The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by maryammubshira, 2021-05-28 04:55:04

istima' belajar

istima' belajar

STRATEGI PEMBELAJARAN MAHARAH ISTIMA’ DENGAN PERMAINAN BISIK
BERANTAI (AL ASRAR AL MUTASALSIL)

A. PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Arab secara formal di madrasah merupakan sarana utama bagi

peserta didik untuk menguasai bahasa Arab. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat
merepon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi

Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif
yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan.
Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik
secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap
bahasa Arab tersebut sangat penting dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an
dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik
(KMA 183, 2019: 60)

Untuk itu, Bahasa Arab di Madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kemahiran
berbahasa (maharah al-lughawiyah), yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang
diajarkan secara integral, yaitu istima’ (maharatu al- istima’), berbicara (maharatu al-kalam),
membaca (maharatu al-qira’ah), dan menulis (maharatu al-kitabah)

Fenomena yang terekam di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih
mengalami kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran bahasa Arab khususnya pada
keterampilan berbahasa yang pertama yaitu maharah istima’ (keterampilan istima’),
terutama berkaitan dengan hal berikut ini:

1. Siswa sering merasa kesulitan menangkap mufradat, informasi dan pertanyaan,
menuliskan dan mengungkapkan kembali kata/ kalimat yang didengar ketika proses
pembelajaran berlangsung

2. Pembelajaran bahasa Arab yang banyak variasi bunyi dari huruf hijaiyah sangat
berbeda dengan pelafalan bunyi huruf bahasa Indonesia sehingga menyebabkan
siswa kurang terampil dalam maharah istima’ akibat kurangnya latihan istima’/
mendengar dengan bahasa Arab.

Berdasarkan latar belakang di atas, tulisan ini mencoba mengkaji strategi atau cara
agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran bahasa Arab khususnya pada maharah

1

istima’ dengan cara yang menyenangkan dan tidak menimbulkan kebosanan sehingga tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan tercapai dengan baik. Salah satu strategi yang penulis
tawarkan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam pembelajaran
maharah istima’ adalah dengan menggunakan permainan bisik berantai (al-Asrar al-
Mutasalsil).

Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk menemukan strategi agar
peserta didik dapat belajar maharah istima’ dengan cara yang menyenangkan dan tidak
menimbulkan kebosanan sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tercapai
dengan baik.

PEMBAHASAN
A. Strategi Pembelajaran

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang berarti ilmu perang atau
panglima perang. Berdasarkan pengertian tersebut strategi dapat diartikan sebagai suatu seni
dalam merancang oprasi peperangan, baik dari segi posisi dan siasat peperangan. Pengertian
strategi mengalami perkembangan hingga digunakan dalam hampir setiap disiplin
ilmu (Iskandarwassid, Dadang Sunendar, 2013: 2).

Dalam konteks pembelajaran strategi didefenisikan sebagai rencana, aturan- aturan dan
langkah-langkah yang secara praktek akan diperankan dalam proses belajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan tertentu (Bisri Mustafa, Abdul Hamid, 2012: 68).

Dalam pembelajaran bahasa Arab sendiri strategi disusun sedemikian rupa agar materi/
pesan yang hendak disampaikan dapat disampaikan secara maksimal sehingga tujuan yang
telah dirumuskan dapat tercapai.

B. Maharah Istima’ (Keterampilan Mendengar)
Maharah Istima’ merupakan keterampilan pertama dalam pembelajaran bahasa Arab.

Keterampilan mendengar bertujuan untuk mengasah kemampuan peserta didik berkomunikasi
dengan seorang penutur yang memerlukan konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman, dan
penilaian. Istima’ adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan
dengan sesama manusia dalam tahapan-tahapan tertentu, melalui istima’ kita mengenal
mufradat, bentuk-bentuk jumlah dan tarakib. Salah satu prinsip linguistik menyatakan bahwa
bahasa itu pertama-tama adalah ujaran, yakni bunyi bahasa yang diucapkan dan bisa di
dengar. Atas dasar itulah beberapa ahli menetapkan suatu prinsip bahwa pengajaran bahasa
Arab harus dimulai dengan mengajarkan aspek-aspek pendengaran dan pengucapan sebelum

2

membaca dan menulis. Istima’ merupakan proses aktif dari aspek pendengaran untuk
menyusun wacana yang bersumber dari deretan suara atau bunyi. Secara umum,
keterampilan istima’ dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik untuk memahami
bunyi atau ujaran dalam bahasa Arab dengan baik dan benar

Maharah istima’ dapat dipakai untuk berbagai tujuan yaitu untuk mengulang materi,
menghafal, mengambil ide pokok, dan memahami ide umum dari materi yang didengar.

Untuk dapat melakukan istima’ dengan baik maka seseorang harus memiliki
kompetensi sebagai berikut:

1. Mengetahui bunyi bahasa Arab dan makhrajnya
2. Membedakan bunyi huruf yang berbeda
3. Mampu mengenali perbedaan antara bunyi yang berbeda
4. Menguasai kaidah bahasa untuk memecahkan tanda bnyi
5. Mengetahui makna kata Arab
6. Mampu memberikan perhatian dalam waktu yang lama
7. Mengetahu perubahan makna akibat dari intonasi yang berbeda
8. Mampu menyusun bunyi dalam kelompok kata yang bermakna
9. Memahami isi pesan yang didengar dengan baik tanpa menambah, mengurangi.

Maharah istima’ (keterampilan mendengar) merupakan salah satu keterampilan yang
harus dikuasai oleh peserta didik dalam pembelajaran bahasa Arab. Pada dasarnya
keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis saling berkaitan. Dalam evaluasi
keterampilan mendengar menggunakan tes tertulis yang lebih ditekankan pada aspek
mendengarnya. Jawaban dari pertanyaan keterampilan mendengar peserta didik ditulis dalam
kertas. Sebab jika menggunakan jawaban langsung dari lisan akan membutuhkan waktu lama.

C. Permainan Bisik Berantai
a. Permainan Bahasa
Permainan bahasa merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat

dimanfaatkan dalam program pembelajaran bahasa Arab. Dan hasil dari aplikasi itu sangat
berdampak positif dalam penguasaan keterampilan bahasa, karena pada dasarnya proses
pembelajaran bahasa Arab diperlukan situasi yang menyenangkan. Dan hal ini juga
dimungkinkan mampu menggali potensi yang ada di dalam diri peserta didik (khususnya
pemula) masih tertanam jiwa untuk bersaing dan berlomba. Oleh karenanya, permainan
bahasa merupakan cara yang sangat efektif untuk membantu para peserta didik dalam
mencapai tujuan yang di inginkan (Abdul Wahab Rosyidi, 2009: 79).

3

Permainan bahasa dapat didefenisikan sebagai aktifitas yang dilakukan untuk
memperoleh keterampilan berbahasa tertentu dengan cara yang menyenangkan. Permainan
bahasa mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk memperoleh kegembiraan dan untuk melatih
keterampilan tertentu. Adapun manfaat yang dapat diambil dari permainan ini adalah:

1. Memupuk jiwa persaingan yang sehat, atau saling mengungguli satu sama lain.
2. Mendorong peserta didik untuk menyaksikan dan ikut serta dalam berbagai

permainan.
3. Memotivasi diri untuk tampil dengan sebaik-baiknya.
4. Belajar untuk bekerja sama dalam suatu pekerjaan, atau mencapai sebuah

kemenangan.
Permainan bahasa yang diintegrasikan dalam pengajaran seharusnya mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Merangsang interaksi verbal peserta didik
2. Menambah kefasihan dan kepercayaan diri peserta didik
3. Menyediakan konteks pembelajaran
4. Alat mengikis rasa bosan
5. Sebagai alat pemulihan, pengukuhan, dan pengayaan dalam pembelajaran.

b. Permainan Bisik Berantai (al-Asrar al-Mutasalsil)
Bisik berantai merupakan salah satu permainan bahasa yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Arab. Sesuai dengan namanya, dalam permainan ini setiap pemain
membisikkan sebuah kata atau kalimat kepada teman kelompoknya secara berurutan. Pemain
pertama menerima bisikan dari gurunya atau dapat juga berupa tulisan dari gurunya
kemudian menyampaikan apa yang telah didengarnya kepada pemain kedua, pemain kedua
menyampaikannya pula kepada pemain ketiga, demikian seterusnya. Pemain terakhir
menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu
benar-benar sampai pada peserta didik terakhir atau tidak (Budinuryata Y, dkk, 2008: 29).

c. Langkah-langkah pembelajaran bisik berantai:
1. Guru memberikan pengantar singkat tentang pelaksanaan langkah-langkah bisik

berantai
2. Permainan bahasa ini dapat terdiri dari dua kelompok atau lebih
3. Peserta didik dalam kelompok diatur dengan berderet atau berbaris ke samping

atau ke belakang
4. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik

4

5. Guru membisikkan kosa kata atau kalimat yang diperlihatkan kepada peserta didik
yang paling depan pada masing-masing kelompoknya

6. Untuk selanjutnya dibisikkan ke pada peserta didik lain yang ada di belakangnya
demikian seterusnya sampai peserta didik terakhir.

7. Penilaian dapat dilakukan dengan menghitung beberapa tingkat kesalahan yang
diperbuat oleh kelompok tersebut

8. Dan lakukan hal seperti diatas pada kelompok-kelompok berikutnya
9. Kelompok yang mendapat nilai terbaik diberikan penghargaan oleh guru

(Sunarti dan M. Subana, 2011:209).
Dalam permainan ini peserta didik akan belajar kecepatan dan ketelitian dalam
menangkap informasi dari orang lain sekaligus memperhatikan ketepatan dan keakuratan
informasi tersebut. Informasi tersebut dapat berupa kata, kalimat, baik kalimat perintah,
kalimat seru, kalimat berita, dan lain-lain. Contoh untuk melatih pendengaran bunyi “ ‫“ س‬
dan “ ‫ ص‬dalam kalimat “ ‫ السورة كبيرة‬- ‫الصورة كبيرة‬

c. Kelebihan dan Kekurangan Bisik berantai
Adapun kelebihan dan kekurangan permainan berbisik berantai adalah:
a. Kelebihannya yaitu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
belajar mengajar melatih empat keterampilan bahasa , menarik minat peserta didik
dalam pembelajaran, menimbulkan rasa bahagia, tanpa beban dalam proses
belajar mengajar dan meningkatkan rasa kerja sama antar peserta didik
b. Kekurangannya yaitu menimbulkan situasi kelas yang ramai atau riuh,
memerlukan waktu yang cukup lama, menimbulkan peserta didik yang terlalu
aktif, menimbulkan interaksi peserta didik dan guru yang kurang kondusif (Djago
Tarigan, dkk, 2003: 25)

D. Srategi Pembelajaran Maharah Istima’ dengan Penerapan Permainan Bisik Berantai
Strategi Pembelajaran maharah istima’ dengan menggunakan permainan bisik

berantai dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kefasihan berbahasa
dan kepercayaan diri peserta didik.

Oleh sebab itu, guru harus dapat menyesuaikan materinya. Dalam hal ini guru harus
mengetahui kapasitas pengetahuan peserta didik. Soal permainan yang diberikan tidak terlalu
sulit dan tidak terlalu mudah. Disesuaikan dengan pengetahuan peserta didik atau sesuai
dengan materi yang disampaikan guru.

5

Di dalam tulisan ini akan disajikan contoh pembelajaran maharah istima’ dengan
permainan bisik berantai pada materi ‫( الهـواية‬hobi/ kegemaran ), yang dipelajari pada kelas
VIII semester genap. Adapun tujuan pembelajaran maharah istima’ pada materi ‫الهـواية‬

(hobi/kegemaran) adalah peserta didik dapat:

1. Melafalkan/ mengulangkembali kata/kalimat yang didengar

2. Menyebutkan kembali kata/kalimat yang telah didengar

3. Mengidentifikasi makna/arti dari kata/kalimat yang telah didengar

4. Mengartikan kalimat-kalimat dengan tepat dan benar

5. Menyalin/menulis kembali kata/ kalimat yang telah didengar

6. Mengungkapkan kembali (bercerita) tentang isi wacana yang telah didengar

7. Menyebutkan kembali kosa kata kerja yang terdapat pada wacana lisan atau dialog
sederhana tentang ‫الهـواية‬

8. Menjawab hal-hal yang berhubungan dengan ‫ الهـواية‬dengan menggunakan kalimat
berstruktur fiil mudhari’ dan kata an, lan, lii (‫أن‬, ‫ لن‬,‫)لـ‬

Berikut ini adalah contoh mufradat(kosa kata) dan kalimat-kalimat yang berhubungan

dengan ‫( الهـواية‬hobi/ kegemaran).

Jurnalistik ‫اَل ِّص َحا َفة‬
Berenang ‫اَل ِّسبَا َحة‬
Menari ‫اَل َّر ْقص‬
Belanja ‫اَلتَّ َس ُّوق‬
Membaca ‫اَ ْل ِّق َرا َءة‬
Bola voli ِّ‫ك َّرة ال َّطا ِّئ َرة‬
Melukis ‫اَل َّر ْسم‬
Main catur ‫لَ ْعب ال َستْ َر ْن ِّجى‬
Fotografi ‫اَلتَّ ْص ِّو ْير‬
Baca puisi ‫قَ ْرض ال َّش ْع ِّر‬

Pembelajaran maharah istima’ pada materi ‫( الهـواية‬hobi/ kegemaran) ini dapat
dikemas dengan menggunakan teknik permainan bisik berantai sehingga dapat
membangkitkan kreatifitas peserta didik. guru memberikan kertas yang berisi kalimat
berbahasa Arab yang berkaitan dengan mufradat ‫( الهـواية‬hobi/ kegemaran) yang
diperlihatkan kepada siswa yang paling depan pada masing-masing kelompok, untuk
selanjutnya siswa yang sudah membaca kalimat bahasa Arab tersebut
membisiskkan kesiswa dibelakangnya demikian terus hingga siswa yang terakhir.
Peserta didik harus dapat membisikkan dengan suara yang jelas agar tidak terjadi kesalahan
ketika kata sampai kepada peserta terakhir.. Contohnya: pelafalan bunyi ‫ ق‬dan ‫ ك‬pada kata
‫( اَ ْل ِّق َرا َءة‬membaca) dan ‫( اَ ْلك َّرة‬bola), karena makharijul hurufnya berbeda. Adapun cara

6

penilaiannya yakni kelompok yang tercepat menuliskan m u f r a d a t y a n g
d i b i s i k k a n ta d i dipapan tulis dengan tulisan yang benar serta dapat
membacakan kalimat bisikan dengan fasih yang kelompok itulah yang jadi
pemenangnya. Dalam permainan ini siswa akan belajar kecepatan dalam
menangkap informasi dari oranglain dan sekaligus memperhatikan keakuratan dan
ketepatan informasi yang diterimanya. Informasi tersebut bisa berupa kata,
kalimat, baik kalimat perintah, kalimat berita, kalimat seru, dan lainnya.

Pada tahap awal, materi yang dipilih dapat berupa kata, untuk tahap selanjutnya guru
dapat memberikan materi yang lebih tinggi yaitu berupa kalimat. Sebagai contoh, untuk tahap
awal guru memilih kata ‫ السباحة‬yang artinya berenang, ketika tahap ini berhasil, guru dapat
mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan materi tersebut dari membisikkan sebuah
kata menjadi sebuah kalimat sederhana, contohnya: ‫( ِّه َوا َيتِّى ال ِّسبَا َحة‬hobi saya adalah berenang)
atau ِّ‫( ا ِّر ْيد اَ ْن اَ ْس َب َح فِّي ا ْل َم ْس َبح‬saya ingin berenang di kolam renang). Jadi peserta didik tidak
hanya terlatih dengan materi mudah, tetapi mereka juga terlatih dengan materi yang lebih
tinggi.

C. PENUTUP
A. Simpulan
Pemodifikasian sistem pembelajaran sudah menjadi keharusan bagi guru bahasa Arab

pada saat ini, khususnya pada maharah istima’ sehingga dapat menyajikan materi maharah
istima’ dengan suasana menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Permainan Bisik berantai
(al-asrar al-mutasalsil) merupakan salah satu strategi mudah dan menyenangkan yang dapat
dipraktikkan guru dalam pembelajaran maharah istima’ sehingga tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik.

Dalam permainan bisik berantai ini siswa dapat mengembangkan bahasa
aktif dan bahasa pasifnya, bahasa pasif dikembangkan ketika siswa menyimpan isi
pesan yang disampaikan siswa pertama kesiswa yang lainnya, bahasa aktif
berkembang saat anak mencoba menyebutkan kembali isi pesan yang disampaikan
kesiswa selanjutnya maupun didepan kelas. Pada permainan ini siswa akan antusias
karena timbul penasaran pesan apa yang dibisikkan.

B. Saran
Dalam kegiatan pembelajaran, guru diharapkan menjadikan permainan bisik berantai

sebagai suatu alternatif dalam menyajikan pembelajaran maharah istima’. Karena kegiatan ini

7

sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat
dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran bahasa Arab.
Daftar Pustaka
Abdul Wahab Rosyidi, 2009, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN Malang

Press
Bisri Mustafa, Abdul Hamid, 2012, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,

Malang: UIN Maliki Press
Budinuryata Y, Kasuriyanta, Imam Koermen, 2008, Pengajaran Keterampilan Berbahasa,

Jakarta : Universitas Terbuka
Iskandarwassid, Dadang Sunendar, 2013, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: Remaja

Rosdakarya
M.Subana dan Sunarti, 2009, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung:

Pustaka Setia
KMA No 165 tahun 2014 tentang PAI dan Bahasa Arab di Madrasah
KMA No 183 tahun 2019 tentang PAI dan Bahasa Arab di Madrasah
Tayar Yusuf Dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta:

Raja GrafindoPersada, 1997

8


Click to View FlipBook Version