The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Riset merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Departemen Riset KaSEI FEB UNRI

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kaseifebunri1, 2023-01-05 23:21:23

Buku Riset KaSEI FEB UNRI 2022/2023

Buku Riset merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Departemen Riset KaSEI FEB UNRI

Keywords: Riset,Ilmiah,Penelitian

BUKU RISET
KARYA
PERIODE 2022/2023

GELORA KARYA KASEI
BSO RISET

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan BUKU RISET PERIODE 2022/2023 ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan buku ini adalah ditujukan untuk menambah
wawasan tentang kepenulisan dan dijadikan referensi pada kepenulisan yang akan
datang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia
membantu dalam penyelesaian buku ini dan kepada seluruh Staff BSO Riset yang luar
biasa

Penulis juga menyadari bahwa, buku yang disusun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
dari para pembaca, untuk menjadi bahan pelajaran bagi penulis selanjutnya dalam
pembuatan buku dan karya yang lebih baik.

Pekanbaru, Januari 2023

BSO RISET

KARYA TULIS EKONOMI ISLAM

GELORA KARYA KASEI
BSO RISET

BULAKSUMUR FRAMEWORK : IMPLEMENTATION
SOCIAL CAPITAL VALUES FOR OPTIMIZING ZAKAT

POTENSION IN PEKANBARU CITY

(Studi Kasus BAZNAS Kota Pekanbaru)

TEMU ILMIAH REGIONAL (TEMILREG) 2022

Disusun Oleh :

Ayi Puji Astuti 1902110027

Edo Setiawan 2102110147

Yuni Pitri 2002110195

KAJIAN STUDI EKONOMI ISLAM FEB UNRI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Bulaksumur Framework: Implementation
Social Capital Values For Optimizing Zakat
2. Subtema Potension In Pekanbaru City (Studi Kasus
3. Identitas Ketua Kelompok BAZNAS Pekanbaru)
: Ziswaf (Zakat)
a. Nama Lengkap
b. Tempat, Tanggal Lahir : Ayi Puji Astuti
c. NIM : Padang, 14 November 2000
d. Jurusan : 1902110027
e. Universitas : Akuntansi
f. Alamat : Universitas Riau
g. No Telp/Hp : Jln Bina Bangsa, Pekanbaru
h. Email : 082311773911
4. Nama Anggota Tim : [email protected]
a. Nama Anggota I
: Edo Setiawan
NIM : 2102110147
b. Nama Anggota II : Yuni Pitri
: 2002110195
NIM

Mengetahui, Pekanbaru, 23 Mei 2022
Ketua Tim
Wakil Dekan III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Riau

Dr. Deny Setiawan, S.E., M. Ec Ayi Puji Astuti
NIP. 19770921200812001 NIM. 1902110027

i

BULAKSUMUR FRAMEWORK : IMPLEMENTATION SOCIAL
CAPITAL VALUES FOR OPTIMAZING ZAKAT POTENSION IN

PEKANBARU CITY
(Studi Kasus BAZNAS Kota Pekanbaru)

Ayi Puji Astuti, Edo Setiawan, Yuni Pitri
Universitas Riau

[email protected]

ABSTRAK
BAZNAS Kota Pekanbaru memiliki potensi yang besar dalam mengumpulkan
dana zakat. Namun dalam hal upaya pengumpulannya, masih belum optimal.
Penelitian dengan judul "Bulaksumur Framework : Implementation of Social
Capital Values For Optimizing Zakat Potension In Pekanbaru City" ini ditulis
untuk mengetahui seberapa besar peran modal sosial yang dibutuhkan dalam
penghimpunan dana zakat serta solusi yang dapat diberikan dalam permasalahan
tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan studi literature dan data yang
disajikan menggunakan data primer dan sekunder dengan teknik analisa
menggunakan bulaksumur framework. Hasil penelitian yang diperoleh dalam
upaya mengoptimalkan zakat adalah dari segi kepercayaan masyarakat dengan
melakukan sosialisasi, meningkatkan manajemen SDM, dan kemudian melakukan
pengendalian syariah. kemudian dari segi norma membuat kebijakan kerja sama
dengan lembaga pendukung dan yang terakhir dari sisi jaringan yang meliputi
kerjasama dengan institusi teknologi dalam pembuatan program, kerjasama dalam
mengumpulkan dan mendistribusikan mulai dari ranah masjid dan organisasi
masyarakat yang dapat memberikan himbauan kepada masyarakat.

Kata kunci : Bulak Sumur Framework, Zakat, Nilai Modal Sosial, BAZNAS
Kota Pekanbaru

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i
ABSTRAK ................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Kerangka Teori.........................................................................................5

2.1.1 Definisi Zakat ................................................................................5
2.1.2 Nilai Modal Sosial..........................................................................6
2.1.3 BAZNAS Kota Pekanbaru .............................................................6
2.1.4 Potensi Zakat Di Kota Pekanbaru ..................................................8
2.1.5 Bulaksumur Framework.................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................11
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian...............................................................11
3.2 Sumber Data dan Informasi .....................................................................11
3.3 Penyajian Data .........................................................................................11
3.4 Teknik Analisis Data................................................................................12
3.5 Penarikan Kesimpulan .............................................................................12

iii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................13
4.1 Pengaruh Nilai Modal Sosial Dalam Penghimpunan Dana Zakat ...........13
4.1.1 Nilai, Budaya, Presepsi.....................................................................13
4.1.2 Mekanisme .......................................................................................15
4.1.3 Lembaga ...........................................................................................15
4.2 Peran Pemerintah Dalam Membantu Baznas Kota Pekanbaru
Menghimpun Zakat .................................................................................16
4.3 Peran Lembaga Masyarakat Dalam Membantu Baznas Kota Pekanbaru
Menghimpun Zakat .................................................................................17
4.4 Analisis Potensi Zakat Melalui Bulak Sumur Framework.......................19

BAB V PENUTUP...................................................................................................24
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................24
5.2 Saran.........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................27
LAMPIRAN..............................................................................................................30

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di

dunia dan menjadi negara dengan jumlah pemeluk agama islam terbanyak di
dunia. Terlepas dari jumlah penduduk yang banyak, Indonesia sebagai negara
berkembang juga turut menghadapi kemiskinan. Masalah kemiskinan ini tidak
terselesaikan karena usaha dari pengentasan kemiskinan tidak tepat sasaran dan
tidak menyentuh akar dari permasalahan tersebut.

Zakat yang merupakan rukun islam yang ke-4 memiliki potensi yang besar
untuk membantu perekonomian umat islam. Zakat bukan hanya sekedar
menegakkan syariat agama, tetapi zakat juga bermakna nilai sosial dan ekonomi
yang diharapkan bisa mengatasi masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Namun, masih ada gejala kekeliruan persepsi pada masyarakat, dimana
masyarakat beranggapan bahwa zakat termasuk dalam ibadah maka pengelolaan
dan pendistribusiannya dapat dilakukan secara individual, sehingga belum
berdaya guna secara optimal dan fungsional. Oleh karena itu dibutuhkan sosial
masyarakat dan juga lembaga terkait zakat, terutama BAZNAS (Badan Amil
Zakat Nasional) yaitu lembaga yang berfungsi menghimpun dan mendistribusikan
zakat sangat berperan penting dalam pengelolaan modal sosial ini.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sudah ada disetiap Provinsi bahkan
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. BAZNAS Kota Pekanbaru merupakan salah
satu pengelola zakat yang berada di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Oleh karena
itu BAZNAS selaku lembaga aktif harus memiliki strategi yang baik dalam hal
penghimpunan zakat. Jika dikelola dengan baik, zakat dapat menjadi salah satu
faktor pendorong untuk perbaikan kondisi ekonomi masyarakat, karena dengan
adanya distribusi zakat yang diberikan kepada mustahik dapat berperan sebagai
pendukung peningkatan ekonomi masyarakat apabila disalurkan pada kegiatan
produktif. Namun hal tersebut belum sesuai harapan, karena banyak permasalahan
mulai dari penghimpunan hingga penyaluran dana, seperti rendahnya kesadaran

1

masyarakat, manajemen dan sumber daya manusia lembaga yang kurang
kompeten, hingga regulasi yang kurang mendukung (Mada, 2021). Selain itu
kurangnya optimalisasi potensi zakat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah tingkat kesadaran muzakki yang rendah, dukungan pemerintah
yang kurang, objek dari zakat masih terfokus pada zakat fitrah saja, kepercayaan
masyarakat pada pengelola masih rendah. BAZNAS kota Pekanbaru selaku
lembaga yang resmi di bawah naungan pemerintah memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap nilai potensi zakat Kota Pekanbaru yang berkisar 90 Miliar
pertahunnya. Namun, sejauh ini zakat yang terkumpul melalui Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kota Pekanbaru sebesar Rp6,5 miliar hingga Rp7 miliar
setahun. Masih ada lebih banyak potensi yang belum bisa dikumpulkan dari warga
muslim di Kota Pekanbaru. Untuk mencapai target tersebut BAZNAS Kota
Pekanbaru berusaha terus meningkatkan penerimaan zakatnya dari tahun ke tahun,
hingga tahun 2022 target yang ingin dicapai adalah sebesar Rp13 miliar pertahun.
Jika target tersebut berhasil dicapai maka BAZNAS Kota Pekanbaru akan
meningkatkan targetnya hingga tercapai potensi yang diharapkan.

Tabel 1.1 Chart Perbandingan Pengumpulan Zakat Tahun 2019-2021

No Bulan 2021 2020 2019

1 JANUARI 429,376,324 497,127,244 523.500.281
419.893.754
2 FEBRUARI 499,537,628 569,517,678 520.051,817
531.660.082
3 MARET 414,285,120 439,881,232 1.098.119.377
577.805.716
4 APRIL 619,316,338 585,947,736 634.076.495
486.084.255
5 MEI 933,379,981 768,752,677 499.264.062
566.605.074
6 JUNI 456,831,420 525,703,904 491.047.635
480,157 584
7 JULI 508,607,009 501,984,746 6.828.266.132

8 AGUSTUS 460,352,127 485,931,638

9 SEPTEMBER 461,708,289 572,844,888

10 OKTOBER 524,552,137 462,983,813

11 NOVEMBER 532,125,427 511,902,918

12 DESEMBER 580,681,007 590,028,222

TOTAL 6,420,752,806 6,512,606,696

Sumber: Laporan Keuangan BAZNAS Kota Pekanbaru

2

Dari data diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah perolehan zakat
pada 3 tahun terakhir hingga yang terbaru pada tahun 2021 yaitu sebanyak
91.853.890 dibandingkan tahun 2020 dan 2019. Maka berdasarkan penurunan
tersebut diketahui penerimaan zakat hingga kini kurang optimal disebabkan
banyak masyarakat yang belum membayar zakat. Dilihat dari permasalahan yang
ada dari masing-masing faktor sebelumnya, hampir semua masalah didasarkan
pada tidak terciptanya modal sosial, yang terkait dengan keyakinan, norma, dan
jaringan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi sangat berkolerasi dengan keberadaan
modal sosial. Sehingga peran modal sosial dapat dijadikan salah satu alternatif
dalam menghadapi permasalahan dan mengoptimalkan potensi zakat dalam upaya
mengentas kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan keterangan diatas, penulis melihat bahwa nilai modal sosial
dapat dijadikan potensi untuk peningkatan kualitas penghimpunan dan
pendistribusian zakat Kota Pekanbaru. Maka dengan menggunakan bulaksumur
framework akan menggambarkan zakat yang ideal dan realita yang terjadi
dilapangan, tahap selanjutnya melakukan analisa terhadap apa yang sebenarnya
terjadi hingga saat ini, kemudian membuat strategi untuk memecahkan masalah
tersebut. Sehingga penulis tertarik untuk menulis penelitian dengan judul
“BULAK SUMUR FRAMEWORK : IMPLEMENTATION SOCIAL
CAPITAL VALUES FOR OPTIMAZING ZAKAT POTENSION IN
PEKANBARU CITY (Studi Kasus BAZNAS Kota Pekanbaru)”

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :
1. Mengapa nilai modal sosial dapat mempengaruhi penghimpunan dana

zakat?
2. Bagaimana strategi pengelolaan zakat pada BAZNAS Kota Pekanbaru

untuk meningkatkan penghimpunan dana zakat?
3. Apa peran pemerintah dan elemen masyarakat dalam membantu lembaga

BAZNAS Kota Pekanbaru untuk penghimpun dan mendistribusikan zakat?

3

4. Bagaimana analisis potensi zakat kota pekanbaru melalui bulak sumur
framework?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui seberapa besar peran modal sosial yang dibutuhkan
dalam penghimpunan zakat.
b. Untuk mengetahui strategi penghimpunan zakat dan pendekatan
masyarakat oleh BAZNAS Kota Pekanbaru.
c. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pemerintah dan
masyarakat untuk menghimpun dan mendistribusikan zakat.
d. Untuk mengetahui solusi yang dapat diberikan dari permasalahan
terkait dengan penelitian

1.3.2 Manfaat Peneltian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini sebagai salah satu syarat dan kewajiban untuk mengikuti
Lomba Karya Tulis Ekonomi Islam, Temu Ilmiah Regional ke-XVI
Tahun 2022 di Universitas Andalas Padang.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis
maupun pembaca terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan nilai modal sosial terhadap penghimpunan dan
pendistribusian zakat.
c. Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap
objek yang sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam
penelitian ini.
d. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi lembaga
BAZNAS Kota Pekanbaru, Pemerintah, dan elemen masyarakat tentang
nilai modal sosial terhadap penghimpunan dan pendistribusiam zakat.

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Zakat
UU No. 23 Tahun 2011 menjelaskan tentang pengelolaan zakat, bahwa
zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seseorang muslim atau badan
usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat
Islam. Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tiang syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah
wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi tertentu. Zakat merupakan jenis
sedekah wajib yang mengandung unsur dua dimensi yaitu secara vertikal sebagai
wujud ketaatan kita pada Allah, dan juga horizontal dimana zakat juga erat
kaitannya secara sosial menjaga hubungan sesama manusia (Azzahra, 2021).
Zakat dalam segi istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang
yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
(fakir, miskin, dan sebagainya) dan dikeluarkan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Islam. Dalam Islam sendiri zakat memiliki kedudukan
dan fungsi yang begitu penting, sebagai berikut;
1. Zakat sebagai Pilar Islam
2. Zakat sebagai penyempurna agama
3. Zakat merupakan kunci pembuka rezeki
Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 dibentuklah Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2001. Dalam Surat Keputusan ini disebutkan tugas dan fungsi
BAZNAS yaitu untuk melakukan penghimpunan dan pendayagunaan zakat.
Dalam Undang-Undang tersebut diakui adanya dua jenis organisasi pengelola
zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan Lembaga
Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh
pemerintah. Adapun BAZ terdiri dari BAZNAS pusat, BAZ Propinsi, BAZ kota,
BAZ Kecamatan.

5

2.1.2 Nilai Modal Sosial
Modal Sosial berfungsi sebagai alat dalam menyelesaikan konflik di

masyarakat. Berdasarkan permasalahan yang muncul mengenai zakat, maka nilai-
nilai modal sosial berupa kepercayaan, norma dan jaringan pada elemen individu,
masyarakat, lembaga dan pemerintah digunakan untuk mengoptimalkan potensi
zakat. Piotr Sztompka mendefinisikan kepercayaan sebagai keinginan untuk
mengambil risiko dalam hubungan sosial atas dasar kepercayaan dan keyakinan
bahwa orang lain akan melakukannya. Dalam meningkatkan kepercayaan, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh individu, masyarakat, lembaga dan
juga pemerintah.

Pertama adalah amanah atas tugas atau tanggung jawab yang diberikan,
dimana setiap tindakan yang dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku. Kedua,
profesionalisme atau bersikap profesional, dan ruang lingkup profesional ini
sangat luas, baik profesional dalam kinerja, profesional dalam pelayanan, maupun
profesional dalam ilmu pengetahuan dan wawasan. Ketiga, Transparansi, yaitu
keterbukaan Lembaga Pengelola Zakat mengenai segala sesuatu yang ada pada
lembaga tersebut, terutama mengenai keuangan dan penyalurannya dengan cara
mempublikasikannya kepada masyarakat. Modal sosial akan bekerja dengan baik
ketika ada kecenderungan suatu kelompok untuk bersosialisasi satu sama lain.
Orang akan selalu menjalin hubungan sosial dengan masyarakat lain melalui
berbagai variasi seperti asas kesukarelaan, persamaan, kebebasan dan keadaban.

2.1.3 BAZNAS Kota Pekanbaru
BAZNAS sebagai pengemban amanat undang-undang No. 23 Tahun 2011

tentang pengelolaan zakat. Tahun 2014 merupakan tahun konsolidasi zakat
nasional, perbaikan fundamental dilakukan agar lembaga BAZNAS mampu
menjadi lembaga zakat yang terdepan dan menjadi sentral pengelolaan zakat
nasional. Penggunaan system IT menjadi prioritas utama untuk mengangkat
BAZNAS agar menjadi lembaga yang independen dan dipercaya (Baznas.go.id,
2022). BAZNAS kota Pekanbaru beralamat di Jl. Jend. Sudirman No.474,
Jadirejo, Kec. Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau 28121. BAZNAS Kota Pekanbaru

6

memiliki visi yaitu mewujudkan badan amil zakat yang profesional dan terdepan
di provinsi riau. Dalam mewujudkan visi tersebut terdapat lima agenda penting
BAZNAS antara lain sosialisasi dan edukasi yang terus menerus, peningkatan
SDM dan IT, peningkatan Program Pemberdayaan Zakat, penguatan regulasi,
sinergi antar komponen pengelola zakat.

Beberapa langkah yang diambil oleh BAZNAS yaitu dengan merumuskan
keadaan atau kondisi zakat dan membuat program jangka pendek, program jangka
menengah, dan program jangka Panjang (Engel, 2014).

a. Program Jangka Pendek
Program jangka pendek adalah program yang dirancang selama 1

tahun. meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Mendirikan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) pada

dinas/instansi/kantor/masjid yang ada di Kota Pekanbaru.
2. Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi zakat di Kota Pekanbaru,

baik unit penghimpun zakat yang sudah ada maupun yang belum ada.
3. Penyaluran dana zakat bekerjasama dengan Kota/Desa dan

berkoordinasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
4. Menyelenggarakan pelatihan usaha kerajinan tangan bagi mustahik

(orang yang berhak menerima zakat).

b. Program Jangka Menengah
Program jangka menengah adalah program yang dirancang untuk

selama 4 tahunan yaitu:
1. Melakukan sosialisasi melalui media seperti RRI, RTV, Harian Riau

Pos dan sebagainya.
2. Mengumpulkan dan mendata potensi zakat yang menjadi kewenangan

BAZNAS Kota Pekanbaru dalam rangka pembuatan peta zakat.
3. Melakukan pertemuan dan gathering tahunan dengan unit penghimpun

zakat di lingkungan BAZNAS Kota Pekanbaru.
4. Mengadakan pertemuan dengan BAZNAS Kabupaten/Kota dalam

rangka meningkatkan koordinasi dalam pengelolaan zakat.

7

5. Membuat billboard, cetak pamflet, booklet, brosur dan kalender
tahunan.

c. Program Jangka Panjang
Program Jangka Panjang adalah program yang dilakukan secara terus

menerus dan berkesinambungan dengan jangka waktu sekitar 12 tahunan.
1. Menentukan dan menetapkan besaran zakat wajib kepada muzakki.
2. Penyusunan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru tentang kewajiban

zakat bagi muzakki dan pengelolaannya.
3. Melakukan studi banding untuk meningkatkan kinerja pengelola

BAZNAS
4. Menyelenggarakan Pelatihan Usaha Kerajinan Tangan bagi mustahik

bekerjasama dengan bakti sosial.
5. Membuka usaha seperti Koperasi, percetakan dan sebagainya.
6. Pengadaan sarana dan prasarana seperti mobil operasional, komputer

dan sebagainya.

2.1.4 Potensi Zakat Di Kota Pekanbaru

BAZNAS kota Pekanbaru selaku lembaga yang resmi di bawah naungan

pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar terhadap nilai potensi

zakat Kota Pekanbaru yang berkisar 90 Miliar pertahunnya, tetapi dalam

perjalannya BAZNAS kota Pekanbaru belum mampu mengoptimalkan

besarnnya nilai potensi tersebut, Faktor yang mempengaruhi pengelolaan

zakat antara lain:

a. Faktor pendukung pengelolaan zakat

1. Memiliki infrastruktur yang baik cukup dalam pemberdayaan

masyarakat miskin.

2. Menjaga hubungan baik dengan instansi.

3. Memiliki media atau website di dalamnya menyampaikan

informasi zakat.

4. Pemerintah mendukung kebijakan Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Kota Pekanbaru.

8

b. Faktor penghambat pengelolaaan zakat
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap informasi tentang
BAZNAS.
2. Belum adanya unit pengumpulan zakat yang legal di sejumlah
daerah.
3. Zakat fitra didistribusikan tidak sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh BAZNAS.
4. Masih adanya masyarakat yang menaruh ketidakpercayaan
terhadap pengelolaan zakat dikarenakan informasi yang masyarakat
terima kurang jelas.

Namun, sejauh ini zakat yang terkumpul melalui Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kota Pekanbaru sebesar Rp6,5 miliar hingga Rp7 miliar
setahun. Untuk mencapai target tersebut Baznas Kota Pekanbaru berusaha terus
meningkatkan penerimaan zakatnya dari tahun ke tahun, hingga tahun 2022 target
yang ingin dicapai sebesar Rp13 miliar pertahun. Jika target tersebut berhasil
dicapai maka BAZNAS Kota Pekanbaru akan meningkatkan targetnya hingga
tercapai potensi yang diharapkan. Masih ada lebih kurang separuh potensi yang
belum bisa dikumpulkan dari warga muslim di Pekanbaru. Untuk itu Walikota
berharap agar BAZNAS Kota Pekanbaru melalui kepengurusan Ketua H Endang
Muda untuk bekerja keras menorobos kedala dalam pemungutan zakat kepada
muzakki baik perorangan maupun lembaga atau perusahaan BUMN dan swasta
yang ada, baik itu zakat mal maupun zakat profesi.

Salah satu upaya harus dilakukan pihak BAZNAS untuk mengumpulkan
zakat maksimal dengan intensif melakukan sosialisasi, pendekatan-pendakatan ke
pihak perusahaan baik plat merah maupun swasta serta inovasi dalam
pengumpulan zakat tersebut.

2.1.5 BulakSumur Framework
Bulak Sumur Framework merupakan kerangka kerja yang memiliki empat

bagian terstruktur. Pertama, menunjukkan prilaku ideal individu, perusahaan,

9

pasar dan pemerintahan yang memiliki dampak terhadap perekonomian yang
didasari oleh teks-teks Al-Qur’an, Hadis, Hukum positif, dan sebagainya. Kedua,
menunjukkan prilaku fakta/realita individu, perusahaan, pasar dan pemerintah
yang memiliki dampak terhadap perekonomian yang didasari oleh fakta-fakta
yang terjadi dilapangan. Ketiga, melakukan analisa dengan membandingkan
perilaku aktual dan ideal individu, perusahaan, pasar dan pemerintah sehingga
terjadi gap (kesenjangan). Keempat, melakukan perumusan strategi agar perilaku
aktual individu, perusahaan, pasar dan pemerintahan mendekati/menjadi ideal.
(Mada, 2021)

Sehingga, jika Bulak Sumur Framework digunakan ke dalam permasalahan
optimalisasi zakat di Kota Pekanbaru, maka yang perlu dilakukan yaitu: Pertama,
menunjukkan idealnya zakat seperti apa dengan dasar Al-Qur’an, Hadis, Hukum
positif yang berlaku, dan sebagainya. Kedua, menunjukkan realita pengumpulan
zakat seperti apa, dengan menyatakan fakta-fakta yang ditemui dilapangan.
Ketiga, menganalisa gap (kesenjangan) yang terjadi antara aktual dan ideal pada
zakat di Kota Pekanbaru. Keempat, melakukan perumusan strategi terhadap gap
permasalahan sehingga pengumpulan zakat mendekati/menjadi ideal.

10
































































Click to View FlipBook Version