INISIASI
KONTRIBUSI MUSIK TERHADAP
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Musik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak awal
peradabannya yang dapat kita jumpai di setiap aspek kehidupan. Seni
musik yang pada awalnya bagian dari ritual keagamaan manusia
Indonesia kuno kemudian mengkristal menjadi cabang kesenian.
Saatk ini kita dapat temukan seni khususnya musik berperan di setiap
kegiatan manusia. Lihat saja bagaimana musik telah mengemas iklan-
iklan produk dalam jingle-jingle yang menarik konsumen, lagu-lagu mars atau hymne sebagai alat
pemersatu kelompok-kelompok masyarakat (negara seperti lagu Indonesia Raya, bangsa yang
memiliki lagu-lagu atau musik daerah seperti angklung, gamelan, kelompok-kelompok profesi lain,
seperti lagu Hymne Guru, partai-partai politik), musik-musik yang diciptakan untuk memeriahkan
atau menghidupkan peristiwa penting dalam kehidupan (pesta pernikahan dan pesta kelahiran,
musik-musik duka atas kematian seseorang), musik yang digunakan sebagai media pendidikan dan
lagu lagu favorit yang membantu pemulihan kesehatan, dlsb.nya.
Peran musik dalam pertumbuhan dan perkembangan anak juga tidak dapat dipungkiri. Gardner
melalui Teori Multi Intellegence menandai bahwa setiap manusia memiliki Kecerdasan Musikal
yaitu kemampuan untuk memahami komunikasi dengan menggunakan pola-pola nada, bunyi,
ritmik dan beat/ketukan. Pengembangan kemampuan musikal anak khususnya melalui
pendengaran akan memfungsikan kerja otak kanan. Sementara bila anak mempelajari notasi
musik akan memfungsikan kerja otak kirinya. Musik akan membantu pengembangan kemampuan
psikomotorik, sosial, emosional, berbahasa, dan kognitif anak.
Edwin E. Gordon salah satu pakar yang mempelajari bagaimana proses belajar musik pada anak
usia dini. Menurutnya anak belajar musik mirip dengan ketika anak belajar berbahasa. Diawali
dengan mendengarkan senandung ibunya – bercoleteh tidak jelas – menirukan sepenggal-penggal
– dan akhirnya dapat menyanyikan sebuah lagu secara utuh.
Kita sebagai guru anak usia dini tentunya harus memahami benar kemampuan musikal anak
sehingga nyanyian yang kita pilih untuk mereka sesuai dengan kemampuan bernyanyi mereka.
Salah satu kemampuan ritmis pada anak usia dini menurut Rainbow, anak sudah mampu
menirukan teks nyanyian berdasarkan pola irama yang sederhana. Pada
umumnya anak lebih suka bernyanyi melodi yang bergerak turun
daripada melodi yang bergerak naik. Anak usia 3-4 tahun masih belum
mampu menyesuaikan pitch suaranya dengan pitch lagu.
Kemampuan mendengar adalah bagian yang sangat penting selain
kemampuan memperdengarkan rangkaian nada-nada. Dengan
kemampuan mendengarkan maka anak akan dapat menyesuaikan pitch
lagu dengan pitch suaranya, anak dapat mengetahui bagaimana
performnya dalam bermusik atau bernyanyi. Dengan kemampuan
mendengarkan anak-anak dapat bermain musik secara berkelompok.
Kemampuan mendengarkan juga merupakan alat evaluasi terhadap
lagu yang dia atau teman-temannya nyanyikan. Kita sebagai pendidik anak usia dini jangan
sampai mengabaikan pengembangan kemampuan mendengar anak.
Lagu yang dipilih untuk anak usia dini tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan musikal,
berbahasa, kognitif, emosi anak. Ada yang perlu diperhatikan guru dalam memilih nyanyian
untuk anak adalah bahwa melodi lagu haruslah sederhana, singkat dan mudah diingat anak, lagu
haruslah yang relevan, penuh makna, dan menarik perhatian anak. Untuk keperluan tertentu,
guru dapat pula mengganti teks nyanyian tanpa mengganggu gerak melodi dan ritme lagu
tersebut.
-salam-