The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Portofolio Computational Thinking / Tuti Mardianti / Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia / Universitas Jambi / PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Tuti Mardianti, 2024-03-29 14:48:39

Portofolio Computational Thinking

Portofolio Computational Thinking / Tuti Mardianti / Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia / Universitas Jambi / PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023

Keywords: Portofolio,Computational Thinking

46 • Contoh Integrasi CT Makalah ini memberikan contoh bagaimana CT dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seperti matematika, sains, dan studi sosial melalui proyek dan inisiatif yang berhasil. • Makalah ini menyoroti pentingnya membawa pemikiran komputasional ke dalam pendidikan K-12 dan mendorong kolaborasi antara pendidik, pembuat kebijakan, dan komunitas pendidikan ilmu komputer untuk mewujudkannya. Ini menekankan peran komunitas pendidikan ilmu komputer dalam mendorong upaya ini melalui pengembangan kurikulum, pelatihan guru, dan advokasi. Tuliskan juga kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang Anda ampu! Masing-masing kelompok hanya perlu mengisi satu lembar kerja reflektif. Meskipun makalah "Bringing Computational Thinking to K-12: What is Involved and What is the Role of the Computer Science Education Community?" oleh Barr & Stephenson (2011) lebih fokus pada integrasi pemikiran komputasional (CT) dalam pendidikan dasar dan menengah, terdapat beberapa kaitan yang dapat diterapkan dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu: • Analisis Teks CT dapat membantu peserta didik dalam menganalisis teks secara lebih mendalam. Peserta didik dapat menggunakan konsep-konsep CT, seperti abstraksi untuk mengidentifikasi ide pokok dalam sebuah teks, memahami struktur naratif, dan mengekstrak informasi penting. • Pengembangan Algoritma Peserta didik dapat menggunakan CT untuk mengembangkan algoritma dalam proses menulis. Peserta didik dapat belajar cara merencanakan langkah-langkah secara sistematis dalam menyusun tulisan, termasuk membangun susunan, menyusun argumen, dan mengatur paragraf secara logis. • Pemodelan Bahasa CT memungkinkan peserta didik untuk memodelkan bahasa secara komputasional, seperti menggunakan teknik pemrosesan bahasa alami (natural language processing/NLP) untuk menganalisis struktur kalimat, mencari kata kunci, atau menafsirkan makna.


47 • Kreativitas dalam Penulisan Konsep-konsep CT seperti abstraksi dan algoritma dapat membantu peserta didik dalam mengeksplorasi ide-ide baru dan menemukan pendekatan kreatif dalam menulis karya sastra atau esai. • Penggunaan Teknologi Integrasi CT dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti penggunaan aplikasi atau perangkat lunak yang dapat membantu peserta didik dalam menerapkan konsep CT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. • Integrasi CT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya akan meningkatkan pemahaman peserta didik tentang bahasa, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir analitis, kreatif, dan komputasional yang berguna dalam berbagai konteks pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.


48 Topik 5: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran Ruang Kolaborasi Nama Anggota/NIM Tuti Mardianti (A2G823009) Patimah Zaura (A2G823007) Sindi Dwi Safitri (A2G823018) Andrian Prama (A2G823017) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Ajar Unsur-unsur pembangun puisi Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menelaah unsur-unsur pembangun puisi Deskripsi Penyampaian Materi sebelum Integrasi CT Guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah tanpa menggunakan teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Pada materi ajar ini, peserta didik diberikan contoh teks puisi dan diminta untuk menelaah unsurunsur pembangun puisi. Deskripsi Penyampaian Materi setelah Integrasi CT Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi, seperti menggunakan media pembelajaran berbasis visual (slide presentasi) dan audio-visual (video Youtube), sehingga dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar. Pada materi ajar ini, peserta didik menerapkan keterampilan dasar CT, seperti algoritma, dekomposisi, pengenalan pola, dan abstraksi dalam menelaah unsur-unsur pembangun puisi.


49 Penjelasan Konsep CT yang Diintegrasikan pada Materi Ajar Algoritma: Peserta didik merancang algoritma atau langkah-langkah sistematis untuk menelaah unsur-unsur pembangun puisi yang terdiri dari unsur fisik dan unsur batin. Proses ini membantu peserta didik dalam mengembangkan pendekatan yang terstruktur dan efisien dalam menganalisis puisi. Misalnya, peserta didik memahami instruksi tugas yang ada di LKPD. Kemudian, peserta didik membaca puisi secara cermat dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi yang terdapat pada teks puisi. Setelah itu, peserta didik menulis hasil kerjanya pada lembar kerja yang telah diberikan oleh guru. Dekomposisi: Peserta didik menguraikan terlebih dahulu permasalahan terkait unsur-unsur pembangun puisi. Unsur fisik terdiri dari gaya bahasa, rima, diksi, imaji, kata konkret, dan tipografi, sedangkan unsur batin terdiri dari tema, rasa, amanat, dan nada. Peserta didik dapat memecah puisi menjadi bagian-bagian kecil, seperti bait, baris, kata-kata kunci, dan elemen figuratif (misalnya, metafora, simile, atau personifikasi). Dengan memecah puisi secara terperinci, peserta didik dapat menganalisis kontribusi masing-masing unsur puisi terhadap makna dan efek keseluruhan puisi.


50 Pengenalan Pola: Peserta didik diajak untuk mengidentifikasi pola dalam struktur dan gaya puisi, seperti pola rima, irama, atau penggunaan figuratif yang berulang. Pengenalan pola ini membantu peserta didik memahami gaya dan teknik yang digunakan oleh penyair, serta makna yang ingin disampaikan. Abstraksi: Peserta didik mengeliminasi bagian-bagian yang tidak diperlukan dan relevan dengan unsur-unsur pembangun puisi. Konsep abstraksi dapat diterapkan dengan meminta peserta didik untuk mengidentifikasi unsurunsur pembangun puisi, seperti unsur fisik dan unsur batin. Dengan melakukan abstraksi, peserta didik dapat memahami esensi dan tujuan dari sebuah puisi. Tuliskan perbedaan yang terdapat pada materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT dan materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT! Materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT: • Materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT biasanya lebih tradisional dan fokus pada transfer pengetahuan secara langsung tanpa mempertimbangkan pemecahan masalah atau pemikiran komputasional. • Materi ajar tradisional sering menggunakan metode pengajaran konvensional seperti ceramah, latihan tulis, dan pembacaan buku teks. • Evaluasi dalam materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT cenderung terfokus pada pengukuran pemahaman konsep melalui tes dan ujian tertulis.


51 Materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT: • Materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT lebih bertujuan untuk mengembangkan pemikiran kritis, analitis, dan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan komputasional. • Materi ajar telah diintegrasikan dengan CT dapat menyertakan proyek-proyek berbasis masalah, studi kasus, dan aktivitas pemrograman yang memungkinkan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan dan bermanfaat. • Materi ajar yang terintegrasi dengan CT dapat menggabungkan evaluasi berbasis proyek, penugasan pemrograman, dan penyelesaian masalah nyata untuk mengukur pemahaman dan keterampilan komputasional peserta didik. • Materi ajar yang terintegrasi dengan CT dapat mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif dan kritis dalam merespons dan menafsirkan unsur-unsur pembangun puisi.


52 Topik 5: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran Demonstrasi Kontekstual Lembar Evaluasi Nama Anggota Kelompok yang Presentasi/NIM: Tuti Mardianti (A2G823009) Sindi Dwi Safitri (A2G823018) Patimah Zaura (A2G823007) Andrian Prama (A2G823017) Nama Anggota Kelompok yang Memberikan Evaluasi/NIM: Aisyah Rahma (A2G823003) Mutiara Nurzhahira (A2G823008) Septi Dilla Safitri (A2G823022) Vina Apriani (A2G823023) Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Materi Ajar: Unsur-unsur pembangun puisi Ide Baru yang Didapatkan Terkait Integrasi CT di dalam Mata Pelajaran: • Menggunakan fondasi dasar CT, seperti algoritma, dekomposisi, pengenalan pola, dan abstraksi dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah peserta didik. • Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menulis puisi dengan penekanan pada pemikiran kritis dalam memilih kata-kata, struktur, dan tema, serta mendorong peserta didik untuk merefleksikan proses kreatif mereka secara kritis. • Meminta peserta didik untuk mengidentifikasi dan menafsirkan makna tersirat dalam puisi, serta mendorong mereka untuk menyelidiki dan memberikan argumen kritis tentang pesan yang tersembunyi pada teks puisi.


53 Evaluasi/Saran untuk Kelompok yang Presentasi: • Penjelasan konsep CT yang diintegrasikan pada materi ajar sebaiknya dijelaskan berada pada sintak yang mana. • Dalam merancang pembelajaran yang diintegrasikan denga CT, guru dapat menggunakan pendekatan TPACK (Technological Pedagogical and Content Knowledge). Penerpan pembelajaran berbasis TPACK dilakukan dengan cara menggabungkan pengetahuan (konten) yang dimiliki guru dan mengintegrasikannya dengan teknologi


54 Topik 5: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran Koneksi Antar Materi Nama Anggota/NIM: Tuti Mardianti (A2G823009) Sindi Dwi Safitri (A2G823018) Patimah Zaura (A2G823007) Andrian Prama (A2G823017) Kesimpulan mengenai Integrasi CT ke dalam Mata Pelajaran: Computational Thinking (CT) bukan merupakan sebuah materi, melainkan sebuah proses. CT dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran apa pun selama guru memahami materi ajar, konsep CT, dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Integrasi CT ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat memberikan manfaat penting bagi peserta didik, yaitu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah dengan pendekatan yang sistematis dan logis, menganalisis situasi, mengidentifikasi pola, dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran yang rasional. Keterampilan berpikir kritis ini berguna dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan dan dalam menghadapi situasi kehidupan sehari-hari. Strategi untuk Mengintegrasikan CT ke dalam Mata Pelajaran: Integrasi Computational Thinking (CT) ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Berikut adalah beberapa strategi untuk mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia:


55 • Identifikasi konsep CT yang relevan Identifikasi konsep-konsep CT yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti pemecahan masalah, pengembangan algoritma, pemikiran abstrak, dan pengenalan pola. • Desain tugas-tugas berbasis CT Rancang tugas-tugas yang mengharuskan peserta didik menggunakan keterampilan CT untuk memahami, menganalisis, dan menciptakan teks dalam Bahasa Indonesia. • Gunakan teknologi secara kreatif Manfaatkan teknologi seperti aplikasi, perangkat lunak, atau platform pembelajaran online untuk mendukung integrasi CT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. • Pelajari studi kasus Pelajari studi kasus tentang penggunaan CT dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk mendapatkan inspirasi dan ide-ide baru. Tinjau praktik terbaik dari sekolahsekolah atau guru-guru lain yang telah berhasil mengintegrasikan CT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. • Berikan proyek-proyek praktis Berikan proyek-proyek praktis yang memungkinkan peserta didik menerapkan keterampilan CT mereka dalam membuat karya sastra, menganalisis teks, atau menyusun presentasi yang kreatif.


56 Topik 5: Integrasi CT dalam Mata Pelajaran Aksi Nyata Pertanyaan Reflektif: 1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata pelajaran yang Anda ampu? Apakah ada kendala yang Anda hadapi? • Pengalaman yang saya dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu: 1) CT dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran apa pun selama guru memahami materi ajar, konsep CT, dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. 2) CT perlu diajarkan sesuai usia karena masalah atau persoalan yang perlu diselesaikan pun semakin kompleks seiring dengan perkembangan usia. Karena CT adalah literasi, maka CT tidak terbatas pada keterampilan kognitif, melainkan berkaitan dengan sikap dan penghayatan proses berpikir. 3) Saya perlu meluangkan waktu untuk merencanakan dan mempersiapkan materi pembelajaran yang terintegrasi CT dengan baik, serta memastikan bahwa integrasi tersebut meningkatkan pemahaman peserta didik dan memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan. 4) Saya dapat menggunakan prinsip CT untuk mengelola dan menganalisis data yang terkait dengan kemajuan belajar peserta didik, seperti data tes, hasil kuis, atau catatan kemajuan individu peserta didik. 5) Saya dapat menggunakan CT untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan teknologi yang diperlukan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, seperti penggunaan perangkat lunak pengolahan kata, penelusuran internet, atau media sosial untuk berkomunikasi dan berkolaborasi.


57 • Kendala yang saya hadapi saat melakukan integrasi CT ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu: 1) Kurangnya sumber daya atau teknologi yang diperlukan untuk mengintegrasikan CT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2) Terbatasnya waktu pembelajaran untuk menyisipkan aktivitas atau proyek yang melibatkan CT ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 3) Beberapa peserta didik mungkin tidak memiliki keterampilan teknologi yang cukup atau mungkin merasa tidak nyaman dalam menggunakan alat atau perangkat lunak komputer untuk pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini? Saya merasa termotivasi saat mengerjakan modul ini karena banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan. CT dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran apa pun selama guru memahami materi ajar, konsep CT, dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan mengintegrasikan CT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, saya dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik, bermakna, dan relevan bagi peserta didik, serta membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir komputasional yang penting dalam era digital saat ini. Selain itu, integrasi CT dalam mata pelajaran juga dapat memberikan kesempatan bagi saya untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam menggunakan model dan metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas.


58 Bab III Penutup Inti dari Computational Thinking (CT) adalah problem solving. Hakikat dari problem solving adalah kita mampu menyelesaikan persoalan pada domain tertentu. Pada kehidupan sehari-hari pun, kita menghadapi persoalan yang berbeda-beda dan tentu perlu ditangani dengan cara yang berbeda-beda pula. Persoalan yang sederhana, pada umumnya dapat dihadapi secara natural, tanpa melibatkan proses mempersiapkan rancangan solusi yang rumit dan serius. Namun, jika menghadapi persoalan yang kompleks, proses pencarian solusi yang tanpa arah dan acuan, berpotensi semakin memperkeruh persoalan. CT dapat berperan penting dalam penyelesaian persoalan kompleks tersebut. Dalam perjalanan kita untuk memahami Computational Thinking (CT), kita telah menyingkap esensi dari pendekomposisian masalah, pengenalan pola, abstraksi, dan perancangan algoritma. CT adalah fondasi yang kuat dalam pemecahan masalah yang efektif dan efisien di era digital ini. Penting untuk diingat bahwa CT bukan hanya tentang pemrograman atau teknologi semata. Ini adalah tentang keterampilan berpikir yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan, termasuk pendidikan, bisnis, ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi. CT membantu kita untuk memecahkan masalah kompleks dengan pendekatan yang terstruktur dan sistematis, memungkinkan kita untuk mengidentifikasi pola, menyederhanakan kompleksitas, dan merancang solusi yang efisien. Dengan memahami dan menguasai CT, kita dapat menjadi lebih siap menghadapi tantangan dalam dunia yang terus berkembang dan teknologi yang terus maju.


Checklist Kelengkapan Bahan Portofolio No. Topik Artefak Apakah Artefak Portofolio Tersedia? (Y/T) 1. Pendalaman Pemahaman Computational Thinking Ruang Kolaborasi Y Demonstrasi Kontekstual Y Aksi Nyata Y 2. CT dalam Kurikulum Aksi Nyata Y 3. CT dalam Problem Solving Eksplorasi Konsep - Lembar Kerja Mahasiswa Subtopik 1 Y Ruang Kolaborasi Subtopik 1 Y Eksplorasi Konsep - Lembar Kerja Mahasiswa Subtopik 2 Y Ruang Kolaborasi Subtopik 2 Y Koneksi Antar Materi Y Aksi Nyata Y 4. CT dan Proyek Eksplorasi Konsep - Lembar Kerja Reflektif Individual Y Ruang Kolaborasi Y Demonstrasi Kontekstual Y Aksi Nyata Y 5. Integrasi CT dalam Mata Pelajaran Eksplorasi Konsep - Lembar Kerja Reflektif Individual Y Ruang Kolaborasi Y Demonstrasi Kontekstual Y Koneksi Antar Materi Y Aksi Nyata Y


Tabel Pertanyaan Reflektif No. Pertanyaan Reflektif Jawaban 1. Apakah artefak yang Anda miliki lengkap? Jika tidak lengkap, tuliskan persentase jumlah artefak portofolio yang berhasil Anda kumpulkan. Iya, artefak yang saya miliki sudah lengkap. Hal ini dapat dilihat pada tabel checklist kelengkapan bahan portofolio. 2. Bacalah kembali capaian pembelajaran yang diberikan pada setiap awal topik. Apakah artefak yang Anda kumpulkan sudah menggambarkan pencapaian tersebut? Jika dikaitkan dengan pencapaian pembelajaran pada setiap topik, tuliskan kelebihan atau kekurangan dari artefak portofolio yang Anda miliki. Jika ada kekurangan, bagian apa saja yang perlu Anda tambahkan atau koreksi? Jika jawaban Anda panjang, kerjakanlah pada lembar terpisah dari tabel ini. Iya, artefak yang saya kumpulkan sudah menggambarkan capaian pembelajaran setiap topik. Kelebihan dari artefak portofolio yang saya miliki: • Kreativitas visual Desain tampilan yang menarik dapat meningkatkan daya tarik portofolio dan membuatnya lebih menarik untuk dibaca. • Keterbacaan dan kejelasan Isi portofolio disusun dengan baik sehingga dapat memberikan kejelasan informasi. Kekurangan dari artefak portofolio yang saya miliki: • Portofolio mungkin tidak dapat sepenuhnya menunjukkan pengalaman praktis. Terkadang proyek-proyek atau tugas-tugas dalam portofolio bersifat teoritis.


Post-Restrukturisasi Portofolio No. Pertanyaan Reflektif Jawaban 1. Fondasi CT apa sajakah yang Anda gunakan dalam restrukturisasi portofolio Anda? Jelaskan pada bagian mana saja fondasi CT tersebut dimanfaatkan! • Dekomposisi: Membagi proyek-proyek pembelajaran menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan terkelola dengan baik. Dekomposisi digunakan untuk menampilkan struktur atau kronologi pembelajaran yang telah saya lalui. • Pengenalan Pola: Mengidentifikasi pola atau kesamaan dalam proyek proyek atau tugas-tugas yang termasuk di dalam portofolio. • Abstraksi: Menyederhanakan kompleksitas dari proyekproyek atau tugas-tugas yang disertakan dalam portofolio menjadi informasi yang lebih mudah dimengerti. Abstraksi digunakan untuk membuat infografis proses belajar Computational Thinking dari topik awal hingga topik akhir. • Algoritma: Merancang langkah-langkah atau prosedur dalam menyelesaikan setiap proyek atau tugas dalam portofolio. 2. Secara struktur, apakah portofolio Anda sudah terdekomposisi dengan baik? Iya, portofolio saya secara struktur sudah terdekomposisi dengan baik. 3. Apakah setiap bagian dari portofolio Anda telah terabstraksi dengan baik? Iya, setiap bagian dari portofolio saya telah terabstraksi dengan baik.


4. Apakah secara keseluruhan portofolio Anda telah terabstraksi dengan baik? Iya, secara keseluruhan portofolio saya telah terabstraksi dengan baik. 5. Apakah kalimat, gambar atau sajian lainnya diuraikan secara runut, jelas, sistematis dalam bahasa yang mudah dipahami pembacanya? Iya, kalimat, gambar atau sajian lainnya sudah diuraikan secara runut, jelas, dan sistematis dalam bahasa sehingga mudah dipahami oleh pembaca. 6. Apakah Anda merasa puas dengan portofolio Anda? Jelaskan alasan dari jawaban Anda! Iya, saya merasa puas dengan portofolio yang telah saya buat dengan alasan sebagai berikut: • Portofolio sudah mencerminkan penerapan konsep-konsep CT. • Portofolio sudah menunjukkan adanya kreativitas dan inovasi. • Portofolio sudah disajikan dengan visualisasi yang baik dan mudah dipahami. • Portofolio sudah sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. • Portofolio memberikan pengalaman pembelajaran yang berharga bagi saya dan sebagai refleksi tentang proses belajar yang telah dilalui. 7. Hal baru apa saja yang Anda peroleh dari penyusunan portofolio ini? Penyusunan portofolio membutuhkan presentasi visual yang menarik dan informatif. Hal ini dapat membantu meningkatkan keterampilan saya dalam merancang presentasi visual yang efektif dan menarik, yang merupakan aspek penting dalam berbagai bidang pekerjaan dan profesi.


8. Mengacu ke mata pelajaran yang akan Anda ampu, apa rencana tindakan nyata saya dalam penerapan CT dalam mata pelajaran yang saya ampu? Rencana tindakan nyata saya dalam penerapan CT pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu: • Memberikan tugas atau proyek yang mendorong peserta didik untuk mengaplikasikan konsep-konsep CT. • Memanfaatkan teknologi seperti platform pembelajaran daring atau aplikasi pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis CT.


Click to View FlipBook Version