The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Best Practice ini bertujuan untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Production Oral) siswa pada materi Se presenter (KD 3.2) dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) mata pelajaran bahasa Perancis kelas X di SMA Negeri Sumatera Selatan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by murni, 2022-10-01 07:56:31

Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Production Oral) siswa pada materi Se presenter (KD 3.2) dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) mata pelajaran bahasa Perancis kelas X di SMA Negeri Sumatera Selatan

Best Practice ini bertujuan untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Production Oral) siswa pada materi Se presenter (KD 3.2) dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) mata pelajaran bahasa Perancis kelas X di SMA Negeri Sumatera Selatan

Keywords: Keterampilan berbicara,Project Based Learning

Murni Sinaga, S.Pd.
NIM: 22228299004
SMA Negeri Sumatera Selatan
PPG Bahasa Prancis UNY Kategori 1 Tahun 2022

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi Jalan Pangeran Ratu RT.11 RW.08 Kel.8 Ulu

Lingkup Pendidikan Kec.Sebelarang Ulu I Palembang
Tujuan yang ingin dicapai
SMA Negeri Sumatera Selatan
Penulis
Tanggal Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar (Production Oral) siswa pada materi Se presenter
belakang masalah, mengapa (KD 3.2) dengan menggunakan model
praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi pembelajaran Project Based Learning (PjBL) mata
peran dan tanggung jawab pelajaran bahasa Perancis kelas X di SMA Negeri
anda dalam praktik ini.
Sumatera Selatan

MURNI SINAGA, S.Pd

31 Agustus 2022

Latar belakang permasalahan dari kegiatan ini

adalah:
Latar belakang pemilihan masalah terkait masih

rendahnya kemampuan peserta didik dalam
berbicara (production oral) ini adalah disebabkan
kondisi siswa baik secara internal dan eksternal,

aktivitas siswa secara akademik dan kegiatan
organisasi sekolah.

Motivasi belajar siswa rendah saat mempelajari
bahasa Prancis khusus materi se presenter ini

terlihat berdampak pada rendahnya hasil belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dengan artefak hasil

belajar siswa yang rendah dengan rata-rata nilai

66 (dibawah KKM 75) data ini diambil pada bulan

September 2021. Beberapa faktor penyebab

rendahnya keterampilan berbicara siswa ini
seperti:

a. Kondisi siswa
Berdasarkan kondisi internal siswa,
khususnya siswa kelas XII Sosial ini lebih

mengutamakan bahasa Inggris yang
menjadi pengantar utama selama

pembelajaran di kelas maupun di
lingkungan sekolah. Siswa juga dituntut

lebih berkonsentrasi pada mata pelajaran
yang diujiannasionalkan (UN) dan lebih
mengutamakan materi-materi tentang
AKM. Selain itu, rata-rata siswa tersebut
mengalami ketidakpercayaan diri serta
kesulitan dalam pelafalan akibat cukup
jauh perbedaan pelafalan dan tulisan
bahasa Prancisnya. Kesiapan siswa dalam
menerima juga cukup berbeda-beda
sehingga gaya belajar siswa juga cukup
jauh berbeda. Beberapa siswa lebih mudah
menerima materi jika guru memberikan
audio dibandingan dengan meminta siswa
secara langsung mendengarkan dari guru
atau melihat video-video dari youtube atau
dari sumber-sumber belajar.
Faktor eksternal siswa juga mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran seperti hampir semua siswa
SMA Negeri Sumatera Selatan berasal dari
ekonomi pra sejahtera yang menyebabkan
siswa lebih fokus ke mata pelajaran yang
memberikan prospek mendapatkan
beasiswa. Rata-rata pendidikan dari
orangtua murid juga rendah sehingga
kurang visioner dan cenderung hanya
mengarahkan anak-anaknya ke jurusan
yang umum-umum saja.

Kesulitan siswa dalam pelafalan bahasa
Perancis pada materi se presenter,hal ini
disebabkan karena beberapa hal yaitu
siswa tidak percaya diri dan cenderung
malas serta kurang latihan praktik
berbicara dan jarang mendengarkan
penutur asli. Rasa tidak percaya diri ini
juga disebabkan perbendaharaan kosakata
yang dikuasai siswa sedikit dan tidak
terbiasa menyampaikan pendapat, ide
dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Adanya perbedaan pengucapan dengan
tulisan bahasa Prancis juga mempengaruhi
siswa untuk lebih konsisten berlatih
berbicara di depan kelas maupun di
lingkungan asrama.

b. Faktor lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah juga mempengaruhi
minat anak dalam belajar. Lingkungan

sekolah SMA Negeri Sumatera sendiri
sangat mendukung Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), lingkungan yang bersih,

cukup jauh dari jalan raya sehingga
suasana belajar nyaman dan tidak berisik.

Selain itu, karena sistem sekolah

berasrama sehingga siswa memang

difokuskan belajar, latihan kepemimpinan
dan berorganisasi
c. Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana di SMA Negeri Sumatera
Selatan juga sangat mendukung KBM.

Baik dari segi ruang kelas, lapangan
sekolah, laboratorium dan lain-lain.

Peralatan di kelas juga sangat lengkap
dengan infokus, speaker, dan ada juga
smartboard yang dapat digunakan jika

memang dibutuhkan.

d. Faktor Kompetensi Guru

1. Kompetensi guru juga menjadi faktor

penting yang dalam berhasilnya proses

KBM. Guru masih monoton dan

menggunakan model ceramah dalam
mengajar dan cenderung dengan

“teacher center”. Bahan belajar dan
sumber belajar yang tidak variatif dan

jarang dimodifikasi serta kreatifitas
guru yang tidak dioptimalkan dalam

menyajikan materi. Bahkan guru
cenderung nyaman dengan metode dan

model pembelajaran tertentu saja dan

tidak inovatif. Hal ini terjadi karena
guru jarang mengikuti pelatihan atau

bimtek untuk meningkatkan

kemampuan pedagosisnya. Guru

kurang memaksimalkan model
pembelajaran yang sesuai dengan
karateristik materi terutama model

pembelajaran PjBL dan PBL.
2. Guru juga jarang menggunakan metode

pembelajaran HOTS dalam materi
sehingga siswa masih bingung ketika

diminta menjawab soal yang berbasis
HOTS dan kurangnya kemampuan
siswa dalam berpikir kritis untuk

menyelesaikan permasalahan sehari-

hari yang berkaitan dengan proses

pembelajaran di kelas.

3. Guru belum memaksimalkan teknologi
dan aplikasi pembelajaran yang inovatif
yang sudah cukup banyak tersedia
seperti Quizizz, Kahoot, Jambord, Padlet
dan lain-lain. Guru cenderung hanya
mempersiapkan video dan power point
saja. Media pembelajaran yang tidak
kreatif dan monoton dan membosankan
sehingga siswa kurang semangat
mengikuti pembelajaran.

Dari poin di atas, praktik pembelajaran inovatif
ini dilakukan agar hasil belajar siswa meningkat
dan dengan menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) dan juga
diharapkan siswa lebih aktif di dalam
pembelajaran.

Praktik baik ini penting terutama kepada guru
yang menjadi pelaku utama (penulis). Dengan
melaksanakan praktik baik dalam kelas, guru
akan mendapatkan data-data dan hasil terbaru
dari apa yang sudah dilakukan untuk
mengidentifikasi segala permasalahan yang
terjadi di kelas sehingga dapat memperoleh
gambaran alternatif solusi yang bisa dilakukan
guna meningkatkan motivasi dan minat siswa
pada mata pelajaran bahasa Perancis serta
meningkatan kemampuan pelafalan pada materi
se presenter mata pelajaran bahasa Perancis.

Bagi sekolah, praktik baik ini juga memberikan
bukti bahwa sekolah tersebut ikut serta berperan
aktif memberikan ruang kepada guru untuk
meningkatkan kompetensi guru-guru di sekolah.
Dengan adanya praktik baik maka nilai dan
peran sekolah sebagai wadah meningkatkan
mutu pendidikan akan terwujud dan nilai
akreditasi sekolah juga akan meningkat.

Praktik baik pembelajaran ini juga akan sangat
menginspirasi para guru sebagai bentuk solusi
dari masalah serupa yang dihadapi. Informasi
yang diberikan guru dalam berbagi praktik baik
sangat runtun sehingga memberikan
pemahaman dan kemudahan. Selain itu juga

dilengkapi dengan lembar kerja siswa dan hasil
karya pembelajaran yang berupa produk, video
maupun gambar.

Manfaat praktik baik ini bagi siswa diharapkan
menjadi lebih berani ketika berbicara
menggunakan bahasa Prancis dengan baik dan
benar dan dapat mengungkapkan ide dan
pikirannya dengan teratur. Siswa diharapkan
dapat lebih percaya diri, berani dan lebih
menghargai diri sendiri dan orang lain. Selain itu,
siswa juga diharapkan dapat memperluas
pengetahuannya dan kreativitasnya sehingga
kemampuan berbicara siswa terus meningkat.

Peran dan tanggungjawab saya sebagai guru
dalam kegiatan ini yaitu agar pelaksanaan
praktik pembelajaran berjalan lancar. Saya harus
berupaya untuk melakukan proses belajar secara
efektif dengan menggunkan, metode, media dan
model pembelajaran yang tepat dan inovatif
sehingga tujuan pembelajaran dan dan hasil
belajar siswa tercapai Selain itu saya juga
bertanggung jawab menginformasikan ke rekan
guru lain di sekolah saya bahwa model
pembelajaran dengan Project Based Learning
(PjBL) dengan sintak-sintaknya dapat melatih
siswa lebih kreatif, mampu berpikir kritis dan
dapat menjadi salah satu alternatif solusi
mengatasi rendahnya kemampuan ketrampilan
berbicara siswa. Sebagai guru yang melakukan
proses mulai dari mengidentifikasi masalah,
mencari alternatif solusi, membuat bahan ajar,
melaksanakan aksi, melaksanakan PPL,
melakukan refleksi, diskusi maupun kajian
litetartur sehingga akhirnya dapat menentukan
metode, model, media pembelajaran yang tepat
dan inovatif dalam pembelajaran dikelas
sehingga tujuan dan hasil pembelajaran dapat
tercapai dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan

Manfaat dari kegiatan Best Practice ini adalah
untuk menemukan alternatif-alternatif solusi
yang dapat kita gunakan dalam mengatasi segala

Tantangan : permasalahan dalam kegiatan pembelajaran
Apa saja yang menjadi
dikelas diantaranya dengan cara menyiapkan
tantangan untuk
mencapai tujuan bahan pembelajaran, metode, model dan media

tersebut? Siapa saja yang pembelajaran abad 21 yang tepat dan inovatif
terlibat,
yang berpusat pada siswa sehingga tujuan dan

hasil pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan kajian literatur dan wawancara
penyebab faktor internal penyebab rendahnya
kemampuan keterampilan berbicara siswa
adalah:’

1. Siswa sulit memahami materi pelajaran
dan tidak mempunyai media untuk
melakukan pembelajaran sehingga siswa
kurang aktif

2. Guru tidak terbiasa menggunakan media
yang dapat menunjang pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang
disampaikan sehingga terkesan bosan dan
pelajaran kurang menarik bagi siswa

3. Kondisi lingkungan keluarga yang tidak
kondusif dan pra sejahtera

4. Rendahnya dukungan dan motivasi orang
tua atau wali murid.

5. Karakteristik siswa yang berbeda

6. Materi pembelajaran bahasa Perancis yang

sulit dipahami

Guru kurang maksimal menerapkan model

pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan

pembelajaran Abad 21 seperti Project Based

Learning (PjBL) karena hal berikut:

1. Kemampuan guru untuk menumbuhkan

minat bertanya kepada siswa masih

kurang

2. Guru lebih menyukai metode ceramah

dalam mengajar sehingga pembelajaran di

dalam kelas kurang interaktif dan inspiratif

3. Guru kurang memotivasi siswa untuk

berpartisipasi aktif, dan siswa kurang

mandiri dan kurang memiliki inisiatif

4. Guru belum memaksimalkan saat

merencanakan pelaksanaan pembelajaran,

dan kurang memahami dan mengingat

Langkah-langkah pembelajaran sesuai

dengan sintak yang ada pada model

pembelajaran yang dipilih.

5. Guru kurang mampu mestimulus siswa
untuk menemukan sendiri masalah yang
ada pada meteri pembelajaran

6. Guru kurang mampu dalam menguasai
teknologi dan pengelolaan serta
pengawasan kelas sehingga pembelajaran
tidak dapat berjalan dengan maksimal

Sedangkan beberapa faktor yang menyebabkan
kesulitan pelafalan bahasa Perancis pada siswa
berdasarkan kajian literatur dan wawancara
diantaranya adalah

1. Perbedaan pengucapan bahasa Perancis
dengan bahasa Indonesia

2. Praktik berbicara bahasa Perancis yang
sedikit

3. Kesulitan menyampaikan ide dan gagasan

Guru kurang maksimal memberikan
pembelajaran HOTS ke siswa karena:

1. Pemahaman guru tentang sistem evaluasi
pembelajaran berbasis Higher Order
Thinking Skill (HOTS) masih sangat kurang

2. Guru kurang mampu merencanakan soal
berbasis HOTS serta melakukan analisis
butir soal sehingga guru belum terlatih
untuk mengembang dan menyusun soal-
soal guna mengukur kemampuan beroikir
tingkat tinggi

3. Guru kurang mampu untuk menentukan
model dan metode pembelajaran yang
tepat karena kurang memahami mengenai
berpikir tingkat tinggi

Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam
pembelajran karena hal berikut:

1. Kurangnya fasilitas pribadi yang dimiliki
guru seperti laptop, keterbatasan waktu,
dan keterbatasan kemampuan sehingga
guru kurang persiapan dalam mengajar
menggunkan teknologi

2. Adanya aturan yang melarang siswa
menggunakan HP di sekolah.

3. Kurangnya pemanfaatan TPACK dalam
proses pembelajran di dalam kelas

Berdasarkan penyebab dari permasalah di
atas tantangan yang dihadapi guru yaitu:

1. Guru semestinya menggunakan model
pembelajaran tepat sehingga mampu
meningkatkan keaktifan dan partisipasi

siswa dalam pembelajaran
2. Guru memaksimalkan pemberian

pembelajaran HOTS ke siswa agar siswa

mampu berpikir kritis yang

diimplementasikan dalam sintak
pembelajaran PjBL
3. Pemanfaatan teknologi yang mendukung

pembelajaran sesuai karateristik siswa di
abad 21 yang tidak dapat lepas dari

teknologi

Aksi : Pada proses pembuatan praktik baik ini saya ini
saya didukung dan diarahkan oleh adalah dosen
Langkah-langkah apa yang pembimbing M.Rohali dan guru pamong Mme.
dilakukan untuk Prihartini yang memberikan masukan dan
bagaimana menjadi seorang guru profesional.
menghadapi tantangan Saya juga sangat di dukung kepala sekolah,
tersebut/ strategi apa yang bapak Iswan Djati Kusuma dan wakil kurikulum
ibu Hnadayani. Atas izin mereka saya
mendapatkan kelas dan waktu untuk mengajar.
Saya juga mendapat dukungan dari rekan

sejawat seperti pak Adi Pribadi yang memberikan
ruang kelasnya sehingga dapat saya pergunakan

kelas XII Sosial sebagai untuk mengajar materi
praktik baik saya ini. Dalam prose pengambilan

dokumentasi dan rekaman juga saya mendapat
dukunga dari Pak Ahyar dan Pak Agam yang
selama prose pembuatan pratik baik ini mereka

membantu saya mempersiapkan peralatan dan
proses pengeditan video pembelajaran praktik
baik
Pak Adrianto dan tim IT sekolah yang membantu
saya dalam mengantisipasi jaringan internet dan
dalam mempersipakan infocus agar dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik.
Siswa-siswi saya di kelas XII sosial yang dengan

baik mengikuti KBM sehingga proses
pembelajaran praktik baik ini dapat berjalan

dengan lancar.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk

menghadapi tantangan adalah dengan
menentukan beberapa alternatif solusi masalah

baik melalui kajian literatur ataupun kajian
wawancara untuk meningkatkan kemampuan

digunakan/ bagaimana

prosesnya, siapa saja yang pelafalan siswa pada materi se présenter yaitu
terlibat / Apa saja sumber dengan :
daya atau materi yang 1. Pemilihan model pembelajaran yang tepat,

diperlukan untuk menarik dan interaktif yang sesuia dengan
melaksanakan strategi ini karateristik materi pembelajaran seperti

Project Based Learning (PjBL) dimana
berdasarkan kajian literatur yang diperoleh,

model PjBL ini sagat cocok untuk materi se
presenter.
2. Proses pengembangan RPP dan LKPD yang

berpusat pada minat dan bakat siswa,
membuat guru mampu menentukan kegiatan

apa saja yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. Dengan demikian siswa pun

akan lebih aktif, interaktif dan mampu
mengakomodasi pembelajaran berbasis HOTS
sesuai dengan sintaks pembelajaran yang
terdapat pada model pembelajaran PjBL.

3. Memanfaatkan pendekatan dan media

pembelajaran berbasis TPACK seperti video

pembelajaran ( youtube) dan powerpoint.

Sedangkan menurut Koehler dkk (2013)

Technological Pedagogical Content Knowledge

(TPACK) merupakan sebuah kerangka teoritis

untuk mengintegrasikan teknologi dalam

pembelajaran Penggunaan pendekatan dan

media berbasis TPACK dapat memberikan

dampak:

1. Meningkatkan pemahaman siswa melalui

keterlibatan teknologi.

2. Meningkatkan keterampilan guru dalam

mengolaborasikan teknologi

3. Pembelajaran yang rumit bisa

disederhanakan dengan bantuan teknologi.

4. Membantu guru dalam mencapai tujuan

pengembangan kompetensi

Strategi yang dilakukan oleh guru adalah dengan
terus belajar dan mengupgrade kemampuan

pedagogis seperti penguasaan metode,model dan
penguasaan media pembelajaran melalui
berbagai diklat, MGMP, seminar dan kegaiatan

lainnya yang menunjang kegiatan pembelajaran
guru dikelas sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran abad 21 yang menjadikan siswa
sebagai pusat pembelajaran.

Sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan ini
adalah guru, rekan sejawat, kepala sekolah,
dosen serta siswa

Refleksi Hasil dan Dampak dari aksi langkah-langkah yang

dampak dilakukan yaitu hasil yang dirasakan positif
Bagaimana dampak dari adalah:

aksi dari Langkah-langkah 1. Dampak pemilihan model pembelajaran
yang dilakukan? Apakah inovatif Project Based Learning (PjBL) yang
hasilnya efektif? Atau diterapkan pada pembelajaran dengan

tidak efektif? Mengapa? materi se presenter dengan langkah -
Bagaimana respon orang langkah sebagai berikut:

lain terkait dengan a. Fase 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar
strategi yang dilakukan, Pada langkah pertama ini, Guru dan

Apa yang menjadi faktor peserta didik menyimak tayangan audio
keberhasilan atau visual yang disajikan tentang se
ketidakberhasilan dari présenter. Terlihat siswa antusias
menyaksikan video tersebut dan mulai
strategi yang dilakukan? mengajukan pertanyaan mendasar dan
Apa pembelajaran dari
siswa terlihat aktif dalam kegiatan
keseluruhan proses pembelajaran
tersebut
b. Fase 2: Mendesain Perencanaan Proyek
Kelas diorganisasikan menjadi 8 kelompok

heterogen terdiri atas 4 s.d 5 peserta. Hal
ini dirasa efektif untuk menyusun dan
merencanakan proyek mereka. Setiap

kelompok berdiskusi secara luring dan
daring dalam Canva atau Google Slide

c. Peserta didik mendownload Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) yang berisi tugas

proyek sebagai bentuk hasil karya siswa
yang dituangkan dalam sosial media siswa

2. Penggunaan media pembelajaran berbasis
TPACK dan memberikan ice beraking

membantu proses pembelajaran
pemahaman pelafalan siswa pada materi se

presenter dan menciptakan suasana kelas
yang interaktif dan tidak monoton.

Dampak terhadap hasil belajar:
Hasil belajar siswa yang berpatokan pada KKM

pembelajaran bahasa Perancis yaitu 75. Pada PPL
ke-1 diberikan evaluasi berupa proyek secara

berpasangan dan secara individu sesuai dengan
yang di LKPD. Secara umum tingkat ketuntasan
sudah mencapai 80,8 % ke 81 %. Pada langkah

ini peserta didik melakukan kajian literasi bahan

ajar, video sumber belajar dan buku paket.
Kemampuan literasi siswa yang belum maksimal
menyababkan siswa masih kesulitan

mempraktekan ketrampilan berbicara. Adanya
peningkatan rata-rata siswa dari 66 menjadi 80,8

% yang berarti penerapan model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) efektif

meningkatkan kemampuan keterampilan
berbicara pada materi se presenter.

Faktor pendukung keberhasilan pembelajaran ini
karena menggunakan PjBL yang berpusat pada

siswa, informasi pada pembelajaran
menggunakan media power point dengan canva,

diskusi interaktif dengan google slide,
penggunaan undian online
https://wheelofnames.com/ saat akan

menentukan siswa akan presentasi. Agar kelas

semakin interaktif menerapkan “ice breaking”

dan medengarkan lagu bahasa Perancis.

Pembelajaran yang dapat diambil dari kegiatan
yang sudah guru lakukan adalah seyogyanya
guru harus lebih kreatif dan inovatif sehingga

proses belajar mengajar sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan beragamnya model

pembelajaran dan dengan penerapan yang sesuai
dengan karateristik siswa dan materi akan

meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
Guru harus terus berkreasi berinovasi dalam
melaksanakan kewajiban pembelajaran dikelas

dengan memilih metode, model dan media
pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.


Click to View FlipBook Version