The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hetharionnia, 2021-11-09 11:16:02

Modul Ajar Instalasi Penerangan Listrik

Modul Ajar Instalasi penerangan listrik

Keywords: instalasi penerangan listrik,listrik

INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
MEMASANG INSTALASI

PENERANGAN LISTRIK 1 FASA

KELAS XI SMK
FASE E

6 PERTEMUAN = 48 JP

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2
CAPAIAN PEMBELAJARAN…………………………………………………...3
TUJUAN PEMBELAJARAN…………………………………………………….3
PROFIL PELAJAR PANCASILA………………………………………………..3
SARANA DAN PRASARANA…………………………………………………..4
URAIAN KEGIATAN……………………………………………………………7
URAIAN MATERI 1……………………………………………………………...7
URAIAN MATERI 2…………………………………………………………….17
URAIAN MATERI 3…………………………………………………………….36
RANGKUMAN………………………………………………………………… 39
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………41

2

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul kegiatan belajar ini , para peserta didik diharapkan
mampu memasang komponen instalasi listrik bangunan sederhana sesuai dengan
fungsinya berdasar pada
peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran, peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis komponen instalasi listrik bangunan

sederhana sesuai dengan teori dengan benar.
2. Menjelaskan fungsi komponen instalasi listrik sederhana sesuai teori

dengan percaya diri
3. Melakukan cara pemasangan instalasi penerangan pada bangunan

sederhana dengan ketentuan yang benar.

KATA KUNCI

PROFIL PELAJAR PANCASILA
Mandiri: Modul ajar ini menekan pada kemandirian dalam belajar,
sehingga pesertadidik memiliki prakarsa atas pengembangan dirinya
yang tercermin dalam kemampuan untuk bertanggung jawab, memiliki
rencana strategis, melakukan tindakan dan merefleksikan proses dan
hasil pengalamannya.
Bernalar Kritis: Modul ajar ini mengarahkan peserta didik untuk
berpikir secara objektif, menganalisis hasil kerja dan mengatasi masalah
pekerjaan yang mengalami troubleshooting .
Kreatif : Modul ini mengarahkan peserta didik untuk mampu
memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna,

3

bermanfaat dan berdampak bagi masyarakat sekitar. Memiliki
keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

SARANA DAN PRASARANA
SARANA PEMBELAJARAN :
❖ Non Digital , berupa buku ajar Instalasi Penerangan Listrik, PUIL,

buku ajar yang relevan, majalah, jobsheet dan lain-lain
❖ Digital, berupa video pembelajaran daari internet, PDF dan lainnya
PRASARANA PEMBELAJARAN :
❖ Alat ukur listrik
❖ Laptop
❖ Papan Kerja
❖ Alat-alat penunjang lainnya

TARGET PESERTA DIDIK
Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan dan sederajat Teknik
Ketenagalistrikan
Jumlah peserta didik dalam pembelajaran maksimal 36 peserta didik
dengan pembagian group praktek

KETERSEDIAAN MATERI MODEL & MODA
PEMBELAJARAN
✓ Pengayaan untuk siswa ✓ Model Pembelajaran :
berpencapaian tinggi: YA / TIDAK 1. Project Based Learning,
2. Problem Based Learning
✓ Alternatif penjelasan, metode, atau ✓ Moda Pembelajaran :
aktivitas, untuk siswa yang sulit Luring
memahami konsep: YA / TIDAK

ASESMEN JENIS ASESMEN
✓ Individu ✓ LKPD Rublik penilaian

4

✓ Kelompok ✓ Produk (laporan)
✓ Presentasi

KEGIATAN PEMBELAJARAN UTAMA
Pengaturan peserta didik :

• Individu
• Kelompok ( masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang)
Metode :
• Diskusi
• Penugasan

MATERI AJAR
• Materi ajar :

1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2. Komponen Pokok Instalasi Listrik
• LKPD (terlampir)
• Joobsheet (terlampir)

PEMAHAMAN BERMAKNA
Mengidentifikasi jenis-jenis komponen instalasi listrik bangunan
sederhana
Menghitung komponen instalasi penerangan pada bangunan sederhana
Mendesain pemasangan komponen instalasi bangunan sederhana
Memasang komponen instalasi bangunan sederhana 1 fase
Mengukur rangkaian instalasi listrik penerangan
Menguji rangkaian instalasi bangunan sederhana 1 fase
PERTANYAAN PEMANTIK
1.

PERSIAPAN PEMBELAJARAN

5

Sebelum pembelajaran dimulai, pastikan bahwa peserta didik :
a. Dengan disediakan komponen instalasi, peserta didik mampu
mengklasifikasikan jenis-jenis komponen instalasi listrik bangunan sederhana
sesuai dengan teori dengan benar.
b. Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok, peserta didik dapat
menjelaskan fungsi komponen instalasi listrik sederhana sesuai teori dengan
percaya diri.
c. Dengan disediakannya lembar kerja, Peserta didik mampu melakukan cara
pemasangan instalasi penerangan pada bangunan sederhana dengan
ketentuan yang benar.

6

URAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan - 1 8 jp Zoom / G meet / Luring

a Pendahuluan ( 15 menit)

* Untuk pembelajaran Daring: Guru mengirim pemberitahuan kepada peserta didik
tentang materi yang akan dipelajari (Asyncronous). Untuk mengawali KBM, guru

mengajak peserta didik bergabung ke google meeting (di share via WA grup/WAG kelas),

memperhatikan kerapihan seragam yang digunakan dan penampilan peserta didik

* Untuk pembelajaran Luring: Guru mempersiapkan kelas yang digunakan untuk proses

pembelajaran dengan memperhatikan kesiapannya.

- Guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa untuk mengawali kegiatan.

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan selalu mengingatkan protokol kesehatan dan

selalu menjaga kesehatan.

- Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik untuk mengisi presensi di link yang
sudah dibagikan (Daring). memeriksa kehadiran peserta didik (luring)

- Guru mengkaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang sudah dipelajari
sebelumnya. Mengajukan pertanyaan materi yang sudah dipelajari terkait dengan jenis
komponen instalasi listrik bangunan sederhana, memberikan gambaran manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari.
Memberikan motivasi peserta didik dengan menampilkan macam-macam gambar /video
cara kerja komponen instalasi listrik bangunan sederhana
Menyampaikan ruang lingkup materi pokok dan tujuan pembelajaran
Menyampaikan strategi pelaksanaan pembelajaran
Menyampaikan teknik penilaian

b Kegiatan Inti (330 menit)
- ▪ Mengamati video/gambar tentang fungsi komponen instalasi listrik bangunan

sederhana (https://youtu.be/6MSl4KJpcE8)., https://youtu.be/B3ylctIrXJo,

7

https://youtu.be/bba3SiQeXMA, https://youtu.be/oXIe8jJxq34.
https://youtu.be/RK6S1tdDOaA
▪ Membaca buku atau modul tentang fungsi komponen instalasi listrik bangunan
sederhana
▪ Menggali informasi tentang cara kerja komponen instalasi listrik bangunan sederhana

- ▪ Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok, setiap kelompok beranggotakan
4-5 orang dan memberi nama kelompok dengan nama komponen instalasi listrik
bangunan sederhana

▪ Menugaskan setiap kelompok untuk membuat pertanyaan terkait dengan hasil
pengamatan yang sudah diketahui dan yang belum diketahui tentang fungsi dari
komponen- komponen instalasi listrik bangunan sederhana

- • Guru memberikan informasi fungsi dari komponen- komponen instalasi listrik
bangunan sederhana

• Peserta didik diminta melakukan diskusi dan tanya jawab tentang fungsi dari
komponen- komponen instalasi listrik bangunan sederhana.

• Menugaskan peserta didik secara individu atau kelompok untuk meng-uraikan
tentang fungsi dari komponen- komponen instalasi listrik bangunan sederhana
berdasarkan kemampuan mereka

- ▪ Sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya, guru meminta peserta didik
untuk berdiskusi tentang fungsi atau cara kerja dari komponen- komponen instalasi
listrik bangunan sederhana

▪ Peserta didik secara kelompok diminta untuk membandingkan fungsi dari komponen-
komponen instalasi listrik bangunan sederhana satu dengan yang lainnya

- ▪ Setiap kelompok membuat laporan hasil diskusi tentang fungsi dari komponen-
komponen instalasi listrik bangunan sederhana kemudian dilanjutkan dengan
menyajikan hasilnya dalam bentuk presentasi.

▪ Guru memberi umpan balik dan penguatan materi.

8

- Guru mengkonfirmasi peserta didik apakah masih ada yang belum mengerti tentang
materi yang dipelajarai hari ini
Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.

c Penutup (30 menit)
- Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
- • Membuat rangkuman/simpulan pelajaran

• Melakukan evaluasi dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
• Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
• Doa penutup
- Asesmen :
• Membuat rangkuman/simpulan pelajaran
• Melakukan evaluasi dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
• Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

Pertemuan - 2 8 jp Luring

a Pendahuluan ( 15 menit)

- Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan selalu mengingatkan protokol kesehatan dan

selalu menjaga kesehatan.

- • Guru memeriksa kehadiran peserta didik,
• Guru mengkondisikan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

- • Guru mengkaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang sudah dipelajari
sebelumnya.

• Guru mengajukan pertanyaan materi yang sudah dipelajari terkait dengan jenis komponen
instalasi listrik bangunan sederhana

- • Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari.

9

• Guru memberikan motivasi peserta didik dengan menampilkan macam-macam gambar /video
cara kerja komponen instalasi listrik bangunan sederhana

b Kegiatan Inti (330 menit)
- ▪ Mengamati video/gambar tentang fungsi komponen instalasi listrik bangunan sederhana

▪ Membaca buku atau modul tentang fungsi komponen instalasi listrik bangunan sederhana
▪ Menggali informasi tentang cara kerja komponen instalasi listrik bangunan sederhana

- Guru membimbing peserta didik berdiskusi
▪ Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang
dan memberi nama kelompok dengan nama komponen instalasi listrik bangunan sederhana
▪ Menugaskan setiap kelompok untuk membuat pertanyaan terkait dengan hasil pengamatan
yang sudah diketahui dan yang belum diketahui tentang fungsi dari komponen- komponen
instalasi listrik bangunan sederhana

- ▪ Guru memberikan informasi fungsi dari komponen- komponen instalasi listrik
bangunan sederhana

▪ Peserta didik diminta melakukan diskusi dan tanya jawab tentang fungsi dari
komponen- komponen instalasi listrik bangunan sederhana.

▪ Menugaskan peserta didik secara individu atau kelompok untuk meng-uraikan tentang
fungsi dari komponen- komponen instalasi listrik bangunan sederhana berdasarkan
kemampuan mereka

- ▪ Sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya, guru meminta peserta didik
untuk berdiskusi tentang fungsi atau cara kerja dari komponen- komponen instalasi
listrik bangunan sederhana

▪ Peserta didik secara kelompok diminta untuk membandingkan fungsi dari komponen-
komponen instalasi listrik bangunan sederhana satu dengan yang lainnya

- ▪ Setiap kelompok membuat laporan hasil diskusi tentang fungsi dari komponen-
komponen instalasi listrik bangunan sederhana kemudian dilanjutkan dengan
menyajikan hasilnya dalam bentuk presentasi.

10

▪ Guru memberi umpan balik dan penguatan materi.

-
c Penutup (30 menit)
- Guru dan peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
- • Membuat rangkuman/simpulan pelajaran

• Melakukan evaluasi dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
• Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Doa penutup
Asesmen :
• Membuat rangkuman/simpulan pelajaran
• Melakukan evaluasi dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
• Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

Pertemuan 3 8jp

a Pendahuluan (15 menit)

- Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan selalu mengingatkan protokol kesehatan dan

selalu menjaga kesehatan.

- • Guru memeriksa kehadiran peserta didik,
• Guru mengkondisikan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

b Kegiatan Inti (330 menit)

- Mengamati desain gambar tentang cara pemasangan komponen- komponen instalasi
listrik bangunan sederhana .

1. Desain denah gambar instalasi listrik penerangan bangunan sederhana 1 fasa
2. Gambar diagram garis tunggal instalasi listrik penerangan bangunan sederhana 1

fasa

11

3. Gambar diagram sistem pengawatan instalasi listrik penerangan bangunan
sederhana 1 fasa

- Peserta didik melakukan perancangan gambar berdasarkan tugas yang diberikan dan
didiskusikan terkait dengan desain yang dibuat.

- Pada pertemuan ini, guru dan peserta didik membahas perancangan gambar yang dibuat.
- Guru memberikan penguatan dari perkembangan perancangan gambar yang dibuat oleh

peserta didik.
c Penutup (30 menit)
- • Guru dan peserta didik melakukan refleksi.

• Membuat rangkuman/simpulan pelajaran
• Melakukan evaluasi dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

- • Guru menyampaikan tugas yang harus dilakukan kurun waktu setelah pertemuan ini
sampai dengan pertemuan berikutnya. Untuk pertemuan berikutnya adalah presentasi
hasil perancangan gambar per kelompok/individu.

• Doa penutup
Asesmen :
• Membuat rangkuman/simpulan pelajaran
• Melakukan evaluasi dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
• Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

Pertemuan 4, 5 dan 3 x8 jp Luring
6

a Pendahuluan (15 menit)
- Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

- Guru menanyakan kabar peserta didik dan selalu mengingatkan protokol kesehatan dan
selalu menjaga kesehatan.

- • Guru memeriksa kehadiran peserta didik,
• Guru mengkondisikan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

12

- Guru memotivasi peserta didik
- Guru melakukan apersepsi : mengaitkan materi pada pertemuan sebelumnya dengan

kegiatan yang akan dilakukan hari ini.
b Kegiatan Inti (330menit)
- Guru memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan projek, memantau realisasi

perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan, mengukur ketercapaian
standar.
- Peserta didik membahas hasil ujicoba pekerjaan proyek yang telah dibuat dan membuat
laporan hasil kerja pemasangan
- Guru membimbing proses pekerjaan proyek, menanggapi hasil.
- Selanjutnya guru dan peserta didik menyimpulkan hasil kerja.
c Penutup (30 menit)
- Guru dan peserta didik melakukan refleksi
- Guru menyampaikan ke peserta didik untuk mengumpulkan laporan hasil kerja
- Guru menyampaikan informasi untuk pertemuan mendatang untuk melanjutkan pekerjaan
pada kelompok lain. Peserta didik harap mempersiapkan diri.
Doa penutup
- Asesmen :
• Membuat rangkuman/simpulan pelajaran
• Melakukan evaluasi dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
• Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

13

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) ini

adalah untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih
diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejutan
arus, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan keamanan gedung
serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik. Persyaratan ini berlaku untuk semua
instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan
pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya. Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL) ini tidak berlaku untuk :

▪ Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan
untukmenyalurkan berita dan isyarat.

▪ Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan
telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik.

▪ Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan
kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.

▪ Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
▪ Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan

dayanya tidak melebihi 100 watt.

14

Ketentuan yang Terkait
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) ini, harus pula

diperhatikan ketentuan yang terkait dengan dokumen berikut :
a) Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

b) Undang-Undang No.15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.

c) Undang-Undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

d) Peraturan Pemerintah RI No.10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan
PemanfaatanTenaga Listrik.

e) Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang
Tenaga Listrik.

f) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.01.P/40/M.PE/1990
tentang Instalasi Ketenagalistrikan.

g) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.02.P/0322/M.PE/1995
tentang Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam Lingkungan
Pertambangan dan Energi.

Syarat-Syarat Instalasi Listrik

Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan
mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam
pemasangan instalasi listrik, antara lain :

a) Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan
dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya
semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.

b) Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan
timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak
membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda

15

disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti gangguan
hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.
c) Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin
secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah
sangat kecil.

16

Komponen Pokok Instalasi Listrik
Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok

dalam suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan
instalasi listrik banyak macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen
instalasi listrik dapat dikelompokan sebagai berikut :

Bahan penghantar listrik. Sekevring
Bahan Isolasi (Isolator Rol). StopvKontak
Pipa Instalasi. Kotavk Pembagi Daya (PHB)
Kotak Sambung. Ratinvg Pengaman
Sakelar Perlevngkapan Bantu
Fitting.

1. Penghantar Listrik
Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik

penerangan umumnya terbuat dari tembaga. Penghantar tembaga setengah keras
(BCC ½ H = Bare Copper Conductor Half Hard) memiliki nilai tahanan jenis
0,0185 ohm mm²/m dengan tegangan tarik putus kurang dari 41 kg/mm².
sedangkan penghantar tambaga keras (BCCH = Bare Copper Conductor Hard),
kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm².

Pemakaian tembaga sebagai penghantar adalah dengan pertimbangan
bahwa tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya hantar yang baik
setelah perak.

Penghantar yang dibuat oleh pabrik terdapat beraneka ragamnya.
Berdasarkan konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut :

✓ Penghantar pejal (solid) yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang
berukuran sampai 10 mm². Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud
untuk memudahkan penggulungan maupun pemasangannya.

17

Gambar 1. Penghantar Pejal
✓ Penghantar berlilit (stranded) penghantarnya terdiri dari beberapa urat

kawat yang berlilit dengan ukuran 1 mm² - 500 mm².

Gambar 2.
Penghantar Stranded
✓ Penghantar serabut (fleksibel) banyak digunakan untuk tempat-tempat yang
sulit dan sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik dan pada kendaraan
bermotor. Ukuran kabel ini antara 0,5 mm² - 400 mm².

18

Gambar 3.
Penghantar Serabut
✓ Penghantar persegi (busbar) penampang penghantar ini berbentuk
persegi empat yang biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi)
sebagai rel-rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini tidak
berisolasi.

Gambar 4. Pengantar Persegi

19

Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel,
penghantar dapat diklasifikasikan menjadi :
➢ Penghantar simplex, yaitu kabel yang dapat berfungsi untuk

satu macam penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja).
Contoh penghantar simplex ini antara lain NYA 1,5 mm²; NYAF
2,5 mm² dan sebagainya.
➢ Penghantar duplex, yaitu kabel yang dapat menghantarkan dua
aliran (dua fasa yang berbeda atau fasa dengan netral). Setiap
penghantarnya diisolasi kemudian diikat menjadi satu
menggunakan selubung. Penghantar jenis ini contohnya NYM
2x2,5 mm², NYY 2x2,5mm².

Gambar 5. Kabel NYM
➢ Penghantar triplex; yaitu kabel dengan tiga pengantar yang

dapat menghantarkan aliran 3 fasa (R, S dan T) atau fasa, netral dan
arde. Contoh kabel jenis ini: NYM 3x2,5 mm², NYY 3x2,5 mm²
dan sebagainya.

20

➢ Penghantar quadruplex; kabel dengan empat penghantar
untuk mengalirkan arus 3 fasa dan netral atau 3 fasa dan
pentanahan. Susunan hantarannya ada yang pejal, berlilit ataupun
serabut. Contoh penghantar quadruplex misalnya NYM 4x2,5 mm²,
NYMHY 4x2,5mm² dan sebagainya.

Jenis penghantar yang paling banyak digunakan pada instalasi rumah tinggal
yang dibangun permanen saat ini adalah kabel rumah NYA dan kabel NYM.

21

2. Bahan Isolasi (Isolator Rol)
Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sederajat. Misalnya

PVC, dengan diameter yang besar ¾”.
Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak ada gaya mekanis lebih pada

hantaran yang ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung, bahan ini sering disebut dengan
rol isolator yang dipasang pada langit-langit bagian atas.

Pemasangan rol isolator ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-
hantaran yang berlainan fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik
tumpunya tidak lebih dari 1 meter.

Gambar 6a. Rol isolator. Gambar 6b. Pemasangan rol isolator

3. Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi. Pipa

instalasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang dicat meni (sering disebut pipa
union); pipa PVC; pipa fleksibel. Dipasaran, pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan
empat meter dengan diameter yang bervariasi.

Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis,
tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain itu, permukaan luar maupun
dalam pipa harus licin dan rata. Pemakaian pipa baja yang berada dalam jangkauan tangan dan
dipasang terbuka harus ditanahkan dengan sempurna, kecuali pipa tersebut digunakan
untuk menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal NYM.

Tindakan ini dimaksudkan sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan
kegagalan isolasi pada hantaran dalam pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi
selubung masuk (tule). Penggunaan pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

a) Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
gangguan tanah.

b) Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat.

22

c) Tidak menjalarkan nyala api.
d) Mudah penggunaannya.

Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja normal 60°C.
Selain itu, di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus dilindungi dari kerusakan
mekanis, misalnya pada tempat-tempat penembusan lantai. Pipa yang tidak ditanam dalam
dinding harus ditanam dengan baik mengunakan klem yang sesuai dengan jarak antar klem
tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan lurus.

4. Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus

dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau
percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk
sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail),
kemudian setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi.

Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlu dikotak sambung lurus (kotak tarik)
setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kotak tarik
ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong kemudian disambung lagi. Macam-
macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 7.

❖ Kotak ujung sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagaitempat
sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak.

❖ Kotak tarik digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m) yang
fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat penyambungan.

❖ Kotak sudut sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu dipasang
pada sudut-sudut ruang.

❖ Kotak garpu dipakai untuk percabangan sejajar.
❖ Kotak T atas pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
❖ Kotak T kiri pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
❖ Kotak T kanan pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
❖ Kotak T terbalik pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
❖ Kotak silang disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan.
❖ Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang sejajar.

23

Gambar 7. Macam-macam kotak sambung

5. Sakelar
Fungsi sakelar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari sumber

ke pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis tergantung dari cara pemasangan, sistem
kerja, dan bentuknya.
Berdasarkan sistem kerjanya sakelar dibagi menjadi tujuh, yaitu :

1. Sakelar tunggal
Fungsi sakelar tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada sakelar
ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat
yang lain.

Gambar 8. Bentuk Sakelar

24

2. Sakelar kutub ganda (dwi kutub)
Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya digunakan untuk memutus atau
menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersama- sama. Sakelar ini biasanya
digunakan pada boks sekering satu fasa.

3. Sakelar kutub tiga (tri kutub)
Sakelar mempunyai enam titik hubung untuk menghubungkan atau memutuskan
hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama pada sumber listrik 3 fasa.

4. Sakelar kelompok
Kegunaan sakelar kelompok adalah untuk menghubungkan atau memutuskan dua
lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi kedua golongan tidak dapat
menyala bersamaan.

5. Sakelar seri
Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan dan memutuskan dua
lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergantian maupun bersama-sama.
Sakelar seri sering disebut pula sakelar deret.

6. Sakelar tukar
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai dipakai di
hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu
secara bergantian. Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan dan
memadamkan satu lampu atau satu golongan lampu dari dua tempat dengan
menggunakan dua sakelar tukar.

7. Sakelar silang
Untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan dan
dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara
sakelar tunggal dan sakelar silang. Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir
adalah sakelar tukar sedangkan sakelar di antaranya adalah sakelar silang.

25

Gambar 9. Macam-macam Sakelar, Lambang, Konstruksi, dan Pengawatannya

Berdasarkan cara pemasangannya, sakelar dibedakan atas dua jenis, yaitu sakelar yang
dipasang di luar tembok (inbow) dan sakelar yang dipasang di dalam tembok (outbow).

Pemasangan sakelar di luar tembok (out bow) dilengkapi dengan roset sebagai tempat
dudukan. Pemasangan sakelar di dalam tembok (inbow) memerlukan mangkuk sakelar
(dos tanam) baik yang terbuat dari plat besi maupun plastik (PVC), sebagai dudukan sakelar.

Berdasarkan cara kerjanya, sakelar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Sakelar tarik
Biasanya terdapat pada fitting lampu dan untuk mengoperasikan
digunakan seutas tali.

26

2. Tombol tekan
Bila ditekan maka kontak terhubung dan begitu dilepas maka kontak akan
terputus kembali. Tombol biasanya dipakai untuk bel listrik, tetapi ada pula
tombol yang dalam keadaan normal terhubung dan saat ditekan terputus.
Misalnya tombol yang terpasang pada pintu almari es untuk penyalaan
lampunya.

3. Sakelar jungkit
Saat ini lebih banyak digunakan untuk menggantikan sakelar putar karena
pengoperasiannya mudah.

4. Sakelar putar
Sudah jarang digunakan karena sudah ada penggantinya yaitu sakelar
jungkit. Pemakaiannya hanya pada tempat tertentu, misalnya, box sekering.

6. Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu

dengan kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-macam fitting, diantaranya fitting
duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak seperti
tampak pada gambar 10.

Gambar 10.Aneka Jenis Fiting

Fitting duduk dipasang pada dinding ataupun langit-langit. Bila pemasangannya tidak
dapat dilakukan secara langsung, perlu dipasang roset, yaitu kayu maupun plastik sebagai
tempat dudukannya. Pemasangan fitting gantung tergantung pada langit-langit dengan
menggunakan kabel snoer atau penguat tali rami. Tali rami berfungsi sebagai penahan
agar kabel tidak menanggung beban.

Bila ditinjau dari konstruksinya, fitting dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

27

1. Fitting ulir
Cara memasang lampu pada fitting dilakukan dengan memutar lampu pada fitting.
Fitting semacam ini juga sering disebut Fitting Edison, yang tersedia dalam berbagai
macam ukuran disesuaikan dengan lampunya.

2. Fitting tusuk
Cara memasang lampunya dengan jalan menusukkan ke fitting. Fitting jenis ini
terdapat dua macam, yaitu fitting yang kaki- kaki lampunya langsung dijepit atau
disebut fitting bayonet dan jenis lain ialah fitting tusuk putar, yaitu fitting yang setelah
kaki lampu ditusukkan kemudian diputar seperempat lingkaran atau disebut Fitting
Goliath Fitting jenis Bayonet dan Goliath biasanya hanya digunakan pada kendaraan,
misal kapal laut, motor, dan mobil.

7. Sekering
Sekering merupakan alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung

singkat. Di dalam beberapa sekering dipasang kawat perak sebagai sambungan sekering yang
akan meleleh jika terjadi gangguan arus lebih atau arus hubung singkat. Ukuran sekering harus
menurut aturan yang ditetapkan dalam PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yaitu
maksimal sebesar 2,5 kali arus nominalnya. Beberapa bentuk sekering pada gambar 11.

28

Gambar 11. Beberapa Bentuk Sekering
1.Sekering patrun; 2.Sekering sumbat; 3.Sekering tabung;
4.Sekering gagang; 5.Sekering pita; 6.Sekering bebas letupan.
Sekering sumbat banyak digunakan dalam instalasi penerangan dan tenaga untuk arus
listrik di bawah 60 ampere. Bagian-bagian sekering sumbat diperlihatkan pada gambar 12.

Gambar 12. Bagian-bagian sekering
1.Tempat sekering; 2.Sekerup; 3.Tubuh sekering; 4.Tutup kontak;
5.Sambungan sekering; 6.Kawat penunjuk; 7.Pegas penunjuk; 8.Tutup penunjuk.

8. Stop Kontak
Stop kontak atau kotak kontak merupakan kotak tempat sumber arus listrik yang siap

pakai. Berdasarkan bentuknya stop kontak dibedakan menjadi stop kontak biasa, stop kontak
dengan hubungan tanah dan stop kontak tahan air. Sedangkan berdasarkan pemasangannya stop
kontak dibedakan menjadi stop kontak yang ditanam dalam dinding dan stop kontak yang
ditanam di permukaan dinding. Bagian-bagian dari stop kontak diperlihatkan pada gambar 13.

29

Gambar 13. Bagian-bagian Stop Kontak

9. Kotak Pembagi Daya Listrik (PHB)/Distribusi Panel (DP)
Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang berfungsi

sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang memerlukan agar
merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen antara lain rel (busbar), sakelar
utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.

10. Rating Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih besar

dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan dalam instalasi
listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus
rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.

Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul atau
dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

11. Perlengkapan Bantu
Untuk memasang peralatan-peralatan seperti dibahas diatas, diperlukan

beberapa perlengkapan bantu seperti :
1. Klem (sengkang)
` Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau
langit-langit. Klem dapat terbuat dari besi maupun bahan PVC. Ukurannya disesuaikan
dengan ukuran pipa.
Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara satu
dengan lainnya tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan pipa lurus memanjang.
Adapun jarak klem dengan kotak sambung, sakelar, stop kontak atau komponen
lainnya maksimum 10 cm. Untuk meninggikan pemasangan pipa dipakai klem dengan
pelana.
30

Gambar 14. Bentuk Klem dan Pelana
2. Lengkungan siku (elbow)

Untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan pemasangan instalasi, pabrik
pipa juga menyediakan penyambung siku untuk jalan pipa yang berbelok siku-siku.
Penggunaan lengkungan siku lebih mudah dari pada harus membengkokkan pipanya.

Gambar 15. Lengkungan
3. Sambungan pipa (sock)

Pemasangan pipa instalasi tidak selamannya menggunakan pipa utuh. Untuk
menghemat bahan, seringkali diperlukan penyambungan pipa. Penyambungan pipa
ini dapat dilakukan dengan memasang penyambung pipa (sock) yang pengerjaannya
sangat praktis

31

Gambar 16. Sambungan Pipa (Sock)
4. Las dop

Setelah sambungan-sambungan yang terdapat pada kotak sambung dipilin
dengan baik dan kuat dengan benang kasur. Sebaiknya sambungan itu ditutup dengan
las dop. Ini dimaksudkan agar antara masing-masing sambungan tidak bersinggungan
sehingga tidak membahayakan kita. Las dop dibuat dari bahan isolasi porselen atau
plastik.

Gambar 17. Las Dop

Tugas:
• Setelah kalian tuntas mempelajari materi di atas, sekarang kalian coba

membuat rancangan gambar instalasi penerangan listrik rumah sederhana!
• Temukan informasi dari perpustakaan atau internet serta sumber belajar

lainnya yang relevan mengenai praktik baik penerapan instalasi penerangan
listrik. Informasi yang dicari bisa berupa bacaan, video atau sumber lainnya.
kalian peroleh bisa dibagikan kepada guru dan teman-teman kalian sebagai
bahan diskusi. Silakan kalian diskusikan!
• Temukan informasi dari perpustakaan atau internet mengenai cara merancang
instalasi penerangan listrik bangunan sederhana. Informasi bisa berupa bacaan,
video atau sumber lainnya yang sesuai dengan materi di atas. Silahkan kalian
simak lebih dahulu!

32

7. Asesmen
Pada tahapan asesmen ini, coba kalian kerjakan dan jawablah pertanyaan berikut
untuk mengetahu pemahaman kalian pada materi yang telah dibahas.

1. Gambar komponen berikut ini merupakan:
a.Sekering
b.Sakelar
c.Lampu
d.Kabel
e.pipa

2. Untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan dan
dimatikan lebih dari dua tempat merupakan fungsi dari:
a. Sakelar silang
b. Sakelar seri
c. Sakelar tunggal
d. Sakelar kelompok
e. Sakelar tukar

3. Penghantar biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-rel
pembagi atau rel penghubung dan biasanya penghantar ini tidak berisolasi. Jenis
penghantar ini adalah:
a. NYM
b. NYY
c. Serabut
d. Pejal
e. busbar

4. Simbul dari sakelar silang adalah:

a.

b.

c.
33

d.

e.
5. Berapakah kekuatan tegangan tarik penghantar tambaga keras (BCCH = Bare Copper

Conductor Hard )
a. 39 kg/mm².
b. 41 kg/mm².
c. 43 kg/mm².
d. 46 kg/mm².
e. 49 kg/mm².

6. Sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi merupakan fungsi dari
a. Stop Kontak
b. Saklar
c. Kabel
d. pipa
e. Sekering

7. Kotak garpu dipakai untuk
a. percabangan sejajar.
b. untuk empat percabangan
c. lima percabangan dengan empat cabang sejajar.
d. dipasang pada sudut-sudut ruang.
e. digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang

8. Fungsi dari Fitting adalah
a. alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung singkat
b. komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat hantaran
c. menghubungkan atau memutuskan arus listrik
d. pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi

34

e. untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit
9. Klem berfungsi

a. alat pengaman dari gangguan arus lebih ataupun hubung singkat
b. komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat hantaran
c. menghubungkan atau memutuskan arus listrik
d. pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi
e. untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit

10.
Gambar diatas merupakan
a. Las dop
b. Pipa
c. Klem
d. Lampu
e. kabel

35

1. Instalasi satu lampu pijar dengan satu sakelar tunggal
Rangkaian instalasi seperti gambar 18 merupakan instalasi paling sederhana.

Biasanya rangkaian instalasi separti inilah yang sering dipasang pada rumah-rumah
maupun gedung. Rangkaian instalasi ini terdiri dari komponen-komponen seperti satu
sakelar tunggal, satu lampu, satu T - dos, dan penghantar.

Lampu pijar sebanyak satu buah dilayani oleh satu sakelar. Saat sakelar OFF maka
lampu pijar akan mati. Begitu pula jika sakelar ON maka lampu pijar juga akan menyala.

Gambar 18. Bagan Satu Garis Instalasi Satu Lampu Satu Sakelar Tunggal
2. Instalasi dua lampu pijar dengan satu sakelar seri (deret)

Instalasi ini terdiri dari dua buah lampu yang dapat dihidupkan maupun dimatikan
dari satu sakelar. Sakelar yang digunakan adalah sakelar seri atau deret.

Pada sakelar tersebut terdapat dua tuas sakelar yang dapat dikendalikan sendiri-
sendiri. Instalasi seperti gambar 19 penggunaanya sering di jumpai di bagian rumah atau
gedung yang terdiri dari dua ruangan yang dikendalikan dari satu tempat. Dua buah lampu
yang terpasang, satu lampu dilayani sakelar seri tuas A dan satu satu lampu lainnya
dilayani sakelar seri tuas B.

36

Gambar 19. Bagan Satu Garis Instalasi Dua Lampu Satu Sakelar Seri (Deret)
3. Instalasi satu lampu pijar dengan dua sakelar tukar

Instalasi ini terdiri dari satu lampu pijar yang dapat dihidupkan dan dimatikan
dari dua sakelar. Sakelar yang digunakan adalah sakelar tukar atau sering disebut sakelar
hotel. Rangkaian instalasi ini sering dijumpai pada lorong yang terdapat dua pintu.
Ditengah-tengah ruangan terdapat lampu. Lampu tersebut dapat dihidupkan dan dimatikan
dari dua sakelar yang berada di dua pintu.

Gambar 20. Gambar bagan satu garis instalasi satu lampu pijar dengan
dua sakelar tukar

4. Instalasi satu lampu pijar dengan satu sakelar tunggal dan satu stop kontak
dilengkapi dengan kotak sekering satu fasa
Instalasi ini terdiri dari gabungan instalasi satu lampu dan satu sakelar tunggal

dengan instalasi satu stop kontak. Pada instalasi ini diawali dengan sebuah kotak
sekering satu fasa yang berfungsi sebagai pengaman instalasi dari bahaya hubung
pendek (konslet). Pemasangan stop kontak tidak tergantung kepada sakelar tapi berdiri
sendiri. Jika sakelar tunggal dinyalakan maka lampu akan menyala.

37

Gambar 21. Gambar bagan satu garis Instalasi satu lampu pijar dengan
satu sakelar tunggal dan satu stop kontak dilengkapi
dengan kotak sekering satu fasa

38

Mengetahui dan dapat menerapkan pengetahuan untuk membuat perancanaan
listrik sangat dibutuhkan untuk menghasilkan suatu rangkaian instalasi yang aman,
ekonomis, dan rapi. Selain dari itu dibutuhkan juga kemampuan untuk dapat menganalisa
situasi tempat atau ruangan yang akan dipasang instalasi.

4. Tugas

1. Pelajarilah uraian tentang rangkaian instalasi sederhana dan pemasangan
instalasi luar tembok (outbow).

2. Amatilah instalasi dalam rumah kalian pada bagian sekring, kemudian
gambarkan instalasi tersebut dalam bentuk gambar, dan sebutkan komponen-
komponen yang terpasang!

5. Tes Formatif

1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian instalasi dua lampu pijar dengan satu sakelar
seri (deret)!

2. Jelaskan apa yang akan terjadi pada gambar 21 apabila sekering putus !
3. Jelaskan penerapan rangkaian instalasi satu lampu pijar dengan dua sakelar

tukar sering dijumpai !
4. Gambarkan rangkaian instalasi sederhana yang dibahas pada uraian

menggunakan kertas A !

6. Kunci Jawaban Formatif

1. Instalasi ini terdiri dari dua buah lampu yang dapat dihidupkan maupun
dimatikan dari satu sakelar. Sakelar yang digunakan adalah sakelar seri atau
deret. Pada sakelar tersebut terdapat dua tuas sakelar yang dapat dikendalikan

39

sendiri-sendiri. Dua buah lampu yang terpasang, satu lampu dilayani sakelar
seri tuas A dan satu satu lampu lainnya dilayani sakelar seri tuas B.
2. Seluruh rangkaian akan mati karena aliran listrik terputus. Semua
komponen listrik yang ada tidak dapat dioperasikan.
3. Rangkaian ini sering kali dijumpai pada lorong yang terdapat dua pintu.
Lampu akan bisa dimatikan dan dinyalakan dari dua tempat tersebut.
4. Gambar terlihat pada gambar 18, 19, 20, 21.

Gambar 23. Instalasi Luar Tembok (Outbow) Penerangan 1 Fasa

40

Team Guru Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Tanjung Raya, 2010, Modul
Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana, Tanjung Raya
Prih Sumarjati, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik, Jilid 2,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional
Dewa De, http://egsean.com/komponen-instalasi-penerangan, diakses pada tanggal 05
Oktober 2018
Ruslan Abdul Gani, http://ruslanabdulghani46.blogspot.com/2014/11/komponen-
komponen-instalasi-bangunan.html. diakses tanggal 06 Oktober 2018
.

41


Click to View FlipBook Version