The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MAKALAH_DASAR_PENERJEMAHAN_AL_QUR'AN[1]

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Abu Anip, 2020-12-02 13:21:32

MAKALAH MAKKY DAN MADANI

MAKALAH_DASAR_PENERJEMAHAN_AL_QUR'AN[1]

Keywords: #ebook #makalah

MAKALAH
TEKNIK MENERJEMAHKAN FI’IL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Kuliah Dasar-Dasar Penerjemahan Al Qur’an
Dosen Pengampu : Abdul Kholiq , MA

Disusun Oleh :
Ichsan Hidayat
Muhammad Syamsuddin
Haikal Hamdi AlRasyid

FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL QUR’AN JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020-2021

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
Karena atas dan berkat rahmatnyalah pada kesempatan kali ini kami dapat atau diberikan
kesempatan untuk menyusun makalah ini. Dan tentu karenanya lah makalah ini dapat tersusun
dengan segala kekurangan didalamnya yang datang dari kami pribadi. Semoga ada manfaat yang
dapat kita terima dari makalah ini.
Sholawat dan salam juga tak lupa kita haturkan kehadibaan baginda Nabi besar
Muhammad SAW. Sang pembawa risalah, dakwah, karenanya kita dapat mengenal tuhan kita.
Dan telah membawa kita dari kegelapan hingga cahaya dari ketauhidan Allah SWT. Semoga kita
dapat dikenali beliau dan dapat meraih syafaat nya kelak di yaumil mahsyar. Hari dimana tak ada
yang dapat menolong setiap manusia dari azab Allah kecuali beliau SAW.

Jakarta, 17 Oktober 2020

Penyusun

i

DAFTAR ISI i
ii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 1
1
BAB I 1
PENDAHULUAN 2
2
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Masalah 3
BAB II 7
PEMBAHASAN 11
A. Fi’il Tsulaasi Mujarrad 12
B. Fi’il Ruba’i Mazid 13
C. Fi’il Khumasi Mazid 17
D. Fi’il Sudasi Mazid 17
E. Praktik Menerjemahkan QS. An Nur ayat 44-45 17
BAB III 18
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka

ii

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penerjemahan kita tahu jika hanya merubah bahasa ke bahasa lain yang ingin kita
tuju. Atau dari Bahasa Sumber ( Bsu ) ke Bahasa Sasaran ( Bsa ). Namun ternyata tak hanya
sebatas itu atau tak sampai disitu saja terkait penerjemahan, khusunya penerjemahan Al Qur’an.

Penerjemahan adalah upaya yang perlu bakat serta pengetahuan yang mendalam akan sebuah
bahasa yang ungin kita terjemahkan. Semuanya agar melahirkan makna yang tak hanya tepat tapi
juga makna yang mengandung sesuai arti tersurat ataupun tersiratnya. Maka sangat menjadi
perhatian besar namun sering sekali dipandang biasa dalam penerjemahan.

Karena Al Qur’an adalah sebuah kitab suci yang amat istimewa. Tak bisa dipungkiri betapa
banya umat islam dengan jumlah jutaaan dalam kelompok usia, jenis kelamin, dan benua yang
komitmen menghafal Al Qur’an seluruhnya tanpa menghilangkan satu kata pun, dan tanpa
adanya perbedaan satu kata pun antara yang dihafal disatu belahan bumi dengan belahan bumi
yang lainnya.1 Artinya dimana dan pada siapapun Al Qur’an akan tetap sama tak ada perbedaan
didalamnya diantara kaum muslimin.

Jadi memang perlu lebih menjadi perhatian lagi bagi kita untuk menjaga kemurnian dari
penerjemahan Al Qur’an, karena tadi Al Qur’an adalah kitab suci mulia yang begitu terjaga teks
atau nash ayatnya. Maka kita pun perlu menjaga pemaknaan nya atau dalam penerjemahannya.
Baik Fi’il, Isim, atau yang lainnya yang menjadi bagian ayat dari Al Qur’an.

1 Arham bin Ahmad Yasin, Agar Sehafal Al- Fatihah, hal.12

1

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Fi’il Tsulaasi Mujarrad ?
2. Apa yang dimaksud Fi’il Ruba’i Mazid ?
3. Apa itu Fi’il Khumasi Mazid ?
4. Apa yang dimaksud Fi’il Sudasi Mazid ?
5. Bagaimana praktik menerjemah QS. An Nur ayat 44-45 ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengenal dan mengetahui Fi’il Tsulaasi Mujarrad
2. Mengenal dan mengetahui Fi’il Ruba’i Mazid
3. Mengenal dan mengetahui Fi’il Khumasi Mazid
4. Mengenal dan mengetahui Fi’il Sudasi Mazid
5. Mengetahui praktik menerjemahkan QS. An Nur 44-45

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Fi’il Tsulaasi Mujarrod

a. Pengertian fi’il tsulatsi mujarrod

Fi’il tsulatsi mujarrod ialah fi'il yang huruf-huruf asli pada fi'il madhi-nya terdiri dari tiga huruf,
dan tidak mendapatkan tambahan huruf apapun.

Contoh :¬¬‫ ضرب‬,‫ نصر‬.

Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Dan diantara tiap-tiap bab dapat
dibedakan dengan ada harokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il mudhori sebagaimana

keterangan pada nadzom berikut ini :

‫كسر فتح ضم ضم كسرتان‬ ‫فتح ضم فتح كسر فتحتان‬

1. ‫ فتح ضم‬: ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’,
wazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab satu)

2. ‫ فتح كسر‬: ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’,
wazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab dua)

3. ‫ فتحتا ن‬: ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’, wazannya adalah
‫( فعل يفعل‬bab tiga)

4. ‫ كسر فتح‬: ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’,
wNganjuk :PPazannya adalah ‫( فعل يفعل‬bab empat)

5. ‫ ضم ضم‬: ‘ain fi’il dibaca dlomah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya
adalah ‫( فعل يفعل‬bab lima)

6. ‫ كسرتان‬: ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah
‫( فعل يفعل‬bab enam) 2

2 KH. M. Abdul Manaf Hamid, Pengantar Ilmu Sharaf Istilakhi Dan Lughowi, (Nganjuk : PP Fathul Mubtadiin1995),
hal. 24-25

3



2. Fathu kasrin

Bab dua ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madhi dan dibaca kasroh pada
fi’il mudhori’nya. Dan wazannya adalah ‫ يَ ْف ِع ُل‬- ‫ َف َع َل‬. adapun lafadz-lafadz yang masuk bab dua
kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.

Contoh : = Saya memukul Zaid
‫ضربت زيدا‬

3. Fathatani

Bab tiga ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madhi dan pada fi’il
mudhori’. Wazannya adalah ‫ َي ْفعَ ُل‬- ‫َف َع َل‬

Adapun lafadz-lafadz yang masuk pada bab tiga kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.

Contoh :
‫ = فتح زيد الباب‬Zaid membuka pintu
Dan terkadang berupa fi’il lazim.

Contoh :

‫البذر نبت‬ = Benih itu tumbuh

Lafadz-lafadz yang ikut bab tiga diisyaratkan ‘ain fi’il atau lam fi’ilnya berupa huruf halaq yang
jumlahnya ada enam yaitu :

, ‫ همزة غين‬,‫ هاء‬,‫ حاء‬,‫ خاء‬,‫ عين‬3

Contoh :
, ‫ ينشأ ذهب‬,‫ نشأ‬,‫يذهب‬

3 Al-Imam Abi Hasan Ali Bin Hisyam Al-Kaylani, Syarah Kailani, (Surabaya : Al Hidayah), hal. 3

5

4. Kasru fathin

Bab empat ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madhi dan dibaca fathah pada
fi’il mudhori’.
Wazannya adalah ‫ َي ْفعَ ُل‬- ‫َف ِع َل‬

Lafadz-lafadz yang ikut bab empat kebanyakan berupa fi’il muta’adi.

Contoh :

‫علم زيد المسألة‬ = Zaid mengetahui masalah

Dan terkadang berupa fi’il lazim, namun sedikit.

Contoh :
‫ = وجل زيد‬Zaid merasa takut

Dan lafadz-lafadz yang ikut bab empat ini banyak menunjukan arti penyakit, susah, gembira.

Contoh :
‫ = سقم‬Sakit
‫ = مرض‬Sakit
Dan juga menunjukkan arti warna, ‘aib dan hiasan.

Contoh : = Kelabu
‫شهب‬

5. Dhommatani

Bab lima ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca dhomah pada fi’il madhi dan fi’il mudhori’.
Wazannya adalah : ‫ َي ْفعُ ُل‬- ‫َفعُ َل‬

Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab lima semuanya berupa fi’il lazim karena bab lima ini
khusus diikuti fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak atau tabi’at dan sifat-sifat pembawaan yang
melekat (tidak mudah luntur) seperti : pemberani, penakut, bagus, jelek, kuning, hitam dan
sebagainya. Sedangkan lafadz-lafadz yang menunjukkan arti demikian ini tidak membutuhkan
maf’ul (tidak berhubungan dengan maf’ul) namun hanya membutuhkan / berhubungan dengan
fa’il saja, maka dari itu hukkumnya lazim yang akhirnya bab lima tidak ada isim maf’ul.

6

6. Kasrotani

Bab enam ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madhi dan fi’il mudhori’nya.
Wazannya adalah ‫ َي ْف ِع ُل‬- ‫َف ِع َل‬

Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab enam kebanyakan berupa fi’il muta’adi.

Contoh :
‫ = حسب زيدعمرواالفاضل‬zaid menyangka Amr orang yang utama
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit.

Contoh : = zaid telah mabuk cinta
‫ومق زيد‬

B. Fi’il Ruba’i Mazid
a. Pengertian fi’il ruba’i mazid
Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madhinya memuat huruf lebih dari empat huruf,
dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain berupa huruf tambahaan.
Contoh:
1. Wazan ‫ تَفَ ْعلَ َل‬ditambah ta’,seperti ‫( تَ َد ْخ َر َج‬menjadi terguling), asalnya ‫( َد ْخ َر َج‬tergulingkan).
2. Wazan ‫ ِا ْفعَ ْنلَ َل‬ditambah hamzah dan nun, seperti ‫( ِا ْخ َر ْن َج َم‬menjadi berkumpul), asalnya
‫( َخ ْر َج َم‬mengumpulkan/berdesakan).
3. Wazan ‫ ِا ْف َعلَل‬ditambah hamzah dan takrar lam fi’il yang kedua, seperti ‫( اِ ْق َشعَر‬sangat
mengerut), asalnya ‫( قَ ْش َع َر‬mengerut).

7

Secara garis besar fi’il ruba’i mazid dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Fi’il ruba’i mazid khumasi

Fi’il ruba’i mazid khumasi ialah kalimah yang fi’il madhinya terdiri dari lima huruf, yang empat
berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf tambahan.
Contoh: ‫تَ َج ْلبَ َب‬
Adapun huruf tambahan yang terdapat pada fi’il ruba’i mazid khumasi ini hanya ada satu, yaitu:
ta’ yang bertempat dipermulaan. Maka dari itu babnya ada satu, yaitu ‫َبا َب التفَ ْعلَ َل‬
Dalam bab ini fi’il ruba’i mujarod diikutkan wazan ‫ تَفَ ْع َل َل‬dengan menambah huruf ta’
dipermulaan mempunyai dua faidah, yaitu:
1. Menunjukkan arti muthawa’ah dari wazan ‫فَ ْع َل َل‬, Contoh: ‫ َد ْخ َر َج ْت ال َح َج َر فَتَ َد ْخ َر َج‬Saya
mengglindingkan batu maka menggelindinglah batu itu.
2. Menunjukkan arti sama dengan arti mujarrodnya, Contoh: ‫ تَلأْلأ ال ُّز َجا َج‬Kaca itu mengkilat.
Lafad ‫ تَل ْألأ‬maknanya sama dengan maknanya lafadz ‫( ل ْألأ‬ruba’i mujarrod)
Fi’il tsulatsi yang diilhaqkan (disamakan) dengan ‫تَ َد ْخ َر َج‬
Adapun fi’il tsulatsi ini dapat disamakan (diilhaqkan) dengan lafad ‫ تَ َد ْخ َر َج‬dengan cara
menambahkan dua huruf ta’ dan huruf wawu / mim / ya’ / tadl’if. Ini mempunyai dua fa’idah,
yaitu:
1. Menunjukkan arti muthawa’ah dari lafadz yang ilhaq pada ‫ َد ْخ َر َج‬, Contoh: ‫َج ْلبَ ْب ُت َز ْي ًدا فَتَ َج ْل َب َب‬
Saya pakaikan baju kurung pada zaed, maka zaed berbaju kurunglah dia.
2. Menunjukkan faedah tasybih artinya fa’il menyerupai asal fi’il, Contoh: ‫ تَ َش ْي َط َن َع ْم ٌرو‬Umar
berbuat seperti perbuatan syaetan.

Adapun fi’il tsulatsi mulhaq dengan ‫ تَ َد ْخ َر َج‬jumlahnya ada 7 bab, yaitu:
‫تَ َف ْعلَى تَفَ ْع َي َل تَفَ ْع َو َل تَ َف ْيعَ َل تَ َم ْف َع َل تَ َف ْع َو َل تَ َف ْع َل َل‬
• ‫تَفَ ْعلَ َل‬

Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’
dipermulaan dan huruf yang sejenis dengan lam fi’il akhirnya.
Contoh: ‫ َج ْلبَ ْب ُت َز ْي ًدا فَتَ َج ْل َب َب‬Aku pakaikan baju pada zaed, maka berbajulah dia.
• ‫تَفَ ْو َع َل‬

8

Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’
dipermulaan dan huruf wawu diantara fa’ dan ‘ain fi’il.
Contoh: ‫ َج ْو َربُ ُت َز ْي ًدا فَتَ َج ْو َر َب‬Aku pakaikan kaos kaki pada zaed, maka berkaos kakilah dia.

• ‫تَ َم ْف َع َل‬
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’
dipermulaan dan huruf mim dipermulaan fi’il.
Contoh: ‫ تَ َم ْس َك َن َز ْي ٌد‬Zaed menjadi miskin.
• ‫تَ َف ْي َع َل‬
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’
dipermulaan dan huruf ya’ diantara fa’ dan ‘ain fi’il.
Contoh: ‫ تَ َش ْي َط َن َز ْي ٌد‬Zaed melakukan perbuatan yang dimakruhkan
• ‫تَفَ ْع َو َل‬
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’
dipermulaan dan huruf wawu diantara ‘ain dan lam fi’il.
Contoh: ‫ تَ َر ْه َو َك َز ْي ٌد‬Zaed berjalan dengan sombong
• ‫تَفَ ْعيَ َل‬
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’
dipermulaan dan huruf ya’ diantara ‘ain dan lam fi’il.
Contoh: ‫ تَ َشر َي َف‬memetik
• ‫تَ َف ْع َلى‬
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’
dipermulaan dan huruf ya’ diakhirnya.
Contoh: ‫ َس ْلقَ ْيتُهُ َفتَ َس ْلقَى‬Saya menidurkan dengan terlentang, maka tidurlah ia dengan terlentang

9

2. Fi’il ruba’i mazid sudasi

Fi’il ruba’i mazid sudasi ialah kalimah yang fi’il madhinya memuat enam huruf, yang empat
berupa huruf asal dan yang dua berupa huruf tambahan.
Contoh: ‫ ِا ْخ َر ْن َج َم‬dinamakan sudasi karena jumlah hurufnya ada enam.

Adapun huruf tambahan pada bab ini ada 2, oleh karena itu babnya juga ada 2,yaitu:
1. Hamzah washol yang ada dipermulaan dan huruf nun setelah ‘ain fi’il ( ‫) ِا ْف َع ْنلَ َل‬
2. Hamzah washol beserta tadl’if lam fi’ilnya ( ‫) ِا ْفعَ َلل‬
• ‫اِ ْفعَ ْن َل َل‬
Fi’il rubai mujarrad dipindah ikut wazan ‫ اِ ْف َع ْنلَ َل‬dengan menambahkan hamzah washol
dipermulaan dan huruf nun setelah ‘ain fi’il, mempunyai faidah: muthawa’ah dari wazan ‫فَ ْع َل َل‬
(ruba’i mulhaq).
Contoh: ‫ َخ ْر َج ْم ُت ال ِابِ َل َفا ْخ َر ْن َج َم‬Saya mengumpulkan unta maka berkumpulah unta itu.
Fi’il Tsulatsi Mujarrad yang diilhaqkan (disamakan) pada ‫اِ ْخ َر ْن َج َم‬
Adapun fi’il tsulatsi mujarod yang disamakan (diilhaqkan) dengan lafad ‫( اِ ْخ َر ْن َج َم‬ruba’i mazid
sudasi) ini mempunyai dua bab, yaitu: ‫ِا ْفعَ ْنلَََ ِل ْف َع ْنلَى‬
• ‫اِ ْف َع ْن َل َل‬
Fi’il tsulatsi diilhaqkan (disamakan) pada ‫ ِا ْخ َر ْن َج َم‬dengan menambahkan huruf hamzah washol dan
huruf nun setelah ‘ain fi’il serta tadl’if lam fi’ilnya, mempunyai faedah mutowa’ah dari fi’il
lazim.

10

Contoh: ‫ َز ْي ٌد ِا ْقعَ ْن َس َس‬Zaed sangat mengedek (ngedet : jawa)
Dalam kitab Talhis diterangkan bahwa bab ini disamping berfaedah mutowa’ah juga berfaedah
mubalaghoh. Lafadz ‫ ِا ْق َع ْن َس َس‬dengan ziadah hamzah dan nun berfaedah mutowa’ah dan
mubalaghoh sebagaimana dalam ‫ اِ ْخ َر ْن َج َم‬, sedangkan tadl’if berfaedah ilhaq.
• ‫ِا ْفعَ ْن َلى‬
Fi’il tsulatsi diilhaqkan (disamakan) pada ‫ ِا ْخ َر ْن َج َم‬dengan menambahkan huruf hamzah washol
dipermulaan, huruf nun setelah ‘ain fi’il dan huruf ya’ diakhir kalimah, mempunyai faedah
mutowa’ah dari fi’il lazim (‫)فَ ْعلَى‬
Contoh: ‫ اِ ْسلَ ْنقَى َز ْي ٌد‬Zaed tidur dengan terlentang.
Lafadz ‫ ِا ْسلَ ْنقَى‬dengan ziadah hamzah dan nun berfaedah mutowa’ah, sedangkan ya’ berfaedah
ilhaq.
• ‫ِا ْف َعلَل‬
Fi’il rubai mujarrod dipindah ikut wazan ‫ ِا ْفعَ َلل‬dengan menambahkan hamzah washol
dipermulaan dan tadl’if lam fi’ilnya, mempunyai faidah: memubalaghahkan makna fi’il lazim.
Contoh: ‫ ِا ْق َش َعر ا ْل ِج ْل ُد‬Kulit itu sangat mengerut.

C. Fi’il Khumasi Mazid
Fi’il Khumasi Mazid adalah Fi’il yang memiliki 5 huruf didalamnya. Fi’il Khumasi Mazid
terdiri dari 5 huruf, yang terdiri dari 3/4 huruf asli dan 2/1 huruf ziyadah ( tambahan ). Adapun
huruf tambahan tersebut bisa berupa ; Hamzah Washol, Nun, Ta’, Tad’if, dan Alif.4
Lalu Fi’il Khumasi Mazid terdapat pada dua tempat, bisa pada Fi’il Tsulaasi atau pun juga
Fi’il Ruba’ii. Jika ia terdapat pada Fi’il Tsulaasi, berarti ia hanya memiliki 2 huruf ziyadah
( tambahan ) sehinnga menjadikannya 5 ( khumasi ). Dan jika ia terdapat pada Fi’il Ruba’ii,
maka ia memiliki 1 huruf ziyadah ( tambahan ) sehingga menjadikannya 5 ( Khumasi ).

• FI’IL KHUMASI ( FI’IL TSULAASI MAZID KHUMASI )
Fi’il ini terdiri dari 3 huruf asli dan memiliki 2 huruf ziyadah ( tambahan ) sehingga menjadi 5.
Fi’il Tsulaasi Mazid Khumasi ini mempunyai 5 bab atau wazn*, yaitu :

4 Wakid Yusuf, Fi’il Tsulaasi, Ruba’ii, Khumasi, dan Sudasi, diakses dari https://www.wakidyusuf.wordpress.com
11

1. ‫( تَفَا َع َل‬tambahan Ta’ sebelum Fa’ Fi’il dan Alif diantara Fa’ Fi’il dan ‘Ain Fi’il). Contoh
ً‫تَبَا َع َد َيتَبَا َع ُد تَ َبا ُع َدا‬
2. ‫( ا ْن َف َع َل‬tambahan Alif dan Nun sebelum Fa’ Fi’il). Contoh ً‫ا ْن َك َس َر يَ ْن َك ِس ُر ا ْن ِك َسا َرا‬
3. ‫( تَ َفع َل‬tambahan Ta’ sebelum Fa’ Fi’il dan Double ‘Ain). Contoh ً‫تَ َكل َم يَتَ َكل ُم تَ َك ُّل َما‬
4. ‫( ا ْفتَعَ َل‬tambahan Alif sebelum Fa’ Fi’il dan Ta’ diantara Fa’ Fi’il dan ‘Ain Fi’il). Contoh
ً‫ا ْجتَ َم َﻊ يَ ْجتَ ِم ُﻊ ا ْجتِ َما َعا‬
5. ‫( ا ْفعَل‬tambahan Alif sebelum Fa’ Fi’il dan Double Lam). Contoh ً‫ا ْح َمر يَ ْح َم ُّر ا ْح ِم َرا َرا‬

• FI’IL KHUMASI ( FI’IL RUBA’II MAZID KHUMASI )
Fi’il ini terdiri dari 4 huruf asli dan memiliki 1 huruf ziyadah ( tambahan ) sehingga menjadi 5.
Fi’il Ruba’ii Mazid Khumasi ini mempunyai 1 bab atau wazn saja*, yaitu :
1. ‫( تَفَ ْع َل َل‬dengan ditambahi Ta’ didepan Fa’ Fi’il). Contoh ً‫تَ َد ْح َر َج يَتَ َد ْح َر ُج تَ َد ْح ُر َجا‬

D. Fi’il Sudasi Mazid
Fi’il Sudasi Mazid adalah fi’il yang memiliki 6 huruf didalamnya. Fi’il Sudasi Mazid terdiri
dari 6 huruf yang terdiri dari, 3/4 huruf asli dan 3/2 huruf ziyadah ( tambahan ). Adapun huruf
tambahan tersebut bisa berupa ; Hamzah Washol, Alif, Sin, Ta’, Tad’if, Wawu, Nun, Ya, dan
Laam.5
Lalu Fi’il Sudasi Mazid terdapat pada dua tempat, bisa pada fi’il Tsulaasi bisa juga pada fi’il
Ruba’ii. Jika ia terdapat pada fi’il tsulaasi, berarti ia memiliki 3 huruf ziyadah ( tambahan )
sehingga menjadikannya 6 ( sudasi ). Sedangkan jika ia terdapat pada fi’il ruba’ii, maka ia
memiliki 2 huruf ziyadah ( tambahan ) sehingga menjadikannya 6 ( sudasi ).

• FI’IL SUDASI ( FI’IL TSULAASI MAZID SUDASI )
Fi’il ini terdiri dari 3 huruf asli dan 3 huruf ziyadah ( tambahan ) sehingga menjadi 6. Fi’il
Tsulaasi Mazid Sudasi ini terdiri dari 6 bab atau wazn, yaitu :

5 Wakid Yusuf, Fi’il Tsulasi, Ruba’ii, Khumasi, Dan Sudasi, diakses dari https://www.wakidyusuf.wordpress.com
12

1. ‫( ا ْستَ ْف َع َل‬ditambah Alif, Sin dan Ta’ sebelum Fa’ Fi’il). Contoh ً‫ا ْستَ ْﺨ َر َج يَ ْستَ ْﺨ ِر ُج ا ْس ِت ْﺨ َرا َجا‬
2. ‫( ا ْف َعال‬ditambah Alif sebelum Fa’ Fi’il, Alif sebelum ‘Ain Fi’il dan Double Lam). Contoh
‫ِا ْح َمار َي ْح َما ُّر اِ ْح ِم َرا ًرا‬
3. ‫( ا ْفعَ ْو َع َل‬ditambah Alif sebelum Fa’ Fi’il, Wau sebelum ‘Ain Fiil dan ‘Ain sebelum Lam
Fi’il) Contoh ً‫ا ْع َش ْو َش َب َي ْع َش ْو َش ُب ا ْع ِش ْي َشابَا‬
4. ‫( ا ْف َعو َل‬tambahan Alif sebelum Fa’ Fi’il, Dua Wau sebelum Lam Fi’il). Contoh ُ‫ا َج َلوذ َي ْج َلوذ‬
ً‫ﺍ ْجلَواذا‬

• FI’IL SUDASI ( FI’IL RUBA’II MAZID SUDASI )
Fi’il ini terdiri dari 4 huruf asli dan 2 huruf ziyadah ( tambahan ) sehingga menjadi 6. Fi’il
Ruba’ii Mazid Sudasi ini hanya terdiri dari 2 bab atau wazn saja, yaitu :
1. ‫( ا ْف َع ْنلَ َل‬tambahan Alif sebelum Fa’ Fi’il dan Nun diantara ‘Ain Fi’il dan Lam Fi’il
pertama). Contoh ً‫ا ْح َر ْن َج َم يَ ْح َر ْن َج ُم ا ْح ِر ْن َجا َما‬
2. ‫( افعَ َلل‬tambahan Alif sebelum Fa’ Fi’il dan Double Lam pada Lam Fi’il kedua). Contoh
ً‫ا ْق َشعَر َي ْق َش ِع ُّر ا ْق ِش ْع َرا َرا‬

E. Praktik Menerjemah QS. An Nur Ayat 44-45

*‫يُ َق ِلِ ُب ّٰلهلاُ ﺍ َّل ْي َل َوﺍلنَّ َها ََۗر ِﺍ َّن ِف ْي ٰذ ِل َك لَ ِع ْب َرةً ِّ ُلو ِلى ﺍ ّْ َل ْب َصار‬
‫َوّٰلهلاُ َخلَ َق ُك َّل َد ۤﺍبَّ ٍة ِم ْن َّم ۤا ٍۚء َف ِم ْن ُه ْم َّم ْن َّي ْم ِش ْي َع ٰلى َب ْطنِ ٍۚه َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن يَّ ْم ِش ْي َع ٰلى ِر ْجلَ ْي ٍۚ ِن َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن يَّ ْم ِش ْي َع ٰٓلى‬

) ٤٥ - ٤٤ ‫ﺍَ ْر َب َۗ ٍع َي ْخلُ ُق ّٰلهلاُ َما َي َش ۤا َُۗء ِﺍ َّن ّٰلهلاَ َع ٰلى كُ ِل َش ْي ٍء َق ِد ْير ( ٱل ُّنور‬

Artinya : (44) Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.

13

(45) Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu
ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian
(yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Beberapa versi terjemahan dari ayat diatas

1. Versi Quraish Shihab

(44) Panjang, pendek, permulaan dan penghabisan yang terjadi pada siang dan malam, diubah
silih berganti oleh Allah berdasarkan perputaran orbit. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat dan jernih.

(45) Allah adalah Pencipta segala sesuatu dengan kehendak-Nya. Dia menciptakan semua jenis
hewan dari asal yang sama yaitu air. Maka tidak satu pun hewan yang tidak memerlukan air.
Kemudian dijadikanlah hewan-hewan itu bervariasi dari segi jenis, potensi dan perbedaan-
perbedaaan lainnya. Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya seperti
ikan, dan binatang merangkak lainnya. Sebagian lainnya berjalan di atas kedua kakinya seperti
manusia dan burung. Ada pula jenis hewan yang berjalan di atas empat kaki seperti binatang-
binatang. Allah menciptakan makhluk yang dikehendaki-Nya dengan cara bagaimana pun untuk
menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan-Nya. Dia adalah Zat yang berkehendak memilih dan
Mahakuasa atas segala sesuatu.6

2. Versi Kemenag (Kementerian Agama Indonesia )

6 Diakses dari, http://id.noblequran.org/quran/surah an nur /ayat-44

14

(44) Allah swt. Sesugguhnya pada yang demikian itu, pasti ada belajar bagi orang-orang yang
mempunyai jam (yang tajam).

(45) Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari udara, maka sebagian ada yang berjalan di
atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sedang (yang lain) jalan kaki
dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia gayai. Sangat, Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu.7

3. Versi Al Muyassar Kementerian Agama Saudi Arabia

(44) Dia saling mempergantikan antara siang dan malam dan di antara keduanya tedapat
perbedaan panjang pendeknya, cahaya dan kegelapannya, dan panas dinginnya. Sungguh pada
pergantian ini terdapat bukti yang agung, yang akan menjadi pelajaran dan ibrah bagi orang yang
berakal.

(45) Allah telah menciptakan segala makhluk yang berjalan di muka bumi berupa manusia dan
hewan dari air. Di antara makhluk-makhluk ini ada yang berjalan dengan perutnya seperti reptil,
berjalan dengan dua kaki seperti manusia, dan berjalan dengan empat kaki seperti hewan ternak.
Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki, seperti makhluk-makhluk ini dan makhluk lainnya.
Sungguh Allah memiliki kekuasaan yang Maha Besar, tidak ada yang sulit bagi-Nya.8

4. Versi Al Mukhtashar Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil
Haram)

(44) Dia mempergantikan malam dan siang, dengan kedatangan salah satunya setelah yang lain,
dan pergantian keduanya dalam panjang pendek waktunya. Sesungguhnya pada hal tersebut
benar-benar terdapat petunjuk yang dapat dipetik oleh orang yang memiliki mata hati.

(45) Dan Allah telah menciptakan semua yang hidup berjalan di muka bumi dari air. Air adalah
asal penciptaan makhluk-makhlukNya. Dan diantara makhluk-makhluk yang berjalan itu, ada
yang berjalan melata dengan perutnya, seperti ular-ular dan sejenisnya, dan sebagian ada yang
berjalan dengan dua kaki, seperti manusia, dan sebagian ada yang berjalan dengan empat kaki,
seperti binatang-binatang ternak dan semacamnya. Dan Allah menciptakan apa saja yang Dia
kehendaki. Dan Dia MahaKuasa atas segala sesuatu.9

Analisis Perbedaan Dan Persamaan Beberapa Terjemahan

Setiap terjemahan memiliki perbedaan disetiap beberapa kata tertentu. Seperti misalnya pada
ayat 44 pada kata yuqollibu, ada yang mengartikannya dengan “mempergantikan” ada juga yang

7 Diakses dari, https://quran.kemenag.go.id/sura/24
8 Diakses dari, https://tafsirweb.com/6172-quran-surat-an nur-ayat 44-45
9 Diakses dari, https://tafsirweb.com/6172-quran-surat-an nur-ayat 44-45

15

mengartikannya dengan “diubah” atau ada juga yang menerjemahkannya “saling
mempergantikan”

Lalu pada ayat selanjutnya diayat 45, pada kata kholaqo. Ada yang menerjemahkannya
dengan “menciptakan” dan ada juga yang menerjemahkannya dengan “telah menciptakan”.

Ada juga persamaan diantara beberapa terjemahan, seperti pada kata yamsyi. Semuanya
menerjemahkan dengan “berjalan”. Lalu juga pada kata yakhluqu. Semuanya menerjemahkan
dengan “menciptakan”.

Dan menurut kami versi yang lebih berkaitan dengan terjemah umum dari ayat QS. An Nur
44-45 adalah versi ke empat. Yaitu versi Al Mukhtashar dari Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid.

Usulan Terjemahan
(44)Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda bagi orang yang punya penglihatan.
(45) Dan Allah telah menciptakan setiap binatang dari air. Maka diantara mereka ada yang
berjalan dengan perutnya dan diantara mereka ada yang berjalan dengan dua kaki. Dan
daiantar mereka ada yang berjalan dengan empat kaki. Ia (Allah) menciptakan apa yang ia
kehendaki. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu

16

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
• Fi’il terbagi menjadi 2 macam. Ada Fi’il Mujarrad dan Fi’il Mazid
• Mujarrad artinya Asli. Sedangkan Mazid artinya Tambahan
• Fi’il yang asli hurufnya dapat terdiri dari 3 atau 4 huruf. Sedangkan untuk huruf
tambahan dapat terdiri dari 4,5,6 huruf
Dalam QS. An Nur ayat 44-45 tadi, rata-rata fi’il berbentuk fi’il tsulaasi mujarrod. Baik berupa
fi’il madhi ataupun fi’il mudhoori’.

17

DAFTAR PUSTAKA
Isma’ii Hasyim. 1996. Jadwal As Shorfi. Indonesia: Haramain
Rifa’i Arif Ahmad, Nawasi Ahmad. 2015. Al Ushul As Shorfiyah. Gintung, Jayanti, Tangerang:
Ma’had Daar El Qolam
Anwar H Moch. 1986. Ilmu Shorof. Bandung: Sinar Baru
Hamid M Abdul Manaf. 1995. Pengantar Ilmu Shorof Istilahi-Lughowi (edisi revisi). Jawa
Timur: PP Fathul Mubtadiin
Bin Ahmad Yasin Arham. 2015. Agar Sehafal Al Fatihah. Gunung Putri, Bogor: Hilal Media

18


Click to View FlipBook Version