The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Katalog_Moh. Alif Alvian Hidayat_200210302050

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alifalvian46, 2021-10-18 03:41:03

Katalog_Moh. Alif Alvian Hidayat_200210302050

Katalog_Moh. Alif Alvian Hidayat_200210302050

Awal Berdirinya Pabrik Gula Di Banyuwangi
Prodi Pendidikan Sejarah
FKIP
Universitas Jember

Moh. Alif Alvian Hidayat
200210302050

Gambar 1. PG Kabat
https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_1024/v1511246531/013x_copy_rub

uim.jpg

Industri gula "mendominasi" ekspor dari Hindia Belanda dari akhir abad ke-
19 hingga tiga dekade pertama abad ke-20. Tiga pabrik gula didirikan di

Banyuwangi, yaitu Kabat, Rogodjampi dan Soekowidi. Pabrik gula Kabat
dengan nomor registrasi 131 di bawah perusahaan Maatch Tot Expl
Suikerfabriek KABAT, milik Jbr AB van Haeften. Industri gula
"mendominasi" ekspor dari Hindia Belanda dari akhir abad ke-19 hingga
tiga dekade pertama abad ke-20. Tiga pabrik gula didirikan di Banyuwangi,
yaitu Kabat, Rogodjampi dan Soekowidi. Pabrik gula Kabat dengan nomor
registrasi 131 di bawah perusahaan Maatch Tot Expl Suikerfabriek KABAT,
milik Jbr AB van Haeften.

Pabrik gula Kabat yang berdiri pada tahun 1891 memiliki luas areal 394
tebu dan pada tahun 1915 areal tebu seluas 684 tebu. Pabrik gula Kabat
atau Suikerfabriek KABAT [Sf.Kabat] menjadi ciri khusus setelah masa
tanam paksa (kultur stelsel), karena pada masa budidaya stelsel hanya ada
75 pabrik gula di Jawa, selebihnya sekitar 195 pabrik gula Pertanian paksa
konsesi.

Pada pertemuan pengusaha perkebunan Nederlansch Indisch Landbouw
Syndicaat (Serikat Perkebunan Hindia Belanda) pada tanggal 1 Desember
1916 di Banyuwangi, pemilik perkebunan bertempat tinggal di Banyuwangi,
termasuk pemilik pabrik gula Kabat Timmers Verhoever, pemilik dari
pabrik gula Soeko Widi H.Zell.

Pabrik gula Kabat dibangun pada masa kolonial pada tahun 1891
bersamaan dengan pabrik gula Rogojampi. PG Kabat dimiliki oleh Jbr AB
van Haeften di Hindia Belanda. Akibat krisis gula dunia tahun 1918, pabrik
gula ini mengalami kesulitan untuk meningkat karena harga gula di pasar
internasional turun drastis, jumlah penyakit tebu Pada bulan Desember
1896 pabrik gula Kabat diresmikan di Surabaya. Kantor yang dilelang dan
berpindah tangan. Pelelangan berlangsung di depan Hebban
Vendukantoor di Surabaya. Informasi ini dimuat di surat kabar Bataviaasch

Nieuwsblad pada hari Senin, 28 Desember pukul 10 pagi. 10 Desember
1896

Pabrik gula Kabat terakhir dilaporkan pada tahun 1915 dengan luas 694
Bauw. Tidak diketahui mengapa pabrik gula Kabat ditutup. Di E.J. Buku Brill
yang berjudul “Drie Geographical Studies Over Java” (1963: 377)
menyebutkan, kontribusi gula Banyuwangi menurun drastis pasca
pemogokan dua pabrik gula di Kabat dan Rogojampi. Artinya budidaya
tebu jatuh ke tangan pihak ketiga. PG Soekowidi beroperasi sampai tahun
1925 dengan memproduksi tebu lebih dari 1.400 pikul per gedung serta
rendemen tebu mencapai 9 persen lebh.

Pada tahun 1930-an, krisis ekonomi menyebabkan penurunan tajam harga
gula. Akibatnya, banyak industri gula yang tutup. Dalam 4 tahun, jumlah
pabrik gula di Jawa yang semula beroperasi hingga 179 pabrik gula

berkurang menjadi hanya 54 pabrik. Pada tahun 1957 semua pabrik gula
dinasionalisasi.

Air tebu masih dianggap sebagai makanan mewah pada waktu itu, pada
zaman dahulu madu dan umbi-umbian masih digunakan sebagai pemanis
hingga ditemukannya alat pemeras tebu oleh orang Cina pada abad ke-15.
Dua abad kemudian, pengepresan pipa di Batavia Sf. dikelola oleh orang
Cina, sampai kemudian jatuh ke tangan VOC.

Bangunan Pabrik Gula Kabat terletak di gudang LPG di depan kantor
kecamatan Kabat. Yang tersisa hanyalah reruntuhan cerobong asap.
Melanjutkan ke selatan dari belakang SD 3 Kabat (sebelah balai paroki
Kabat), masih ada jalur truk untuk pengangkutan tebu dan produk. Konon
setelah gedung tersebut ditutup dari fungsinya sebagai pabrik gula,
seorang pengusaha etnis Arab mengubahnya menjadi pabrik beras.

Cerobong asap dan sisa-sisa penanaman padi masih dapat ditemukan di
sini hingga tahun 1970-an.

Gambar 2. PG Rogojampi Via Grup FB Banjoewangie Tempo Doeloe

Dahulu tebu masih dianggap barang mewah, pemanis masih menggunakan
madu dan umbi-umbian sampai orang Tionghoa pada abad ke-15. dikelola
oleh orang Cina, sampai kemudian jatuh ke tangan VOC.

Indonesia [masih disebut Hindia Belanda] pernah menjadi pengekspor gula
terbesar di dunia bersama dengan Kuba. Negeri ini pernah memiliki
ratusan pabrik gula yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera. Pentingnya
posisi pabrik gula di negeri ini begitu penting sehingga harus ada Balai
Penelitian Perusahaan Gula atau BP3G, ada juga bengkel besar bernam
De Bromo sebagai tempat perbaikan pabrik, penyediaan suku cadang dan
bengkel alat berat.

Gambar 3. PG Rogojampi Via Grup FB Banjoewangie Tempo Doeloe

Pabrik gula SoekoWidi (PG) dimiliki oleh Cultuur Maatschappy de Maas di
Rotterdam dan di Hindia Belanda diwakili oleh Anemaet & Co di Surabaya.
PG Soekowidi didirikan pada tahun 1895, tahun pertama tebu ditanam.

Pendirian PG ini didasari oleh beberapa pertimbangan yaitu
perkembangan industri gula di Hindia Belanda, perkembangan PG
Soekowidi pada tahun 1895-1930 dapat dikatakan cukup baik, karena
produksi per hektarnya tidak sangat berbeda dengan rata-rata produksi PG
di kelompok Sitoebondo.

Gambar 4 Mesin Giling Tebu http:/ /3.bp.blogspot.com/-MFz-
0alI1ro/USzHh5_Y9qI/AAAAAAAADKg/W_awergt2As/s400/sukowidi.jpg

Setelah krisis ekonomi tahun 1930 dan masa krisis malaise sampai tahun
1937, PG ini mengalami kesulitan untuk meningkat karena harga gula di

pasar dunia turun drastis, banyaknya penyakit tebu dan ketidakmampuan
manajemen staf. pergi bergandengan tangan. Hal ini berlangsung hingga
tahun 1944 dan pada tahun 1945 PG ini menjadi daerah pengintaian dan
markas tentara Jepang.

Pada masa kolonial terdapat tiga pabrik gula di Banyuwangi, yaitu Kabat,
SoekoWidi dan Rogodjampi. Pabrik gula Rogojampi didirikan pada tahun
1893 hampir bersamaan dengan berdirinya pabrik gula Kabat pada tahun
1891. Sedangkan pabrik gula SoekoWidi didirikan pada tahun 1895.

Gambar 5. Lokasi PG Soekowidi Via Grup FB Banjoewangie Tempo Doeloe

Nama Seranite mulai dikenal setelah pabrik tersebut menjadi pabrik
hardboard, pabrik yang membuat lembaran atap asbes. Di Banyuwangi,
pabrik gula Soekowidi yang sekarang lebih dikenal dengan SERANITE

disebut SERANITE karena pernah digunakan sebagai pabrik seranite
[sejenis asbes] hingga nama serinit lebih dikenal luas saat ini.

Dan saat itu PG ini bernomor registrasi 1. Banyuwangi juga memiliki pabrik
gula pertama yaitu PG Kabat pada tahun 1891, disusul oleh PG Rogojampi
yang berdiri pada tahun 1893, dan PG ketiga yaitu PG Soekowidi yang
didirikan didirikan pada tahun 1895.


Click to View FlipBook Version