The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Hasil Penelitian Tim Kajian UPT. Museum Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019 di Kabupaten Sanggau

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by museumkalbar74, 2022-11-06 23:55:45

Sulaman Kalengkang Kabupaten Sanggau Dalam Tradisi dan Adat Istiadat

Hasil Penelitian Tim Kajian UPT. Museum Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019 di Kabupaten Sanggau

Keywords: #sulamanKalengkang #kab.Sanggau #UPT.MuseumProvKalbar

 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG
 Mengangkat nilai kebersamaan dan keadilan dalam suatu
kelompok/ masyarakat
 Mengandung makna persaudaraan
 Simbol nilai/ kedudukan yang tinggi

 PENGGUNAAN
 Merupakan motif utama/ motif pokok
 Penempatan posisi biasanya bagian tengah, dan sisi kanan
atau kiri kain.
 Dapat dikombinasikan dengan motif utama/pokok
lainnya
 Ukuran cenderung lebih dominan dari motif lainnya

e. Motif Durian

Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar

45 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

4. MOTIF BINTANG

a. Motif bintang kejora

Cahaya bintang yang berkelap-kelip di tengah

gelapnya malam menciptakan keindahan dan

menjadi daya tarik tersendiri. Kedudukannya yang

tinggi selalu dikiaskan dengan keagungan dan

ketinggian budi pekerti serta rasa regilitas

masyarakat. Motif kalengkang mengabadikan

artikulasi masyarakat secara umum terhadap

bintang sebagai sesuatu yang menggambarkan

ketaatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penerang

dalam kegelapan, ketinggian budi pekerti serta

akhlak yang mulia. Namun gambarannya yang

kecil, maka penataan motif bintang dalam bentuk Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar
yang kecil pula jika dibandingkan dengan motif

lainnya.
 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG
 Ungkapan Ketaatan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Ketinggian budi pekerti serta akhlak yang mulia
 Sebagai penerang dalam kegelapan

 PENGGUNAAN
 Merupakan motif pendukung dan isian
 Biasa digunakan menghiasi seluruh kain yang

berdampingan dengan motif lain yang lenih besar
 Jarang berdiri sendiri selalu digunakan bersama motif

lain
 Ukuran lebih cenderung dari motif lainnya

b. Motif bintang lima
Motif bintang lima melambangkan keagungan

46 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

c. Motif bintang tiga (Tiara)
Motif bintang tiga ini melambangkan siaga

d. Motif bintang 1 Sumber: Cecep Dok. Museum Kalbar 2019

5. MOTIF PUCUK
a. Pucuk Rebung

Sumber: Cecep Dok. Museum Kalbar 2019

Pucuk rebung melambangkan kewaspadaan. Digunakannya motif
pucuk rebung ini sebagai hiasan Kalengkang memiliki histori yang
menggambarkan kedekatan masyarakat Sanggau dengan kegunaan
bambu secara keseluruhan. Bambu tidak hanya digunakan masyarakat
sebagai bahan bangunan, bahan membuat tembikar, alat-alat kebutuhan
rumah tangga tetapi bambu mudanya juga dimanfaatkan untuk menu
makan sehari-hari.

Rebung merupakan tunas bambu muda yang dapat digunakan sebagai
sayuran dan dikeringkan untuk kegunaan yang lama. Mengingat
kegunaan bambu yang mudah didapat dan tersebar diseluruh hutan di
Sanggau menyebabkan para pencetus motif Kalengkang memasukkan
motif pucuk rebung menjadi motif dasar dalam kerajinan Kalengkang.

47 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG
 Semangat hidup yang terus

tumbuh walaupun banyak halang

yang menghadang
 Hidup yang terus memberikan

manfaat
 Tekad untuk selalu menegakkan

kebenaran karena rebung selalu

tumbuh menjulang keatas

 Hidup bersama dalam

keharmonisan tampang Sumber: Cecep Dok. Museum Kalbar 2019
 PENGGUNAAN
(motif dasar), dan
 Digunakan sebagai

merupakan motif pokok
 Dalam pemakaian untuk tapeh cowok diletakkan di

belakang dan untuk tapeh perempuan diletakkan di depan
 Selalu disulam terlebih dahulu sebelum motif lain.

b. Pucuk pakis, lemah lembut
c. Pucuk labu siam, keselarasan
d. Pucuk daun kedondong keseimbangan

48 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

6. MOTIF AKAR
a. Akar Rotan

Sumber: Dekranasda Kab. Sanggau Dok. Museum Kalbar 2019

Akar rotan melambangkan Keuletan dan kekuatan. Rotan
merupakan satu diantara komoditi tanaman hutan yang hidupnya
merambat dan sering digunakan oleh masyarakat untuk membuat
kerajinan tangan maupun peralatan pendukung aktivitas kehidupan
sehari-hari. Manfaat rotan yang besar dalam mendukung kehidupan
masyarakat sehai-hari kemudian diabadikan menjadi motif
kalengkang yang menggambarkan kebaikan, budi pekerti serta
kemanfaatan bagi sesama.

Rotan juga diartikan sebagai perekat/pengikat yang kuat
menggambarkan kehidupan dan suasana kekeluargaan, saling
membantu, dan tolong menolong antar sesama menjadi modal
kehidupan yang selalu dipelihara dari dulu hingga sekarang.

 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG
 Ungkapan nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, tolong
menolong antar sesama
 Gambaran kemanfaatan bagi sesama
 Sebagai perekat/pengikat rasa sosial dalam kebersamaan

 PENGGUNAAN
 Biasa digunakan menghias selendang, kopiah
 Motif pendukung
 Dipergunakan menghias tepi atau pinggir kain
 Dipakai dalam ukuran yang memanjang

49 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

b. Akar peranggi (labu siam), melambangkan tumbuh dan maju
c. Akar teratai, melambangkan keagungan
d. Akar Wijaya Kusuma, melambangkan kejayaan

7. MOTIF DAUN
a. Motif Daun Pakis
Bentuk daun pakis yang melengkung pada ujungnya dan
memiliki tekstur yang indah memberikan inspirasi dan menjadi motif
pilihan pada kerajinan Kalengkang. Selain itu, daun pakis juga
sangat mudah ditemukan disebagian besar Hutan Kalimantan,
khususnya di Kabupaten Sanggau, dan menjadi menu sayuran utama
masyarakat di kampung-kampung.

Sumber: Dekranasda Kab. Sanggau Dok. Museum Kalbar 2019

Keunikan daun pakis dan kedekatannya dengan kehidupan
masyarakat menjadikan motif daun pakis sering digunakan dalam
seni lukis dan seni ukir di masyarakat tidak terkecuali Kalengkang.
Keindahan tekstur daun pakis yang melambangkan cita rasa yang
tinggi dari seniman untuk mengabadikannya dalam karya sulaman
Kalengkang yang diharapkan memberikan keindahan dan kepantasan
bagi sipemakai.
 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG

 Cita rasa yang tinggi terhadap seni dan keindahan
 Kedekatan dengan kehidupan sehari-hari
 PENGGUNAAN
 Biasanya digunakan menghiasi kain yang susunannya

diatur harmonis
 Hiasan pendukung dalam baris utama
 Dapat digunakan di sekeliling kain

50 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

8. MOTIF TALI
1. Tali air lurus melambangkan ketegasan
2. Tali air berkelok melambangkan keluwesan
3. Tali air bergelombang, kedinamisan

Sumber: Cecep Dok. Museum Kalbar 2019

Motif tali air merupakan motif yang biasa digunakan sebagai
motif pembatas dari satu motif ke motif lainnya. Motif ini
merupakan motif geometris berupa garis yang disusun diagonal.
Motif pembatas pada Sulaman Kalengkang ada dua jenis yaitu ada
yang jarang-jarang disebut tali air dan ada yang rapat disebut mapan.

9. MOTIF SIMBOL
a. Mahkota melambangkan kerabat diraja
b. Keris satu melambangkan siap siaga
c. Keris bersilang ke bawah melambangkan kedamaian
d. Keris bersilang keatas melambangkan kegentingan
e. Keris bersilang ke atas berbunga melambangkan bangsawan
f. Burung garuda Pancasila
g. Bulan sabit , Pengawal / pengawal istana
h. Bulan sabit berbintang, hulu balang istana
i. Bulan sabit berbintang lima buah untuk raja
j. Bulan sabit untuk berbintang tiga atau empat untuk pangeran-
pangeran ditingkatannya

51 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar

Motif Mahkota Motif Bulan Sabit
berbintang
Sumber: Cecep, Dok Museum 2019

Motif Keris bersilang kebawah

52 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

53 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Fungsi memiliki kedudukan, tugas dan kepentingan tertentu. Setiap
sesuatu yang dibuat akan memiliki nilai fungsi bagi kehidupan. Seperti
halnya Sulaman Kalengkang Kabupaten Sanggau, pada masa
permulaannya Sulaman Kalengkang memiliki beberapa fungsi
diantaranya :
1. Samper (Langit – langit)

Samper atau hiasan dinding tempat menggantung kain pada saat
resepsi pernikahan. Hiasan tengah samper dan selendang samper,
bermotif bunga tolak bala.

Sumber: Cecep, Dok Museum 2019

Contoh Samper
2. Kalengkang Dining/ Dinding

Tabir Kalengkang yang biasa disebut dengan dinding
Kalengkang merupakan suatu karya sulaman Kalengkang yang
54 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

banyak dibuat oleh masyarakat Sanggau, sebagai suatu hantaran dari
pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Dinding Kalengkang
adalah tabir yang dipasang menutupi dinding dengan kamar dan dalam
kamar pengantin.

Sulaman Kalengkang pada tirai atau dinding dibuat dengan ciri-
ciri pada kiri kanannya terdapat barisan bunga turi sebagai pengganti
pucok rebung atau pucuk rebung itu sendiri yang digambarkan di
sekelilingnya akar rotan sedangkan bunga dan tali air untuk bagian
tengah sesuai dengan apa yang menjadi pikiran pribadi masing-
masing, sedangkan pada bagian atas terdapat pengopih kelambu yang
berbentuk gunungan yang agak besar dan diberi rumbai-rumbai.

3. Hiasan Kelambu
Sulaman Kalengkangnya berada di bagian atas untuk menghias tutup
kelambu tersebut.

4. Sarung/ Tapeh
Merupakan perlengkapan busana yang digunakan oleh kaum pria dan
wanita saat ada hajatan, hari-hari besar, maupun acara-acara formal.

5. Teratai
Teratai atau penghias dada yang digunakan untuk menghiasi
pengantin.

6. Sarung tempat sirih
Tepak sirih dilapisi dengan sulaman Kalengkang dengan motif di

atasnya bunga, kenapa dikelilingi dengan tali pasmen, tali tebal atau
hiasan daun dan bunga pada bagian bawah dihiasi bunga matahari
atau bunga lainnya dengan anyaman tali tebal atau pasmen.

55 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

7. Alas kempu / pelapis kempu Sumber: Gusti Mustaan, Dok Museum 2019

Kempu adalah wadah dari
kuningan yang berbentuk bulat
bulat dan bertutup. Kempu
dipakai sebagai wadah hantaran
yang dibawa di dalam
meminangnya maupun perarakan
pengantin dialas tutup kempu
disulam kalengkang dengan motif
matahari yang melambangkan
calon pengantin membawa cahaya
kerumah calon pengantin wanita.

8. Alas tempat hantaran pengantin

Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar

9. Tilam Rangkap
Alas untuk tempat duduk pengantin, terdiri dari 2 lapis pada bagian
lapisan atas di sulam benang emas, dan bagian bawahnya sulaman
kalengkang.

Sumber: Galuh Zahra, Dok Museum 2019

Tilam Rangkap lapisan atas

56 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Sumber: Galuh Zahra, Dok Museum 2019

Tilam Rangkap Lapis bawah
10. Hiasan Taplak Meja

11. Perlengkapan busana pernikahan
Sulaman Kalengkang menghiasi baju, selendang, kopiah, tanjak,

dodot/selendang pinggang yang menjurai atau memanjang yang hanya
dikenakan pada kalangan bangsawan dengan ukuran ±15 cm untuk
pria dan ukuran wanitanya lebih panjang.
Pakaian adat Pengantin dengan sulaman Kalengkang :

a. Tapeh (kain sarung laki-laki maupun perempuan, kain sarung ini
diberi motif yang harus ada adalah pucuk rebung perlambang
kewaspadaan. Pucuk rebung dengan sisi kiri dan kanannya
terdapat undakan seperti anak tangga dengan sikap ini
melambangkan junjung derajat sampai pada permata yang ada
dipuncak yang melambangkan cita-cita manusia untuk mencapai
kejayaan terdapat dua tangga adalah mengandung arti harus ada
keseimbangan dalam memiliki puncak kehidupan antar mengejar
dunia dan akhirat, barulah dapat mencapai kecemerlangan hidup.
Tiga permata didalam segitiga perlambangan tiga tingkatan dalam
islam yaitu islam, iman dan ihsan. Maka pucuk rebung diartikan
sebagai lambang dari kewaspadaan dalam mencapai kehidupan
dengan selalu selaras dan seimbang dalam mencapai puncak
kejayaan dengan berpegang teguh kepada islam, iman, ihsan. Dari
pucuk rebung lah baru mulai dengan simbol-simbol yang lain.

57 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

b. Teratai
Simbol keagungan diletak di
pundak penyangga leher
penopang kepala mengandung
arti berpikirlah dan
bertindaklah dengan tetap
mengagungkan ALLAH SWT,
karena dari mata, telinga
mulut hidung otak adalah
sarana yang diciptakan Allah
Yang Maha Agung, sebagai
gambaran dari kehidupan

Sumber: Ami Sulai, Dok Museum 2019

panca indra adalah sumber
kebaikan dan sumber
keburukan, maka dipakailah
simbol keagungan supaya tetap
waspada dari perkara baik
buruk yang tidak sesuai dengan
keagungan pencipta.

Sumber: Ami Sulai, Dok Museum 2019

c. Ikat Pinggang
Ikat pinggang yang disatukan pending, adalah pelambang
seseorang harus bisa menyatu kan dua katup berbeda dalam satu
kesatuan, dengan tujuan yang besar yakni keharmonisan,
kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan. Semakin besar ikat
pinggang yang tersatukan (dodot jawa) semakin besar tanggung
jawab atau kebangsawanannya.

58 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

d. Selempang
Selempang yang melingkar
di pundak pria menunjukkan tingkat
kebangsawan atau orang yang
mendapat kehormatan selempang yang
tersangkut dipundak melambangkan
bahwa yang bersangkutan dibebankan untuk
selalu menjaga amanah yang diberikan.

Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar

e. Selendang Panjang
Selendang Panjang diberi motif dengan
tingkat pangkat dan kebangsawanan tamu.
Pada tingkat biasa motif yang digunakan
adalah akar rotan, lebih tinggi akar labu
siam, lebih tinggi lagi akar Wijaya Kusuma
dan tertinggi akar bunga teratai dengan
pucuk rebung bermahkota.

Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar

f. Tudung / madu arah
Tudung adalah selendang pendek segi empat digunakan sebagai
penutup kepala wanita.

59 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

g. Baju
Sulaman Kalengkang pada baju sangat
terbatas sekali keberadaannya, disamping
rumit pengerjaannya. Sampai saat ini
pemakaian baju bersulam Kalengkang
hanya di pakai para Sultan dan
Pangeran pada upacara besar
Kerajaan itu pun sudah sangat
terbatas dan sudah banyak memakai
Sulaman Bordir. Baju bersulaman
Kalengkang sampai saat ini di
Sanggau sudah lapuk dimakan usia.
Upaya meyulam kembali sebagai langkah
pelestarian masih dalam wacana.

Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar

h. Sandal
Sandal bersulam pun sudah tidak dapat dilacak keberadaan dan
jejaknya.

i. Alas bantal

Sumber: Koleksi Museum Prov. Kalbar

60 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

PENGGUNAAN
1. Upacara perkawinan, seperti cucur mawar yang digunakan sebagai
alas bawahnya.

1

2

4 3

Sumber: Dok Gusti Mustaan, Museum Prov. Kalbar 2019

Keterangan foto : 1. Hiasan Dining 2. Tilam Rangkap 3. Alas cucur mawar
4. Tempat sirih

2. Hari-hari besar atau acara besar Kerajaan/ Pemerintahan
3. Acara-acara besar seperti Paradje
4. Upacara adat atau ritual seperti Gunting Rambut, Sunatan

61 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

5. Busana Pengantin Pria dan Wanitia

1
2

3

Sumber: Dok Gusti Mustaan, Dok Museum Prov. Kalbar
2019

Keterangan foto busana pernikahan : 1. Teratai 2. Dodot 3. Tapeh
6. Pakaian perlengkapan tradisional
7. Tutup Keranda
62 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

8. Bendera Masjid Jami’ dengan kalimat “Laillahaillahllah” sejak tahun
1813 bendera yang diletakkan di Mimbar Masjid.

Sumber: Masjid Jami’ Sanggau Dok Museum 2019

Bendera belakang mimbar

Sumber: Masjid Jami’ Sanggau Dok Museum 2019

Bendera tampak depan mimbar

63 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

1. Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan Sulaman
Kalengkang Kabupaten Sanggau

Peralatan yang digunakan cm dan lebarnya ±80 cm yang
dalam membuat Sulaman diberi kaki dengan ketinggian
Kalengkang sangat sederhana. yang disesuaikan dengan
Peralatan utama adalah pembidang kebutuhan dan tinggi badan dari
atau disebut Ringkak (bahasa dari penyulam saat duduk mengerjakan
Sanggau). Alat ini terbuat dari Sulaman Kalengkang.
kayu yang memiliki panjang ±100

Sumber: Cecep, Dok Museum 2019

Contoh Ringkak Tradisional

64 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Sumber: Dekranasda Kab. Sanggau, Dok Museum 2019

Contoh Ringkak Modern

Semakin berkembangannya sesuai dengan kebutuhan dari apa

zaman, maka semakin kreatif dan yang hendak di sulam seperti

inovasi Ringkak yang berukuran Kalengkang Dining membutuhkan

kecil ini pun dibuat menjadi ringkak yang besar agak penyulam

ukuran yang lebih besar, sesuaikan merasa nyaman saat proses

keinginan dan kenyamanan penyulaman.

perajin. Ringkak ini pun dibuat

Sumber: Cecep, Dok Museum 2019

Ringkak dengan ukuran besar
65 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Alat bantu dalam membuat ini membuat proses pembuatan
sulaman adalah mall yang dibuat
dari karpet kemudian diukir untuk Sulaman Kalengkang menjadi
dilukiskan atau untuk
memindahkan motif, jarum sulam lama dan rumit serta
untuk membuat tusukan pada kain
dan gunting untuk memutuskan membutuhkan kepiawaian atau
benang. Kesederhanaan peralatan
keahlian dari penyulam karena

semata-mata mengandalkan

pekerjaan tangan dan bukan

mesin.

2. Bahan yang digunakan dalam Proses Pembuatan Sulaman
Kalengkang Kabupaten Sanggau

Terdapat dua macam bahan dominan di era sekarang,
dalam pembuatan Sulaman teksturnya yang lembut dan kesan
Kalengkang, yang pertama adalah mewah menjadikan bahan ini
bahan dasar kain dan yang kedua sebagai bahan favorit para perajin
adalah benang. Untuk penggunaan dan pemesan. Benang yang
kain sulaman Kalengkang ini digunakan adalah benang yang
menggunakan bahan dasar satin, berasal dari negeri India yaitu
tetoron atau pun beludru. benang pipih bewarna silver yang
Penggunaan bahan beludru lebih disebut benang Kalengkang.

66 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Sumber: Cecep, Dok Museum 2019

Contoh benang Kalengkang

3. Teknik Pengerjaan Sulaman Kalengkang Kabupaten Sanggau

Teknik dalam pengerjaan pemasangan di atas ringkak

Sulaman Kalengkang dimulai dari tradisional, terlebih dahulu

pembuatan desain pola ragam hias menjahitkan kain beludru kepada

dengan menggunakan mall, yang kain jenis lainnya, kemudian

sudah dilubangi sesuai dengan diikatkan kesekeliling ringkak

motif yang diinginkan, kemudian hingga kain dasar teregang dengan

mall tersebut diletakkan diatas kokoh dan siap untuk disulam.

kain untuk dilukis kembali Sedangkan jika menggunakan

menggunakan tipe x. Ringkak modern cukup

Kain yang sudah terlukis merekatkan kain dengan Binder

motif, lalu dibentang diatas Clip Ukuran besar tanpa dijahit.

Ringkak, dalam proses

67 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Sumber: Cecep, Dok Museum 2019

Contoh Penggunaan ringkak tradisional

Sumber: Dekranasda Kab. Sanggau, Dok Museum 2019

Contoh Penggunaan Ringkak Modern

Proses penyulaman dilakukan dan tusuk pipih. Jika diperhatikan
terlebih dahulu dari ujung kain
yang diselesaikan satu bidangnya. teknik tusuk hias Sulaman
Proses pembuatan yang dilakukan
menggunakan Tusuk Tikam Kalengkang menyerupai teknik
Tembus (pemberian istilah dari
masyarakat Sanggau). Tusuk tusuk hias yang digunakan
tikam tembus ini kurang lebih
sama dengan teknik tusuk tangkai sulaman Jerman, yaitu

menggunakan tusuk pipih dengan

arah diagonal atau miring.

68 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Keterangan cara menyulam :
a. Mulailah menjahit dari kiri
kekanan. Tusuk jarum dari
bawah kain pada titik pertama
motif A , lalu tarik jarum hingga
ujung benang.
b. Tusukkan jarum dari bawah
kain titik B, ketitik A.
c. Tusuk jarum ke bawah kain pada
titik C ke titik B.
d. Lakukan hal yang sama seperti
langkah c hingga sulaman
selesai.

69 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Sumber: Dekranasda Kab. Sanggau, Dok Museum 2019

Proses Penyulaman Kalengkang

Proses pembuatan Sulaman logam yang pipih akan mudah
Kalengkang ini membutuhkan
ketelitian dan kehati-hatian. terkait dengan benda lain dan akan
Waktu yang dihabiskan untuk
membuat suatu motif yang besar terasa sedikit tajam, maka bagian
dapat menghabiskan waktu kurang
lebih seminggu, sedangkan untuk dalam harus dilapisi kain lain
menyelesaikan satu kain dapat
menghabiskan waktu kurang lebih supaya melindungi si pengguna,
3 bulan atau 2 bulan.
memberikan rasa nyaman saat
Kain Kalengkang yang
sudah disulam semuanya belum dipakai dan juga dapat menjaga
bisa digunakan oleh para
pemesannya, karena benang keutuhan sulaman dari kaitan yang
Kalengkang yang terbuat dari
tidak diinginkan.

Dalam menyulam kalengkang

sudah ditentukan letak otif utama

yang biasa ditampilkan didepan

dengan berbagai cotrak

pendamping sebagai hiasan,

Karena sifat benang yang terbuat

70 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

dari logam menyebabkan tidak motif utama dapat asri bersemedi
semua permukaan disulam motif dihadapan.
utama, terdapat bagian yang
menjadi bidang lipatan sehingga

71 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Kain Tapeh sekitar tahun 1990-an
Koleksi Cecep

72 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Dua Kain bolak balik beda
warna dijadikan satu dan
disulam dengan motif yang
sama atas dan bawah
Sekitar Tahun 1960-an
Koleksi Cecep

73 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Sulaman Kalengkang berupa Dinding Pelaminan sekitar tahun 1962 –an
Koleksi cecep

74 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Tapeh kain dengan motif yang populer pada tahun 60-70-an dan hanya
orang-orang tertentu yang memilikinya
Koleksi Cecep

75 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Motif yang biasa digunakan di Kalangan Raja
Koleksi Cecep

76 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Contoh Dinding Pelaminan
Koleksi Cecep

77 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

78 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : SARUNG SONGKET APLIKASI
No. Inv. : 1011/E
Ukuran : P= 176 cm L= 114 cm
Asal : Pontianak

Kain sarung ini memakai benang katun yang dicelup warna merah.
Keseluruhan hiasan disulam benang katun berwarna ungu, kuning, dan
hijau serta benang perak dan pernik-pernik perak.

Kepala kain berhiaskan motif tumpal yang didalamnya terdapat motif sulur
daun. Di tengah tumpal bersulamkan motif bunga. Tumpal diapit oleh motif
sulur daun, Badan kain bertaburkan sulaman dengan motif bunga-bunga.
Kaki kain bermotif sulur daun. Kain ini biasa digunakan oleh pengantin dan
yang sunatan pada suku Melayu.

79 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : SARUNG SULAM APLIKASI
No. Inv. : 2830/ E
Ukuran : P = 160 cm L = 104 cm
Asal : Pontianak

Kain tua dari bahan beludru warna hitam berhiaskan sulaman benang katun
dengan motif jambangan bunga diaplikasi benang perak dan pernik-pernik.

Pada motif kelompok bunga memakai benang yang ditengah-tengah
kelopak terdapat lempengan timah berbentuk bunga padma (teratai) dan
pernik-pernik perak.

Pada sisi atas dan bawah kain disulam dengan motif sulur daun dan
dipinggir dalam sisi atas dan bawah terdapat sulaman dengan motif
pinggiran awan.

Benang untuk sulaman digunakan warna merah jambu, ungu, kuning, dan
hijau.

Kain ini biasanya digunakan untuk pengantin masyarakat Melayu.

80 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama :SARUNG SONGKET KALENGKANG
No. Inv. : 2849/E
Ukuran : P= 172 cm L= 106 cm
Asal : Pontianak

Kain sarung ini didasari warna merah dari benang Katun. KeseIuruhan
bidang bertaburkan hiasan benang perak kalengkang bermotif pohon
bunga. Kepala kain bermotif tumpal, di dalam tumpal terdapat motif bunga,
diantara tumpal terdapat hiasan bunga berkelopak empat sisi kiri-kanan
tumpal bermotifkan sulur daun. Pada bagian kaki kain berhiaskan motif
sulur daun diapit garis-garis horizontal. Kain ini biasanya digunakan oleh
pengantin Melayu atau pada upacara sunatan yang dikenakan oleh si sunat.

81 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : KAIN SONGKET APLIKASI

No. Inv. : 1108/E
Ukuran : P= 180 cm L= 111 cm
Asal : Pontianak

Kain ini didasari warna kuning emas
yang disulam dengan benang perak,
benang katun serta dihiasi pernik-
pernik perak.

Kepala kain diisi dengan sulaman
benang perak, benang katun warna
merah, hijau, ungu, biru dan abu-
abu dengan motif tumpal yang
saling bertemu diujungnya.

Di dalam tumpal berhiaskan
sulaman motif sulur daun
membentuk jambangan bunga. Di
tengah-tengah tumpal terdapat
motif bunga yang membentuk
lingkaran. Sisi kiri dan kanan
kepala kain bersulamkan motif dua
ekor burung yang sedang terbang
berhadapan dan diantara burung terdapat motif bunga.

Badan kain disulam dengan motif bunga dan daun yang bertaburan
diseluruh badan, Keseluruhan badan dan kepala kain dihiasi pernik-pernik
perak, Atas kain disulam benang katun dengar motif sulur daun dan bunga
sedangkan kaki kain disulam dengan benang perak serta berhiaskan pernik-
pernik perak. Kain ini biasanya digunakan oleh pengantin Melayu.

82 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : KAIN PENUTUP WADAH
No. Inv. : 2859
Ukuran : P = 104 cm L = 80 cm
Asal : Pontianak

Kain penutup ini berbentuk segi empat dengan bahan dasar Pada sisi tepi
dari bahan katun berwarna kuning.

Bagian tengah dari bahan beludru warna hitam, dengan hiasan pada setiap
sudut adalah sekuntum bunga melati dan ditengah-tengahnya bintang-
bulan sabit yang terbuat dari benang kalengkang Bintang dan buIan sabit ini
adalah lambang umat Islam, yang juga dipakai sebagai lambang
keraton/kerajaan Pontianak. Keseluruhan bagian tepi kain ini berhiaskan

rumbai dari manik-manik plastik warna-warni, lempengan timah bulat dan
kain katun warna merah dan kuning membentuk kuncup bunga melati.
Kain ini biasa digunakan untuk menutup wadah seperti kempu, ketika
upacara membawa hantaran/ barang-barang perkawinan dari pihak
pengantin pria ke pihak pengantin wanita dalam lingkungan bangsawan
keraton Pontianak.

83 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : BAJU KEBESARAN SULTAN
No. Inv. PONTIANAK
Ukuran
Asal : 5944.1 /H
: P = 84 cm. L. Bahu = 40 cm.
: Pontianak

Terbuat dari kain beludru warna hitam. Bagian belakang lebih panjang
terbelah bagian bawah kerah, leher dan ujung lengan bersulam benang gem
warna emas. Pada bagian depan baju terdapat 6 buah kancing warna kuning
bermotif mahkota, bagian belakang tepi bawah baju juga terdapat 2 buah
kancing warna kuning bermotif mahkota. Jas (Dester) ini digunakan oleh
Sultan Syarif Muhammad Alkadri dari Kesultanan Pontianak.

84 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : JUBAH L = 170 cm
No. Inv. : 5423/H
Ukuran : P = 132 cm,
Asal Dibuat : Pontianak

Terbuat dari kain saten, bentuk lebar dan Panjang. Berhiaskan motif
sulaman bunga dari benang perak. Leher dan lengan dilapisi kain beludru
warna hitam dihiasi motif sulur daun.
Jubah ini pernah dipakai oleh Sultan Muhammad Alkadrie dari Istana
Kesultanan Pontianak.

85 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : BAJU PANJANG
NO. Inv. : 5309 /H
Ukuran : P = 100 cm. L = 120 cm.
Asal : Pontianak

Baju kurung besar, terbuat dari kain sutera putih dihiasi sungkitan benang
perak, motif bintang bertabur. Leher pendek, tangan pendek berlubang
besar, pada leher dihiasi motif sulur daun dibatasi dengan motif bergerigi.
Baju ini berasal dari Keraton Mempawah.

86 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : BAJU DAYANG
NO. Inv. : 5298 /H
Ukuran : P = 94 cm. L = 96 cm.
Asal : Pontianak

Baju kurung besar, terbuat dari kain sutera warna oranye, dihiasi sungkitan
benang perak, motif tabur tangkai-tangkai bunga pada seluruh permukaan
baju.
Digunakan oleh Dayang-dayang Istana Kesultanan Qadriyah Pontianak.

87 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : BAJU TELOK BELANGA
NO. Inv. : 5313 /H
Ukuran : P = 79 cm. L = 59 cm.
Asal : Ketapang

Terbuat dari kain saten warna kuning berlengan panjang. Leher
berbentuk Oval (V) pada leher saku dan lengan bawah dihiasi motif
sulur daun dan tumpal dari benang perak (kalengkang).
Dipakai oleh Gusti Tairan Penembahan Kerajaan Negeri Kubah
Kecamatan Aur Kuning (Riam Bunut) Kabupaten Ketapang ketika ulang
tahun Kerajaan.

88 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : CELANA TELOK BELANGA
No. Inv. : 5312 /H
Ukuran : P = 99 cm. L = 73 cm.
Asal : Ketapang

Terbuat dari kain saten,

bentuk celana panjang warna

kuning, pinggang

menggunakan tali dari kain

warna kuning. Kedua

ujung kaki bersulamkan

benang kelengkang motif

suluran dan tumpal.

Dipakai oleh Gusti

Tairan Penembahan

Kerajaan Negeri Kubah

Kecamatan Aur Kuning

(Riam Bunut)

Kabupaten Ketapang

ketika ulang tahun

kerajaan.

89 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : SELEMPANG BAHU
No. Inv. : 5367 /E
Ukuran : P = 3 cm. L = 15 cm.
Asal : Pontianak

Bahan beludru warna hijau dilapisi kain dreel warna hitam, bentuk
empat persegi panjang, kedua ujung dihiasi untaian gulungan perak. Bagian
depan disulam benang emas timbul,motif tulisan “La ilaha illallhu
Muhammad Rasulullah” serta garis menyiku dan rangkaian daun /tanaman.
Selempang ini pernah digunakan sebagai kelengkapan sunatan khususnya di
lingkungan Keraton Pontianak.

90 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Nama : SAMPIRAN PUADAI
No. Inv. : 2902 / E
Ukuran : P= 272 cm L= 59 cm
Asal : Pontianak

Kain sampiran ini terbagi atas empat bidang dengan warna hitam,
kuning, hijau dan merah. Keseluruhan bidang berhiaskan motif sulur daun.
Pada bidang warna hitam terbuat dari kain katun, motif sulur daun terbuat
dari kertas timah dengan benang emas sebagai penegas motif dan ditaburi
pernik-pernik perak bulat.

Bidang ke dua warna kuning terbuat dari kain kanvas, motifnya
disulam benang katun warna merah, hijau, dan ungu dengan penegas motif
dari benang emas serta ditaburkan pernik-pernik perak. Bidang ke tiga
berwarna hijau dari bahan beludru, hiasan motifnya dari kertas timah
dengan ditaburi pernik-pernik kaca/timah serta perak. Bidang ke empat
(bawah) berwarna merah dari bahan kanvas. Hiasan motif sulur daun dari
benang kalengkang dan ditaburi pernik-pernik perak dan timah. Antara satu
bidang dengan bidang lainnya dibatasi bidang horizontal dari benang
kalengkang dan benang katun dengan motif geometris. Kain sampiran ini
digunakan sebagai penghias puadai / pelaminan pengantin Melayu

91 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

92 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Usaha dalam rangka pelestarian benda-benda budaya, kain Sulaman
Kalengkang Kabupaten Sanggau satu diantara warisan budaya bangsa yang
perlu dibina, digali, dikembangkan dan dimanfaatkan agara dalam
perkembangannya tetap lestari.

Sulaman Kalengkang Kabupaten Sanggau memiliki sejarah dan ragam
hias serta fungsi yang amat penting bagi kehidupan. Setiap motif
Kalengkang memiliki makna sebagai pembelajaran dan nasehat untuk
kehidupan, selain itu setiap motif yang dirangkai juga memiliki nilai
keindahan, keagungan, dan kewibawaan bagi penggunanya. Sehingga untuk
menyulam Kalengkang ini membutuhkan waktu yang cukup lama dari proses
pelukisan motif menggunakan mal, sampai tahap penyulamannya
memerlukan waktu kurang lebih 3 bulan lamanya untuk menjadikan satu
kain Kalengkang, sehingga Sulaman Kalengkang ini memiliki nilai seni yang
tinggi, tidak hanya itu nilai harga benangnya juga terbilang tinggi, inilah
yang membuat Kalengkang dijual dengan harga yang tinggi pula.

Harga untuk satu selendang bisa berkisar Rp. 200.000 – Rp. 350.0000,
untuk tapeh pria bisa berkisar Rp. 1.800.000- Rp. 2.000.000, dan sedangkan
untuk tapeh cewek bisa berkisar Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000, semua harga
tergantung pada motif dan harga benang, semakin padat dan sulit motif yang
dikerjakan maka semakin tinggi pula harga Sulaman Kalengkang ini.

Sulaman Kalengkang menjadi pilihan dalam setiap moment kebesaran
dan keagungan, kalengkang bagai keindahan surga yang dititipkan kepada
masyarakat Sanggau, perajin, pemerhati, penggiat, pelestari sampai akhir
zaman.

93 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t

Badudu & Zain. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.

Darmalis, dkk. 2013. Bahan Ajar Seni Budaya. Padang: Dinas Pendidikan
Kota Padang.

Giri, Edin Suhaedin Purnama. 2004. Diktat Ragam Hias Kreasi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Ishar, Abang. 2016. Sejarah Kesultanan Melayu Sanggau. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.

Lontan, J.U. 1975. Sejarah-hukum adatdan istiadat Kalimantan-Barat.
Kalimantan Barat: Pemda Tingkat I Kalimantan Barat.

Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Museum Kalimantan Barat. 2016. Harmoni Dalam Etnis. Pontianak: UPT
Museum Kalimantan Barat.

Satari, Sri Soejatmi. 1987. Seni Hias Ragam dan Fungsinya, Pembahasan
Singkat Tentang Seni Hias dan Hiasan Kuno, Estetika dalam Arkeologi
Indonesia. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 1650. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Zuldafrial, dan Muhammad Lahir. 2012. Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Yuma Pustaka.

Wacik, Triesna Jero. 2012. Adikarya Sulam Indonesia. Jakarta: Yayasan
Sulam Indonesia.

Widawati, Zahri. 2012. Seni Kerajinan Sulaman Sumatera Barat Studi
Tentang Bentuk Motif Dan Pengrajin Padang. Padang:FT UNP

Djubiantono, T. (1995). Stratigrafi Situs Serok, Kotamadya Pontianak,
Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Balai Arkeologi Bandung,
2/November, 37–42.

94 | S u l a m a n K a l e n g k a n g K a b . S a n g g a u d a l a m T r a d i s i d a n A d a t I s t i a d a t


Click to View FlipBook Version