Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
“PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN”
Lokasi :
SMA NEGERI 1 ATSJ
Kab. Asmat Prov. Papua
Lingkup Pendidikan :
SEKOLAH MENENGAH ATAS
Tujuan yang ingin dicapai :
Meningkatkan Motivasi,
aktivitas dan hasil belajar
siswa
Penulis :
Arman,S.pd
Tanggal :
6 Desember 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi latar belakang masalah :
1. Motivasi belajar siswa yang rendah
2. Rendahnya kehadiran siswa di sekolah berdampak pada produktivitas setoran tugas yang kecil
3. Keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat rendah berkorelasi dengan hasil belajar
50 % di bawah KKM (tidak tercapai).
4. Pendekatan pembelajaran teacher centered.
5. Hasil studi kasus berdasarkan kondisi rill di sekolah, guru belum menerapkan model
pembelajaran inovatif.
6. Penilaian guru belum mengintegrasikan ketiga ranah yaitu kognitif, apektif dan psikomotorik.
7. Siswa kesulitan mengerjakan soal HOTS karena belum dibiasakan atau belum terpola.
Praktik ini penting dibagikan :
1. Sebagai landasan pemetaan/acuan untuk menentukan solusi dari akar masalah pembelajaran yang
terjadi di sekolah
2. Mereformulasi konsep pengajaran melalui penerapan model pembelajaran yang menumbuhkembangkan
minat, motivasi belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar meningkat.
3. Dengan menerapkan model dan metode pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, siswa dapat
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai pada
refleksi dan kegiatan akhir pembelajaran.
4. Pentingnya penggunaa media dan Alat/Bahan Pembelajaran lebih inovatif, tidak monoton dan
terintegrasii IT sehingga menarik perhatian siswa/tidak membosankan
5. Agar proses pembelajaran lebih fokus, terencana dan terstruktur yang berpusat pada peserta didik.
6. Membuat rancangan pembelajaran yang menarik yang berkorelasi dengan pencapaian tujuan
pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
Peran dan tanggung jawab saya sebagai guru dikegiatan ini:
1. Sebagai Mahasiswa PPG Universitas Papua Tahun 2022 Kategori 2 yaitu melakukan pemetaan masalah,
merencanakann solusi dan melakukan tindakan yang sesuai pada akar masalah pembelajaran di sekolah
2. Melakukan langkah nyata dan kegiatan kolaborasi bersama guru lainnya dalam mengurai
permasalahan di sekolah.
3. Memperoleh bimbingan dalam proses penyusunan rencana pembelajaran kegiatan PPL aksi 1, 2, 3 dan
4.
4. Kegiatan kolaborasi bersama rekan-rekan mahasiswa PPG dibawah arahan dan bimbingan dosen dan
guru pamong
5. Membuat dan menyusun RPP inovatif model PBL dan PjBL pada kegiatan aksi 1 sampai 4 berdasarkan
sharing dari hasil diskusi dan presentasi yang sudah dilakukan di ruang kolaborasi LMS Universitas
Papua
6. Mengunggah perangkat pembelajaran dan melaksanakan kegiatan PPL pada aksi ke-1 sampai ke-4
dengan mengimplementasikan model PBL dan PjBL.
7. Mendokumentasikan, editing dan mengunggah video proses pelaksanaan PPL Aksi ke-1 sampai ke-4
sebagaimana ketentuan.
8. Melakukan refleksi kegiatan yang sudah dilaksanakan.
9. Memformulasi berbagai pendekatan pembelajaran dan melaksanakan pengajaran yang berkeadilan
bagi seluruh siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
10. Menguatkan Peran guru dalam proses pembelajaran yang meliputi guru sebagai: Sumber belajar;
Fasilitator; Pengelola; Demonstrator; Pembimbing; Motivator; dan Penilai.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan
tersebut? Siapa saja yang terlibat.
Tantangan untuk mencapai tujuan adalah :
1. Merubah pola pendekatan pembelajaran oleh guru yang masih dominan teacher centered.
2. Tidak semua guru fokus pada proses pembelajaran yang mengarah pada peningkatan motivasi dan
aktivitas belajar siswa, tetapi lebih mengarah pada pemberian materi pembelajaran secara langsung.
3. Guru kurang menerapkan atau belum mahir menerapkan strategi pembelajaran yang berorientasi pada
proses dan aktivitas belajar siswa, misalnya Problem Based Learning (PBL), Project based learning (PjBL),
Inquyri leraning dan discovery learning maupun pembelajaran active learning lainnya.
4. Penggunaan Media pembelajaran yang belum tepat dan menarik bagi siswa.
5. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran mandiri atau kelompok saat proses pembelajaran sangat
rendah.
6. Pembelajaran di sekolah yang dilakukan oleh Guru belum menyasar secara maksimal kompetensi siswa
4C (critis, communicatif, creatif dan colaboration).
7. Keadaan siswa :
• Rendahnya kehadiran siswa di sekolah
• Minat belajar yang kurang ditandai setoran tugas yang sangat kurang
• Kemampuan dasar siswa yang rendah di bidang Matematika
• Sulit bekerjasama dengan siswa lainnya di dalam kelas
8. Kondisi sarana dan prasarana pembelajaran yang sangat terbatas.
Pada prinsipnya bahwa fasilitas pembelajaran yang lengkap mempengaruhi kemudahan guru dalam
implementasi pembelajaran. Fasilitas juga mampu mendorong efektifitas dan efisiensi. Namun apabila
fasilitas tersebut terbatas, maka seharusnya guru menciptakan kreasi dengan lingkungan sekitar sebagai
bagian dari sumber belajar. Adapun keadaan rill pembelajaran Matematika :
• Sumber belajar yang terbatas
• Akses jaringan internet yang tidak memadai (2G)
• Bangunan tidak permanen/tidak tahan (semua kayu)
9. Keadaan lingkungan belajar di rumah atau dukungan orang tua yang kurang. Hal ini tergambar pada
sikap orang tua :
• Acuh dengan perkembangan dan hasil belajar anak dan menyerahkan sepenuhnya pada sekolah.
• Kesibukan orang tua siswa pada profesinya/pekerjaannya.
• Partisipasi Orang tua sangat rendah pada program sekolah.
Pihak yang terlibat dalam pencapaian tujuan adalah :
Keterlibatan dan kerjasama/kolaborasi dalam pengelolaan pendidikan antar semua pihak adalah kemestian
untuk mempercepat kemajuan pendidikan yang bermutu. Pihak yang terlibat adalah :
1. Peserta didik kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Atsj
2. Guru sebagai fasilitator
3. Kepala sekolah
4. Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing.
5. Rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini.
6. Observer
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/
bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja
sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan :
1. Mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan selama kegiatan
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa, melalui :
a. Pendekatan persuasif personal pada siswa baik dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
(membangun hubungan positif seperti wa group Matematika).
b. Untuk membangkitkan motivasi di kelas, setiap awal masuk kelas, saya melakukan pengkondisian
kelas seperti berkabar kesehatan, yel-yel penyemangat.
3. Meningkatkan kehadiran siswa melalui kerjasama dengan siswa dengan membuat kontrak belajar
pembelajaran Matematika.
4. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas saya :
a. Mengubah pendekatan pembelajaran teacher centered menjadi student centered. Tugas berat guru
bukanlah mengajar, namun menggerakkan hati anak untuk mau belajar.
Guru masih banyak terjebak pada kemampuan model lama yang menganggap bahwa pusat
keilmuan adalah guru. Dan mengganggap siswa sebagai sasaran objek pembelajaran. Padahal
keduanya merupakan subjek pembelajaran.
b. Mengelompokkan siswa secara heterogen berdasarkan karakteristik siswa dan capaian hasil belajar
untuk mendorong keaktifan belajar siswa.
c. Membangun ekspektasi yang tinggi pada kemampuan siswa.
5. Menerapkan pembelajaran inovatif yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa melalui
kegiatan kolaborasi yang berkesinambungan mulai dari studi kasus hingga produk/proyek
pembelajaran secara kontekstual dan terhubung dunia nyata melalui penerapan model pembelajaran
inovatif PBL dan PjBL.
• UNTUK PBL :
a. Orientasi masalah
Menampilkan perbandingan gambar pada slide.
b. Mengorganisasi peserta didik
- Pengelompokan secara secara heterogen (jumlah 4-5 orang).
- Membagikan LKPD dan panduan pembelajaran.
c. Membimbing pengalaman individual atau kelompok.
- Penyiapan alat dan bahan pembelajaran
- Peserta didik dalam memecahkan masalah di LKPD melalui kajian literatur dan pembimbingan dari
guru/fasilitator.
d. Mengembangkan menyajikan hasil karya.
- Presentasi hasil kerja, dan saling menanggapi.
- Selama kegiatan berlangsung/penilaian proses.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Siswa merumuskan kesimpulan sesuai tujuan pembelajaran.
• UNTUK PJBL
a. Tahap 1 (Penentuan proyek)
- Tayangan video berbasis link
- Pembimbingan / brainstorming/ ide-ide kreatif tentang proses pembuatan produk berdasarkan
tayangan video.
b. Tahap 2 (Perancangan langkah penyelesaian proyek)
- Peserta didik berkelompok (4-5 orang) dibimbing guru menentukan tema proyek (disampaikan
pertemuan sebelumnya)
- Menyampaikan tentang kriteria penilaian produk.
c. Tahap 3 (Penyusunan Jadwal Pelaksanaan)
- Penyusunan langkah-langkah penyelesaian rancangan proyek dan prosedur pemanfaatan produk.
(disampaikan pertemuan sebelumnya).
- Guru sebagai fasilitator proyek.
d. Tahap 4 (Penyelesaian projek dengan fasilitasi guru)
- Peserta didik secara berkelompok melakukan :
• Penyusunan langkah-langkah/ schedule pengerjaan proyek.
• Presentasi rancangan proyek sesuai dengan rubrik penilaian.
- Melakukan pembuatan Proyek secara berkelompok dengan target yang jelas. Meliputi tahapan
pengumpulan data (kelengkapan alat dan bahan dan pemahaman prosedur kerja yang benar) dan
Tahap pengolahan data (pembuatan proyek).
e. Tahap 5 (Penyusunan laporan/presentasi/publikasi
projek)
Laporan proyek berupa produk, dokumentasi dan pertanggungjawaban karya.
Berikut contoh Hasil Produk Proyek siswa :
f. Tahap 6 (Evaluasi Pengalaman)
Guru melakukan refleksi di akhir pembelajaran mulai dari aktifitas dan hasil proyek yang telah
dilakukan
6. Penggunaan Media IT saya gunakan untuk menjadikan pembelajaran efektif dan efisien yaitu :
a. Power point/slide proyektor dengan tampilan yang menarik.
b. Gambar-gambar pendukung pembelajaran
c. Video pembelajaran
d. Pengeras suara
7. Penilaian
Guru adalah lokus utama yang merancang pelaksanaan pembelajaran termasuk penerapan assesment
bersifat HOTS.
Guru perlu meyakini bahwa siswa memiliki potensi dasar kreatif yang bila dikembangkan akan
menghasilkan gagasan cemerlang yang melahirkan karakter kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif di
setiap permasalahan. Bentuk penilaian yang dilakukan :
a. Penilaian diagnostik melalui apersepsi pembelajaran
b. Penilaian proses saat kegiatan pembelajaran
c. Lembar observasi
d. Posttest tipe soal HOTS beserta Rubrik.
Strategi Yang Digunakan :
1 Melakukan kegiatan terencana
2 memilih media pembelajaran yang tepat dan menarik juga sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
siswa
3 Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan dengan formulasi RTL berdasarkan data hasil observasi oleh
observer/rekan sejawat.
4 Bimbingan dan konsultasi dengan pihak terkait seperti dosen, guru pamong, kepala sekolah.
Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat
1 Mengendalikan pelaksanaan pembelajaran di kelas melalui apersepsi yang tepat dan penilaian proses
yang konsisten.
2 Melakukan assesment diagnostik untuk mengukur kemampuan dasar siswa. (data hasil belajar dari guru
mapel dan wali kelas)
3 Menyusun RPP inovatif berbasis active learning seperti Problem Based Learnin (PBL), Project Based
Learning (PjBL).
4 Mengembangkan media pembelajaran menarik dan sinergis KD Pembelajaran. Proses pemilihan media
pembelajaran berupa video, harus mencakup: materi yang sesuai, suara dan tampilan videonya jelas
dan mudah dimengerti, sedangkan proses pembuatan media ppt: gambar dan tulisannya jelas, singkat
dan mudah dimengerti, serta tampilan menarik untuk dibaca.
5 Melibatkan siswa dalam setiap fase/sintak pembelajaran
6 Memberi reward atau punisment sesuai kondisi.
7 Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
8 Membangun hubungan positif dengan orang tua siswa untuk meningkatkan pengawasan belajar siswa di
rumah.
Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini :
1 Komitmen dari sekolah/guru untuk melakukan perubahan pengelolaan pembelajaran.
2 Kemampuan guru dalam mengoprasikan alat-alat seperti laptop, LCD, jaringan internet dan
pembuatan ppt serta penggunaannya.
3 Dukungan dari Kepala Sekolah.
4 Kerja sama rekan guru sejawat dan kerjasama antara siswa dan teman sejawat saat kegiatan
pembelajaran.
5 Dukungan dari pemerintah menyediakan fasilitas internet.
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?
Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana
respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang
menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi
yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan :
Merujuk hasil pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa “Terdapat Peningkatan Motivasi, Aktivitas
Dan Hasil Belajar Siswa Secara Signifikan “.
Indikator keberhasilan diukur berdasarkan :
1. Motivasi belajar siswa meningkat
2. Capaian hasil belajar meningkat
3. Keaktifan siswa meningkat
4. Meningkatnya kompetensi 4C siswa.
Variabel pencapaian indikator:
1. Penggunaan apersepsi yang tepat
2. Video pembelajaran dan slide PPT sangat membantu pemahaman siswa terkait materi yang
diajarkan.
3. Penerapan model PBL dan PjBL serta metode sangat efektif, dilihat dari keaktifan siswa disetiap
fase pembelajaran.
4. Kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pada langkah-langkah pembelajaran berjalan
sesuai rencana.
5. Tercapainya kegiatan sesuai dengan harapan.
Penggunaan model pembelajaran PBL dan PJBL yang saya terapkan pada Aksi 1 sampai Aksi 4 sebagai
berikut :
Penerapan model PBL
a) Aktivitas dan motivasi belajar siswa
Siswa lebih termotivasi dalam melakukan aktivitas pembelajaran daripada menggunakan model
pembelajaran konvensional.
b) Kepuasan guru dalam menerapkan model PBL, bahwa saya merasa model ini perlu dibiasakan
dengan tetap memperhatikan muatan materi. Siswa bersemangat dan tidak cepat bosan dalam
mengikuti pembelajaran.
Penerapan model PjBL
a) Aktivitas dan motivasi belajar siswa
- Siswa melakukan kegiatan dengan berbagi peran dalam menyelesaikan proyek. Ini sebagai tanda siswa
aktif dan motivasi meningkat
- Siswa mampu untuk merefleksikan ide dan pendapat mereka sendiri dalam membuat proyek dan
presentasi pertanggungjawaban karya
b) Kepuasan guru dalam menerapkan model PBL
- Model PjBL yang dilaksanakan membuat saya sebagai guru memudahkan dalamm implementasi
pembelajaran bahwa terdapat peningkatan partisipasi, kerjasama siswa yang tinggi dari awal hingga
akhir pembelajaran.
- Siswa merasa senang menghasilkan karya yang bermanfaat.
Dari hasil pelaksanaan kegiatan dapat dirumuskan bahwa :
1. Model PBL dan PjBL adalah design pembelajaran yang menyenangkan yang motivasi serta capaian hasil
belajar siswa.
2. Model PBL dan PjBL adalah model pembelajaran inovatif yang sangat efektif meningkatkan keterlibatan
anak dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan apersepsi yang terkait dengan kehidupan nyata turut
mempengaruhi keberhasilan kegiatan.
3. Integrasi IT menjadi pemicu efektivitas pembelajaran.
4. Instruksi pembelajaran yang jelas menjaga alur pembelajaran.
5. Penilaian sistematis diawal, saat proses dan selesainya pembelajaran mewujudkan penilaian
berkeadilan/autentik
Apakah hasilnya efektif Atau tidak efektif? Mengapa?
Hasilnya sangat efektif, karena siswa sangat antusias dan aktif saat proses pembelajaran berlangsung, mulai
dari kegiatan awal, kegiatan inti hingga proses pembelajaran selesai.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan:
1. Rekan guru sejawat sangat positif dan mengapresiasi, dan mengharapkan saya untuk menjadi tutor
implementasi PBL dan PjBL di sekolah. Hal ini berdampak besar terhadap motivasi belajar siswa
sebagaimana hasil pengamatan observer.
2. Respon kepala sekolah, sangat gembira dan menyarankan kepada saya untuk berbagi dengan rekan
sejawat dan mendukung penuh atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siswa kelas
XI dan XII SMAN 1 Atsj.
3. Respon pengawas sekolah, bahwa kegiatan penerapan model pembelajaran yang saya lakukan
diharpkan dapat diikuti oleh guru-guru yang lain.
Yang menjadi faktor keberhasilan kegiatan aksi yang saya lakukan adalah :
1. Dukungan kepala sekolah SMAN 1 Atsj dan rekan sejawat yang turut membantu mempersiapkan
alat/bahan dalam proses persiapan hingga perekaman kegiatan pembelajaran.
2. Dukungan seluruh pihak dari LPTK Universitas Papua dan Teman-teman Mahasiswa PPG atas segala
bentuk dukungan dan bantuan dalam merancang kegiatan pembelajaran inovatif.
Ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Seluruh Kegiatan aksi 1 sampai aksi 4, tidak dilaksanakan secara online khususnya penggunaan Zoom
Meeting karena jaringan Wifi SMAN 1 Atsj terkena petir yang berdampak pada rusaknya WIFI /hilanganya
jaringan Internet.
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut :
1. Kegiatan Aksi 1 sampai Aksi 4 pada kegiatan PPL menjadi modal yang sangat berharga bagi saya
untuk melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran sehari-hari lebih baik, tertib dan
terencana.
2. Model PBL dan PjBL terbukti mampu meningkatkan, motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
proses yang menyenagkan
3. Peserta didik lebih tertarik dan fokus dari awal pembelajaran hingga selesainya kegiatan.
4. Pembelajaran lebih bermakna, hidup dan bervariasi.
5. Media dan alat/bahan pembelajaran bersinergi dengan perkembangan IT.
6. Pentingnya perubahan mindset dari teacher centered menjadi student centered/ pembelajaran active
learning.
7. Pentingnya kebaruan ilmu untuk menjadi pembelajar sejati.