The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

1.3.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurulhuda41, 2021-11-23 07:13:21

1.3.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif

1.3.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif

1.3.a.4.2 EKSPLORASI KONSEP-
BERBAGI TUGAS KESIMPULAN TENTANG INKUIRI APRESIATIF

NURUL HUDA, S.Pd.
SMK N 1 LEMPUING JAYA

CGP 4 KAB. OKI

Setelah menyimak bacaan Inkuiri Apresiatif dan video BAGJA di atas, saya dapat
membuat sebuah kesimpulan. Berikut ini adalah pertanyaan pemandu untuk membantu
dalam membuat kesimpulan tersebut:
 APA SAJA YANG MENURUT ANDA MENJADI INFORMASI UTAMA DALAM BACAAN

DAN VIDEO YANG DISAJIKAN?
Informasi utama dalam video dan bacaan yang disajajikan adalah mengenai Visi dan
bagaimana cara untuk mencapai visi tersebut yaitu melalui Langkah Langkah yang
disingkat menjadi BAGJA. Berikut informasi penting saya dapatkan:
1. EKSPLORASI LINGKUNGAN BELAJAR

Mengeksplorasi mengapa lingkungan belajar yang bermakna dan berpihak pada
murid itu harus ditumbuhkan. Bapak/Ibu CGP telah membuat lukisan mimpi dan
narasi visi mengenai murid dan lingkungan belajar di masa depan yang sesuai
murid yang Bapak/Ibu impikan. Nah, kali ini kita akan membahas lanjutan
mengenai visi, bagaimana mewujudkannya dengan sebuah pendekatan
perubahan.
2. VISI: MENGELOLA PERUBAHAN YANG POSITIF
1) Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi

murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan semua pihak.
Mungkin saja, sebagian dari Bapak/Ibu juga menuliskan mimpi itu pada
gambaran visinya. Namun, dalam prakteknya, kalimat tersebut bukan
kalimat yang mudah untuk diwujudkan. Perlu perubahan yang mendasar dan
upaya yang konsisten. Inilah salah satu tujuan visi, yaitu untuk mencapai
perubahan yang lebih baik dari kondisi saat ini. Visi membantu kita untuk
melihat kondisi saat ini sebagai garis “start” dan membayangkan garis
“finish” seperti apa yang ingin dicapai. Ini bagaikan seorang pelari yang perlu

1

mengetahui garis “start” dan garis “finish” bahkan sebelum ia benar-benar
berlari melintasi jalur lari tersebut.
2) Menurut Evans (2001), untuk memastikan bahwa perubahan terjadi secara
mendasar dalam operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah
hendaknya mulai dengan memahami dan mendorong perubahan budaya
sekolah. Budaya sekolah berarti merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang
selama ini dilakukan di sekolah. Kebiasaan ini dapat berupa sikap, perbuatan,
dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan warga sekolah. Walaupun sulit,
reformasi budaya sekolah bukanlah hal yang tidak mungkin. Untuk
melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia melawan arus naif
tentang inovasi dan terbuka terhadap kenyataan yang bersifat manusiawi.
Hal ini berarti butuh partisipasi dari semua warga sekolah.
3) Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan
waktu dan bersifat bertahap. Oleh karena itu, sebagai pemimpin, Bapak/Ibu
CGP hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya
menggerakkan orang lain yang berada di dalam pengaruh Anda untuk
menjalani proses perubahan ini bersama-sama. Hal ini perlu dilakukan
dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah.
4) Untuk dapat mewujudkan visi sekolah dan melakukan proses perubahan, maka
perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki
tujuan mencapai garis “finish”, maka ia butuh peralatan yang mendukung
selama berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan
mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal
sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis
kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider
(Noble & McGrath, 2016). Kita akan memakai pendekatan IA sebagai ‘alat
olahraga’ untuk kita berlari mencapai garis “finish” kita yaitu visi yang kita
impikan.
5) Dalam sebuah video di Youtube, Cooperrider, yang adalah tokoh yang
mengembangkan IA, menyatakan bahwa pendekatan IA dapat membantu
membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan
cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa.
Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada
masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk
diperbaiki. Hal ini berbeda dengan IA yang berusaha fokus pada kekuatan yang
dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan
tertinggi.
6) IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif.
Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat
memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi
dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai
dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan
yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya
dalam melakukan perencanaan perubahan.
7) Menurut Cooperrider, saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata
yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Mata yang
mampu membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan penghargaan.

2

Bila organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka
kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan
meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.
8) Dalam video di Youtube tersebut, Cooperider juga menceritakan bahwa
pendapatnya ini sejalan dengan pendapat Peter Drucker, seorang Begawan
dalam dunia kepemimpinan dan manajemen. Menurut Drucker, kepemimpinan
dan manajemen adalah keabadian. Oleh sebab itu, seorang pemimpin bertugas
menyelaraskan kekuatan yang dimiliki organisasi. Caranya adalah dengan
mengupayakan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak
relevan, karena semua aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan
kekuatan.
9) Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa
yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat
dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke
arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak
relevan. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah kemudian
menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap warga
sekolah.
10) Perubahan yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang
diajukan mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang
terjadi atau mencari aktor sekolah yang melakukan kesalahan. Pertanyaan yang
sering diajukan adalah, “Mengapa capaian hasil belajar siswa rendah?”, “Apa
yang membuat rencana kegiatan sekolah tidak berjalan lancar?”, dan lain
sebagainya. Motivasi untuk melakukan perubahan tentu akan berangsur
menurun jika diskusi diarahkan pada permasalahan. Suasana psikologis yang
terbangun tentu akan berbeda jika pertanyaan diawali dengan pertanyaan
positif seperti ini:

 Hal-hal baik apa yang pernah dicapai murid di kelas?
 Apa hal menarik yang dapat dipetik pelajarannya dari setiap guru di

kelas?
 Bagaimana mengembangkan praktik baik setiap guru untuk

dipertahankan sebagai budaya sekolah?
11) Mempelajari IA lebih dalam sebagai salah satu model manajemen perubahan di

sekolah dan mencoba menerapkannya melalui tahapan dalam IA yang di dalam
bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali
Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi)

Inilah langkah-langkah yang perlu Anda
ikuti dalam menerapkan perubahan
sesuai dengan visi yang Anda telah
impikan berdasarkan tahapan BAGJA.
Tahap pertama, Buat Pertanyaan
Utama. Di tahap ini, Anda merumuskan
pertanyaan sebagai penentu arah
penelusuran terkait perubahan apa yang
diinginkan atau diimpikan. Tahap
kedua, Ambil Pelajaran. Pada tahapan ini, Anda mengumpulkan berbagai
pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa yang dapat

3

diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi. Pada tahapan ini,
Anda dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan
diharapkan terjadi di sekolah. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan
jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana. Di tahapan ini, Anda dapat merumuskan
rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk
mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi. Di bagian ini, Anda
memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat,
bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.

Pada awal penerapannya, mungkin
Anda akan merasakan kejanggalan
atau meragukan keberhasilannya.
Namun, kami mengajak Anda untuk
mencobanya dan menikmati kurva
belajarnya. Kurva belajar yang Anda
akan alami mirip seperti seekor anak
burung yang belajar terbang. Pada
saat pertama kali terbang, jalur
terbang anak burung tidak akan
langsung ke atas, tapi akan ke bawah dahulu kemudian meliuk ke atas sebagaimana
terlihat pada gambar berikut.
Dengan merujuk pada kurva belajar ini, maka marilah terus percaya bahwa
pendekatan positif akan membuahkan hasil yang lebih luar biasa. Ini adalah kebiasaan
baru.

3. REFLEKSI MANDIRI
Berdasarkan penjelasan mengenai Inkuiri Apresiatif dan video BAGJA sebelumnya,

mari Bapak/Ibu CGP refleksikan kepada pengalaman pribadi. Pertanyaan utama untuk
refleksi kali ini adalah:“Pernahkah Anda bermimpi tinggi dan memulai
mewujudkannya dari kekuatan pribadi yang Anda miliki?”.

Pengalaman pribadi tersebut mungkin terjadi bertahun-tahun yang lalu.
Pengalaman tersebut bisa saja terjadi di masa bersekolah dahulu. Sesederhana
bermimpi mendapatkan prestasi yang bagus pada mata pelajaran yang disukai saat
bersekolah dulu. Refleksikan pengalaman tersebut dan unggahlah di media sosial Anda
sebagai pengingat pribadi tentang pencapaian mimpi. Ceritakan kekuatan apa yang
Anda miliki dan strategi apa yang Anda lakukan sehingga mimpi tersebut dapat
tercapai. Pengalaman ini akan menjadi pengingat bagi Anda dalam mencapai visi Anda
mengenai murid yang telah dijabarkan di Pembelajaran 1.

4. PENUTUP
Setelah melakukan refleksi mandiri, hal itu berarti Anda telah menyelesaikan
kegiatan eksplorasi konsep mengenai visi guru penggerak dengan baik.

 INFORMASI APA YANG PALING DAPAT MEMBANTU ANDA DALAM PERAN
SEBAGAI GURU PENGGERAK KELAK?
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman, bagi murid adalah termasuk
impian saya dan impian semua pihak. Reformasi budaya sekolah bukanlah hal yang
tidak mungkin. Untuk melakukannya membutuhkan waktu dan bersifat gradual atau
bertahap. Guru Penggerak haruslah terus berlatih self manajemen sambil terus

4

berusaha menggerakkan orang lain yang menjadi rekan untuk menjalani proses secara
bersama-sama. Inkuiri Apresiatif (IA) dikenal sebagai pendekatan manajemen
perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.
Konsep Inkuiri Apresiatif pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider. IA
menggunakan prinsip utama yaitu psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA
dapat dimulai dengan mengidentifikan hal baik yang sudah ada di sekolah, mencari cara
agar hal yang baik dapat dipertahankan, sehingga kelemahan dan kekurangan serta
ketidakadaan menjadi tidak relevan. Tahapan utama dalam pendekatan Inkuiri Apresiatif
adalah BAGJA. Dalam bahasa Sunda, BAGJA artinya bahagia. BAGJA kepanjangadari Buat
Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabaran Rencana, Atur Eksekusi. Dengan
keterangan sebagai berikut:
1. Buat Pertanyaan adalah menentukan arah penelusuran berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan.
2. Ambil Pelajaran adalah fokus satu pertanyaan utama yang disepakati, kemudian ambil
pelajaran hal positif indvidu atau kelompok dari pertanyaan tersebut.
3. Gali Mimpi adalah menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan melalui
sebuah narasi berdasar atas keadaan yang ada.
4. Jabaran Rencana adalah mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil
keputusan-keputusan berdasarkan perencanaan awal dari pettanyaan yag tersusun
agar lebih nyata.
5. Atur Eksekusi adalah membantu transformasi rencana menjadi nyata yang mampu
memutuskan peran dalam pelaksanaan.

Demikian kesimpulan saya tentang Inkuiri Apresiatif.
SALAM BAHAGIA SALAM GURU PENGGERAK

TERGERAK, BERGERAK, DAN MENGGERAKKAN

5


Click to View FlipBook Version