The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Candra Maulana, 2023-09-14 19:38:22

Cerita Rakyat Maung Panjalu

unsur instrinsik nilai moral

Keywords: struktur,nilai moral

MENGENAL CERITA RAKYAT MAUNG PANJALU Disertai soal latihan


APA SIH CERITA RAKYAT ITU? Cerita rakyat merupakan jenis cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan atau tulisan yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu masyarakat atau budaya tertentu. Cerita rakyat memiliki ciri khas dalam bentuknya yang seringkali bersifat naratif dan mengandung unsur-unsur mitos, legenda, atau kisah-kisah sejarah.


Mempertankan nilai nilai masyarakat jaman dulu Tidak diketahui siapa pengarangnya Karakteristik Cerita Rakyat Kemustahilan Kesaktian Anonim Tradisional Memunculkan cerita diluar nalar Ada tokoh yang diberikan kemampuan lebih diluar nalar 01 03 02 04 Diceritakan dari mulut ke mulut oleh orang jaman dulu Istana Sentris Penyebaran secara lisan Ceritanya dilatar belakangi tentang Kerajaan atau Kayangan. 05 06


Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan dalam suatu cerita. Latar disebut juga landas tumpu, menunjuk pada tempat, hubungan waktu, lingkungan sosial kejadian dalam cerita Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Tema Tokoh dan penokohan Latar Amanat Tema berfungsi sebagai gagasan pokok yang mendasari cerita Tokoh merupakan pelaku cerita dan penokohan adalah penggambaran orang itu seperti apa 1. 2. 4. 5. Merujuk pada bagaimana cerita tersebut disajikan diceriakan oleh orang pertama, kedua atau ketiga Alur atau Plot Sudut Pandang Alur merupakan jalannya cerita yang terdiri dari awal tengah sampai akhir 3. 6.


Nilai Moral dalam karya sastra merujuk pada hikmah yang diperoleh pembaca lewat sastra, selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian , jika tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik sebagai tokoh antagonis maupun protagonis, tidak berarti bahwa pengarang menganjurkan hal yang demikian. Sengaja di tampilkan agar tidak diikuti. Diharapkan pembaca dapat memilah mengambil himah sendiri dari cerita tokoh itu. Nilai Moral


1. Penyampaian secara langsung Bentuk penyampaian secara langsung identic dengan cara pelukisan tokoh yang bersifat uraian. Artinya, moral yang ingin disampaikan atau diajarkan diajarkan secara langsung dan eksplisit. Pengarang dalam hal ini tampak menggurui pembaca, secara langsung memberikan nasihat atau petuahnya. Bentuk Penyampaian Nilai Moral 2. Penyampaian tidak langsung Bentuk penyampaian tidak langsung nasihat atau petuahnya itu dijelaskan secara tersirat, berpadu secara koherensif dengan unsur cerita yang lain, sehingga memaksa pembaca merenungkannya dan menghayatinya secara lebih mendalam.


Raja dari Pajajaran mempunyai Putri bernama Eyang Sucilarang setelah cukup umur Eyang Sucilarang dinikahi oleh Raja Majapahit yang bernama Raja Brawijaya. Setelah menikah Putri Sucilarang dibawa oleh Raja Majapahit yang tidak lain adalah suaminya. Setelah lama pernikahan tersebut Putri Sucilarang mengandung, setelah mengandung Putri Sucilarang ingin melahirkan di tempat ibunya Di Pajajaran karena kalau seorang istri seperti itu ingin melahirkan di pangkuan ibunya. Karena itulah diantarkanlah dari Majapahit ke Pajajaran membawa segala hal dari Majapahit, segala keperluan karena sedang mengandung berupa pengawal dan dukun beranak dibawa bersamanya. Diperjalanan terutama setelah sampai di Panumbangan Putri Sucilarang merasakan perut kandungannya. Oleh karena itu, singgahlah di Panumbangan mendirikan kemah, tidak lama Putri Sucilarang melahirkan di Panumbangan. Setelah melahirkan ternyata lahirlah putra kembar Bongbang Larang, yang kedua Bongbang Kencana. Setelah pulih kembali Putri Sucilarang meneruskan perjalanan ke Pajajaran sambil membawa bayi dari Panumbangan. Cerita Rakyat Maung Panjalu


Bongbang Larang dan Bongbang Kencana setelah besar mereka mendapatkan bisikan ingin bertemu dengan bapaknya. Balasan dari ibunya Putri suci larang tidak memberitahu siapa bapaknya, "nah yang itu bapak kalian tuh Raja Pajajaran”. Lanjut Bongbang Larang berkata "itumah kan Kakek". Selanjutnya karena keinginan yang besar untuk bertemu dengan bapaknya Bongbang Larang dan Bongbang Kencana menemui seorang selir ingin mengetahui di mana dan mengetahui raja Majapahit itu bapaknya dari seorang selir karena ibunya tidak memberitahu apalagi kakeknya. Mereka bilang ke ibu dan kakeknya, ingin menemui bapaknya. Oleh ibunya dan kakeknya tidak memberikan izin karena bersikeras bahwa ini adalah bapak mereka yaitu kakek mereka. Dengan keinginan kuat Bongbang Larang Bongbang Kencana di tengah malam setelah ada informasinya dari selir, tahu di Majapahit letak bapaknya berada, pergi dari Keraton Pajajaran ingin menemui bapaknya melewati hutan. Sampai di panumbangan bekas lahiran, Bongbang Larang merasa lapar karena melihat air jernih di dalam pendil, yang ternyata air itu sudah lama berada di petilasan bekas membuang ari-ari, selanjutnya di tenggaklah oleh Bongbang Larang (masuk kedalamnya) ternyata tidak bisa dibuka kembali si pendil tersebut. Jadi merepotkan Bongbang Kencana, Bongbang Larang yang tidak bisa melihat sehingga untuk berjalan harus dituntun.


Setelah itu lanjut ke Gunungsari ternyata di Gunungsari ada Eyang Jabariya. Di Gunungsari terus datang ke Eyang Jabariya meminta pertolongan karena pendil tidak bisa dibuka. Oleh Eyang Jabariya dipukul si pendil itu menjadi terbelah dengan menggunakan kujang Panjalu. Setelahnya Eyang Jabariya memukul pendil Bongbang Larang bisa melihat kembali seperti biasa. Karena rasa telah di tolong Bongbang Larang tidak ingin langsung pulang, ingin melayani terlebih dahulu Eyang Jabariya dengan niat memberikan rasa terima kasih setelah ditolong. Tiap pagi Eyang Jabariya pergi ke kebun, sebelum pergi ke kebun Eyang Jabariya memberikan amanah kepada mereka berdua "tunggu di sini di saung eyang mau ke kebun, apalagi hati-hati jangan ke sana, ke Pambuangan, tidak boleh eyang berangkat dulu ke kebun." Setelah Eyang Jabariya pergi ke kebun mereka berdua berunding kenapa tidak diperbolehkan pergi ke Pambuangan. Karena penasaran anak-anak ini pergi ke Pambuangan, ternyata Pambuangan itu adalah tempat yang indah airnya jernih dan banyak bunga juga ikanikannya. Karena Bongbang larang penasaran ingin menangkap ikan, melompatlah ke dalam kolam Pambuangan, berenang. Setelah berenang menyelam berubah wujud menjadi harimau. Karena melihat kakaknya menjadi harimau, Bongbang Kencana dengan niat ingin membantu turut masuk ke dalam kolam yang pada akhirnya mereka berdua berubah menjadi harimau.


Setelah mereka naik ke permukaan mereka berunding untuk meminta pertolongan kembali kepada Eyang Jabariya. Pulang ke kampung Gunungsari di dekat saung, mereka berdua menunggu kedatangan Eyang Jabariya. Tidak lama kemudian, Eyang Jabariya pulang ke saung. Dari kejauhan beliau mencari mereka berdua, dilihat dari jauh ada dua harimau, Eyang Jabariya khawatir mereka berdua dimakan oleh dua harimau tersebut. Setelah didekati oleh Eyang Jabariya, "Eyang ini teh Bongbang Larang dan Bongbang Kencana, kami ingin meminta tolong kembali agar bisa kembali menjadi manusia" ucap kedua harimau tersebut. Eyang jabaria berkata "tidak bisa" pergilah kalian dan teruskan perjalanan menuju Majapahit. Sesampainya kedua harimau ke Majapahit, pada saat itu sedang terjadi peperangan di Keraton, mereka melihat kedua harimau masuk mengendap-ngendap ke dalam Keraton sehingga terjadi kegaduhan di dalam Keraton. Pada akhirnya mereka bertemu dengan bapaknya, Bongbang Larang memberitahu bahwa mereka adalah putranya yang sampai terjadi seperti ini akibat setelah melanggar pepatah Eyang. Raja Majapahit setelah mengetahui seperti itu hanya bisa pasrah menerima keadaan, bisa bertemu tapi tidak bisa menjadi manusia lagi. Setelah itu Bongbang Kencana dimintai untuk segera pulang ke Pajajaran akan tetapi bungbang larang tetap di Kerajaan Majapahit. Bang bang larang dan bang kencana bisa bertemu kembali di waktu dan tempat yang sudah ada. Sehingga di Panjalu terkenal banyak patung harimau.


"Makin aku banyak membaca, makin aku banyak berpikir; makin aku banyak belajar, makin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apa pun." - Voltaire


LATIHAN SOAL 1. Apakah cerita diatas bisa disebut cerita rakyat ? Jelaskan! 2. Sebutkan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita diatas! 3. Apa nilai moral yang kalian dapat setelah membaca cerita diatas? Jelaskan! 4. Apa saja unsur kemustahilan yang ada di dalam cerita diatas? 5. Ceritakan kembali cerita diatas menggunakan bahasa sendiri!


Terimakasih Semoga Bermanfaat


Click to View FlipBook Version