PROTISTA
A. Pengertian Protista
Gambar 1 beragam protista
Protista berasal dari teori asal-usul makhluk hidup yang di kemukakan
oleh Aris Toteles “Makhluk hidup berasal dari benda mati”. Istilah Protista
diambil dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti pertama/mula-mula,
dan kritos berarti membuat/menyusun. Mereka mulai hidup di dunia ini
sekitar 1-2 miliar tahun yang lalu, makhluk ini membuat para ilmuwan ragu-
ragu karena mirip dengan hewan, tumbuhan, atau jamur. Untuk itulah
dibuat golongan tersendiri, yaitu kingdom Protista.
Protista merupakan organisme penyusun plankton, yaitu organisme
mikroskopis yang mengapung secara pasif atau berenang secara lemah
dipermukaan air. Plankton yang bersifat fotoautotrof disebut fitoplankton,
sedangkan plankton yang bersifat heterotroph disebut zooplankton.
Berdasarkan kemiripan ciri-ciri dengan organisme lain dan cara memperoleh
makanan sebagai sumber energy, Protista dikelompokkan menjadi 3
golongan, yaitu Protista mirip hewan, Protista mirip tumbuhan, dan Protista
mirip jamur.
1. Protista mirip hewan (Protozoa)
Protozoa meliputi kelompok mastigospora (Protista berbulu cambuk),
sarcodina (Protista berkaki semu), ciliophora (Protista bersilia), dan
sporozoa (Protista berspora)
2. Protista mirip tumbuhan (Algae atau ganggang)
Algae meliputi kelompok euglenophyta (Euglena) , Chrysophyta (alga
keemasan), Pyrrophyta (alga api) , Chlorophyta (alga hijau) ,
phaeophyta (alga coklat) , rhodophyta (alga merah)
3. Protista mirip jamur (Jamur protista)
Protista mirip jamur meliputi kelompok jamur lender dan jamur air
(Oomycota). Jamur lender terbagi ,emjadi jamur lender plasmodoal
(myxomycota) dan jamur lender seluler (Acrasiomycota)
B. Karakteristik Protista Secara Umum
Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang
makan dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian.
Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5mm sehingga secara umum terlalu kecil
untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop.Protoza dapat ditemukan di
mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnyamampu
bertahan pada periode kering sebagai kista (cyst) atau spora, dan
termasuk beberapa parasit penting. Organisme yang termasuk dalam
Kingdom Protista mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Organisme eukariotik sederhana;
Protista dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur;
Sebagian besar organisme uniseluler, beberapa kolonial dan beberapa
multiseluler seperti ganggang;
Sebagian besar protista hidup di air, beberapa di tanah lembab atau
bahkan tubuh manusia dan tanaman;
Organisme ini eukariotik, karena mereka memiliki membran inti terikat
dan endomembran sistem;
Mereka memiliki mitokondria untuk respirasi sel dan beberapa
memiliki kloroplas untuk fotosintesis;
Reproduksi – beberapa spesies memiliki siklus hidup kompleks yang
melibatkan beberapa organisme. Contoh: Plasmodium. Beberapa
bereproduksi secara seksual dan aseksual lain;
Berkembang biak dengan mitosis dan beberapa mampu meiosis untuk
reproduksi seksual;
Beberapa protista adalah patogen dari hewan dan tumbuhan.
Contoh: Plasmodium menyebabkan malaria pada manusia;
Protista adalah komponen utama plankton.
Gambar 2 kingdom protista
C. Klasifikasi Protista
1. Berdasarkan Morfologinya
Alga
Alga merupakan protista mirip tumbuhan. Kelompok ini
berdasarkan adanya pigmen fotosintesis. Alga yang bersel satu
sering disebut dengan fitoplankton. Adapun protista mirip
tumbuhan yang multiseluler sering disebut sebagai alga. Protista
mirip tumbuhan dapat melakukan fotosintesis, sehingga
fitoplankton dan Alga memiliki peranan penting dalam
memberikan pasokan oksigen ke udara. Ciri ciri umum :
ada yang uniseluler dan multiseluler
dinding sel tersusun atas selulosa
sel sudah memiliki membran inti
struktur tubuh seperti tumbuhan talus
memiliki pigmen warna
dapat melakukan fotosintesis
habitat di wilayah perairan dan di tempat yang lembab
reproduksi secara aseksual dengan membelah diri
Gambar 3 protista mirip tumbuhan
Protista mirip tumbuhan dapat disebut sebagai fitoplankton
(uniseluler) atau alga/ganggang (multiseluler). Ukuran ganggang
berkisar antara 25µm (Navicula) sampai 50m (Macrocytis).
Ganggang memiliki beberapa bagian khusus pada struktur selnya,
yaitu terdapat:
a. Dinding sel yang terbuat dari selulosa yang sangat tipis.
b. Membran sel dilengkapi lapisan pelikel yang lentur
dibawahnya.
c. Kloroplas, organel yang mengandung pigmen fotosintesik
untuk fotosintesis.
d. Granula penyimpanan, tersebar di dalam kloroplas yang
digunakan untuk menyimpan karbohidrat/pati.
e. Pirenoid, tempat penyimpanan karbohidrat utama yang
terletak di dalam kloroplas.
f. Bintik mata (reseptor cahaya), mengatur cahaya masuk ke
detektor cahaya. Detektor cahaya akan menerima cahaya yang
diatur bintik mata, kemudian sel bergerak mengikuti arah
cahaya.
g. Vakuola kontraktil, sebagai alat untuk osmoregulasi.
h. Vakuola makanan, sebagai alat pencerna makanan yang
masuk melalui sitostoma.
i. Flagella, dimiliki spesies yang motil atau dapat bergerak bebas.
Selain itu, ganggang tergolong tumbuhan yang memiliki tubuh
bertalus.
Reproduksi ganggang dilakukan secara aseksual dan seksual.
a. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner,
fragmentasi dan pembentukan zoospora.
b. Secara seksual dilakukan dengan pembentukan zigot secara:
Secara isogami, gamet jantan dan betina ukurannya sama
besar.
Secara anisogami, gamet jantan dan betina ukurannya
berbeda.
Secara oogami, gamet berupa sel sperma dan sel telur.
KLASIFIKASI GANGGANG
I. Euglenophyta
Merupakan ganggang dengan bentuk peralihan dari hewan
dan tumbuhan. Euglenophyta hidup secara autotrof ketika
mendapat cahaya cukup dan secara heterotrof ketika cahaya
kurang. Ciri Euglenophyta:
1. Memiliki pigmen utama klorofil a dan b (hijau).
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk paramilum.
3. Uniseluler.
4. Dinding sel berupa selulosa yang dilengkapi pelikel.
5. Bergerak bebas dengan satu atau dua flagella di ujung
anterior.
6. Memiliki bintik mata yang tersusun atas pigmen fikobilin
(merah-biru).
7. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
Contoh: Euglena viridis (parameter pencemaran).
II. Chlorophyta (ganggang hijau)
Merupakan ganggang yang menjadi nenek moyang tumbuhan
utama. Chlorophyta hidup sebagai epifit atau fitoplankton di
dalam air. Ciri Chlorophyta:
1. Memiliki pigmen utama klorofil a dan b (hijau).
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk amilum dan
minyak.
3. Uniseluler atau multiseluler koloni.
4. Dinding sel berupa selulosa.
5. Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner,
fragmentasi, dan pembentukan zoospora.
6. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami dan
oogami.
Bentuk-bentuk Chlorophyta:
a. Uniseluler sesil (bulat mangkuk). Contoh: Chlorella,
Chlorococcum.
b. Uniseluler motil (bulat telur). Contoh: Chlamydomonas.
c. Multiseluler koloni sesil (koloni jala). Contoh:
Hydrodictyon.
d. Multiseluler koloni motil (koloni bulat). Contoh: Volvox.
e. Filamen. Contoh: Spirogyra (spiral), Oedogonium, Ulothrix
(jala)
f. Talus. Contoh: Ulva atau selada laut.
III. Rhodophyta (ganggang merah)
Ciri Rhodophyta:
1. Memiliki pigmen utama fikoeritrin (merah).
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung
fluorid.
3. Multiseluler bertalus (makroskopis).
4. Dinding sel berupa selulosa dengan lapisan lendir di luar
dan miofibril di dalam.
5. Reproduksi aseksual dengan karpospora yang terbentuk
dari tetraspora.
6. Reproduksi seksual dengan pembentukan zigot dari gamet
jantan yang dihasilkan spermatangium dan gamet betina
yang dihasilkan karpogonium.
Contoh: Eucheuma (rumput laut), Palmaria, Gelidium,
Gracilaria, Gigartina.
IV. Pyrrophyta/Dinoflagellata (ganggang api)
Ciri Pyrrophyta:
1. Memiliki pigmen utama karoten (jingga) dan xantofil
(kuning) yang peka terhadap cahaya.
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk amilum/pati.
3. Uniseluler.
4. Dinding sel berupa selulosa.
5. Tubuhnya mengandung fosfor yang bersifat fluorosens
yang dapat memendarkan cahaya hijau-biru di malam
hari.
6. Bergerak bebas dengan dua flagella di ujung anterior dan
membentuk pusaran air ketika bergerak.
7. Peledakan populasi di perairan hangat menyebabkan
fenomena red tide dan menghasilkan racun.
a. Neurotoksin, contohnya dihasilkan oleh Gymnodium
breve.
b. Ciguatoksin, contohnya dihasilkan Gambierdiscus toxicus.
8. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
V. Phaeophyta (ganggang coklat)
Phaeophyta hidup menempel pada substrat dan bagian
lainnya mengapung di atas air. Ciri Phaeophyta:
1. Memiliki pigmen utama xantofil (kuning) dan fukosantin
(coklat).
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk laminarin.
3. Multiseluler bertalus (makroskopis).
4. Dinding sel berupa selulosa dengan lapisan gumi dan asam
alginat di luar.
5. Dilengkapi gelembung udara untuk penyimpanan nitrogen
dan mengapung.
6. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan
pembentukan zoospora.
7. Reproduksi seksual dengan cara isogami dan oogami.
Contoh: Sargassum vulgare (gulma laut), Turbinaria
decurrens, Macrocystis, Fucus serratus, Laminaria.
VI. Chrysophyta (alga keemasan/pirang)
Chrysophyta hidup sebagai fitoplankton di perairan tawar.
Ciri Chrysophyta:
1. Memiliki pigmen utama fukosantin (coklat), karoten (jingga)
dan xantofil (kuning).
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk leukosin dan
laminarin.
3. Uniseluler atau multiseluler koloni atau filamen.
4. Dinding sel berupa hemiselulosa dengan pektin atau silika.
5. Bergerak bebas dengan dua flagella di ujung anterior.
6. Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner dan
fragmentasi.
7. Reproduksi seksual dengan pem-bentukan auksospora.
Contoh: Mischococcus, Synura, Dinobryon.
VII. Bacilliriophyta/Diatom
Diatom adalah ganggang yang memiliki struktur yang
tersusun atas bagian tutup (epiteka) dan bagian wadah
(hipoteka).
Struktur Diatom:
Diatom merupakan bioluminosens di perairan laut yang dapat
memendarkan cahaya di malam hari. Ciri Diatom:
1. Memiliki pigmen utama karoten (jingga) dan xantofil
(kuning).
2. Cadangan makanan disimpan dalam bentuk leukosin.
3. Uniseluler atau multiseluler koloni.
4. Dinding sel berupa selulosa dan di antara hipoteka dan
epiteka terdapat rafe (celah) yang mengandung silika
(kersik).
5. Mensekresikan tanah Diatom.
6. Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan hipoteka
dan epiteka.
7. Reproduksi seksual dengan pembentukan auksospora.
Bentuk-bentuk Diatom:
Pennalean, tubuh simetris bilateral.
Contoh: Rhaponeis sp, Trinaria regina, Navicula sp, Pinnularia
sp.
Centralean, tubuh simetris radial.
Contoh: Triceratium pentacrinus, Arachnoidiscus ehrenbergi.
Protozoa
Protozoa adalah kelompok protista mirip hewan. Pengelompokan
ini berdasarkan ada tidaknya alat gerak. Protozoa merupakan
makhluk hidup eukariotik uniseluler yang dapat berkembang biak
dan bergerak. Protozoa merupakan organisme kosmopolit yang
hidup dan dapat ditemukan di berbagai tempat seperti air dan
tanah. Ciri – ciri umum :
Tidak memiliki kloroplas
Bersifat heterotrof, beberapa ada yang saprofit
Berukuran mikroskopis, antara 3-1.000 mikron
Sel umumnya terdiri dari membran sel, sitoplasma, vakuola
makanan, vakuola kontraktil,dan inti sel
Tidak memiliki dinding sel
Umumnya memiliki alat gerak khusus, seperti kaki semu,bulu
cambuk, dan bulu getar
Reproduksi seksual dengan konjugasi dan aseksual dengan
pembelahan biner
Habitat di tempat basah yang kaya organik, baik di laut
maupun air tawar.
Gambar 4 protista mirip hewan
KLASIFIKASI PROTOZOA:
I. Rhizopoda
Rhizopoda atau Sarcodina adalah protozoa yang bergerak
menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang disebut gerak
amoeboid.
Ciri Rhizopoda:
Uniseluler.
Heterotrof.
Bergerak dengan pseudopodia secara amoeboid.
Mencari makan dengan memangsa alga lain dengan
menangkapnya menggunakan pseudopodia. Makanan
yang ditangkap lalu ditelan melalui sitostoma secara
endositosis, lalu menuju vakuola makanan untuk dicerna.
Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
Klasifikasi Rhizopoda berdasarkan habitat:
1. Ektoamoeba/Gymnoamoeba Hidup bebas di daerah
lembab dan merupakan detritivor.
Contoh: Amoeba proteus, Chaos carolinense
2. Entamoeba Hidup sebagai parasit.
Contoh: Entamoeba coli (diare), E. ginggivalis (radang gusi),
E. histolytica dan E. dysentriae (disentri).
3. Cercozoa Hidup di dalam tanah. Cercozoa memiliki
cangkang yang terbuat dari silika/kapur.
Contoh: Ebridea dan Proteomyxidea.
4. Foraminifera dan Radiolaria Hidup di perairan laut.
Foraminifera dan Radiolaria memiliki cangkang berongga
yang terbuat dari silika/kapur. Setelah mati, cangkang
Foraminifera akan membentuk tanah globigerina, dan
cangkang Radiolaria akan membentuk lumpur radiolaria.
Contoh Foraminifera: Globigerina (pendeteksi hidrokarbon
di perut bumi).
Contoh Radiolaria: Collosphaera (alat penggosok),
Acanthometron.
II. Flagellata
Flagellata atau Mastigophora adalah protozoa yang bergerak
menggunakan flagel (bulu cambuk) yang berfungsi sebagai alat
renang. Ciri Flagellata:
Uniseluler.
Autotrof atau heterotrof.
Umumnya parasit.
Bergerak dengan flagel dengan berenang.
Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
Klasifikasi Flagellata berdasarkan klorofil:
a. Fitoflagellata, yaitu flagellata berklorofil atau tumbuhan
(biasanya diklasifikasikan sebagai alga). Contoh: Euglena,
Volvox, Noctiluca.
b. Zooflagellata, yaitu flagellata tidak berklorofil atau hewan.
Contoh: Trypanosoma gambiense, T. rhodesiense, T.
evansi, Trichomonas vaginalis, Trichonympha,
Leishmania, Giardia lambia.
III. Ciliata
Cilliata atau Ciliaphora atau Infusoria merupakan protozoa
yang bergerak menggunakan silia/bulu getar yang berfungsi
sebagai alat renang.
Struktur sel Ciliata:
Silia
Celah mulut (oral groove)
Sitostoma
Vakuola makanan
Vakuola kontraktil
Mikronukleus, yaitu inti yang memiliki fungsi generatif
(konjugasi).
Makronukleus, yaitu inti yang memiliki fungsi vegetatif
(pertumbuhan dan perkembangbiakan).
Trikokis, terletak di bawah membran sel yang berfungsi
untuk pertahanan diri dari musuh.
Ciri Ciliata:
1. Uniseluler.
2. Heterotrof.
3. Bergerak dengan silia.
4. Mencari makan dengan menangkapnya menggunakan silia
dan memasukkan makanan ke dalam sitostoma. Makanan
yang ditangkap lalu ditelan melalui sitostoma secara
endositosis, lalu menuju vakuola makanan untuk dicerna.
5. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner
secara membujur.
6. Reproduksi secara seksual dengan konjugasi.
Klasifikasi Ciliata berdasarkan motilitas:
a. Ciliata motil, yaitu dapat bergerak bebas.
Contoh: Paramecium, Didinium (pemangsa Paramecium),
Balantidium coli.
b. Ciliata sesil, yaitu hanya hidup menetap, biasanya hidup
permukaan dasar laut.
Contoh: Vorticella, Stentor.
IV. Sporozoa
Sporozoa atau Apicomplexa adalah protozoa yang tidak
memiliki alat gerak dan memiliki siklus hidup kompleks.
Ciri Sporozoa:
Uniseluler.
Heterotrof.
Umumnya parasit.
Bergerak dengan mengubah kedudukan tubuhnya atau
mengikuti pergerakan yang terjadi di lingkungannya.
Melekat dengan sel inang menggunakan kompleks apikal
yang terdiri dari kait dan penghisap.
Reproduksi secara aseksual dengan skizogoni (membelah
diri pada tubuh inang tetap) dan sporogoni (menghasilkan
spora pada tubuh inang perantara).
Reproduksi seksual dengan peleburan mikrogamet (betina)
dan makrogamet (jantan).
Protista Mirip Jamur
Kelompok protista dikatakan mirip jamur karena memiliki ciri-ciri
memiliki hifa dan struktur tubuh mirip dengan jamur.
Perbedaannya jamur sejati tersusun atas zat kitin sedangkan
protista mirip jamur tersusun selulosa. Perbedaan lainnya adalah
Jamur sejati hidup sebagai saprofit sedangkan protista mirip
jamur hidup berkoloni dan umumnya parasit. Pada jamur sejati
memiliki zigot yang tidak dapat bergerak (imotil), sedangkan
protista mirip jamur memiliki zigot yang dapat bergerak (motil).
Ciri – ciri umum :
Berperan sebagai decomposer
Habitat ditempat yang lembab
Struktur tubuh berbentuk filament atau benang
Bersifat heterotrof dan absorptive
Gambar 5 protista mirip jamur
Protista mirip jamur terbagi menjadi dua, yaitu Myxomycota dan
Oomycota.
I. Myxomycota (slime molds)
Myxomycota atau jamur lendir adalah jamur protista yang
memiliki ciri:
Heterotrof.
Aseluler.
Berpigmen kuning, jingga atau warna terang lain.
Alat gerak berupa pseudopodia atau flagellum.
Myxomycota hidup pada dua fase, yaitu fase ameboid (bebas)
dan fase dewasa (reproduksi). Myxomycota hidup sebagai
agregat dengan sitoplasma berinti sel banyak yang disebut
plasmodium. Plasmodium mendapat makanan dengan
menelan organisme lain secara fagositosis
Pada fase dewasa, jamur lendir bereproduksi secara aseksual
atau seksual.
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membelah
diri, fragmentasi, atau pembentukan spora berflagel
(myxoflagel) yang akan menjadi myxamoeba.
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan cara peleburan dua
myxamoeba menjadi amebozigot.
Contoh: Dictystelium discoideum, Physarium sp.
II. Oomycota (water molds)
Oomycota atau jamur air adalah jamur protista yang memiliki
ciri:
Heterotrof.
Umumnya uniseluler.
Tersusun atas hifa senositik.
Dinding sel tersusun atas selulosa, namun tidak
berkloroplas.
Jamur air bereproduksi secara aseksual atau seksual.
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan menghasilkan
zoospora yang memiliki dua flagel.
b. Reproduksi seksual dilakukan dengan menghasilkan zigot
dari pertemuan gamet jantan yang dihasilkan anteridium
dan gamet betina yang dihasilkan oogonium.
Contoh: Saprolegnia (parasit ikan), Plasmopora viticola (jamur
anggur), Phytophtora infestans (jamur kentang dan tomat).
2. Berdasarkan Cara Memperoleh Makanan
Berdasarkan cara memperoleh makanan, protista diklasifikasi
menjadi 3 golongan, yaitu :
a) Protista Autotrof
Protista Autrotof adalah protista yang memiliki klorofil sehingga
mampu melakukan fotosintesis, fotosintesis adalah proses
senyawa organik dari senyawa anorganik menggunakan energi
cahaya yaitu mengubah zat anorganik menjadi zat organik dengan
bantuan energi matahari. Golongan ini disebut sebagai protista
mirip tumbuhan salah satu contohnya yaitu alga.
b) Protista Heterotrof
Protista Heterotrof yaitu protista yang tidak dapat membuat
makanan sendiri sehingga memerlukan makanan organik dari
lingkungannya atau bisa disebut yang “menelan “ makanan (zat
organik) dengan cara memasukkan makanan melalui membrane
sel (fagositosis) atau memasukkan makanan melalui mulut sel,
kemudian makanan dicerna di dalam sel. Golongan ini disebut
sebagai protista mirip salah satu contohnya yaitu protozoa
c) Protista Saprofit dan Parasit
Protista Saprofit adalah protista yang mencerna makanan organik
di luar sel dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati dan
protista parasit adalah protista yang menyerap sari-sari makanan
dari makhluk hidup inang nya. Salah satu contohnya yaitu jamur.
D. Habitat Organisme Protista
Protista adalah organisme eukariot sederhana yang memiliki membran
inti sel yang bukan masuk dalam keluarga jamur, tumbuhan, maupun
hewan. Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam.
Sebagian besar protista adalah organisme akuatik. Mereka membutuhkan
lingkungan yang lembab untuk bertahan hidup. Mereka ditemukan terutama
di tanah basah, rawa-rawa, genangan air, danau, dan laut. Beberapa protista
merupakan organisme yang hidup bebas, sedangkan lainnya terlibat dalam
hubungan simbiosis. Mereka hidup di organisme lain, termasuk manusia.
Protista ini memiliki habitat yang berbeda sesuai dengan klasifikasinya:
a) Protista yang menyerupai hewan (protozoa) memiliki habitat di air
tawar atau laut. Dan ada juga yang hidup di tanah dan tubuh
manusia maupun hewan.
b) Protista menyerupai tumbuhan (algae) memiliki habitat di air tawar
atau laut, ada juga algae yang tumbuh di tempat-tempat lembab.
c) Protista menyerupai jamur memiliki habitat di air, di tumbuhan yang
sudah mati atau bangkai, dan di tanah.
Protista merupakan suatu takson yang anggotanya sangat beragam.
Anggotanya bukan hewan, bukan tumbuhan, bukan jamur, dan bukan
prokariot. Semua anggota kingdom Protista merupakan eukariotik,
mempunyai inti yang jelas dan organel yeng dikelilingi membrane. Respirasi
terjadi secara aerobic. Hidup bebas di laut atau air tawar, atau parasit di
cairan tubuh atau jaringan mahluk hidup lain.
E. Cara Perkembangbiakan Organisme Protista
Perkembangbiakan Protista terjadi dengan dua cara yaitu secara
aseksual dan seksual.
Perkembangan aseksual (vegetatif) berlangsung ketika terjadi pembelahan
biner ataupun denagn tahap mitosis pada kromosom yang ada pada nukleus.
Selain perkembangan secara vegetatif, kelompok organisme ini juga dapat
berkembang secara generatif yaitu melalui meiosis.
Protista memiliki 2 jenis gamet yaitu motil atau gamet yang bergerak dan
non-motil atau gamet yang tidak bergerak. Gamet sendiri berfungsi pada
proses reproduksi secara seksual (generatif).
Gambar 6 reproduksi organisme protista
Dari jenis gamet yang bersatu pada proses fertilisasi (syngamy), ada 3
jenis bentuk reproduksi generatif, yaitu:
1. Isogami
Gambar 7 reproduksi bentuk isogami
Isogami merupakan bentuk dari reproduksi seksual yang melibatkan
gamet dengan morfologi (bentuk & ukuran) yang sama. Hal Ini adalah proses
perkembangbiakan secara generatif pada Protista yang ditandai dengan
meleburnya 2 gamet yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
Penggabungan gamet yang mirip secara morfologis tapi secara fisiologis
berbeda dua disebut isogami. Tidak ada perbedaan antara gamet betina dan
gamet laki-laki pada isogami. Mereka disebut sebagai tipe kawin positif (+)
dan negatif (-). Kedua gamet tersebut benar-benar identik secara ukuran,
bentuk, dan penampilan. Mereka bisa berupa sel bulat atau berbentuk pir.
Gamet memiliki flagela untuk bergerak menuju tujuan mereka. Begitu
mereka menyatu, zigot diproduksi, menghasilkan organisme baru. Jenis
syngamy ini ditunjukkan oleh organisme uniseluler seperti protozoa,
tumbuhan yang lebih sederhana seperti alga dan beberapa jamur.
2. Anisogami
Gambar 8 reproduksi bentuk anisogami
Anisogami atau biasa disebut heterogami merupakan bentuk dari
reproduksi seksual yang melibatkan gamet dengan morfologi yang berbeda.
Hal ini adalah proses perkembangbiakan secara generatif pada Protista yang
ditandai dengan meleburnya dua gamet yang berbeda ukuran dan
bentuknya.
Pada anisogami, gamet jantan dan betina dapat dibedakan sebagai sperma
dan telur. Kedua gamet tersebut bersifat motil pada beberapa spesies
sementara hanya gamet jantan yang motil pada beberapa organisme. Gamet
betina berukuran lebih besar dari pada gamet jantan. Anisogami ditunjukkan
oleh tumbuhan lebih sederhana seperti alga hijau tertentu dan alga merah.
3. Oogami
Gambar 9 reproduksi bentuk oogami
Oogami merupakan bentuk heterogami yang lebih maju, satu gamet kecil
& motil (sperma), dan yang satunya besar dan non-motil (telur).
Gamet jantan dan betina sebagian besar berbeda dalam ukuran, bentuk,
penampilan dan motilitas. Gamet jantan memiliki flagel; Oleh karena itu,
sangat gesit. Sel telur terdiri dari banyak nutrisi untuk penggunaan masa
depan selama perkembangan keturunan. Oogami ditunjukkan oleh semua
tanaman dan hewan yang tingkatnya lebih tinggi.
F. Peranan Protista Bagi Kehidupan
Kebanyakan protista adalah akuatik, dan mereka ditemukan hampir
di semua tempat
yang terdapat air, termasuk hatat daratan yang lembap seperti tanah lembap
dan sampah dedaunan. Di lautan, kolam dan danau, banyak protista adalah
penghuni dasar yang melekat ke bebatuan dan subtrat lain atau merayap
melalui pasir dan endapan lumpur. Protista yang lain merupakan penyusun
penting dari plankton.
1. Peranan pada Protista mirip tumbuhan
Protista yang menyerupai tumbuhan adalah protista autotrof
yang banyak ditemukan pada permukaan air tawar ataupun air
laut di seluruh dunia. Arcella sp. Dan Euglena viridis Hidup di air
tawar. Chorella sp hidup di air laut
Protista yang menyerupai tumbuhan telah dimanfaatkan
manusia dalam banyak hal. Alga merah atau alga cokelat,
digunakan sebagai pupuk. Diatom yang dapat menghasilkan
tanah diatom dapat digunakan sebagai bahan penggosok, bahan
penginsolasi panas dan beberapa macam filter. Di Jepang, Alga
merah Porphyra dimanfaatkan sebagai tanaman pangan karena
menghasilkan dua produk polisakarida yang penting, yaitu
karogen dan agar. Keduanya dapat digunakan sebagai bahan
pengemulsi dan pengental.
Gracilaria sp., merupakan laga merah yang digunakan untuk
membuat agar-agar.
Chlorella, merupakan alga hijau yang dimanfaatkan sebagai
bahan makanan.
Sargassum, merupakan alga coklat yangberperan sebagai pupuk
dan makanan ternak.
Laminaria digitalis, merupakan alga coklat berperan sebagai
penghasil yodium untuk obat penyakit gondok.
Eucheuma spinosum, merupakan alga merah yang dimanfaatkan
sebagai bahan makanan dan kosmetik.
2. Peranan pada Protista mirip hewan
Foraminifera /Globigerina, cangkangnyayang terbuat dari
kalsium karbonat kerangkanya yang telah kosong mengendap di
dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai
petunjuk adanya minyak bumi, untuk menentukan umur
lapisan bumi atau sebagai petunjuk sejarah bumi
Radiolaria, merupakan sarcodina yang kerangkanya dari silikon
dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
Entamoeba coli merupakan sarcodina yang hidup di usus sapi
dapat membantu pencernaan sapi.
Enthamoeba histolyca, Enthamoeba disentriae, merupakan
sarcodina penyebab disentri
Trypanasoma brucei, merupakan Mastigospora yang
menyebabkan penyakit tidur di Afrika
Trypanasoma evansi, merupakan Mastigospora penyebab
penyakit pada hewan ternak
Leishmania, merupakan mastigospora penyebab penyakit kala-
azar
Trichomonas vaginalis, merupakan mastigospora yang menjadi
parasit di vagina
Balantidium coli, merupakan ciliata penyebab diare
Toxoplasma gondii, merupakan sarcodina yang menyebabkan
toksoplasmosis
Trypanosoma, merupakan mastigospora yang menyebabkan
penyakit tidur Afrika
Plasmodium sp, merupakan sporozoa yang menyebabkan malaria
3. Peranan pada Protista mirip jamur
Phytophthora sp., di antaranya Phytophthora infestans
(penyebab penyakit late blight, menyerang tanaman budidaya,
misalnya tomat dan kentang), Phytophthora palmivora (parasit
pada kelapa), Phytophthora sojae (parasit pada tanaman kedelai),
dan Phytophthora nicotianae (parasit pada tembakau).
Plasmopara viticola, parasit pada tanaman anggur.
Pythium sp., menyebabkan penyakit rebah semai pada tanaman
karena menyerang bagian pangkal batang bibit tanaman.
Jamur Air juga merupakan parasit pada organisme lain. Pada air,
Oomycota dapat ditemukan pada sisik ikan, telur atau amfibi.
Pengaruh masing-masing oomycota berbeda dalam lingkungan
masing-masing. Jika air tergenang, ikan akan mengalami lesi.
Beberapa salmon memiliki masalah ini ketika mereka pergi
kehulu untuk bertelur. Penghuni air lainnya seperti arthropoda,
nematoda, diatom dan rotifera serta invertebrata lain juga dapat
dipengaruhi oleh parasit ini.