H. Embay Mulya Syarief atau biasa disapa–dikenal dengan nama Pak Embay (lahir, 4 Maret 1952) adalah tokoh Banten yang dalam tubuhnya mengalir darah ulama, jawara, ekonom, cendekiawan, dan bankir. Pak Embay merupakan pengusaha sukses yang suka berpenampilan sederhana. Sebagai ekonom, Pak Embay berperan aktif membangun ekonomi kerakyatan di daerahnya. Hal itu, antara lain, pernah diwujudkannya dalam bentuk Program Gerakan Pendirian Seribu Baitul Maal wa Tanwil (BMT) di Banten. Sebagai organisator, Embay menjadi pengendali sejumlah organisasi kemasyarakatan dan profesi tingkat lokal dan nasional. Embay merupakan salah satu pendiri Provinsi Banten saat berpisah dengan Jawa Barat.
H. Embay Mulya Syarief terpilih sebagai Ketua Umum PB Mathla'ul Anwar H. Embay Mulya Syarief terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PB Mathla'ul Anwar Periode 2021-2026. Embay Mulya Syarief terpilih melalui Muktamar ke-20 Mathla'ul Anwar yang digelar di Bogor, Jawa Barat, 1-April 2021. Bagi masyarakat Banten, Embay Mulya Syarief dikenal sebagai tokoh masyarakat yang turut andil dalam pembentukan Provinsi Banten pada tahun 2000. Sosok kelahiran 4 Maret 1952 yang yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan itu, merupakan tokoh di balik Program Gerakan Pendirian Seribu Baitul Maal wa Tanwil (BMT) di Banten. Putra dari seorang jawara dan pejuang kemerdekaan dari Ciomas Haji Syarif Hidayat ini, kiprahnya tercatat dalam berbagai organisasi. Ketua Kadin Kabupaten Serang 1984 - 1994, ini, tercatat sebagai Komandan Gerakan Anti Komunisme, MUI Provinsi Banten, GP Farmasi Provinsi Banten, dan organisasi lainnya.
Embay tak pernah pilih-pilih dalam berorganisasi. Selama untuk kepentingan masyarakat, sulit baginya menolak. Maka, wajar jika daftar panjang dalam pengalaman organisasi. Termasuk, akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Mathla'ul Anwar. Salah satu organisasi besar dalam bidang pendidikan dan dakwah itu, bukan lembaga yang baru kemarin Embay kenal. Embay adalah Ketua PB Mathla'ul Anwar Bidang Ekonomi periode 2010-2015. Di periode yang sama, Embay juga menjaba Ketua Persatuan Umat Islam Provinsi Banten. Dalam Muktamar ke-20 Mathla'ul Anwar, Embay Mulya Syarief terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PB Mathla'ul Anwar Periode 2021-2026. Dalam pernyataannya, Embay siap bermitra dengan pemerintah dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. "Mathla'ul Anwar akan menjadi mitra pemerintah dalam menyiapkan SDM yang berkualitas dan berintegritas," kata H. Embay Mulya Syarief Dia mengimbau semua pihak untuk memperkuat tali persaudaraan dalam keberagaman
H. Embay Mulya Syarief Perinis Pendidikan di Banten H. Embay Mulya Syarief yang lahir di Pandeglang, 4 Maret 1952, paham benar ketika bangsa ini menghadapi saat-saat yang begitu sulit untuk sekadar mengeyam pendidikan yang layak. Terlebih bagi mereka yang tinggal di pelosok daerah, seperti di Banten. Ia beruntung karena orang tuanya H. Syarif Hidayat dan Hj. Hindun sangat sadar arti pentingnya menuntut ilmu sehingga senantiasa menekankan Embay agar bersekolah setinggi-tingginya meski sesulit apapun keadaan. Tekad Embay pun tak perpatahkan, ia yang selalu haus untuk belajar tak puas hanya menempuh pendidikan umum namun memperkuat sekolah agamanya di tingkat dasar. Embay lulus bersamaan dari SD N VI Serang dan Madrasah Ibtidaiyah pada 1965. Berlanjut SMP N I Serang dan Madrasah Tsanawiyah pada 1968. Pesan orangnya terus terngiang untuknya bahwa investasi di bidang ilmu pengetahuan menjadi dasar yang kuat untuk membangun dan mewujudkan cita-cita. Maka ia melanjutkan sekolah ke SMA I Serang hingga lulus pada 1971. Bagi masyarakat Banten kala itu, pendidikan masihlah merupakan kemewahan. Sehingga ketika ada kesempatan untuk meneruskan kuliah, Embay justru terbakar semangatnya. Sembari bekerja ia meneruskan pendidikan di Akademi Ilmu Administrasi Maulana Yusuf Banten hingga selesai pada 1978.
Embay dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan budaya Banten. Haji Syarif Hidayat, ayah dari Embay, sejak dahulu dikenal sebagai jawara atau pendekar dan pejuang kemerdekaan dari Ciomas. Maka tidak heran, Haji Embay memiliki beberapa aliran pencak silat dari Cimande, Gagak Lumayung, Terumbu, dan Bandrong. Haji Syarif juga memiliki hubungan dekat dengan Haji Chasan Shohib, salah satu jawara penting dan juga orang tua dari Ratu Atut Chosiyah. Bahkan lantaran kedekatan itu pula Haji Embay pernah dipercaya oleh Chasan Shohib untuk bekerja dalam bisnis pertanian dan kontraktor infrastruktur. Dalam perjalanan berpikirnya yang terbuka, Embay semakin terasah jiwa kewirausahaannya dan ketertarikannya yang begitu besar pada sektor ekonomi dan bisnis terutama konstruksi. Haji Embay pun merintis sebuah perusahaan konstruksi yang bernama PT Berkah Saputra. Kegigihannya membawa perusahaan tersebut menerima banyak pekerjaan pembangunan konstruksi dari Krakatau Steel. Seiring dengan perkembangan bisnisnya, Haji Embay juga aktif dalam berbagai organisasi usaha seperti KADIN Kabupaten Serang. Pelebaran usaha bisnis pun dilakukan dengan masuk dalam perbankan syariah melalui pendirian Bank Syariah Baitul Muawanah. Sejak saat itu, Haji Embay lebih banyak berperan sebagai komisaris beberapa perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan perbankan syariah. Ia menikah dengan perempuan asal Banten bernama Munawwaroh dan memiliki 5 orang anak yakni, Yusuf Munawar, Aryadila, Meirina, Teguh, dan Ruli. Aktif Berorganisasi Di luar bisnisnya, pemikiran dan fokusnya pada dunia pendidikan tetap terbersit kuat. Hal itu kemudian ia wujudkan dalam kehidupan sosialnya saat berorganisasi. Salah satunya yang paling menjadi fokusnya yakni saat menjadi menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi PB Mathla'ul Anwar (PBMA). Seiring itu, Embay juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan yang lain yang tidak lain sebagai salah satu caranya untuk mengedukasi masyarakat dan memuliakan pendidikan. Beberapa catatan perjalanan berorganisasinya di antaranya Ketua Panitia Persiapan Penerapan Syariat Islam Indonesia Banten (P3SIB), Sekjen Majelis Musyawarah Masyarakat Banten (M3B), Ketua GP Farmasi Provinsi Baten, Ketua Kadin Kabupaten Serang, Komandan Gerakan Anti Komunisme, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Serang, dan Ketua MUI bidang pengembangan ekonomi Islam Provinsi Banten. Sebelumnya pada tahun 1998, Haji Embay pernah menjabat Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Serang.
Perjalanan Haji Embay tak berhenti di situ. Sebagai sosok pembelajar ia kerap kali tampil di belakang layar untuk banyak hal termasuk memiliki peran penting bersama tokoh Banten lain seperti Aminudin Kiai Ibrahim dalam memastikan pembentukan Provinsi Banten pada tahun 1999. Bersama Aminudin Kiai Ibrahim, Haji Embay meminta kepada Presiden BJ Habibie datang ke Pandeglang dan meminta restu untuk pembentukan Provinsi Banten, Pembentukan Universitas negeri di Banten, Pembentukan Kota Cilegon, dan pembentukan kabupaten-kabupaten di Banten Selatan. Haji Embay menyatakan dukungan politiknya kepada Habibie dengan mengirimkan para jawara dan santri sebagai bagian dari pengamanan Swakarsa manakala ada demonstrasi yang menolak adanya Sidang Istimewa MPR RI pada tahun 1999. Di samping itu, Haji Embay ikut serta dalam membangun kebersamaan umat muslim di Banten dalam menyikapi pembantaian umat muslim di Ambon pada tahun 1999. Secara politik, Haji Embay menyatakan keberatannya terhadap tindak tanduk dari Haji Chasan dalam melebarkan sayap bisnis dan dukungan politiknya. Haji Embay pun mengakui kalau tindakannya yang berseberangan dengan Haji Chasan telah mengakibatkan adanya ancaman pembunuhan terhadap dirinya. Bahkan penolakannya dalam ikut serta berbagai proyek pemerintahan yang diinisiasi Haji Chasan membuktikan kalau ia tidak ingin memanfaatkan hubungan kedekatan tersebut. Secara eksplisit Haji Embay selalu menyampaikan keresahannya dalam politik uang yang dilakukan oleh politisi dalam mendapatkan kursi di DPRD. Bahkan Haji Embay dijuluki “Jawara Putih” karena ia berada dalam barisan terdepan dari kelompok yang mengontrol pemerintahan di Banten. Haji Embay memang lebih banyak bekerja politik di belakang layar. Sebab menurutnya, seperti itulah layaknya seorang pemulia pendidikan sejati. Seperti contoh, ia membantu pemenangan Ahmad Taufik Nuriman sebagai Bupati Serang dalam Pilkada 2005 dan
mendukung Taufiequrachman Ruki dalam pemilu DPD pada tahun 2009. Ia secara terang-terangan telah menolak tawaran berbagai partai politik untuk maju sebagai kandidat di pilkada. Namun terakhir, ia tak kuasa menolak tawaran Rano Karno dalam mendampingi beliau di Pilkada Banten 2017. Saat ini ia tetap aktif sebagai Anggota Majelis Amanah Mathla'ul Anwar (2015-2020) dan terus berkhidmat di organisasi yang telah ia abdi selama bertahun-tahun sebelumnya itu. Di luar semua itu, Embay tetaplah dengan paradigma terkuatnya bahwa pendidikan adalah satu hal yang harus diinvestasikan bangsa ini bagi generasi penerusnya. Pendidikan menjadi kunci untuk membuka peluang kemajuan dan membawa bangsa ini keluar dari kegelapan, minnadzulumati ilan nur, dari kegelapan menuju cahaya.
H.Embay Mulya Syarief Mendirikan Organisasi JLNB Ratusan pendekar dan jawara di Banten, berkumpul di kediaman tokoh masyarakat Banten sekaligus pendiri ormas Jaringan Laskar Nusantara Banten (JLNB), Embay Mulya Syarief, Selasa, 30 Juni 2020. Turut hadir di tengah jawara dan pendekar Banten, Kapolda Banten, Irjen Pol. Irjen Pol. Fiandar; Kabid Humas Kombes Pol. Edy Sumardi; dan Kapolres Serang Kota, AKBP. Yunus Hadith Pranoto. Melalui keterangan tertulis Bidang Humas Polda Banten disebutkan, para pendekar dan jawara di Banten berkumpul untuk melakukan seremoni kegiatan mendukung suksesi kebijakan pemerintah memasuki fase new normal dengan menggelar pedistribusian bantuan sembako kepada masyarakat. Dalam perjalanan sejarahnya, JLNB didirikan untuk aktivitas sosial membantu masyarakat yang kurang mampu, seperti bakti sosial menggelar pengobatan gratis yang dilakukan rutin tiap bulannya di kabupaten atau kota yang berada di Provinsi Banten. JLNB merupakan gabungan dari 3 perguruan besar di Provinsi Banten di antaranya TTKKDH, Perguruan pencak silat Bandrong, Perguruan Pencak Silat Trumbu, dan belakangan bergabung dalam baksos Perguruan Nur Wally Albantani Banten.
Pendistribusian bantuan sosial sembako kepada warga masyarakat sebagai bentuk kepedulian Tokoh pendekar dan jawara Banten, dalam membantu meringankan beban masyarakat akibat dampak wabah covid-19. Ketua Jaringan Laskar Nusantara Banten (JLNB), Embay Mulya Syarief. (Foto; Dok. Bidang Humas Polda Banten) Ketua JLNB, Embay Mulya Syarief menitipkan pesan agar masyarakat tetap menerapkan protokoler kesehatan, dan mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu isu yang mengarah pada terganggunya stabilitas kamtibmas di Propinsi Banten. Embay juga meminta agar Pemerintah Provinsi Banten hingga tingkat kabupaten/kota untuk terus aktif menggelar rapid test, penyemprotan disinfektan di fasilitas publik guna meminimalisir potensi penyebaran Covid-19 demi suksesi fase new normal. “Mari kita bersatu untuk menjaga masyarakat banten terhindar dari penyebaran wabah covid-19, dan mari kita bersatu menjaga lingkungan banten dari provokasi yang bertujuan mengganggu stabilitas keamanan, Banten wajib kondusif,” tutupnya.
Kehadiran Kapolda Banten dan jajaran, merupakan wujud nyata dalam membangun sinergitas polisional dengan tokoh tokoh masyarakat Banten serta bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi dan membangun kepedulian masyarakatnya akan Harkamtibmas, khususnya juga dalam peringati Hari Bhayangkara ke-74. Fiandar menyampaikan apresiasinya terhadap acara silaturahmi Polri bersama tokoh masyarakat Banten dalam keikutsertaan dalam memelihara persatuan dan kesatuan serta menjaga kemajemukan dan pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat.