The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

QnA PPADR adalah Panduan Praktis Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan yang berisi Pertanyaan dan Jawaban. QnA ini didasarkan pada buku PPADR KAJ dengan beberapa kontekstualisasi di Paroki Katedral

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by parokik7, 2023-07-31 10:39:39

QnA PPADR Paroki Katedral Jakarta

QnA PPADR adalah Panduan Praktis Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan yang berisi Pertanyaan dan Jawaban. QnA ini didasarkan pada buku PPADR KAJ dengan beberapa kontekstualisasi di Paroki Katedral

PROTOKOL PERLINDUNGAN ANAK DAN DEWASA RENTAN QUESTIONS AND ANSWERS (QNA)


"Gereja berkomitmen untuk membasmi momok pelecehan seksual dari tubuh kemanusiaan, mengadopsi semua tindakan yang diperlukan untuk hal tersebut yang sudah berlaku di level internasional maupun level gerejawi dan di lain pihak, memberikan pendampinganterhadapparakorban." - Paus Fransiskus -


APA ISI DARI QNA INI? PENANGANAN Bila Terjadi kekerasan Seksual . . . . Prosedur Penanganan? Hotline Pengaduan? Apa Saja Standar Pelayanan? HAL-HAL UMUM Apa itu PPADR? Mengapa ada PPADR? Apa Tujuan PPADR? Semangat dan Prinsipnya? Siapa itu Anak dalam PPADR Siapa itu Dewasa Rentan? Kekerasan Seksual seperti Apa? PPADR berlaku untuk Siapa? PENCEGAHAN Apa Upaya Pencegahan di Paroki? Perilaku Apa yang Diterima dan Tidak? Apa saja Larangannya? Bila Mengadakan Acara Non-Rutin di K7? Bila Mengadakan Acara di Luar? REINTEGRASI Mengapa Perlu Reintegrasi? Apa Saja Bentuk Reintegrasi? Apa yang Perlu Diperhatikan bagi Peserta Berkebutuhan Khusus? Layanan-Layanan yang Ada dalam Pendampingan? Apa Panduan Publikasi yang Menggunakan Foto/Video anak-dewasa rentan? Seberapa Lama Proses Pendampingan? Bagaimana Perlakuan terhadap Terduga Pelaku?


HAL-HAL UMUM P P A D R


Apa itu PPADR? PPADR adalah akronim dari “Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan.” Panduan tata perilaku bagi Pelayan Pastoral Gerejawi di dalam kegiatankegiatan Gereja yang berhubungan dengan anak dan dewasa rentan. Acuan Pelayan Pastoral dalam menciptakan budaya aman bagi anak, orang dewasa rentan, sehingga terlindungi dari tindakan menyimpang (kekerasan seksual). Pedoman untuk pencegahan, penanganan, pemulihan korban kekerasan seksual di Gereja Protokol ini berfungsi sebagai:


membasmi momok pelecehan seksual dari tubuh kemanusiaan, mengadopsi semua tindakan yang diperlukan untuk hal tersebut yang sudah berlaku di level internasional maupun level gerejawi dan di lain pihak, memberikan pendampingan terhadap para korban Komitmen Gereja: Dalam Amanat Bapa Suci 24 Februari 2019 “Perlindungan AnakAnak dalam Gereja, ” Paus Fransiskus menggarisbawahi kembali komitmen Gereja untuk: Mengapa ada PPADR? Adanya kasus kekerasan seksual pada anak yang terjadi di beberapa negara dan melibatkan para pelayan pastoral


Mengapa Ada PPADR? Dalam Surat Apostolik VOS ESTIS LUX MUNDI (07 Mei 2019), Paus kembali mengingatkan bahwa, “kejahatan penyalahgunaan seksual menyakiti hati Tuhan kita, menyebabkan kerusakan fisik, psikologis dan rohani bagi para korban dan melukai komunitas umat beriman.” Gereja Universal memiliki perhatian penuh pada korban kekerasan seksual dan tidak akan memberi toleransi (zero tolerance) terhadap segala bentuk kekerasan seksual terhadap anak dan dewasa rentan yang dilakukan oleh semua pelayan pastoral. Hal tersebut termuat secara lengkap dalam “Vademecum: Penanganan Perkara Pelecehan Seksual Terhadap Anak-Anak oleh Klerikus.” (16 Juli 2020) Di Indonesia, kekerasan seksual terhadap anak dan dewasa rentan adalah riil dan fenomena kekerasan seksual di lingkungan gereja itu terjadi, namun sampai saat ini, Indonesia belum memiliki hukum khusus yang mengatur soal ini, kalaupun ada itu bersifat umum Maka KAJ dengan Protokol ini ingin mencegah terjadinya kekerasan seksual dan apabila kekerasan itu terjadi, Gereja ingin memastikan hadir untuk memberikan perlindungan, pendampingan, dan pemulihan kepada korban


Mewujudkan lingkungan KAJ yang bebas dari kekerasan seksual Apa Tujuan PPADR? Mencegah dan melindungi warga KAJ dari segala bentuk kekerasan seksual Memberi pemahaman mengenai kekerasan seksual di lingkungan KAJ Mendorong adanya program literasi antikekerasan seksual di lingkungan KAJ Menangani, melindungi, dan memulihkan korban dengan memastikan langkah-langkah yang tepat demi kepentingan korban Memastikan pelaku diperlakukan secara adil dalam penyelidikan dan penanganan kasus


Semangat dan Prinsip Apa yang ingin Dihadirkan? Semangat pembaruan hidup dan pertobatan serta harapan menjadikan gereja sebagai rumah bersama yang penuh cinta kasih dan penghormatan martabat sebagai Citra Allah Gereja adalah sakramen keselamatan Allah bagi manusia Kemartabatan dan Penghormatan pada manusia Keberpihakan pada korban Kerahasiaan/Konfidentialitas Kehati-hatian dan akuntabilitas Cepat tanggap Keadilan, kepastian, dan kemanfaatan hukum Non-diskriminasi Independensi, imparsial, dan integritas Perlindungan kerjasama dengan berbagai pihak


Siapa itu anak dalam PPADR ini? Seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, tidak membedakan status sudah menikah atau tidak menikah. Anak belum bisa mewakili dirinya secara hukum dan sosial


Siapa itu dewasa rentan? Setiap orang (perempuan, laki-laki, atau yang mengategorikan diri sebagai gender lain) yang dalam keadaan lemah, kekurangan secara fisik atau mental, atau kehilangan kebebasan pribadinya, yang berdampak membatasi kemampuannya untuk mengerti atau menginginkan, atau menolak tindak pelanggaran Subjek yang dilindungi diperluas, bukan hanya anak dan dewasa rentan, tetapi juga orang dewasa dalam pengertian umum


Setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang, dan/atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang, dan/atau fungsi reproduksi, secara paksa, bertentangan dengan kehendak seseorang, yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu memberikan persetujuan dalam keadaan bebas, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau relasi gender, yang dapat berakibat penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial, budaya, dan/atau politik Kekerasan Seksual seperti Apa?


Kekerasan seksual menyebabkan kerusakan fisik, psikologis, rohani bagi para korban, melukai komunitas umat beriman Akibatnya......


APA SAJA TINDAKAN PELECEHAN SEKSUAL? Melirik atau menatap dengan terus menerus seseorang yang berada pada ruangan yang sama sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada diri orang tersebut. Komunikasi bernada seksual yang cabul di media sosial, meminta foto telanjang diri dari korban, mengirimkan pesan berbau seksual dan intimidatif. Ekshibisionisme atau perilaku memamerkan alat kelamin. Perilaku yang tidak disukai atau kontak yang bersifat seksual yang menyinggung dan mengintimidasi korban. Sentuhan fisik yang tidak disukai, termasuk dengan sengaja menyikut seseorang pada bagian tubuh tertentu terutama dada/payudara dan sisi privat tubuh, menepuk pantat, kontak terhadap alat kelamin, pundak, mencium dan berpelukan, menyentuh bibir atau tangan, di mana seluruh perbuatan itu dilakukan tanpa persetujuan korban


Pastor Paroki, Dewan Paroki (Harian, Inti dan Pleno) beserta alat kelengkapannya (anggota seksi/subseksi), Ketua Lingkungan dan pengurusnya, Anggota Tarekat Religius (Biarawan/Biarawati), Petugas Liturgi (Prodiakon, Lektor, Sorak, PA-PS, Tatib, Sorak, dst) Badan Hukum Paroki, Karyawan Paroki, Tim atau Panitia yang dibentuk lembaga, serta pengurus awam lain, pendamping-pendamping. Semua pelayan pastoral di lingkungan Gereja: PPADR berlaku bagi siapa?


PENCEGAHAN P E N C E G A H A N A D A L A H S E G A L A U P A Y A Y A N G D I L A K U K A N A G A R T I D A K T E R J A D I D A N / A T A U B E R U L A N G N Y A T I N D A K A N K E K E R A S A N S E K S U A L , T E R M A S U K B E R U P A L I T E R A S I P E L A J A R A N T E N T A N G K E K E R A S A N S E K S U A L


APA UPAYA PENCEGAHAN DI PAROKI? GEREJA AMAN ANAK Ruang tamu dan pertemuan yang dapat diakses dari luar, dengan jendela dan pintu kaca yang dapat terlihat dari luar. LITERASI PPADR Sosialisasi dan Edukasi bagi Para Pelayan Pastoral (wajib). Pengisian Pakta Integritas bagi semua pelayan pastoral yang berhubungan dengan anak dan dewasa rentan (wajib). Penyebaran Pesan Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan lewat media yang dimiliki oleh Katedral Kerjasama dengan rumah perlindungan bagi korban yang membutuhkan "rumah aman" Adanya alat yang menjadi sarana untuk pengawasan dan/atau perekaman aktivitas pada ruang umum, misal: cctv Ruangan konsultasi dan pengakuan dosa dengan adanya jarak fisik SISTEM REKRUTMEN Calon pelayan pastoral mendapatkan 2 rekomendasi dari pihak tertentu (pastor/dewan paroki dan atau ketua/pengurus lingkungan) Membuat Pernyataan tidak pernah terlibat dan tidak akan melakukan kekerasan seksual wawancara bila dibutuhkan Mengikuti pelatihan PPADR paroki. Menandatangani pakta integritas PPADR Langkah konkrit


PERILAKU APA YANG DITERIMA DAN TIDAK DITERIMA? YANG DITERIMA Memastikan kehadiran/pengawasan orang dewasa lain ketika bersama anak & dewasa rentan, seperti retret atau pertemuan lainnya Meminta tanda persetujuan dari orang tua atau wali anak bila mengadakan acara di luar paroki katedral seperti rekoleksi, retret Memperlakukan semua anak dan dewasa rentan dengan hormat tanpa diskriminasi (ras, suku bangsa, jenis kelamin, bahasa, agama, warna kulit, dan perbedaan lainnya) YANG TIDAK DITERIMA Pada kegiatan rohani, seperti pengakuan dosa, perlu dipastikan dalam bilik yang terpisah / di ruangan yang terlihat dari luar Segera melaporkan bila mencurigai atau mengetahui ada tindak kekerasan seksual sesuai dengan prosedur yang berlaku Menggunakan bahasa atau tingkah laku yang tidak pantas, melecehkan, merundung, kasar, memprovokasi secara seksual, merendahkan, atau tidak pantas secara budaya Melakukan dan membiarkan tindak kekerasan seksual terhadap anak dan dewasa rentan, Mengakses/mengedarkan materi pornografi Melibatkan anak atau dewasa rentan dalam segala bentuk kegiatan/tindakan seksual, termasuk membayar untuk mendapatkan layanan/tindakan seksual Mengundang anak atau dewasa rentan ke tempat tinggal tanpa persetujuan dari orang tua/wali dan pengawasan dari orang dewasa Menggunakan segala macam alat elektronik/peraga untuk mengeksploitasi atau melecehkan anak atau dewasa rentan


APA SAJA LARANGAN BAGI PELAYAN PASTORAL? Memukul atau menyerang secara fisik atau melecehkan anak-anak atau dewasa rentan Bertindak sedemikian rupa yang dapat melecehkan atau menempatkan anak pada risiko dilecehkan Membangun relasi dengan anakanak dan dewasa rentan yang dapat dimaknai sebagai eksploitasi atau pelecehan seksual Membangun relasi seksual dengan anak-anak dan atau dewasa rentan Mengeksploitasi pribadi yang dilayani supaya mendapat kebutuhan emosional, fisik/seksual, finansial, Menggunakan bahasa, memberi saran atau nasihat yang tidak pantas, menyerang, ataupun melecehkan Membawa anak bepergian atau berada di suatu tempat sendirian tanpa izin orang tua atau wali anak Bertindak sedemikian rupa dengan maksud untuk mengintimidasi, mempermalukan, meremehkan, atau merendahkan


PELAKSANAAN YANG HARUS DIPERHATIKAN, BILA MENGADAKAN ACARA NON RUTIN DI KOMPLEKS KATEDRAL YANG MELIBATKAN ANAK/DEWASA RENTAN? Memperhitungkan kehadiran pendamping secara proporsional. Berikut dapat dijadikan gambaran: Pendamping sudah mengikuti sosialisasi, mengisi pakta integritas dan memahami tata perilaku yang ditetapkan Paroki Katedral PAROKI KATEDRAL PIC Wajib mengisi lembar pemberitahuan kegiatan bersama dengan anak dan atau dewasa rentan dan diserahkan ke Tim Satgas Beraktivitas di tempat terbuka atau ruangan yang masih dapat diakses/terlihat dari luar Selama kegiatan, pendamping mempresensi dan memastikan bahwa anak-anak yang diberi tanda sungguh hadir dan ada dalam pengawasan Bila ada kejadian tertentu yang menyebabkan luka, panitia segera menangani dengan melibatkan pendamping dan membuat laporan Bila penyelenggara dari luar paroki katedral dan menggunakan properti katedral, PIC wajib mengisi Lembar Penggunaan Properti Paroki 0-2 tahun 3-5 tahun 6-8 tahun 9 tahun ke atas : 1 pendamping utk 3 anak : 1 pendamping utk 5 anak : 1 pendamping utk 8 anak : 1 pendamping utk 10 anak (8 anak utk outdoor) PERSIAPAN Penyelenggara menyiapkan P3K


PELAKSANAAN YANG HARUS DIPERHATIKAN, BILA MENGADAKAN ACARA KELUAR, MELIBATKAN ANAK/DEWASA RENTAN? Memperhitungkan kehadiran pendamping dan pengawas secara proporsional. Berikut dapat dijadikan gambaran: Pendamping sudah mengikuti sosialisasi, mengisi pakta integritas dan memahami tata perilaku yang ditetapkan Paroki Katedral Dalam merencanakan kegiatan perlu dituliskan risiko-risiko yang mungkin muncul, antisipasi yang bisa dilakukan, serta penanggung jawab risiko tersebut pada Lembar Penilaian Risiko Beraktivitas di tempat terbuka atau ruangan yang masih dapat diakses/terlihat dari luar Selama kegiatan, pendamping mempresensi dan memastikan bahwa anak-anak yang diberi tanda sungguh hadir dan ada dalam pengawasan Menghormati privasi anakanak di tempat tidur, ruang ganti, kamar mandi, dan toilet Perlu mendapatkan izin tertulis/persetujuan dari Orangtua/wali. 5-20 org 21-40 org 41-60 org : 2 pendamping 1 pengawas : 3 pendamping 1 pengawas : 4 pendamping 2 pengawas PERSIAPAN Penyelenggara menyiapkan P3K Jumlah pendamping dan pengawas perlu memperhatikan gendernya (sesuai peserta). pengawas dapat melibatkan orangtua peserta/yang sudah berkeluarga Menghindari tindakan dan bahasa yang dapat ditafsirkan sebagai undangan seksual apalagi mengarah pada perilaku seksual Menyediakan konseling hanya dalam ruangan yang tepat dan pantas untuk tujuan tersebut dan bisa terlihat dari luar ruangan Melaporkan kepada tim penerima pengaduan (TPP) bila ada perilaku pelecehan dan perilaku yang berpotensi menjadi pelecehan


Memastikan bahwa anak berkebutuhan khusus bisa dilibatkan dalam kegiatan, dengan izin dari orang tua atau pertimbangan dari pihak profesional. Orangtua/keluarga dapat dilibatkan dlm acara Penyelenggara kegiatan perlu mengetahui kondisi khusus anak dan beberapa keperluan praktisnya. lebih baik jika ada fasilitas tertentu yang disediakan untuk mengakomodasi kebutuhan Perlu diberikan edukasi dari pihak profesional/keluarga pada pendamping mengenai kondisi dan kebutuhan anak APA YANG PERLU DIPERHATIKAN BAGI PESERTA YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS? *ketentuan lain sama seperti di atas


PRINSIP UMUM APAKAH ADA PANDUAN KHUSUS DALAM MENGGUNAKAN GAMBAR ATAU VIDEO ANAK/DEWASA RENTAN UNTUK MATERI KOMUNIKASI, INFORMASI, PUBLIKASI? Bi jak sana dalam men g u n g gah f o t o anak u n t u k p ubli kas i . Anak dan dewasa ren tan t idak sehar u s nya den gan mudah diiden t i f i kas i melal u i f o t o , karena ada r i s i k o f o t o ter sebu t dapat di g u nakan secara t idak bi jak sana o leh o ran g lai n HAL KHUSUS Adanya persetujuan (informed consent), kecuali acara bersama dengan pemberitahuan umum Kepatuhan terhadap tradisi lokal yang beretika KEPATUHAN UNTUK MEMASTIKAN GAMBAR (FOTO/VIDEO) ANAK DALAM KONDISI DAN PERILAKU BERMARTABAT DAN TERHORMAT


PENANGANAN P E N A N G A N A N A D A L A H S E G A L A U P A Y A Y A N G D I L A K U K A N G U N A M E N I N D A K L A N J U T I T I N D A K A N K E K E R A S A N S E K S U A L Y A N G T E R D I R I P E L A Y A N A N , P E R L I N D U N G A N , P E N D A M P I N G A N


Tidak ada batasan waktu. Meskipun pelaku sudah pindah atau meninggal, korban tetap berhak mendapat pemulihan Bagaimana Kalau Kasusnya Sudah Lama? Pelayanan Kasus 1 4 2 3 Bila terjadi Kekerasan Seksual Siapa yang dapat melaporkan? Korban dapat melaporakannya sendiri atau dengan perantaraan keluarga/teman yang mengetahuinya Apakah Ada Batasan Pelaku? Harus Klerus/Imam, Kaum Religius? Tidak. Pelayan pastoral lainnya bisa dikategorikan sebagai terduga pelaku Apakah Kejadian Harus di Katedral? Tidak. Kejadian dapat terjadi di mana saja. Tapi melibatkan pelaku/korban dari warga Katedral dan terjadi dalam hubungan pelayanan pastoral atau pendidikan.


Penanganan kasus Kekerasan Seksual Prosedur Pengaduan Kasus Penilaian Kebutuhan Pemulihan Korban dan Verifikasi Pendampingan Korban Penerimaan Pengaduan oleh korban/keluarga/pihak lain yang mengetahuinya Tim Layanan (TL) berdasarkan laporan TPP menilai kebutuhan dan rencana pelayanan, Layanan hukum/psikologi/medis/ ekonomi, atau rumah aman bagi korban dan observasi secara periodik TLP mencatat kemajuan pemulihan yang bersangkutan, Tim Verifikasi menggali informasi untuk proses hukum Hotline Pengaduan diterima oleh TPP (Tim Penerima Pengaduan) Scan


r e p o r t HOTLINE PENGADUAN EMAIL GOOGLEFORM SURAT TATAP MUKA Email Googleform Alamat Surat Tatap Muka Form Pengaduan PROSEDUR PENGADUANNYA? [email protected] linktr.ee/ppadr.k7 Tim Penerima Pengaduan (TPP) Paroki Katedral Jakarta; Jl. Katedral 7B, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat 10710 Ketemu TPP atau Pastor Paroki Menghubungi Hotline Pengaduan yang tersedia. Mengisi Form Pengaduan (scan form atau email atau kirim surat atau tatap muka) Menunggu respon dari Tim Penerima Pengaduan (TPP) untuk Proses Selanjutnya Data yang diperoleh sifatnya konfidential


1 2 4 3 TL memberikan kesimpulan sebagai dasar terminasi pelayanan dan rekomendasi reintegrasi sosial Setelah mendapat info detail, TPP melengkapi laporan pengaduan dan koordinasi dengan TL TL kerjasama dgn TLP memberikan layanan psikologi, hukum, medis, ekonomi (sesuai kebutuhan) - mengecek intensif TL observasi kebutuhan korban dan memastikan perlindungan bagi korban/pelapor Standar Pelayanan Apa yang Dilakukan dalam Pelayanan dan Perlindungan Perlindungan:Rumah Aman, kerjasama denganinstansi kepolisian/hukum


Layanan-Layanan Apa yang Ada dalam Proses Pendampingan? Psikologis membantu terduga korban mengurangi dampak trauma mulai saat pengaduan, proses hukum negara ataupun tribunal Gereja, hingga saat kasus memasuki fase pemulihan Hukum memberikan saran dan dampingan hukum terkait penanganan kasus, baik secara sipil ataupun kanonik, memastikan hak terduga dipenuhi sesuai UU Sistem Peradilan Pidana Anak Medis mengurangi dampak fisik akibat kekerasan dan mengupayakan pemulihan fisik dengan bantuan medis. Apabila terjadi kehamilan, memastikan kebutuhan selama kehamilan terpenuhi Ekonomi memastikan kebutuhan dasar terduga korban (sandang, pangan, papan termasuk kebutuhan khusus perempuan dan anak) terpenuhi selama penanganan kasus


Lama Proses Pendampingan? Seberapa Tergantung kasusnya dan kondisi korban Bagaimana jika berada di "Rumah Aman"? TLP melakukan observasi kondisi korban/saksi secara periodik Mencatat kemajuan pemulihan dalam laporan sesuai dengan layanan yang diberikan Setelah ada perkembangan baik, TL akan memberikan kesimpulan akhir sebagai dasar terminasi pelayanan dan rekomendasi reintegrasi sosial. Bila korban ada di rumah aman, TL perlu memastikan bahwa korban memperoleh perlakuan manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnya dan memperoleh bantuan hukum dan bantuan lainnya secara efektif. Lamanya pendampingan tergantung instansi layanan


Bagaimana Perlakuan terhadap Terduga Pelaku? PRINSIP ADILKONFIDENTIAL PEMERIKSAAN AWAL HASIL ANALISIS DAN KERJASAMA JALUR HUKUM Perlu diperhatikan keseimbangan antara melindungi anak/dewasa rentan dengan menghormati hak-hak dari pihak terduga pelaku. Agar seimbang dan membantu analisis kasus, Tim Verifikasi dapat melengkapi penyelidikan dengan bantuan ahli hukum, atau Pastor Paroki dapat menunjuk TLP ad hoc untuk melengkapi penyelidikan dan menentukan langkah lanjut Jika dalam penyelidikan dan analisis ditemukan bahwa tuduhan terbukti, Tim Satgas perlu membuat laporan ke Tim PPADR Keuskupan dan dapat dibawa ke ranah hukum Berdasarkan aduan yang diterima, Tim Verifikasi melakukan pemeriksaan awal pada terduga pelaku. Laporan dibuat tertulis. Jika dalam penyelidikan dan analisis dari profesional menunjukkan bahwa tuduhan tidak terbukti, pihak terduga pelaku diberi informasi bahwa kasus telah ditutup dan dia bisa kembali terlibat dalam pelayanan. Hasil penyelidikan juga harus disampaikan pada pihak pengadu


REINTEGRASI R E I N T E G R A S I A D A L A H S E G A L A U P A Y A Y A N G D I L A K U K A N U N T U K M E N I A D A K A N H A M B A T A N D A L A M R E U N I F I K A S I K E L U A R G A D E N G A N K O R B A N , K O R B A N D E N G A N K O M U N I T A S , D A N M A S Y A R A K A T , T E R U T A M A M E N G H I L A N G K A N S T I G M A D A N M E N U M B U H K A N S E M A N G A T D A N U P A Y A R E K O N S I L I A S I


MENGAPA PERLU REINTEGRASI? Yang Dialami Korban Problem fisik, psikologis, sosial, ekonomi, dan rohani Sendiri Krisis Kepercayaan dan Keamanan Problem fisik, psikologis, sosial, ekonomi, dan rohani Sendiri Krisis Kepercayaan dan Keamanan Tanggung Jawab Bersama Reintegrasi bukan menjadi tanggung jawab satu dua orang tetapi semua anggota Gereja (dalam hal ini umat paroki) dan ini butuh komitmen bersama Reintegrasi bukan menjadi tanggung jawab satu dua orang tetapi semua anggota Gereja (dalam hal ini umat paroki) dan ini butuh komitmen bersama Gereja sbg Sakramen Keselamatan Reintegrasi Diperlukan Supaya Korban Merasakan Kasih Allah yang Nyata, menjadi bagian kembali dari Gereja, dan penyintas memiliki semangat hidup kembali sehingga sukacita dapat teralami Supaya Korban Merasakan Kasih Allah yang Nyata, menjadi bagian kembali dari Gereja, dan penyintas memiliki semangat hidup kembali sehingga sukacita dapat teralami Gereja = Semua Umat Beriman yang Percaya pada Kristus Sakramen Keselamatan = Tanda Kehadiran Allah di tengah Dunia Maka, Gereja perlu hadir dan merangkul korban dan keluarganya Gereja = Semua Umat Beriman yang Percaya pada Kristus Sakramen Keselamatan = Tanda Kehadiran Allah di tengah Dunia Maka, Gereja perlu hadir dan merangkul korban dan keluarganya


APA SAJA BENTUK REINTEGRASI? Bentuk yang bisa ditawarkan reunifikasi keluarga, rekonsiliasi, layanan psikososial, ekonomi (lifeskills), pendidikan layak reunifikasi keluarga, rekonsiliasi, layanan psikososial, ekonomi (lifeskills), pendidikan layak Kerjasama ke luar Dengan Dinas Sosial melalui Sentra Layanan Sosial Terpadu maupun yang diselenggarakan oleh NGO yang memiliki kepeduliaan pada tahap ini. Dengan Dinas Sosial melalui Sentra Layanan Sosial Terpadu maupun yang diselenggarakan oleh NGO yang memiliki kepeduliaan pada tahap ini. Penilaian Kebutuhan Kerjasama ke dalam Dengan OMK, Seksi Kerasulan Keluarga, Pengembangan Sosial Ekonomi, serta Seksi Keadilan dan Perdamaian Paroki Dengan OMK, Seksi Kerasulan Keluarga, Pengembangan Sosial Ekonomi, serta Seksi Keadilan dan Perdamaian Paroki hasil evaluasi pemulihan Pembicaraan bersama dewan paroki dan Satgas PPADR Persiapan Keluarga dan Seksi Terkait/service provider hasil evaluasi pemulihan Pembicaraan bersama dewan paroki dan Satgas PPADR Persiapan Keluarga dan Seksi Terkait/service provider


Click to View FlipBook Version