The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fazryfathurahman17, 2023-03-28 12:08:33

Koneksi Antar Materi Modul 2.3

Koneksi Antar Materi Modul 2.3

Keywords: Guru Penggerak

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 Rizal Syaeful Rachmat , S.Pd CGP A7 - Kab Garut Coaching Untuk Supervisi Akademik


Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar Di modul 2.3 ini saya belajar tentang coaching, yang sebelumnya saya ketahui istilah itu dari kegiatan olahraga yang artinya bimbingan dalam bentuk pelatihan yang ditujukan untuk penguasaan pengetahuan atau keterampilan di bidang tertentu, ternyata berbeda dalam pengertian coaching di modul ini yang diperuntukan dalam hal pengembangan diri terutama dalam kegiatan di lingkungan sekolah, yang di aplikasikan dalam kegiatan coaching bagi guru lain, teman sejawat ataupun murid serta sebagai sarana melakasanakan fungsi supervisi, hal ini menarik karena di modul 2.3 pembelajaran yang dilakukan sangat aplikatif dimulai dari mengubah paradigma yang ada dalam pelakasanaan supervisi yang notabennya sebuah pengukuran dalam pinilaian kinerja, kegiatannya pun bisa dibilang menakutkan dikarenakan kita seakan diawasi dan dicari titik lemahnya tanpa adanya masukan atau solusi terkait permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Dalam modul 2.3 ini saya mempelajari tentang coaching dalam supervisi akademik yang bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Coaching memiliki 3 prinsip, yaitu, kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Adapun kompetensi inti yang harus dimiliki oleh coach diantaranya kehadiran penuh (presence). mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot. Percakapan berbasis coaching menggunakan alur TIRTA yaitu, Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi dan Tanggung jawab. Terdapat 3 tahapan dalam supervisi Akademik yaitu, Pra Observasi (perencanaan), Observasi (pelaksanaan) dan Pasca Observasi ( Tindak lanjut ) Coaching Untuk Supervisi Akademik


Rasa cemas dan khawatir dalam memahami dan mengimplementasikan, karena terus terang saya mengenal coach ini dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, namun rasa optimispun muncul setelah melalui rangkaian pembelajaran di LMS di tambah praktik yang di tugaskan dengan rekan CGP menambah kepercayaan diri saya dalam mengaplikasikan coaching ini di sekolah. yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar ialah saya mampu berkolaborasi dengan sesama CGP saat mempraktikan proses coaching menggunakan alur TIRTA sesuai prinsip coaching dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual dimana saya mempraktikan 3 peran sebagai Coach, Coachee dan pengamat (Observer), dan yang perlu saya perbaiki terkait keterlibatan diri dalam proses belajar saya ialah dalam peran sebagai coach ada kemampuan yang harus saya kembangkan dan terus saya asah yakni dalam menghadirkan diri secara penuh dalam melayani percakapan dengan coachee, kemudian mengajukan pertanyaan berbobot agar bisa menstumulus coachee dalam menumukan solusi, ini akan menjadi tugas saya dalam meningkatkan apa yang menjadi kekurangan saya, Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi Setelah saya mempelajari modul 2.3 tentang coaching untuk supervisi pendidikan, kompetensi saya yang saya rasakan mulai berkembang ditandai dengan kemampuan saya dalam mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA baik peran saya sebagai coach, coachee maupun observer. Saat saya mempraktikkan proses coaching, saya harus mampu mengendalikan diri dari asumsi-asumsi pribadi dan rasa emosi sehingga muncul kematangan berfikir dan bertindak agar sesuai dengan prinsip coaching yaiyu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Dan juga saya harus bisa menahan diri dari ingin memberikan solusi terkait permasalahan yang dibicarakan tetapi justru saya harus bisa memaksimalkan potensi yang ada pada diri coachee sehingga mampu menemukan solusi sendiri dari permasalahannya.


Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP Prinsip coaching dapat diterapkan jika guru ataupun kepala sekolah memiliki pengetahuan tentang coaching dalam supervisi akademik dan bersedia untuk mengaplikasikannya di sekolah. Kegiatan supervisi jangan hanya bertujuan sebagai bagian penilaian guru saja, namun supervisi harus dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi akademik guru sehingga tidak hanya melakukan observasi kelas saja tetapi harus ada percakapan pra observasi dan pasca observasi. Dalam percakapan pra observasi kepala sekolah harus mendiskusikan perencanaan yang akan dilakukan oleh guru, sedangkan saat pasca observasi kepala sekolah memberikan umpan balik/tindak lanjut terkait pelaksanaan observasi Coaching dalam supervisi akademik dapat berpengaruh dalam terwujudnya pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam lingkungan sekolah. Agar dapat terwujud pembelajaran yang berpihak pada murid maka guru harus memiliki kompetensi menjadi pemimpin pembelajaran. menjadi seorang pemimpin pembelajaran harus memahami perkembangan murid secara menyeluruh,, tidak hanya aspek kognitif saja namun juga harus memahami karakter dan sosial emosional murid, dengan demikian tujuan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat meningkatkan kinerja terwujudnya pembelajaran yang berpihah pada murid. Tantangan terberat adalah menyelaraskan pemahaman tentang coaching untuk supervisi di lingkungan sekolah khususnya komunitas yang ada di sekolah Supervisi akademik hanya dijadikan penilaian dalam pemenuhan tuntutan dari dari dinas kepada sekolah, namun sejatinya kepala sekolah maupun guru yang mengemban tuntutan itu bisa menjadikan supervisi sebagai pedoman untuk meningkatkan kompetensi dan pengembangan diri bagi komunitas sekolah Alternatif yang bisa di jadikan solusi ialah melakukan sosialisasi kepada seluruh komunitas di sekolah saat kegiatan KKG atau pun rapat guru agar terjadi keseragaman persepsi tentang makna supervisi akademik solusi selanjutnya dengan memberikan contoh praktik coaching dalam supervisi akademik melalui berbagi media informasi yang dapat di akses oleh seluruh komunitas sekolah


Membuat keterhubungan Saya pernah di supervisi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah, namun kegiatan dupervisi tersebut hanyalah sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervisi sebenarnya. Kegiatan supervisi akademik hanya dilakukan saat kepala sekolah/pengawas melakukan observasi kelas saja tanpa adanya kegiatan pra observasi dan pasca observasi. Sehingga hanya sebatas pemberian nilai guru saja. Kedepannya kegiatan supervisi ini harus dijadikan salah satu bagian dalam peningkatan kompetensi guru di bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi Coaching sangat erat hubungannya dengan segitiga restitusi. Dalam menyelesaikan masalah dengan pendekatan coaching tahapan segitiga restitusi juga akan diterapkan. Coaching merupakan salah satu langkah mewujudkan visi sekolah dengan menerapkan budaya positif sehingga tercipta lingkungan sekolah yang nyaman untuk semua warga sekolah. Informasi tentang materi coaching untuk supervisi saya peroleh dari media- media sosial dan CGP angkatan terdahulu yang pernah menjalani Pendidikan sebagai bahan penguatan dan referensi saya yang dapat saya ambil sebagai tambahan ilmu atau pembanding. jadi supervisi akademik tidak hanya memeriksa administrasi guru, namun lebih memberikan perbaikan kepada orang yang disupervisi berupa umpan balik. Supervisi sebaiknya dilaksanakan secara berkesinambungan, baik ketika coaching berlangsung maupun saat coaching selesai dilaksanakan agar proses perbaikannya di hasilkan secara maksimal SEKIAN & TERIMA KASIH .


Click to View FlipBook Version