The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

UTS Armia Faiqah Tyara Sari 4B 2001045107 penulisan sastra kreatif

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nabila302017, 2022-05-13 00:57:02

UTS Armia Faiqah Tyara Sari 4B 2001045107 penulisan sastra kreatif

UTS Armia Faiqah Tyara Sari 4B 2001045107 penulisan sastra kreatif

Keywords: penulisan sastra kreatif

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Puji Syukur penulis panjatkan dengan menyebut Asma Allah yang Maha Besar
dan Maha penyayang, penulis bersyukur Dengan Bimbingan karunia dan Rahmat Nya, penulis
dapat Menyusun Dan membuat buku ini yang berisi beberapa kumpulan puisi ini. Tujuan
penulis membuat buku ini semata-mata, untuk memenuhi Suatu kewajiban sebagai syarat
dalam menyelesaikan tugas mata Kuliah Penulisan Sastra Kreatif dengan dosen pengampu
Bapak Achmad Abimubarok, S.Pd., M.Pd karena telah Memberikan tugas ini. Penulis
menyadari bahwa buku yang telah kami buat ini, masih Mempunyai banyak kekurangan, baik
dalam gaya bahasa ataupun Tekhnik penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat senang agar
para Pembaca mau memberikan kritik dan saran, agar buku dengan Kumpulan puisi ini dapat
diperbaiki dengan sempurna.

Jakarta, 13 Mei 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

Puisi Karya Armia Faiqah Tyara Sari
Di balik kota banyuwangi ....................................................................................... 1
Rindu tak berhenti................................................................................................... 2
Setiap penantian ...................................................................................................... 3
Pertanyaan............................................................................................................... 4
Bukti kabar yang di nanti........................................................................................ 5
Aku dan hujan ......................................................................................................... 6
Pemberi pesan ......................................................................................................... 7
Doa.......................................................................................................................... .8
Sembuh tanpa harus obat ........................................................................................ .9
Nominal rindu ......................................................................................................... 10
Bertamu................................................................................................................... 11
Puisi Perih ............................................................................................................... 12
Kabari aku............................................................................................................... 13
Padangan mereka .................................................................................................... 14
Tunggu aku ............................................................................................................. 15
BIODATA PENULIS……………………………………………………………. 16

Dibalik Kota Banyuwangi

Awan bewarna merah
Runtuh bersama mentari
Menepi ditambah segelas kopi
Ini pertama kali
Aku menikmati alam pendakian

Foto, ku abadikan
Agar menjadi penghubung
Ingatan, untuk kembali
Ke tempat pertama kali
Aku mendaki dikawasan
Hamparan Kawah Ijen

Rindu tak berhenti

Merindukan mu
Adalah seni luka
Tak terobati

Kini semua
Seperti dulu lagi
Menjadi asing

Karena jarak
Alasan utama mu
Pergi menjauh

Dan tak kembali
Padaku, Di lain waktu

Setiap Penantian

Alam berpihak
Diantara pilihan
Sedih, bahagia
Sama-sama di tunggu
Satu tahun sekali

Menunggu bulan
Untuk berpuasa, lalu
Kumpul lebaran
Ramadhan serta Syawal
Penuh berkah pahala

Nafsu tertahan
Iman meningkat, lebur
Bersama dosa
Selama meminta nya
Ampunan dan bertaubat

Tuhan tak tidur
Disetiap do’a mu
Dan usahamu
Pasti, di kabulkan nya
Bersabarlah hambaku

Pertanyaan

Kata siapa waktu itu singkat?
Yang singkat hanyalah suku kata, nya
pikiran dibikin lumpuh
Dimakan usia yang masih hidup
Berhadapan dengan hati yang menolak

Kata siapa waktu itu singkat?
Hanya saja tak mau bersabar
Mestinya sadar
Keadaan selalu disalahkan
Mestinya dijalani
Kesana kemari mencari solusi
Mestinya beribadah
Jangan langsung tak percaya
Mestinya bersyukur
Tidak perlu salah kan siapa pun

Kata siapa?
Kata siapa?
Kata siapa?
Selagi bukan tuhan yang berkehendak!

Bukti Kabar Yang Dinanti

Kabar selalu dinanti
Muda, tua disetiap hubungan
Entah berbentuk apakah itu?
Harus sampai dipendengaran sang penanti

Kabar adalah isi pesan
Membuat hati tak karuan
Apakah ini kabar baik?
Atau kabar buruk?

Tak pasti, tapi
Ini bukti sayang
Kepada Pengirim
Untuk penanti

Aku & Hujan

Titik-titik air ditanah
Yang turun dari langit
Awan menguap disapu angin
Rasa ingin ditengah-tengah
Air yang disebut hujan

Semua orang menyukainya
Ada obat dan luka
Riwayat cerita pecinta hujan
Ingin ku ukir kisah di setiap hujan

Pemberi Pesan

Saya merasa,
Setiap rangkaian kata itu
Tidak diciptakan untuk
Semua orang, dalam satu
Waktu bersamaan.

Satu susunan kalimat bisa
Jauh lebih bermakna untuk
Mereka yang sedang
Melakukan.

Saya juga percaya,
Pencipta punya banyak
Cara untuk
Menyampaikan pesan

Bisa jadi pesan ini untuk
Untuk kalian, bisa jadi bukan
Untuk sekarang

Do'a

Kian hari bertambah waktu
Mengungkap. Kekuatan rindu
Aku tak tahu kau sangat jauh
Meraba-raba ingatan itu

Sungguh,
Ku ingin. Kau tetap disini
Menyembuhkan air mata
Yang terasa luka

Entah,
Arah telah hilang
Dimakan sisa kenangan
Hanya ada satu kekuatan
Doa sujud yang tersimpan
Semoga Allah mengabulkan

Sembuh Tanpa Harus Obat

Sugesti yang rancu
Dalam liarnya isi kepala
Bisakah kita berteman?

Aku tak dapat tenang
Jika terus kalian bertengkar
Lelah hanya berdiam diri
Tenaga pun habis dengan isi hati
Bercampur pikiran yang sensitifan

Adakah penenang selain obat?
Tak semua obat bisa menyembuhkan
Ku butuh sembuh
Tanpa harus rapuh

Nominal Rindu

Sudah penuh celengan rindu ini
Bagaimana aku bisa membongkarnya?
Sedangkan alatnya itu kamu

Memakai penggantinya aku tak mau
Jika pengganti itu sesuai yang ada pada
Dirimu.
Tunggu-menunggu dua hal yang sama
Namun berbeda wilayah
Jaraknya pun sesuai dengan nominal rindu
Tapi!
Tak tahu kapan bertemu

Bertamu

Efeksi hanyalah ilusi
Debar jantung pelan tanpa emosi
Aku memasuki sudut ruang yang sepi
Ruangannya rapih tapi tak terurus

Aku bukan penghuni baru
Tamu yang diundang masuk
Baru ini pintu nya ku ketuk
Aku berkeliling, mengamati seluruh ruangan:
“Ruangmu masih berpenghuni, tuan”

Pulang
Aku hanya pelarian

Puisi Perih

Aku merampas haru
Dari deretan denotasi masa lalu

Kuteken ton bernada ting
Agar malam ku tak tambah genting

Bilah dada yang mendebar
Menciptakan kutipan yang hambar

Suaraku mengalun riak
Kala jariku mengatur sajak

Dalam pojok ruang ku meringkih
Membaca puisi bertema perih

Kabari aku

Memang,
Mendengar kabar tentang seseorang
Tidak sama dengan melihatnya langsung

Tapi,
Kabar tetaplah memiliki peran dan petunjuk
Meskipun tidak akan pernah ada
Sampai pada rupa yang semestinya

Jika datang
Maka toleh lah aku sejenak
Agar luapan penasaran ini segera pulih
Yang hadir berwujud asli
Bukan hanya sekedar kabar lagi

Pandangan mereka

Kata orang terdahulu
Marah yang paling parah, adalah tidak marah
Dendam yang paling hebat adalah, tidak
Melakukan dendam
Sama,
Sakit yang paling sakit ya, sudah tidak terasa
Sakit lagi, mati rasa menurut mereka

Tunggu Aku

Seolah penyemangat belum menyertaiku
Melanda lamunan yang sulit di utarakan
Tenaga pun habis dalam jutaan harapan
Arah pun tidak menentu ingin berlabuh kemana?

Satu dari seribu kalimat sudah kutemui
Tapi belum ada yang menyentuh alam sadarku
Entah mengapa aku belum bisa melukis atmosfer dengan tangan ini
Jika pahitnya menjalani
Maka manis seperti apa yang kutemui

Curahan ini harap mengubah menjadi suatu arahan
Jalani saja, tanpa menerka
Agar ilusi tak mudah menghalangi

BIOTA PENULIS

Lahir Di Jakarta, 12 September 2001.
Berkebangsaan Indonesia dan menetap di Jakarta.
Merupakan Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) yang sedang
menyelesaikan studinya S1 di daerah Jakarta Timur.
Dengan mengambil Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Anak kedua dari empat bersaudara, lulusan tahun 2020
dari MA Darun Najah, Malang, Jawa Timur. Hobi Volly
Ball. Motto hidup saya adalah mencoba pengalaman
baru dan mengevaluasi dari kehidupan sebelumnya yang
sudah berlalu untuk terus memperbaiki diri yang semua
itu untuk beribadah kepada Allah SWT.




Click to View FlipBook Version