak ada lalu lalang para pengguna jalan
Angin kencang mulai menghampiri
Rintik hujan datang menemani
Secangkir teh buatan ibu

Kuteguk secara perlahan namun pasti
Menambah suasana semakin syahdu
Ayah dan ibu bercengkrama di pinggir jendela
Menikmati rintik hujan membasahi tanaman

Kudengar cerita penuh nostalgia
Betul kata orang hujan membawa kenangan

9

Tangis dalam Doa

Ibu, ingatkah tangisan awal lengking
Yang ku nyanyikan

Hingga membuatmu terharu

Ibu, ingatkah langkah awal gontai
Yang ku ayunkan

Hingga membuatmu tersenyum

Ibu, ingatkah kata awal lugu
Yang ku ucapkan

Hingga membuatmu tertawa

Ibu, banyak hal yang kau ingat
Tentang ku

Hingga aku tak mengenal diriku
Sebaik engkau

Ibu, semua pena yang kugoreskan
Tak akan cukup untuk menuliskan

Semua pujian untukmu

Ibu, semua waktu yang kuberikan
Tak akan cukup untuk menggantikan

Semua keluh kesahmu
Seperti yang kau lakukan dulu padaku

Ibu, tiap tangis yang menyertai doa
Kulantunkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Agar kelak kau bersamaku di surga

10

Aku Genggam Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan mengenai alam semesta
Serta berbagai peristiwa didalamnya
Darinya aku belajar bagaimana cara menjaga lingkungan
Agar terjaga keseimbangan, demi keberlangsungan
kehidupan

Manusia, hewan dan tumbuhan
Hidup saling ketergantungan
Berkembang biak saling berdampingan
Membentuk ekosistem dan rantai makanan

Di kelas lima aku diajarkan
Bahwa alam telah berubah
Bumi banyak mengalami kerusakan
Akibat manusia yang serakah

Bu April senantiasa berpesan
Agar kami selalu mengaplikasikan
Ilmu pengetahuan yang didapatkan
Untuk memanfaatkan alam sesuai kebutuhan bukan
keinginan

11

Bekal Ilmu Sosial

Saat dimana makhluk sosial berkomunikasi
Mendiskusikan sebuah materi
Hubungan kontak sosial dengan jenis interaksi
Penyebab manusia tidak mampu hidup sendiri

Membuka cakrawala budaya yang tersebar
Di seluruh pelosok penjuru Indonesia
Adat dan kebiasaan yang sudah mengakar
Mengikat masyarakat untuk hidup dengan norma

Suku-suku bangsa bersatu padu
Menjunjung sumpah pemuda
Bu April berteriak dan berseru
Membacakan isi teksnya

Dari sana kita menjadi tahu
Egoisme para pemuda-pemudi yang membara
Tak menghalangi keinginan untuk bersatu
Mengakui bertanah air indonesia
Bangga berbangsa Indonesia
Dengan bahasa Indonesia

12

Kabah

Terletak di Kota Suci Mekah
Kiblat bagi kaum Muslimin
Tempat sakral untuk beribadah
Doa yang dipanjatkan tak akan terelakan
Di kelilingi MasjidilHharam
Diselimuti kain hitam, kiswah
Sebagai penutup masa kelam
Tanda berakhirnya masa Jahiliyah
Aku ingin mengunjunginya segera
Bersama sanak dan saudara
Bertaubat dan menghapus semua dosa
Berharap bagian penghuni surga

13

Permainan Matematika

Banyak anak yang menganggapnya sulit ingin
Mempelajarinya seakan membuat anak-anak
menjerit
Selalu ingin menyerah bermain mengolah angka
Menggunakan bermacam rumus dengan logika

Setelah aku duduk di bangku kelas lima
Bu April mengubah pandanganku terhadap matematika
Angka bagaikan teka-teki dalam permainan
Yang harus dihitung dan dipecahkan

Rumus kecepatan yang diajarkan
Membuatku pandai dalam menghitung lama perjalanan
Kini aku tak pernah datang ke sekolah terlambat
Karena jarak dan waktu ku hitung tepat

14

Musim Panen

Padi menguning terhampar bagai permadani
Matahari mulai terbit menyinari
Musim panen telah tiba
Masyarakat mulai sibuk bekerja
Arit mulai emotong batang padi
Mesin berbunyi merontokkan biji padi
Keringat mulai membasahi dahi
Nampak tumpukan karung goni mulai terisi
Adzan terdengar berkumandang
Aktivitas terhenti sejenak untuk bersembahyang
Hari mulai sore, suara mesin tak lagi bising
Saatnya untuk pulang ke rumah masing-masing

15

Aku Rindu Indonesiaku

Terletak di antara dua samudera
Pasifik dan Hindia
Diapit oleh dua benua
Asia dan Australia

Secara geografis letaknya dianggap strategis
Dan dikenal sebagai negara agraris
Yang memiliki iklim tropis
Semakin menguntungkan para agrobisnis

Paru-paru dunia pernah menjadi julukannya
Berkat hutan yang membentang di Pulau Kalimantan,
Sumatera, dan Papua
Kini berubah menjadi kenangan semata
Pembalakan liar dan kebakaran hutan di mana-mana

Keadaan alamnya kian memprihatinkan
Tak kenal musim kemarau dan penghujan
Bencana melanda secara bergantian
Sebagai balasan akibat perbuatan

Indonesia yang dulu asri dan permai
Kaya akan macam flora dan fauna
Berusaha bangkit menjadi negara industri
Penghasil limbah dan polusi
Merusak lahan dan hutan belantara
Aku rindu Indonesiaku
Hijau sejuk seperti dulu
16

Agama Pelajaranku

Pembelajarannya selalu diawali dengan lantunan
ayat suci Al’quran
Kisah Nabi, Rasul dan para sahabatnya tak bosan
kami dengarkan
Surga dan Neraka menjadi rahasia Tuhan
Manusia hanya bisa berdoa memohon ampunan
Doa yang baik dimulai dengan pengakuan dosa
Berlanjut dengan memuji sang maha kuasa
Itu yang selalu bapak/ibu guru ajarkan
Agar doa kita segera dikabulkan
Berbudi pekerti yang luhur
Selalu dijunjung dimanapun dan kapanpun
Sebagai bentuk rasa syukur
Atas kenikmatan ilmu yang telah didapatkan

17

Pantai Pangandaran

Salah satu tempat destinasi yang tak terlupakan
Pasir hitam dan putih menyelimuti sepanjang pantai
Membuat pemandangan semakin menawan
Salah satu mitos yang masih dipercaya sampai kini

Tempat kerajaan ratu laut kidul berada
Pengunjung boleh tidak percaya
Namun harus tetap waspada
Sebagai bentuk menghargai budaya

Aku duduk di bibir pantai menikmati es kelapa
Menyaksikan langit senja berwarna jingga
Ombak seolah berbaris menerpa batu karang
Ku akhiri perjalanan kali ini mengunjungi cagar
alam pananjung
Pusat konservasi keanekaragaman hayati
Yang banyak ditumbuhi pohon mahoni dan jati
Pangandaran semoga kau akan selalu lestari

18

Petualang Malam

Malam,
Tak akan kau temui kegaduhan
Yang menyapa ketenangan
Keramaian menghilang
Dan esok kembali datang
Mengganggu pagi yang nyaman

Malam,
Seorang petualang
Berjalan menyusuri kegelapan
Dalam keheningan
Ditemani angin
Yang terus berbisik dan mendorong
Untuk kembali ke sofa panjang
Penghilang kepenatan
Di sudut ruang

Malam,
Kembali datang
Kemudian pergi
Dan terus berulang
Tanpa permisi
Meninggalkan jejak kelam
Di sepanjang malam

19

Pembelajaran yang Bermakna

Pancasila dan UUD sebagai landasan pembelajarannya
Menyelami lebih dalam 45 butir sila
Yang menjadi pedoman kehidupan berbangsa
Mengidentifikasi hasil amandemen UUD 45
Membandingkan isi pasal dan ayat yang berbeda

Bergantian menyalurkan aspirasi
Menyampaikan hasil diskusi
Sesuai pengamalan sila keempat
Kelas disulap menjadi ruang rapat

Tangan-tangan bergantian mengacung ke atas
Tanda bersedia untuk bersuara keras
Melantangkan persetujuan maupun penolakan
Tidak lupa tepuk tangan disetiap akhir penutupan

Begitu cara Bu April mengajarkan
Memberikan pengalaman langsung untuk
bermusyawarah
Guna mencari mufakat mencapai kesepakatan
Dengan menyampingkan rasa amarah

20

Puisi Malam

Dingin menyelimuti
Awan hitam menghampiri
Ku peluk tubuh sendiri
Di ruang 3 x 4 ini

Langit mulai menangis
Terasa, dunia mulai sunyi
Ku goreskan pena untuk menulis
Menyibukkan diri membuat puisi

Hujan dan malam menawarkan cerita
Kegalauan diantara rindu ingin berjumpa
Tangan semakin pandai memainkan pena
Merangkai kata, berjuta makna

Ratusan bait berhasil dibuat
Hingga mulai terasa penat
Ku akhiri puisi kali ini
Bersama surya yang kembali

Selamat pagi dunia
Dari aku yang tak sempat mengistirahatkan mata

21

Puisi yang Tanpa Makna

Puisi ini hanya kumpulan kata tanpa makna
Tak usah kau baca, tak apa
Karena kau tak akan suka
Namun, aku tetap akan menulisnya
Menunggu kau datang untuk menghina
Lalu berujung bercengkrama
Hingga tak terasa sudah sekian lama
Takku dapatkan hal yang sama
Canda dan tawa
Tak kunjung ku rasa
Penat selama belajar di rumah
Ingin ku ceritakan saat kita bersua

22

Rindu Sekolah

Sejak virus corona datang
Akses ke sekolah terhalang
Anak-anak belajar melalui daring
Orang tua merasa pusing
Hiruk pikuk pagi hari menghilang
Suara handphone kembali berdering
Ibu dan ayah lalu pergi bekerja
Aku belajar dengan apa adanya
Ingin sekali berjumpa dengan teman-teman
Belajar dan berdiskusi di kelas
Mengajukan berbagai pertanyaan
Dengan mengangkat tangan keatas
Aku rindu sekolah

23

Rindu Si Petualang

Ku telusuri tiap sudut kota
Di antara gedung menjulang
Berdiri seorang anak
Memulai cerita sebagai petualang

Pergi jauh meninggalkan sanak saudara
Mengumpulkan pundi-pundi harta
Demi masa depan keluarga
Yang tak ternilai harganya

Lusa, aku akan pulang
Bertemu keluarga tersayang
Berkumpul dan bercengkrama bersama
Seperti sedia kala

Kan ku ceritakan semua
Rasa menahan rindu
Yang ada di setiap doa
Agar segera bertemu

Ini kisah rindu ku,
Masa kisahmu?
Lihat tanda tanya itu
Bisakah ku putar waktu

24

Bunga Sakura
Bunga yang berasal dari negeri matahari terbit
Dianggap sebagai simbol harapan kehidupan
Mengingatkan bahwa di balik hidup yang sulit
Tuhan akan memberikan jalan kemudahan
Warna merah muda begitu mempesona
Mampu menghipnotis mata seketika
Meskipun sakura mekar dalam waktu bersamaan
Satu per satu ia akan jatuh berguguran
Di balik kecantikan bunga sakura
Ternyata ia bunga yang mudah rapuh
Meskipun hanya angin sepoi menerpa
Dapat membuatnya berserakan terjatuh
Namun aku percaya
Tahun nanti bersemi lagi

25

Belajar Seni Budaya

Jam di mana anak-anak merasakan kesenangan
Bebas berekspresi melalui berbagai gerakan
Menghasilkan sebuah tarian
Memadukan berbagai campuran warna
Membuat sebuah karya
Melantunkan berbagai tangga nada
Menyanyikan lagu sesuai birama

Semua tertawa merasa bahagia
Senyum manis nampak di wajahnya
Bu April begitu memanjakan kami
Pantas nilai SBdP kami selalu tinggi
Menari, menggambar, dan bernyanyi
Dilakukan dengan senang hati

Secara bergantian unjuk kebolehan di depan
Tak lupa sorak-sorai dan tepuk tangan beringan
Itulah cerita selama pembelajaranku
Yang membuat tak ingat waktu

26

SD Ku Pendrikan Kidul

Senyum ramah berbaris rapih
Di balik pagar biru putih
Salam pagi selalu terdengar
Menyambut siswa yang hendak belajar

Bel berbunyi petanda kelas akan di mulai
Siswa berbarsi di sepanjang lorong
Memberi hormat kepada guru yang melewati
Satu per satu antre tanpa saling dorong

Sekolah kami terdiri dari lantai tiga
Ibu Rustantiningsih kepala sekolahnya
Yang terkenal banyak akan prestasi
Menjadikan guru-guru terinspirasi

Dengan branding berkarya dan berbudaya
Berbagai penghargaan pernah diraihnya
Tak heran kami merasa bangga
Menjadi bagian Pendrikan Kidul juara

27

Penantian di Waktu Senja
Jika yang berputar akan kembali
Akan kucoba menanti
Kabar yang lama menghilang
Ku ganti dengan kidung
Alunan musik mengiringi suara
Terdengar syahdu melupakan luka
Waktu kembali senja
Ingin kuistirahatkan mata
Doaku untuk pagi nanti
Akankah kita mengakhiri penantian ini?

28

Salam Merdeka

17 Agustus 1945 pertama kali bendera merah putih berkibar
Teks proklamasi dibacakan secara lantang
Ribuan rakyat penuh semangat berkobar
Petanda kemerdekaan telah datang
Suara merdeka terdengar di seluruh penjuru Indonesia
Radio, televisi, dan surat kabar menceritakannya
Sejarah kelam telah berakhir
Disambut dengan lantunan takbir

Indonesiaku telah bebas dari belenggu penjajah
Tidak ada kerja rodi maupun romusha
Pancasila mulai berjaya
Menjadi dasar negara

Salam merdeka dari mereka
Tongkat estafet kini ada di tangan kita
Mari harumkan nama Indonesia
Dengan prestasi para pemudanya

29

Surat yang Tak Terbalas

Lelah jemari ini merangkai kata demi bermakna
Meski tetap saja engkau enggan membaca
Sembilan tahun aku berkelana
Hanya untuk menghibur diri dari kenyataan yang ada
Kehilangan separuh jiwa
Jauh semakin menjauh kau ku rasa
Angin malam mendekap tubuh
Membuatku kian gelisah
Tenggelam dalam kenangan dan prasangka
Terhanyut oleh perasaan yang ku bawa lari sendiri
Kantuk tak terasa, Sesak berasa
Namun malam tetap membisu
Dan ku mainkan jari-jemari lagi

30

Hari Raya

Lantunan suara takbir menggema
Kembang api merah menyala
Suasana gegap gempita
Berkumpul dengan sanak saudara
Ibu-ibu menata meja makan
Kupat dan opor segera disajikan
Pengalaman hidup di kota
Mulai bergantian diutarakan
Malam itu terasa panjang
Menghabiskan waktu bersama dalam satu ruang
Kemudian di akhiri dengan bagi-bagi uang
Membuat anak-anak merasa senang

31

Piala Walikota
Jam weker berbunyi
Aku bergegas bangun dan mandi
Hari ini pertandingan perdana
Merebutkan piala wali kota
Ibu dan ayah ikut menemani
Teriakan semangat tak pernah berhenti
Suasana pertandingan semakin ramai
Ketika tim kami berhasil menjuarai

32

Musim Semi
Udara dingin mulai menghilang
Sinar matahari kembali datang
Bunga-bunga mulai bermekaran
Ditemani suara burung bersahutan
Taman-taman mulai ramai
Dihiasi bunga warna-warni
Kupu-kupu terbang ke sana-ke mari
Menyambut gempita musim semi

33

Nenekku Berpulang

Saat itu pukul 2 dini hari
Pintu dipukulnya berkali-kali
Suara gaduh mulai terdengar
Dia bilang nenek terkapar
Ayah dan Ibu bergegas ke rumah sakit
Aku diam sejenak dalam lamunan
Berita itu membuatku terbesit
Tuhan berikan beliau kesembuhan
Esok malam kembali kegaduhan datang
Diiringi isak tangis semua orang
Doaku kali ini tidak dikabulkan
Nenek kembali kepangkuan Tuhan

34

Belajar Olahraga

Waktu yang tepat untuk bermain
Berlari saling berebut bola
Atau sekedar melemparkan
Untuk mencetak banyak angka
Beberapa teknik diajarkan
Demi menjaga kebugaran badan
Salah satunya kegiatan pemanasan
Mencegah cidera saat permainan
Ujian sportivitas di akhir pertemuan
Berbagai pertandingan dilakukan bergantian
Tak menghiraukan siapa lawan
Demi menggapai kemenangan

35

Kerindukanku pada Pramuka

Berseragam serba coklat
Berbaris rapih membawa tongkat
Tak lupa memberi salam serta hormat
Sebagai bentuk insan yang bermartabat
Tepuk pramuka sebagai pembuka
Dasa dharma bagian hafalannya
Tali temali keahlian yang dimiliki
Pesta siaga yang selalu dinanti
Salam pramuka kakak pembina
Sampai jumpa dipertemuan berikutnya
Ketika hari sekolah telah tiba
Tanpa korona yang mengganggu kita

36

Puncak Jaya Wijaya
Berdiri tegak menjulang ke angkasa
Bagian dari tujuh puncak dunia
Sudah banyak pendaki menaikinya
Demi menikmati alam papua
Kini....
Gletser menyelimuti puncaknya mulai lenyap
Seiring suhu bumi yang semakin meningkat
Keindahan ini hanya bertahan sekejap
Hingga nanti jaya wijaya tak lagi memikat

37

Tim PPK

Berseragam rompi putih biru
Dengan topi yang berwarna sama
Berbaris menyambut para tamu
Menebarkan senyum dan sapa
Menjaga sesuai posko yang tersedia
Demi keamanan dan kedisiplinan siswa
Bu Juni, Bu April, Bu Sevi sebagai pembina
Mengatur job desk agar sesuai rencana
Tim PPK
Kau bantu sekolah
Perilaku buruk bisa berubah
Karakter lebih terarah

38

Rindu pada Kakekku

Sejak kecil aku hidup di kota
Hanya ditemani orangtua semata
Foto lama dalam figura
Menyimpan berbagai cerita
Kakekku pergi sebelum aku lahir
Ibuku tak mau menceritakannya
Khawatir luka itu kembali hadir
Membawa linangan air mata
Tubuh kurus kulit sawo matang
Terlentang di kelambu yang usang
Rambut putih penuh mewarnai
Diabadikan untuk terakhir kali

39

Bunga Tulip

Salah satu tanaman tahunan
Beraneka warna tumbuh di pegunungan
Mulai bermekaran, terlihat begitu menawan
Menarik minat untuk dibudidayakan
Tak heran saat musim semi
Banyak orang pergi ke Turki
Sekedar menikmati keindahannya saat mekar
Lalu mengabadikan dalam bentuk gambar
Tulip
Keindahanmu memikat hatiku
Ingin aku terus memandangmu
Semoga kau berbunga selalu

40

Tsunami Aceh

Sabtu 26 Desember 2020
Suara langit bergemuruh
Air laut menjadi pasang
Disusul dengan guncangan

Seketika air meluap ke daratan
Menyapu semua benda yang di depan
Isak tangis dan teriakan beriringan
Mereka membutuhkan pertolongan

Rumah, sawah, dan kendaraan
Terbawa arus dan tenggelam
Hewan dan Manusia bergelimpangan
Aceh dilanda masa kelam

Jutaan manusia berlomba-lomba
Mengulurkan tangan untuk Aceh tercinta
15 Tahun bencana itu berlalu
Kini Aceh sudah kembali maju

41

PROFIL PENULIS

Dwi Apriliya Subaeti, S.Pd., dilahirkan
di Kota Cirebon, 05 April 1995. Penulis
pernah belajar di SDN 5 Sumber (2007),
SMPN 1 Sumber (2010), SMAN 1
Dukupuntang (2013), S1 UPI Kampus
Sumedang (2018). Pengalamannya mengajar pernah
mengabdikan diri di SDN 1 Tukmudal Cirebon tahun
2019. Tahun 2019 sampai sekarang mengajar di SDN
Pendrikan Kidul. Bu Guru yang ramah ini mengawali
hobinya menulis saat di Sekolah Dasar. Prestasi yang
pernah diraih sebagai penulis terpilih dalam Antologi
“Aurora” dalam event lomba cipta puisi tema bebas
tingkat Nasional Tahun 2016, Tahun 2017 terpilih
menjadi kontributor dalam event Indonesia bersajak
dalam rangka sayembara cipta sajak/puisi tingkat
Nasional. Kini penulis mencoba untuk berbagi
pengalamannya melalui buku kumpulan puisi sederhana
namun syarat akan makna. Kumpulan Puisi yang
berjudul “Biola Tak Berdawai” merupakan buku karya
perdananya.

42


Click to View FlipBook Version