MODUL AJAR PEMBELAJARAN SMK MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA FASE E KELAS X I. INFORMASI UMUM 1. Identitas Penyusun : Endah Lestari Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Fase : E Kelas : 10 Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 X 40 menit ) 2. Capaian Pembelajaran Pada akhir fase ini, Peserta didik memahami konsep dasar kerajaan HinduBuddha. Menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam kerajaan Hindu-Buddha. Menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global. Menganalisis serta mengevaluasi kerajaan HinduBuddha dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan. Menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan. Menganalisis serta mengevaluasi kerajaan Hindu-Buddha secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis. 3. Indikator Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu menjelaskan dan menganalisis peristiwa sejarah di Indonesia (Kerajaan Hindu- Buddha) serta memaknai nilai – nilai yang terkandung didalamnya dan dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa kini. 4. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan Beriman, bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia. Berkebinekaan Global Bernalar kritis Kreatif 5. Sarana Prasarana Sumber Belajar : Buku, Internet, Jurnal Media dan Bahan Pembelajaran Media : PPT, Google Form, Hand Out, LKPD Bahan/Alat Pembelajaran : Alat :- Internet, Laptop dan alat tulis - gunting, cutter, penggaris, pensil, Spidol, lem Bahan : - Kardus bekas, kertas cover, kain perca, gambar-gambar yang mendukung
6. Target Peserta Didik No Target Peserta Didik 1 Peserta didik regular √ 2 Peserta didik dengan kesulitan belajar 3 Peserta didik dengan pencapaian tinggi 7. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Project Based Learning ( PjBL ) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab dan Kuis 8. Rencana Alokasi Waktu Konsep dasar kerajaan Hindu-Buddha. Lingkup Materi Teori masuknya agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia 2 jp ( 2 x 40 menit ) II. KOMPONEN INTI 1. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui model pembelajaran PjBL dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab dan kuis, peserta didik diharapkan mampu menentukan pertanyaan mendasar tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia secara kritis 2. Melalui model pembelajaran PjBL dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab dan kuis, peserta didik diharapkan mampu menganalisis teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia serta pengaruhnya di masa kini 3. Melalui model pembelajaran PjBL dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab dan kuis, peserta didik diharapkan mampu melaporkan proyek teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia 4. Melalui model pembelajaran PjBL dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab dan kuis, peserta didik diharapkan mampu menuangkan hasil analisis tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia serta pengaruhnya pada masa kini melalui produk Pop Up 5. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, Peserta didik dapat menjadi pribadi yang berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila 2. Pemahaman Bermakna Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat membuat dan menyajikan hasil penalaran tentang teori tentang masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia dan Pengaruh masuknya hindu budha membawa perubahan besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
3. Pertanyaan Pemantik Tahukah kalian tentang pulau Bali?? 4. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu Kegiatan Pendahuluan Orientasi 1. Pendidik membuka pembelajaran dengan salam pembuka untuk memulai pembelajaran 2. Pendidik menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa. 3. Pendidik melakukan absensi sebagai sikap disiplin 10 Menit Apersepsi dan Motivasi 1. Pendidik menyajikan media pembelajaran berupa PPT 2. Pendidik mengingatkan materi sebelumnya tentang lahirnya agama Hindu Budha “ Siapa yang masih ingat dimanakah lahir dan berkembangnya agama Hindu dan Buddha? “ 3. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Pendidik menyampaikan manfaat pembelajaran 5. Pendidik menyampaikan penilaian dalam pembelajaran 6. Pendidik memotivasi peserta didik Kegiatan Inti Fase 1 : Penentuan Pertanyaan Mendasar 1. Pendidik menampilkan beberapa gambar 2. Pendidik meminta peserta didik menyampaikan hasil yang diperoleh dari melihat gambar 3. Pendidik menyampaikan kegiatan proyek yang akan dilakukan yaitu dengan membuat Pop Up Sejarah 4. Pendidik membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang heterogen, dengan pembagian sebagai berikut: Kelompok 1 : Teori Waisya Kelompok 2 : Teori Kesatria Kelompok 3 : Teori Brahmana Kelompok 4 : Teori Arus Balik 60 Menit
5. Pendidik membagikan LKPD Fase 2 : Merancang Langkah Percobaan 1. Pendidik menjelaskan cara pengisian LKPD 2. Peserta didik membaca dan mengikuti instruksi untuk melakukan kegiatan di dalam LKPD 3. Pendidik membimbing pembuatan rancangan Pop Up Sejarah Fase 3 : Penyusunan Jadwal pelaksanaan 1. Pendidik menginformasikan waktu pelaksanaan dan pengumpulan proyek 2. Peserta didik menyusun jadwal pelaksanaan proyek Fase 4 : Memonitor keaktifan dan Perkembang an Proyek 1. Pendidik memonitor kemajuan proyek setiap kelompok dan membimbing jika mengalami kesulitan 2. Pendidik memantau keaktifan peserta didik selama kegiatan berlangsung 3. Peserta didik secara berkelompok melaksanakan kegiatan membuat Pop Up Sejarah sesuai rancangan Fase 5 : Menguji Hasil 1. Pendidik memandu peserta didik dalam menyusun laporan proyek 2. Peserta didik menyusun laporan hasil pembuatan Pop Up Sejarah untuk dipresentasikan Fase 6 : Evaluasi Pengalaman Belajar 1. Peserta didik menyiapkan bahan untuk presentasi 2. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan menggunakan pop Up Sejarah dan kelompok lain memberi tanggapan 3. Pendidik mengapresiasi dan memberikan masukan terhadap hasil presentasi kelompok 4. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan Kegiatan Penutup Penutup 1. Peserta didik menyampaikan kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran 2. Pendidik dan peserta didik melakukan evaluasi dan umpan balik dengan menggunakan kuis di G-Form melalui link berikut https://forms.gle/HW4ynRRZWqYmGC7E7 10 Menit
3. Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi secara umum terkait pembelajaran hari ini. 4. Pendidik memberikan apresiasi kepada peserta didik atas kinerja dan kerja sama yang baik 5. Pendidik menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan datang, yaitu tentang “ Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia “ 6. Pendidik menunjuk ketua kelas untuk memimpin berdoa sebelum menutup pembelajaran dan salam penutup 5. Refleksi Guru dan peserta didik melakukan kegiatan refleksi dengan pertanyaan berikut: Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti pembelajaran hari ini? Apakah kamu menggunakan alat dan bahan pada proyek yang digunakan dengan benar? Apakah ada kesulitan dalam pembelajaran hari ini? Apa hal berbeda yang ingin dilakukan pada pertemuan berikutnya? 6. Asesment Assesmen Formatif Assesmen Sumatif Penilaian Sikap
Indonesia adalah negara kepulauan, yang letaknya sangat strategis. Adapun hubungan dagang antara Indonesia dan India sudah terjalin baik sejak 1 M. Hubungan dagang ini diikuti dengan hubungan yang lain seperti, kebudayaan, agama, sosial dan politik. Dengan demikian terjadilah percampuran kebudayaan India dengan Indonesia ( Akulturasi ). Hubungan tersebut membuat Indonesia mulai mengenal agama Hindu dan Buddha. Berikut beberapa teori yang membahas proses masuknya agama Hindu dan Buddha: 1. Teori Waisya Teori waisya menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha dibawa oleh golongan waisya. Di dalam kasta agama Hindu, golongan Waisya merupakan kasta ketiga. Orang-orang di kasta ini contohnya seperti para pedagang, nelayan dan petani. Teori waisya berpendapat bahwa para pedang lah yang menyebarkan agama Hindu di Nusantara pada saat itu. Golongan pedagang (waisya) melakukan perdagangan di Nusantara dengan waktu yang cukup lama. Hal ini karena transportasi pada masa itu masih menggunakan kapal bertenaga angin (mengandalkan angin), jadi mereka melakukan perdagangan di suatu tempat dalam kurun waktu yang relatif lama. Bahkan sampai setengah tahun atau 6 bulanlamanya. Dengan waktu yang cukup lama menetap dan melakukan perdagangan, golongan waisya juga menyebarkan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Hal ini disebabkan karena terjadi interaksi sosial antara pedagang-pedagang tersebut dengan masyarakat setempat di dekat pelabuhan dagang. Lamanya waktu menunggu angin musim untuk kembali ke negara asalnya menyebabkan banyak para pedagang asing tersebut memilih menetap dan menikah dengan penduduk nusantara saat itu. Pernikahan mempengaruhi proses penyebaran agama Hindu semakin cepat dan meluas. Tokoh Pendukung Teori Waisya Tokoh pendukung hipotesis teori Waisya adalah N.J. Krom atau nama lengkapnya Nicholas Johannes Krom. Ia merupakan peneliti sejarah awal dan budaya tradisional di Nusantara (Indonesia). Krom berasal dari Belanda, lahir pada tanggal 8 Maret 1945. Dia lah tokoh pendukung teori waisya mengenai masuknya agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia. Kelebihan Teori Waisya Salah satu kelebihan teori waisya sudah disebutkan diatas, adanya interaksi antara pedagang dari India maupun Arab dengan penduduk/masyarakat dalam transaksi jual beli yang dilakukan. Interaksi tersebut merupakan fakta yang tidak dapat dibantah. Karena keberadaan pedagang-pedagang tersebut sudah dibuktikan, contohnya pada masa kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatera yang memiliki letak strategis sebagai jalur perdagangan para pedagang asing. isya Teori waisya juga memiliki kelemahan, yaitu golongan pedagang (waisya) tidak bisa menguasai huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Karena kemampuan ini hanya dimiliki oleh kaum brahmana (golongan kelas
pertama agama Hindu). Sementara banyak peninggalan sejarah kerajaankerajaan Hindu berupa prasasti yang memuat huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. 2. Teori Kesatria Bunyi teori ksatria menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia dibawa oleh golongan ksatria yang kalah dalam perang di India. Para ksatria-ksatria tersebut kemudian lari ke Indonesia sebagai tempat persinggahan. Dari pengertian teori ksatria tersebut, dijelaskan bahwa asal usul Hindu Budha berasal dari golongan ksatria. Berdasarkan kasta dalam agama Hindu, golongan ksatria menempati posisi kasta kedua dibawah golongan brahmana atau para pendeta. Lalu siapa saja yang termasuk golongan ksatria? Jika kita pahami dari namanya, golongan ini mungkin hanya terdiri dari para tentara. Namun sebenarnya tidak hanya tentara saja, melainkan terdiri dari para raja dan bangsawan. Itulah ketiga golongan yang termasuk dalam kasta ksatria. Jadi dapat kita analisis bahwa golongan kstaria yang dimaksud dalam teori ksatria bukan hanya para tentara, melainkan raja dan bangsawan juga ikut terlibat dalam proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia. Tokoh Pencetus Teori Ksatria Lalu siapa tokoh pencetus teori ksatria? hipotesis teori ksatria didukung oleh tokoh bernama C.C. Breg. Memiliki nama lengkap Cornelis Christiaan Berg, ia merupakan pria keturunan Belanda yang lahir di Bandung pada tanggal 7 Februari 1934. Selain mendukung teori ksatria, CC Berg juga senang meneliti sejarah Indonesia. Salah satu karyanya yakni buku tentang "Sejarah Jawa". Dalam buku tersebut, ia memberi tafsiran baru tentang sejarah jawa kuno. Namun ia mengalami kegagalan, karena pemikirannya terlalu intelektualis dan selalu berprasangka buruk terhadap orang Indonesia. Selain CC Berg, beberapa tokoh pendukung teori ksatria lainnya yaitu seperti Mookerji, dan L. Moens. Kelebihan Teori Ksatria Terdapat beberapa kelebihan teori ksatria yang dapat menguatkan pendapat mengenai proses masuknya Hindu Budha di Indonesia. Golongan ksatria memiliki semangat berpetualang untuk menaklukkan daerah lain. Berdasarkan pendapat dari CC Berg, yakni para ksatria turut terlibat konflik di Indonesia. Mereka mendukung salah salah satu pihak, dan apabila berhasil memenangkan peperangan maka akan menerima hadiah. Contohnya seperti dinikahkan dengan seorang putri kerajaan dan sebagainya. L. Moens berpendapat bahwa para ksatria melarikan diri dari peperangan yang berlangsung di India. Mereka kemudian mendirikan kerajaan baru di Indonesia pada abad ke 5. Kelemahan Teori Ksatria Selain kelebihan yang sudah disebutkan diatas, teori ksatria juga memiliki kelemahan. Adapun beberapa kelemahan teori ksatria adalah sebagai berikut : Golongan ksatria tidak menguasai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, sementara beberapa peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu Budha memuat isi menggunakan bahasa dan huruf tersebut. Tidak terdapat bukti tertulis bahwasanya telah terjadi tindakan kolonialisme yang dilakukan oleh para ksatria dari India.
Tidak ditemukan bukti peninggalan prasasti yang menggambarkan penaklukan kerajaan di Indonesia oleh kerajaan-kerajaan yang berasal dari India. 3. Teori Brahmana Teori Brahmana menyatakan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha ke Indonesia dilakukan oleh golongan Brahmana yang diundang oleh raja-raja saat itu. Brahmana sendiri merupakan golongan cendekiawan yang menguasai ajaran, adat, pengetahuan dan keagamaan. Dengan pengetahuan keagamaan tersebut, beberapa tokoh meyakini bahwa brahmana lah yang menyebarkan agama Hindu di Nusantara. Kita dapat menganalisis bahwa penyebaran agama tentu dilakukan oleh orang-orang yang memahami agama tersebut. Bukan dilakukan oleh orang yang biasa-biasa saja, tanpa mengetahui dasar ajaran agama yang dianut. Sama seperti teori-teori lainnya, teori brahmana memiliki kelebihan dan kelemahannya. Mengenai teori yang mendekati kebenaran tergantung dari cara kalian menganalisisnya. Tokoh Pencetus Teori Brahmana Toko pendukung, atau pencetus yang mengemukakan pendapat tentang teori brahmana adalah J.C van Leur. Van Leur merupakan salah satu tokoh berkebangsaan Eropa yang tinggal di Indonesia dan menulis sejarah Indonesia. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh sosiolog Jerman bernama Max Weber. Selain pendapatnya mengenai teori brahmana, beberapa tulisannya membahas tentang masa-masa kolonialisme di Indonesia, contohnya seperti VOC (kongsi dagang Belanda). Kelebihan Teori Brahmana Teori brahmana memiliki kelebihan dibandingkan teori-teori lainnya. Salah satu kelebihannya adalah brahmana merupakan golongan yang paling tahu mengenai ajaran agama Hindu, sehingga kemungkinan kebenaran teori ini bisa saja terbukti. Teori brahmana juga didukung dengan penemuan prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha yang menggunakan bahasa Sanskerta dan dengan huruf Pallawa. Bahasa dan huruf tersebut di India pada saat itu hanya dikuasai oleh kaum brahmana. Kelemahan Teori Brahmana Sementara itu, kelemahan teori brahmana terletak pada aturan kaum brahmana itu sendiri. Aturan yang dimaksud adalah seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan, jika melanggar aturan ini maka seorang brahmana kehilangan status dan kedudukannya sebagai kasta paling tinggi di agama Hindu. 4. Teori Arus Balik Teori arus balik dikemukakan atau dicetuskan oleh tokoh bernama F.D.K. Bosch. Ia berpendapat bahwa bangsa Indonesia yang berdagang ke India, kemudian pulang dengan membawa agama dan kebudayaan Hindu atau sebaliknya orang-orang Indonesia (raja/penguasa) mengundang Brahmana dari luar untuk datang dan menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia.
Dengan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teori ini berbeda dengan teori-teori lain mengenai masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia. Karena dalam hal ini orang-orang Indonesia (Nusantara) ikut aktif dalam proses masuk dan penyebarannya. Namun, sama seperti teori-teori lainnya, teori arus balik memiliki kelebihan dan juga kelemahannya. Kelebihan Teori Arus Balik Lalu apa yang menjadi kelebihan teori arus balik? Salah satu kelebihan teori ini adalah adanya bukti nyata berupa peninggalan prasasti. Yaitu prasasti Nalanda yang ditemukan di India. Isi prasasti ini menjelaskan bahwa raja Sriwijaya yakni Balaputradewa telah meminta kepada raja di India untuk membangun wihara. Pembangunan wihara ini digunakan sebagai tempat untuk menimba ilmu para tokoh-tokoh yang berasal dari Sriwijaya. Pembangunan wihara ini kemudian dikabulkan oleh raja di India. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para tokoh-tokoh tersebut lah yang nantinya kembali ke nusantara dan menyebarkan ilmu yang telah didapat, yaitu mengenai agama HinduBuddha. Kelemahan Teori Arus Balik Namun ada kelemahan teori arus balik, yaitu kemungkinan orang Indonesia pergi ke India untuk mempelajari agama dan kebudayaan Hindu-Budha sangat sulit. Hal ini karena pada saat itu keadaan masyarakat masih pasif. Kemudian mengenai diutusnya Brahmana oleh raja-raja di Nusantara juga masih menjadi misteri, karena brahmana memiliki peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar. 5. Teori Sudra Teori sudra menyatakan bahwa agama Hindu dibawa masuk ke Nusantara oleh golongan sudra atau para budak. Seperti yang kita ketahui, sudra merupakan kasta paling rendah dalam agama Hindu. Alasan mengapa golongan sudra yang menyebarkan agama Hindu ke Indonesia adalah mereka ingin merubah nasib. Mereka menginginkan kehidupan yang lebih layak dan lebih baik. Oleh sebab itu, golongan sudra memilih meninggalkan India dan pergi ke daerah lain. Jika di India mereka dijadikan sebagai budak, setelah sesampai di Indonesia mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih di hargai oleh masyarakat karena tidak ada sistem kasta yang mengikat mereka. Tokoh Pencetus Teori Sudra Lalu siapa tokoh pencetus teori sudra? Teori ini dikemukakan oleh Godfried Horiowald Von Faber. Ia merupakan pria keturunan Jerman-Belanda yang lahir di kota Surabaya pada tanggal 1 Desember tahun 1899. Von Veber merupakan salah satu tokoh pecinta budaya, sehingga pada tahun 1933 ia mendirikan perkumpulan sejarah kota. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi direktur Museum Oost Java yang di bangun oleh pemerintah provinsi Jawa Timur. Kelemahan Teori Sudra Teori sudra memiliki banyak sekali kelemahan, sehingga argumentasi ini menuai banyak bantahan. Beberapa kelemahan teori sudra antara lain :
Tujuan mereka meninggalkan India bukanlah untuk menyebarkan agama, melainkan untuk memperoleh kehidupan dan kedudukan yang lebih layak. Golongan sudra tidak mengetahui seluk beluk ajaran agama Hindu apalagi menguasai bahasa Sanskerta yang digunakan di dalam kitab suci agama Hindu yakni Weda. Kelemahan ketiga yaitu dalam sistem kasta agama Hindu, kaum sudra adalah yang paling rendah, sehingga tidak mungkin mereka menyebarkan agama Hindu yang hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Kelebihan Teori Sudra Kelebihan teori sudra dilihat dari sudut pandang mengenai kepergian mereka dari India untuk memperoleh kehidupan yang layak. Hal ini karena kasta sudra merupakan golongan tersisih, sehingga kepergian merupakan hal yang nyata. Jika kita analisis, kaum sudra bisa saja pergi dengan mengikuti para kaum kesatria yang kalah dalam peperangan di India dan memilih meninggalkan wilayah India untuk membentuk kerajaan baru. Tersisihnya golongan sudra dalam kasta di agama Hindu merupakan dasar teori sudra yang dikemukakan oleh Von Faber. Faktor yang menyebabkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha diterima di Indonesia: a. Budaya Hindu-Buddha sejalan dengan budaya yang telah ada di Indonesia sebelum Hindu-Buddha masuk ke Indonesia b. Tidak ada paksaan yang mengharuskan masuk dalam ajaran ini c. Memakai strategi dalam menyebarkannya, yaitu melalui kesenian, pendidikan, perdagangan dan perkawinan d. Untuk ajaran Buddha menggunakan bahasa rakyat sehari-hari , sehingga mudah untuk diterima Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia: a. Bidang Politik : Munculnya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha b. Bidang Ekonomi : Wilayah perdagangan yang semakin luas c. Bidang Sosial : Munculnya system kasta menjadi fenomena baru bagi masyarakat Indonesia d. Bidang Seni Budaya : Adanya huruf pallawa dan bahasa sansekerta pada prasasti, sastra, lukisan, kitab dsb. Selain itu adanya Seni bangunan, patung dan ukir.
1. Teori yang menempatkan bangsa India sebagai pemegang peranan aktif dalam proses masuknya pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia,yaitu teori .... a. Brahmana b. Kolonisasi c. Waisya d. Arus balik e. Ksatria 2. Proses masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia dibawa oleh para pedagang Indiayang singgah ke wilayah Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan inti dari teori .... a. Brahmana b. Kolonisasi c. Waisya d. Arus balik e. Ksatria 3. Hipotesis Ksatria diperkuat dengan cerita panji yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang memperlihatkan adanya proses penaklukan daerah-daerah Indonesia oleh para Ksatria India. Pernyataan tersebut merupakan inti dari hipotesis yang dikembangkan oleh .... a. C.C Berg b. N.J Korm c. J.L Moens d. Van Leur e. Majumdar 4. Kekuatan hipotesis Brahmana dalam proses masuknya agama HinduBuddha ke Indonesia terlihat dari .... a. berkembangnya sistem kerajaan di Indonesia b. banyaknya bangunan candi yang memiliki seni arsitektur tinggi c. berkembangnya bahasa Sanskerta d. berkembangnya upacara-upacara keagamaan e. banyaknya prasasti yang menggunakan huruf Pallawa LATIHAN SOAL
5. Teori arus balik yang dikemukakan oleh F.D.K Bosch mengemukakan bahwa proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia terjadi karena peran aktif yang dilakukan oleh .... a. Golongan Ksatria b. Golongan Brahmana c. Golongan Waisya d. Golongan Sudra e. Bangsa Indonesia 6. Salah satu bukti yang menunjukkan peran aktif bangsa Indonesia dalam proses masuknya pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia, ialah .... a. Cerita Panji b. Prasasti Nalanda c. Candi Borobudur d. Jaya Prasasti e. Bahasa Sanskerta 7. Kitab yang digunakan sebagai pedoman atau dasar-dasar dalam pembangunan suatu candi yaitu kitab .... a. Atharva Veda b. Yajur Veda c. Silpasastra d. Ramayana e. Tripitaka 8. Berikut ini ialah kelompok candi yang terdapat di Jawa Timur, yaitu candi .... a. Jago, Kidal, dan Badut b. Kidal, Kalasan, dan Prambanan c. Penataran, Prambanan, dan Borobudur d. Penataran, Kalasan, dan Prambanan e. Jago, Penataran, dan Prambanan 9. Salah satu bentuk akulturasi antara budaya Indonesia dengan budaya India pada bentuk bangunan candi terlihat dari .... a. relief yang dilukiskan pada candi b. arca atau patung yang terdapat di candi c. bentuk stupa d. bentuk candi yang berupa punden berundak e. hiasan yang terdapat pada candi
10. Di bawah ini merupakan bukti-bukti yang menunjukkan perkembangan pendidikan pada masa Hindu-Buddha di Indonesia, kecuali .... a. catatan perjalanan Fa-Hien b. catatan perjalanan I-Tsing c. Prasasti Nalanda d. pembangunan Sriwijaya Asrama oleh Raja Airlangga e. kerja sama antara Hui-Ning dan Jnanabadra dalam penerjemahan kitab agama Buddha
Daftar Pustaka: https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr496rYTIdjYKIL6n9XNyoA;_ylu=Y29sbwNncT EEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1669840217/RO=10/RU=https%3a %2f%2frepositori.kemdikbud.go.id%2f20204%2f/RK=2/RS=v6jWT_F6G8PFteQZ4f Tw_4J0sh4- Hapsari,Ratna.2018.Sejarah Indonesia Untuk SMK/MAK Kelas X.Jakarta:Erlangga https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/10/teori-sudra.html https://tirto.id/mengenal-teori-arus-balik-sejarah-dan-tokoh-pencetusnya-gnPb https://sman78- jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Soal%20Sejarah%20kelas%20XI.pdf