The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Book Materi Kuliah Implementasi dan Pengujian Sistem

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rahma ama, 2020-12-04 08:34:46

E-Book Implementasi dan Pengujian Sistem

E-Book Materi Kuliah Implementasi dan Pengujian Sistem

Keywords: #ebook#bahanajar#

G. STRATEGI DEBUGGING
Adapun strategi debugging [3]:

1. Brute force, filosofinya “Biarkan komputer menemukan kesalahan”, maka akan
sampah memori diambil, bekas run time dipanggi dan program sarat dengan
laporan keluaran.

2. Backtracking, umumnya digunakan untuk program kecil. Mulai dari gejala, kode
program dilacak ke belakang/manual sampai penyebabnya diketahui.

3. Menyingkirkan penyebab/cause elimination, ditunjukan oleh induksi atau deduksi
dan memperkenalkan konsep partisi biner. Data yang terkait dengan terjadinya
kesalahan dikelola untuk diisolasi penyebab potensial.

H. UJI COBA SISTEM
Pada akhirnya PL digabungkan dgn elemen system lainnya dan rentetan

perpaduan system dan validasi tes dilakukan. Jika uji coba gagal atau di luar skope dari
proses daur siklus pengembangan system, langkah yg diambil selama perancangan dan
pengujian dapat diperbaiki. Keberhasilan perpaduan PL dan system yg besar merupakan
kuncinya [2].

Sistem testing merupakan rentetan pengujian yg berbeda-beda dgn tujuan utama
mengerjakan keseluruhan elemen system yg dikembangkan, yaitu [2]:
1. Recovery Testing adalah system testing yg memaksa PL mengalami kegagalan

dalam bermacammacam cara dan memeriksa apakah perbaikan dilakukan dgn
tepat.

49

2. Security Testing adalah pengujian yg akan melalukan verifikasi dari mekanisme
perlindungan yg akan dibuat oleh system, melindungi dari hal- hal yg mungkin
terjadi.

3. Strees Testing Dirancang untuk menghadapi situasi yg tidak normal pada saat
program diuji. Testing ini dilakukan oleh system untuk kondisi seperti volume
data yg tidak normal (melebihi atau kurang dari batasan) atau frekuensi.

50

BAB 9
METODE SISTEM USABILITY SCALE

A. KUISIONER SUS
Kuesioner SUS hanya terdiri dari sepuluh pertanyaan yang disusun menjadi

pernyataan positif dan negatif dengan penilaian direpresentasikan menggunakan skala
Likert sebanyak lima skala yaitu, 1: Sangat Tidak Setuju, 2: Tidak Setuju, 3: Netral, 4:
Setuju, dan 5: Sangat Setuju seperti yang ditampilkan pada Gambar 9.1.

Gambar 9.1 Lembar Kuisioner SUS
51

B. KUISIONER BAHASA
Tabel 9.1 The Indonesian version of SUS

52

C. KUISIONER BAHASA

Tabel 9.2 The Cronbach’s Alpha Result of Indonesian Version of SUS

53

D. PENGGUNA

SUS memiliki kelebihan dalam hal mengevaluasi sistem karena dapat
menggunakan sampel responden yang terbatas (8-12 responden) [4]. SUS mampu
memberikan evaluasi yang baik jika dibanding dengan tool lainnya seperti yang terlihat
pada Gambar 9.2

Gambar 9.2 Perbandingan Kuesioner untuk menguji website usability

54

BAB 10
METODE BOUNDARY ANALYSIS

A. METODE BOUNDRARY VALUE ANALYSIS (BVA)
Untuk suatu alasan yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan, sebagian besar

jumlah errors cenderung terjadi di sekitar batasan dari domain masukan daripada di
“pusat”nya. Karena alasan inilah Boundary Value Analysis (BVA) dikembangkan
sebagai salah satu teknik testing.

Boundary Value Analysis adalah perangkat lunak pengujian di mana tes dirancang
untuk mencakup perwakilan dari nilai-nilai batas.
B. STUDI KASUS

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dicoba diterapkan teknik BVA untuk
menguji aplikasi yaitu “Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN”. Aplikasi ini sendiri
memuat beberapa fungsi dan modul, namun pada artikel ini sebagai contoh akan dibahas
hasil pengujian pada salah satu fungsionalitas yaitu “Tambah Kelas”. Fungi “Tambah
Kelas” terdiri atas satu panel entri data seperti pada gambar 1. Pada form ini terdapat 3
field entri data yaitu jurusan, nama kelas dan tahun ajaran.

55

Data hasil entri form di atas akan disimpan pada tabel dengan format seperti pada
tabel 1. Berdasarkan form di atas, kemudian dilakukan pengujian dengan menyiapkan
beberapa data uji. Dari bentuk form di atas, contoh pengujian akan dilakukan pada dua
field yaitu nama kelas dan tahun ajaran. Hal ini karena field “Jurusan” berupa dropbox
yang sudah tersedia isinya. Untuk kedua field tersebut, akan dibuat scenario pengujian
dan hasil ujinya seperti pada tabel 2 hingga tabel 7.
1. Pengujian field “Nama Kelas”

Aturan entri data A.1 : harus terdiri dari 3 kata.

56

Aturan entri data A.4 : Kata ketiga hanya berupa angka dari 1 sampai 10

2. Pengujian field “Tahun ajaran”

Berdasarkan hasil uji pada satu form di atas, dapat disiapkan beberapa kasus data
uji. Pada contoh di atas, terdapat dua field yang akan diuji, dengan masing-masing field
memuat minimal 2 aturan uji. Untuk satu aturan uji, perlu disiapkan minimal 3 data uji,
sehingga total data uji yang perlu disiapkan untuk kasus di atas adalah 2 field x 2 aturan
x 3 data uji yaitu 12 data uji. Hal ini dapat memberikan gambaran jumlah data uji yang
harus disiapkan untuk melakukan blackbox testing dengan metode BVA. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa aplikasi ini masih memiliki beberapa kekurangan yaitu belum
lengkapnya proses validasi data sehingga masih perlu penyempurnaan dengan menambah
fungsi validasi.

57

Setelah melakukan pengujian pada fungsionalitas tambah kelas dengan
menggunakan metode pengujian Blackbox Testing Boundary Value Analysis dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Metode Blackbox Testing merupakan salah satu metode yang mudah digunakan

karena hanya memerlukan batas bawah dan batas atas dari data yang di harapkan,
2. Estimasi banyaknya data uji dapat dihitung melalui banyaknya field data entri

yang akan diuji, aturan entri yang harus dipenuhi serta kasus batas atas dan batas
bawah yang memenuhi.
3. Setelah melakukan pengujian diketahui bahwa fungsionalitas masih bisa berjalan
namun masih dapat menerima masukan data yang tidak diharapkan sehingga
dapat menyebabkan data yang disimpan kurang valid.
4. Berdasarkan hasil uji dengan metoda BVA maka fungsi entri data perlu
dilengkapi dengan beberapa proses validasi data untuk menjamin akurasi entri
data sesuai fungsional yang diinginkan.

58

BAB 11
PERENCANAAN PENGUJIAN

A. TAHAP EVALUASI DATA
Tahapan evaluasi data dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data utama dan

data pendukung. Tujuannya untuk mendapat gambaran secara menyeluruh tentang apa
yang sudah dikerjakan oleh orang lain dan bagaimana mereka mengerjakannya dengan
mengambil data yang valid untuk digunakan sebagai bahan penelitian. Data data tersebut
adalah hasil rancangan Sistem Informasi Admisi Pasca Sarjana UNSRAT. asil dari
tahapan ini adalah berupa data-data yang dibutuhkan dalam pengujian perangkat lunak.
B. TAHAP ANALISA DATA

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap analisa data. Berdasarkan data-
data yang diperoleh pada tahap evaluasi data, dilakukan analisa terhadap data-data yang
diperoleh. Analisa disini berupa analisa kebutuhan perangkat lunak dengan meninjau
dokumen SRS SI Admsi Pasca Sarjana UNSRAT. Aktor dalam use case ini adalah Admin
dan Calon Mahasiswa. Calon Mahasiswa dapat mencetak bukti pendaftaran setelah
melakukan pendaftaran, apabila terjadi error dalam pencetakan maka Calon Mahasiswa
dapat menghubungi Admin untuk mencetak bukti pendaftaran. Berdasarkan use case
yang ada, fungsi-fungsi yang bisa dilakukan oleh Aktor adalah :

a) Login sebagai Admin
b) Login sebagai User
c) Manage Data

59

d) Entry Data

e) Print Data

Berdasarkan analisa proses bisnis dan kebutuhan sistem diatas diperoleh hasil
potensi kesalahan pada perangkat lunak yang bisa terjadi diantarnya sebagai berikut:

1. Potensi Kesalahan Fungsional adalah kesalahan dalam mengimplementasikan
kebutuhan atau spesifikasi desain. Hasil analisa potensi kesalahan fungsional ini
menghasilkan target pengujian dan potensi kesalahan yang bisa terjadi. Dengan
Pengujian fungsional maka kesalahan yang terjadi pada target yang berpotensi
dapat diketahui.

2. Potensi Kesalahan Unit, Kesalahan ini terjadi pada area struktur perangkat lunak,
sperti alur program, waktu eksekusi program, dan source code program. Area ini
dapat diuji dengan Pengujian Unit.

3. Potensi Kesalahan Basis Data, Kesalahan ini berpotensi terjadi pada tipe data dan
query pada basis data yang dibuat. Potensi kesalahan pada area ini dapat diuji
pengujian basis data.

4. Potensi Kesalahan Antarmuka, Kesalahan ini berpotensi terjadi pada area
antarmuka (interface). Potensi kesalahan pada area ini dapat diuji dengan
pengujian antarmuka.

C. TAHAP PERENCANAAN PENGUJIAN (TES PLAN)

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah ada tahap perencanaan. Tahap ini
merupakan tahap awal pada framework pengujian perangkat lunak oleh RIM seperti pada
gambar 2. Pada tahap ini dibuat perencanaan pengujian yang meliputi Tujuan Pengujian,

60

Ruang Lingkup Pengujian, Strategi Pengujian ,Perangkat Lunak Pengujian (tools),
Arsitektur Pengujian. Tahap ini menghasilkan dokumentasi berupa dokumen Rencana
Pengujian (Test Plan Document).
Tahap Pembentukan Kasus Uji (Test Case Generated)

Tahap selanjutnya setelah perencanaan pengujian adalah tahap pembentukan
kasus uji. Pada tahap ini dilakukan pembentukan test case pada masing-masing tipe
pengujian yakni pembuatan test case pengujian fungsional, pengujian database dan
antarmuka menggunakan teknik RBT dan Black Box Testing, pembuatan test case
pengujian unit menggunakan teknik White Box Testing dan Basic Path Testing,
pembuatan. Hasil dari tahap ini adalah berupa dokumentasi test suite (Test Suite
Document).

Pada tahap ini dilakuan pembentukan test case dengan teknik membuat Flow
Graph terlebih dahulu. Berdasarkan use case terdapat dua aktor yang berperan dalam
sistem yaitu, Admin dan Calon_mahasiswa. Graph dibuat sesuai dengan aktifitas yang
dilakukan oleh masingmasing aktor. Graph dibuat dengan asumsi seluruh proses hanya
berjalan searah, tidak ada proses yang looping dan minimal setiap node dilewati sekali.

Tujuan pembuatan graph adalah untuk menentukan minimum path coverage
untuk mencapai full line coverage. Dengan demikian, test case yang dibuat merupakan
kumpulan test case minimum yang dapat memenuhi seluruh modul fungsi yang ada.
Bentuk graph dari fungsi aktor Admin dapat dilihat pada Gambar 1:

61

Keterangan tiap node pada graph:
1. Login
2. Tambah data user
3. Lihat data Calon_Mahasiswa
4. Edit data Calon_Mahasiswa
5. Cetak data Calon_Mahasiwa
6. Hapus data Calon_Mahasiswa
7. Logout
Berdasarkan flow graph tersebut terdapat 5 kemungkinan path yang ada dengan jumlah
edge sebanyak 10.
Kemungkinan seluruh path adalah:
Tabel 3.3 Jalur Path fungsi Admin
Jalur Path
1 1 -2-7
2 1 -3-4-7

62

3 1 -3-4-5-7
4 1 -3-5-7
5 1 -3-6-7
Dengan menggunakan rumus cyclomatic complexity metric dapat dihitung nilai
kompleksitas dari blok program yang akan diuji. Berikut perhitungannya:
E = 10
N=7
P=1
CC= E – N + P
CC = 10 – 7 + 1 = 4
Nilai kompleksitas dari blok program ini adalah 4.
D. TAHAP PENGUJIAN

Eksperimen dan Pengujian menggunakan teknik Pre-experimental dengan teknik
One-Shot Case Study. Peneliti memilih Pengujian hanya dilakukan 1 kali, pada tahap
awal fase konstruksi oleh tim pengembang. Proses Pengujian diadapatasi dari Model
Pengujian yang dialakukan oleh Perusahaan Telekomunikasi RIM. Proses pengujian
tersebut dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini:

63

Dalam pengujian ini terdapat 4 tipe pengujian yang dilaksanakan yakni:
1. Pengujian Fungsional Pada tahap ini dilakukan pembentukan kasus pengujian.

Hasil analisa terhadap Use Case yang dibuat oleh tim pengembang SI terdapat 5
fungsi utama dari Sistem, yaitu login admin, manage data, print data, login user,
dan entry data.
2. Pengujian Unit Pengujian unit ini dilaksanakan dengan menggunakan bahasa
pemrograman Java yang terintegrasi dengan JUnit dan Selenium Remote Control
(Java/JUnit/RC). Pengujian ini dimulai dengan melakukan Generate terhadap
hasil pengujian Fungsional di Selenium. Dengan bantuan selenium kasus
pengujian yang sebelumnya berupa alur kerja program diubah menjadi bahasa
pemrograman java untuk pengujian menggunakan JUnit Testing pada eclipse.
3. Pengujian Basis Data Implementasi pengujian basis data dilakukan dengan
prosedur pengujian database seperti pada tabel dibawah ini:

64

4. Pengujian AntarMuka (User Interface Testing) Pengujian ini ini dilakukan
dengan mengidentifikasi kesalahan yang terjadi pada antarmuka perangkat lunak
Sistem Informasi Admisi Pasca Sarjana UNSRAT.

65

E. TAHAP EVALUASI DAN VALIDASI
Pengujian yang dilakukan merupakan pengujian pada tahapan awal setelah

pembangunan sistem. Kesalahan yang terjadi dapat berupa software error yang dibuat
oleh programmer. Kesalahan ini bisa menjadi kesalahan source code dalam satu atau lebih
dari baris kode, atau kesalahan logis dalam melaksanakan satu atau lebih dari kebutuhan
klien. Berikut adalah daftar Bug yang ditemukan selama pengujian SI Admisi Pasca
Sarjana UNSRAT:

Hasil pengujian di atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk pengujian
selanjutnya. Dikarenakan pengujian pada yang dilakukan adalah pengujian awal pada
proses pengembangan perangkat lunak.

66

BAB 12
CONTOH PENGUJIAN DAN PENGENDALIAN SISTEM

Pengujian metode black box merupakan pengujian terhadap fungsionalitas
input/output dari suatu perangkat lunak. Penguji mendefinisikan sekumpulan kondisi
input kemudian melakukan sejumlah pengujian terhadap program sehingga menghasilkan
suatu output yang nilainya dapat dievaluasi. Modul Testing dilakukan dengan menguji
modul: pemesanan barang, pengadaan barang, penyiapan dan pengiriman barang,
pembayaran, penagihan dan pembayaran ke pemasok.

67

68

69

70

71

72

73

IMPLEMENTASI

Implementasi dilakukan dengan cara mengunggah web ke internet, dengan alamat
http://store.desagrecol.com/. Setelah mengunggah, kemudian dilakukan pembuatan
manual book yang akan dibagikan kepada user dan admin. Serah terima web telah
dilakukan pada tanggal 13 November 2014 kepada Kepala Desa dan Ketua KIM Pallawa.
Pemberitaan mengenai serah terima ini telah dilansir oleh sejumlah media online seperti
tribunnews, satelit pos, warta andalas dan ciputranews. Sosialisasi dan pelatihan user
telah dilakukan di desa Grecol dan di ST3 Telkom, dengan peserta admin (KIM Pallawa),
pelanggan (dosen dan karyawan ST3 Telkom) dan pengusaha/pengrajin.

74

Pengujian sistem informasi yang dikembangkan menggunakan metode black box
testing menunjukkan bahwa sistem mampu menampilkan informasi notifikasi kesalahan
pada form akunku, alur pemesanan, penagihan, pembayaran, dan pengiriman, dapat
menampilkan pesanan secara lengkap dan benar, serta dapat menampilkan dashboard
admin dan pelanggan, dengan pengujian data normal dan tidak normal. Hal ini
menunjukkan bahwa program telah berjalan dengan baik sesuai dengan hasil yang
diharapkan.

75

DAFTAR PUSTAKA

[1] [Homes2012] Homès, Bernard. 2012. Fundamentals of Software Testing.
Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

[2] Halim, Yunus Abdul. 2012. Pengujian Perangkat Lunak. Diakses Melalui:
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_33720_rpl_8_Pengujian_Perangkat_L
unak.pdf

[3] Karmilasari. 2012. Strategi Testing.

http://karmila.staff.gunadarma.ac.id/Downloads

files/42376/4.+Strategi+Pengujian+PL.pdf

[4] T. S. Tullis and J. N. Stetson, “A Comparison of Questionnaires for
Assessing Website Usability,” in Proceedings of UPA 2004 Conference,
2004.

76


Click to View FlipBook Version