1 AKSIOLOGI KOMUNIKASI DAN AKAR TINDAK KOMUNIKASI Penulis Lailatul Fadilla Editor Lailatul Fadilla Cover Lailatull Fadilla Dosen Pengampu Abu Amar Bustomi, M.Si. PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2023 AKSIOLOGI KOMUNIKASI DAN AKAR TINDAK KOMUNIKASI
2 AKSIOLOGI KOMUNIKASI DAN AKAR TINDAK KOMUNIKASI Penulis Lailatul Fadilla Editor Lailatul Fadilla Cover Lailatul Fadilla Dosen Pengampu Abu Amar Bustomi, M, Si. PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2023
3 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan minibook ini sesuai dengan rencana. Shalawat serta salam semoga tetap terhaturkan kepada Rasulullah Saw. Adapun tujuan dari penulisan minibook ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kuliah Filsafat Komunikasi. Selain itu, minibook ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang aksiologi dan akar tindak komunikasi. Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah Swt, karena atas izin-Nya minibook ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Abu Amar Bustomi, M.Si. .selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Komunikasi. Saya menyadari bahwa mainibook yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan minibook ini. Semoga minibook ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis. Surabaya, 3 juli 2023 Lailatul Fadilla
4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1 BAB 1 PENGANTAR FILSAFAT KOMUNIKASI………………………………………………..5 A. Definisi Filsafat………………………………………………………………..5 B. Definisi Filsafat Komunikasi…………………………………………………..6 C. Perkembangan Filsafat Komunikasi di Indonesia……………………………..7 D. Fungsi dan Peran Filsafat Komunikasi……………….……..…………………8 E. Aspek Filsafat Komunikasi……………….……………………………….…..9 BAB 2 AKSIOLOGI KOMUNIKASI……………………………………………12 A. Definisi Aksiologi Komunikasi……………...…….…………………………12 B. Pentingnya Aksiologi Komunikasi…………………………..……………….13 C. Prinsip Aksiologi Komunikasi……………………………………………….14 D. Penerapan Aksiologi Komunikasi dalam berbagai Konteks…………………16 E. Pengaruh Aksiologi Komunikasi terhadap Interaksi Sosial………………….18 BAB 3 AKAR TINDAK KOMUNIKASI...................................................................21 A Definisi Akar Tindak Komunikasi……………………………………………21 B. Pentingnya Akar Tindak Komunikasi………………………………………..22 C. Teori-teori Akar Tindak Komunikasi…..………………………………….…23 D. Pengaruh Akar Tindak Komunikasi terhadap Interaksi Manusia……...……25 E. Pengaruh Akar Tindak Komunikasi terhadap Tujuan dan Hasil Komunikasi.26 F. Hubungan Akar Tindak Komunikasi dengan Aksiologi Komunikasi….…….27 PENUTUP………………………………………………………………………..29 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30
5 BAB 1 FILSAFAT KOMUNIKASI A. Definisi Filsafat Filsafat adalah studi tentang pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai keberadaan, pengetahuan, nilai, etika, kebenaran, dan hubungan antara manusia, alam semesta, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Filsafat mencoba untuk memahami dunia dan pengalaman manusia dengan menggunakan metode pemikiran kritis, logika, dan refleksi filosofis. Secara etimologi, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu philosophia yang berarti cinta terhadap kebijaksanaan atau cinta terhadap pengetahuan. Filsafat melibatkan refleksi mendalam terhadap konsep-konsep fundamental seperti realitas, kebenaran, nilai, keadilan, kebebasan, dan sebagainya. Secara umum, filsafat bertujuan untuk memahami dunia dan tempat kita di dalamnya dengan cara yang mendalam dan komprehensif. Hal ini melibatkan pemikiran kritis dan refleksi yang mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan dasar tentang hidup, pengetahuan, dan eksistensi manusia. Filsafat melibatkan argumen logis, pemikiran kritis, dan pemikiran abstrak untuk mengeksplorasi konsep-konsep fundamental dan mempertanyakan keyakinan yang mendasari pemahaman tentang dunia. Filsafat tidak hanya mencari jawaban tetap, tetapi juga berupaya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan merangsang pemikiran kritis. Filsafat seringkali melibatkan diskusi tentang masalah-masalah seperti keberadaan Tuhan, sifat realitas, hakikat manusia, hubungan antara pikiran dan tubuh, dan banyak pertanyaan lainnya yang menantang pandangan dunia kita. Secara keseluruhan, filsafat adalah upaya manusia untuk memahami dunia dan diri sendiri melalui pemikiran yang mendalam, analisis konseptual, dan penelitian
6 kritis. Filsafat berfungsi sebagai dasar pemikiran yang mempengaruhi berbagai bidang ilmu pengetahuan, etika, politik, dan agama, serta membantu memahami eksistensi dan makna hidup. B. Definisi Filsafat Komunikasi Komunikasi merupakan fenomena fundamental dalam kehidupan manusia. Manusia berkomunikasi untuk menyampaikan informasi, membangun hubungan, dan mempengaruhi orang lain. Namun, komunikasi juga dapat menjadi sumber konflik dan ketidakpahaman jika tidak dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, filsafat komunikasi mencoba untuk mengungkap dan memahami esensi dari komunikasi serta menawarkan pandangan dan konsep yang dapat memperluas pemahaman. Filsafat komunikasi adalah cabang ilmu yang mempelajari berbagai aspek dan fenomena yang terkait dengan komunikasi manusia. Konsep ini melibatkan pemahaman mendalam tentang cara manusia berinteraksi, mentransmisikan pesan, dan memahami pesan dari orang lain. Melalui analisis filosofis, filsafat komunikasi menggali makna, nilai, tujuan, dan implikasi dari fenomena komunikasi. Filsafat komunikasi tidak hanya berfokus pada aspek teoritis, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang praktik komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, filsafat komunikasi memberikan landasan untuk memikirkan secara kritis dan reflektif tentang bagaimana komunikasi mempengaruhi hubungan, politik, kekuasaan, dan pemahaman kolektif. Salah satu konsep penting dalam filsafat komunikasi adalah makna. Yang mana komunikasi menyelidiki Bagaimana makna dibangun, ditransmisikan, dan diinterpretasikan melalui komunikasi. Dalam pemahaman yang lebih luas, filsafat komunikasi juga menguji peran bahasa, tanda, simbol, dan representasi dalam membentuk makna. Filsafat komunikasi melibatkan pemikiran kritis terhadap konsep, teori, dan praktik komunikasi. Melalui pendekatan filosofis, filsuf komunikasi mencoba menggali pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang komunikasi, seperti sifat
7 kebenaran, realitas, bahasa, tindakan komunikatif, etika, dan tujuan komunikasi. Tujuan utama filsafat komunikasi adalah mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang komunikasi dan fenomena-fenomena komunikasi yang melibatkan manusia. Hal ini melibatkan pemikiran reflektif dan analisis kritis terhadap aspekaspek filosofis dalam komunikasi, seperti konsepsi tentang kebenaran, realitas, identitas, nilai-nilai, dari etika dalam konteks komunikasi. C. Perkembangan Filsafat Komunikasi di Indonesia Perkembangan pesawat komunikasi di Indonesia memiliki sejarah yang mirip dengan negara-negara Eropa, yang mana awalnya dipengaruhi oleh publistik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sarjana Indonesia pada masa lalu yang menimba ilmu di Eropa. Pada awalnya, istilah publistik digunakan untuk merujuk pada lembaga dan bidang kajian ilmiah yang berkaitan dengan komunikasi. Di Universitas Padjadjaran misalnya, pasti ada fakultas publistik yang mengkhususkan diri dalam studi logistik atau ilmu komunikasi. Namun, seiring dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat yang semakin luas, keberadaan publistik sebagai institusi maupun bidang ilmiah dianggap tidak lagi dapat memenuhi tantangan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk meningkatkan status jurusan publistik menjadi fakultas. Meskipun telah berubah menjadi fakultasmeskipun telah berubah menjadi fakultas, istilah publistik tidak digunakan perubahan ini mencerminkan pemahaman yang lebih luas tentang disiplin ilmu komunikasi dan pengakuan akan kompleksitasnya. Filsafat komunikasi di Indonesia mengalami pergeseran fokus dari studi tentang teks dan praktik publistik menjadi bidang yang lebih holistik dan komprehensif, yang melibatkan pemahaman mendalam tentang komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi organisasi, dan bidang-bidang lainnya. Perkembangan filsafat komunikasi di Indonesia juga mencerminkan pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi informasi. Kedatangan media baru, seperti internet dan media sosial telah mengubah lanskap komunikasi secara drastis. Hal ini mendorong pemikiran dan penelitian yang lebih dalam tentang
8 komunikasi dalam konteks digital termasuk dampaknya terhadap budaya, politik, dan masyarakat. Dalam perkembangan filsafat komunikasi di Indonesia, terdapat pula perluasan kajian yang melibatkan aspek sosial, budaya, dan politik. Pemikiran filsafat komunikasi tidak hanya berfokus pada aspek teknis dan praktis, tetapi juga mempertimbangkan konteks sosial dan budaya di mana komunikasi terjadi. Hal ini mencakup studi tentang identitas, perbedaan budaya, konflik, dan isu-isu sosial yang terkait dengan komunikasi. Dalam hal ini, perkembangan filsafat komunikasi di Indonesia terus beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan zaman. Para ahli dan akademisi di bidang ini berupaya untuk mengembangkan teori dan konsep yang relevan dengan konteks lokal, sekaligus mengintegrasikan perspektif global dalam memahami komunikasi. Dengan demikian, bisakah komunikasi di Indonesia terus bergerak maju memainkan peran penting dalam memahami dan menganalisis fenomena komunikasi. D. Fungsi dan Peran Filsafat Komunikasi Filsafat komunikasi adalah cabang filsafat yang mempelajari fenomena komunikasi secara mendalam. Peran dan fungsi filsafat komunikasi meliputi: 1. Pemahaman Konseptual Filsafat komunikasi membantu dalam mengembangkan konsepkonsep dasar yang mendasari komunikasi manusia. Melalui analisis filosofis, filsafat komunikasi mencoba untuk memahami sifat komunikasi, makna, bahasa, tindakan komunikatif, dan aspek-aspek lainnya yang terlibat dalam proses komunikasi. 2. Penilaian Kritis Filsafat komunikasi memberikan kerangka kerja untuk melakukan penilaian kritis terhadap berbagai teori, pendekatan, dan praktik komunikasi. Hal ini melibatkan evaluasi terhadap asumsi, konsep,
9 metodologi, dan implikasi etis dari komunikasi. Dengan demikian, filsafat komunikasi membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pemikiran komunikasi serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampaknya dalam konteks sosial dan budaya. 3. Etika Komunikasi Filsafat komunikasi membahas pertanyaan etis yang muncul dalam praktik komunikasi. Yang mana mencakup pertimbangan moral mengenai kebenaran, keadilan, privasi, tanggung jawab, dan nilai-nilai lainnya yang terkait dengan komunikasi. Filsafat komunikasi membantu dalam membentuk pandangan tentang bagaimana komunikasi seharusnya dilakukan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. 4. Konstruksi Teori Filsafat komunikasi berkontribusi dalam membangun teori-teori komunikasi yang lebih kokoh dan memperluas pemahaman tentang komunikasi. Dengan menggunakan pendekatan filosofis, filsafat komunikasi merumuskan konsep-konsep dan kerangka kerja yang mendasari berbagai teori komunikasi. Hal ini membantu dalam memperdalam wawasan tentang sifat, tujuan, dan proses komunikasi serta mengidentifikasi prinsip-prinsip yang mendasari interaksi komunikatif. Secara keseluruhan, filsafat komunikasi memainkan peran penting dalam memahami, mengevaluasi, dan memperluas pengetahuan tentang komunikasi manusia setelah memberikan kerangka kerja etis dan konseptual untuk menjalankan komunikasi yang efektif dan bertanggung jawab. E. Aspek Filsafat Komunikasi Aspek filsafat komunikasi adalah aspek-aspek dasar yang melibatkan pertimbangan filsafat dalam konteks komunikasi. Beberapa aspek penting dalam filsafat komunikasi meliputi:
10 1. Ontologi Komunikasi Ontologi komunikasi dalam aspek filsafat komunikasi membahas tentang hakikat atau kenyataan komunikasi itu sendiri. Ontologi merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan studi tentang realitas, keberadaan, dan esensi dari suatu entitas atau fenomena. Dalam konteks komunikasi ontologi komunikasi mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai apa yang sebenarnya terjadi dalam proses komunikasi dan Bagaimana komunikasi menciptakan makna dan pemahaman diantara individu-individu. Selain itu, antologi komunikasi menyoroti pentingnya makna dan pemahaman dalam komunikasi. Komunikasi bukan hanya tentang pertukaran kata-kata atau informasi, tetapi juga tentang konstruksi makna dan pemahaman bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Antologi komunikasi mengakui bahwa makna tidak inheren dalam kata-kata atau simbol-simbol yang digunakan tetapi terbentuk melalui interaksi dan negosiasi antara individu-individu. Dalam konteks ini, komunikasi dipahami sebagai suatu proses konstruksi sosial yang melibatkan pembentukan makna bersama. Selanjutnya, ontologi komunikasi menekankan bahwa komunikasi memiliki pengaruh dan dampak yang signifikan terhadap realitas dan keberadaan manusia. Komunikasi tidak hanya mencerminkan realitas, tetapi juga menciptakan realitas baru. Melalui komunikasi, individu-individu dapat membentuk pemahaman, keyakinan, nilai-nilai, dan identitas yang membentuk pandangan dunia mereka. Komunikasi juga memiliki kekuatan untuk mengubah dan membentuk tatanan sosial, termasuk norma dan struktur kekuasaan. 2. Epistemologi Komunikasi Aspek filsafat komunikasi epistemologi adalah pendekatan filsafat yang berkaitan dengan pemahaman tentang pengetahuan dan bagaimana
11 pengetahuan itu diperoleh melalui komunikasi. Dalam konteks ini, epistemologi komunikasi berfokus pada pertanyaan tentang sifat pengetahuan komunikasi, sumber-sumbernya, dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat diakses atau dikonstruksi. Habis di malam komunikasi mengakui bahwa pengetahuan komunikasi dapat dibangun melalui interaksi sosial dan pengalaman personal. Manusia memperoleh pengetahuan komunikasi melalui interaksi dengan orang lain, serta melalui pemahaman dan interpretasi terhadap pesan-pesan yang diterima. Epistemologi komunikasi juga menyoroti peran penting bahasa dan simbol dalam proses komunikasi. Bahasa dan simbol digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan mentransfer pengetahuan antara individu atau kelompok. Epistemologi komunikasi meneliti bagaimana penggunaan bahasa dan simbol mempengaruhi konstruksi dan interpretasi pengetahuan. 3. Aksiologi Komunikasi Aksiologi komunikasi berfokus pada nilai-nilai dan tujuan yang mendasari komunikasi manusia. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan studi nilai-nilai. Dalam konteks komunikasi, aksiologi komunikasi menyolali penting yang nilai-nilai yang ada dalam interaksi komunikatif. Aspek aksiologi komunikasi melibatkan pengakuan akan nilai-nilai yang mendasari komunikasi. Secara lebih lanjut, aksiologi komunikasi akan dijelaskan pada bab berikutnya.
12 BAB 2 AKSIOLOGI KOMUNIKASI A. Pengertian Aksiologi Komunikasi Pemahaman tentang aksiologi komunikasi penting dalam konteks komunikasi karena nilai-nilai dan prinsip etika yang dianut oleh individu atau masyarakat mempengaruhi kualitas, efektivitas, dan dampak komunikasi itu sendiri. Dengan memahami aksiologi komunikasi, individu dapat berkomunikasi dengan lebih bermakna etis dan berorientasi pada keadilan. Aksiologi komunikasi juga membantu hubungan yang saling menghormati, mendorong partisipasi aktif dalam diskusi publik, serta mempromosikan pemahaman dan keharmonisan dalam berbagai konteks komunikasi. Aksiologi komunikasi adalah bidang studi yang berkaitan dengan nilai-nilai dan etika dalam komunikasi. Kata aksiologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata yaitu axios yang artinya nilai dan logos yang artinya teori atau ilmu. Aksiologi merupakan komponen ketiga dalam kajian filsafat. Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai. Nilai sendiri adalah kualitas yang terdapat dalam suatu objek sehingga dapat dianggap sebagai bernilai atau tidak bernilai (Syukurdi 2015). Aksiologi komunikasi mengkaji prinsip-prinsip moral dan etika yang mempengaruhi cara kita berkomunikasi, serta nilai-nilai yang harus ditegakkan dalam proses komunikasi. Secara keseluruhan, aksiologi komunikasi mengajarkan pentingnya mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap tindakan komunikasi. Aksiologi komunikasi mengakui bahwa komunikasi memiliki dimensi moral yang penting. Ini berarti bahwa komunikasi bukan hanya tentang pertukaran informasi semata, tetapi juga melibatkan pertimbangan etika, integritas, dan pertanggungjawaban. Aksiologi komunikasi mempertanyakan Bagaimana komunikasi dapat mencerminkan dan mewujudkan nilai-nilai di angka penting dalam suatu masyarakat. Aksiologi komunikasi memainkan peran penting dalam
13 setiap tindakan komunikasi yang baik dan bermakna. Melalui pemahaman nilainilai seperti kebenaran, kejujuran, penghargaan, dan keadilan (Abidin 2011). Komunikasi dapat menjadi alat yang kuat dalam membangun hubungannya harmonis dan saling memahami antara individu dan kelompok dalam suatu masyarakat. B. Pentingnya Aksiologi Komuninikasi Aksitudi tentang nilai-nilai dan prinsip etika yang mempengaruhi komunikasi individu dan masyarakat. Tingnya aksi lebih komunikasi terletak pada dampaknya terhadap kualitas, efektivitas, dan hasil dari proses komunikasi dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa alasan mengapa unsur-unsur komunikasi sangat penting: 1. Membentuk Komunikasi Bermakna Aksiologi komunikasi membantu individu dan masyarakat untuk memahami pentingnya memberikan arti dan makna yang jelas dalam komunikasi. Melalui pemahaman ini, komunikasi dapat menjadi lebih bermakna dan mendalam. Jika komunikasi memiliki makna yang kuat, pesan dapat diterima dengan lebih baik dan tujuan komunikasi dapat tercapai secara lebih efektif. 2. Mendorong Etika Komunikasi Nilai dan prinsip etika yang dipegang oleh individu dan masyarakat memiliki peran penting dalam komunikasi yang adil, jujur, dan bertanggung jawab. Hasil komunikasi menggarisbawahi pentingnya integritas, kejujuran, dan penghormatan dalam berkomunikasi. Ketika komunikasi yang baik memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, tidak menyesatkan, dan tidak merugikan
14 pihak lain. Dengan adanya etika komunikasi, hubungan antar individu dan antar budaya dapat dibangun dengan lebih baik. 3. Membangun Hubungan yang Berkualitas Komunikasi yang efektif dan berdasarkan nilai-nilai positif dapat membantu hubungan yang berkualitas antara individu dan kelompok. Ketika komunikasi didasarkan pada saling pengertian, empati, dan kesamaan nilai, hubungan interpersonal dapat tumbuh dengan lebih baik. Komunikasi yang baik juga mendorong kolaborasi, kepercayaan, dan saling menghormati, yang merupakan pondasi hubungan yang kuat. 4. Mengatasi Perbedaan Budaya Aksiologi komunikasi membantu individu Dalam memahami dan menghargai perbedaan budaya dalam komunikasi. Setiap budaya memiliki norma, nilai, dan prinsip komunikasi yang berbeda. Dengan memahami dan menghormati perbedaan ini, individu dapat menghindari kesalahpahaman dan konflik dalam komunikasi lintas budaya. Aksiologi komunikasi membuka pintu bagi peningkatan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan budaya, sehingga memungkinkan kolaborasi yang lebih baik dalam konteks yang lebih luas. Secara keseluruhan aksiologi komunikasi memainkan peran penting telah membentuk komunikasi yang bermakna, etis, dan efektif. Dengan memperhatikan nilai-nilai dan prinsip etika dalam komunikasi, individu dan masyarakat dapat menciptakan hubungan yang berkualitas dan mengatasi perbedaan budaya dalam proses komunikasi. C. Prinsip Aksiologi Komunikasi Prinsip aksiologi komunikasi adalah seperangkat nilai-nilai atau prinsipprinsip yang mengatur komunikasi manusia. Aksiologi merupakan cabang filsafat
15 yang mempelajari nilai-nilai atau kebaikan dalam konteks moral dan estetika. Dalam konteks komunikasi prinsip sosiologi memberikan panduan tentang bagaimana berkomunikasi secara etis, efektif, dan bermakna. Berikut ini adalah beberapa prinsip aksiologi komunikasi yang umumnya diakui: 1. Kejujuran Prinsip ini menekankan pentingnya kejujuran dalam komunikasi. Seorang komunikator harus berusaha untuk berbicara dengan kebenaran dan menghindari kebohongan atau manipulasi informasi. 2. Keadilan Prinsip ini menekankan perlunya berkomunikasi dengan adil dan objektif. Seorang komunikator harus memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak untuk berbicara dan mendengar, serta menghormati kepentingan dan perspektif yang berbeda. 3. Empati Prinsip ini menekankan pentingnya memiliki empati dalam seorang komunikator harus mampu memahami dan menghargai perasaan, pandangan, dan pengalaman orang lain untuk menciptakan hubungan yang lebih baik. 4. Keterbukaan Prinsip ini menekankan pentingnya menjadi terbuka dan transparan dalam komunikasi. Seorang komunikator harus berusaha untuk memberikan informasi yang jelas, akurat, dan komprehensif kepada pihak lain.
16 5. Menghormati martabat manusia Prinsip ini menekankan pentingnya menghormati martabat dan nilai-nilai manusia dalam komunikasi. Seorang komunikator harus menghindari tindakan atau ucapan yang merendahkan, menyakiti, atau melecehkan orang lain. 6. Keterampilan komunikasi Prinsip ini menekankan pentingnya memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Seorang komunikator harus mampu mengungkapkan ide-ide dengan jelas, mendengarkan dengan aktif, memahami konteks komunikasi, dan menggunakan bahasa yang sesuai. Prinsip-prinsip aksiologi komunikasi di atas dapat membantu individu atau kelompok dalam membangun hubungan yang harmonis, meningkatkan pemahaman, dan mencapai tujuan komunikasi yang efektif. Penting untuk menginternalisasi prinsip-prinsip ini dan menggunakannya sebagai landasan dalam setiap interaksi komunikatif yang dilakukan. D. Penerapan Aksiologi Komunikasi dalam berbagai Konteks Aksiologi komunikasi adalah cabang ilmu komunikasi yang berkaitan dengan penilaian nilai-nilai moral dan etika dalam komunikasi. Penerapan aksiologi komunikasi dapat ditemukan dalam berbagai konteks, baik dalam kehidupan seharihari maupun di bidang profesional. Aksiologi dapat membantu menciptakan komunikasi yang lebih efektif, etis, dan berdampak positif. Dengan memahami nilai-nilai moral dan etika yang mendasari komunikasi, orang-orang dapat membangun hubungan yang kuat, memperoleh kepercayaan, dan mencapai tujuan komunikasi yang lebih baik. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan aksiologi komunikasi dalam berbagai konteks:
17 1. Komunikasi Interpersonal Dalam konteks komunikasi antar pribadi, Xiaomi komunikasi menekankan pentingnya kejujuran, saling menghormati, dan empati. Menghargai kepentingan dan perasaan orang lain adalah prinsip penting dalam menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis. 2. Komunikasi Organisasi Dalam konteks komunikasi di tempat kerja, aksiologi komunikasi mengarahkan pada penggunaan komunikasi yang jujur, transparan, dan terbuka. Penting bagi organisasi untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada karyawan dan pemangku kepentingan lainnya akurat dan dapat dipercaya. 3. Komunikasi Publik Dalam konteks komunikasi publik, aksiologi komunikasi menuntut kejujuran, integritas, dan tanggung jawab. Komunikator publik diharapkan untuk memberikan informasi yang akurat dan tidak menyesatkan kepada masyarakat. 4. Komunikasi Politik Dalam konteks komunikasi politik, sosiologi komunikasi menekankan pentingnya kejujuran, etika, dan tanggung jawab dalam menyampaikan pesan politik kepada masyarakat. Komunikasi politik yang bertanggung jawab harus menghormati nilai-nilai demokrasi, memberikan informasi yang akurat, dan menghindari pemalsuan fakta. 5. Komunikasi Media
18 Dalam konteks komunikasi media, aksiologi komunikasi mengacu pada tanggung jawab media untuk menyajikan informasi yang akurat, seimbang, dan tidak memihak. Prinsip ini juga berlaku untuk wartawan,yang harus mematuhi kode etik jurnalistik dan menghindari manipulasi informasi. 6. Komunikasi Lintas Budaya Dalam konteks komunikasi lintas budaya, aksiologi komunikasi menekankan pentingnya penghargaan terhadap keberagaman budaya, kesaling pengertian, dan penghormatan terhadap norma dan nilai-nilai budaya orang lain. Komunikasi yang efektif dalam konteks ini melibatkan kemampuan untuk memahami perbedaan budaya dan beradaptasi dengan cara yang sesuai. E. Pengaruh Aksiologi Komunikasi terhadap Interaksi Sosial Aksiologi adalah jantung filsafat yang mempelajari nilai dan etika, serta mempertimbangkan bagaimana nilai-nilai ini mempengaruhi perilaku manusia dalam berbagai konteks (Siti 2002). Aksiologi memiliki peran penting dalam interaksi sosial, karena nilai-nilai yang diyakini oleh individu dan masyarakat akan mempengaruhi cara mereka berhubungan, berinteraksi, dan membentuk komunitas. Salah satu pengaruh utama aksiologi terhadap interaksi sosial adalah pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman nilai. Setiap individu dan kelompok memiliki nilai-nilai yang berbeda, dan pemahaman yang baik tentang perbedaan ini dapat memfasilitasi Interaksi yang lebih harmonis dan saling menghargai. Aksiologi mengajarkan bahwa setiap nilai memiliki legitimasi relatif, dan melalui dialog yang terbuka, manusia dapat mencapai pemahaman bersama dan mencari titik temu dalam perbedaan-perbedaan mereka. Selanjutnya, aksiologi juga berperan dalam bentuk norma dan etika dalam interaksi sosial. Nilai-nilai aksiologis membentuk pandangan seseorang tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk, adil dan tidak adil (Febriani 2018). Nilai-
19 nilai individu dan kelompok memainkan peran penting dalam membentuk interaksi dengan orang lain, baik dalam skala kecil seperti interaksi sehari-hari, maupun dalam skala yang lebih luas seperti interaksi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ini akan mempengaruhi pembentukan aturan, kebijakan, dan tata tertib yang mengatur interaksi antar individu dan kelompok (Risieri 2011). Misalnya, dalam masyarakat yang mementingkan nilai kekeluargaan, interaksi sosial akan didasarkan pada sikap saling tolong-menolong dan kepedulian terhadap keluarga. Sebaliknya, dalam masyarakat yang mengedepankan nilai individualisme, interaksi sosial cenderung lebih berfokus pada diri sendiri. Aksiologi komunikasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap interaksi sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Nilai-nilai yang diterapkan dalam komunikasi membentuk landasan etis dan moral yang dapat mempengaruhi hubungan interpersonal, perkembangan budaya, serta pembentukan masyarakat yang inklusif dan harmonis. Aksiologi komunikasi mendorong penghormatan dan empati dalam interaksi sosial. Komunikasi yang didasarkan pada etika ini memungkinkan individu untuk memahami perspektif orang lain dan membangun jaringan sosial yang kuat. Selain itu, aksiologi komunikasi berperan penting dalam mempromosikan kejujuran dan integritas dalam interaksi sosial. Ketika nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab dipraktikkan dalam komunikasi maka akan tercipta kepercayaan yang lebih besar di antara individu atau kelompok. Hal ini dapat meminimalkan konflik dan membantu menciptakan lingkungan yang saling mendukung. Aksiologi komunikasi mencakup nilai-nilai etika yang melibatkan kejujuran, integritas, dan saling menghormati dalam komunikasi. Jika individu berdasarkan interaksi sosial mereka pada nilai-nilai etika ini, mereka akan cenderung memiliki hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain. Mereka akan berkomunikasi dengan jujur, menghargai pandangan orang lain, dan menghindari perilaku yang merugikan atau merendahkan orang lain. Aksiologi komunikasi juga mencakup nilai empati, yaitu kemampuan untuk memahami dan
20 merasakan perasaan orang lain. Jika individu mengutamakan nilai empati dalam interaksi sosial mereka, mereka akan cenderung lebih peka terhadap kebutuhan, harapan, perasaan orang lain. Hal ini dapat menghubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memperkuat ikatan sosial. Selanjutnya, aksiologi komunikasi dapat memperkuat pemahaman bersama dan meningkatkan kualitas komunikasi. Dengan membangun pondasi nilai-nilai seperti kebenaran, kejelasan, dan keakraban, individu dapat lebih mudah memahami pikiran, perasaan, dan gagasan mereka. Hal ini memungkinkan interaksi sosial yang lebih produktif dan bermakna, serta memperkuat kolaborasi dalam lingkungan kerja, keluarga, atau komunitas. Selain itu, aksiologi komunikasi juga mempengaruhi pembentukan budaya dan identitas sosial. Nilai-nilai komunikasi yang diterapkan dalam suatu masyarakat atau kelompok dapat membentuk norma dan aturan sosial yang mempengaruhi interaksi sehari-hari. Misalnya, jika suatu budaya menganjurkan nilai-nilai seperti kebersamaan, kesopanan, atau gotong royong dalam komunikasi, hal ini akan menciptakan pola interaksi yang khas dalam masyarakat tersebut.
21 BAB 3 Akar Tindak Komunikasi A. Pengertian Akar Tindak Komunikasi Akar tindak komunikasi merujuk pada faktor faktor yang mempengaruhi interaksi dan pertukaran informasi antara individu atau kelompok dalam suatu sistem komunikasi. Dalam setiap interaksi sosial, tindak komunikasi terjadi sebagai alat untuk mengirim dan menerima informasi, ide, dan perasaan. Salah satu akar tindak komunikasi adalah bahasa. Bahasa merupakan sistem simbolik yang digunakan untuk menyampaikan makna. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kebutuhan mereka kepada orang lain. Dalam konteks komunikasi, bahasa memainkan peran kunci dalam membangun pemahaman dan kesepahaman antara komunikator dan penerima pesan (Rahardjo 2016). Selain bahasa, akar tindak komunikasi lainnya adalah persepsi. Persepsi adalah proses penafsiran dan pemahaman terhadap stimulus yang diterima melalui Indera. Setiap individu memiliki persepsi yang unik terhadap dunia sekitarnya yang dipengaruhi oleh pengalaman, nilai, dan keyakinan mereka. Selanjutnya, akar tindak komunikasi yang tidak boleh diabaikan adalah konteks komunikasi. Konteks merujuk pada lingkungan fisik, sosial, budaya, dan aturan komunikasi yang berbeda. Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia karena melalui komunikasi alasan dan informasi dapat disampaikan dan digunakan untuk membangun hubungan sosial yang lebih baik. Salah satu akar tindak komunikasi terletak pada kebutuhan dasar manusia untuk berkomunikasi. Manusia dalam makhluk sosial yang secara alami memiliki keinginan untuk terhubung dengan orang lain. Komunikasi memungkinkan seseorang untuk berbagi pengalaman, pemikiran, dan ide-ide dengan orang lain. Dalam masyarakat, komunikasi adalah
22 sarana utama untuk memperoleh informasi dan memahami dunia sekitar. Selain itu, tapi nggak komunikasi juga terletak pada kebutuhan manusia untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Komunikasi memungkinkan untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan kepada orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Melalui komunikasi, seseorang dapat meminta bantuan, menyampaikan preferensi, atau mengekspresikan emosi. Tanpa komunikasi yang efektif, sulit bagi manusia untuk memperoleh apa yang mereka inginkan atau butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. B. Pentingnya Akar Tindak Komunikasi Akar tidak komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam setiap interaksi manusia. Komunikasi adalah proses yang melibatkan pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan antara individu atau kelompok. Tindak komunikasi merujuk pada cara atau metode yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut. Agar tidak komunikasi adalah dasar atau landasan yang menjadi pijakan utama dalam membangun komunikasi yang efektif dan bermakna. Salah satu alasan mengapa agar tidak komunikasi penting adalah karena hal itu memungkinkan orang untuk saling memahami dengan lebih baik. Setiap individu memiliki latar belakang, nilai, dan keyakinan yang berbeda-beda. Agar tindak komunikasi membantu menghubungkan pemahaman dan interpretasi antara individu individu tersebut. Dengan memahami akar tindak komunikasi orang lain, seseorang dapat menghindari miskomunikasi, kesalahpahaman, atau konflik yang mungkin timbul. Selain itu, agar tindak komunikasi juga berperan dalam bangun kepercayaan antara individu atau ketika seseorang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang orang lain, maka mereka dapat merasa lebih nyaman untuk berbagai informasi, berdiskusi, atau membangun hubungan yang lebih dalam. Kepercayaan adalah fondasi penting dalam setiap hubungan, dan agar tidak komunikasi membantu memperkuat kepercayaan tersebut. Pentingnya agar tindak komunikasi juga
23 tercermin dalam kemampuannya untuk mempromosikan kerjasama dan kolaborasi. Dalam konteks kerja tim atau proyek kelompok, pemahaman yang solid tentang akar tindak komunikasi setiap anggota tim dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hasil kerja. Dengan memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan, tanggung jawab, dan harapan, anggota tim dapat bekerja secara sinergis dan saling melengkapi. Selanjutnya, agar tidak komunikasi juga penting dalam konteks budaya dan lintas budaya. Setiap budaya memiliki norma, nilai, dan aturan komunikasi yang berbeda.memahami dan menghormati agar tindak komunikasi budaya orang lain adalah langkah penting dalam membangun hubungan antar budaya yang harmonis dan saling menghargai. Secara keseluruhan, agar tidak komunikasi adalah fondasi penting dalam setiap interaksi manusia. Dengan memahami dan menghormati agar tindak komunikasi orang lain, seseorang dapat membangun hubungan yang lebih kuat, meningkatkan efektivitas komunikasi, dan mencapai tujuan bersama secara lebih efisien. C. Teori-teori Akar Tindak Komunikasi Teori-teori akar tindak komunikasi sebagai berikut: 1. Teori Evolusi Komunikasi Teori evolusi komunikasi menganggap bahwa komunikasi adalah suatu proses evolusioner yang berkembang seiring waktu dan berevolusi melalui seleksi alam. Teori ini menekankan pentingnya adaptasi dan evolusi dalam pengembangan sistem komunikasi manusia (Suryanto 2012). Teori ini berpendapat bahwa kemampuan komunikasi manusia berkembang seiring waktu melalui proses seleksi alam, di mana individu yang memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik memiliki keunggulan dalam bertahan hidup dan reproduksi. Teori evolusi
24 komunikasi juga menekankan pentingnya komunikasi nonverbal dan mekanisme seperti bahasa dalam evolusi komunikasi manusia. 2. Teori Interaksi Simbolik Teori interaksi simbolik menekankan pentingnya makna yang dikontruksi dalam interaksi sosial. Teori ini berfokus pada Bagaimana manusia memberikan makna pada objek dan tindakan melalui interaksi sosial, serta Bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka (Aziz 2018). Menurut teori ini, komunikasi dapat terjadi melalui interpretasi simbol-simbol yang digunakan oleh individu. Simbol-simbol tersebut dapat berupa kata, bahasa tubuh, ekspresi wajah,atau tindakan lain yang memiliki makna dalam konteks sosial. Teori interaksi simbolik juga menekankan pentingnya interaksi sosial dalam bentuk pemahaman bersama tentang simbol-simbol tersebut. 3. Teori Konstruksi Sosial Teori konstruksi sosial berpendapat bahwa realitas sosial dibangun melalui interaksi sosial dan pemahaman kolektif. Teori ini menekankan peran bahasa, simbol, dan konvensi sosial dalam membentuk pemahaman bersama mengenai dunia (Wirawan 2018). Menurut teori ini, makna dihasilkan melalui proses negosiasi dan interpretasi bersama dalam konteks sosial. Teori konstruksi sosial juga menekankan bahwa komunikasi terbentuk oleh faktor-faktor sosial, seperti kebudayaan, norma, dan struktur sosial. 4. Teori Kelompok Kecil Teori kelompok kecil mempelajari komunikasi dalam konteks kelompok kecil, seperti keluarga, tim kerja, foto kelompok pertemanan. Teori ini membahas Bagaimana komunikasi mempengaruhi dinamika kelompok kecil dan interaksi
25 antar anggota (Djamarah 2015). Teori ini menekankan pentingnya hubungan interpersonal dan dinamika dalam kelompok kecil. Teori ini juga menyoroti pentingnya pemenuhan kebutuhan sosial dan pengembangan identitas individu melalui interaksi dalam kelompok kecil. D. Pengaruh Akar Tindak Komunikasi terhadap Interaksi Manusia Akar tindak komunikasi merujuk kepada elemen-elemen dasar yang menjadi sumber atau dasar dari tindakan komunikasi manusia. Konsep ini melibatkan pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dan memotivasi individu dalam berkomunikasi. Terdapat beberapa elemen penting yang membentuk akar tindak komunikasi dan memengaruhi interaksi manusia secara keseluruhan. Salah satunya adalah kebutuhan komunikasi yang menjadi akar tindak komunikasi yang fundamental. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi, berbagi informasi, mengungkapkan emosi, dan membentuk hubungan sosial. Komunikasi menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Individu cenderung berkomunikasi ketika mereka merasa perlu untuk berhubungan dengan orang lain, mencari informasi, atau mengekspresikan diri. Pengaruh akar tidak komunikasi terhadap interaksi manusia sangatlah signifikan. Komunikasi merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan manusia, karena melalui komunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dan membangun hubungan sosial. Akar tindak komunikasi merujuk pada motivasi, tujuan, dan kebutuhan yang mendasari setiap interaksi komunikasi yang dilakukan manusia. Akar tidak komunikasi mempengaruhi cara manusia berinteraksi satu sama setiap individu memiliki motivasi dan kebutuhan yang berbeda saat beberapa orang mungkin ingin memperoleh informasi, sementara yang lain mencari dukungan emosional atau membangun hubungan motivasi ini akan mempengaruhi cara mereka berbicara, memilih kata-kata, dan memilih topik percakapan. Misalnya, seseorang yang mencari informasi mungkin akan
26 mengajukan pertanyaan dan memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang berhubungan dengan topik yang ingin diketahui. Akar tindak komunikasi juga mempengaruhi bagaimana manusia mempersepsikan dan menginterpretasikan pesan yang diterima. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap dunia dan pesan yang diterimanya. Motivasi, tujuan, dan kebutuhan individu dapat mempengaruhi interpretasi mereka terhadap pesan yang diterima. Selain itu, akar tindak komunikasi juga berdampak pada efektivitas interaksi manusia. Jika tujuan komunikasi tidak sejalan dengan kebutuhan atau motivasi individu, interaksi tersebut mungkin kurang efektif atau bahkan menyebabkan konflik. Selanjutnya, agar tidak komunikasi juga dapat mempengaruhi pembentukan hubungan sosial. Yang mana ketika individu memiliki kebutuhan yang sama atau tujuan yang sejalan dalam interaksi komunikasi, Mereka cenderung membangun hubungan yang lebih dekat dan saling mendukung. E. Pengaruh Akar Tindak Komunikasi terhadap Tujuan dan Hasil dari Komunikasi Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari dan berperan dalam berbagai konteks, termasuk dalam dunia bisnis, organisasi, dan hubungan personal. Dalam konteks komunikasi, akar tindak komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tujuan dan hasil dari interaksi komunikasi tersebut. Akar tindak komunikasi merujuk pada motivasi dan tujuan yang mendasari interaksi komunikasi seseorang. Tujuan ini bisa beragam, seperti mempengaruhi, memberi informasi, membangun hubungan, atau mencapai pemahaman bersama. Di sisi lain, hasil komunikasi mencakup respon dan dampak dari pesan yang disampaikan, seperti pemahaman yang tercapai, perubahan perilaku, atau terciptanya hubungan yang harmonis. Akar tidak komunikasi adalah elemen-elemen dasar yang membentuk fondasi dari setiap komunikasi. Pengaruh akar tindak komunikasi terhadap tujuan dan hasil komunikasi sangat penting dan dapat mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan komunikasi tersebut.
27 Akar tindak komunikasi berpengaruh terhadap tujuan komunikasi. Setiap individu atau kelompok memiliki tujuan komunikasi yang berbeda-beda, seperti mendapatkan persetujuan, mempengaruhi sikap, memperoleh informasi (M 2015). Budaya, nilai-nilai, dan konteks sosial dapat mempengaruhi pemilihan tujuan komunikasi dan strategi yang digunakan. Selanjutnya, akar tidak komunikasi mempengaruhi hasil dari komunikasi. Jika individu atau kelompok tidak dapat mengatasi perbedaan dalam akar tindak komunikasi, konflik atau kesalahpahaman dapat terjadi, yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan komunikasi. Namun, jika komunikasi berhasil mengatasi perbedaan tersebut, komunikasi yang efektif dan hasil yang positif dapat dicapai. Secara keseluruhan, komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tujuan dan hasil komunikasi. Dengan memahami akar tindak komunikasi, individu atau kelompok dapat mengoptimalkan proses komunikasi, meningkatkan pemahaman, mengurangi konflik, dan mencapai hasil yang lebih efektif. F. Hubungan Aksiologi Komunikasi dan Akar Tindak Komunikasi Aksiologi komunikasi dan akar tindak komunikasi saling terkait dan saling mempengaruhi dalam konteks komunikasi manusia. Aksiologi komunikasi berkaitan dengan studi tentang nilai-nilai, etika, dan prinsip yang terkait dengan komunikasi, sedangkan akar tindak komunikasi merujuk pada faktor-faktor dasar yang menjadi sumber dari tindakan komunikasi manusia. Hubungan antara aksiologi komunikasi dan akar tindak komunikasi terletak pada pengaruh nilai-nilai dalam komunikasi dan bagaimana nilai-nilai tersebut tercermin dalam tindakan komunikasi seseorang. Nilai-nilai yang dipegang oleh individu atau kelompok akan mempengaruhi cara mereka berkomunikasi, baik dalam hal bahasa yang digunakan, sikap yang ditunjukkan, maupun pilihan kata dan ekspresi yang digunakan. Aksiologi komunikasi mencakup evaluasi terhadap nilai-nilai moral, etika, dan estetika yang terkait dengan komunikasi. Nilai-nilai ini dapat mencakup kejujuran, rasa hormat, empati, keadilan, dan kebebasan. Aksiologi komunikasi mempertimbangkan Bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi dan memperkaya
28 hubungan antara individu, kelompok, dan masyarakat secara umum. Misalnya, dalam konteks bisnis, aksiologi komunikasi dapat mempertimbangkan etika dalam iklan, penggunaan bahasa yang tidak menyinggung, dan penghormatan terhadap hak privasi. Sementara itu, agar tidak komunikasi merujuk pada dasar-dasar atau sumber-sumber yang menjadi landasan setiap tindakan komunikasi. Agar tidak komunikasi melibatkan faktor-faktor seperti budaya, bahasa, pengalaman individu, dan konteks sosial. Budaya dan bahasa memainkan peran penting dalam menentukan cara-cara komunikasi yang diterima dan dipahami dalam suatu masyarakat. Pengalaman individu juga mempengaruhi persepsi dan interpretasi pesan yang diterima dan dikirimkan. Jika seseorang menghargai nilai-nilai seperti kejujuran dan rasa hormat,mereka mungkin cenderung menggunakan bahasa yang jelas dan tidak menipu dalam komunikasi mereka. Mereka juga mungkin berusaha untuk mendengarkan dengan empati dan memberikan respon yang sopan. Sebaliknya, jika seseorang memiliki nilai-nilai yang kurang menghargai kejujuran atau rasa hormat, mereka mungkin cenderung menggunakan bahasa yang manipulatif atau mengekspresikan sikap yang tidak menghormati dalam komunikasi. Dengan demikian, aksiologi komunikasi berperan penting dalam membentuk dan mempengaruhi akar tindak komunikasi seseorang. Nilai-nilai yang dipegang oleh individu atau kelompok akan mempengaruhi cara mereka berkomunikasi dan mempengaruhi pilihan mereka dalam menggunakan bahasa, sikap, dan ekspresi.
29 PENUTUP Dalam buku mini yang berjudul “Aksiologi Komunikasi dan Akar Tindak Komunikasi” ini, telah dijelaskan peran aksiologi komunikasi dan akan tindak komunikasi. Dalam buku ini kami memulai Dengan pemahaman tentang filsafat komunikasi sebagai studi tentang aspek-aspek filosofis yang mendasari komunikasi manusia. Selanjutnya, aku ingin menjelaskan aksiologi komunikasi, yang merupakan cabang filsafat komunikasi yang berfokus pada nilai-nilai dan etika komunikasi. Terakhir, buku ini membahas akar tindak komunikasi. Melalui pemahaman tentang akar tindak komunikasi, pembaca dapat memperluas wawasan tentang pengaruh akar tindak komunikasi terhadap interaksi manusia dan hubungannya dengan aksiologi komunikasi. Melalui buku mini ini, Saya berharap pembaca mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang filsafat komunikasi dan relevansinya dalam kehidupan seharihari. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi manusia, dan dengan memahami aspek-aspek filsafatnya, pembaca dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Buku ini juga mendorong pembaca untuk terus menjelajahi topik ini dan menerapkan konsep-konsep filsafat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih telah membaca buku ini. Semoga pengetahuan yang diperoleh dari pembahasan tentang filsafat komunikasi, aksiologi komunikasi, dan akar tindak komunikasi dapat memberikan manfaat dan inspirasi dalam perjalanan komunikasi. Mari terus belajar dan berkembang sebagai komunikator yang lebih baik demi menciptakan dunia yang lebih baik.
30 DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta: Grafindo Persada, 2011. Aziz, M, S. “Teori Interaksi Simbolik.” Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2018. Djamarah, S. B. “Teori Kelompok Kecil dan Peranan Komunikasi dalam Pendidikan.” Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2015. Febriani, Dani Verdiansyah, dan Erna. Filsafat Ilmu Komunikasi, Pengantar Ontologi, Epistimologi, Aksiologi. Jakarta: Indeks, 2018. M, Yunus. “Budaya Komunikasi dalam Masyarakat Indonesia.” Jurnal Ilmiah Komunikasi Pancasila dan Kebudayaan, 2015: 79-96. Rahardjo. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2016. Risieri, Frondizi. Pengantar Filsafat Nilai. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011. Siti, Nina. Perkembangan Filsafat Komunikasi Di Indonesia. Medan: Universitas Medan Area, 2002. Soekanto, Soerjono. Sosiologi - Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010. Suryanto, N. “Teori Evolusi Komunikasi.” Jurnal Humaniora, 2012. Syukurdi. “Filsafat Ilmu Komunikasi.” Jurnal Analytica Islamica, 2015: 292-293. Wirawan, I. G. A. A. “Teori Konstruksi Sosial.” Jurnal Hospitality dan Pariwisata, 2018.