The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Nuno Family, 2023-07-04 10:23:00

Kelompok 2

AKM

Keywords: AKM

Kelompok 2 Nama Anggota : 1. Fajar Nugraheni : SKB Kota Pekalongan 2. Panduwati : SKB Kab Tegal 3. Heru Raditya K : SKB Grobogan 4. Sri Kartini : SKB Pati 5. Tri Lestari Utami : SKB Ungaran 6. Nur Rofiq : SKB Kendal 7. Hamid Purwaka A. : UPT SPNF Kab. Purworejo 8. Siti Nurzainah : SKB Karanganyar 1. Bacalah teks berikut dengan seksama ! Ingin Menjadi Presiden Hai... Kenalkan, namaku Nabil. Aku adalah anak bungsu di keluargaku. Dua kakakku perempuan semua. Seperti teman lainnya, aku mempunyai cita-cita. Ingin menjadi presiden! Sepertinya cita-cita itu terlalu tinggi. Tapi sejak aku TK sampai sekarang kelas III, cita-citaku belum berubah. Tentu teman-teman heran ketika aku menceritakan cita-citaku itu. Ya... teman-temanku selalu berubah cita-citanya. "Kenapa kamu nggak berubah sih cita-citanya?" Aku tersenyum dan mengkhayal saat aku menjadi presiden nanti. Di khayalanku, Indonesia menjadi negara besar, semua orang sejahtera, tidak ada yang kesusahan seperti yang dialami teman-teman di seluruh Indonesia saat ini. Aku ingin membahagiakan seluruh orang Indonesia! ** "Kamu belajar yang rajin kalau kepingin menjadi presiden, le." Nasehat bapak sepulang sekolah.


Aku mengangguk pelan. Iya. Aku akan berusaha meraih cita-citaku yang tinggi itu. Semua orang kan punya cita-cita. Bebas! Selama cita-cita itu baik aku yakin akan didukung oleh keluarga. Aku pernah melihat film dokumenter, zaman Presiden Soeharto, ketika anak ditanyai oleh pak presiden tentang cita-citanya, anak itu ingin menjadi presiden. Oleh pak presiden waktu itu dijawab kalau di Indonesia hanya ada satu presiden. Aneh ya! "Ya memang zaman dulu seperti itu, le. Nggak ada pemilihan presiden secara langsung." "Maksud bapak?" "Dulu presiden itu dipilih oleh wakil rakyat. Calonnya juga sedikit..." Aku sedikit paham dan aku bersyukur karena anak-anak Indonesia boleh bercita-cita menjadi apa saja, termasuk menjadi presiden. Dalam doaku, aku berharap bahwa cita-citaku bisa terwujud. Tentu aku selalu minta doa restu dari ibu dan bapakku. 1. tuliskan nilai kehidupan yang terdapat pada isi teks tersebut! Pilih 2 jawaban benar dengan memberi tanda centang (√) Berdoalah agar yang diharapkan dapat terkabul Hargailah teman-teman yang tidak memiliki cita-cita Belajarlah dengan sungguh-sungguh agar cita-citamu tercapai Dengarkan nasihat bapak agar menjadi presiden 2. Bacalah teks berikut dengan seksama ! Corona,Oh Corona Berita tentang virus Corona sudah sampai ke kampung Sari Asih. Memang virus ini menjangkiti negara Cina. Walau di sana sudah diantisipasi warganya , tentu penyebarannya tak bisa dielakan karena mobilitas manusia yang begitu cepat di area modern ini. Dan banyak berita yang simpang


siur tentang virus ini membuat banyak masarakat bingung . Karena entah berita mana yang benar dan mana yang salah. Semua jadi satu . Entah mengapa di saat penyakit ini menyebar berita bohong banyak beredar di negeri ini. Ini yang membuat suasana kampung Sari Asih mencekam. Sedikit orang batuk, langsung mereka disiolasi , tak boleh keluar dan makanpun harus di kamar saja. Pokoknya masarakat sana sudah dilanda ketakutan . Ketakutan itu membuat mencekam suasana desa. Semua orang saling mencurigai satu sama lain, kalau ada yang batuk atau sesak nafas. Aktivitas mereka sehari-hari selalu menggunakan masker. Bahkan mencangkul di sawah mereka tertib menggunakan masker. Agar tubuh mereka sehat , mereka harus mengeluarkan kocek sedikit besar untuk membeli buah-buahan. Katanya buahbuahan ini banyak vitamin yang bisa jaga kesehatan. "Kapan sih penyakit ini hilang. Lama sekali. Tahu gak uangku lama-lama habis buat beli buah-buahan,"tukas pak Soleh. "Iya, semua takut kena corona yang mematikan itu." "Tapi apa benar mematikan?" "Lah , katanya berita sih begitu. Baca saja di media online." "Aduh, kalau begini terus hidup kita bagaiamana ya?" Begitulah semua warga merasa kebingunan dengan virus Corona ini. Mereka takut dengan apa yang diberitakan di media online. Beberapa orang yang terkena batuk sudah diisolasi. Bberapa sembuh tapi yang batuk semakin banyak. Ini meresahkan warga. Semua yang terkena batuk terus disekap di kamar dan tak boleh keluar . Tiba-tiba saja hampir di setiap rumah ada saja yang batuk. Dan semakin paniklah warga. "Ini sudah wabah loh." "Ini azab . artinya kampung ini penuh dengan orang-orang berdosa dan pantas diazab." "Tahu dari mana , kalau kampung kita diazab?" tanya pak Burhan. "Lah, lihat di berita di Cina yang korbannya banyak itu karena di azab."


"Kalau begitu kita harus bertobat dan mohon ampun ." "Nah, itu betul kita harus berdoa siang malam di mesjid untuk melepaskan kiat dari azab,"celetuk pak Soleh. Setiap hari mesjid jadi ramai dengan warga yang berdoa aagr musibah yang menimpa desanya cepat berlalu. Dan semakin banyak yang batuk dan mulai menular satu sama lainnya. Warga mulai resah. Doa yang dipanjatkan tak pernah putus, terrus menerus . gantian satu dengan yang lainnya. Tapi azabnya belum dicabut dan malah semakin banyak yang diisolasi. Sampai hanya tingal sedikit orang yang tak terkena batuk. Dan mereka harus mengambil tindakan agar tidak semua warga terkena. Bakal banyak kematian. Pak Burhan dan pak Dede mendatngi puskesmas yang cukup jauh dari desa. Dan mereka minta pertolongan pada petugas di sana. "Pak, di sinia gak ada virus corona yang menyebar,"tukas petugas puskesmas "Pak, percaya di desa kami, hampir semua sudah kena. Gejalanya sama dengan yang terkena corona.,"tukas Pak Burhan. Petugas puskesmas saling pandang tak percaya. Masa ada sampai hampir seluruh warga terkena corona, sedangkan dari pemerintah belum ada peringatan apa-apa. Tapi kedua warga ini bersikeras kalau di desanya terkena wabah corona. Untuk itu petugas puskesmas akhirnya mengikuti mereka. Dan hasil pemeriksaaan mereka, warga tak terkena corona. Ini hanya batuk dan demam biasa saja. "Bapak , kata siapa kalau ini terkena corona?" tanya petugas. Pak Burhan dan pak Dede saling pandang. Mereka gak tahu awalnya apa yang menyebabkan mereka jadi panik. Siapa yang memberitahu duluan tak ada yang tahu. Semua begitu saja terlontar karena ketidaktahuan saja, hanay mendengar dan membaca sekilas saja. "Hati-hati pak, jangan sembarangan bilang ini karena virus corona. Karena semua harus diperiksa lebih teliti dulu. Ini hanya batuk biasa " "Nah, kalau gini warga semua kan yang rugi jadinya,"tukas petugas puskesmas sambil bergegas pergi. Gara-gara Corona semua jadi panik. Nah, masih percaya corona sudah menyebar luas di desa ini? Hoax Teks 2


3. Pada gambar infografis seseorang menggunakan masker, mengapa demikian ?jelaskan! 4. Bacalah teks berikut dengan seksama untuk menjawab pertanyaan nomor 3 ! Sampah Jakarta Bikin Resah Jakarta selalu punya cerita. Ragam masalah ada di dalamnya. Seolah menjadi nasibnya sebagai ibu kota Indonesia. Mulai dari kemacetan menyiksa setiap harinya. Kehidupan sosial tidak merata. Ditambah persoalan sampah membikin resah. Data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, produksi sampah di Jakarta mencapai 7000 ton lebih setiap hari. Semua bermuara ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Kota Bekasi.


Jumlah ini bikin ngeri. Apalagi jika tak ada solusi berarti. Siap-siap saja Bantargebang menutup diri. "7.800 ton yang masuk Bantargebang. Kalau tambah 10 persen yang terkelola dengan baik di sumber seperti dipilah atau di bank sampah, maka total timbulan sampah lebih kurang 8.000 ton," kata Kepala Unit Tempat Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, saat berbincang dengan merdeka.com, akhir pekan lalu di kantornya. Mayoritas sampah dihasilkan warga Jakarta tidak berbeda dengan daerah lainnya. Sampah organik berada di angka 55-60 persen. Saat diambil petugas, sampah dalam keadaan tercampur organik dan nonorganik. Tidak ada proses pemilahan. "Kesulitan pengelolaan di Jakarta itu adalah sampah tidak pernah berkurang dari tahun ke tahun, justru selalu naik. Kita juga kewalahan," kata Asep. Pada tahun 2013, sampah Jakarta masuk ke Bantargebang berjumlah 5.600 ton per hari. Lalu meningkat menjadi 5.664 ton pada 2014. Di tahun 2015 menjadi 6.400 ton. Kemudian 2016 menjadi 6.500 ton dan 2017 sebanyak 6.875 ton. Terus meningkat di 2018 menjadi 7.500 ton dan saat ini pertengahan 2019 di angka 7.800. Terus meningkatnya produksi sampah di Jakarta sayangnya tak dibarengi dengan pengelolaan maksimal. Hal itu diakui Asep. Masyarakat belum teredukasi secara baik manfaat pilah sampah. Sampah bernilai ekonomis seperti plastik atau wadah makanan justru digabungkan dengan sampah rumah tangga. Kondisi tersebut membuat nilai jual sampah plastik menjadi hilang. Akhirnya, semua berakhir di Bantargebang. Sebab lainnya, keberadaan bank sampah di permukiman warga masih sangat minim. Padahal keberadaan bank sampah sangat membantu proses pilah sampah dari rumah tangga yang dibawa petugas. Semakin minim proses pilah dilakukan, maka semakin banyak sampah dihasilkan dan bermuara di Bantargebang.


Belum lagi sampah sumbangan kawasan mandiri seperti mal, apartemen dan hotel. Seharusnya, mengacu pada Perda Nomor 3 tahun 2013 tentang Pengolahan Sampah, semua pemilik kawasan mandiri wajib mengolah sampahnya sendiri. Fakta saat ini, kawasan mandiri baru sebatas mengangkut sampah bekerja sama dengan pihak swasta. Pembuangan akhirnya, tetap di Bantergebang. "Dari ribuan jumlah kawasan, baru 649 kawasan mandiri yang mengangkut sampah sendiri dengan gandeng swasta, namun belum mengolah sampah sendiri. Nantinya kita paksa supaya kawasankawasan itu mau melakukan itu. Kita juga menyiapkan aturan semisal kita akan cegat ke perizinan pembangunan hingga pengurusan izin domisili, kalau dia tidak kelola sampah. Izin-izin itu akan kita tunda sampai mereka kelola sampahnya sendiri," kata Asep. Sampah tak terbendung membuat kondisi TPST Bantergebang kian sempit. Hampir tak ada lagi titik untuk menampung sampah warga Jakarta. Kapasitas awal 40 juta ton sampah terus menyusut. Hingga kini tersisa 10 juta ton. "Kami sudah mulai sounding kapasitas maksimum Bantargebang itu dari 2 tahun lalu. Bahwa kapastias maksimum Bantargebang itu tinggal di 2021. Kapasitas maksimumnya adalah 40 juta ton, sekarang sudah hampir 30 juta ton, dan sisanya adalah 10 juta ton," tegas dia. "Tapi, masyarakat Jakarta ini terlalu terlena. Sehari tidak diangkat mereka diam, dua hari mereka ribut, tiga hari mereka lapor ke. Semudah itu masyarakat Jakarta," sambung pria berkacamata ini Padahal, kata Asep, penggambaran kondisi itu sebenarnya sebagai cambuk. Agar semua pihak terus peduli menyikapi persoalan sampah ibu kota. "Kuncinya ada di masyarakat, kalau sampah organik dan non-organik terpisah dan kemudian bisa dikelola secara baik, Bantargebang enggak akan mennjadi beban lagi. Masalah sampah di Jakarta, di Indonesia umumnya, adalah karena sampahnya masih tercampur hingga tidak bisa dimanfaatkan oleh industri daur ulang kita," katanya.


Sembari itu, Pemprov DKI terus utar otak mencari solusi untuk mengatasi kondisi Bantargebang. Namun di balik upaya itu, kesadaran masyarakat hal utama memerangi sampah. "Kurang awarenya kita terhadap sampah akhirnya menimbulkan gejolak biaya penanggulangan sampah yang tinggi. Tahun ini saja anggarannya mencapai Rp 3,781 triliun. Padahal cara kurangi sampah tidak susah, asalkan mau melakukan pilah sampah organik dan non-organik," katanya. 5. Menurut data dinas lingkungan hidup DKI jakarta , produksi sampah di Jakarta mencapai .... ton lebih setiap hari. a. 8000 b. 7800 c. 7000 d. 6500


Click to View FlipBook Version